Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR HUMANISTIK

DI SMK PESANTREN AL KAUTSAR PURWOKERTO

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas PPG Angkatan 3


Mata Kuliah Teori Belajar dan pembelajar
Dosen Pengampu : Dr. Ade Ruswatie, S.Pd.I.,M.Pd.

Disusu Oleh :

Anggun Lukmana

PPG ANGKATAN 3
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROFESOR KIAI HAJI SAIFUDDIN
ZUHRI PURWOKERTO
2022
A. PENDAHULUAN
Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan lulusan yang
mampu menghadapi dinamika perkembangan masyarakat dan teknologi
yang begitu pesat. Teknologi mampu digunakan untuk menyelesaikan
berbagai masalah, akan tetapi dari sudut pandang lain dengan
berkembangnya teknologi memberikan tantangan yang sangat besar bagi
dunia Pendidikan untuk bertransformasi. Pendidikan harus dikelola agar
dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kecakapan yang dibutuhkan di
abad 21, yaitu mampu belajar dan berinovasi, berfikir kritis dan mampu
memecahkan masalah, memiliki kreativitas serta mampu berkomunikasi
dan berkolaborasi.
Pendidikan sekarang bukan lagi belajar menghafal ataupun
mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri peserta didik. Perubahan dari proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, sikap
dan tingkah laku ketrampilan, kecakapan, kemampuannya, daya reaksinya
dan daya penerimaanya. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan
pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada peserta
didik.1
Darsono mengutip pendapat Arden N. Frandsen bahwa hal yang
mendorong seseorang untuk belajar antara lain sifat ingin tahu, adanya
sifat kreatif, adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua,
guru, dan teman-teman, adanya keinginan untuk maju, adanya keinginan
untuk memperbaiki kegagalan masa lalu, adanya keinginan mendapatkan
rasa aman, adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.2
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan
oleh guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan
pada dasarnya mengajak peserta didik menuju pada perubahan tingkah
laku yang dilihat dari segi intelektual, emosional, mental, maupun sosial.3
Proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh SMK Pesantren Al Kautsar
Purwokerto masih jauh dari kata sempurna dikarenakan banyak peserta
didik yang merasa jenuh dengan cara mengajar guru. Peserda didik merasa
bosan dengan pemaparan guru dalam menjelaskan materi. Kejenuhan yang
dirasakan peserta didik ada beberapa factor antara lain banyaknya jadwal
pembelajaran yang dimulai dari jam setengah 6 pagi sampai jam 10
malam, tugas yang diberikan guru, dan sedikitnya peserta didik dalam satu
1
Tri Putra Junaidi Nast dan Nevi Yarni, Teori Belajar menurut Aliran Psikologi
Humanistik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran, Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran,
Vol.2 Nomor 2, 2019. Hlm. 271.
2
Max. Darsono, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang : IKIP Semarang Press, 2001), hlm.
192.
3
Sanusi, Pembelajaran dengan Pendekatan Humanistik : Penelitian pada MTs Negeri
Model Cigugur Kuningan, Jurnal Pendidikan Agama Islam, hlm. 11.
kelas. Beberapa factor inilah yang menyebabkan kemunduran dalam
proses pembelajaran.
Menurut Aswita, Pendidikan yang berkualitas akan terwujud jika
didukung oleh pembelajaran yang berkualitas. 4 Pengembangan potensi
peserta didik seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang
kreatif dan inovatif. Hal ini karena keberhasilan pendidik ditentukan oleh
bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Sekolah merupakan system
penyelenggara Pendidikan yang harus memperdayakan seluruh komponen
yang ada di dalamnya secara terpadu dan saling berkaitan antara satu
dengan yang lain sehingga mendorong tercapainya tujuan Pendidikan.5
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang bertujuan
meningkatkan perilaku kreatif, menggerakan potensi kreatifitas peserta
didik terhadap hal baru.6 Pembelajaran inovatif mengarah pada
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, pembelajaran tersebut
dirancang, disusun, dan dikondisiskan untuk menumbuhkan motivasi
peserta didik dalam belajar. Pembelajaran inovatif digunakan guru
bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik pada proses
perubahan perilaku. Untuk mengubah perilaku peserta didik ke arah yang
lebih baik dibutuhkan teori belajar humanistik dalam pembelajaran
inovatif di sekolah. Pembelajaran humanistik merupakan salah satu
pembelajaran yang dapat mengembangkan sikap saling menghargai dan
mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik. Konsep belajar
teori humanistik tidak hanya memberikan pengetahuan kepada peserta
didik, tetapi mengajak untuk menghayati, menyelami, dan memahami
berbagai bentuk potensi yang ada pada peserta didik.7
Dalam proses pembelajaran di kelas, ada lima komponen penting
yang membentuk satu kesatuan lingkungan pembelajaran, yaitu tujuan,
pendidik, peserta didik, materi, dan evaluasi. Dari kelima komponen
tersebut, pendidik merupakan penggerak aktif agar pembelajaran berjalan
secara efektif dan efisien.8 Oleh sebab itu untuk menjalankan kelima
komponen di atas guru sebagai tenaga pendidik perlu menggunakan
strategi pembelajaran yang inovatif dalam menentukan keberhasilan dan
4
D. Aswita, Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru Biologi dalam Pelaksanaan
Pembelajaran pada Materi Ekosistem, Biotik : Jurnal Ilmiah Biologi dan Kependidikan, 2015, hlm.
