Sesi 1
Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan
standar atau prinsip.
Jelaskan maksud dari pengertian penyesuaian tersebut?dan berikan contoh penyesuaian yang
bagaimana ?
Jawab : Maksud dari penyesuaian diatas adalah sesuatu yang dilakukan harus sesuai dengan standar
dan prinsip yang telah ada dan telah digunakan serta telah ditetapkan sebagaimana mestinya.
Pemaknaan penyesuaian diri seperti inipun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai
penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan
mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku,
baik secara moral, sosial, maupun emosional. Dalam sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada
tuntutan konformitas dan terancam akan tertolak dirinya manakala perilakunya tidak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku. Keragaman pada individu menyebabkan penyesuaian diri tidak dapat
dimaknai sebagai usaha konformitas.
Misalnya, pola perilaku pada anak-anak berbakat atau anak-anak genius ada yang tidak berlaku atau
tidak dapat diterima oleh anak-anak berkemampuan biasa. Namun demikian, tidak dapat dikatakan
bahwa mereka tidak mampu menyesuaikan diri. Norma-norma sosial dan budaya kadang-kadang terlalu
kaku dan tidak masuk akal untuk dikenakan pada anak-anak yang memiliki keunggulan tingkat inteligensi
atau anak-anak berbakat. Selain itu, norma yang berlaku pada suatu budaya tertentu tidak sama dengan
norma pada budaya lainnya sehingga tidak mungkin merumuskan serangkaian prinsip-prinsip
penyesuaian diri berdasarkan budaya yang dapat diterima secara universal. Dengan demikian, konsep
penyesuaian diri sesungguhnya bersifat dinamis dan tidak dapat disusun berdasarkan konformitas sosial.
2. Yunita Arianti
Jelaskan proses bagaimana seorang individu mendapat keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan
sesuai dengan lingkungannya ?
Respons penyesuaian, baik atau buruk, secara sederhana dapat dipandang sebagai sutau upaya individu
untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan sutau
proses kearah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses
penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi dan individu didorong meneliti
berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari tegangan. Individu dikatakan berhasil
dalam melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang
wajar atau apabila dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.
Apakah seorang remaja dapat memiliki kepribadian ganda? Berikan faktor yang mempengaruhi
kepribadian ganda tersebut ?
Kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif adalah kondisi di mana seorang individu memiliki
dua atau lebih kepribadian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepribadian ganda tersebut,yaitu :
a. Penyangkalan – Ketika mengalami suatu kejadian yang terlalu berat untuk ditanggung, otak manusia
kemungkinan akan membangun suatu pertahanan untuk menutupi masalah tersebut dengan
manganggapnya tidak ada.
b. Usia – Pada usia awal kanak – kanak, identitas kita masih sangat mungkin mengalami perubahan.
Individu yang mengalami trauma berulang ketika kecil akan mulai memasang penghalang di dalam
jiwanya.
c.Sensitivitas – Seseorang dengan ambang batas yang rendah terhadap suatu trauma mungkin saja akan
lebih rentan daripada orang lain sebayanya.
d. Trauma – Seperti yang telah diketahui, perpecahan kepribadian adalah cara seseorang untuk lebih
bertahan dalam trauma emosi serta fisik.Umumnya gangguan ini disebabkan oleh kejadian traumatis
yang dialami individu tersebut di masa kecilnya. Bentuk trauma ini bisa berupa kekerasan fisik atau
emosional yang terjadi secara berulang-ulang.
4. Eci sarmila
Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian diri yang salah, yaitu:
Reaksi-reaksinya tampak pada perilaku: Selalu membenarkan diri; Mau berkuasa dalam setiap situasi;
dan Mau memiliki segalanya, dan yang lainnya.
3.Reaksi Melarikan Diri (Escape Reaction); Orang yang memiliki penyesuaian diri yang salah akan
melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya, reaksinya tampak dalam tingkah laku seperti
berfantasi, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh.
Jawab :
a. Penyebab terjadinya Penyesuaian Diri yang salah,yaitu : Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri
secara positif, dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian diri yang salah. Penentu
penyesuaian diri dengan faktor-faktor yang mengatur perkembangan dan terbentuknya pribadi secara
bertahap. Penentu-penentu itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Kondisi Jasmaniah
Struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku, maka dari itu dapat diperkirakan bahwa
sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa gangguan-gangguan dalam sistem saraf, kelenjar dan otot dapat
menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi
sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik
begitu pula sebaliknya.
Dalam proses perkembangan, respon anak berkembang dari respon yang bersifat instinktif menjadi
respon yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Dengan pertambahnya usia, kematangan untuk
melakukan respon yang menjadi lebih baik dalam proses penyesuaian diri. Dengan kata lain, pola
penyesuaian diri akan bervariasi tiap individu sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan
yang dicapainya.
1) Pengalaman
Tentu dalam hidup, individu akan dihadapkan pada pengalaman menyenangkan yang akan
membawanya pada penyesuaian diri yang baik dan dilain pihak ada individu yang mendapatkan
pengalaman buruk yang akan membawanya pada penyesuaian diri yang traumatik.
2) Belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri karena melalui
belajar ini akan berkembang pola-pola respon yang akan membentuk kepribadian.
3) Determinasi Diri
Determinasi diri merupakan faktor-faktor kekuatan yang mendorong seseorang untuk mencapai sesuatu
yang baik atau buruk dalam mencapai taraf penyesuaian yang tinggi atau bahkan merusak dirinya.
Determinasi mempunyai peranan penting karena keberhasilan dan kegagalan penyesuaian diri akan
banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya.
Sebenarnya tidak semua konflik itu bersifat menganggu atau merugikan, konflik juga memiliki manfaat
memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan. Dengan adanya konflik, membuat individu lebih
bijaksana dan ahli dalam memecahkan suatu masalah atau mungkin sebaliknya membuat individu itu
melarikan diri pada penyesuian diri yang salah.
A. Timbulnya Konflik
Apabila dalam masyarakat terjadi penyesuaian diri yang salah , maka akan timbul benturan-benturan
nilai dan kepentingan sehingga muncul kemungkinan timbulnya konflik.
Contohnya, pergaulan bebas yang banyak dilakukan anak-anak muda dewasa ini sangat bertentangan
dengan nilai yang dianut oleh generasi tua.
1. Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
2. Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya seperti frustasi atau stress.
3. Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi
tidak dapat mencapainya.
Jawab : Penyimpan penyesuaian diri pada remaja akan mengakibatkan penyesuaian diri yang salah pada
remaja
Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian diri yang salah, yaitu:
Reaksi-reaksinya tampak pada perilaku: Selalu membenarkan diri; Mau berkuasa dalam setiap situasi;
dan Mau memiliki segalanya, dan yang lainnya.
3. Reaksi Melarikan Diri (Escape Reaction); Orang yang memiliki penyesuaian diri yang salah akan
melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya, reaksinya tampak dalam tingkah laku seperti
berfantasi, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika , dan
regresi.
a. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja sudah tidak asing lagi terjadi didalam kehidupan masyarakat seiring dengan terus
berkembangnya zaman yang mengakibatkan adanya perubahan sosial. Remaja merupakan anak-anak
yang memiliki usia diantara 12 hingga 18 tahun. Anak-anak pada usia ini sangat rentang terpengaruh
oleh perubahan sosial yang terjadi, bagi mereka yang tidak dapat membedakan mana yang benar dan
salah akan rentang melakukan perilaku penyimpangan sosial. Sebagai contoh seperti perilaku ugal-
ugalan di jalan raya, mabuk-mabukan, mencuri hingga berbohong, dan masih banyak perilaku negatif
yang lainnya.
Kasus penyalahgunaan obat-obat terlarang atau narkoba sudah tidak asing lagi terjadi, keadaan ini jelas
merupakan sebuah perilaku penyimpangan sosial karena melanggar norma yang berlaku dalam
masyarakat bahkan hingga melanggar hukum suatu negara. Perilaku penyimpangan ini dapat menyerang
berbagai kalangan, dimana faktor penyebabnya biasanya karena faktor ekonomi hingga psikologis.
Dampak dari perilaku penyimpangan sosial ini juga buruk bagi masyarakat karena biasanya meresahkan
lingkungan masyarakat, terlebih lagi dapat merugikan negara.
Beberapa negara telah melegalkan adanya pernikahan sesama jenis, tetapi pada dasarnya ini melanggar
nilai dan norma dalam masyarakat serta norma agama. Perilaku menyimpang ini dapat disebabkan
karena adanya sebuah trauma, keadaan lingkungan keluarga dan sosialnya, hingga kelainan psikologis.
Adanya pernikahan sesama jenis jelas merupakan suatu perilaku penyimpangan sosial yang meresahkan
kehidupan masyarakat. Walaupun diperbolehkannya pernikahan sesama jenis di beberapa negara
didasarkan pada hak asasi setiap individu, tetapi perilaku menyimpang ini tidak lazim dilakukan.
d. Tindakan Kriminal
Contoh perilaku penyimpangan sosial paling mudah dilihat adalah banyaknya tindakan kriminal yang
terjadi setiap harinya. Tindakan kriminal tidak hanya melanggar norma dalam masyarakat namun juga
melanggar hukum yang ada. Perilaku penyimpangan sosial ini biasa dilakukan secara individu maupun
kelompok, dan menimbulkan keresahan bagi seluruh anggota masyarakat dan lingkungannya.
Sebagai akibatnya, pelaku yang tertangkap juga akan mendapatkan sangsi hukum hingga sangsi sosial
seperti dikucilkan di masyarakat. Banyak penyebab seseorang melakukan tindakan sosial, seperti adanya
tekanan sosial, tekanan ekonomi, rasa iri atau cemburu, hingga kebencian. Contoh tindakan kriminal
sebagai perilaku penyimpangan sosial adalah pencurian, pembunuhan, perampokan, pencopetan, dan
masih banyak yang lainnya.
Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai
berikut :
§Menghargai pengalaman
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk,
antara lain :
a. Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung. Individu secara langsung menghadapi
masalah dengan segala akibatnya. Misalnya seorang siswa yang terlambat dalam menyerahkan tugas
karena sakit, maka ia menghadapinya secara langsung, ia mengemukakan segala masalahnya kepada
guru.
b.Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan). Individu mencari bahan pengalaman untuk
dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya. Misal seorang siswa yang merasa kurang mampu
dalam mengerjakan tugas, ia akan mencari bahan dalam upaya menyelesaikan tugas tersebut, dengan
membaca buku, konsultasi, diskusi, dan sebagainya.
c. Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba. Individu melakukan suatu tindakan coba-coba,
jika menguntungkan diteruskan dan jika gagal tidak diteruskan.
Penyesuaian dengan substitusi atau mencari pengganti. Jika individu merasa gagal dalam menghadapi
masalah, maka ia dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti. Misalnya gagal
nonton film di gedung bioskop, dia pindah nonton TV.
d. Penyesuaian dengan menggali kemampuan pribadi. Individu mencoba menggali kemampuan-
kemampuan khusus dalam dirinya, dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu
penyesuaian diri. Misal seorang siswa yang mempunyai kesulitan dalam keuangan, berusaha
mengembangkan kemampuannya dalam menulis (me-ngarang), dari usaha mengarang ia dapat
membantu mengatasi kesulitan dalam keuangan.
e. Penyesuaian dengan belajar. Individu melalui belajar akan banyak memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri. Misal seorang guru akan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan banyak belajar tentang berbagai pengetahuan keguruan.
f. Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri. Individu berusaha memilih tindakan mana yang
harus dilakukan, dan tindakan mana yang tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi. Selain
itu, individu harus mampu mengendalikan dirinya dalam melakukan tindakannya.
g. Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat. Individu mengambil keputusan dengan pertimbangan
yang cermat dari berbagai segi, antara lain segi untung dan ruginya.
Jawab : Keberhasilan dan juga kegagalan seseorang untuk meraih kesuksesan sangat tergantung dengan
banyak faktor dan salah satunya adalah kecerdasan. Namun, jika kecerdasan tidak disertai dengan
pengolahan emosi yang baik, maka tidak akan membuat seseorang bisa sukses dalam kehidupannya.
Dalam hal inilah kenapa perlu kecerdasan emosional.Dalam banyak penelitian sudah membuktikan jika
sikap etik dasar dalam kehidupan berasal dari kemampuan emosional yang mendasari. Berikut akan
kami jelaskan tentang hubungan kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri.
menyatakan jika hubungan kecerdasan emosional dan pengendalian diri akan menentukan keberhasilan
individu dalam prestasi belajar, mengembangkan hubungan dengan orang lain, mengembangkan karir
dan juga mengurangi agresivitas khususnya untuk kalangan remaja dan dewasa awal.
Kemampuan dalam memotivasi diri sendiri bisa dilihat sebagai respon dorongan dari dalam diri untuk
mencapai tujuan yang sudah dietapkan. Motivasi diri merupakan bentuk ungkapan emosi secara positif.
Mengenali emosi diri dan juga memahami diri sangat berpengaruh pada perilaku dan sikap individu atau
apa yang dilakukan dalam setiap kejadian yang dihadapi. Sikap seseorang yang kurang mampu
mengenali emosi diri dan perasaannya akan menimbulkan dampak kurangnya penguasaan diri dan
berpengaruh pada kepekaan perasaan yang dirasakan.
Seseorang dengan kecerdasan emosional dalam psikologi dan penyesuaian diri akan lebih mengerti
bagaimana menghadapi situasi yang sulit. Dalam dunia bisnis, pasti akan ada situasi yang tidak selalu
terasa nyaman khususnya bagi orang yang bertindak dalam posisi kepemimpinan.
Jelaskan dan berikan contoh faktor kerawanan masyarakat dan faktor daerah rawan (gangguan
kamtibmas) ?
Jawab : Faktor Masyarakat, Kondisi masyarakat/lingkungan yang tidak sehat atau “rawan”, dapat pula
merupakan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak didik ke arah yang kurang baik. Kondisi
masyarakat yang tidak sehat ini terbagi dalam dua bagian yaitu pertama kerawanan itu sendiri dan
kedua daerah rawan yang merupakan gangguan KamTibMas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat).
A. Yang dimaksud dengan kerawanan masyarakat/lingkungan adalah suatu tindakan masyarakat atau
warga yang menganggu kenyamanan dan keamanan dari orang lain,contohnya antara lain:
1. Tempat-tempat “hiburan” yang buka hingga larut malam bahkan sampai dini hari.
3. Pengangguran.
4. Wanita tuna susila (wts).
5. Beredarnya bacaan, tontonan, majalah, TV dan lain-lain sejenisnya yang sifatnya pornografis dan
kekerasan.
9. Kesenjangan sosial.
B. Yang dimaksud dengan daerah rawan yang merupakan gangguan KamTibMas adalah sebuah daerah
atau wilayah yang dikenal pada daerah tersebut terdapat banyak sekali gangguan yang menganggu
keamanan dan ketertiban masyarakat,contohnya antara lain:
3. Kebut-kebutan.
6. Pembunuhan.
8. Pengrusakan.