PENDAHULUAN
BAB II
ISI
seperti : apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang
seharusnya menjadi tujuan, dan sebagainya.
Peranan filsafat pendidikan dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan
hasil kajian antara lain :
a. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini, seperti
sebagai zoon politicon,
homo sapiens, animal educandum dan sebagainya.
b. Masyarakat dan kebudayaannya
c. Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi
tantangan.
d. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan utamnya filsafat
pendidikan.
2) Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan
karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang
proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Kajian
sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan,
baik pendidikan sekolah, maupun luar sekolah. Khusus untuk jalur pendidikan
luar sekolah, terutama bila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga
sangat penting.
Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi 4 bidang :
a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari :
Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
Fungsi sistem pendidikan dalam memeliharan dan mendorong proses sosial
dan perubahan
kebudayaan.
Hubungan pendidikan dan kelas sosial.
Fungsionalisasi sitem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras,
kebudayaan atau
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
b. Hubungan kemanusiaan di sekolah :
Sifat kebudayaaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di
luar sekolah.
Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.
c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari :
Peranan sosial guru
Sifat kepribadian guru
Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.
Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.
d. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial
lain di dalam komunitasnya, yang meliputi :
Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap
organisasi sekolah.
Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial
komunitas kaum
tidak terpelajar.
Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.
Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi
sekolah.
3) Landasan Kultural
4) Landasan Psikologis
Secara etimologis, istilah psikologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari
kata psyche berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah
psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala
kejiwaan. Namun apabila mengacu pada salah satu syarat ilmu yaitu adanya objek
yang dipelajari maka tidaklah tepat mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa
karena jiwa bersifat abstrak. Oleh karena itu yang sangat mungkin dikaji adalah
manifestasi dari jiwa itu sendiri yaitu dalam wujud perilaku individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan dasar ini maka psikologi dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses
pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada
umumnya serta gejalagejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada
setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi
manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk
memudahkan proses pendidikan.
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan
perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan
dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh
karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya
dalam bidang pendidikan. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin
memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki
kesamaan.
Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang
pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat
kerincian bahan belajar yang digariskan.Pemahaman tumbuh kembang manusia
sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan
menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses
tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau
titik tolak dalam rangka praktek kependidikan dan atau studi kependidikan.
Landasan pendidikan akan memberi pijakan dan arah terhadap pembentukan
manusia Indonesia. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan
pendidikan berupa landasan filosofis, sosiologis, hukum, kultural, psikologis,
iptek, ekonomi, sejarah, serta landasan agama. Landasan pendidikan berfungsi
sebagai dasar pijakan bagi mereka yang memiliki pendidikan untuk
mengaplikasikan ilmunya dengan praktik. Selain itu, landasan pendidikan berguna
untuk mengembangkan berbagai keterampilan atau ilmu khusus yang dimiliki
manusia atau pendidikan yang dikuasainya.
3.2 Saran
Pendidikan di Indonesia harus tetap mengacu pada landasan-landasan dasar
yang telah ditetapkan agar pendidikan kita tetap terarah dan dan dapat mencapai
tujuan nasional pendidikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://vivienanjadi.blogspot.com/2012/02/landasan-kultural-pendidikan.html
http://muhammadalisunan.blogspot.com/2012/05/landasan-religiuspendidikan.html
http://auaufalia.blogspot.com/2013/12/bab-ipendahuluan-1.html
http://gorowoks.blogspot.com/2014/01/contoh-kata-pengantar.html
Bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu
pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi)
melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena
siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model
pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat.
12