Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting

untuk menjamin kelangsungan hidup dan meningkatkan kualitas

sumber daya manusia Pendidikan yang bermutu akan menjadi

salah satu modal penting untuk memajukan sebuah bangsa karena

kesejahteraan dan kemajuan sebuah bangsa akan terjunjung tinggi

martabat dimata dunia jika dilihat dari tingkat pendidikannya.

Dimanapun proses terjadi, menunjukkan bahwa Pendidikan

mempunyai nilai-nilai yang

hakiki dan martabat kemanusiaan.

Secara singkat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan menurut

undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003, pasal

1 adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa

dan negara” menurut pasal tersebut menjelaskan bahwa peserta didik

dalam kegiatan belajar memerlukan bimbingan setiap saat, baik oleh

orang tua maupun oleh seorang pendidik di sekolah untuk

membangun suasana kelas yang menyenangkan agar tidak monoton.


Dalam dunia Pendidikan, pendidik merupakan pelaksana proses

belajar–mengajar di sekolah dan keberhasilan pengajarannya

sangat menentukan keberhasilan Pendidikan pada umumnya. Oleh

sebab itu, wajar pemerintah dan masyarakat (terutama orang tua

peserta didik)

banyak berharap dari pendidik mencapai keberhasilan Pendidikan.

Seorang pendidik yang dicintai oleh peserta didiknya

adalah penduduk yang bisa membangkitakan semangat belajar

peserta didiknya. Pendidik memiliki satu kesatuan peran dan fungsi

yang tak terpisahkan antara kemampuan mendidik, memimbing,

mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut

merupakan kemampuan integratif yang satu sama lain yang tak

dapat dipisahkan dengan yang lain. Berkaitan dengan tugas

pendidik, seperti yang dijelaskan

dalam firman Allah QS. Al-Kahfi ayat 66, sebagai berikut:

) ‫( ًﺩﺍ ْﺵ ُﺭ َﺕ ﻟْﻢ ُﻉ ﺍ ِﻣَّﻢ ِﻥ ﻟَﻢ ُﺗَﻊ َﺍْﻥ َﻋٰﻠ ﻰ ُﻋَﻚ َﺍَّﺕ ِﺏ َﻫْﻞ ٰﺳ ﻰ ْﻭ ُﻡ ﻩﻝ َﻗﺎَﻝ‬٦٦
Terjemahan: Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu
agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang
benar) dari apa yang telah diajarkan kepadamu (untuk
menjadi) petunjuk? ”

Berdasarkan ayat di atas menjelaskan bahwa menjadi seorang

pendidik harus menuntun dan memberi tahu kesulitan-kesulitan

belajar pada peserta didiknya dalam menuntut ilmu dan mengarahkan

kepada peserta didiknya agar tidak mempelajari apa yang

tidak menjadi potensi dirinya. Seorang pendidik juga seharusnya

menggali lagi kemampuan yang dimiliknya, terutama dalam

kreativitas belajar

agar pada saat pembelajaran tidak membosankan.


Salah satu faktor internal yang berpengaruh kepada

peserta didik adalah faktor psikologis yang diantaranya adalah

perhatian dan minat. Jadi, sebagai pendidik harus mampu menarik

perhatian dan mendorong peserta didik untuk mau melakukan

kegiatan proses pembelajaran dan sadar akan tujuan belajar.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar

adalah faktor sekolah, yang salah satunya berupa model

pembelajaran. Model pembelajaran merupakan cara yang dipakai

oleh pendidik saat mengajar. Model pembelajaran yang baik

dapat mempelancar penerimaan materi

pelajaran kepada peserta didik dalam proses pembelajaran

Model pembelajaran adalah pola perencanaan dalam proses

belajar mengajar. Model pembelajaran sendiri terbagi

menjadi beberapa bagian, salah satunya yaitu model pembelajaran

langsung. Model pembelajaran konvensional adalah model

pembelajaran dimana pendidik mentransformasikan informasi atau

keterampilan secara langsung pada peserta didik. Model

pembelajaran inilah yang diterapkan oleh Sekolah Menengah

Pertama tempat peneliti

melakukan penelitian.

