Disusun oleh :
Nama : Darmawita
NIRM : 1209.15.07665
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm.
239.
2
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), hlm. 40.
Dari beberapa definisi diatas dapat diperoleh bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara
membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama,
berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu
teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Model
pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di
samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Jadi, dapat disimpulkan dari menurut pendapat para ahli bahwa
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
terstruktur, yang lebih kepada interaksi siswa, guru hanya sebagai
fasilitator sehinga sumber belajar tidak hanya dari buku dan guru saja.
3
Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya: Surabaya University Press, 2000), hlm.
34.
tampaknya sangat mendominasi dunia pendidikan, sedangkan tujuan dari
pembelajaran kooperatif sekarang adalah menciptakan situasi dimana
keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya.
4
Mohammad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat
Pendidikan Dasar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), Hlm. 53.
5
Hariyanto dan Warsono, Pembelajaran Aktif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm. 167.
c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan, yaitu
pembelajaran kooperatif menggunakan metode skorsing berdasarkan
nilai peningkatan prestasi yang diperoleh siswa. Dengan ini siswa
yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi sama-sama memperoleh
kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi
kelompoknya.6
6
Slavin, R, E. Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media,1995), hlm. 67.
7
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PustakaSetia, 2011), hlm. 34-35.
menyajikan bahan ajar sesuai dengan bentuk teks, bukan verbal. Setelah
itu, siswa dibawah bimbingan guru bekerjasama menyelesaikan tugas yang
saling berkaitan. Pada kegiatan terakhir menyajikan hasil kerja kelompok
dengan melakukan penilaian berupa penyajian hasil kelompok yang
dipresentasikan lalu diberi apresiasi berupa penghargaan atas pendapat
setiap masing-masing kelompok sehingga siswa merasa terpacu untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
8
Mohammad Syarif Sumantri, Op.Cit, hlm. 55.
a. Menggunakan kesepakatan, yaitu menyamakan pendapat yang
berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
b. Menghargai kontribusi, yaitu memperhatikan atau mengenal apa
yang dikatakan atau dikerjakan anggota lain.
c. Mengambil giliran dan berbagi tugas, yaitu setiap anggota kelompok
bersedia menggantikan dan mengemban tugas atau tanggung jawab
tertentu dalam kelompok.
d. Berada dalam tugas dan kelompok, maksud dari berada dalam tugas
yaitu meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya agar
kegiatan dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Sedangkan maksud dari berada dalam kelompok yaitu
setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan
berlangsung.
e. Menyelesaikan tugas tepat waktu dan menghormati perbedaan
individu.
2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan
penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara
dapat diterima, mendengarkan dengan arif, bertanya, membuat
ringkasan, menafsirkan, mengorganisasi, dan mengurangi ketegangan.
3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir/tinggi
Keterampilan tingkat mahir meliputi mengolaborasi, memeriksa dengan
cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.9
9
Hamdani, Op.Cit, hlm. 33-34.
Peran guru sebagai fasilitator harus mempnyai beberapa sikap sebagai
berikut:
a. Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan
b. Membantu dan mendorong iswa untuk mengingkapkan dan
menjelaskan keinginan dan pembicaraannya.
c. Membatu kegiatan dan menyiapkan sumber atau alat.
d. Membina siswa agar setiap siswa, setiap orang menjadi sumber yang
bermanfaat bagi yang lainnya.
e. Menjelaskan tujuan kegiatan pada keluarga dan mengatur jalannya
dalam bertukar pendapat.
2. Sebagai Mediator
Guru berperan untuk menjembati atau mengaitkan materi pelajaran
yang sedang di bahas melalui cooperative learning dengan
permasalahan yang nyata di temukan di lapangan.
3. Sebagai Director-Motivator
Guru beperan dalam membimbing serta mengarahkan jalannya diskusi,
membantu kelancaran diskusi tetapi tidak memberikan jawaban.
4. Sebagai Evaluator
Guru berperan dalam menilai kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung.10
C. Penutup
1. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
terstruktur, yang lebih kepada interaksi siswa, guru hanya sebagai
fasilitator sehinga sumber belajar tidak hanya dari buku dan guru saja.
2. Tujuan pembelajaran kooperatif yaitu hasil akademik yang baik,
penerimaan terhadap perbedaan individu, pengembangan keterampilan
sosial. Unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan
positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka,
keterampilan berkomunikasi antar anggota, pemrosesan kelompok,
10
Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 15.
penerapan keterampilan kolaboratif. Sedangkan karakteristik
pembelajaran kooperatif yaitu etiap anggota memiliki peran, adanya
interaksi, adanya tanggung jawab,guru membantu mengembangkan
keterampilan interpersonal kelompok, guru hanya berinteraksi dengan
kelompok saat diperlukan.
3. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif yaitu merumuskan tujuan
dan memotivasi siswa, penyajian informasi, mengorganisasi siswa
dalam belajar, membimbing siswa dalam belajar, evaluasi, dan
penghargaan kelompok.
4. Kelebihan pembelajaran kooperatif yaitu mengembangkan kemampuan
siswa, membantu dalam memahami pembelajaran, meningkatkan
kemampuan siswa dalam berpikir, dan sebagainya. Kelemahan
pembelajaran kooperatif yaitu memerlukan waktu, tenaga, pikiran, dan
fasilitas sekolah, adanya kecenderungan di dominasi oleh seseorang
sehingga siswa menjadi pasif, dan sebagainya.
5. Keterampilan pembelajaran kooperatif dibagi tiga tingkatan yaitu
keterampilan tingkat awal, tengah, dan mahir atau tinggi. Peran guru
yaitu sebagai fasilitator, mediator, director- motivator, evaluator,
A. Saran
Sebaiknya dalam kegiatan pembelajaran, guru harus melakukan
penyesuaian dan melakukan berbagai pendekatan untuk menarik minat
siswa sehingga mereka merasa tertarik terhadap topik pembelajaran yang
dibicarakan. Salah satunya kita harus menggunakan model pembelajaran,
gunanya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA