PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam
dunia pendidikan. Tanpa adanya kurikulum, maka proses pendidikan tidak
akan terarah dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu aspek
yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek yang
berkaitan dengan organisasi kurikulum.
Organisasi merupakan asas yang sangat penting bagi proses
pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan
pembelajaran, karena untuk menentukan isi bahan pembelajaran,
menentukan cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk
pengalaman yang akan disiapkan untuk peserta didik dan menentukan
peran pendidik dalam hubungan atau implementasi kurikulum. Oleh
karena itu, pada makalah ini kita akan membahas mengenai organisasi
kurikulum secara lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian organisasi kurikulum?
2. Bagaimana prosedur pengorganisasian kurikulum?
3. Apa saja jenis-jenis organisasi kurikulum?
4. Bagaimana hubungan antar bentuk organisasi?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian organisasi kurikulum.
2. Untuk mengimplementasikan prosedur pengorganisasian kurikulum.
3. Untuk menguraikan jenis-jenis organisasi kurikulum.
4. Untuk merangkai hubungan antar bentuk organisasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 176
Trianto Ibnu Badar At-Taubany, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah,
2
2
B. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum
Organisasi kurikulum memiliki unsur-unsur tersendiri antara lain:3
1. Konsep
Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep
menentukan adanya hubungan empiris. Hampir setiap bentuk organisasi
kurikulum dibangun berdasarkan konsep, seperti peserta didik,
masyarakat, kebudayaan, kuantitas, dan kualitas, ruangan, dan evolusi.
2. Generalisasi
Generalisasi membuat kesimpulan-kesimpulan yang jelas dari
suatu fenomena di sekitarnya.
3. Keterampilan
Keterampilan yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi
kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang
berkesinambungan. Misalnya, organisasi pengalaman belajar
berhubungan dengan keterampilan komprehensif, keterampilan dasar
untuk mengerjakan matematika, dan keterampilan menginterpretasikan
data.
4. Nilai-Nilai
Nilai-nilai adalah norma atau kepercayaan yang diagungkan,
sesuatu yang bersifat absolut untuk mengendalikan perilaku. Misalnya,
menghargai diri sendiri, menghargai kemuliaan dan kedudukan setiap
orang tanpa memperhatikan ras, agama, kebangsaan, dan status sosial-
ekonomi.
3
Aset Sugiana, Proses Pengembangan Organisasi Kurikulum dalam Meningkatkan
Pendidikan di Indonesia, Jurnal Pedagogik, Vol. V, No. 2, 2018, hal.260
3
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam organisasi
kurikulum, yaitu:4
4
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Remaja Rosdakarya,
2012), hal.104-108
4
tumpang tindah (overlapping) antara mata pelajaran yang satu dengan
mata pelajaran yang lain bahkan antara topik yang satu dengan topik
yang lain, dan ketidaksinambungan bahan pelajaran dan pengalaman
belajar.
Berkesinambungan adanya pengulangan kembali unsur-unsur
utama kurikulum secara fartical. Sebagai contoh, jika dalam pelajarang
IPS pengembangan keterampilan membaca dipandang sebagai sesuatu
yang sangat penting, maka latihan membaca perlu dilakukan secara terus-
menerus atau berkesinambungan. Dengan keterampilan siswa dalam
membeca dapat berkembang pelajaran lain yang efektif.5
4. Terpadu (Integrated)
Faktor ini berangkat dari asumsi bahwa bidang-bidang kehidupan
memerlukan pemecahan secara multidisiplin. Untuk itu, perlu adanya
fokus bahan pelajaran yang terpadu, baik berupa konsep, prinsip maupun
masalah-masalah yang perlu dipecahkan sehingga memungkinkan
penggunaan multidisiplin secara fungsional. Keterpaduan ini dapat
dilakukan dalam bentuk kurikulum korelasi, kurikulum bidang studi, atau
kurikulum terpadu berdasarkan bidang-bidang kehidupan.