Para pendidik di SMPN 8 Kendari telah lama

menggunakan model pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil

observasi pada salah satu pendidik pada tanggal 17 Februari,

model ini masih kurang efisien untuk para peserta didik khususnya

di kelas VII (2). Karena

model pembelajaran ini merujuk pada ceramah, demonstrasi dan


tanya jawab sehingga para peserta didik merasa kebosanan dan tidak

memiliki minat pada pembelajaran tersebut, sehingga dari

masalah yang ditimbulkan oleh model pembelajaran berpengaruh

terhadap

hasil belajar peserta didik yang rendah.

Rendahnya hasil belajar peserta didik diperkuat dengan hasil

wawancara dari guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

kelas VII (2) SMPN 8 Kendari, hasil ulangan harian

Pendidikan Agama Islam, menujukan bahwa dari 31 peserta didik

yang tuntas hanya 16 (51,6%) peserta didik dan yang tidak tuntas

15 (48,4%) peserta didik. Dari data tersebut maka bisa di

simpulkan bahwa peserta didik masih banyak yang belum

mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), Adapun

nilai KKM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu

72. Oleh sebab itu, peneliti mengambil penelitian tentang model

pembelajaran di sekolah tersebut dengan mencoba model

pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition

(CIRC) untuk melihat apakah model pembelajaran

tersebut berpengaruh pada hasil belajar para peserta didik atau tidak.

Salah satu model pembelajaran yang menuntut aktivitas peserta

didik adalah pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif

adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama peserta

didik dalam kegiatan belajar. Menurut Rusman Pembelajaran

kooperatif ataupun cooperative learning ialah wujud pendidikan

dengan model peserta didik belajar serta bekerja dalam kelompok-


kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang

bertabiat heterogen. Maksudnya, kelompok belajar yang

disusun

haruslah bermacam- macam serta tidak pandang bulu.

Model pembelajaran CIRC merupakan salah satu bagian dari

pembelajaran kooperatif. CIRC singkatan dari Cooperatif Integrated

Reading and Composition. Slavin menyatakan bahwa CIRC ini

merupakan tata cara pendidikan terpadu antara keahlian membaca

serta menulis yang mengaitkan partisipan peserta didik secara aktif

(raga ataupun mental) dalam proses pembelajaran buat menolong

partisipan peserta didik menguasai isi teks yang dicoba secara

kelompok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran CIRC adalah salah satu model pembelajaran

dengan membentuk kelompok-kelompok membaca yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman,

menulis, dan seni berbahasa dengan memadukan membaca dan

menulis melalui

pemberian tanggapan terhadap wacana/kliping yang diberikan

Peneliti berkesimpulan untuk mengambil tema penelitian yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) Terhadap Hasil Belajar Peserta

Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas VII

SMPN 8 Kendari” .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana Penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) terhadap mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di kelas VII SMPN 8 Kendari?

2. Bagaimana deskripsi hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada

peserta didik di kelas VII SMPN 8 Kendari?

3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Peserta

Didik di Kelas VII SMPN 8 Kendari?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

terhadap mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII SMPN 8 Kendari

2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar Pendidikan Agama Islam

pada peserta didik di kelas VII SMPN 8 Kendari

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

terhadap hasil

belajar Peserta Didik di Kelas VII SMPN 8 Kendari


D. Manfaat Penilitian

Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi

pembaca, menjadikan solusi kepada peneliti serta menjadikan

referensi dalam mengembangkan model pembelajaran

pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti

Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam di

Universitas

Muhammadiyah Kendari

b. Bagi pendidik

Mengenalkan model CIRC, menambah wawasan tentang

pembelajaran sebagai bahan untuk meningkatkan

profesionalisme pendidik.

c. Bagi peserta didik

Meningkatkan hasil belajar, Meningkatkan keaktifan peserta

didik dalam proses pembelajaran

d. Bagi sekolah
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam upaya mengadakan perbaikan mutu pembelajaran

Pendidikan

Agama Islam di SMPN 8 Kendari

E. Definisi Operasional

1. Model Pembelajraan CIRC

Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC) adalah model pembelajaran terpadu antara

kemampuan membaca dan menulis yang melibatkan peserta didik

secara aktif dalam proses pembelajaran untuk membantu peserta

didik memahami isi bacaan yang dilakukan secara individu

maupun kelompok.

