Pengantar
Bila kita membicarakan tentang keragaman yang ada di dunia ini, banyak sekali
keragaman yang bisa kita temukan dan pelajari tentunya. Salah satunya adalah
keragaman bahasa yang ada di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khusunya.
Keragaman yang ada di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya suku bangsa, adat
istiadat yang ada di Negara Indonesia. Tapi itu semua tidak membuat semuanya
menjadi suatu hal yang menyebabkan perpecahan melainkan membentuk suatu ikatan
yang kuat dan kokoh dalam Negara Indonesia.
Mengapa demikian?? Kita ingat dengan arti semboyan Negara Indonesia Bhineka
tunggak ika yaitu berbeda-beda tetapi satu jua. Semboyan ini berasal dari buku atau
kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara lebih mendalam
Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku,
agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan
yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata
uang, bahasa dan lain-lain yang sama.
Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada lambang negara Republik Indonesia
yaitu Burung Garuda Pancasila. Tepatnya berada Di kaki Burung Garuda Pancasila
yang mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata
tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
sendiri perlu pemberdayaan dan pelestarian, agar bahasa Indonesia tetap eksis di
tengah masyarakat Indonesia yang majemuk ini.
Yang ketiga, Mampu memperbaiki sikap bahasa dan pemakaian bahasanya. karena
bahasa yang kita gunakan sudah banyak di pengaruhi dengan arus globalisasi yang
terus-menerus masuk dalam kehidupan kita dan juga perkembangan ilmu pengetahuan.
Karena pembiasaan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar merupakan
suatu hal yang merujuk kepada buah pemikiran yang baik dan benar juga.
1.
komunikasi
Di dalam kehidupan ini kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya
berbicara dan berkomunikasi dengan yang lain. Banyak cara yang bisa di
lakukan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Ada yang melalui percakapan
secara langsung (tatap muka,lisan), ada juga yang melalui percakapan melalui
perantara(tulisan, telepon, hp, maupun surat dll).
Tetapi, komunikasi lisan yang kita lakukan didalam kehidupan sehari-hari atau
bisa di katakan yang paling praktis menyebabkan kita tidak teliti dengan bahasa
Indonesia yang kita ucapkan sebagai alat komunikasi. Akibatnya kita memiliki
suatu kesulitan ketika akan menggunakan bahasa tulis yang standard dan
teratur. Disaat kita dituntut untuk berbahasa di dalam suatu kepentingan tertentu,
kemungkinan yang akan terjadi adalah kita berbahasa dengan terbata-bata atau
kemungkinan yang lebih jauh lagi kita menggunakan dan memasukkan istilah
bahasa asing dalam penguraiannya. Banyak factor yang dapat mempengaruhi
diri kita didalam berkomunikasi dengan yang lain. Contohnya perkembangan
iptek dan arus globalisasi.
Jadi, bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya
sebagai alat komunikasi didalam kehidupan.
mengajak, menghimbau atau bisa kita sebut sebagai alat control social di dalam
masyarakat Indonesia. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan
sesutau kepada kita untuk mendapatkan pandangan baru, sikap baru, perilaku dan
tindakan yang baru dalam kehidupan ini. Disamping itu juga kalau kita sekaligus belajar
untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain tentang suatu hal.
Sebuah lirik lagu dari musisi ternama pun bisa dijadikan sebuah control social dalam
kehidupan walaupun bahasa yang digunakan merupakan ungkapan perasaan yang
dituangkan dalam sebuah lirik lagu. Liriknya seperti ini :
Surat buat wakil rakyat
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke
Saudara dipilih bukan dilotre
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara heeh, juara ha ha ha
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu setuju
Bahasa nasional yang dimiliki suatu Negara bisa mewakili identitas nasional
suatu bangsa dan Negara.