5. Keseimbangan (Balance)
Faktor keseimbangan yang dimaksudkan di sini adalah
keseimbangan isi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik dan keseimbangan proses pembelajaran. Keseimbangan isi
berkaitan dengan seberapa besar pentingnya suatu bahan pelajaran bagi
kehidupan peserta didik. Begitu juga keseimbangan proses pembelajaran.
Peserta didik tidak hanya sekadar belajar pasif dan impresi atau
menerima pelajaran melalui membaca dan mendengarkan saja, tetapi
juga perlu belajar aktif dan melakukan ekspresi atau menyatakan buah
pikirannya melalui diskusi, tanya jawab, eksperimen, pemecahan
masalah, inkuiri. dan sebagainya.
5
Ali Sudin, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: UPI Press, 2014), hal. 14
5
Tujuan keseimbangan proses adalah agar guru dan peserta didik
tidak cepat jenuh dan bosan serta dapat mengembangkan potensi peserta
didik secara optimal.
6. Waktu (Times)
Alokasi waktu harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum.
Sering kali terjadi perbedaan pendapat tentang alokasi waktu, antara
pengembang kurikulum di tingkat pusat dengan guru mata pelajaran di
sekolah. Hal ini biasanya masing-masing menggunakan kriteria yang
berbeda. Untuk sekadar pegangan bersama, distribusi waktu dapat
ditentukan berdasarkan kriteria, antara lain tradisi pengalaman,
pertimbangan para pengembang kurikulum, nilai atau manfaat, tingkat
kesulitan setiap mata pelajaran, dan standar kompetensi mata pelajaran
6
M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia, 1998),hal. 124
6
tersebut dalam kondisi praktek pengajaran. Sudah barang tentu cara
melaksanakan kurikulum itu perlu dikritik bila pelaksanaannya menyimpang
dari teorinya.7
7
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar
Baru Algensido, 2008), hal. 51-52
8
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,
(Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 63-64
7
Prosedur ini bertalian dengan prosedur analisis kegiatan
masyarakat. Masyarakat melakukan banyak fungsi sosial dalam
kehidupannya yang bermacam ragam dan bentuknya. dan berada dalam
daerah kehidupan tertentu, fungsi yang telah ditentukan, diklasifikasikan
menjadi sejumlah area of living.
7. Prosedur minat kebutuhan.
Menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan
persistent problem, tetapi scope dan squence-nya didasarkan atas siswa
dan berkenaan dengan fungsi-fungsi personal dan sosial.
8
akhirnya sasaran yang terpenting adalah perkembangan para siswa di dalam
masyarakatnya, maka semua prosedur tersebut dapat dikembangkan sekaligus
saling melihat beberapa aspek yang dianggap perlu mendapat penekanan
tertentu, yang semuanya mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan.
9
Organisasi separated subject curriculum dianggap berasal dari
zaman Yunani kuno. Orang Yunani telah mengajarkan berbagai bidang
studi seperti kesusateraan, matematika, filsafat dan ilmu pengetahuan
ditambah dengan musik. Mereka mengadakan dua trivium (gramatika,
retorika dan logika) dan kuadrivium (arithmetika, geometri, astronomi,
dan musik) yang kemudian dikenal sebagai “the seven liberal arts” yang
diberikan pada pendidikan umum. Pada abad pertengahan tujuan
pendidikan praktis menjadi vokasional. Di universitas misalnya dipelajari
tiga bidang utama, yakni teknologi, kedokteran dan hukum. Baru pada
abad ke 19 mulai berkembang berbagai mata pelajaran dengan pesatnya.