2. Hasil belajar peserta didik Pendidilkan Agama Islam

adalah Kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah

mengikuti kegiatan belajar Pendidikan Agama Islam, baik

segi kognitif,

efektif dan konatif.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil SMP Negeri 8 Kendari

SMP Negeri 8 Kendari adalah Sekolah Menengah Pertama

atas Negeri dengan nomor NPSN 40403185. Akreditasi A,

beralamat di jalan Imam Bonjol No. 1, Wawombalata, Kec.

Mandonga, Kota

Kendari, Sulawesi Tenggara.

2. Visi dan Misi SMP Negeri 8 Kendari

a. Visi
Terwujudnya insan Pendidikan yang cerdas, berkarakter kuat dan

berwawasan lingkungan berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.

b. Misi
1) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengalaman

ajaran agama.

2) Mengoptimalkan pelaksaan proses pembelajaran dan bimbingan.

3) mengembangkan sikap dan kepribadian dalam mewujudkan

karakter bangsa.

4) Mengembangkan mutu kelembagaan dan manajemen.

5) Menumbuhkan Kembangan perilaku cinta lingkungan.

6) Mengupayakan pelestarian fungsi lingkungan sekolah.

7) Menerapkan upaya pencegahan pencemaran lingkungan sekolah.

8) Mengoptimalkan upaya mencegah kerusakan lingkungan hidup.


3. Struktur Organisasi SMP Negeri 8 Kendari

Tabel 4.1 struktur organisasi SMP Negeri Kendari

No Nama Jabatan
1. Muliadi, S. Pd.,M.Pd Kepala sekolah
2. Lapoting Halib, S. Pd Wakil kepala sekolah
3. Sitti Jawiah, S. Pd Kesiswaan
4. Zakri, S. Pd Bendahara
5. A. Sulpappang, S. Pd Sarana dan Prsarana
6. Baharuddin, S. Pd Kepala Labolatorium
7. Oskar, A.MA. Pd, S. pd Kepala perpustakaan
8. Wa sinar, S. Pd Pembina pramuka

B. Analisis Deskriptif Data Penelitian

1. Hasil Uji Instrumen

Sebelum soal diujikan sebaiknya peneliti menyiapkan

soal untuk mengetahui validitas dan realibilitas soal, melalui uji

coba

instrumen yang terdiri dari uji validitas dan uji reabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan oleh peneliti adalah butiran tes