Fungsi dari bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah
lambang kebanggaan kebangsaan
Bangsa Indonesia pasti memiliki suatu kebanggaan saat di tanyakan oleh
bangsa lain saat melakukan suatu kunjungan kenegaraan. Tetapi memang
dalam suatu kunjungan kenegaraan lebih mengutamakan bahasa inggris.
Tapi itu tidak masalah kita harus bangga mengapa ? ternyata di luara negeri
tepatnya di Australia telah ada kurikulum untuk pemberian mata pelajaran
bahasa Indonesia. Berikut kutipan yang saya petik dari sebuah artikel :
Ada rasa bangga saat saya melihat berita di Metro TV mengenai bahasa Indonesia
yang dijadikan kurikulum sekolah di Australia. Salah satunya di Chisholm Catholic
College, Perth di mana bahasa Indonesia sudah mulai diakui menjadi bahasa pilihan
untuk dijadikan mata pelajaran sejak 7 tahun yang lalu. Di sekolah tersebut ada sekitar
70 murid yang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dan tak sungkan mereka
memraktekan berbahasa Indonesia secara fasih di depan Menteri Luar Negeri
Indonesia yang sedang berkunjung ke sekolah tersebut.
Menteri Luar Negeri Indonesia menilai dengan mempelajari bahasa Indonesia para
siswa akan lebih mengenal Indonesia dan dengan mengenal dapat menghilangkan
prasangka buruk satu sama lain seperti yang kerap terjadi dimasa lalu.
Berbanggalah kita telah sebagai bangsa Indonesia yang memiliki suatu bahasa
nasional yaitu bahasa Indonesia.
Lambang identitas nasional
Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki suatu Negara yang membentuk suatu
bangsa yang merupakan gabungan dari seluruh adapt istiadat, agama, suku dan
bahasa tentunya.
Bahasa Merupakan unsur pendukung identitas nasional. Bahasa dipahami sebagai
sistem perlambang yang dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang
digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
Alat penghubung antardaerah dan antarbudaya
Merupakan suatu fungsi agama sebagai suatu sarana untuk berkomunikasi dengan
orang-orang yang berada di seluruh indenesia tanpa menghilangkan bahasa daerah
yang mereka miliki dan juga sebagai alat untuk memungkinkan terjadinya penyatuan
berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya
masing-masing ke dalam kesatuan bangsa
KEDUDUKAN
BAHASA
BAHASA NEGARA
INDONESIA
SEBAGAI
Bahasa Negara adalah bahasa resmi yang telah ditetapkan sesuai kesepakatan dan
memiliki suatu sejarah untuk bangsa dan negaranya. Seperti Indonesia penetapan
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa suatu Negara diawali dari suatu
perhimpunan pemuda yang pada akhirnya pada tanggal 28 oktober 1928 tercetuslah
inspirasi pemuda dan pemudi bangsa Indonesia sehingga membentuk suatu konsep
sumpah pemuda yang isinya sebagai berikut :
dan
Pelajari fungsi bahasa menurut Dell Hymes, kemudian bandingkan dengan fungsi
bahasa menurut Jacobson. Adakah persamaan dan perbedaannya? Uraikan!
Jawab
Fungsi Emotif: Rina baru saja diputuskan oleh pacarnya tanpa sebab yang jelas. Rina menceritakan keluh
kesahnya kepada sahabatnya, Ranti.
Pada contoh tersebut, Rina menggunakan bahasa untuk mengungkapkan perasaan sedihnya.
Dalam hal ini, tumpuannya terdapt pada si penutur (addresser).
si Referensial: Nek Ijah senang mendongengkan cucunya sebelum tidur, malam itu ia mendongeng tentang sifat
durhaka seorang anak yang bernama Malin Kundang.
Pada contoh di atas, si Nenek membicarakan tentang Malin Kundang dengan topik tentang
sifatnya yang durhaka.
ungsi Puitik: Sinta sering bolos sekolah. Hal itu diketahui oleh Andi, sahabatnya. Andi kemudian menasehati
Sinta agar tidak membolos lagi.
