Anda di halaman 1dari 50

PENERAPAN COOPERATIF LEARNING TIPE STAD DALAM

MENINGKATKAN KERJASAMA DAN KEAKTIFAN SISWA MIN 2


BANTUL
Acc Semprop

21-6-2022

Fitri Yuliawati

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan

Disusun oleh :
Yustin Amaliyah
18104080072

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2022
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dikatakan makhluk sosial yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak
bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan mahkluk
sosial karena adanya interaksi dengan orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial
artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sekitarnya sebagai
sarana untuk bersosialisasi.1 Kaitannya dalam dunia pendidikan ini ialah siswa
sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan
belajarnya, baik dengan guru, teman, maupun dengan yang lainnya. Tujuan
pembelajaran yang di maksud tidak hanya kognitif nya saja tetapi kemampuan
afektif siswa juga diperlukan. Siswa tidak hanya diajarkan pandai saja tetapi bisa
bersosialisasi dengan teman yang lainnya dengan cara kerjasama antar kelompok.
Apalagi adanya pandemi yang dialami masyarakat, sehingga mengakibatkan
mereka mengalami kesusahan belajar dan berkomunikasi dengan temannya dan
lebih tertarik ke gawai dari pada belajar, maka perlu adanya metode pembelajaran
yang menyenangkan.
Permasalahan yang ada dikelas biasanya siswa cenderung lebih pasif
dibandingkan gurunya. Akibatnya berdampak pada siswa yang mudah merasa
bosan dan memilih sendiri dibandingkan memperhatikan gurunya. Demi
tercapainya kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sudah ada dalam peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016 pada matapelajaran
IPA tentang beberapa sumber energi maka pembelajaran tematik tema selalu
berhemat energi menggunakan metode kooperatif.
Peran guru dalam pembelajaran ini sangat penting untuk membuat ilmu yang
diajarkan diterima oleh siswa. Peran guru dalam proses pembelajaran ini sangat
banyak. Berikut adalah peran guru dalam proses pembelajaran :
1. Guru sebagai pendidik

1
Dr. Ratna Puspitasari, ‘Manusia Sebagai Makhluk Sosial’, 2017
<https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_6CD0500350.pdf>.

2
Guru harus bertanggung jawab melaksanakan pembelajaran untuk
mengembangkan peserta didik menjadi cerdas dan budi pekerti luhur yang
baik dan sesuai norma yang ada di masyarakat. Selain mengajar guru juga
sebagai pendidik supaya memiliki budi pekerti yang luhur, ynag memiliki
arti selain membina secara intelektual, guru juga mendidik secara
emosional,spritual, dan kecerdasan sosial peserta didik.2
2. Guru sebagai pengajar
Kegiatan belajar mengajar akan dipengaruhi oleh berbagai faktor di
dalamnya, mulai dari kematangan materi, motivasi, kemampuan verbal,
ketrampilan guru dalam berkomunikasi, serta rasa aman. Jika faktor
tersebut dapat terpenuhi, maka kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik. Guru harus bisa membuat sesuatu hal yang jelas bagi
siswanya, bahkan terampil dalam memecahkan berbagai masalah.3
3. Guru sebagai sumber belajar
Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasiliasi sesorang
salah satunya ialah guru. Peran guru sebagai sumber belajar akan berkaitan
dengan kemampuan guru untuk menguasai materi yang akan disampaikan.
Sehingga jika ada siswa yang bertanya maka guru dengan sigap untuk
menjawab pertanyaan murid dengan bahasa ynag mudah dimengerti.4
4. Guru sebagai fasilitator yang mana guru akan membantu pelayanan
terhadap peserta didik supaya proses pembelajaran menjadi efektif dan
efisien dengan metode yang diinginkan guru. Selain itu tindakan guru untuk
membantu siswa dalam pembelajaran dengan memiliki sikap yang baik dan
memiliki kompetensi dalam menyikapi perbedaan individual peserta didik.5

2
Bahaking Rama, ‘Beberapa Pandangan Tentang Guru Sebagai Pendidik’, Lentera Pendidikan : Jurnal
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 10.1 (2007), 15–33 <https://doi.org/10.24252/lp.2007v10n1a2>.
3
Dea Kiki Yestiani and Nabila Zahwa, ‘Peran Guru Dalam Pembelajaran Pada Siswa Sekolah Dasar’,
Fondatia, 4.1 (2020), 41–47 <https://doi.org/10.36088/fondatia.v4i1.515>.
4
Yestiani and Zahwa.
5
Mega Rahmawati and Edi Suryadi, ‘Guru Sebagai Fasilitator Dan Efektivitas Belajar Siswa’, Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, 4.1 (2019), 49 <https://doi.org/10.17509/jpm.v4i1.14954>.

3
Proses pembelajaran bisa dikatakan efektif bagi peserta didik dengan
mengikutsertakan potensi yang dimiliki peserta didik supaya lebih aktif dan
menggunakan penerapan pembelajaran yang variatif. Pembelajaran yang variatif
disini tidak membuat peserta didik merasa cepat bosan.
Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2012), model pembelajaran itu sendiri
hampir selalu dibagun menurut berbagai prinsip. Para ahli mengembangkan model
pembelajaran berdasarkan prinsip belajar, psikologi, sosiologi, analisis sistem, atau
teori yang mendukung lainnya. Joyce dan Weil berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk memandu
pembelajaan dalam pembentukan kurikulum, merancang bahan materi
pembelajaran, pembelajaran dikelas dan lain sebagainya. Model pembelajaran dapat
digunakan sebagai pola pilihan, artinya guru dapat memilih model pembelajaran
yang tepat dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa membentuk kelompok dan setiap
kelompok melakukan kegiatan belajar bersama-sama untuk mencapai tujuannya.
Pembelajaran kooperatif dapat mengubah pola pikir individu menjadi sesuatu yang
peduli terhadap orang lain, dalam hal ini teman satu kelompok. Pembelajaran
kooperatif mengharapkan siswa untuk saling membantu, berdiskusi, dan berdiskusi
untuk memecahkan masalah. Selain itu, siswa yang menggunakan pola interaksi
meningkatkan hasil belajarnya.6
Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar kontruktivisme yang
lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Dalam pembelajaran kooperatif guru
berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah
pemahaman ynag lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya
memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi harus membangun dalam pikirannya
juga. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan langsung

6
Esminarto Esminarto and others, ‘Implementasi Model Stad Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siwa’,
Briliant: Jurnal Riset Dan Konseptual, 1.1 (2016), 16 <https://doi.org/10.28926/briliant.v1i1.2>.

4
dalam menerapkan ide-ide mereka.7 Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk belajar dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang
anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan stuktur kelompok yang bersifat
heterogen. 8
Tom V. Savage mengemukakan bahwa cooperatif learning merupakan salah
satu pendekatan yanng menekankan kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran
koopeatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam
suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar kooperatif
siswa belajar kerja sama anggota lainya.9
Ada beberapa pembelajaran kooperatif yang ada yaitu STAD (Student Team
Achievement Division), TGT (Turnamen Game Tim) dan Jigsaw.10 Dalam metode
pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division)
memicu siswa bekerja sama untuk belajar agar mereka saling membantu satu sama
lain dalam menguasai materi. Kerja Tim dalam kelompok merupakan ciri
terpenting dari metode kooperatif tipe STAD.
Dengan adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif ini pada materi
subtema sumber energi dapat meningkatkan kerja sama siswa , siswa lebih aktif
dalam pembelajaran, tidak membeda-bedakan teman satu dengan yang lainnya, dan
belajar berpendapat. Maka dari itu peneliti akan melihat bagaimana Penerapan
Cooperatif Learning Tipe STAD dalam Meningkatkan Kerjasama dan Keaktifan
Siswa MIN 2 Bantul

7
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, ed. by Engkus Kuswandi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013).
8
Majid.hal 174
9
Majid.
10
Robert E. Slavin, Cooperative Learning (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2005).hlm 11

5
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka pokok
permasalahan yang diangkat adalah Bagaimana Penerapan Cooperatif Learning
Tipe STAD dalam Meningkatkan Kerjasama dan Keaktifan Siswa MIN 2 Bantul?

B. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian


Dari pemaparan rumusan masalah yang ada diatas maka tujuan dari penelitian
ini adalah Mengetahui Bagaiman Penerapan Cooperatif Learning Tipe STAD
dalam Meningkatkan Kerjasama dan Keaktifan Siswa MIN 2 Bantul Kegunaan
penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti mampu mengetahui bagaimana penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kerjasama
dan keaktifan siswa. Sebagai calon guru, peneliti bisa menggunakan metode
pembelajaran yang menyenangkan dan bisa belajar bekerjasama antar siswa.
2. Bagi Guru
Dengan penelitian ini, guru bisa menjadikan rujukan metode pembelajaran
dikelas supaya siswa lebih aktif dan mudah memahami yang disampaikan
guru.
3. Bagi peserta didik
Dengan penelitian ini, siswa bisa memahami dengan mudah dengan metode
pembelajaran STAD pada subtema sumber energi dan bisa belajar
menyelesaikan masalah dengan belajar kelompok.
C. KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
a. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)
1) Pengertian
Menurut Suprijono cooperatif learning adalah konsep yang lebih
luas meliputi semua jenis kerja kelompok yang diarahkan oleh guru.

6
Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan yang baik untuk
meningkatkan keaktifan siswa.11 Pembelajaran kooperatif (cooperatif
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang
anggotanya teridri 4 sampai 5 orang dengan dengan struktur kelompok
yang heterogen.12
2) Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tujuan,
diantaranya: 13
 Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
 Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai perbedaan latar belakang.
 Mengembangkan ketrampilan sosial siswa, berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan
ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok.
3) Unsur – unsur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson & Johnson terdapat lima unsur penting dalam
belajar kooperatif, antara lain :14
a. Saling keterantungan secara positif (Positif
Interdependence)
Dalam belajar koopertif siswa merasa bahwa sedang
bekerjasama untuk menjapai tujuan yang diinginkan dan
terikat satu sama lain. siswa tidak akan sukses kevuali
anggota kelompoknya juga sukses.

11
Purnawan and Soenarto, ‘Pengaruh Metode Kooperatif TGT Dan NHT Terhadap Prestasi Dan
Kepuasan Pembelajaran Kelistrikan Otomotif Di SMK’, Jurnal Pendidikan Vokasi, 5.1 (2015), 27–41.
12
Majid.hlm 174
13
Majid.hlm 175
14
Jamil Suprihatiningsih, Strategi Pembelajaran Teori Dan Aplikasi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013).

7
b. Interaksi tatap muka semakin meningkat
Belajar kooperatif ini akan meningkatkan interaksi siswa
.saling memberikan bantuan secara langsung akan
membantu menolak kegagalan kelompok.
c. Tanggung Jawab Individual
Tanggung jawab dalam belajar kelompok dapat berupa : (1)
membantu siswa yang membutuhkan bantuan, (2) siswa
tidak hanya sekedar titip nama pada hasil kerjasama teman
sekelompoknya.
b. Metode Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team
Achievement Division)
1) Pengertian STAD
Metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh
Robert Slavin, metode pembelajaran kooperatif yang paling tua dan
sederhana pelaksanaanya yaitu Student Team Achievement Division
atau biasa disingkat STAD. Dalam metode ini mengacu pada
pembelajaran secara berkelompok dengan anggota 4 -5 siswa dengan
syarat kelompok yang terbentuk haruslah bersifat heterogen.
Maksudnya terdiri dari laki-laki dan perempuan, memiliki kemampuan
tinggi , sedang, dan rendah, serta harus memperhatikan status sosial
ekonomi dari setiap anggota kelompok. Dengan model pembelajaran ini
akan meningkatkan kerjasama diantara kelompok, dan mereka saling
berbagi pengetahuan antara siswa yang pintar, sedang, dan kurang.15
2) Ciri-ciri STAD
Menurut Slavin di dalam metode pembelajaran ini memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :

15
Suci Handayani, Buku Model Pembelajaran Speaking Tipe STAD Yang Interaktif Fun Game Berbasis
Karakter, ed. by Fungky (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019).

8
a) Bahan pelajaran disajikan oleh guru dan siswa harus mencurahkan
perhatiannya karena hal itu akan mempengaruhi hasil kerja mereka
dalam satu tim.
b) Anggota tim terdiri dari empat atau lima orang, mereka heterogen
dalam berbagai hal seperti prestasi akademik, jenis kelamin, status
sosial, dan etnis.
c) Setelah satu atau dua kali pertemuan diadakan tes individual yang
harus dikerjakan siswa sendiri-sendiri
d) Materi pelajaran disiapkan oleh guru dalam bentuk Lembar Kerja
Siswa (LKS)
e) Penempatan siswa dalam tim ditentukan oleh guru16
3) Manfaat STAD
Secara umum manfaat STAD ialah peningkatan kualitas belajar, dan
dapat mengembangkan pelajaran yang dapet meningkatkan kualitas
prestasi siswa. Manfaat secara khusus antara lain:17
 Meningkatkan kecakapan individu
 Meningkatkan kecakapan kelompok
 Meningkatkan komitmen
 Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
 Tidak bersifat kompetitif
 Tidak memiliki rasa dendam
4) Pelaksanaan STAD
Berikut adalah tabel langkah-langkah pembelajaran kooperatif
tipe STAD menurut Slavin:18

16
Handayani.
17
Handayani.
18
Robert E. Slavin, Cooperatif Learning :Teori,Riset, Dan Praktik (Bandung: Nusamedia, 2015).

9
Langkah-Langkah Kegiatan
Guru Menyampaikan tujuan
Penyajian Kelas pembelajaran, materi, dan memotivasi
kepada siswa dengan cara demontrasi atau
lewat bacaan.
Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa
siswa ke dalam kelompok bagaimana cara membentuk kelompok-
kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transaksi
secara efisien.
Kuis Siswa mengerjakan kuis secara individual
untuk mengetahui atau mengukur
kemampuan belajar siswa terhadap materi
yang dipelakari.
Skor Kemajuan Individu Tiap siswa dapat memberikan kontribusi
poin yang maksimal kepada timnya
dengan skor kemajuan individual
Memberikan Guru memberikan penghargaan kepada
Penghargaan tim apabila skor mereka mencapai kriteria
tertentu.

Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


(Robert Slavin, 2005)
5) Kelebihan dan Kekurangan Metode STAD
Dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat
kelebihan dan kekurangannya.19 Berikut adalah kelebihan metode
STAD:

19
Majid.

10
(a) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama
denagan siswa lain.
(b) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
(c) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif
(d) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.

Sedangkan kekurangan dalam metode STAD antara lain:20

(e) Tidak mudah bagi guru dalam menentukan kelompok yang


heterogen
(f) Karena kelompok dalam bentuk heterogen, maka adanya
ketidakcocokan diantara siswa dalam satu kelompok,karena
merasa minder ketika digabungkan dengan siswa yang lain.
(g) Dalam diskusi ada kalanya oleh beberapa siswa, sedangkan yang
lain hanya pelengkap
(h) Dalam evaluasi seringkali siswa mencontek dari temannya
sehingga tidak murni kemampuannya sendiri.
c. Sikap Kerjasama
1) Pengertian Sikap Kerja Sama
Hakikat dari kerjasama adalah aktivitas yang ditujukan dalam
bentuk kerja kelompok antar teman yang mana didalamnya terdapat
perbedaan pendapat dan menyatukan pendapat tersebut menjadi satu.21
Menurut Abdulsyani kerjasama adalah suatu bentuk proses
sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu untuk mencapai
tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami satu

20
FERA INDAH RUKMANA, ‘PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT
TEAMS ACHIEVMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA JAMBI’, 2020.
21
Ardi Wira Kusuma, ‘Meningkatkan Kerjasama Siswa Dengan Metode Jigsaw Dalam Bimbingan
Klasikal’, Konselor, 7.1 (2018), 26–30 <https://doi.org/10.24036/02018718458-0-00>.

11
dengan yang lainnya.22 Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa
dengan kita belajar bekerja sama akan memudahkan satu dengan yang
lainnya seperti halnya belajar kelompok akan mempermudah tugas yang
kita kerjakan. Jika ada salah satu yang tidak bisa maka akan dipelajari
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
2) Faktor Penghambat kerja sama
Sekumpulan orang belum tentu suatu tim. Orang yang ada dalam
suatu kelompok tidak secara otomatis dapat bekerjasama. Seringkali
tidak berjalan sesuai yang diharapkan karena ada faktor ynag
menyebabkannya antara lain :23
3) Identifikasi pribadi anggota tim
4) Hubungan antar anggota tim
5) Identitas tim didalam organisasi
3) Aspek- Aspek Kerja sama
i. Saling ketergantungan positif
Setiap anggota pasti memiliki peran masing-masing yang artinya
mereka berkontribusi dalam mengerjakan tugas supaya tujuan
dari kerja sama tercapai. Maka dari itu munculah ketergantungan
positif24
ii. Tanggung jawab perorangan
Dalam ikatan kerja sama setiap individu pasti memiliki
tanggungjawab atas kelompoknya dan memilikii perannya
masing-masing.25
iii. Komunikasi antar anggota

22
Abdulsyani, Sosiolohi, Skematika, Teori, Dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994).
23
Lizza Fatmawati, ‘Pembentukan Karakter Kerja Sama Peserta Didik Melalui Kerja Kelompok Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti Di SMP N 7 Pekalongan’ (Institut Agama Islam
Negeri Pekalongan, 2019).
24
Fatmawati.
25
Fatmawati.

12
Untuk memahami materipelajaran yang dipelajari di dalam
proses belajar maka pelu adanya komunikasi satu sama lain.
Mereka harus berlatih uuntuk berkomunikasi satu sama lain.26
iv. Saling menghargai
Dalam satu kelompok siswa harus saling menghargai satu
dengan yang lain karena dalam kelompok itu ada yang
kecerdasannya lebih dari teman-temannya yang mau membantu
anggota yg belum paham.27
4) Indikator Kerjasama
Menurut West ada beberapa indikator-indikator kerjasama sebagai
alat ukur antara lain :28
 Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan
pekerjaan yaitu dengan memberikan tanggung jawab maka
dapat terciptanya kerjasama yang baik.
 Saling berkontribusi yaitu akan terciptanya kerjasama yang
baik jika saling berkontribusi terhadap kelompoknya baik
tenaga maupun pikiran.
 Pengerahan kemampuan secara maksimal yaitu kerjasama
kana berkualitas jika mengerahkan kemampuan yang kita
miliki digunakan secara maksimal.

Sedangkan indikator kerjasama menurut Crebert antara lain :29

 Memahami dan menyetujui tujuan kelompok

26
Fatmawati.
27
Fatmawati.
28
Muhammad Amsal Sabhan, Koloborasi Pembangunan Ekonomi Di Negara Berkembang, ed. by Patta
Rapana (Makassar: CV Sah Media, 2018).hlm 114
29
Mayasari Mahfudhotul Khasanah and others, ‘Profil Keterampilan Kerjasama Siswa Kelas VII Di
Salah Satu SMP Swasta Di Magelang’, Jurnal Pendidikan Biologi, 7.2 (2018), 132
<https://doi.org/10.24114/jpb.v7i2.10050>.

13
 Mempercayai anggota kelompok dan mendiskusikan
konflik dalam kelompok
 Mendiskusikan perbedaan dalam kelompok
 Anggota kelompok berpartisipasi memimpin elompok
secara bergantian
 Memiliki prosedur kerja kelompok efektif yang diaur oleh
anggota kelompok
 Anggota kelompok mengetahui dan menggunakan sumber
daya yang tersedia
 Komunikasi antar anggota kelompok terbuka dan
partisipasif
 Anggota kelompok saling mendengarkan pendapat teman
 Diskusi berlangsung berhasil berdasarkan ketrampilan
mendengar
 Kelompok lebih mantap dan sepakat dalam pendekatan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
 Kelompok memiliki cara yang berbeda dan kreatif dalam
percobaan
 Kelompok mengevaluasi kerja dan proses kelompok

Dari pendapat diatas bisa disimpulkan indikator kerjasama yaitu


1) tanggung jawab bersama, 2) berkontribusi dalam kelompok,
3)saling menghargai pendapat teman, 4) mampu menyelesaikan
masalah.

d. Keaktifan
1) Pengertian Keaktifan

14
Keaktifan dalam belajar merupakan unsur yang penting bagi
keberhasilan pembelajaran. Keaktifan belajar merupakanperubahan
tingkah laku atau emosi yang mengarah kepada upaya belajar.30

2) Indikator Keaktifan
Salah satu penilaian proses pembelajaranadalah melihat sejauh
mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana
Sudjana menyatakan keaktifan siwa dapat dilihat dalam berbagai hal :
1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2)terlibat dalam
pemecahan masalah, 3) bertanya ke siswa lain atau guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya, 4) berusaha mencari berbagai
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, 5)
melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, 6)
menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, 7)
melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, 8)
Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dlam
menyelesaikan tugas. Dari berbagai hal seperti yang sudah dijelaskan
diatas memperhatikan (visual activities) mendengarkan, berdiskusi,
kesiapan siswa, bertanya, keberanian siswa, memecahkan soal.31
Selanjutnya Mohammad Uzer Usman menyatakan keaktifan
siswa dalam belajar meliputi :32
a. Keaktifan visual seperti membaca, menulis, eksperimen, dan lain-lain.
b. Keaktifan lisan seperti bercerita, tanya jawab dan bernyanyi

30
Nur Rokhanah, Asri Widowati, and Eko Hari Sutanto, ‘Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions ( STAD )’,
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3.5 (2021), 3173–80.
31
Nugroho Wibowo, ‘Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran Berdasarkan Gaya
Belajar Di Smk Negeri 1 Saptosari’, Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), 1.2
(2016), 128–39 <https://doi.org/10.21831/elinvo.v1i2.10621>.
32
Mohammad Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1976).

15
c. Keaktifan mendengarkan seperti mendengarkan ceramah, pidato dan
lain-lain
d. Keaktifan bergerak seperti atletik dan lain-lain

Adapun indikator keaktifan belajar menurut sinar dalam


bukunya antara lain :33

a. Aktif belajar yang terjadi dengan proses mengalami artinya siswa


dibimbing untuk melakukan sendiri mengikuti belajar seperti
keberanian bertanya, keberanian menjawab pertanyaan teman,
keberanian mencoba mempaktekan materi yag sedang dipelajari.
b. Aktif belajar yang terbentuk dalam transaksi/peristiwa belajar aktif
artinya konsentrasi yang maksimal dari siswa yang sedang belajar
seperti saling membantu, saling memahamkan, saling bekerjasama
yang aktif.
c. Keaktifan belajar terjadi melalui proses mengatasi masalah sehingga
terjadi pemecahan masalah seperti mengutarakan ide-ide ynag
dimiliki.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa 1) memperhatikan 2)
mendengarkan, 3) Bertanya, 4)Keberanian siswa, 5) Memecahkan
masalah.
e. Sumber Energi
1) Pengertian Sumber Energi
Sumber energi merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
yang dapat menghasilkan energi. Sumber energi berupa sumber
energi primer dan sumber energi sekunder.34 Sumber energi primer
tersedia langsung di alam dan belum mengalami pengolahan.

33
Sinar, Metode Active Learning (Sleman: CV Budi Utama, 2018).hlm 18-20
34
JIhan Saidatul Hasinah, Modul Ilmu Pengeahuan Berbasis Ketrampilan 4C Materi Sumber Energi
(Jawa Barat: CV Jejak, 2021).

