A. Latar Belakang
Saat ini terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia
pendidikan terutama pada proses pengajaran. Inovasi-inovasi dalam
pengajaran harus tepat, dikarenakan agar membuat siswa antusias
terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mau mencoba
memecahkan persoalannya. Pembelajaran di kelas masih dominan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintekrasi langsung
kepada benda-benda konkret.
1
sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai.
Terdapat berbagai macam model pengajaran yang dapat dijadikan
alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas
berlangsung efektif dan optimal.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana model pembelajaran investigasi kelompok?
2
PEMBAHASAN
A. Skenario
Para siswa kelas enam bimbingan Wolf membahas Negara
Irak dan Afganistan, untuk memahami Negara-negara yang memiliki
hubungan dengan Amerika Serikat. Walau peduli dengan isu politik,
perlu memperoleh informasi tema yang didiskusikan. Dengan
berkelompok mengembangkan informasi dan saling berbagi.
Mary Hilteeper pengajar bahasa inggris mempresantasi dua
belas puisi, meminta siswa berpasangan, membaca, mengklasifikasi
struktur, model dan temanya. Mereka mempersiapkan laporan pada
kelompok lain. Tugas lain meminta siswa menciptakan hipotesis
mengenai puisi yang dapat dikelompokkan berdasarkan penulis
tertentu, dengan kombinasi distingtif dalam gaya, struktur dan tema.
Mary mengelola pembelajaran dengan system berbasis kemitraan
(partnersip based leraning). Tugas kognitif seperti mengklasifikasi
dalam versi modelpengajaran induktif untuk mengarahkan penelitian.
Kelly Farmer memasuki Sekolah Dasar memeperkenalkan
diri, kemudian memasangkan siswa yang memiliki kesamaan nama,
mengatur para siswa menjadi “kelompok kooperatif” melatih bekerja
sama dalam kelompok terdiri dari dua, tiga, empat atau lima sesuai
aktivitas yang berbeda.
3
1. Sinergi yang ditingkatkan dalam bentuk kerjasama akan
meningkatkan motivasi yang lebih jauh besar dari pada
lingkungan kompetitif individual.
2. Anggota kelompok kooperatif saling belajar, setiap pembelajar
akan memiliki bantuan lebih banyak dari pada pembelajaran
yang menimbulkan pengucilan siswa.
3. Interaksi anggota menghasilkan aspek kognitif, social dan
aktivitas intelektual yang dapat mengembangkan
pembelajaran.
4. Kerjasama meningkatkan perasaan positif, menghilangkan
pengasingan, membangun hubungan dan memberi
pandangan positif terhadap orang lain.
5. Kerjasama meningkatkan penghargaan diri, memiliki perasaan
dihormati orang lain dalam sebuah lingkungan.
6. Meningkatkan kapasitasnya untuk bekerjasama secara
produktif, berguna bagi skill social secara umum.
4
Secara khusus, mereka telah meneliti apakah tugas kerja
sama dan struktur penghargaan dapat mempengaruhi hasil
pembelajaran secara positif ataukah tidak.
5
keuntungan dua kali lebih banyak dibanding kelompok yang menerima
pengajaran individu dan kelompok bimbingan. Peningkatan akademik
30 hingga 95 persen.
6
untuk menjalani pengelompokan yang lebih besar pada masa
selanjutnya.
Latihan Untuk Efisiensi
Metode untuk melatih siswa agar biasa bekerja sama dengan
lebih efisien dan memiliki rasa saling ketergantungan yang positif,
dengan isyarat sederhana, misalnya mengangkat tangan. Satu
prosedur biasa digunakan untuk menekankan instruktur mengangkat
tangannya, seseorang yang ditunjuk untuk memperhatiakan juga
harus mengangkat tangannya, ini berarti prosedur instruksi kelompok
dijalankan.
Kagan (1990) mengembangkan prosedur dalam mengajari
siswa bekerjasama, yang disebut “nomor kepala (nomored heads)”
guru membagi kelas menjadi kelompok terdiri tiga orang, tiap
kelompok memiliki angka satu hingga tiga, dan tugasnya adalah “ ada
berapa metamofora yang anda dapatkan dalam satu halaman prosa
ini !” semua anggota bertanggung jawab dan harus menguasai tugas,
setelah melalui interval instruktur memanggil salah satu nomor, salah
satu anggota menjadi juru bicara
7
Pembagian kerja : Spesialisasi.