Setiap mata pelajaran harus lebih dulu berjuang sebelum diakuinya dan
diterima sebagai mata pelajaran di sekolah seperti bahasa ibu, bahasa
asing, fisika, biologi dan sebagainya.14
Dahulu kita pernah menyajikan mata pelajaran untuk “Sekolah
Rakyat VI Tahun” (sekarang Sekolah Dasar) terdiri atas ilmu-ilmu
tumbuhan, ilmu hewan, ilmu tubuh manusia, ilmu kesehatan dan masih
ada juga ilmu alam. Untuk sekarang semua mata pelajaran tersebut diatas
diintregasikan diberikan predikat sebagai ilmu pengetahuan alam. Tentu
saja konsep dasar tujuannya sangat berbeda dengan ilmu mata pelajaran
yang terdahulu.15
Ciri-ciri organisasi separated subject curriculum dilihat dari
berbagai segi akan tertera sebagai berikut:16
a) Dilihat dari segi tujuan. Keuntungannya:
1) Dapat mencapai pengetahuan secara mendalam.
2) Dapat menstandarkan pengetahuan peserta didik yang terbesar
di banyak tempat.
3) Dapat menyeragamkan fasilitas yang digunakan.
Kekurangannya:
14
Sulaiman, Pola Modern Organisasi Pengembangan Kurikulum, Jurnal Ilmiah Didaktika,
Vol. XIV, No. 1, 2013, hal. 62
15
B. Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), hal. 2
16
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 38-
40
10
1) Pengetahuan yang didapatkan berkurang.
2) Sarana pendidikan jadi kaku.
3) Kurikulum kurang fleksibel dll.
b) Dilihat dari sumber bahan. Keuntungannya:
1) Disediakan dari pusat
2) Luas bahan terbatas.
3) GBPP dari pusat.
4) Bahan mudah diatur secara sistematis.
Kekurangannya:
1) Buku acuan kurang diperhatikan.
2) Bahan disusun urutannya oleh penulis buku, kadang-kadang
kurang bersifat psikologis.
c) Dilihat dari sudut metode mengajar. Keuntungannya:
1) Bentuk pengajaran secara progresif linier.
2) Tidak banyak menggunakan metode bervariasi.
Kekurangannya:
1) Metode yang digunakan bersifat teacher centered.
2) Banyak metode yang digunakan bersifat tradisional.
3) Metode drill, ceramah dan hafalan kurang dapat membentuk
kepribadaian.
4) Kegiatan belajar bersifat ekspositorik
d) Dilihat dari segi guru. Keuntungannya:
1) Persiapan bahan relatif mudah.
2) Bahan sudah siap dipakai.
3) Tak perlu mengadakan bahan banding
Kekurangannya:
1) Kurang kreatif.
2) Kalau ketinggalan buku, guru tidak dapat mengajar.
3) Dibatasi waktu penyampaiannya.
4) Tunduk pada aturan yang dibuat, artinya tidak boleh
menyimpang dari kurikulum.
11
e) Dilihat dari segi peserta didik. Keuntungannya:
1) Beban tugas tidak terlalu banyak.
2) Dapat belajar secara sistematis.
Kekurangannya:
1) Tidak membedakan perbedaan individual
2) Anak dianggap tong kosong yang akan ada kotak-kotak ilmu
pengetahuan yang perlu diisi.
3) Tidak bernisiatif.
4) CBSA tidak berlaku.
12
d) Bahan pelelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan masa
lalu yang terlepas dengan kejadian masa sekarang dan masa depan.
e) Bahan pelajaran tidak berdasarkan aspek permasalahan sosial yang
dihadapi siswa maupun kebutuhan masyarakat.
f) Proses dan bahan pelajaran sangat kurang memperhatikan bakat,
minat dan kebutuhan siswa.
2. Correlated Curriculum (Mata Pelajaran Gabungan)
Yang dimaksud dengan corelated curriculum ialah kurikulum yang
menekankan perlunya hubungan di antara dua atau lebih mata pelajaran
tanpa menghilangkan batas-batas setiap mata pelajaran. Gagasan ini
muncul bersumber dari konsep pedagogis dan psikologis yang dipelopori
oleh Herbart dengan teori asosiasinya pada permulaan abad ke-19.19
Kurikulum ini sebagai organisasi kurikulum yang mengorelasikan
berbagai mata pelajaran yang mempunyai kesamaan, antara mata
pelajaran satu dengan mata pelajaran lain, tanpa menghilangkan esensi
dari tiap-tiap mata pelajaran.20 Misalnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan gabungan dari biologi, fisika dan kimia sedangkan sejarah,
ekonomi, geografi merupakan mata pelajaran yang mempunyai
kesamaan, sehingga digabungkan menjadi mata pelajara Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
Ciri-ciri kurikulum ini di antaranya adalah sebagai berikut :21
a) Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan yang lainnya.