16
Contoh sumber energi primer ialah sinar matahari, angin, air, dan
bahan bakar fosil. Sumber energi sekunder antara lain sumber
energi yang berasal dari pengolahan sumber energi primer
contohnya listrik, dan olahan bahan bakar fosil.35
5) Penelitian sebelumnya yang relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
a. Penelitian dari Riri Arianti k, Ruswandi dan Arie Rakhmat R yang
berjudul “Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan
Kerjasama Kelas IV SD” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
kerja sama siswa kelas IV sekolah dasar. Siswa mampu bekerjasama
dengan baik dapat berpartisipasi dengan kelompoknya, mampu
bertanggungjawab terhadap kelompok,dapat membantu satu sama lain,
mampu membagi waktu dengan baik, dan menghargai pendapat yang
temannya berikan. Selain itu dijelaskan di penelitian ini langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mencapai aspek dan indikator
kerjasama siswa.36
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya adalah
pembelajaran tipe STAD. Sedangkan perbedaan dari penelitian
sebelumnya adalah variabel yang digunakan di penelitian sebelumnya
hanya fokus dalam kerjasama sedangkan di penilitian yang akan di teliti
kerjasama dan keaktifan siswa.
b. Penelitian skripsi dari Fajar Dwi Yatmoko yang berjudul “ Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan
Kerjasama dan Hasil Belajar Matematika materi Volume Kubus dan

35
Hasinah.
36
Arie Rakhmat Riyadi Riri Arianti Kuncono, Ruswandi Hermawan, ‘Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa Kelas IV SD’, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 4.3
(2019), 298–306.

17
Balok Kelas V SDK Murukan Tahun Pelajaran 2017/2018” hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan kerjasama
dan hasil belajar matematika kelas V B SD Kanisius Murukan dengan
menerapkan langkah-langkah : penyampaian tujuan, pembagian
kelompok, penyampaian materi , belajar dalam kelompok, pemberian
kuis, dan pemberian penghargaan. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD bisa meningkatkan kerjasama siswa dari nilai rata-
rata kondisi awal yaitu 54,61 meningkat menjadi 78,08.37
Persamaan penelitian terdahulu ialah sama menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD, sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya ialah
mata pelajaran yang akan di teliti. Yang saya akan teliti ke subtema
sumber energi sedangkan peneliti sebelumnya meneliti tentang materi
volume kubus dan balok.
c. Penelitian dari Ainin Fathimatuzzahra yang berjudul “Keefektifan
Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Teknik STAD Untuk
Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Dalam Penyelesaian Studi Siswa”
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerjasama siswa kelas VIII E di
Mts N 2 Cirebon masih rendah sebelum diterapkannya teknik STAD.
Setelah diadakan teknik STAD ini mengalami peningkatan yang
signifikan, dimana setiap indikator yang diteliti mengalami peningkatan
rata-rata sebesar 13,4 persen.38
Persamaan peneliti sebelumnya ialah menggunkan teknik yang sama
yaitu Tipe STAD. Sedangkan perbedaan dari penelitian sebelumnya ialah

37
Fajar Dwi Yatmoko, ‘Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan
Kerjasama Dan Hasil Belajar Matematika Materi Volume Kubus Dan Balok Kelas V SDK Murukan
Tahun Pelajaran 2017/2018’ (Universitas Sanata Dharma, 2018) <http://link.springer.com/10.1007/978-
3-319-59379-1%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-420070-8.00002-
7%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.ab.2015.03.024%0Ahttps://doi.org/10.1080/07352689.2018.1441103
%0Ahttp://www.chile.bmw-motorrad.cl/sync/showroom/lam/es/>.
38
Ainin Fathimatuzzahrah, ‘Keefektifan Format Bimbingan Klasikal Dengan Teknik Stad Untuk
Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Siswa’, Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2.1 (2020), 1–8
<https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.72>.

18
tipe STAD ini dignakan untuk melihat kefektifan dalam bimbingan
konseling sedangkan dalam penelitian yang akan saya teliti digunakan
untuk metode pembelajaran kooperatif.
6) Kerangka Pikir
Metode pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
guru dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Dengan menggunakan
metode pembelajaran ini, siswa tidak mudah bosan dengan materi yang
disampaikan. Banyak metode pembelajaran yang digunakan dalam
menyampaikan materi. Salah satunya metode pembelajaran kooperatif yang
mana metode pembelajaran ini menekankan adanya kerja sama antar siswa dan
kelompok untuk mencapai tujuan belajar.
Salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif adalah Student Team
Achievement Division yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal.39
Peneliti memilih tema selalu berhemat energi karena supaya tercapainya
kompetensi dasar yang sudah ada di Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yaitu sumber energi seperti matahari, angin, air, listrik, minyak
bumi dan lain-lain. Maka dari itu peneliti menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Melalui metode pembelajaran tipe STAD di Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran STAD (Student
Team Achievement Division) dapat meningkatkan kerja sama dan keefektifan
siswa pada materi subtema sumber energi. Apabila penerapan metode
pembelajaran STAD ada berpengaruh makan penerapan metode pembelajaran

39
Dahlia, ‘PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VB SD NEGERI 78 PEKANBARU’, 6.September (2017), 225–41.

19
ini bisa meningkatkan kerjasama dan keaktifan pada subtema sumber energi
pada siswa.

Penerapan Cooperatif Meningkatkan


Learning Tipe STAD Kerjasama dan
(Student Team Keaktifan Siswa
Achievement Division)

Gambar 1 : Kerangka Pikir


7) Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis yang
akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Hipotesis : Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD


nihil (Ho) (Student Team Achievement Division) tidak efektif dalam
meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa pada sumber
energi.
Hipotesis : Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
alternatif (Ha) (Student Team Achievement Division) efektif dalam
meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa pada subtema
sumber energi.

D. METODE PENELITIAN
1. Jenis Dan Desain Penelitian
Metode Penelitian adalah cara berfikir ilmiah secara rasional, empiris, dan
sistematis yang digunakan oleh peneliti suatu disiplin ilmu untuk melakukan
kegiatan penelitian.40 Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi
linieritas.

40
I Made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif (Yogyakarta: Anak Hebat
Indonesia, 2020).

20
Metode penelitian kuantitatif adalah cara unuk memperoleh ilmu penetahuan
atau memecahkan masalah secara hati-hati dan sistematis, dan data yang
dikumpulkan berupa ragkaian angka-angka. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah penyebaran kuisioner atau angket dan tes uji coba, sebagai
upayan mengatahui tingkat validitas dan reabilitas sebuah koesioner tersebut.41
Untuk mencari hubungan antar variabel peneliti menggunakan
menggunakan regresi linier sederhana. Yang mana di regresi linier sederhana
ini mempelajari apakah antara dua variabel berpengaruh atau tidak. 42 Berikut
Persamaan regresi linier berganda antara lain :

Y = α + βX + e

2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah apa saja yang ditetapkan oleh peneliti yang akan
dipelajari sehingga diperoleh informasi dan akan ditarik kesimpulan. Variabel
yang digunakan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Variabel Bebas
Variabel bebas atau yang dikenal sebagai variabel indepen
adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen.43 Variabel bebas pada penelitian ini
yaitu Metode Pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Division)
b. Variabel Terikat

41
Nanang Gozali Tato Syatori Nasehudin, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2012).
42
Kadir, Statistik Terapan, Edisi 2 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016).hlm 176
43
I Made INdra dan Ika Cahyaningrum, Cara Mudah Memahami Metode Penelitian, ed. by Herlambang
Rahmadhani (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019)
<https://www.google.co.id/books/edition/Cara_Mudah_Memahami_Metodologi_Penelitia/e--
iDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pengertian+variabel+independen+dan+dependen&printsec=frontcov
er>.

21
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.44 Variabel terikat pada
penelitian ini yaitu Meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa.
c. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi yang memuat
beberapa aspek variabel penelitian yang dilakukan dan dapat diukur.45
Penelitian ini berjudul “Penerapan Cooperatif Learning Tipe STAD
dalam Meningkatkan Kerjasama dan Keaktifan Siswa MIN 2 Bantul”
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2022/2023 bulan Juli 2022 di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Bantul
yang berlokasi di dusun Kebonagung kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul
Yogyakarta.
4. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi menurut KBBI adalah seluruh jumlah orang atau penduduk di
suatu daerah;jumlah penghuni makhluk hidup pada satuan ruang
tertentu yang menjadi sumber pengambilan sampel atau suatu kumpulan
yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah
penelitian.46 Populasi dari penelitian yang akan dilakukan adalah semua
siswa kelas IV di MI N 2 Bantul yakni sebanyak 69 siswa.
b. Sampel
Sampel ialah sebagian dari populasi ynag di teliti. Apabila populasi
besar dan tidak bisa dijangkau untuk diteliti karena keterbatasan tenaga,
waktu dan dana maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi.47

44
Cahyaningrum.
45
Qomariyatus Sholihah, Pengantar Metode Penelitian, Cet ke-1 (Malang : UB Press,2020), hlm 91
46
Eddy Roflin, Ichea Andriyani Liberty, and Pariyana, Pulasi, Sampel, Variabel Dalam Penelitian
Kedokteran, ed. by Moh Nasrudin (Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management, 2021).
47
Ismail Nurdin, Metode Penelitian Sosial (Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019).

