Disusun Oleh :
Kelompok 4
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran
Kooperatif” dengan tepat waktu tanpa kurang suatu apapun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada bidang studi Strategi Pembelajaran
Ekonomi di Universitas Sebelas Maret. Tugas makalah ini disusun guna menambah
pengetahuan dan wawasan penulis serta pembaca pada bidang pendidikan.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari sepenuhnya, bahwa banyak menemui
hambatan dan kesulitan. Tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, penyusunan makalah ini
tidak akan terlaksana sebagaimana mestinya. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah mendukung dan membantu penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, dengan senang hati kami menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca terutama dosen mata kuliah
Strategi Pembelajaran Ekonomi untuk kesempurnaan makalah ini ke depannya.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
iii
A. Kesimpulan......................................................................................................................13
B. Saran................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi pembelajaran merupakan faktor penting yang
memengaruhi peningkatan prestasi belajar peserta didik, sehingga dalam
menentukan strategi belajar, seorang pendidik harus mempertimbangkan
banyak hal. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan
pendidik dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah strategi
pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif menurut Slavin
(Sinaga, 2019: 6) adalah satu model dari pembelajaran di mana siswa
belajar atau berdiskusi dan bekerja dalam kelompok-kelompok atau grup-
grup kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur
kelompok atau grup yang heterogen. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Slavin (Nasution & Ritonga, 2019: 3) menunjukkan bahwa
penggunaan strategi kooperatif membantu peserta didik untuk mencapai
prestasi akademik yang lebih tinggi, karena kelompok dihargai
berdasarkan pembelajaran individual dari tiap anggotanya. Pendapat
Slavin tersebut sejalan dengan penelitian Fini, Zainlipour, dan Jamri
(Nasution & Ritonga, 2019: 3) yang menunjukkan bahwa penggunaan
strategi kooperatif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi
akademik peserta didik yang dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa yang
lebih tinggi dibandingkan dengan siswa lain yang mengajarkan konsep
yang sama dengan metode tradisional. Dari beberapa pendapat di atas
maka strategi pembelajaran kooperatif ini dapat dipertimbangkan oleh
pendidik untuk diterapkan pada proses pembelajaran.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Munculnya Model Pembelajaran Kooperatif
Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah
strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Strategi pembelajaran
kooperatif merupakan strategi yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan
dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (dalam Sanjaya,
2016: 242) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan
kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri
dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran
kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir,
memecahkan masalah, dan mengintergrasikan pengetahuan dengan
keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif
merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem
pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
3
(reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan
positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan
tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal
dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka
akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap
individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi
demi keberhasilan kelompok (Sanjaya, 2016: 242).
1. Konstruktivisme (constructivism).
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir pembelajaran
kooperatif teknik Tudassipulung, yang menekankan bahwa belajar tidak
hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan
suatu proses belajar mengajar di mana siswa sendiri aktif secara mental
membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuan
yang dimilikinya.
2. Menemukan (Inquiry).
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis kontekstual Karen pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-
fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan
(inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi
(observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan
(hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan
4
(conclusion).
3. Bertanya (Questioning).
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya.
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual.
Kegiatan bertanya berguna untuk: 1) menggali informasi, 2) menggali
5
pemahaman [maha] siswa, 3) membangkitkan respon kepada siswa, 4)
mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, 5) mengetahui hal-hal
yang sudah diketahui [maha] siswa, 6) memfokuskan perhatian pada
sesuatu yang dikehendaki guru, 7) membangkitkan lebih banyak lagi
pertanyaan dari [maha] siswa, untuk menyegarkan kembali
pengetahuan [maha] siswa.
5. Pemodelan (Modeling).
Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan,
mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan [maha] siswanya
untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar [maha]
siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-
satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan [maha] siswa
dan juga mendatangkan dari luar.
6. Refleksi (Reflection).
Refleksi merupakan cara berpikir atau respons tentang apa yang
baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah
dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru
menyisakan waktu sejenak agar [maha] siswa melakukan refleksi yang
berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
7
D. Prinsip Pembelajaran Kooperatif
8
prinsip utama yang menjadi bibit pengembang prinsip yang lainnya. Ketika
saling ketergantungan positif sudah dapat ditanamkan pada individu di dalam
kelompok kooperatif, maka prinsip seperti tanggung jawab individu,
kesetaraan partisipasi, dan interaksi sosial akan tercipta secara terintegrasi.
