Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PROSES MANAJEMEN

SEKOLAH
Dibuat guna tugas mata kuliah Manajemen Sekolah untuk persentasi yang
diampu oleh ibu Titi Prihatin

Kelompok 2

Alif Ajibuana Novalino 4001416074


Mila Silkha Aeni 4201416092
Ressa Novinta Sari 4001416051
Noviana Sri Rahayu 4301416007
Desta Maya Hermina W 4001416064

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kegiatan manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer masih menjadi
suatu perdebatan, karena setiap ahli mengemukakan pendapat yang berbeda sesuai
dengan aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan manajemen. Pembagian proses
manajemen tidak dapat dibedakan secara tegas dan tajam, karena setiap manajer dalam
setiap usaha atau aktivitas pencapaian tujuan harus melaksanakan semua proses
manajemen, hanya penekanannya yang berbeda.
Setiap manajer sekolah dalam pelaksanaan tugasnya, aktivitasnya dan
kepemimpinannya untuk mencapai tujuan secara umum harus melakukan suatu proses
manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
atau pengendalian.

B. Teori – Teori Yang Mendasarinya.


1. Proses manajemen yang bersifat mendasar adalah Planning, Organizing, Actuating,
dan Controlling (Terry 1990:15)
2. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang yang hendak dicapai
dan menetapkan jalan serta sumber yang untuk mencapai tujuan itu seefektif dan
seefisien mungkin (Kauffman, 1972:38)
3. Pengoorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokan, dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara
anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien (Handoko,
1992:168)
4. Actuating dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode
untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik
mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis
(Siagan, 1992:128)
5. Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna
lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses manajemen yang harus dilakukan dalam pencapaian tujuan
organisasi sekolah?
2. Apa pengertian perencanaan?
3. Apa pengertian pengorganisasian?
4. Apa pengertian penggerakan?
5. Apa pengertian pengawasan?

D. Metode
Metode dalam pengumpulan data adalah dengan Kajian Pustaka, bab yang dikaji adalah
buku manajemen sekolah bab Proses manajemen. Waktu dan tanggal pengumpulan data
dengan penyelesaian makalah hari Senin, 11 September 2017. Alat yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah pulpen, buku, dan laptop.

E. HASIL
1. Seorang manajer sekolah dalam pencapaian tujuan sekolah harus melakukan
serangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan memiliki tingkatan atau jenjang
tertentu agar relevan, dalam hal ini yang dimaksud dengan proses.
2. Ada dua proses kegiatan, yakni meliputi kegiatan Manjerial dan kegiatan Operasional.
3. Proses manajemen yang bersifat mendasar yang manajerial yaitu meliputi Planning,
Organizing, Actuating, dan Controling.
4. Proses manajemen dengan kegiatan operasional meliputi Pengadaan, Pemeliharaan,
Pencatatan, Pertanggungjawaban, Penghapusan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses kegiatan Manjemen


1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk
dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang
ditetapkan. Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008)
adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008) juga
berpendapat bahwa  perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang
akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana,
di mana, dan bagaimana cara melakukannya.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah
kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan dan
dalam perencanaan itu mengandung beberapa unsur, diantaranya sejumlah kegiatan yang
ditetapkan sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai, dan menyangkut masa
depan dalam waktu tertentu. Pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan,
penilaian, dan pelaporan merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari perencanaan.
Dalam perencanaan diperlukan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan.
Dalam perencanaan ada beberapa langkah, diantaranya adalah:
a) Tahap I: menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan,
b) Tahap II: merumuskan keadaan saat ini,
c) Tahap III: mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, dan
d) Tahap IV: mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan.
Tujuan Perencanaan:
Tujuan dari perencanaan adalah:
a. Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya
b. Mengetahiu kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan,
c. Mengetahiu siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya
maupun kuantitasnya,
d. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan,
e. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga
dan waktu,
f. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan,
g. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan,
h. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui, dan
i. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Manfaat Perencanaan
Perencanaan mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan,
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama,
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas,
d. Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
e. Standar pelaksanaan dan pengawasan
f. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
g. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
h. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait,
i. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
j. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan
k. Menghemat waktu, usaha dan dana.
Perencanaan dengan strategi  Agresif,  yaitu  strategi  pengembangan mutu 
sekolah  dengan  melakukan  diversifikasi  kemampuan  guru  dan  siswa  yang didukung
dengan  segala kekuatan yang dimiliki  didalam mencapai peluang yang ada di
masyarakat. (strategi SO). Dalam  penerapannya  sekolah  dapat  melakukan  proses 
pengembangan  mutu sekolah  berdasar  kepada  sertifikasi  ISO  9002  serta  ISO  14000 
untuk  dapat  dimiliki sekaligus diterapkan didalam proses PBM sekolah (Ni Luh Putu
Hariastuti)