Pada contoh tersebut, Andi menggunakan bahasa untuk menyampaikan pesan kepada Sinta.
Dalam hal ini, tumpuannya terdapat pada pesan (message) yang disampaikan.
Fungsi Fatik: Dona duduk sendirian di taman kampus. Tiba-tiba Doni lewat dan melihat Dona sendirian. Doni
pun berucap Hai, sendirian aja?
Kata-kata Doni sebenarnya hanyalah untuk mengadakan kontak dengan Dona.
Metalingual: Rini menjelaskan tentang kosakata-kosakata bahasa Mandarin kepada adiknya, Nora. Rini
menjelaskan dengan bahasa Indonesia.
Dalam hal ini, bahasa Indonesia dipakai untuk membicarakan bahasa lain.
ungsi Konatif: Pak Guru menyuruh salah seorang siswanya untuk menghapus papan tulis.
Pada contoh di atas, yang menjadi tumpuan adala lawan tutur. Pak Guru memerintahkan,
kemudian siswa bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan.
Jacobson dan Hymes mengungkapkan bahwa bahasa berfungsi sebagai sarana untuk
mengungkapkan perasaan penutur. Jacobson menamakan fungsi ini sebagai fungsi emotif karena
bahasa digunakan untuk mewakili emosi penutur (Jacobson point 1, Hymes point 6).
Salah satu fungsi dari kedua pendapat sepakat bahwa aspek bahasa ada pada lawan tutur
(Jacobson point 6, Hymes point 5).
Fungsi metalingual yang diungkapkan Jacobson juga dikemukakan Hymes pada point 11.
Hymes mengemukakan bahwa bahasa berfungsi untuk menguraikan bentuk-bentuk bahasa.
Kedua tokoh ini juga sepakat bahwa bahasa berfungsi sebagai alat kontak sosial dalam bentuk
bertegur sapa, mengucapkan salam dll. Jacobson menamakan fungsi ini sebagai fungsi fatik.
b. Perbedaan
Hymes mengutarakan fungsi bahasa sebagai sarana penyesuaian diri dengan norma-norma sosial
dengan pengaplikasiannya dalam menulis berbagai jenis surat, Jacobson tidak mengemukakan
fungsi ini.
Hymes memilah fungsi bahasa sebagai pengungkapan perasaan menjadi 2 point yang berbeda,
yaitu untuk menyampaikan pengalaman tentang keindahan, keagungan, keluhuran atau hal yang
baik-baik dan untuk menyampaikan perasaan secara umum. Hal ini berbeda dengan Jacobson
yang hanya mengemukakan satu point tersebut dengan fungsi emotif.
Hymes juga menambahkan dua point yang tidak ada dalam pendapat Jacobson tentang fungsi
bahasa untuk mengindarkan diri dengan pengungkapan keberatan dan fungsi bahasa sebagai
pengungkapan perilaku performatif.
Jacobson memakai fungsi bahasa terbatas untuk membicarakan bahasa itu sendiri atau bahasa
lain, sementara Hymes melebarkan fungsi tersebut dengan mengutarakan fungsi bahasa juga
untuk membicarakan ilmu pengetahuan yang lain.
Asal Usul Nabi Adam (Manusia Pertama) Dari berbagai Versi dan Keyakinan
Artis cantik india: BACA LAGI ALKITABNYA YA... LA... - 12/22/2014 - Febryta
Tarigan
thanks ya, isi artikelnya keren. dan sangat memban... - 12/19/2014 - lazu iana
Translate
Powered by
Translate
Cari Artikel
Berbicara tentang asal usul bahasa, kita berhadapan dengan suatu aspek kajian
yang paling banyak dipertentangkan.
Hasil Studi yg selama ini dikembangkan untuk dapat melacak secara tepat
bagaimana sesungguhnya asal-usul bahasa, belum ada yang memuaskan.