yang berisi soal pilihan ganda dan untuk memastikan apakah

butir tes hasil mengajar secara tepat dengan keadaan yang

akan diukur. Untuk mempermudah perhitungan dan ketegasan

soal, maka peneliti langsung menguji kepada 32 peserta didik di

kelas VII 2 SMP Negeri 8 Kendari. Berdasarkan uji validitas

dengan bantuan SPSS 2.3 hasil pengujian disajikan pada

tabel 4.2 sebagai

berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas

No. Soal Skor Total Keterangan


Soal1 Pearson Tidak valid
Correlation 0.172
Sig. (2-tailed) 0.347
N 32
Soal2 Pearson Tidak valid
Correlation 0.161
Sig. (2-tailed) 0.378
N 32
Soal3 Pearson Valid
Correlation 0.508**
Sig. (2-tailed) 0.003
N 32
Soal4 Pearson Valid
Correlation 0.690**
Sig. (2-tailed) 0.000
N 32
Soal5 Pearson Valid
Correlation 0.672**
Sig. (2-tailed) 0.000
N 32
Soal6 Pearson Valid
Correlation 0.654**
Sig. (2-tailed) 0.000
N 32
Soal7 Pearson Valid
Correlation 0.636**
Sig. (2-tailed) 0.000
N 32
Soal8 Pearson Valid
Correlation 0.570**
Sig. (2-tailed) 0.001
N 32
Soal9 Pearson Valid
Correlation 0.708**
Sig. (2-tailed) 0.000
N 32
Soal10 Pearson Valid
Correlation 0.544**
Sig. (2-tailed) 0.001
N 32
Soal11 Pearson Valid
Correlation 0.705**
Sig. (2-tailed) 0.000
N 32
Soal12 Pearson Valid
Correlation 0.722**
Sig. (2-tailed)
N 32
Soal13 Pearson Valid
Correlation 0.518**
Sig. (2-tailed) 0.002
N 32
Soal14 Pearson Valid
Correlation 0.459**
Sig. (2-tailed) 0.008
N 32
Soal15 Pearson Valid
Correlation 0.409*
Sig. (2-tailed) 0.020
N 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). R tabel 0,2960


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). R tabel 0,3494

Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument

valid adalah nilai indeks valid adalah nilai indeks validitasnya

≥ 0,3. Untuk mengetahui tingkat validitas dari soal dapat

diperhatikan tabel 4.2 yaitu hasil analisis butir soal tes dimana

angka pada tebal nilai R hitung yang merupakan korelasi antara

soal dengan skor total soal (nilai r hitung ) dibandingkan dengan

nila (r tabel

= df = N-nr = 32 – 2 = 30) dengan taraf 5% = 0,3494, Dari


perhitungan yang dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS

23 diperoleh soal yang dinyatakan valid yaitu soal nomor 3, 4,

5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 dan 15, yang akan diuji

reabilitasnya dan soal yang tidak valid terdapat pada nomor 1 dan

2 tidak akan

digunakan dalam penilaian.

b. Uji Reliabilitas

Peneliti menggunakan metode alpha cronbach dengan

kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika

kosfesien reliabilitas lebih dari 0.6. Peneliti

menggunakan

perhitungan melalaui SPSS 23.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.862 13

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagaimana

dinyatakan oleh Ghozali, yaitu jika koefisien Cronbach Alpha >

0,60 maka pertanyaan dinyatakan andal atau suatu

konstruk maupun variabel dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika

koefisien Cronbach Alpha < 0,60 maka pertanyaan dinyatakan

tidak andal.

Adapun kriteria reliabilitas tes sebagai berikut:

a. 0,00 - 0,20 reliabilitas sangat rendah

b. 0,20 - 0,40 reliabilitas rendah

c. 0,40 - 0,60 reliabilitas sedang

d. 0,60 - 0,80 reliabilitas tinggi


e. 0,80 - 1,00 reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas di atas, diketahui

angka Conbach Alpa sebesar 0.862 dengan taraf signifikansi

5% dengan jumlah responden 32 = R tabel = 0,339, oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang

digunakan

untuk mengukur variabel belajar PAI dapat dikatakan reliabel.

2. Hasil Analisis Data

a. Hasil Analisis Data Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran mengenai hasil belajar PAI sebelum

(pretest) dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan

berupa penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) terhadap mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di kelas VII SMPN 8 Kendari.

Berikut data statistik perolehan skor pretest Peserta Didik kelas

VII SMPN 8

Kendari.