2. Pengorganisasian ( Organizing )
Dalam kajian manajemen, istilah pengorganisasian digunakan untuk menunjukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Cara menejer merancang struktur formal untuk penggunaan sumber daya-sumber
daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi yang paling efektif
b. Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap
pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang menejer yang diberi wewnang
untuk mengawasi anggota-anggota kelompok
c. Hubungan-hubunagan antara fungsi, jabatan, dan tugas para karyawan
d. Cara menejer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam organisasinya dan
mendelegasikan wewnang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas
Dalam pengertian yang lebih utuh, Handoko ( 1992:168 ) menyatakan bahwa
pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para
organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Selanjutnya dijelaskan
bahwa proses pengorganisasian dapat ditunjukan dalam tiga langkah prosedur sebagai
berikut :
a. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi
b. Penbagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga
tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak
efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan
para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme
pengorganisasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiaannya
pada tujuan organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi
ketidak-efisienan dan konfilk-konflik yang merusak
Pandangan lain mengenai isu pengorganisasian dikemukakan oleh Stoner
( 1986:62) yang menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan proses yang jamak,
terdiri dari lima tahap. Pertama merinci pekerjaan, yaitu menentukan tugas-tugas apa
yang harus dilakukan untuk menjapai tujuan organisasi. Kedua, membagi seluruh beban
kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perorangan atau
perkelompok. Dalam tahap ini perlu diperhatikan orang-orang yang akan diserahi tugas
harus berdasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan tidak terlalu ringan.
Ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota denan cara rasional dan efisien.
Keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam suatu
kesatuan yang harmonis. Kelima, melakukan monotoring dan mengambil langkah-
langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas.
3. Penggerakan
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, tehnik dan
metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan
sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis
( Siagian, 1992:128 ). Isu yang selalu mengemuka dalam pembahasan fungsi penggerakan
adalah berkenaan dengan pentingnya fungsi ini dalam keseluruhan kegiatan menejemen,
karena secara langsung ia berkaitan dengan manusia beserta segala jenis kepentingan dan
kebutuhannya. Kaitan dengan perkembangan teori menejemen yang dikenal dengan
“Gerakan Human Relations”, diajukan konsep yang dikenal dengan istilah  the ten
commandmens of human relations, yanf dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan
fungsi penggerakan.
Isi dari prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan anggota organisasi
b. Suasana kerja yang menyenangkan
c. Hubungan kerja yang serasi
d. Pengembangan kemampun bawahan sampai tingkat maksimal
e. Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan
f. Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja yang tinggi
g. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadahi
h. Penempatan personil secara tepat
i. Imbalan yang sesuai dengan jasa yang diberikan

4. Pengawasan (Controlling)
a. Pengertian dan Proses Dasar Pengawasan
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih
menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
sebelumnya. Proses dasar pengawasan terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Penentuan standar hasil kerja
Standar hasil pekerjaan merupakan hala yang amat penting ditentukan karena
terhadap standar itulah hasil pekerjaan dihadapkan dan diuji.
Standar  hasil itu dapat bersifat fisik, misalnya dalam arti kuantitas barang yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan, dan sebagainya. Dalam melakukan pengawasan,
hal-hal yang bersifat keperilakuan pun  harus diukur seperti kesetiaan, semangat
kerja, disiplin dan sebagainya.
2. Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja terdiri dari dua jenis, yaitu yang relatif mudah dan yang
sukar. Ada berbagai prestasi kerja yang relatif mudah diukur karena standar yang
harus dipenuhi pun biasanya bersifat teknis. Yang kedua adalah pengukuran yang
relatif sukar dilakukan karena standar yang harus dipenuhipun tidak selalu dapat
dinyatakan secara konkrit.
3. Koreksi terhadap Penyimpangan
Meskipun bersifat sementara, tindakan korektif terhadap gejala penyimpangan,
penyelewengan, dan pemborosan harus bisa diambil.
b. Pengawasan yang Efektif
Pengawasan yang efektif harus melibatkan semua tingkat manager dari tingkat atas
sampai tingkat bawah, dan kelompok-kelompok kerja.
Beberapa kondisi yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pengawasan yang efektif,
yaitu sebagai berikut:
1. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan dalam
sistem pendidikan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
2. Menetapkan standar yang sulit.
3. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi.
4. Frekuensi pengawasan harus dibatasi
5. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering control)
6. Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah.

B. Manajemen Kegiatan Operasional


1. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana
dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan
serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi,
jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan.
2. Pemeliharaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan
pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan
baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dalam mencapai tujuan
pendidikan. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.
3. Pencatatan
Pengurusan dan pencatatan saran dan prasarana dikenal dengan istilah investarisasi
barang/sarana dan prasarana,investarisasi barang/sarana dan prasarana pendidikan
adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar
inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang
berlaku.
4. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban sarana dan prasarana dapat dilakukan dalam bentuk pelaporan .
Pelaporan ini dapat dilakukan setiap saat . Namun secara resmi dilakukan dalam
triwulan, semester dan bulanan.
5. Penghapusan
Penghapusan sarana dan prasaranan merupakan kegiatan pembebasan sarana dan
prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan . Proses kegiatan ini dilakukan untuk mengeluarkan atau
menghapuskan sarana dan prasarana dari daftar inventaris,karena sudah dianggap
tidak berfungsi sebagaimana yang di harapkan utuk kepentingan pelaksanaan
pembelajaran di sekolah sesuai dengan perundang- undangan
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa proses
manajemen sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
atau pengendalian.Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk
dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pengoganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan
dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para organisasi, agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien. Handoko ( 1992:168 ).
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, tehnik dan metode
untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik
mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis ( Siagian,
1992:128 ). Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna
lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
sebelumnya. 

DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T.Hani.1984.Manajemen.Yogyakarta: BPFE
Sutomo, dkk.2016.Menajemen Sekolah Edisi Revisi 2016. Semarang: UNNES

Anda mungkin juga menyukai