b) Sudah dimulai adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran dengan
permasalahan kehidupan sehari-hari.
c) Sudah mulai mengusahakan penyesuasian pelajaran dengan minat
dan kemampuan para siswa.
d) Merode penyampain menggunakan merode korelasi.
e) Meski guru masih memegang peran aktif, namun aktifitas siswa
sudah mulai dikembangkan.
19
Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan..., hal. 58
20
A. Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya: Bina Ilmu, 1998), hal. 59
21
Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan..., hal. 157
13
Kelebihan correlated curriculum yaitu:22
a) Dapat menambah interes dan menet siswa terhadap adanya
hubungan antara berbagai bidang studi.
b) Menunjukkan adanya integrasi pengetahuan kepada siswa, dimana
dalam pelajaran yang disajikan disoroti dari berbagai bidang dan
disiplin ilmu.
c) Lebih mengutamakan pada pemahaman dari prinsip-prinsip dari
pada pengetahuan dan penguasaan fakta-fakta.
d) Pengetahuan dan pemahaman siswa akan lebih mendalam dengan
penguraian dan penjelasan dari berbagai bidang studi.
Kekurangan correlated curriculum abtara lain:23
a) Urutan penyusunan dan penyajian bahan tidak secara logis dan
sistematis.
b) Pengetahuan yang diberikan tidak mendalam
c) Kebanyakan diantara para guru kurang menguasai antar disiplin
ilmu, sehingga dapat mengaburkan pemahaman siswa.
d) Bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan
kebutuhan siswa, demikian juga, masalah-masalah yang
dikemukakan tidak berkenaan secara langsung dengan kehidupan
sehari-hari yang dialami siswa.
3. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)
Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata
pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu
membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan
disekitarnya, apa yang diajarkan disekolah disesuaikan dengan kehidupan
anak di luar sekolah.24
22
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005), hal. 46-47
23
Ibid
24
Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum..., hal. 5
14
Intregrated curriculum memilki beberapa kelebihan dan manfaat,
antara lain:25
a) Segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat bertalian
serat.
b) Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang belajar-
mengajar.
c) Memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan masyarakat.
d) Sesuai dengan ide demokrasi, dimana siswa dirangsang untuk berfikir
sendiri, bekerja sendiri dan bekerja sama dengan kelompok.
e) Penyajian bahan disesuaikan dengan kesanggupan individu, minat dan
kematangan siswa.
25
At-Taubany, Desain Pengembangan..., hal. 60
26
Ibid
27
Zaini, Pengembangan Kurikulum..., hal. 73-74
15
kebutuhan yang berhubungan dengan pribadi, kebutuhan hubungan
sosial dan kebutuhan ekonomi.
c) Activity/Experience Curriculum
d) Core Curriculum
16
perguruan tinggi Islam semua mahasiswa dari seluruh program studi,
wajib mengambil mata kuliah 'Ulumul-Qur'an dan 'Ulumul Hadits. Di
sekolah menengah atas, semua siswa dari semua jurusan wajib
mengikuti pelajaran Bahasa Inggris.