Karena itu, di antara para penyelidik tentang genealogi keberbahasaan manusia,
masih sulit untuk dicapai kesepakatan tunggal yg bersifat final.
Begitu muncul pertanyaan Bagaimana Mulanya bahasa itu Lahir?.
Kita akan bersinggungan dengan banyak teori yg saling kontradiktif.
Masing masing teori mencoba menjelaskan secara spesifik tentang asal bahasa.
Beberapa teori dan pendapat itu memilih jawaban yg beragam.
Ada yg cukup ilmiah dan rasional, ada pula yg terkesan lucu, bahkan kadang terasa
aneh dan tak masuk akal.
Bahkan karena terlalu sulitnya sumber-sumber yg bisa menjelaskan secara akurat
tentang asal-usul bahasa, pada tahun 1866 masyarakat linguis Perancis sempat
melarang mendiskusikan subjek tersebut, karena hal itu dianggap hanya spekulasi
yg sama sekali tidak berarti.
Membicarakan asal bahasa, menurut mereka sebuah pertentangan yg sia-sia.
Penyelidikan Antropologi telah membuktikan bahwa kebanyakan kebudayaan
primitif menyakini tentang adanya keterlibatan Dewa atau Tuhan dalam permulaan
sejarah berbahasa mereka.
Menurut mereka, Tuhanlah yg mengajarkan Nabi Adam nama-nama benda,
sebagaimana termaktub dalam kita kejadian sebagai berikut :
And the Lord God having formed out of the ground all the beasts of the earth, and
all the fowls of the air, brought them to Adam to see what be wold call them ; for
whatsoever Adam called any living creature the same is its name.
Dikatakan pula bahwa manusia diciptakan secara stimulan.
Pada penciptaan ini, manusia dikaruniai kemampuan berbahasa sebagai anugerah
Illahi.
Konon di Surga Tuhan berdialog dengan Nabi Adam dalam bahasa Yahudi.
Sebelum abad ke-18 teori teori asal bahasa yg semacam ini dikategorikan sebagai
divine origin (berdasarkan kepercayaan).
Pada abad ke-17, Andeas Kemke, seorang ahli filologi dari Swedia menyatakan
bahwa di surga Tuhan berbicara dalam bahasa Swedia.
Menurutnya, Nabi Adam berbahasa Denmark, sedangkan naga berbicara dengan
bahasa Perancis.
Selain berbagai mitos muasal bahasa yg berkembang di Barat, di Timur hal
semacam itu juga bermunculan.
Mesir misalnya, punya legenda berkenaan dengan asal-usul bahasa.
Konon, pada abad ke-17 SM, Raja Mesir, Psammetichus, mengadakan penyelidikjan
tentang bahasa pertama.
Menurut sang Raja kalau seorang bayi dibiarkan semenjak lahir tanpa
diperdengarkan dan diperkenalkan terhadap bahasa apapun, maka ia akan tumbuh
dan berbicara menggunakan bahasa asal.
Untuk melaksanakan penyelidikan tersebut diambillah dua orang bayi dari keluarga
biasa, dan diserahkan kepada seorang pengembala untuk kemudian dirawatnya.
Gembala tersebut dilarang berbicara sepatah kata pun kepada bayi-bayi tersebut.
Setelah sang bayi berusia dua tahun, mereka dengan spontan menyambut si
gembala dengan kata, BECOS.
Segera si penggembala tadi menghadap Sri Baginda dan diceritakannya hal
tersebut.
Psammetichus segera menelitinya dan berkonsultasi dengan para penasehatnya.
Menurut mereka, BECOS berarti Roti dalam bahasa Phyrgia (bahasa Mesir kuno);
Dan inilah bahasa pertama manusia menurut mereka.
Cerita ini dikisahkan turun temurun, bahwa bahasa pertama manusia adalah bahasa
Mesir.
Di Asia, tepatnya di China, Mitos tentang asal-usul bahasa juga berkembang.
Kaisar Cina Tien-Tzu, dipercaya sebagai anak Tuhan.