22
Jadi penelitian ini menggunakan sampel dari salah satu kelas di kelas
IV MIN 2 Bantul dengan siswa 34 siswa.
5. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
1) Teknik pengumpulan data ialah teknik yang digunakan secara khusus oleh
peneliti untuk mendapatkan data secara nyata dalam penelitian. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, antar lain:
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.48
Observasi akan diakukan si MIN 2 Bantul
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode penelitian dan mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, buku, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger agenda dan lain sebagainya.49 Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang struktur organisasi, keadaan siswa, guru,
karyawan, dan lain-lain.
c. Angket (Kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan
atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan
memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.50
6. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
ketepatan sebuah tes. Instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengukur apa yang akan diukur dengan tepat. Dengan menggunakan

48
Zulfatun Mahmudah, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Di SDN 08 Kota Bengkulu’ (Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bengkulu, 2018).
49
Mahmudah.
50
Mahmudah.

23
instrumen yang valid maka akan menghasilkan data yang valid.51 Dalam
penelitian ini menggunakan uji validitas Product Moment.Adapun
rumus korelasi product moment menggunakan angka kasar yaitu :

𝑁∑𝑋𝑌− (∑𝑋)(∑𝑌)
rxy =
√{𝑁∑𝑋 2 −(∑𝑋 2 )2 } {𝑁∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 }

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Skor butir
Y = Skor total
b. Reliabilitas
Kata reabilitas dalam bahasa indonesia diambil dari kata reability dalam
bahasa Inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya.52
Maksudnya ialah intrumen tes jika diberikan kemudian menunjukkan
hasil yang tetap atau konsisten apabila dites berkali-kali.

𝑁 ∑𝑆𝑖2
r11 =(𝑁−1) ( 1- )
𝑆𝑡2

Keterangan :
N : Banyaknya butir soal
∑Si2 : Jumlah varians skor setiap item
St2 : Varians Total
7. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang dilakukan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data terkumpul. Analisis data kuantitatif dengan
menggunakan statistik. Untuk menjawab rumusan masalah maka data yang
terkumpul di uji menggunakan uji persyaratan analisis. Setelah itu dilakukan

51
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Belajar Di Sekolah (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2018).hlm 232
52
Widoyoko.hlm 252

24
uji hipotesis.53 Dalam penelitian ini akan menggunakan uji hipotesis
menggunakan Uji Paired Sample T-Test. Uji paired T-Test ini digunakan untuk
melihat apakah ada perbedaan rata-rata antara dua sampel yang saling
berhubungan.
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas Angket
Peneliti kemudian menyebarkan instrumen penelitian kepada
responden untuk mengetahui validitas angket dilakukan untuk
mengetahui valid tidaknya butir-butir instrumen. Instrumen yang lolos
(valid) selanjutnya akan digunakan untuk memperoleh data. Peneliti
menggunakan rumus korelasi product moment yaitu :

𝑁∑𝑋𝑌− (∑𝑋)(∑𝑌)
rxy =
√{𝑁∑𝑋 2 −(∑𝑋 2 )2 } {𝑁∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 }

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Skor butir
Y = Skor total
b. Uji Reabilitas Angket
Instrumen yang menghasilkan data yang sama, meski telah
digunakan bebrapa kali untuk mengukur objek yang sama dapat
dikatakan bahwa instrumen tersebut reliabel.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengethui data berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov-smirnov dengan ketentuan data

53
Sandu Siyoto and Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing,
2015).

25
normal apabila signifikan > 0,05, Data tidak berdistribusi normal
jika signifikan ≤ 0,05. Uji Kolmogorov-smitnow melalui aplikasi
SPSS v. 16 for windows.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui data yang di dapat
dari hasil penelitian dari bentuk yang sama atau tidak. Untuk
mengetahui homogenitas berdistribusi normal dengan Uji Levene
melalui aplikasi SPSS v. 16 for windows dengan ketentuan :
 Tidak homogen jika signifikan < 0,05
 Homogen atau sama jika signifikan > 0,05
3. Uji Hipotesis
a. Uji Paired Sampel T- Test
Uji-T berpasangan atau Paired Sampel T-Test ialah metode
pengujian hipotesis dengan data yang digunakan berpasangan.
Berpasangan dengan objek penelitian mendapat dua perlakuan. Uji
Paired Sample T-Test dilakukan untuk membandingkan hasil
regulasi diri dalam belajar sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan.
Adapun rurmus Uji Paired Sampel T-Test atau Uji- T berpasangan
yakni :54

t1 =
𝑏𝑖
𝑆𝑏𝑖

E. Sistematika Pembahasan

54
Kadir. Hlm 194

26
Untuk mempermudah dalam memahami serta memberikan gambaran umum
terkait penelitian ini maka sistematika pembahasan ynag terdapat pada penelitian
ini adalah :
BAB 1 Pendahuluan berisi Latar Belakang Masalah mengapa penelitian perlu
dilakukan, Rumusan masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
BAB II Kajian pustaka yaitu menjelaskan landasan teori, penelitian yang
relevan, kerangka pikir dan hipotesis penelitian.
BAB III Metode Penelitian yang berisi mengenai jenis dan desain penelitian,
variabel penelitian, data dan sumber data, tempat dan waktu penelitian, populasi
dan sampel penelitian,teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan
reabilitas instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi mengenai penjelasan hasil
penelitian berdasarkan rumusan masalah.
BAB V Penutup berisi mengenai kesimpulan dan saran berupa uraian ringkasan
hasil kesimpulan Penerapan Pembelajaran Koopertif Tipe STAD ( Student Team
Achievement Division) dalam Meningkatkan Kerjasama Siswa Pada Subtema
Sumber Energi Di MIN 2 Bantul
F. Daftar Pustaka

Abdulsyani, Sosiolohi, Skematika, Teori, Dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)

Cahyaningrum, I Made INdra dan Ika, Cara Mudah Memahami Metode Penelitian, ed.
by Herlambang Rahmadhani (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019)
<https://www.google.co.id/books/edition/Cara_Mudah_Memahami_Metodologi
_Penelitia/e--
iDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pengertian+variabel+independen+dan+depe
nden&printsec=frontcover>

Dahlia, ‘PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK

27
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB
SD NEGERI 78 PEKANBARU’, 6.September (2017), 225–41

Esminarto, Esminarto, Sukowati Sukowati, Nur Suryowati, and Khoirul Anam,


‘Implementasi Model Stad Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siwa’, Briliant:
Jurnal Riset Dan Konseptual, 1.1 (2016), 16
<https://doi.org/10.28926/briliant.v1i1.2>

Fathimatuzzahrah, Ainin, ‘Keefektifan Format Bimbingan Klasikal Dengan Teknik


Stad Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Siswa’, Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 2.1 (2020), 1–8 <https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.72>

Fatmawati, Lizza, ‘Pembentukan Karakter Kerja Sama Peserta Didik Melalui Kerja
Kelompok Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti Di SMP N
7 Pekalongan’ (Institut Agama Islam Negeri Pekalongan, 2019)

Handayani, Suci, Buku Model Pembelajaran Speaking Tipe STAD Yang Interaktif Fun
Game Berbasis Karakter, ed. by Fungky (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2019)

Hasinah, JIhan Saidatul, Modul Ilmu Pengeahuan Berbasis Ketrampilan 4C Materi


Sumber Energi (Jawa Barat: CV Jejak, 2021)

Jaya, I Made Laut Mertha, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif (Yogyakarta:
Anak Hebat Indonesia, 2020)

Kadir, Statistik Terapan, Edisi 2 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016)