63-68.
5
Hera, Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran Konsep Genetika di SMA
Negeri 2 Seulimun Kabupaten Aceh Besar, Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan,2017, hlm. 8.
6
M. K. Mustami, Model SM2CL untuk Pembelajaran Biologi yang Inovatif, Jurnal Biotek,
2011, hlm. 3.
7
Anam, Konsep Belajar dan Pembelajaran Humanistik dalam Pembelajaran, Jurnal
Pendidikan IQRA, 2015, hlm. 3.
8
Widyaningrum dan Rahmuneta, Pentingnya Strategi Pembelajaran Inovatif dalam
Menghadapi Kreativitas Siswa Di Masa Depan, In Proceedings Internasional Seminar FoE
(Factualy of Education), 2016, hlm. 268-277.
perubahan tingkah laku peserta didik. Strategi pembelajaran inovatif
diterapkan dalam penyampaian materi dengan menghubungkan fenomena
yang dialami peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.9
Dengan demikian, pemilihan strategi pembelajaran didasari pada
berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi, dan lingkungan
yang akan dihadapi. SMK Pesantren merupakan Sekolah yang menjadi
penelitian bagi penulis dalam strategi pembelajaran dalam
mengembangkan segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Pemaparan
tentang permasalah diatas menjadi landasan bagi penulis untuk meneliti
dan memberikan judul pada makalah ini dengan judul Implementasi Teori
Belajar Humanistik di SMK Pesantren Al Kautsar Purwokerto.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Teori Belajar Humanistik
Secara luas definisi teori belajar humanisitk ialah sebagai
aktivitas jasmani dan rohani guna memaksimalkan proses
perkembangan. Sedangkan secara sempit pembelajaran diartikan
sebagai upaya menguasai khazanah ilmu pengetahuan sebagai
rangkaian pembentukan kepribadian secara menyeluruh. Pertumbuhan
yang bersifat jasmaniyah tidak memberikan perkembangan tingkah
laku. Perubahan atau perkembangan hanya disebabkan oleh proses
pembelajaran seperti perubahan habit atau kebiasaan, berbagai
kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap maupun keterampilan.10
Manusia memegang kendali terhadap kehidupan dan perilaku
mereka, serta berhak untuk mengembangkan sikap dan kepribadian
jika dilihat dari sudut pandang humanisme. Belajar bertujuan
menjadikan manusia selayaknya manusia, keberhasilan belajar
ditandai bila peserta didik mengenali dirinya dan lingkungan
sekitarnya dengan baik. Peserta didik dihadapkan pada target
mencapai tingkat aktualisasi diri semaksimal mungkin. Teori
humanistic berupaya mengerti tingkah laku belajar menurut
pandangan peserta didik dan bukan dari pandangan pengamat.11
2. Tokoh Teori Belajar Humanistik
a. Abraham Maslow
Bagi penganut teori humanistic, rangkaian pembelajaran
berangkat dan kembali kepada individu. Dari teori-teori belajar
behavioristik, kognitif dan kunstruktivistik, teori inilah yang
paling abstrak, yang mendekati dunia filsafat. Realitasnya
pandangan ini membahas pembelajaran dan segala aspeknya

9
Sarwi, Supriyadi, dan Sudarmin, Implementasi Model Pembelajaran Inovatif untuk
Mengembangkan Nilai Karakter Siswa SMP, Jurnal Penelitian Pendidikan, 2013, hlm. 30.
10
Fajri Ismail, Evaluasi Pendidikan, (Palembang : Tunas Gemilang Press, 2014), hlm. 25.
11
Arbayah, Model Pembelajaran Humanistik,Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 13. No. 2,
2013, hlm. 204.
dalam kemasan paling ideal. Artinya pandangan ini menaruh
minat pada pemikiran pembelajaran yang paling ideal dan relevan
dari pada pembelajaran pada umumnya.12
1) Biografi Abraham Maslow
Maslow hidup di masa dimana banyak pandangan dan
aliran psikologi baru yang hadir sebagai cabang keilmuan.