` Tabel 4.3 Statistik Skor Pretest


Statitik Nilai
Skor ideal 100
Skor tertinggi 85
Skor terendah 55
Rentang skor 30
Rata-rata skor 71,7
Standar Deviasi 8,2667

Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata

tes kemampuan awal Peserta Didik kelas VII 2 SMP Negeri 8


Kendari sebelum proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition adalah 71,7 dari skor ideal 100 yang

dicapai Peserta Didik dengan standar deviasi 8,2667. Skor yang

dicapai Peserta Didik tersebar dari skor terendah 55 sampai

dengan skor tertinggi 85 dengan rentang skor 30. Jika

hasil belajar dikelompokkan ke dalam 5 kategori maka

diperoleh distribusi

frekuensi dan persentase sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dan Kategori Nilai Hasil Belajar


Pretest
No. Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 0 = x = 54 Sangat rendah - -
2 55 = x = 64 Rendah 7 21,9
3 65 = x = 79 Sedang 17 53,1
4 80 = x = 89 Tinggi 8 25
5 90 = x = 100 Sangat Tinggi - -
Jumlah 32 100

Pada tabel 4.4 diatas menunjukkan hasil belajar Peserta

Didik kelas VII 2 SMP Negeri 8 Kendari sebelum

diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition . Hasil

belajar yang diperoleh Peserta Didik hanya 0 murid (0%)

yang berada pada kategori sangat rendah, 0 murid (0%)

yang berada pada kategori rendah, 7 peserta didik (21,9%)

yang berada pada kategori sedang, 17 peserta didik (53,1%)

yang berada pada kategori tinggi dan 8 peserta didik (25%.)

yang berada pada

kategori sangat tinggi.


Tabel 4.5 Ketuntasan Pretest
Frekuensi Persentase(%
No Nilai Kategari
)
1 72 = x = 100 Tuntas 18 56,3
2 0 = x < 72 Tidak Tuntas 14 43,8
Jumlah 32 100

Berdasarkan data hasil belajar diatas diperoleh

sebanyak 18 Peserta Didik (56,3%) dalam kategori tuntas,

sedangkan sebanyak 14 Peserta Didik (43,8%) dalam kategori

tidak tuntas. Apabila dikaitkan dengan indikator Kriteria

Ketuntasan hasil belajar murid yang mencapai nilai KKM

72 sehingga dapat disimpulkan bahwa Peserta Didik kelas

VII SMP Negeri 8 Kendari belum memenuhi kriteria

ketuntasan hasil belajar secara klasikal karena Peserta

Didik yang tuntas mencapai

56,3%.

Setelah melakukan uji pretest selesai, maka dilanjutkan

dengan melakukan uji posttest. Adapun hasil belajar Peserta

Didik kelas VII 2 SMP Negeri Kendari mengalami

peningkatan dari hasil belajar sebelum diberikan perlakuan.

Hal ini dapat dilihat pada tabel data statistik perolehan skor

Peserta Didik

pada saat posttest sebagai berikut:

Tabel 4.7 Statistik Skor Posttest

Statitik Nilai
Skor ideal 100
Skor tertinggi 100
Skor terendah 70
Rentang skor 30
Rata-rata skor 83,8
Standar Deviasi 8,285

Pada tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-

rata tes kemampuan Peserta Didik kelas VII SMP Negeri 8

Kendari setelah proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition adalah 87 dari skor ideal 100 yang dicapai

Peserta Didik dengan standar deviasi 6,3923. Skor yang dicapai

Peserta Didik tersebar dari skor terendah 77 sampai dengan

skor tertinggi 100 dengan rentang skor 30. Jika hasil belajar

dikelompokkan ke dalam 5 kategori maka diperoleh

distribusi frekuensi dan

persentase sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Dan Kategori Nilai Hasil Posttest


No. Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 0 = x = 54 Sangat rendah - -
2 55 = x = 64 Rendah - -
3 65 = x = 79 Sedang 12 37,5
4 80 = x = 89 Tinggi 12 37,5
5 90 = x = 100 Sangat Tinggi 8 25
Jumlah 32 100

Pada tabel 4.8 diatas menunjukkan hasil belajar Peserta

Didik kelas VII SMP Negeri 8 Kendari sebelum

diberikan perlakuan berupa model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition. Hasil belajar yang

diperoleh Peserta Didik hanya 0 murid (0%) yang berada

pada kategori sangat

rendah, 0 murid (0%) yang berada pada kategori rendah, 12


murid (37,5%) yang berada pada kategori sedang, 12

murid (37,5%) yang berada pada kategori tinggi dan 8 murid

(25%.)

yang berada pada kategori sangat tinggi.