Khasanah, Mayasari Mahfudhotul, Adhe Bayu Pangestu, Intantiasari Intantiasari, Noni


Shella HP, Fitri Susanti, and Baskoro Adi Prayitno, ‘Profil Keterampilan
Kerjasama Siswa Kelas VII Di Salah Satu SMP Swasta Di Magelang’, Jurnal
Pendidikan Biologi, 7.2 (2018), 132 <https://doi.org/10.24114/jpb.v7i2.10050>

Kusuma, Ardi Wira, ‘Meningkatkan Kerjasama Siswa Dengan Metode Jigsaw Dalam

28
Bimbingan Klasikal’, Konselor, 7.1 (2018), 26–30
<https://doi.org/10.24036/02018718458-0-00>

Mahmudah, Zulfatun, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Di SDN 08
Kota Bengkulu’ (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, 2018)

Majid, Abdul, Strategi Pembelajaran, ed. by Engkus Kuswandi (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2013)

Nurdin, Ismail, Metode Penelitian Sosial (Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019)

Purnawan, and Soenarto, ‘Pengaruh Metode Kooperatif TGT Dan NHT Terhadap
Prestasi Dan Kepuasan Pembelajaran Kelistrikan Otomotif Di SMK’, Jurnal
Pendidikan Vokasi, 5.1 (2015), 27–41

Puspitasari, Dr. Ratna, ‘Manusia Sebagai Makhluk Sosial’, 2017


<https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_6CD05003
50.pdf>

Rahmawati, Mega, and Edi Suryadi, ‘Guru Sebagai Fasilitator Dan Efektivitas Belajar
Siswa’, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 4.1 (2019), 49
<https://doi.org/10.17509/jpm.v4i1.14954>

Rama, Bahaking, ‘Beberapa Pandangan Tentang Guru Sebagai Pendidik’, Lentera


Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 10.1 (2007), 15–33
<https://doi.org/10.24252/lp.2007v10n1a2>

Riri Arianti Kuncono, Ruswandi Hermawan, Arie Rakhmat Riyadi, ‘Pembelajaran


Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa Kelas IV SD’,
Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 4.3 (2019), 298–306

Roflin, Eddy, Ichea Andriyani Liberty, and Pariyana, Pulasi, Sampel, Variabel Dalam
Penelitian Kedokteran, ed. by Moh Nasrudin (Pekalongan: PT. Nasya Expanding

29
Management, 2021)

Rokhanah, Nur, Asri Widowati, and Eko Hari Sutanto, ‘Peningkatan Keaktifan Belajar
Siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Divisions ( STAD )’, Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3.5 (2021),
3173–80

RUKMANA, FERA INDAH, ‘PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION)
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI KOTA JAMBI’, 2020

Sabhan, Muhammad Amsal, Koloborasi Pembangunan Ekonomi Di Negara


Berkembang, ed. by Patta Rapana (Makassar: CV Sah Media, 2018)

Sinar, Metode Active Learning (Sleman: CV Budi Utama, 2018)

Siyoto, Sandu, and Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015)

Slavin, Robert E., Cooperatif Learning :Teori,Riset, Dan Praktik (Bandung:


Nusamedia, 2015)

———, Cooperative Learning (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2005)

Suprihatiningsih, Jamil, Strategi Pembelajaran Teori Dan Aplikasi (Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media, 2013)

Tato Syatori Nasehudin, Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung:


Pustaka Setia, 2012)

Usman, Mohammad Uzer, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung:


Remaja Rosda Karya, 1976)

30
Wibowo, Nugroho, ‘Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran
Berdasarkan Gaya Belajar Di Smk Negeri 1 Saptosari’, Elinvo (Electronics,
Informatics, and Vocational Education), 1.2 (2016), 128–39
<https://doi.org/10.21831/elinvo.v1i2.10621>

Widoyoko, Eko Putro, Penilaian Hasil Belajar Di Sekolah (Yogyakarta: Pustaka


Belajar, 2018)

Yatmoko, Fajar Dwi, ‘Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Kerjasama Dan Hasil Belajar Matematika Materi Volume Kubus
Dan Balok Kelas V SDK Murukan Tahun Pelajaran 2017/2018’ (Universitas
Sanata Dharma, 2018) <http://link.springer.com/10.1007/978-3-319-59379-
1%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-420070-8.00002-
7%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.ab.2015.03.024%0Ahttps://doi.org/10.1080/07
352689.2018.1441103%0Ahttp://www.chile.bmw-
motorrad.cl/sync/showroom/lam/es/>

Yestiani, Dea Kiki, and Nabila Zahwa, ‘Peran Guru Dalam Pembelajaran Pada Siswa
Sekolah Dasar’, Fondatia, 4.1 (2020), 41–47
<https://doi.org/10.36088/fondatia.v4i1.515>

31
Lampiran
1. Instrumen RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : MIN 2 BANTUL


Kelas / Semester :4/1
Tema 2 : Selalu Berhemat Energi
Subtema 1 : Sumber Energi
Pembelajaran ke- :1
Alokasi Waktu : 35 x 6
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab santun,
peduli, percaya diri, dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangga.
KI 3 : Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator

32
3.2 Mencermati keterhubungan 3.2.1 Mengidentifikasi
antargagasan ynag didapat dari teks keterhubungan antar gagasan yang di
yang di dapat dari teks lisan, tulis dapat dari teks yang di dapat dari teks
atau visual lisan, tulis atau visual
3.2.2 Menjelaskan keterhubungan
antargagasan yang didapat dari teks
yang di dapat dari teks lisan, tulis,
atau visual

4.2 Menyajikan hasil pengamatan 4.2.1 Menyajikan hasil pengamatan


tentang keterhubungn antargagasan tentang keterhubungan antar gagasan
ke dalam lukisan

IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Mengindentifikasi berbagai 3.5.1 Menjelaskan berbagai sumber
sumber energi, perubahan bentuk energi
energi, dan sumber energi alternatif 3.5.2 Menjelaskan perubahan
(angin, air, matahari,panas bumi, bentuk sumber energi
bahan bakar organik, dan nuklir dalam 3.5.3 Menjelaskan sumber alternatif
kehidupan sehari-hari) di kehidupan sehari-hari

4.5 menyajikan laporan hasil 4.5.1 Menyajikan laporan hasil


pengamatan dan penelusuran pengamatan informasi tentang
informasi tentang berbagai perubahan berbagai perubahan bentuk energi
bentuk energi 4.5.2 Menyajikan laporan hasil
penelusuran informasi tentang
berbagai perubahan bentuk energi

IPS
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Mengidentifikasi karakteristik 3.1.1 Menunjukkan karakteristik
ruang dan pemanfaatan sumber daya euang pemanfaatan sumber daya
alam untuk kesejahteraan masyarakat alam
dari tingkat kota/kabupaten sampai
tingkat provinsi.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi 4.1.1 menjelaskan hasil identifikasi
karakteristik ruang dan pemanfaatan karakteristik ruang dan pemanfaatan
sumber daya alam untuk sumber daya alam

33
kesejahteraan masyarakat dari tingkat
kota/kabupaten sampai tingkat
provinsi

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati teks, Siswa menjelaskan keterhubungan antargagasan
yang didapat dari teks yang di dapat dari teks lisan, tulis, atau visual dengan
benar
2. Dengan kerja kelompok, Siswa dapat menjelaskan sumber energi dan
perubahan bentuk sumber energi dan menyebutkan 2 sumber Energi
3. Dengan kerja kelompok, Siswa dapat menjelaskan laporan hasil
pengamatan informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi, dengan
benar
4. Dengan melihat vidio, Siswa dapat menunjukkan karakteristik ruang
pemanfaatan sumber daya alam, dengan benar

D. Materi Pembelajaran
1. Gagasan Pokok
2. Manfaat Energi Matahari dalam kehidupan sehari-hari
3. Sumber daya alam dan pemanfaatannya

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Proses Ilmiah (Scientific)
2. Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Kooperatif
3. Metode :
 Diskusi
 Tanya Jawab
 STAD
 Penugasan
F. Media Pembelajaran
1. Vidio Pembelajaran Selalu berhemat Energi kelas 4 Tema 2 Pembelajaran
1 (https://www.youtube.com/watch?v=CTPqoVrM5mk&t=837s )
2.
G. Sumber Belajar
1. Buku Pedoman Guru Tema : Selalu Berhemat Energi Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 , Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan). Halaman 24 – Halaman 33

