PROPOSAL
Diajukan kepada Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana
OLEH:
NPM : 19103020
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran yang lain. Pembelajaran ini
terdapat lima unsur penting, yaitu:
1) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang
ditentukan.
2) Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar
individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk
membantu orang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi
evaluasi tanpa bantuan yang lain.
3) Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok
dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama- sama tertantang untuk melakukan yang
terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.
2.1.1.3 Model-model Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, walaupun prinsip dasar dari
pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis model tersebut adalah sebagai berikut.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu:
1) Presentasi Kelas presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.
Tahap presentasi kelas dimulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai dan
memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan
memberikan persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang
telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan
pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam mengembangkan materi pelajaran perlu
ditekankan hal-hal sebagai berikut:
a) Mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa
secara berkelompok.
b) Menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan hapalan.
c) Memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa.
d) Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau salah.
e) Beralih ke materi selanjutnya apabila siswa telah memahami permasalahan yang ada.
Perbedaan antara presentasi kelas dengan pengajaran biasa adalah pada
presentasi kelas siswa harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi
kelas. Dengan begitu siswa akan terbantu dalam mengerjakan tugas secara
berkelompok maupun individu
2) Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal
kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis. Fungsi utama dari tim ini adalah
memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan khususnya lagi adalah
mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis individu dengan baik. Setelah
guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau
materi lainnya. Kegiatan yang paling sering dilakukan adalah bersama-sama membahas
permasalahan, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman
apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim adalah fitur yang paling penting
dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim
melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk
membantu tiap anggotanya.
3) Kuis
Kuis dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai.
Kuis ini dilakukan secara individu mengenai materi yang telah dibahas. Para siswa tidak
diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga setiap siswa
bertanggung jawab secara individu untuk memahami materinya.
4) Skor Kemajuan Individual
Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada siswa
tujuan kinerja yang dapat dicapai apabila siswa berusaha lebih giat dan memberikan
kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi
poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa yang
dapat melakukannya tanpa memberikan usaha yang terbaik. Tiap siswa diberi skor awal
yang diperoleh dari rata-rata skor kelompok. Selanjutnya siswa akan mengumpulkan poin
untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis individu dibandingkan dengan
skor awal siswa.
2.1.3 Hasil Belajar
2.1.3.1Pengertian Hasil Belajar
Menurut (Junistira, 2022) Hasil belajar merupakan faktor penting dalam
pendidikan. Secara umum hasil belajar selalu dipandang sebagai perwujudan nilai yang
diperoleh siswa melalui proses pembelajaran. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa
dalam bentuk angka-angka setelah diberikan suatu tes hasil belajar pada akhir suatu
pertemuan, pertengahan semester maupun akhir semester. Dari pengertian hasil belajar
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
perubahan tingkah laku dari belum mampu atau tidak mampu menjadi mampu setelah
proses pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Menurut (Buaton et al., 2021) Hasil belajar adalah suatu pernyataan yang spesifik
yang dinyatakan dalam prilaku dan penampilan yang diwujudkan dengan bentuk tulisan
angka maupun tulisan agar dapat mengukur keberhasilan dari proses belajar yang telah
diharapkan untuk mengetahui akan keberhasilan siswa sejauh mana siswa dapat memahami
dan dapat menerima akan pelajaran yang telah mereka terima dari guru. Oleh karena
itu,hasil belajar adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukan penampilan atau
keterampilan serta pengetahuan dalam belajar siswa tertentu yang telah diharapkan dapat
dicapai sebagai hasil belajar. Hasil belajar bertujuan untuk mengukur keberhasilan siswa
dalam pembelajaran yang dilakukan guru dan sekaligus mengukur keberhasilan belajar
siswa dalam memahami materi pembelajaran. Guru juga bisa melakukan refleksi dan
evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi yang bisa dilakukan
guru meliputi: metode, strategi, media, model pembelajaran yang mungkin seorang guru
dapat menerapkan atau melakukannya dalam proses pembelajaran berlangsung. Agar materi
itu dapat dipahami dan dikuasai oleh siswa. Jika hasil belajar siswa meningkat maka dapat
dikatakan guru berhasil. Apabila hasil belajar siswa turun berarti dapat dikatakan guru gagal
dalam melakukan proses pembelajaran.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
1. Susetiyono dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar
Lingkaran dengan Memanfaatkan CD Interaktif dan Who Wants To Be A Millionaire
Bagi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 33 Purworejo Semester Genap Tahun Pelajaran
2009/2010”, menunjukkan bahwa pemanfatan CD interaktif dan Who Wants to be a
Millionaire dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi dan
penguasaan konsep matematika siswa pada materi lingkaran, serta dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Ni Made Sunilawati, Nyoman Dantes, dan I Made Candiasa dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar
Matematika Ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD”, menunjukkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berdampak lebih baik secara
signifikan terhadap hasil belajar matematika dibandingkan dengan konvensional.
3. Asmawati R. dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Bunyi”,
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh positif
terhadap penguasaan konsep siswa pada materi bunyi.
4. Chumi Zahroyl F. dan Charisyah Widya Y. dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran IPS melalui Teknik Pick
Up Cards Game di SDN Kebonsari 04 Kabupaten Jember”, menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran melalui teknik pick up cards game dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa.