Anda di halaman 1dari 7

Inovasi Pembelajaran Matematika

Inovasi pembelajaran adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif dari hal yang
sudah ada sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan
guna mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu
sistem, maka inovasi pembelajaran harus mencakup al-hal yang berhubungan dengan
komponen sistem tersebut, baik dalam artian kurikulum, media, metode, kebijakan,
maupun hal lain yang berhubungan dengan pembelajaran (Muzid, 2011).

I.  PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN


Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau
prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak
dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Langkah-langkah  mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
II.  MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN
A. MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
1.  Pengertian Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat
pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas
informasi materi ajar.
2.  Macam-Macam Pembelajaran Langsung
Adapun macam-macam pembelajaran langsung antara lain :
1   Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang
kepada sejumlah pendengar.
2   Praktek dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar dapat
menghitung dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan soal.
3   Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan
ceramah, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.
4   Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan
ceramah dan ekspositori, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit dan siswa
lebih banyak dilibatkan.
5   Questioner
6   Mencongak

3.  Ciri-Ciri pada Pembelajaran Langsung


Model pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1. Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.
2. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
3. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya
pembelajaran.
4. Materi ajar bersumber dari guru.

4.   Tujuan Pembelajaran Langsung


Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar
sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Dengan model ini
cakupan materi ajar yang disampaikan lebih luas dibandingkan dengan model-model
pembelajaran yang lain.

B.   MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


1.   Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga
tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7).
Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran
dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran,
siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan
Wikandari, 2000:25).
Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam
mempelajari sesuatu.
2.  Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif
Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001),
yaitu;
1. Student Teams Achievement Division (STAD)
2. Group Investigation
3. Jigsaw
4. Structural Approach
Sedangkan dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah;
1. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada
pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD),
dan
2. Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika
untuk tingkat 3-6 (setingkat TK).
Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan,
dan struktur penghargaan (Arends, 1997: 110-111).
Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan siswa
dalam kelas
Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan guru pada
akhir pembelajaran atau saat siswa menyelesaikan pekerjaannya. Ada tiga macam
struktur tujuan, yaitu:
1  Struktur tujuan individualistik
2  Struktur tujuan kompetitif
3  Struktur tujuan kooperatif
Struktur penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan yang diberikan pada kelompok jika
keberhasilan kelompok sebagai akibat keberhasilan bersama anggota kelompok.

3. Ciri-Ciri dan Tahapan pada Model Kooperatif


Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
§ siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar,
§ kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
§ jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang
berbeda-beda,
§ penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut
(Ibrahim, M., dkk., 2000: 10)
1   Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran.
2   Menyampaikan informasi.
3   Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4   Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
5   Evaluasi atau memberikan umpan balik.
6   Memberikan penghargaan.

4.  Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga
tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut:
1   Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sulit.
2   Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai
satu sama lain.
3   Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini
penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam
keterampilan sosial.

5.  Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif


Melalui model ini diharapkan tidak cuma kemampuan akademik yang dimiliki siswa
tetapi juga ketrampilan yang lain.  Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk.
(2000:47-55), antara lain:
1   Keterampilan-keterampilan Sosial
2   Keterampilan Berbagi
3   Keterampilan Berperan Serta
4   Keterampilan-keterampilan Komunikasi
5   Pembangunan Tim
6   Keterampilan-keterampilan Kelompok

C. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH


1.  Pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk
pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk
memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan
mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk
mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan, 2002 : 123).
2.  Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Macam-macam pembelajaran berdasarkan masalah Menurut Arends (1997), antara lain
:
1   Pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction), pendekatan
pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk
pembelajarannya.
2   pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction), pendekatan
pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna mendapatkan
kesimpulan yang benar dan nyata.
3   belajar otentik (authentic learning), pendekatan pengajaran yang memperkenankan
siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting
dalam konsteks kehidupan nyata.
4   Pembelajaran bermakna (anchored instruction), pendekatan pembelajaran yang
mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

3.  Ciri-Ciri dan Tahapan pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah


ciri-ciri dari model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends (2001 : 349),
antara lain :
1   Pengajuan pertanyaan atau masalah.
2   Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3   Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa
melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah
nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan
hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan
eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
4   Menghasilkan produk dan memamerkannya.
5   Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja
sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam
kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat
dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan
dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.
Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan
guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan
berdasarkan langkah-langkah berikut.
1   Tahap-1 Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan
2   Tahap-2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
3   Tahap-3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong
siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4   Tahap-4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa
dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan
model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5   Tahap-5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka gunakan. (Sumber: Ibrahim, 2000 : 13).

4.  Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah


Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah
dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang
dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi
pebelajar yang otonom dan Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari
metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu
para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran.
Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.
5.      Peran Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Menurut Ibrahim (2003:15), di dalam kelas PBI, peran guru berbeda dengan kelas
tradisional. Peran guru di dalam kelas PBI antara lain sebagai berikut:
1           Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik,
yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari.
2          Memfasilitasi/membimbing penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau
melakukan eksperimen/ percobaan.
3          Memfasilitasi dialog siswa.
4          Mendukung belajar siswa. 

Anda mungkin juga menyukai