SEKOLAH
Dibuat guna tugas mata kuliah Manajemen Sekolah untuk persentasi yang
diampu oleh ibu Titi Prihatin
Kelompok 2
D. Metode
Metode dalam pengumpulan data adalah dengan Kajian Pustaka, bab yang dikaji adalah
buku manajemen sekolah bab Proses manajemen. Waktu dan tanggal pengumpulan data
dengan penyelesaian makalah hari Senin, 11 September 2017. Alat yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah pulpen, buku, dan laptop.
E. HASIL
1. Seorang manajer sekolah dalam pencapaian tujuan sekolah harus melakukan
serangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan memiliki tingkatan atau jenjang
tertentu agar relevan, dalam hal ini yang dimaksud dengan proses.
2. Ada dua proses kegiatan, yakni meliputi kegiatan Manjerial dan kegiatan Operasional.
3. Proses manajemen yang bersifat mendasar yang manajerial yaitu meliputi Planning,
Organizing, Actuating, dan Controling.
4. Proses manajemen dengan kegiatan operasional meliputi Pengadaan, Pemeliharaan,
Pencatatan, Pertanggungjawaban, Penghapusan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengorganisasian ( Organizing )
Dalam kajian manajemen, istilah pengorganisasian digunakan untuk menunjukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Cara menejer merancang struktur formal untuk penggunaan sumber daya-sumber
daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi yang paling efektif
b. Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap
pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang menejer yang diberi wewnang
untuk mengawasi anggota-anggota kelompok
c. Hubungan-hubunagan antara fungsi, jabatan, dan tugas para karyawan
d. Cara menejer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam organisasinya dan
mendelegasikan wewnang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas
Dalam pengertian yang lebih utuh, Handoko ( 1992:168 ) menyatakan bahwa
pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para
organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Selanjutnya dijelaskan
bahwa proses pengorganisasian dapat ditunjukan dalam tiga langkah prosedur sebagai
berikut :
a. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi
b. Penbagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga
tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak
efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan
para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme
pengorganisasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiaannya
pada tujuan organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi
ketidak-efisienan dan konfilk-konflik yang merusak
Pandangan lain mengenai isu pengorganisasian dikemukakan oleh Stoner
( 1986:62) yang menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan proses yang jamak,
terdiri dari lima tahap. Pertama merinci pekerjaan, yaitu menentukan tugas-tugas apa
yang harus dilakukan untuk menjapai tujuan organisasi. Kedua, membagi seluruh beban
kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perorangan atau
perkelompok. Dalam tahap ini perlu diperhatikan orang-orang yang akan diserahi tugas
harus berdasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan tidak terlalu ringan.
Ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota denan cara rasional dan efisien.
Keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam suatu
kesatuan yang harmonis. Kelima, melakukan monotoring dan mengambil langkah-
langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas.
3. Penggerakan
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, tehnik dan
metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan
sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis
( Siagian, 1992:128 ). Isu yang selalu mengemuka dalam pembahasan fungsi penggerakan
adalah berkenaan dengan pentingnya fungsi ini dalam keseluruhan kegiatan menejemen,
karena secara langsung ia berkaitan dengan manusia beserta segala jenis kepentingan dan
kebutuhannya. Kaitan dengan perkembangan teori menejemen yang dikenal dengan
“Gerakan Human Relations”, diajukan konsep yang dikenal dengan istilah the ten
commandmens of human relations, yanf dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan
fungsi penggerakan.
Isi dari prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan anggota organisasi
b. Suasana kerja yang menyenangkan
c. Hubungan kerja yang serasi
d. Pengembangan kemampun bawahan sampai tingkat maksimal
e. Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan
f. Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja yang tinggi
g. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadahi
h. Penempatan personil secara tepat
i. Imbalan yang sesuai dengan jasa yang diberikan
4. Pengawasan (Controlling)
a. Pengertian dan Proses Dasar Pengawasan
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih
menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
sebelumnya. Proses dasar pengawasan terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Penentuan standar hasil kerja
Standar hasil pekerjaan merupakan hala yang amat penting ditentukan karena
terhadap standar itulah hasil pekerjaan dihadapkan dan diuji.
Standar hasil itu dapat bersifat fisik, misalnya dalam arti kuantitas barang yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan, dan sebagainya. Dalam melakukan pengawasan,
hal-hal yang bersifat keperilakuan pun harus diukur seperti kesetiaan, semangat
kerja, disiplin dan sebagainya.
2. Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja terdiri dari dua jenis, yaitu yang relatif mudah dan yang
sukar. Ada berbagai prestasi kerja yang relatif mudah diukur karena standar yang
harus dipenuhi pun biasanya bersifat teknis. Yang kedua adalah pengukuran yang
relatif sukar dilakukan karena standar yang harus dipenuhipun tidak selalu dapat
dinyatakan secara konkrit.
3. Koreksi terhadap Penyimpangan
Meskipun bersifat sementara, tindakan korektif terhadap gejala penyimpangan,
penyelewengan, dan pemborosan harus bisa diambil.
b. Pengawasan yang Efektif
Pengawasan yang efektif harus melibatkan semua tingkat manager dari tingkat atas
sampai tingkat bawah, dan kelompok-kelompok kerja.
Beberapa kondisi yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pengawasan yang efektif,
yaitu sebagai berikut:
1. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan dalam
sistem pendidikan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
2. Menetapkan standar yang sulit.
3. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi.
4. Frekuensi pengawasan harus dibatasi
5. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering control)
6. Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa proses
manajemen sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
atau pengendalian.Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk
dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pengoganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan
dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para organisasi, agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien. Handoko ( 1992:168 ).
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, tehnik dan metode
untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik
mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis ( Siagian,
1992:128 ). Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna
lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T.Hani.1984.Manajemen.Yogyakarta: BPFE
Sutomo, dkk.2016.Menajemen Sekolah Edisi Revisi 2016. Semarang: UNNES