SMP/SMA
Email : rrifkal@gmail.com
ABSTRACT
ABSTRACK
Asesmen atau yang lebih dikenal sebagai penilaian merupakan bagian
penting yang tidak terpisahkan dengan pembelajaran. Asesmen yang baik dapat
memotivasi peserta didik untuk belajar dan dapat mengantarkan peserta didik untuk
memperoleh hasil belajar yang maksimal dengan memanfaatkan segala potensi
yang ada. Pembelajaran saat ini, di abad ke-21 memiliki karakteristik yang berbeda
dengan pembelajaran sebelumnya. Perubahan paradigma pembelajaran yang terjadi
semestinya disertai dengan perubahan paradigma asesmen yang digunakan oleh
pendidik agar menjadi satu kesatuan pembelajaran yang baik. Mungkin masih
banyak di antara kita yang masih berpikir bahwa karakteristik pembelajaran yang
mengutamakan hard skill semata adalah satu-satunya kunci meraih kesuksesan. Hal
ini tidaklah lagi berlaku di era pembelajaran abad ke-21.
1
Juliati Boang Manalu et al., “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar,” Jurnal
Mahesa Research Center 1, no. 1 (2022): 80–86, https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.174.
2
Evi Hasim, “Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Perguruan Tinggi Di Masa Pandemi Covid-19,” Prosiding
Webinar Magister Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo “Pengembangan
Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Ilmiah Menuju Anak Merdeka Belajar,” 2020, 68–74.
3
Asri Budiningsih, ―Strategi Pembelajaran Yang Memerdekakan,‖ Majalah Ilmiah Pembelajaran
8,no. 2 (2010).
Merdeka belajar sendiri memiliki esensi bahwa peserta didik nantinya akan
memiliki kebebasan dalam berpikir baik secara individu ataupun kelompok,
sehingga di masa mendatang dapat melahirkan peserta didik yang unggul, kritis,
kreatif, kolaboratif, inovatif, serta partisipasi. Harapannya dengan adanya program
merdeka belajar akan ada keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran akan
semakin meningkat.4 Konsep Merdeka Belajar diantaranya; belajar terjadi dalam
beragam waktu dan tempat, adanya free choice, personalized learning, berbasis
proyek, pengalaman lapangan serta interpretasi data. Seperti kita ketahui proses
pembelajaran terkadang membosankan jika hanya di dalam ruangan (kelas) saja.
maka dari itu dengan konsep Merdeka Belajar ini diharapkan siswa tidak merasakan
jenuh dalam proses pembelajaran yang di ikuti.5
Guru berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang
kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri siswa.7Belajar merdeka
mencirikan pembelajaran yang kritis, berkualitas, ekspres (cepat), transformatif,
efektif, aplikatif, variatif, progresif, aktual dan faktual. Siswa yang belajar berbasis
kemerdekaan akan senantiasa enerjik, optimis, prospektif, kreatif dan selalu berani untuk
mencoba hal baru. Mereka senantiasa lapar dan haus akan ilmu. Para siswa kategori ini
menganggap bahwa membaca buku yang bergizi tak kalah nikmatnya dengan
menyantap makanan.8
Peran pendidik pada paradigma ini adalah sebagai sumber informasi bagi
siswanya. Pendidik memberikan ceramah kepada peserta didik melalui ceramah.
Kemudian, sumber pengetahuan siswa hanya berfokus kepada siswa dimana
siswa hanya berfokus pada penerimaan infomasi melalui pendidik. Mengacu
pada paradigma saat ini, di mana kurikulum merdeka merupakan hal yang baru
dalam dunia pendidikan. Asesmen dalam kurikulum merdeka menekankan kepada
praktik pembelajaran yaang berpusat pada peserta didik.10
Asesmen dalam kurikulum merdeka saat ini memberikan keluwesan bagi
pendidik dalam merancang pembelajaran yang dan asesmen yang sesuai dengan
karaketristik dari kebutuhan siswa. Asesmen yang dilakukan dalam pembelajaran
mempertimbangkan apa yang menjadi kebutuhan siswa dan bagaimana
karakteristik siswa dalam mengikuti pembelajaran. Asesmen dalam kurikulum
merdeka melibatkan asesmen diagnositik, formatif, dan sumatif. Asesmen
diagnositik mempertimbangkan kondisi siswa yang dilihat dari segi psikologis
dan kognitif. Kemudian, asesmen formatif mengacu pada proses pembelajaran.
Di sisi lain, asesmen sumatif mengacu pada penialain/asesmen pada akhir proses
pembelajaran. Beberapa ragam kategori dalam asesmen, yaitu11 (a) sikap dengan
melakukan pengamatan, penilaian diri, penilaian teman sebaya dan anekdotal; (b)
perfoma mengacu pada penialian dari hasil keterampilan/psikomotorik siswa
berupa projek dalam bermain peran, presentasi, atau drama; dan (c) tertulis
mengacu pada tes tertulis secara objektif, isiam, essay dan lain- lain.12
Dalam paradigma baru ini, yang menjadi pembeda dalam hal ini adalah
9
Sinaga, B. (2008). Paradigma Lama Kontra Paradigma Baru Pembelajaran Di Sekolah. Generasi Kampus,
1(2), 1–13.