Tabel 4.9 Ketuntasan Posttest


No Nilai Kategari Frekuensi Persentase(%)
1 72 =x = 100 Tuntas 29 90,6
2 0 = x < 72 Tidak Tuntas 3 9,4
Jumlah 32 100
Berdasarkan data hasil belajar diatas diperoleh sebanyak

3 Peserta Didik (9,4%) dalam kategori tidak tuntas,

sedangkan sebanyak 29 murid (90,6%) dalam kategori

tuntas. Apabila dikaitkan dengan indikator Kriteria

Ketuntasan hasil belajar murid yang mencapai nilai KKM 72

sehingga dapat disimpulkan bahwa Peserta Didik kelas VII

SMP Negeri 8 Kendari telah memenuhi kriteria ketuntasan

hasil belajar secara klasikal karena

Peserta Didik yang tuntas mencapai 88,5%.

Berdasarkan hasil belajar PAI sebelum diberikan

perlakuan (pretest) yaitu penerapan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition dan

sesudah diberikan perlakuan (posttest) selanjutnya dianalisis

untuk mengetahui gain

(peningkatan) ternormalisasi hasil belajar PAI dengan cara

membandingkan hasil pretest dan hasil posttest diperoleh:

g =

12
g = ,1
28 ,3
g = 0,428

Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada tabel 4.7

sebagai berikut:

Tabel 4.10 Kriteria Tingkat Gain Ternomalisasi


No. Nilai Gain Ternormalisasi Kategori
1 g ≥ 0,70 Tinggi
2 0,30 ≤ g< 0,70 Sedang
3 g < 0,30 Rendah

Berdasarkan perhitungan peningkatan hasil belajar PAI

Peserta Didik dengan menggunakan rumus dari ternormalisasi,

maka sesuai dengan hasil perhitungan yang diperoleh

0,428

yakni berada pada kategori sedang.

b. Hasil Analisis Data Statistik Inferensial

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas ini menggunakan program SPSS versi

23

dengan rumus Shapiro-Wilk dikarena df < 30.

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak

keputusannya adalah jika sig > 0,05 maka data

berdistribusi normal dan sebaliknya jika sig < 0,05 maka

data tidak berdistribusi

normal. Berikut adalah hasil dari uji normalitas.


Tabel 4.11 Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest
0,136 32 0,137 0,942 32 0,083
hasilbelajar
posttest
0,195 32 0,003 0,913 32 0,013
hasilbelajar
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas

yang didapat adalah nilai Sig 0,013 artinya < 0,05.

Jadi disimpulkan bahwa data pretest dan posttest tidak

berdistribusi

normal.

2.Uji Hipotesis dengan Wilcoxon Signed Rank Test

Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji

nonparametrik dengan uji Wilcoxon Signed Rank Tes

dengan alasan dikarenakan data peneliti tidak berdistribusi

normal. Wilcoxon Signed Rank Test merupakan uji

nonparametrik untuk mengukur signifikansi perbedaan

(komparasi) antara 2 kelompok data berpasangan berskala

ordinal dan numerik (interval/rasio) tetapi tidak berdistribusi

normal. Uji Wilcoxon Signed Rank Test merupakan uji

alternatif dari Paired T Test apabila tidak memenuhi asumsi

normalitas. Uji ini dikenal

dengan istilah Wilcoxon Match Pair Test.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:


H1 : Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition berpengaruh untuk meningkatkan

hasil belajar PAI Peserta Didik kelas VII SMP

Negeri 8

Kendari.

H0 : Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition tidak berpengaruh untuk meningkatkan

hasil belajar PAI Peserta Didik kelas VII SMP

Negeri 8

Kendari.

