Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Konsep Pembelajaran Komperatif


tugas mata kuliah : Model Strategi Dan Pembelajaran
Dosen : Eka Wahyu Hidayati M.Pd I

Di susun oleh Kelompok 7

1. Elis Setiawati
2. Khoirotul Fauziyah
3. Kharisma Kurnia Putri

PROGRAM STUDI PAI (Pendidikan Agama Islam)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUTTAQWA GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim
Alhamdulillahirobbilalamin,kami ucapkan kepada Allah SWT,atas segala rahmat dan
nikmatNya yang telah diberikan sehimgga kami mampu untuk menyelesaikan makalah model
strategi dan pembelajaran .
Sholawat serta salam semoga tetap tercurakan kepada jujungan kita Nabi Muhamad
saw karena atas pertunjuknya kita dapat membedakan antara baik dan buruk .
Selanjutnya dengan rendah hati kami memintah kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini dapat kami revisi kembali serta dapat menyempurnakan makalah kami
selanjutnya.
Karna kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan .
Kami ucapkan selamat dan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung dan membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan ,kami berharap makalah yang telah kami buat
ini mampu memberikan manfa’at bagi setiap pembacanya .

Gresik, 28 April 2023


Penyusun

( kelompok 7 )

2
DAFTAR ISI

I. KATA PENGANTAR

II. DAFTAR ISI

III. PENDAHULUAN

IV. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Komperitif……………………………

B. Tujuan Pembelajaran Komperitif……………..…………………

C. Prinsip Comperative Learning…………………………………..

D. Dinamika Kelompok……………………………………………

V. KESIMPULAN

VI. DAFTAR PUSTAKA

3
 Pendahuluan

A . Latar Belakang
 B . menyelesaikan tugasnya, peserta didik yang satu membutuhkak peserta
didik yang lain,karena mereka bekerja dalam satu team. Masing-masing peserta
didik memiliki
tanggung jawab untuk memberikan kontribusi pada kelompoknya. Peserta didik 
yang paham terhadap salah satu tugas harus membantu peserta didik lain yang
belum memahami tugas tersebut. Demikian pula peserta didik yang belum
paham harus meminta penjelasan kepada yang telah paham. Mereka juga harus
berinteraksi satu sama lainnya melalui tatap muka dan komunikasi. Evaluasi
dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Prinsip-prinsip
pembelajaran demikian akan mengeliminasi kompetisi yang menimbulkan krisis
kepribadian sepertifrustasi, kecemasan yang berlebihan, dan rasa rendah diri
yang berujubg pada motivasi belajar yang rendah. Dari uraian diatas, nampak
bahwa model pembelajaran koopertif dapat menjadisolusi alternatif dalam
mengurangi dampak krisis kepribadian sebagaiman yang dikemukakan oleh
Erikson.
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian pembelajaran kooperatif


2. Teori-teori apa sajakah yang mendukung model pembelajaran kooperatif.
3. Langkah – langkah pembelajaran kooperatif
4. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif
5. Model- model pembelajaran kooperatif

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian pembelajaran kooperatif


2. Mengetahui teori yang mendukung model pembelajaran kooperatif
3.Mengetahui Langkah – langkah pembelajaran kooperatif
4. Mengetahui Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif
5. Mengetahui Model- model pembelajaran kooperatif

4
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Pembelajaran Kooperitif

Berikut definisi dan pengertian pembelajaran kooperatif dari beberapa sumber buku:

Menurut Isjoni (2009), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Menurut Sugiyanto (2010), pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Rohman (2009), pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu siswa, adanya tanggung
jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses
kelompok.
Menurut Solihatin dan Raharjo (2007), pembelajaran kooperatif adalah suatu perilaku
bersama dalam membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja dipengaruhi
oleh setiap anggota kelompok.
Menurut Isjoni dan Ismail (2008), pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan atau
serangkaian strategi yang khas dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik
agar bekerja sama selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Menurut Hartono (2008), pembelajaran kooperatif adalah suatu penggunaan pembelajaran
kelompok-kelompok kecil sehingga para siswa bekerja sama untuk memaksimalisir belajar
mereka.

B. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif adalah
agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara
saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan temannya untuk mengemukakan
pendapat secara berkelompok. Menurut Isjoni (2009), fungsi dan tujuan pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar akademik

5
Pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki
prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat model
ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang
model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan
dengan hasil belajar.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu


Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang
yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa dari berbagai latar belakang dan
kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui
struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial


Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting
dimiliki siswa, sebab ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

Pembelajaran kooperatif adalah kiat-kiat melaksanakan proses belajar mengajar di kelas


setiap hari. Bagi para guru, adanya kiat ini tentunya sangat berguna untuk membantu para
siswanya dalam belajar. Teknik ini membantu mengasah keterampilan dasar mereka hingga
belajar memecahkan masalah yang terbilang rumit.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


Menurut Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008, pembelajaran kooperatif berasal
dari kata kooperatif yang artinya “kerja sama” atau “saling membantu. Sedangkan menurut
Wikipedia, cooperative learning adalh istilah umum bagi strategi-strategi pengajaran guna
mendidik kerja sama dan interaksi antar pelajar. Strategi ini ditujukan agar tercapainya
tujuan pembelajaran yaitu; penerimaan pada keragaman, hasil belajar akademik, serta
pengembangan keterampilan sosial.

Jika disimpulkan, cooperative learning ini merupakan model pembelajaran yang di dalamnya
membentuk kelompok-kelompok siswa. Kelompok ini umumnya hanya berjumlah 4 hingga 5

6
orang saja dengan beranggotakan siswa yang heterogen dari keahliannya, jenis kelaminnya,
juga rasnya tidak sama.

Anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dengan cara
bekerja sama. Dengan model pembelajaran ini, satu dan lain siswa akan belajar memahami
dan melatih keterampilan sosial. Hal ini sesuai dengan kurikulum 2013 di antaranya,
pengetahuan, keterampilan, kompetensi sikap sosial, ean kompetensi selain sikap spiritual.

Model cooperative learning harus dilaksanakan dengan mengutamakan pengelompokan


siswa. Anggota kelompok kecil tersebut harus berbeda-beda kemampuannya (Saptono,
2003:32). Dalam pelaksanaannya, perlu diajarkan bagaimana bekerja sama, menghargai dan
mengemukakan pendapat, berdiskusi, serta saling melengkapi.

Dari model pembelajaran ini, siswa akan paham mengenai pentingnya bergotong-royong
sesuai fitrah manusia sebagai makhluk sosial.

C. Prinsip Cooperative Learning


Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif, ada 5 prinsip yang bisa Anda pahami di
bawah ini:

Ketergantungan
Ketergantungan di sini bersifat positif di mana siswa dalam kelompok saling berhubungan
untuk meraih tujuan. Untuk bisa berhasil, mereka harus melaksanakan prinsip saling
memerlukan. Masing-masing anggota diberi tugas berbeda agar saling membutuhkan,
sehingga mereka saling menopang hingga keberhasilan tercapai.

Akuntabilitas Individual
Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas tugasnya karena akan
mempengaruhi anggota lain. Upaya satu pelajar akn berpengaruh bagi pelajar lain yang ada
di kelompok tersebut. Saat kepentingan berkelompok tercapai, artinya keberhasilan
individual dalam upayanya pun berhasil.

Interaksi Promotif

7
Kolaborasi dalam kelompok menghasilkan kegiatan kognitif dan interpersonal yang dinamis
karena masing-masing anggota saling mendukung dalam belajar. Kegiatan tersebut
merupakan cara menguraikan masalah, berdiskusi, serta bertukar atau menghubungkan
pengetahuan lama dan yang baru. Hal ini akan tercapai bila interaksi promotif antar anggota
terbangun dan dijadikan prinsip mencapai keberhasilan.

Keterampilan Kolaboratif
Keterampilan kolaboratif adalah kemampuan anggota dalam memahami anggota lain. Selain
itu, siswa juga mampu memecahkan masalah, mengobatkan semangat bagi anggota lain,
mengambil inisiatif, serta turut senang saat anggota lain berhasil. Siswa juga dapat
memberikan kritik dan saran pada gagasan anggota lain.

D. Dinamika Kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif, perlu adanya dinamika kelompok yang merupakan interaksi
para anggota kelompok. Dengan dinamika kelompok yang baik, akan terbentuk kerja sama
yang saling menguntungkan satu sama lain. Baik dalam mengatasi masalah, menghadirkan
suasana demokratis, dan memberikan ruang bagi setiap individu dalam memberi masukan,
interaksi, serta peran yang sama di masyarakat.
Contoh dan Cara Penerapan Strategi Cooperative Learning

Untuk dapat menerapkan pembelajaran kooperatif, Anda bisa simak contoh sekaligus
caranya di bawah ini!
Student Teams Achievement Division (STAD)
Model pembelajaran kooperatif satu ini menitikberatkan interaksi antar anggota untuk
saling menyemangati dan membantu menguasai materi.