William James mengembangkan aliran Fungsionalisme yang
berkembang di Amerika. Di Jerman lahir psikologi gestalt, di
wina hadir Sigmund Freud serta aliran behaviorisme John B
Watson yang mulai popular di Amerika. Di tahun 1954
Abraham Maslow mempublikasikan karyanya berupa buku
dengan judul Motivation and Personality, dua aliran yang
mendapat tempat di perguruan tinggi Amerika ialah Signumd
Freud dengan Psikoanalisanya dan John B. Watson dengan
Behaviorismenya.13
Sedangkan Maslow ialah psikolog yang oleh banyak
pihak digelari sebagai bapak psikologi humanistic.
Kepopulerannya dapat ditemukan melalui sumbangsihnya
dalam ilmu geografi serta demografi. Berkat teori hierarki
kebutuhan yang dicetuskannya, namanya menjadi populer.
Teori kebutuhan adalah pemikiran kesehatan rohani
berdasarkan pemenuhan kebutuhan alami manusia guna
pengaktualisasian diri.14
Maslow lahir di New York pada 1908, ia dikenal
dengan jasanya membidani lahirnya pandangan
pengaktualisasian diri. Ia wafat pada 1970 di California,
Amerika. Maslow adalah lelaki yang cerdas, semasa kecil ia
menjalin hubungan yang kurang baik dengan ibundanya yang
keras dan kerap melakukan tingkah laku yang tidak ganjil. Ia
menceritakan dirinya di waktu anak-anak sebagai pemalu
namun gemar membaca buku. Namun maslow hanya
sementara tidak menyukai dirinya pribadi. Ia sadar akan
potensi yang dimilikinya, serta menjadi bapak psikologi
humanistic populer yang mendorong adanya perubahan social
yang positif.15

12
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), hlm. 34.
13
Iskandar, Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap
Peningkatan Kinerja Pustakawan, Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016, hlm. 27
14
Eka Nova Irawan, “Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Psikologi dari Klasik Sampai
Modern,” (Yogyakarta: IRCiSoD, 2005), 235
15
Howard S. Freidman dan Moiriam W. Schustackk, Keperibadian Teori Klasik dan Riset
Modern, (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 350-351
2) Teori belajar humanistik Abraham Maslow
Dalam perspektif humanistik (humanistic perspective)
menuntut potensi peserta didik dalam proses tumbuh kembang,
kebebasan menemukan jalan hidupnya.16 Humanistic
menganggap peserta didik sebagai subjek yang merdeka guna
menetapkan tujuan hidup dirinya. Peserta didik dituntun agar
memiliki sifat tanggung jawab terhadap kehidupannya dan
orang di sekitarnya.17
Pembelajaran humanistic menaruh perhatian bahwa
pembelajaran yang pokok yaitu upaya membangun komunikasi
dan hubungan individu dengan individu maupun individu
dengan kelompok. Edukasi bukan semata-mata memindah
khazanah pengetahuan, menempa kecakapan berbahasa para
peserta didik, tapi sebagai wujud pertolongan supaya siswa
mampu mengaktualisasikan dirinya relevan dengan tujuan
pendidikan. Edukasi yang berhasil pada intinya adalah
kecakapan menghadirkan makna antara pendidik dengan
pembelajar sehingga dapat mencapai tujuan menjadi manusia
yang unggul dan bijaksana. Maksudnya ialah menuntun peserta
didik bahwa mereka butuh pendidikan karakter. Pendidik
memfasilitasi siswa menggali, mengembangkan dan
menerapkan kecakapan-kecakapan yang mereka punya supaya
mampu memaksimalkan potensinya.18
Maslow terkenal sebagai bapak aliran psikologi
humanistic, ia yakin bahwa manusia berperilaku guna
mengenal dan mengapresiasi dirinya sebaik-baiknya. Teori
yang termasyhur hingga saat ini yaitu teori hirarki kebutuhan.
Menurutnya manusia terdorong guna mencukupi
kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan itu mempunyai level,
dari yang paling dasar hingga level tertinggi. Dalam teori
psikologinya yaitu semakin besar kebutuhan maka pencapaian
yang dipunyai oleh individu semakin sungguh-sungguh
menggeluti sesuatu.19
Perspektif ini diasosiasikan secara dekat dengan
keyakinan Abraham Maslow, bahwa kebutuhan dasar tertentu
harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat
dipuaskan. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, pemuasan
kebutuhan seseorang dimulai dari yang terendah yaitu:

16
Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hlm. 201
17
Arbayah, Model Pembelajaran Humanistik.....,hlm.215
18
Arbayah, Model Pembelajaran Humanistik.....,hlm.215-216.