Kelebihan dari metode pembelajaran kooperatif menurut Hill & Hill (dalam
Ali, 2021: 259) menyatakan bahwa :
9
2021: 259) menyatakan bahwa :
10
2. Membutuhkan waktu yang lama bagi guru sehingga guru tidak mau
menggunakan metode ini
3. Membutuhkan kemampuan khusus dari guru jadi tidak semua guru
dapat melakukan dan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
4. Menuntut sifat peserta didik seperti sifat suka bekerja sama.
11
mengajak peserta didik memadukan hasil kerja dan juga diskusi kelas,
dan evaluasi dalam bentuk tes
4. Penyimpulan (kegiatan akhir pembelajaran)
1. Jigsaw
model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri dari 4 – 6 siswa secara heterogen, memberikan kesempatan
siswa dapat bekerja sama, saling ketergantungan positif di antara siswa
dan siswa mampu bertanggung jawab secara mandiri. (Rosyidah, 2016:
117)
2. NHT (Number Heads Together) (Kistian, 2018: 74-75)
12
b. Fase 2 (mengajukan pernyataan); Guru mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik
c. Fase 3 (berpikir bersama); peserta didik menyatukan pendapatnya
terhadap pertanyaan itu dan meyakinkan tiap kelompok dalam
timnya mengetahui jawaban itu
d. Fase 4 (menjawab);Guru memanggil suatu nomor tertentu,
kemudian peserta didik yang nomornya sesuai mengacungkan
tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
3. STAD (Student Teams Achievement Divisions)
13
untuk meningkatkan kerja sama antar siswa. (Mufidah, Effendi, Purwanti,
2013: 119-120)
6. Picture and Picture
14
kelompok lain agar dapat memberikan kontribusi poin bagi kelompoknya.
15
Suatu prosedur tertentu digunakan untuk membuat permainan atau
turnamen berjalan secara adil. Penelitian menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe TGT terbukti efektif Meningkatkan hasil
belajar siswa.
10. Cooperative Integrated Reading and composition (CIRC)
16
BAB III
PENUTU
P
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran
yang menurut pendapat beberapa ahli dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik. Strategi pembelajaran kooperatif ini menitikberatkan
pembelajaran pada kerja sama antar peserta didik di dalam kelompok atau grup
dan kerja sama antar kelompok atau grup. Kegiatan pembelajaran kooperatif
berpusat pada kerja sama antara peserta didik. Peserta didik yang belum
mengerti permasalahan atau materi yang sedang dibahas akan mendapatkan
penjelasan dari sesama rekan kelompoknya. Dalam pengembangan
pembelajaran kooperatif terdapat landasan pengembangan, yaitu konstruktivisme
(constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-
belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan
penilaian yang sebenarnya (Authentic). Selain itu terdapat prinsip-prinsip dalam
dasar dalam pembelajaran kooperatif di antaranya yaitu; Positive
Interdependence, Individual Accountability, Equal Participation, dan
Simultaneous Interaction. Strategi pembelajaran kooperatif ini memiliki
beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penerapannya. Salah satu kelebihan
dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah mengembangkan sikap positif,
kepemimpinan, saling menghargai dan saling memiliki pada diri peserta didik.
Sedangkan salah satu kelemahan dalam strategi pembelajaran ini adalah
membutuhkan waktu yang lama bagi peserta didik dan pendidik serta
memerlukan kemampuan khusus dari pendidik. Langkah-langkah yang harus
diterapkan pendidik dalam penggunaan strategi pembelajaran kooperatif ini
adalah, orientasi, eksplorasi, pemantapan dan penyimpulan. Selain itu, strategi
pembelajaran kooperatif memiliki banyak sekali jenis yang dapat dipilih oleh
pendidik dalam pembelajaran.
17
B. Saran
Sebagai pendidik dalam menentukan strategi pembelajaran haruslah
mempertimbangkan banyak hal. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam
proses pembelajaran. Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu
pendidik dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dalam
memberikan pemahaman kepada peserta didik, pendidik hendaknya menjadi
seorang pengajar yang baik dan dapat menentukan atau memilih strategi
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan di ajarkan.
Sedangkan bagi peserta didik hendaknya selalu berperan aktif dalam proses
pembelajaran, dan dalam pembelajaran kooperatif ini peserta didik
diharapkan dapat memelihara kerja sama antar teman maupun antar kelompok
serta dapat meningkatkan semangat dan solidaritas kelompok.
18
Daftar Pustaka
Bandung: Alfabeta.
Kistian, A. (2018). Pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) terhadap hasil belajar matematika siswa di kelas IV SDN 4 Banda
Aceh. Genta Mulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 9(2), 71-82.
19
kooperatif teknik tudassipulung. Prosiding seminar nasional , 02 (1), 693-
896.
Warsono & Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen. Bandung:
Rosda
20
1