Caranya:

Bentuk kelompok dengan 4 siswa


Guru menyiapkan materi, kemudian memberikan tugas pada kelompok.
Anggota yang tahu jawaban menjelaskan pada anggota lain.
Guru memberi pertanyaan yang harus dijawab secara individu.
Pembahasan pertanyaan

8
Kesimpulan
Jigsaw (Model Tim Ahli)
Model belajar satu ini menitikberatkan tanggung jawab ketuntasan setiap anggota dalam
mempelajari teks materi bagiannya.

Caranya:

Materi dipecah ke dalam beberapa bagian berbeda dan dibagikan pada masing-masing
anggota beserta tugas yang berbeda
Buat kelompok baru (kelompok ahli) dari kelompok lain berisikan siswa yang mendapat
tugas yang sama.
Lakukan diskusi kelompok ahli, kemudian kembali pada kelompoknya untuk menjelaskan
materi dan tugas bagiannya yang sudah didiskusikan di kelompok ahli.
Pembahasan.
Penutup.
Group Investigation
Strategi satu ini mengharuskan siswa memiliki kemampuan komunikasi yang baik, selain itu
berkemampuan baik di bidang keterampilan proses dalam kelompok. Setiap anggota akan
menyumbang ide yang akan mengasah kemampuan intelektual lebih baik dibandi secara
individu.

Caranya:

Buat kelompok kecil dan berikan pertanyaan terbuka yang sifatnya analitis.
Ajak setiap anggota untuk mengutarakan ide atau jawaban secara bergilir searah jarum jam
dengan dengan waktu yang ditentukan.
Think Pair and Share
Berikut ini langkah-langkah melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
and share yang bisa Anda laksanakan di sekolah:

Guru memberikan materi dan siswa akan berdiskusi dengan teman sebelahnya mengenai
materi tersebut.
Guru menjadi pemimpin saat tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

9
Guru mengarahkan obrolan pada pertanyaan yang belum terpecahkan berdasarkan hasil
diskusi.

Kesimpulan

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif


Setiap model pembelajaran bisanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,
begitu juga dengan pembelajaran kooperatif. Adapun kelebihan dan kekurangan
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Sanjaya, 2006):

a. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif


Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi
dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar.
Merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik
sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan
interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage
waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,
menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan informasi dan kemampuan
belajar abstrak menjadi nyata (riil).
Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan
rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
b. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif memang perlu waktu.
Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa akan mengerti dan
memahami filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan,
contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki

10
kemampuan. Akibatnya keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam
kelompok.
Ciri utama kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa
peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa
terjadi cara belajar yang demikian apa apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak
pernah dicapai oleh siswa.
Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
Keberhasilan kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya
dengan satu kali penerapan strategi ini.
Walaupun kemauan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat untuk siswa, akan
tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara
individual.
langkah yang harus diperhatikan dalam implementasi pembelajaran kooperatif yaitu
seperti di bawah ini :
1.Menyampaikan tujuan dan motivasi peserta didik, dalam hal ini guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai dan
dapat memotivasi peserta didik.
2.Menyajikan informasi, dimana guru menyajikan informasi kepada peserta didik.
3.Mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok belajar, guru menginformasikan akan
dibentuknya pengelompokan peserta didik.
4.Membimbing kelompok belajar, guru memotivasi dan juga memfasilitasi kerja peserta
didik dalam kelompok belajar.
5.Evaluasi, dimana guru melakukan evaluasi hasil belajar terkait dengan materi
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6.Memberikan penghargaan, guru memberikan penghargaan hasil belajar individual dan
kelompok.

11
Daftar Pustaka

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.


Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Hartono. 2008. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan.
Pekanbaru: Zanafa Publishing.
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
LaksBang Mediatama.
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni dan Ismail, Mohd. Arif. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suprijono. 2006. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka belajar.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Arends, R.I. (2008). Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar edisi ketujuh
buku dua. Penerjemah Helly Prajitno S. dan Sri Mulyantini S. Yogyakarta:
Putaka Pelajar.

Salvin, R.E. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi Kesembilan,
Jilid 2. Penerjemah Marianto Samosir. Jakarta: Indeks.

12

Anda mungkin juga menyukai