19
Endang Komara, Belajar dan Pembelajaran Interaktif, (Bandung: PT Refrika Aditama,
2014), hlm. 3.
a) Fisiologis
Kebutuhan fisiologis terdiri dari kebutuhan pokok,
yang bersifat mendasar. Kadang kala disebut kebutuhan
biologis di tempat kerja serta kebutuhan untuk menerima
gaji, cuti, dana pensiunan, masa-masa libur, tempat kerja
yang nyaman, pencahayaan yang cukup suhu ruangan yang
baik. Kebutuhan tersebut biasanya paling kuat dan
memaksa sehingga harus dicukupi terlebih dahulu untuk
beraktifitas sehari-hari. Ini menandakan bahwasanya dalam
pribadi seseorang yang merasa serba kekurangan dalam
kesehariannya, besar kemungkinan bahwa dorongan terkuat
adalah kebutuhan fisiologis. Dalam artian, manusia yang
katakanlah melarat, bisa jadi selalu terdorong akan
kebutuhan tersebut.20
b) rasa aman
Sesudah kebutuhan fisiologis tercukupi, maka timbul
kebutuhan akan rasa aman. Manusia yang beranggapan
tidak berada dalam keamanan membutuhkan keseimbangan
dan aturan yang baik serta berupaya menjauhi hal-hal yang
tidak dikenal dan tidak diinginkan. Kebutuhan rasa aman
menggambarkan kemauan mendapatkan keamanan akan
upah-upah yang ia peroleh dan guna menjauhkan dirinya
dari ancaman, kecelakaan, kebangkrutan, sakit serta
marabahaya. Pada pengorganisasian kebutuhan semacam ini
Nampak pada minat akan profesi dan kepastian profesi,
budaya senioritas, persatuan pekerja atau karyawan,
keamanan lingkungan kerja, bonus upah, dana pensiun,
investasi dan sebagainya.21
c) cinta dan rasa memiliki
Sesudah kebutuhan fisiologikal dan rasa aman
tercukupi, maka fokus individu mengarah pada kemauan
akan mempunyai teman, rasa cinta dan rasa diterima.
Sebagai makhluk social, seseorang bahagia bila mereka
disukai serta berupaya mencukupi kebutuhan bersosialisasi
saat di lingkungan kerja, dengan cara meringankan beban
kelompok formal atau kelompok non formal, dan mereka
bergotong royong bersama teman setu tim mereka di tempat
kerja serta mereka berpartisipasi dalam aktifitas yang
dilaksanakan oleh perusahaan dimana mereka bekerja.
20
Iskandar, Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap
Peningkatan Kinerja Pustakawan, Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016, hlm. 27
21
Iskandar, Implementasi Teori Hirarki....., hlm. 27
d) harga diri
Pada tingkat selanjutnya dalam teori hierarki
kebutuhan, Nampak kebutuhan untuk dihargai, disebut juga
kebutuhan “ego”. Kebutuhan tersebut berkaitan dengan
keinginan guna mempunyai kesan positif serta mendapat
rasa diperhatikan, diakui serta penghargaan dari sesama
manusia. Pada pengorganisasian kebutuhan akan
penghargaan memperlihatkan dorongan akan pengakuan,
responsibilitas tinggi, status tinggi dan rasa akan diakui atas
sumbangsih terhadap kelompok.
e) aktualisasi diri.22
Kebutuhan kebutuhan tersebut merupakan
kebutuhan akan pemenuhan diri pribadi, termasuk level
kebutuhan teratas. Kebutuhan tersebut diantaranya yaitu
kebutuhan akan perkembangan bakat dan potensi yang ada
pada diri sendiri, memaksimalkan kecakapan diri serta
menjadi insan yang unggul. Kebutuhan akan
pengaktualisasian diri pribadi oleh kelompok mampu
dicukupi dengan memberikan peluang untuk berkembang,
tumbuh, berkreasi serta memperoleh pelatihan guna
memperoleh tugas yang sesuai dan mendapat keberhasilan.23
Meskipun seseorang individu telah memenuhi
kebutuhan-kebutuhan diatas, baik kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan percintaan dan rasa
mempunyai, meliputi kebutuhan akan rasa penghargaan, ia
masih akan diliputi oleh emosi yang tidak puas. Ketidak
puasan ini berasal dari dorongan dirinya yang terdalam,
karena merasa ada kualitas atau potensi dirinya yang belum
teraktualisasikan. Pada intinya seseorang individu akan
dituntut untuk jujur terhadap semua potensi dan sifat yang
ada pada dirinya.24
b. Carl Rogers (8 Januari 1902 – 4 Februari 1987)
Carl Rogers Carl Ransom Rogers dilahirkan pada tahun
1902 di Oak Park, Illinois, dan wafat pada tahun 1987 di Lajolla,
California. Pada masa mudanya, Rogers tidak mempunyai banyak
teman sehingga dia lebih banyak menghabiskan waktu-waktunya
untuk membaca. Dia akan membaca buku apa saja yang ia
ditemui termasuk kamus dan ensiklopedia, meskipun ia
sebenarnya sangat menyukai buku-buku petualangan. Ia pernah
belajar di bidang agricultural dans sejarah di University of
22
Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan....,hlm. 201.
23
Iskandar, Implementasi Teori Hirarki....., hlm. 28.
24
Hasyim Muhammad, Dialog Antara Tasawuf...., hal. 78-79
Winconsin. Pada tahun 1928 rogers mendapatkan gelar Master di
bidang psikologi dari Universitas Columbia dan kemudian ia
mendapatkan gelar Ph.D, di bidang psikologi klinis pada Society
for the prevention of Cruelty to Children (bagian studi tentang
anak pada perhimpunan pencegahan kekerasan terhadap anak) di
Rochester, NY.25
Menurut Rogers, dalam pelaksanaan pembelajaran guru
harus memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan dan
pembelajaran, hal ini karena beberapa alasan diantaranya adalah:
a) Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk
belajar, siswa tidak mesti belajar yang tidak ada artinya.
b) Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
c) Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan
bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi
siswa.
d) Belajar yang bermakna bagi masyarakat modern berarti
belajar tentang proses-proses belajar, keterbukaan belajar
mengalami sesuatu bekerja sama dengan melakukan
pengubahan diri terus menerus.
e) Belajar yang optimal akan terjadi bila siswa berpartisipasi
langsung dalam proses pembelajaran.
f) Belajar mengalami (experiential learning) dapat terjadi bila
siswa mengevaluasi diri sendiri.
g) Belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh
dan sungguh-sungguh.26
Carl Rogers menyatakan bahwa peserta didik yang belajar
hendaknya tidak ditekan, melainkan dibiarkan belajar bebas,
peserta didik diharapkan bisa mengambil sebuah langkah sendiri
dan berani bertanggung jawab atas langkahlangkah yang
diambilnya sendiri. Dalam konteks tersebut, Rogers menyatakan
ada lima hal yang penting dalam proses belajar humanistic, yaitu
sebagai berikut.
a) Hasrat untuk belajar: keinginan untuk belajar dikarenakan
adanya dorongan rasa ingin tahu manusia yang terus menerus
terhadap dunia sekelilingnya.
b) Belajar bermakna: seseorang yang beraktivitas akan selalu
mempertimbangkan apakah aktivitas tersebut mempunyai
makna bagi dirinya. Jika tidak, tentu tidak akan
dilakukannya.

25
Endang Komara, Belajar dan Pembelajaran Interaktif…, hlm. 3.
26
Mohammad Muchlis Solichin, Pendekatan Humanisme Dalam Pembelajaran ( Model
Penerapannya Di Pondok Al Amin Sumenep), ( Malang : Literasi Nusantara, 2019), hlm. 63-64.
c) Belajar tanpa hukuman merupakan belajar yang terlepas dari
hukuman atau ancaman menghasilkan anak bebas untuk
melakukan apa saja, dan mengadakan percobaan hingga
menemukan sendiri suatu hal yang baru.
d) Belajar dengan daya usaha atau inisiatif sendiri:
menunjukkan tingginya motivasi internal yang dimiliki.
Siswa yang banyak inisiatif, akan mampu untuk memandu
dirinya sendiri, menentukan pilihannya sendiri dan berusaha
mempertimbangkan sendiri hal yang baik bagi dirinya.
e) Belajar dan perubahan: keadaan dunia terus berubah, karena
itu peserta didik harus belajar untuk dapat menghadapi serta
menyesuaikan kondisi dan situasi yang terus berubah.
Dengan begitu belajar yang hanya mengingat fenomena atau
menghafal kejadian dianggap tak cukup.27
c. Implementasi Pendekatan Humanistik di SMK Pesantren Al
Kautsar Purwokerto.