Prosedur yang dikembangkan untuk membantu siswa
mempelajari cara saling membantu adalah tehnik pembagian tugas
yang dapat meningkatkan efisiensi pembagian kerja karena dapat
meningkatkan kesatuan kelompok sebagi sebuah tim kerja untuk
menyerap dan mempelajari informasi dan skill.
Sebuah prosedur yang dikenal dengan Jigsaw (Aronson,
Blaney, Stephen, Sikes,& Snapp, Slavin, 1983) telah digunakan dalam
untuk mengembangkan organisasi formal yang teratur dan cocok
sebagai sebuah perkenalan pada proses pembagian kerja. Organisasi
kelas menempatkan individual untuk melatih skill yang telah
dikembangkan, mengharuskan siswa menggilir peran dengan
mengembangkan skill mereka dalam semua bidang.
8
internal akan menghasilkan peningkatan reting pembelajaran dan
ingtan yang kuat terhadap informasi dan ketrampilan.
Salah satu tujuan dasar pendidikan umum adalah untuk
meningkatkan motivasi internal dalam belajar serta mendorong siswa
meningkatkan pembelajaran demi memperoleh kepuasan.
9
2. Mengarahkan penelitian ilmiah pada kehidupan dan proses
social yang alami.
3. Menggunakan strategi penelitian untuk memecahkan masalah
social atau individu.
4. Memberikan sebuah pengalaman berbasis perenungan dan
pembelajaran keadaan.
Pondasi Filosofis
Figur utama usaha pengembangan gaya pembelajaran
dengan proses demokrasi adalah Jhon Dewey, yang menulis How We
Think tahun 1910. Dikembangkan tahun 1920 oleh Charles Hubbarg
Judd, menitik beratkan pada aspek beasiswa akademik. Willeam
Heard Kilpatrick (1919) memekankan pada aspek pemecahan
masalah. George Counts (1932) menekankan pembentukan kembali
masyarakat. Body Bode (1927) menekankan proses intelektual secara
umum melalui pemecahan masalah.
Ungkapan terkenal kelompok yang menggunakan proses
demokratis dan pembentukan masyarakat oleh Gordon H. Hulfish
(1961) ; mengembangkan kapasitas individual dalam cara-cara siswa
mengolah informasi dan menggabungakan konsep, kepercayaan dan
nilai-nilai. Filosofi ini secara bertahap menggambarkan adanya ikatan
yang kuat antara dunia personal dalam segi intelektual dan proses
social dengan fungsi sebuah masyarakat demokratis.
10
Pengetahuan merupakan hasil ciptaan individu maupun kelompok
yang akan selalu dan terus diperbaiki.
11
sangat tampaahuank dalam proses demokrasi, tidak boleh
mengabaikan spirit dasar yang menggiring proses demokrasi terhadap
kehidupan.
F. Konsep-konsep Dasar
Penelitian
Penelitian didorong adanya tantangan berupa sebuah
masalah. Proses social meningkatkan penelitian serta pembelajaran
dan pengembangan penelitian tersebut. Bagian penelitian pertama
adalah saat masing-masing individu dapat memberikan reaksi dan
memikirkan sebuah masalah kemudian dipecahkan. Siswa
menumbuhkan kesadaran diri serta keinginan untuk mendapatkan
makna hidup harus mengetahui bahwa peran ganda sebagai
partisipan dan peneliti menelusuri sebuah masalah, pada dasarnya
merupakan proses social.
Penelitian mengambil objek aktivitas pertama dalam sebuah
keadaan nyata dan merupakan proses kelanjutan yang selalu
mengembangkan data baru.
Model Pengajaran
Struktur
Langkah awal dalam gaya ini adalah menyajikan sebuah
masalah yang memancing perhatian dan kehebohan siswa, dilakukan
secara verbal, pengalaman nyata. Jika siswa bereaksi guru member
perhatian, merumuskan serta menyusun masalah kemudian
menganalisa, bertindak dan melaporkan dan mengevaluasi solusi
permasalahan yang dicocokkan dengan maksud dan tujuan utama
System sosial
System social menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan
diatur oleh suatu kesepakatan yang dikembangkan, divalidasi oleh
pengalaman kelompok terhadap fenomena rumit yang dijelaskan
seorang guru sebagai sebuah objek pembelajaran.
12
Peran / Tugas Guru
Peran guru dalam investigasi kelompok terkadang menjadi
konselor, konsultan dan pemberi kritik yang ramah. Membimbing serta
merefleksikan pengalaman kelompok dalam tingkat-tingkat berikut ;
pertama, pemecahan masalah atau level tugas, kedua, level
manajemen kelompok dan ketiga tingkat makna pribadi, tanggapan
kesimpulan.
Peran pengajaran sangat sulit namun sensitive karena esensi
penelitian adalah aktifitas siswa masalah tidak bisa dipaksakan.
Dalam waktu yang sama intruktur harus melaksanakan beberapa hal
sebagai berikut : (1). Memfasilitasi proses kelompok (2) campur
tangan dalam proses kelompok dan meneruskan serta mengarahkan
energy aktifitas kelompok menuju aktifitas pengajaran yang potensial
(3) memandu pendidikan tersebut sehingga makna dan pemahaman
individu dapat muncul dari pengalaman (Thalen, 1960, hlm.13)
System Pendukung
Harus ektensif dan responsive terhadap semua kebutuhan
siswa. Sekolah harus ada perpustakaan dengan referensi luar. Siswa
juga mencari orang-orang yang bias menjadi referensi luar. Penelitian
referensi relative langka karena system support tidak cukup
menjalankan beberapa tingkat penelitian.
Penerapan
Investasi kelompok membutuhkan fleksibilitas dari guru dan
semua anggota kelas. Meskipun contoh-contoh yang digambarkan
dalam model ini cenderung menguraikan hal yang bersifat intelektual
dan organitatif, senyatanya praktik investigasi, penyajian masalah
awal dilakukan dengan sebuah topic, isu, informasi dan aktivitas
alternative dalam lingkup local. Asal mula penelitian bergantung pada
minat dan usia siswa, guru merancang penelitian yang cocok dengan
kemampuan siswa dalam mengolah investigasi.
13
Tim Johnson memfokuskan perhatian pada tugas kerja sama,
penghargaan kelompok dan praktik saling mengajari antar sesama
kawan sebaya. Mereka telah menciptakan review pelajaran secara
ektensif terhadap semua siswa yang dapat mendukung kerjasama
dan meningkatkan energy belajar serta penghargaan terhadap
performa kelompok sangat efektif.
Slavin (1983) Menegaskan beberapa poin model,
menambahkan beberapa varian yang cukup menarik untuk membagi
tugas yang berbeda saat kelompok mengerjakan sebuah tugas proyek
sehingga dapat meningkatkan energy masing-masing siswa. Secara
umum dapat dikatakan, semakin beragam bahan yang dipelajari
dalam suatu kelompok, maka perilaku atau tanggung jawab terhadap
tugas akan semakin positif.
Tujuan adanya penelitian yang dilakukan bersama-sama
adalah untuk menggabungkan sisi akademik dan social dalam
meningkatkan pembelajaran akademik maupun social. Jika diterapkan
akan memudahakan untuk mencapai tujuan.
Dampak-dampak Instruksional dan Pengiring
Model ini memadukan tujuan penelitian akademik, integrasi
social yang digunakan dalam semua subjek pelajaran, pada siswa
semua umur. Jika gur berkeinginan menekankan proses formulasi dan
pemecahan masalah dalam beberapa aspek ilmu pengetahuan.
14
INSTRUKSIONAL
Proses & Pandangan Disiplin dlm
pengelolaan konstruktivis penelitian
kelompok ttg kolaboratif
pengetahuan
efektif
MODEL INVESTIGASI
KELOMPOK
PENGIRING
Penelitian
Kemandirian Penghargaan
sosial sbg
sbg pada martabat
pandangan
pembelajar orang lain
hidup
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Model ini sangatlah menarik dan bermanfaat, serta
komprehensif, model ini juga bisa digunakan dalam subjek pelajaran,
siswa dalam semua umur, jika guru memang berkeinginan untuk
menekankan proses ormulasi dan pemecahan masalah dalam
beberapa aspek ilmu pengetahuan dibanding memasukan informasi
yang belum terstruktur dan belum ditetapkan.
Guru berperan sebagai fasilitator yang langsung terlibat dalam
proses kelompok (membantu pembelajaran dalam merumuskan
rencana, bertindak, dan mengatur kelompok) serta beberapa
kebutuhan dalam sebuah pengajaran. Guru berfungsi sebagai
seorang konselor akademik.
Daftar Pustaka
16
Bruce Joyce. Marsha Weil. dan Emily Calhoun, Models of Teacing,
Pearson Education, Inc, Publishing as Allyn & Bacon, 2011.
17