34
2. Buku Siswa Tema : Selalu Berhemat Energi Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 , Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan). Halaman 20 – Halaman 27

3. Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahap Aktivitas Belajar Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Siswa menjawab salam ketika guru 10 menit


mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa
2. Ketua kelas memimpin berdoa sebelum
memulai kegiatan belajar mengajar
3. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
yang akan di capai akan dibacakan oleh
guru
4. Siswa dan Guru membagi kelompok
heterogen (masing-masing kelompok 4- 5
siswa)
Kegiatan Inti 1. Siswa diberikan perintah untuk 60 menit
memperhatikan vidio pembelajaran
(Observating)
2. Berdasarkan vidio yang sudah di lihat,
Guru bertanya mengenai apa yang di
ketahui siswa (Communicating)
3. Siswa mendiskusikan mengenai
perubahan sumber energi sesuai
kelompok yang sudah dibagi.
4. Siswa mengerjakan soal dengan teman
kelompok.
5. Siswa bertanya kemudian Guru
membimbing kelompok- kelompok
belajar saat siswa mengerjakan tugas.
6. Siswa mengerjakan kuis individual untuk
memahami materi sumber energi
7. Tiap siswa akan memberikan point dari
hasil kuis individual
8. Siswa diberikan penghargaan berupa
pujian dan 1 bintang sebagai hasil kerja
kelompok mereka.
Penutup 1. Salah satu siswa menyimpulkan materi 10 menit
pembelajaran hari ini
2. Siswa memberikan kesan belajar hari ini

35
3. Siswa dan Guru mengakhiri kegiatan
belajar dengan pesan untuk tetap
semangat belajar, dan memberi salam.
4. Siswa menjawab salam guru

H. Penilaian Hasil Belajar


Aspek Penilaian Sikap
SB B KB TB
Terlibat akif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Bekerja sama dalam kegiatan kelompok
Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif
Peduli dalam kegiatan pembelajaran
Disiplin selama proses pembelajaran
Jujur dalam menjawab permasalahan yang diberikan
Tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas

KETERANGAN:
SB : Sangat baik
B : Baik
KB : Kurang baik
TB : Tidak baik

Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen


Pengetahuan Penugasan : Soal tertulis
Menyelesaikan soal a. Tes
b. Non-Tes -
Ketrampilan Non- Tes -
Menerapkan
konsep/prinsip dan
strategi pemecahan
masalah yang berkaitan
dengan sumber energi

36
I. Instrumen Penilaian hasil Belajar
1. Penilaian pengetahuan :
Teknik Penilaian : Soal Tertulis
No Nama Skor
1
2
3
4
5
Soal
No Soal Jawaban
1 Sumber Energi adalah.... sesuatu di sekitar kita yang mampu
menghasilkan suatu energi baik yang
kecil maupun besar
2 Sebutkan minimal 2 manfaat energi Membantu proses fotosintesis,
matahari bagi kehidupan? menjemur pakaian
3 Sebutkan minimal 2 sumber daya alam Hewan, tumbuhan, emas, minyak
yang dapat diperbarui? bumi.

37
J. TINDAK LANJUT
a. Remedial
i. Mengulas kembali materi berbagai sumber energi
ii. Menjawab soal yang berkaitan dengan sumber energi
b. Pengayaan
i. Menuliskan dan menjelaskan materi hasil pengamatan dan
penulusuran tentang informasi berbagai perubahan bentuk energi

Mengetahui, Wali Kelas IV Mahasiswa

Drs. Noorbiatun, M.S.I Yustin Amaliyah


NIP. 196408152001122001 NIM. 18104080072

38
Nama Anggota :
2. Instrumen Soal Kelompok
1. .........
Lampiran
2. ..........
3. ...........
4. ...........
5. ............

Lembar Kerja Peserta Didik

Temukan sebanyak –banyaknya manfaat energi matahari bagi mahkluk


hidup !

39
Penilaian LKPD

Perlu
Sangat baik Baik Cukup
Kriteria Pendampingan
4 3 2 1
Manfaat energi Menjelaskan 10 menjelaskan 5-9 Menjelaskan 3-4 Menjelaskan 1-2
matahari dalam manfaat energi manfaat energi manfaat energi manfaat energi
kehidupan sehari- matahari dalam dalam kehidupan matahari dalam matahari dalam
hari kehidupan sehari- sehari-hari kehidupan sehari- kehidupan sehari-
hari dengan tepat hari dengan tepat hari dengan tepat
Laporan hasil Mampu menyajikan Mampu Mampu Belum mampu
pengamatan laporan hasil menyajikan menyajikan laporan menyajikan
tentang perubahan pengamatan tentang laporan hasil hasil pengamatan laporan hasil
bentuk energi perubahan bentuk pengamatan tentang perubahan pengamatan
matahari. energi matahari tentang bentuk energi tentang perubahan
dengan tepat. perubahan bentuk matahari dengan bentuk energi
energi matahari kurang tepat. matahari dengan
dengan cukup tepat.
tepat.

40
3. Instrumen Angket
Angket Penerapan Cooperatif Learning Tipe STAD kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah

Nama :
Nomor:
Kelas :

Pengisian angket dibawah ini tidak mempengaruhi nilai Anda, isilah dengan
teliti dan cermati sesuai kondisi yang terjadi !
Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang tersedia dengan memberi
tanda checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang terdapat pada
sebelah kanan. Adapun alternatif jawaban tersebut adalah :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya berpartisipasi aktif dalam kelompok setelah guru
menjelaskan
2 Saya semakin termotivasi untuk belajar
3 Saya memperhatikan ketika guru menjelaskan
4 Saya merasa senang dengan diskusi kelompok
5 Saya mengajukan pertanyaan jika ada kesulitan dalam
kerja kelompok
6 Saya senang mendapatkan penghargaan dari guru
7 Saya mengajak teman untuk aktif dalam kelompok
8 Saya mendengarkan tujuan pelajaran yang akan dicapai
9 Saya mendengarkan pendapat teman ketika ia sedang
berbicara
10 Saya senang kelompok saya mendapatkan penghargaan
11 Saya bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh kelompok
12 Saya tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan
13 Saya mendengarkan ketika ada teman yang sedang
menjelaskan
14 Saya bertanya kepada teman jika masih belum paham

41
15 Saya bersikap diam saja jika mengalami kesulitan pada
tematik subtema 2
16 Saya bisa menyimpulkan materi yang dijelaskan teman
teman pada subtema 2
17 Teman kelompok merupakan teman belajar saya
18 Saya membantu teman yang kesulitan menyelesaikan
tugas dalam kelompok
19 Saya tidak mau mendengarkan teman yang bertanya
20 Saya menyelesaikan soal subtema sumber energi dengan
mudah secara mandiri

Kisi-kisi angket penerapan tipe STAD


Aspek Penerapan No Angket
Penyajian Kelas 2, 3,8, 12
Mengorganisasiikan siswa ke dalam kelompok 1,5,4,17,11
Kuis 7, 9,18,20
Skor Kemajuan Individu 13, 14,15,16,19
Memberikan Penghargaan 6,10

Kisi-kisi pernyataan diatas memberikan gambaran mengenai jumlah soal yang


terdapat pada setiap indikator yang mau dicapai dalam setiap variabel

Ket :
Pedoman penskoran kuesioner kerjasama
No Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable
(item positif) (item negatif)
1 Sangat setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak Setuju 2 3
4 Sangat Tidak Setuju 1 4

42
4. Instrumen Observasi
a. Indikator dan referensi Instrumen Mengenai Kerjasama

No Indikator Referensi
1 Tanggung jawab secara bersama-sama West55
menyelesaikan pekerjaan
2 Saling berkontribusi West56
3 Saling menghargai pendapat teman Crebert57
4 Mampu menyelesaikan masalah Crebert58

b. INSTRUMEN KEGIATAN KERJASAMA

ASPEK PENGAMATAN
SALING
TANGGUNG MAMPU
SALING MENGHARGAI JUMLAH
NO NAMA SISWA JAWAB MENYELESAIKAN NILAI KET
BERKONTRIBUSI PENDAPAT SKOR
BERSAMA MASALAH
TEMAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5