SMK Pesantren Al Kautsar Purwokerto didirikan pada
tahun 2014 oleh K.H. Yusuf Noeris dan Agus Ahmad Arief
Noeris. SMK Pesantren Al Kautsar merupakan Lembaga formal
yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Al Hidayah
Karangsuci Purwokerto. SMK Pesantren Al Kautsar Merupakan
SMK berbasis Pesantren, semua peserta didik diwajibkan berada
di Asrama yang sudah disiapkan oleh SMK. SMK Pesantren Al
Kautsar Berlokasi di Karangsuci Kelurahan Purwanegara
Kecamatan Purwokerto Utara. SMK Pesantren Al Kautsar
memiliki dua jurusan yaitu Teknik Komputer dan Jaringan dan
Perbankan Syariah. Dalam teori belajar humanistic ada beberapa
temuan pendekatan humanisme dalam SMK Pesantren Al Kautsar
Purwokerto, antara lain :
a) Kebutuhan Fisiologi Peserta Didik.
Kebutuhan peserta didik selalu diutamakan, banyak
fasilitas yang didapat peserta didik. Untuk Asrama setiap
kamar sudah dilengkapi dengan loker dan kamar mandi yang
berada disamping kamar. Dalam kegiatan pembelajaran untuk
peralatan praktek sudah terpenuhi baik jurusan TKJ maupun
Perbankan Syariah.
b) Dalam Pemenuhan rasa aman, Pendidik dan Pengurus
pondok berkolaboresi dan berusaha dalam beberapa hal, yaitu
1) Dalam proses pembelajaran pendidik menyampaikan
pembelajaran dengan Bahasa yang mudah dimengerti.
Sesuai dengan pernyataan dari Ika bahwa pembelajaran
27
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,
2011), hal. 37.
IPA bagi siswa jurusan Teknik Komputer dan Jaringan
merupakan pembelajaran yang membosankan akan tetapi
Ibu Nurlaela selaku Guru Mata pelajaran IPA bagus
dalam menyampaikan materi. Salah satu pembelajaran
yang menyenangkan adalah dengan mengajak siswa
belajar di sawah dengan mengenal berbagai macam
tumbuhan dan hewan.
2) Dalam hal spiritual, Iftitahatul mengatakan bahwa
pembelajaran Agama banyak hal yang kami pelajarai
dari berbagai kitab kuning juga didukung dengan ilmu
nahwu dan shorof. Iftitahatul juga menambahkan pada
awal pembelajaran kita selalu diberikan motivasi oleh
setiap guru agar kita semangat belajar dan betah di
pondok.
3) Dalam pelayanan, Emi mengatakan bahwa “Disini kami
selalu dibantu oleh pengurus Ketika kami mengalami
kesulitan baik itu Ketika sakit maupun Ketika ada materi
yang tidak kami paham”. Hal ini juga ditambahkan oleh
emi bahwa “pelayan di Sekolah juga pondok sangat
bagus. Peraturan yang tidak memperbolehkan kami
keluar pondok memberikan rasa aman bagi orangtua
kami”.
c) Dalam pemenuhan kebutuhan kasih saying atau
penerimaan.
1) Setiap guru selalu berusaha memberikan kasih saying
lebih kepada peserta didiknya karena jarak yang jauh
antara peserta didik dengan orangtuanya menyebabkan
peserta didik membutuhkan sosok seperti orangtua
ditempat yang baru. Setiap mengajar guru selalu
memberikan hiburan kepada peseerta didik, terkadang
merkea merasakan bosan karena tidak adanya hiburan
dipondok dikarenakan larangan membawa barang
elektronik. Aturan ini membuat guru membuat program
agar peserta didik tidak merasa jenuh. Program yang
dilakukan adalah dengan mengadakan lomba antar kelas,
lomba memasak, dan lain-lain. Guru juga terkadang
memberikang ruang agar peserta didik mempunyai
kedekatan dengan guru, sehingga peserta didik dapat
leluasa bercerita dengan guru tentang masalahnya.
2) Berusaha memahami keinginan, kebutuhan, karakteristik,
bakat dan minat peserta didik. Di dalam kelas biasanya
Ketika siswa menyatakan kejenuhannya guru
memutarkan video atau film motivasi yang dapat
membangun semangat belajarnya lagi. Guru juga harus
memahami karakter setiap masing-masing peserta didik
agar guru dapat mengambil Langkah yang bijak Ketika
terjadi sebuah permasalahan.
3) Berusaha memberikan penghargaan dan komentar positif
atas karya dan pendapat peserta didik. Guru harus
memberikan apresiasi atas kemajuan pada setiap peserta
didik baik sedikit maupun banyak. Terkadang Ketika
terdapat peserta didik yang nakal kemudian dia melakukan
hal kecil yang baik, bukan perkataan yang baik yang
muncul dari guru akan tetapi bercandaan dengan kalimat
“kamu lagi kumat apa?”.