10
Puspendik Kemdikbud. (2021). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA). In Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian
dan Pengembangan dan Perbukuan Kemdikbudristek.
11
Maulida, U. (2022). Pengembangan modul ajar berbasis kurikulum merdeka. Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan,
5(2), 130–138.
12
ibid
profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila ini menjadi acuan dalam
melakukan kegiatan asesmen. Terdapat enam dimensi profil pelajar Pancasila
yang dijadikan acuan, yaitu (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong royong, (4)
mandiri, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif.13
13
Puspendik Kemdikbud. (2021). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA). In Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan
dan Perbukuan Kemdikbudristek.
14
Kemendikbud, Pembelajaran dan Asemen Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dsar Menenggah. 2022 hal 28
15
Ibid 32
16
Tridane, M., Belaaouad, S., Benmokhtar, S., Gourja, B., & Radid, M. (2015). The Impact of
Formative Assessment on the Learning 47 Process and the Unreliability of the Mark for the Summative
Evaluation. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 197 ,680–685.
17
Msosa, A., Bruce, J., & Crouch, R. (2021). Effect of a formative assessment intervention on nursing
skills laboratory learning in a resource-constrained country. Nurse Education Today, 97
18
Granberg, C., Palm, T., & Palmberg, B. (2021). A case study of a formative assessment practice and
dilakukanakan juga memberikan kesepatan kepada siswa untuk memperbaiki serta
mengembangkan kemampuannya dalam proses pembelajaran 19. Asesmen dalam
pembelajaran bukan merupakan alat untuk menaikkan nilai peserta didik, tetapi
membekali peserta didik dengan pengetahuan yang digunakan secara aktif untuk
menyelesaikan masalah atau tugas20. Dalam pelaksanaan pembelajaran, asesmen
biasanya lebih dipandang sebagai alat yang digunakan untuk mengukur
pemahaman peserta didik, dan bukan sebuah metode dalam pembelajaran21.
Namun terkadang asesmen dilakukan terlepas dari proses pembelajaran, berbeda
halnya dengan pendidikan di negara maju seperti di Eropa dan beberapa Negara
Asia, asesmen dilakukan terintegrasi dalam proses pembelajaran sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh yang tidak terpisahkan dengan pembelajaran
yang mensuasanai proses.
23
Kemenag ri, Panduan Pembelajaran dan Assesmen RA, MI, MTS, MA dan MAK, 2022 hal 70 - 81
Kualitas
Kualitas Bukti Bukti
Nama Deskripsi Nilai
(evidence) 1 (evidence)
Indikator 2
Zakiyah Cukup (65) Baik (75) Mampu menguraikan 1 contoh manfaat (70)
sumber energi serta dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
dengan tepat
3 Bahasa Arab 80 60 60 87
... ...
... ...
... ...
a. Perlu bimbingan:
Tujuan Pembelajaran 2 ˅
Tujuan Pembelajaran 3 1 2 3 ˅
4
...
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Bahasa Pembelajaran
Tujuan Indonesia 1 ˅
Tujuan Pembelajaran 1 ˅
Tujuan Pembelajaran 2 ˅
Tujuan Pembelajaran 3 ˅
...
Tujuan Pembelajaran 1 ˅
Tujuan Pembelajaran 2 ˅
Tujuan Pembelajaran 3 ˅
...
Kelas 8
Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan data untuk mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester berdasarkan indikator-indikator yang
dicapai oleh setiap peserta didik
Lingkup Materi/Tujuan
Nama Sumatif 1 (Praktik) Sumatif 2 (Praktik) Sumatif 3 (Praktik) Sumatif 4 (Praktik) Sumatif 5 (Praktik)
Pesert Sumatif Akhir Nilai Akhir
a Didik Peserta didik mampu Peserta didik Peserta didik Peserta didik mampu Peserta didik Semester (Teori) Semester
menjelaskan mampu mampu membuat dan mampu membuat
antarmuka berbasis menerapkan surel menggunakan mengelola folder dan dokumen dan
grafis dan komponen- untuk peramban untuk file dengan presentasi dengan
komponennya. berkomunikasi mencari, dan terstruktur sehingga menggunakan fitur
dengan baik dan memilah informasi. memudahkan akses dasar aplikasi
santun, dengan yang efisien perkantoran
bahasa yang sesuai.
Ahmad terampil mampu terampil mampu membuat Terampil Memahami Terampil
menggunakan membuat surel, melakukan folder, namun menggunakan fitur penggunaan mempraktikan
antarmuka tapi belum pencarian belum mampu dasar aplikasi aplikasi penggunaan aplikasi
berbasis grafis dan santun dalam menggunakan mengelola file secara perkantoran untuk peramban, dan peramban dan
mampu berbahasa peramban, namun terstruktur membuat dokumen perkantoran perkantoran dalam
menjelaskan belum pandai dan presentasi dalam lingkungan lingkungan antarmuka
komponen- memilah informasi antarmuka berbasis grafis, namun
komponennya berbasis grafis perlu bimbingan dalam
pada orang lain sikap dan karakter
penggunaan teknologi
dan masih perlu
bimbingan dalam
menggunakan aplikasi
pengelolaan berkas