55
Sabhan. Hlm 114
56
Sabhan.
57
Khasanah and others.
58
Khasanah and others.
c. KRITERIA NILAI

No Penilaian Skor Indikator


siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan dikumpulkan tepat
4
waktu
Tanggung Jawab 3
1 siswa dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
Bersama
2 Siswa dapat mengumpulkan tugas dengan baik
1 siswa tidak mengumpulkan tugas dengan baik dan tidak tepa waktu
Siswa ikut serta dalam membantu kelompoknya baik tenanga maupun
4
pikiran
Saling 3 siswa ikut serta membantu dalam hal pikiran pada kelompoknya
2
Berkontribusi
2 siswa ikut serta membantu dalam hal tenaga pada kelompoknya
1 siswa tidak membantu dalam kelompoknya baik tenang maupun pikiran
4 siswa dapat menghargai pendapat teman ke semua teman kelompoknya
Saling Menghargai 3 siswa dapat menghargai pendapat teman ke beberapa temen kelompoknya
3
Pendapat Teman 2 siswa dapat menghargai pendapat teman ke 1 temen kelompoknya
1 siswa tidak dapat menghargai pendapat teman ke temen kelompoknya
4 siswa dapat menyelesaikan semua maasalah dengan baik dan benar
Mampu
3 siswa dapat menyelesaikan beberapa masalah dengan baik
4 Menyelesaikan
2 siswa dapat menyelesaikan 1 masalah dengan baik
Masalah
1 siswa tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik

44
d. Instrumen Lembar Observer
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PENERAPAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD DALAM
MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA

Nama Observer :
Instansi :

Petunjuk Pengisian :
Berikanlah tanda (√) pada setiap aspek tahap pembelajaran dengan Tipe STAD dalam
Meningkatkan Kerjasama Pada Subtema Sumber Energi yang dilakukan oleh guru dan
siswa.
Ya : Apabila pendidik/ peserta didik telah melaksanakan aspek kegiatan yang
diamati
Tidak : Apabila pendidik/peserta didik tidak atau belum melaksanakan aspek
kerjasama yang diamati.
Keterlaksanan
No Indikator Aspek Yang Diamati Ket
Ya Tidak
Peserta didik rasa tanggung
jawab terhadap kelompoknya
sangat tinggi
Peserta didik mengerjakan
dengan sungguh-sungguh dan
Tanggung Jawab
1 membantu teman yang
Bersama
kesusahan
Peserta didik mengumpulkan
tugas kelompok dengan tepat
waktu
Peserta didik
Peserta didik membantu
kelompoknya dengan bertanya
Saling ke guru jika bingung
2
Berkontribusi Peserta didik membantu
mempresentasikan hasil belajar
kelompoknya di depan kelas
Peserta didik membantu
temannya yang belum paham
Ketua kelompok bisa membagi
tugas masing-masing anggota
supaya saling berkontribusi
Peserta didik bisa menghargai
pendapat teman
Saling
Sabar dalam membantu teman
3 Menghargai
yang belum paham
Pendapat Teman
Tidak pilih-pilih teman saat
ada di kelompoknya
Peserta didik bisa
menyelesaikan masalah dengan
kelompoknya
Mampu
Jika ada teman yang belum
4 Menyelesaikan
paham ada teman yang
Masalah
menjelaskan
Peserta didik bisa mengerjakan
soal sesuai yang diperintahkan

e. Indikator dan referensi Instrumen Mengenai Keaktifan

No Indikator Referensi
1 Memperhatikan Nana Sudjana , Mohammad Uzer Usman60.
59

2 Mendengarkan Nana Sudjana61, Mohammad Uzer Usman62.


Nana Sudjana63, Mohammad Uzer Usman64,
3 Bertanya Sinar65.
4 Keberanian Siswa Nana Sudjana66, Sinar67.

59
Wibowo.
60
Usman.
61
Wibowo.
62
Usman.
63
Wibowo.
64
Usman.
65
Sinar.
66
Wibowo.
67
Sinar.

46
f. INSTRUMEN KEAKTIFAN

ASPEK PENGAMATAN
JUMLAH
NO NAMA SISWA Memperhatikan Mendengarkan Bertanya Keberanian Siswa NILAI KET
SKOR
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5

g. Kriteria Nilai
No Penilaian Skor Indikator
Siswa dapat mengikuti dalam kegiatan belajarnya seperti membaca
4
menulis, dan eksperimen
Siswa dapat mengikuti dalam kegiatan belajarnya seperti membaca
3
1 Memperhatikan dan menulis
2 Siswa dapat mengikuti dalam kegiatan belajarnya seperti menulis
Siswa tidak dapat mengikuti dalam kegiatan belajarnya seperti
1
mambaca, menulis dan eksperimen
Siswa dapat mendengarkan apa yang dijelaskan guru/ teman
4
kemudian bisa menjawab jika ada pertanyaan dengan benar
Siswa dapat mendengarkan apa yang dijelaskan guru/ teman
3
2 Mendengarkan kemudian bisa menjawab jika ada pertanyaan tetapi kurang tepat
2 Siswa dapat mendengarkan apa yang dijelaskan guru/ teman
Siswa tidak dapat mendengarkan apa yang dijelaskan guru/ teman
1
kemudian bisa menjawab jika ada pertanyaan
Siswa dapat bertanya kepada guru atau teman apabila belum
4
paham dan bisa menanggapi pertanyaan
3 Siswa dapat menanggapi pertanyaan dari temannya
3 Bertanya
Siswa dapat bertanya kepada guru atau teman apabila belum
2
paham
1 Siswa tidak bertanya kepada guru atau teman apabila belum paham
Siswa dapat menjelaskan di depan umum baik di kelas ataupun
4
kelompoknya dengan berani, lantang dan percaya diri
Siswa dapat menjelaskan di depan umum baik di kelas ataupun
3
kelompoknya dengan berani dan lantang
4 Keberanian Siswa
Siswa dapat menjelaskan di depan umum baik di kelas ataupun
2
kelompoknya dengan berani
Siswa tidak dapat menjelaskan di depan umum baik di kelas
1
ataupun kelompoknya dengan berani, lantang dan percaya diri

48
h. Insrumen lembar Observer Keaktifan
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PENERAPAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD DALAM
MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA

Nama Observer :
Instansi :

Petunjuk Pengisian :
Berikanlah tanda (√) pada setiap aspek tahap pembelajaran dengan Tipe STAD dalam
Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Subtema Sumber Energi yang dilakukan oleh
guru dan siswa.
Ya : Apabila pendidik/ peserta didik telah melaksanakan aspek kegiatan yang
diamati
Tidak : Apabila pendidik/peserta didik tidak atau belum melaksanakan aspek
keaktifan yang diamati.
Keterlaksanan
No Indikator Aspek Yang Diamati Ket
Ya Tidak
Peserta didik memperhatikan
guru ketika menjelaskan
dengan sungguh sungguh
Peserta didik memeperhatikan
jika ada yang bertanya
Peserta didik memperhatikan
1 Memperhatikan
di kelompoknya jika ada teman
yang menjelaskan
Peserta didik memperhatikan
pelajaran yang diikuti baik
membaca, menulis atau
eksperimen
Peserta didik mendengarkan
apa yang disampaikan guru
2 Mendengarkan Peserta didik mendengarkan
teman ketika ada yang
presentasi
Peserta didik mendengarkan
pertanyaan yang diajukan oleh
teman

Peserta didik dapat bertanya ke


guru jika ada yang belum
paham
Saat kerja kelompok jika ada
3 Bertanya
ynag belum jelas, siswa
bertanya ke temannya
Peserta didik bertanya sesuai
materi yang sedang dipelajari
Peserta didik berani
menjelaskan di depan kelas
Peserta didik berani
4 Keberanian Siswa mengajukan pertanyaan di
kelompoknya
Peserta didik bisa menanggapi
pertanyaan temannya

50

Anda mungkin juga menyukai