4) Pemberian bantuan kepada siswa. Guru biasanya
memberikan bantuan kepada siswa dengan cara
memberikan layanan bantuan menghubungi orangtua
Ketika peserta didik sedang sakit atau membutuhkan uang
saku. Terkadang hal ini juga dilakukan oleh pengurus
pondok.
d) Dalam memenuhi kebutuhan harga diri.
1) Terkadang dalam pembelajaran guru memberikan
motivasi terkait harga diri yaitu dengan menceritakan
pengalamanya salah satunya ”Ketika bapak tidak memiliki
uang hal yang pertama bapak lakukan adalh berdoa kepada
Allah dan meminta petunjuk, waktu itu yang bisa bapak
lakukan adalah seperti itu, tadinya bapak mau meinjam
uang kepada teman, akan tetapi bapak ingat bahwa Allah
dulu, Allah Lagi dan Allah terus. Slogan ini selalu bapak
ingat dan pada waktu itu ada kejadian teman bapak datang
ketempat bapak dan menyaur hutangnya yang padahal
dulu sudah bapak ikhlaskan”. Hal ini dapat kita ambil
kesimpulan janganlah kamu bergantung kepada oranglain
terlebih dahulu, akan tetapi gantungkanlah dirimu kepada
Allah terlebih dahulu dan pasti Allah akan kasih jalan
untuk setiap permaslahanmu.
2) Pengembangan kemampuan peserta didik biasanya guru
memberikan waktu untuk peserta didik memberikan
pendapat dalam setiap diskusi kelompok. Ketika ada
peserta didik yang kurang aktif maka guru memberikan
waktu untuk memikirkan pertanyaan yang akan dia
tanyakan terkait materi yang sedang dibahas.
3) Ketika ada peserta didik mengalami kesulitan belajar ada
program les yang diadakan pengurus yang dilaksanakan
setalah kegiatan pondok.kegiatan ini juga berguna untuk
melatih pengurus berbicara didepan.
e) Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Beberapa hal yang dilakukan untuk memnuhi
aktualisasi diri adalah
1) Dengan mengikut sertakan peserta didik dalam setiap
ajang perlombaan.
2) Membuat program ekstrakulikuler sesuai dengan bakat
peserta didik.
3) Menyiapkan peralatan hadroh untuk menyalurkan
bakatnya dan memberikan pengalaman manggung pada
setiap acara diluar sekolah.
4) Membuat majalah dinding sebagai tempat berkreasi
peserta didik baik dalam penulisan puisi, cerita pendek,
gambar dan lain-lain.
C. PENUTUP
Perspektif ini diasosiasikan secara dekat dengan keyakinan
Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipenuhi
sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan. Menurut hierarki
kebutuhan Maslow, pemuasan kebutuhan seseorang dimulai dari yang
terendah yaitu:
a. Fisiologis
b. rasa aman
c. cinta
d. rasa memiliki
e. harga diri
Pelaksanaan pendekatan Humanisme dalam SMK Pesantren Al
Kautsar Purwokerto antara lain :
a) Kebutuhan Fisiologi Peserta Didik.
Kebutuhan peserta didik selalu diutamakan, banyak fasilitas
yang didapat peserta didik. Untuk Asrama setiap kamar sudah
dilengkapi dengan loker dan kamar mandi yang berada disamping
kamar. Dalam kegiatan pembelajaran untuk peralatan praktek sudah
terpenuhi baik jurusan TKJ maupun Perbankan Syariah.
b) Dalam Pemenuhan rasa aman, Pendidik dan Pengurus pondok
berkolaboresi dan berusaha dalam beberapa hal, yaitu
1) Dalam proses pembelajaran pendidik menyampaikan
pembelajaran dengan Bahasa yang mudah dimengerti. Sesuai
dengan pernyataan dari Ika bahwa pembelajaran IPA bagi siswa
jurusan Teknik Komputer dan Jaringan merupakan
pembelajaran yang membosankan akan tetapi Ibu Nurlaela
selaku Guru Mata pelajaran IPA bagus dalam menyampaikan
materi. Salah satu pembelajaran yang menyenangkan adalah
dengan mengajak siswa belajar di sawah dengan mengenal
berbagai macam tumbuhan dan hewan.
2) Dalam hal spiritual, Iftitahatul mengatakan bahwa pembelajaran
Agama banyak hal yang kami pelajarai dari berbagai kitab
kuning juga didukung dengan ilmu nahwu dan shorof. Iftitahatul
juga menambahkan pada awal pembelajaran kita selalu
diberikan motivasi oleh setiap guru agar kita semangat belajar
dan betah di pondok.
3) Dalam pelayanan, Emi mengatakan bahwa “Disini kami selalu
dibantu oleh pengurus Ketika kami mengalami kesulitan baik itu
Ketika sakit maupun Ketika ada materi yang tidak kami paham”.