Konon dialah yg mengajarkan bahasa pertama kepada manusia.
Ada juga versi lain yg tak kalah menggemaskan, bahwa yg membawa bahasa
(tulisan) kepada orang-orang Cina adalah seekor kura-kura yg diutus langsung oleh
Tuhan.
Di Jepang bahasa pertama pun dihubungkan dengan Tuhan mereka, Amaterasu.
Orang-orang Babilonia percaya bahwa bahasa pertama berasal dari Tuhan mereka,
Nabu.
Brahmana mengajarkan tulis-menulis kepada ras Hindu di India sana.
Dan masih banyak cerita-cerita yg bernada sama dengan berbagai kebudayaan
dahulu dan berkembang di banyak kebudayaan kelompok tertentu.
Baru pada bagian akhir abad ke-18 spekulasi asal usul bahasa berpindah dari
wawasan keagamaan, mistik, takhayul ke alam paradigma pengetahuan baru yg
disebut ORGANIC PHASE ( fase organik).
Pada fase ini, pergeseran paradigmatik dalam memahami asal usul bahasa
dimulai dengan terbitnya UBER DEN ORGANIC PHASE (dalam terjemahan bahasa
inggris : ON THE ORIGIN OF LANGUAGE)
Pada tahun 1772, ditulis oleh Johann Gottfried Von Herder (1744-1803).
Ia mengemukakan bahwa tidaklah tepat dikatakan bahwa bahasa merupakan
anugerah Illahi.
Menurut Von Herder bahasa lahir karena dorongan manusia untuk mencoba coba
berfikir.
Bahasa adalah akibat hentakan dari suatu kehendak yg bekerja secara insingtif,
seperti halnya janin dalam proses kelahiran.
Teori ini bersamaan dengan mulai timbulnya teori EVOLUSI manusia yg diprakarsai
oleh Immanuel Kant (1724-1804) yg kemudian disusul oleh Charles Darwin.
Menurut Darwin (1809-1882) dalam DESCENT MAN (1871), kualitas bahasa
manusia dengan bahasa binatang hanya berbeda dalam tingakatannya saja.
Kalau pun ada perbedaan barangkali hanya dari ekspresi emosinya saja.
Sebagai contoh, perasaan jengkel atau jijik terlahirkan dengan mengeluarkan udara
dari hidung dan mulut, terdengar seperti bunyi POOH atau PISH.
Ekspresi kejengkelan semacam ini, kata Darwin dimiliki manusia sekaligus binatang.
Namun Mark Muller (1823-1900) ahli filologi dari Jerman tidak sependapat dengan
Darwin.
Muller meledek teori ini, menyebutnya sebagai POOH-POHH THEORY.
Teori Darwin ini juga tidak disetujui oleh para sarjana berikutnya seperti Edward
Sapir (1884-1939) dari Amerika.
Mark Muller kemudian memperkenalkan DINGDONG THEORY atau disebut juga
NATIVISTIK THEORY.
Dalam beberapa hal teori ini sedikit sejalan dengan apa yg di ajukan Socrates.
Bahwa bahasa lahir secara alamiah dan ilmiah.
Menurut teori ini, manusia mempunyai kemampuan insting yg istimewa untuk
mengeluarkan eksperi ujaran untuk setiap kesan yg ditemuinya sebagai stimulus
dari luar.
Kesan yg diterima lewat indra, bagaikan pukulan pada bel hingga mengeluarkan
ucapan yg sesuai.
Menurut Muller, kurang lebih ada empat ratus bunyi pokok yg membentuk bahasa
pertama ini.
Sewaktu orang primitif dulu melihat seekor srigala, pandangan ini menggetarkan
bel yg ada pada dirinya secara insting sehingga terucap kata WOLF (serigala).
Tapi teori ini menyuguhkan suatu kesangsian ketika menemukan fakta bahwa
ternyata bahasa manusia itu beragam, jika bahasa memang terbentuk secara
natural sebagaimana bel, kenapa bahasa manusia menjadi tidak sama?
Pada akhirnya, Muller menolak teorinya sendiri.
Teori lainnya disebut YP-HE-HO THEORY.
Teori ini menyimpulkan bahwa bahasa primitif dulu merupakan rangkaian bekerja
sama.
Kita pun mengalami kerja serupa, misalnya sewaktu mengangkat kayu kita secara
spontan dan bersamaan mengeluarkan ucapan-ucapan tertentu.
Karena dorongan tekanan otot muncullah kata tertentu yg kemudian lahir sebagai
sebuah bahasa ungkap.
Demikian juga yg terjadi dengan orang-orang zaman dahulu.
Sewaktu bekerja tadi, pita suara mereka bergetar sehingga terlahirlah ucapanucapan khusus untuk setiap tindakan mereka.
Ucapan ucapan tadi lalu menjadi nama untuk pekerjaan itu seperti HEAVE
(angkat), REST (diam) dan sebagainya.
Dari sekian teori dengan subjek yg sama, satu-satunya yg agak bertahan adalah
BOW-WOW THEORY.
Teori ini juga disebut ONOMATOPOETIC atau ECHOIC THEORY.
Menurut teori ini, kata-kata yg pertama kali muncul adalah tiruan terhadap suara
alam, seperti guntur, hujan, angin, sungai, ombak samudra dan lainnya.
Mark Muller dengan sarkastis mengomentari teori ini dengan mengatakan bahwa
teori ini hanya berlaku pada kokok ayam dan bunyi itik, padahal, kata Muller,
kegiatan bahasa justru lebih banyak terjadi diluar kandang ternak.
Akhirnya, bagaimana pun sedikitnya presentase kata-kata tersebut, kita tidak bisa
mengingkari adanya bahasa-bahasa semacam itu.
Dalam bahasa inggris ada kata-kata BABLE, RATTLE, BISS, CUCKOO, dan
sebagainya.
Kosa kata dalam bahasa Indonesia juga memiliki kata-kata sepeti itu, Menggelegar,
Bergetar, Mendesir, mencicit, Berkokok, dan sebagainya.
Teori yg lain adalah GESTURE THEORY.
Yg mengatakan bahwa isyarat mendahului ujaran.
Para pendukung teori ini menunjukkan penggunaan isyarat oleh berbagai binatang,
dan juga sistem isyarat yg dipakai oleh orang-orang primitif.
Salahs atu contoh adalah bahasa isyarat yg dipakai suku Indian di Amerika Utara.
Sewaktu berkomunikasi dengan suku-suku lain yg tidak sebahasa mereka
menggunakan isyarat sebagai bentuk aksi dan kehendak mereka.
Beberapa teori mengenai Asal Usul bahasa yg telah disebutkan tadi, termasuk
dalam kategori teori- teori tradisional.
Dalam perkembangan pengetahuan modern, bahasa kemudian menjadi objek kajian
yg sangat penting dan kompleks.
Bahasa tidak hanya dipahami sebagai suatu gejala fisik semata, melainkan juga
mengandung aktivitas psikologis.
Manusia itu tercipta dengan perlengkapan fisik yg sangat sempurna hingga
memungkinkan terjadinya ujaran (kemampuan berbahasa).
Namun ujaran, faktor-faktor psikologis pun terlibat.
Sebagai contoh, cobalah bayangkan satu telaga yg dikelilingi pepohonan rindang yg
didiami banyak burung dan margasatwa lainnya.
Tempat yg digambarkan ini akan berbeda antara satu dengan yg lain.
Mungkin anda akan mengatakan bahwa telaga tadi sangat berbahaya dan
menakutkan.
Pusaran airnya bisa menenggelamkan siapa saja.
Namun bagi yg lain, telaga ini bisa menjadi sumber kehidupan.
Mungkin anda membayangkan di sana akan terdapat banyak ikan segar.
