Disusun oleh :
Ilmah Fitriyah
Anti Nurfadilah
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas
Mata Kuliah Matematika 2. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-
sahabatnya, dan kepada umatnya.
Makalah ini tidak akan selesai pada waktunya tanpa dukungan dari
semua pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semuanya terutama kepada Dosen pengampu Matematika yaitu
Bapak Agus Syahbani,M.Pd yang selalu membimbing penulis dalam
pembuatan makalah.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode
atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus
yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, guru hendaknya lebih memilih berbagai
variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan
pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau
tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan
pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan
peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta
mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota.
3. kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama diantara anggota kelompoknya.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau
pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang
baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan
suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.
Jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki
tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini
adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba
untuk mempelajari semua materi sendirian.
Sedangkan dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah;
Mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru, kemampuan untuk berfikir, mencari
informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain;
G. Pembelajaran tradisional
Pembelajaran Tradisional merupakan pembelajaran di mana secara umum pusat
pembelajaran pada guru. Jadi di sini guru berperan sebagai pengajar dan pendidik dan
cenderung aktif di mana siswa hanyalah sebagai objek dari pendidikan. Sistem
pembelajaran tradisional dicirikan dengan bertemunya antara pebelajar dan pengajar
untuk melakukan proses belajar mengajar. Pada umumnya pembelajaran tradisional
menggunakan cara-cara sederhana, yaitu dengan ceramah. Penggunaan metode
ceramah dalam pembelajaran secara terus menerus justru dapat membuat peserta didik
menjadi bosan, sehingga materi yang disampaikan guru tidak dapat diserap oleh siswa
secara optimal.
Pendekatan tradisional merupakan sebuah pendekatan pembelajaran dimana guru
didalam kelas menggunakan metode belajar yang relatif tetap (monoton) setiap kali
mengajar. Guru terkesan lebih aktif daripada siswa. Gurulah yang memegang peranan
penting dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini kurang menggunakan alat
atau media yang memadai, sehingga hasil belajar siswa kurang luas dan mendalam.
Ciri-ciri pendekatan pembelajaran tradisional adalah sebagai berikut :
1. Guru cenderung hanya menyampaikan informasi yang bersifat fakta dan
kurang memberikan permasalahan dalam proses pembelajaran.
2. Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa lebih bersifat satu arah (hanya
dari guru kepada siswa).
3. Dalam proses pembelajaran guru kerap memberikan indoktrinasi kepada
siswa. dan juga kurang memberikan kesempatan berfikir kritis dan kreatif.
4. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih cenderung bersifat kognitif
(pengetahuan) saja, kurang memberikan materi yang bersifat afektif dan
psikomotor.
5. Strategi, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan guru cenderung
bersifat tunggal dan monoton.
6. Penilaian lebih banyak menggunakan teknik tes, baik tertulis maupun lisan.
Kurang menggunakan tes perbuatan(prilaku).
Pendekatan tradisional ini biasanya berpusat pada guru seperti metode ceramah
yang mengajar dengan berpusat pada guru, yang umumnya ditemukan disekolah-
sekolah diseluruh dunia. Metode ini sangat efektif (kelebihan) terutama untuk :
- Share informasi jika diantara mereka sulit untuk mendapat informasi ditempat
lain.
- Dapat menyajikan informasi yang lebih cepat.
- Membangkitkan minat akan informasi.
- Cocok untuk para siswa yang menikuti teknik belajar dengan cara
mendengarkan.
Akan tetapi pembelajaran yang berpusat pada guru juga memberikan beberapa tantangan,
yaitu :
- Cara ini tidak dapat diterima oleh semua siswa dengan baik, hanya siswa yang
dapat belajar baik dengan cara mendengarkan saja yang dapa menerima.
- Mempertahankan minat siswa sering kali sangat sulit.
- Cara ini cenderung sedikit menggunakan pemikiran kritis.
- Pendekatan ini diasumsikan bahwa semua siswa belajar sama tidak bersifat
pribadi.
Rooijakkers dan Mukminin mengemukakan bahwa belajar dengan pendekatan
konvensional (tradisonal) adalah pendekatan belajar yang terutama dilakukan dengan
komunikasi satu arah sehingga situasi belajarnya terpusat pada pengajar. Ini berati guru
mengajar untuk informasi secara lisan dan data kepada anak tanpa ada usaha
mengembangkan ketrampilan IPS. Guru juga mengajar hanya menggunakan dari buku
sumber atau buku paket sehingga selama proses belajar mengajar berlangsung anak hanya
berinteraksi dengan buku sumber dan guru.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok
kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.
Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota
tim telah menguasai pelajaran tersebut.
B. Saran
Berdasarkan masalah – masalah yang kami temukan, maka kami menyarankan agar
diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilam
kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
DAFTAR PUSTAKA
Sri Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG