Anda di halaman 1dari 5

Kooperatif learning

Contoh RPP dengan Model Kooperatif dan pengertian lengkap

Ada banyak cara agar tujuan pembelajaran dapat tercapai salah satunya dengan model pembelajaran.
Seperti yang akan dibahas berikut, yaitu model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).
Sebenarnya banyak sekali model pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah dasar untuk lebih
jelasnya silakan baca : Macam-Macam model pembelajaran di sekolah dasar

Model Pembelajaran Kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang dilahirkan oleh
seorang ilmuwan pendidikan bernama Piaget dan Vigotsky. Berdasarkan penelitiannya, Piaget
mengemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak (dalam Rusman, 2012:201). Dalam
pembelajaran ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai penjembatan
keterhubungan antara siswa terhadap pemahaman yang lebih tinggi dengan penemuan pemahaman
siswa sendiri.

Model Pembelajaran Kooperatif menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat


kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil (Saptono, 2003:32). Kepada
siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam
kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman,
berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya.

Model Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang bersifat kerja sama dalam
kelompok. artinya bahwa model pembelajaran kooperatif ini dapat menggalakkan siswa dan secara tidak
langsung siswa dapat termotivasi, senang dalam mengikuti pelajaran/tidak jenuh, untuk berinteraksi
secara aktif dan positif dalam kelompok. ini artinya ada pertukaran ide antar siswa ke arah suasana yang
membangkitkan potensi siswa. Dalam model ini, proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru
kepada siswa, namun siswa dapat saling membelajarkan sesama teman siswa lainnya.

Model ini dipakai karena untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang arti pentingnya
kerjasama kelompok namun tetap memperhatikan terhadap usaha individual. Hal ini sesuai dengan sifat
dan kodrat manusia sebagai mahkluk sosial. Selain itu bila dikaitkan dengan profesi dalam bidang
teknologi informasi yang sering bekerja secara kelompok atau tim. Oleh karena itu perlu kiranya dalam
pembelajaran diberikan pemahaman tentang arti pentingnya kerjasama dan sama kerja dalam
kelompok.

menurut Lundgren (Sukarmin, 2002:2), Unsur-unsur dasar yang perlu ditanamkan pada diri siswa agar
Model Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning lebih efektif adalah sebagai berikut :

a) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”

b) Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, disamping
tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama.

d) Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara anggota
kelompok.

e) Para siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akanikut berpengaruh terhadap
evaluasi seluruh anggota kelompok.

f) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama
selama belajar.

g. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.

Sementara itu, menurut Nur (2001:3) pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning
pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

b) Kelompok dibentukdari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

c) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku,dan jenis kelamin yang berbeda-
beda.

d) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu

Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model kooperatif.

1. Tahap 1 menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

2. Tahap 2 menyajikan informasi


3. Tahap 3 mengorganisasikan siswa ke dalam beberapa kelompok belajar

4. Tahap 4 membingbing siswa untuk belajar kelompok

5. Tahap 5 melakukan evaluasi

6. Tahap 6 memberikan penghargaan

Model Pembelajaran Kooperatif tidak menjamin bisa mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Namun memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep sendiri dan cara memecahkan
masalah,

b. memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan


komunikasi dengan teman sekelompoknya,

c. membiasakan siswa untuk bersikap terbuka namun tegas,

d. meningkatkan motivasi belajar siswa,

e. membantu guru dalam pencapaian tujuan pembelajar. Kare4na langkah-langkah pembelajaran


kooperatif mudah diterapkan di sekolah,

f. mendorong motivasi guru untuk menciptakan media pengajaran, karena media begitu penting
dalam pembelajaran kooperatif.

Sedangan kelemahan model pembelajaran kooperatif adalah diperlukan waktu yang cukup lama untuk
melakukan diskusi, seperti belajar kelompok biasa, siswa yang pandai menguasai jalannya diskusi,
sehingga siswa yang kurang pandai kurang kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya, yang tidak
terbiasa dengan belajar. Selian itu dalam penerapan model pembelajaran kooperatif, kelompok yang
merasa asing dan sulit untuk bekerja sama.

Selain itu kelemahan lain penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning yang
sering muncu, yaitu:

a. Jika tidak ada bimbingan dari teman dan guru maka ada kalanya siswa yang selalu "pasrah".

b. Jika tidak ada mekanisme yang baik dalam proses akan ada sikap ketergantungan siswa.
Berbeda dengan model-model pembelajaran yang lain, model ini lebih menekankan pada proses kerja
sama dalam bentuk kelompok. Dengan demikian, tujuan yang diharapkan bukan hanya kemampuan
akademik saja melainkan menumbuhkan adanya kerja sama untuk penguasaan materi secara bersama-
sama. Sehingga menumbuhkan rasa sosial yang tinggi diantara siswa. sehingga secara menyeluruh
tertanam sikap saling menghargai satu sama lainnya, tercipta tenggang rasa, serta menumbuhkan budi
pekerti antar siswa dan siswa dengan gurunya. Selain itu juga, model pembelajaran kooperatif ini sangat
mudah untuk diterapkan guru di sekolah-sekolah dasar.

Untuk mendownload RPP dengan model kooperatif silakan klik l

Model Cooperative Learning


Menurut Agus Suprijono (2010 : 65) sintaks model pembelajaran cooperative learning terdiri dari 6
(enam) fase seperti di pada tabel di bawah ini.

Fase-fase

Perilaku guru

Fase 1: present goal and set

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar

Fase 2: present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal

Fase 3: organize student into learning team

Mengorganisasi peserta didik ke dalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan transisi yang efisien

Fase 4: assist team work and study

Membantu kerja tim dan belajar


Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5: test on materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didk mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6: provide recognition

Memberikan pengakuan dan penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok.

Anda mungkin juga menyukai