Tentu amat menguntungkan.
Bagi yg lain, sungai ini bisa menjadi sumber ilham, tempat beristirahat,
melemaskan otot-otot sambil menunggu kejatuhan inspirasi.
Dari gambaran ini ternyata ada kesan psikologis yg berbeda.
Kesan-kesan ini mesti diucapkan oleh masing-masing dengan ujaran yg pas.
Dengan kata lain, kesan-kesan ini mesti diungkapkan dengan vokal, hingga
terucapkan kata-kata.
Sebagai umpama misalnya dari gambaran sungai tadi akan muncul kata-kata sepeti
; bahaya, ngeri , dalam, dingin, menenggelamkan, hanyut, arus dan sebagainya.
Dari contoh yg menjelaskan salah satu fungsi dan posisi bahasa ini, maka West
menyimpulkan :
SPEECH, AS LANGUAGE, IS THE RESULT OG MAN`S ABILITY TO SEE PHENOMENA
SYMBOLICALLY AND OF THE NECESSITY TO EXPRESS HIS SYMBOLS.
--Ujaran, seperti halnya bahasa, adalah hasil kemampuan manusia untuk melihat
gejala-gejala sebagai simbol-simbol dan keinginannya untuk mengekspresikan
simbol-simbol itu--.
Pada masa sekarang ini para ahli atropologi umumnya menyimpulkan bahwa
manusia dan bahasa berkembang bersama.
Manusia telah jadi penghuni kurang lebih satu juta tahun lamanya.
Faktor-faktor yg mempengaruhi perkembangannya menjadi Homo Sapien juga
mempengaruhi perkembangan bahasanya.
Bentuk tubuh yg tegak, mata yg berbentuk stereoskopis dan celebra cortex yg tidak
ada pada hewan lain, telah banyak membantu evolusi manusia.
Perkembangan otaknya merubah dia dari setengah manusia menjadi manusia
sesungguhnya.
Mereka kini mempunyai kemampuan untuk menemukan dan mempergunakan alatalat dan menemukan metode interaksi yg luar biasa, yakni BAHASA.
Ada juga para ahli yg mengatakan bahwa perkembangan bahasa manusia sama
seperti halnya perkembangan bahasa bayi yg sedang tumbuh besar.
Otto Jespersen (1860-1943) melihat adanya persamaan antara bahasa bayi dan
manusia.
Bahasa manusia pertama hampir tidak mempunyai arti, bentuknya hanya seperti
lagu saja, sebagaimana ucapa-ucapan bayi.
Seiring waktu, ucapan-ucapan tadi menjadi berkembang menuju tahap yg lebih
sempurna.
Namun demikian ada pertanyaan lain yg berkembang dan menjadi perdebatan pada
saat ini, yaitu ;
Apakah bahasa itu lahir karena keinginan manusia untuk berkomunikasi denga
kelompoknya atau karena dorongan individu, yaitu faktor psikologis sebagaimana
dijelaskan diatas?
Apakah bahasa yg lebih dulu ada atau masyarakatnya?
Kalau mereka tidak hidup dalam masyarakat, maka bahasa tidak akan pernah lahir,
tapi bagaimana hidup tanpa Bahasa?
Akhirnya pertanyaan ini pun berubah menjadi seperti pertanyaan Klasik layaknya
TELUR DAN AYAM.
So, tak ada yg tahu pasti Asal Usul Bahasa Pertama yg dipake Oleh Manusia.
Hany Tuhan dan Sejarahnya yg Tahu pasti.
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin,
Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku
Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas Malaka direbut
oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena
pengaruh misalnya dari bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
4. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun 1945,
pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris. Malaysia, Brunei, dan
Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura
bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.
A.3. FUNGSI BAHSA
Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana
untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif).
Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau
mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi:
a.untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
b.untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindahindahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
c.sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan.
d.untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama
kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis)
A.3,1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHAS INDONESIA
Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda
tanggal 28Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan
bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini
berarti bahwa bahasa Indonesiamempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara.
Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang
nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai
pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang diberikan.
1. Bahasa Nasional
Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat
fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai:
1.lambang identitas nasional,
2.lambang kebanggaan nasional,
3.alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan bahasa
yang berbeda-beda, dan
4.alat perhubungan antarbudaya dan daerah.
2. Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.bahasa resmi negara,
Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:),
tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik (), tanda garis miring, (/) dan
tanda penyingkat atau aprostop ().
Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.
Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun harus
mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada
penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus
memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan,
kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.
B. PERKRMBANGAN BAHASA INDONESIA
Berbicara mengenai Bahasa Indonesia tentunya tak bisa terlepas dari asal usul Bahasa
Indonesia itu sendiri, apabila merunut ke belakang, Bahasa Indonesia berakar dari rumpun
Bahasa Melayu yang akhirnya mengalami perkembangan seiring dengan adanya pengukuhan
secara resmi Bahasa Indonesia pada saat peristiwa Sumpah Pemuda tepat pada 28 Oktober 1928.
Peristiwa tersebut secara langsung mengantarkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Indonesia.
Bahasa Indonesia sendiri mulai mengalami masa perkembangannya pada masa pemerintahan
Orde Lama yang ditandai dengan adanya bentuk ejaan lama seperti rangkaian dj, tj, oe,dan
bentuk lain ejaan lama. Di samping kemunculan ejaan lama, perkembangan Bahasa Indonesia
sangat dipengaruhi oleh kemunculannya para sastrawan Indonesia, mulai dari sastrawan
angkatan 45, balai pustaka, hingga sastrawan-sastrawan muda yang saat ini mulai bermunculan.
Terkait dengan sedikit ulasan sebelumnya, perkembangan Bahasa Indonesia dewasa ini
berkembang sangat pesat. Perkembangan tersebut tidak hanya menimbulkan dampak positif,
dampak negatifnya pun ada. Berkembangnya bahasa pergaulan yang saat ini mulai bermunculan
mempengaruhi bentuk baku dari Bahasa Indonesia itu sendiri. Ejaan Yang disempurnakan(EYD)
pun mulai terlupakan. Masyarakat merasa lebih nyaman berkomunikasi menggunakan bahasa
yang dikenal dengan Bahasa Gaul. Mereka bahkan merasa tak mengikuti perkembangan jaman
apabila tidak bisa berbicara dengan bahasa gaul tersebut, selain itu, kemunculan bahasa
pergaulan itu memberikan efek domino terhadap munculnya bahasa-bahasa baru yang tentunya
menyimpang dan menyalahi bentuk EYD itu sendiri. Bahasa-bahasa itu antara lain bahasa
komunikasi yang digunakan oleh sebagian komunitas, golongan bahkan perkumpulan tertentu.
Sebagai contoh bahasa yangdigunakan oleh para waria yang sangat khas kita dengar.
B.1 PERKRMBANGAN BAHASA DI ZAMAN MODEREN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, mengapa demikian?karena bahasa Indonesia
terus menghasilkan kata-kata baru dari penyerapan bahasa daerah dan bahasa asing. Berikut ini
merupakan tabel kata serapandari bahasa daerah dan bahasa asing
Walaupun banyak kata-kata bahasa asing yang terdapat dalam bahasaIndonesia tetapi katakata tersebut telah disahkan oleh Pusat Bahasa sebagaikata-kata bahasa Indonesia. Namun pada
zaman modern sekarang banyak penyalahgunaan bahasa asing yang sebenarnya tidak kita
ketahui arti dari katatersebut. Selain itu penggunaan kata-kata yang tidak baku seperti
loe, gue,dan ngapain, yang sering dipergunakan oleh remaja saat ini menyebabkankurangnya
minat para remaja menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik.Sebaliknya banyak warga negara asing yang tertarik untuk mempelajari bahasa
Indonesia.