Tabel 4.12 Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test

Ranks
Mean Sum
N Rank of
Ranks
posttest Negative
1a 12,00 12,00
hasilbelajar Ranks
- pretest Positive
30b 16,13 484,00
hasilbelajar Ranks
Ties 1c
Total 32
a. posttest hasilbelajar < pretest hasilbelajar
b. posttest hasilbelajar > pretest hasilbelajar
c. posttest hasilbelajar = pretest hasilbelajar

Dari output diperoleh:

a) Negatif ranks atau selisih (negatif) antara perilaku asertif

untuk pretest dan posttest adalah 0, baik itu pada nilai N,

Mean Rank, maupun Sum Rank atau jumlah ranking

negatif. Nilai 0 ini menunjukan tidak adanya penurunan

(pengurangan) dari nilai pretest ke nilai posttest.


b) Positif ranks atau selisih (positif) antara perilaku

asertif untuk pretest dan posttest. Di atas terlihat bahwa

terdapat 30 data positif (N) yang artinya ke 32

Peserta Didik mengalami peningkatan hasil belajar dari

nilai tersebut Mean Rank adalah sebesar 16,13,

sedangkan Sum Rank

adalah sebesar 484,00.

c) Ties adalah kesamaan nilai pretest dan posttest, di atas

terlihat bahwa Ties adalah 0, sehingga dapat

dikatakan bahwa tidak ada nilai yang sama antara

pretest dan

posttest.

Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji

Wilcoxon adalah sebagai berikut:

(1) Jika nilai Asymp Sig < 0,05 maka terdapat pengaruh hasil

belajar

(2) Jika nilai Asymp Sig > 0,05 maka tidak terdapat

pengaruh hasil belajar

Selanjutnya hasil nilai statistik adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13 Statistik Uji Wilcoxon Signed Rank Test

Test Statisticsa
posttest hasilbelajar - pretest
hasilbelajar
Z -4,631b
Asymp. Sig. (2-
,000
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Diketahui nilai Asymp Sig = 0,000. Karena

0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Artinya

terdapat pengaruh hasil belajar Peserta Didik sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan Model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition. Sehingga

kesimpulannya bahwa terdapat peningkatan hasil belajar

Peserta Didik setelah diberikannya perlakuan model

pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) Terhadap Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di Kelas VII SMPN 8 Kendari

Pembelajaran ini telah dilaksanakan pada tanggal 15 Mei

2023. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan materi

Andalusia: Kota Peradaban Islam Di Barat, menggunakan model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) di kelas VII SMPN 8 Kendari. Adapun

gambaran penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and

Composition (CIRC) di kelas VII SMPN 8 Kendari sebagai berikut:

a. Peneliti membagi 8 kelompok yang terdiri dari 4 orang setiap

kelompok
b. Peneliti memberikan materi yang berjudul “Andalusia: Kota

Peradaban Islam di Barat” pada setiap kelompok

c. Peneliti meminta peserta didik bekerja sama untuk memahami

materi dengan anggota kelompoknya masing-masing

d. Peneliti meminta peserta didik untuk menuliskan ringkasan atau

poin-poin penting materi yang telah diberikan

e. Peneliti meminta kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan

materi yang telah ditulis di depan kelompok lain.

f. Peneliti menyempurnakan penjelasan kelompok yang telah

mempresentasekan materi

g. Peneliti membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas.

2. Deskripsi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Peserta

Didik Di Kelas VII SMPN 8 Kendari

Bedasarkan hasil penelitian apabila dikaitkan dengan indikator

nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 72, sehingga dapat

disimpulkan bahwa Peserta Didik kelas VII SMP Negeri 8

Kendari pada kelas yang pretest belum memenuhi KKM hasil

belajar secara klasikal, karena KKM Peserta Didik hanya mencapai

56,3%, sedangkan pada kelas yang sudah melakukan tindakan atau

posttest nilai KKM mencapai 90,6%. Maka dapat disimpulkan bahwa

setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) di kelas VII SMPN 8

Kendari

terdapat perubahan pada nilai hasil belajar atau terdapat kenaikan


jumlah ketuntasan nilai peserta didik dibanding sebelum diberikanya

perlakuan.

3. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) Terhadap Hasil Belajar Peserta

Didik

di Kelas VII SMPN 8 Kendari

Penelitian ini memakai analisis statistik inferensial

dalam pegujian hipotesis untuk mengetahui hipotesis sebuah

penelitian ada dua cara yang sering dilakukan yaitu hipotesis nol

(H0) karena tidak adanya pengaruh dan hipotesis alternatif (H1)

karena adaya pengaruh. Untuk mengetahui pengaruh sebuah

penelitian maka peneliti mengambil keputusan atau kriteria

yang signifikan kaidah yang digunakan pada pengujian signifikansi

yaitu jika nilai Asymp Sig < 0,05 maka terdapat pengaruh hasil

belajar dan jika nilai Asymp Sig

> 0,05 maka tidak terdapat pengaruh hasil belajar.

Diketahui nilai Asymp Sig = 0,000. Karena 0,000 lebih kecil

dari 0,05 maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan pengaruh

hasil belajar Peserta Didik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC). Sehingga kesimpulannya yakni H1 diterima

dan H0 ditolak, yang berarti hipotesis dalam penelitian ini diterima

yakni ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Peserta

Didik di

kelas VII 2 SMP Negeri 8 Kendari.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkanbahwa:

1. Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) Terhadap Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di Kelas VII SMPN 8 Kendari. Adapun

gambaran yaitu Peneliti membagi 8 kelompok dengan memberikan

judul ”Andalusia: Kota peradaban Islam Di Barat”, Peserta

Didik dipersilahkan untuk mempresentasekan atau membacakan hasil

pemahaman materi yang sudah mereka tulis, selanjutnya Peneliti

menyimpulkan materi yang sudah

dibawakan.

2. Deskripsi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik

Di Kelas VII SMPN 8 Kendari, Bedasarkan indikator nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal ( KKM) yaitu 72, sehingga dapatdisimpulkan

bahwaPesertaDidik kelas VII 2 SMP Negeri 8 Kendari pada kelas yang

pretest belummemenuhi KKM hasil belajar secara klasikal, karena

KKM Peserta Didik hanya mencapai 56,3%, sedangkan pada kelas

yang sudah melakukan tindakan atau posttest nilai KKM mencapai

90,6%. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah menggunakan model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

di kelas VII 2 SMPN 8 Kendari terdapat perubahan pada nilai hasil

belajaratauterdapat kenaikan jumlahketuntasan

nilai peserta didik dibanding sebelum diberikanya perlakuan.


3. Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test, maka

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) berpengaruh terhadap hasil belajar Peserta Didik di kelas VII 2

SMPN 8 Kendari. Dapat dibuktikandengan nilai Asymp Sig = 0,000 lebih

kecil dari

0,05 artinya signifikan, sehingga H0 ditolak, sedangkan H1 diterima.

B. Saran

Berdasarkan temuan penelitian tentang penerapan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil

belajar pendidikan agama Islam di kelas VII 2 SMP Negeri 8 Kendari,

dikemukakan

saran sebagai berikut:

1. Bagi Pendidik, khususnya Pendidik di SMP Negeri 8 Kendari

diimbau untuk mengadopsi model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) untuk merangsang minat dan

motivasi siswa

dalambelajar.

2. Bagi Peneliti, diharapkan peneliti dapat mengembangkan

model pembelajaran Integrated Reading and Composition (CIRC) ini

dengan menerapkannya pada materi lain untuk melihat apakah materi

lain cocok

dengan metodepembelajaran ini untuk mencapaitujuanyang diinginkan.

3. Bagi Calon Peneliti, Calon penelitidapat mengembangkandan

memperkuat model pembelajaran Integrated Reading and Composition

(CIRC) dan memperkuat temuan penelitian melaluitinjauan sebelumnya

dan penelitian
yang berhasil.

Anda mungkin juga menyukai