28
Ibid, hal. 69-70
29
At -Taubany, Desain Pengembangan..., hal. 59
17
Ketiga macam kurikulum ini tidak usah dipandang bertentangan yang
satu dengan yang lain. Yang satu dapat membantu yang lain. Apa yang
dikatakan mengenai separate subject juga berlaku bagi broad fileds yakni
paduan antara beberapa mata pelajaran seperti IPA, IPS, Bahasa, Matematika
dan Kesenian. Ketiga macam kurikulum dapat berjalan berdampingan dan
bantu membantu.30
Berbeda dengan pendapat Hamid Hasan. yang menghendaki
penghapusan mata pelajaran di tingkat dasar, karena untuk sekolah tingkat
awal itu terlalu dini berbicara spesialisasi mata pelajaran tertentu, yang
mengarah pada pekerjaan tertentu. Basis filosofi dan pendekatannya harus
dirubah dari subyek akademis menuju rekonstruksi sosial. Gagalnya
pendidikan moral bangsa ini karena pendidikan selama ini mengesampingkan
aspek afektif dan moral anak didik. Guru hanya mempunyai tarjet kelulusan
para siswanya dalam ujian nasional, sehingga melupakan aspek lain yang
lebih berhubungan pada pembentukan kepribadian anak bangsa.31
Diantara bentuk-bentuk kurikulum itu tidak perlu dipandang
bertentangan dan dipertentangkan karena pada kenyataannya semua bentuk
tersebut mempunyai kelebihan disamping memiliki kekurangan masing-
masing. Apabila hanya memilih salah satu bentuk kurikulum itu tentu akan
menimbulkan masalah, karena kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa
paling tidak ada tiga aspek yaitu cognitiv, afektif dan psikomotorik. Jika
semua sekolah saat ini semua harus mengadopsi bentuk integrated curriculum
belum tentu akan berhasil dengan gemilang seperti yang diharapkan banyak
pihak, apalagi dalam waktu singkat. Karena implementasi bentuk sparated
subjects curriculum yang sudah berjalan puluhan tahun saja, dianggap tidak
berhasil.32
Dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin
pesat serta tuntutan dunia usaha berkenaan mutu dan kompetensi, dewasa ini
tidak dimungkinkan lagi mengembangkan kurikulum berdasarkan konsep
30
Nasution, Asas-Asas..., hal. 218-219
31
Zaini, Pengembangan Kurikulum..., hal. 76
32
Ibid, hal. 76-77
18
desain yang murni. Untuk menyesuaikan dengan tuntutan tersebut muncullah
berbagai berbagai desain alternatif. Sebagai contoh pemberlakukan
pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi.33
Bentuk organisasi satu dengan bentuk yang lain memilki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Apabila kekurangan dan kelebihan tersebut dapat
dikelola dengan baik, maka akan menambah keunggulan dari bentuk
organisasi tersebut. Kelemahan tersebut dapat ditutupi dengan kelebihan yang
dimiliki bentuk organsisasi yang lain. Dari kelemahan bentuk organisasi
tersebut muncullah model alternatif kurikulum yang membantu dalam
mengurangi atau melengkapi kekurangan tersebut. Salah satu bentuk desain
alternatif yang digunakan adalah desain kurikulum humanistik. Desain
kurikulum ini dikembangkan dengan mengutamakan peran siswa dengan
menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa mengaktualisasikan
dirinya.
33
Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal. 89
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Organisasi kurikulum merupakan suatu rancangan desain pembelajaran
yang disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik agar
mempermudah dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
2. Prosedur pengorganisasian kurikulum antara lain prosedur buku
pelajaran, prosedur survei pendapat, prosedur studi kesalahan, prosedur
rosedur mempelajari kurikulum lainnya, analisis kegiatan orang dewasa,
prosedur fungsi sosial, prosedur minat kebutuhan dan prosedur
employee.
3. Jenis-jenis organisasi kurikulum sebagai berikut separated subject
curriculum, correlated curriculum, integrated curriculum, the child
centered curriculum, the social function curriculum, activity/experience
curriculum, core curriculum dan broad field curriculum.
4. Bentuk-bentuk kurikulum memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan
antara bentuk yang satu dengan bentuk yang lain, meskipun tiap bentuk
mengandung ciri khas tersendiri. Tiap bentuk kurikulum mempunyai
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Jadi, tiap bentuk kurikulum
memiliki hubungan yang melengkapi antara satu bentuk ke bentuk lain.
B. Saran
Makalah diatas masih banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah di atas agar kedepannya bisa diperbaiki dan akan menjadi lebih baik
lagi.
20
DAFTAR PUSTAKA
21