Hal ini juga ditambahkan oleh emi bahwa “pelayan di Sekolah
juga pondok sangat bagus. Peraturan yang tidak
memperbolehkan kami keluar pondok memberikan rasa aman
bagi orangtua kami”.
c) Dalam pemenuhan kebutuhan kasih saying atau penerimaan.
1) Setiap guru selalu berusaha memberikan kasih saying lebih
kepada peserta didiknya karena jarak yang jauh antara peserta
didik dengan orangtuanya menyebabkan peserta didik
membutuhkan sosok seperti orangtua ditempat yang baru.
Setiap mengajar guru selalu memberikan hiburan kepada
peseerta didik, terkadang merkea merasakan bosan karena
tidak adanya hiburan dipondok dikarenakan larangan
membawa barang elektronik. Aturan ini membuat guru
membuat program agar peserta didik tidak merasa jenuh.
Program yang dilakukan adalah dengan mengadakan lomba
antar kelas, lomba memasak, dan lain-lain. Guru juga
terkadang memberikang ruang agar peserta didik mempunyai
kedekatan dengan guru, sehingga peserta didik dapat leluasa
bercerita dengan guru tentang masalahnya.
2) Berusaha memahami keinginan, kebutuhan, karakteristik,
bakat dan minat peserta didik. Di dalam kelas biasanya Ketika
siswa menyatakan kejenuhannya guru memutarkan video atau
film motivasi yang dapat membangun semangat belajarnya
lagi. Guru juga harus memahami karakter setiap masing-
masing peserta didik agar guru dapat mengambil Langkah
yang bijak Ketika terjadi sebuah permasalahan.
3) Berusaha memberikan penghargaan dan komentar positif atas
karya dan pendapat peserta didik. Guru harus memberikan
apresiasi atas kemajuan pada setiap peserta didik baik sedikit
maupun banyak. Terkadang Ketika terdapat peserta didik yang
nakal kemudian dia melakukan hal kecil yang baik, bukan
perkataan yang baik yang muncul dari guru akan tetapi
bercandaan dengan kalimat “kamu lagi kumat apa?”.
4) Pemberian bantuan kepada siswa. Guru biasanya memberikan
bantuan kepada siswa dengan cara memberikan layanan
bantuan menghubungi orangtua Ketika peserta didik sedang
sakit atau membutuhkan uang saku. Terkadang hal ini juga
dilakukan oleh pengurus pondok.
d) Dalam memenuhi kebutuhan harga diri.
1) Terkadang dalam pembelajaran guru memberikan motivasi
terkait harga diri yaitu dengan menceritakan pengalamanya
salah satunya ”Ketika bapak tidak memiliki uang hal yang
pertama bapak lakukan adalh berdoa kepada Allah dan
meminta petunjuk, waktu itu yang bisa bapak lakukan adalah
seperti itu, tadinya bapak mau meinjam uang kepada teman,
akan tetapi bapak ingat bahwa Allah dulu, Allah Lagi dan
Allah terus. Slogan ini selalu bapak ingat dan pada waktu itu
ada kejadian teman bapak datang ketempat bapak dan
menyaur hutangnya yang padahal dulu sudah bapak
ikhlaskan”. Hal ini dapat kita ambil kesimpulan janganlah
kamu bergantung kepada oranglain terlebih dahulu, akan tetapi
gantungkanlah dirimu kepada Allah terlebih dahulu dan pasti
Allah akan kasih jalan untuk setiap permaslahanmu.
2) Pengembangan kemampuan peserta didik biasanya guru
memberikan waktu untuk peserta didik memberikan pendapat
dalam setiap diskusi kelompok. Ketika ada peserta didik yang
kurang aktif maka guru memberikan waktu untuk memikirkan
pertanyaan yang akan dia tanyakan terkait materi yang sedang
dibahas.
3) Ketika ada peserta didik mengalami kesulitan belajar ada
program les yang diadakan pengurus yang dilaksanakan
setalah kegiatan pondok.kegiatan ini juga berguna untuk
melatih pengurus berbicara didepan.
e) Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Beberapa hal yang dilakukan untuk memnuhi aktualisasi
diri adalah
1) Dengan mengikut sertakan peserta didik dalam setiap ajang
perlombaan.
2) Membuat program ekstrakulikuler sesuai dengan bakat
peserta didik.
3) Menyiapkan peralatan hadroh untuk menyalurkan bakatnya
dan memberikan pengalaman manggung pada setiap acara
diluar sekolah.
4) Membuat majalah dinding sebagai tempat berkreasi peserta
didik baik dalam penulisan puisi, cerita pendek, gambar dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai