Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“PERANAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR”

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Afdal, M. Pd., Kons.

Gusni Dian Suri, M. Pd.

Wirdatunnisya, S. Sos.

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Aziza Syifa Marwa (22065004)

2. Rizqi Deslianda Damris (22029100)

3. Salma Dwi Utari (21046082)

4. Yocy Helena Irsyanda (22075053)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahhirabbil’alamin, puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah


Subhanahu Wa Ta'ala atas segala rahmat hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Peranan Kreativitas Dalam Belajar“ ini
dengan tepat waktu. Tujuan penulisan tugas makalah Psikologi ini adalah untuk
menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah jurusan. Penulis
sebagai penyusun makalah menyadari bahwa tugas makalah Psikologi ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang dapat membangun untuk lebih
baik di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga tugas makalah Psikologi ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan terutama bagi penulis.

Padang, 28 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Kreativitas ................................................................................................... 6

2.2 Karakteristik Individu yang Kreatif ............................................................................ 7

2.3 Tahap-tahap Berkembangnya Kreativitas .................................................................. 8

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Kreatifitas ......................................... 9

2.5 Hal-hal yang Menghalangi Berkembangnya Kreativitas ......................................... 10

2.6 Upaya Guru Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik ....................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14

3.2 Saran.............................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif


individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak.
Para pakar kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan
Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut
fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan
belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berpikir
konvergen (convergent thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara
berpikir menyebar (divergent thinking).

Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan sudut


pandang masing-masing. Barron (1982: 253) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Guilford (1970: 236) menyatakan
bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai cirri- ciri seorang kreatif.
Guilford mengemukakan dua cara berpikir, yaitu cara berpikir konvergen dan divergen.
Cara berpikir konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan
pandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan cara berpikir divergen
adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu
persoalan.

Utami Munandar (1992: 47) mendefinisikan kreativitas sebagai berikut, kreativitas


adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam
berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Utami Munandar (1992:
51) menekankan bahwa kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil
interaksi dengan lingkungannya.

Rogers (Utami Munandar, 1992: 51) mendefinisikan kreativitas sebagai proses


munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil- hasil baru itu muncul dari sifat-
sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun
keadaan hidupnya. Demikian juga Drevdahl (Hurlock, 1978: 325) mendefinisikan
kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan
baru yang dapat berwujud kreativitas imajinatif atau sintetis yang mungkin melibatkan
pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang
dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Kreativitas ?

b. Bagaimana Karakteristik Individu yang Kreatif ?

c. Bagaimana Tahap-tahap Berkembangnya Kreativitas ?

d. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Kreatifitas ?

e. Apa saja Hal-hal yang Menghalangi Berkembangnya Kreativitas ?

f. Bagaimana Upaya Guru Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian Kreativitas.


b. Untuk mengetahui Karakteristik Individu yang Kreatif.
c. Untuk mengetahui Tahap-tahap Berkembangnya Kreativitas.
d. Untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Kreatifitas.
e. Untuk mengetahui Hal-hal yang Menghalangi Berkembangnya Kreativitas.
f. Untuk mengetahui Upaya Guru Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu potensi yang sudah ada sejak anak dilahirkan, namun
potensi tersebut tidak akan berkembang secara optimal apabila tidak mendapatkan
pendidikan dan latihan dari lingkunganya. Setiap individu memiliki potensi kreatif, yang
membedakanya hanyalah besar kecilnya potensi tersebut. Kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan produk- produk baru.

Kreativitas menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Supriadi

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,


baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang
tealah ada.

2. Utami Munandar

Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan produk-produk


baru, meskipun komponen-komponennya tidak semuanya baru.

Sesuai dengan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan tentang makna
kreatifitas adalah :

a. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan produk-produk


baru.

b. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk berfikir divergen, meskipun


tetap ada kaitanya dengan kemampuan berfikir konvergen.

c. Produk dari pemikiran kreatif itru antara lain mengandung ciri adanya
kelancaran (fluency)yaitu mengandung banyak ide /pemikiran dan bersifat
luas keluwesan (fleksibelity) dapat diterapkan dalam memecahkan berbagai
persoalan keaslian bukan meniru bersifat khas dan unik .da elaborasi
merupakan penyempurnaan terhadap hal-hal yang sebelumnya telah ada
sehingga dapat lebih praktis,berdaya guna .dan menimbulkan kemudahan-
kemudahan untuk melakukan sesuatu.

Berpikir kreatif sebagai proses konstruksi ide yang menekankan pada aspek
kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian. Komponen kebaruan dalam berpikir
kreatif sebagai berpikir yang mengarah pada pemerolehan wawasan baru, pendekatan
baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu (Grieshober, 2004: 57).
Kreativitas merupakan kemampuan untuk bisa memadukan berbagai informasi dengan
cara baru, guna menemukan solusi bagi masalah, menciptakan temuan baru, atau
menciptakan karya seni.

2.2 Karakteristik Individu yang Kreatif

Menurut Rogers (munandar 2004) ada tiga kondisi dari individu yang kreatif yaitu:

a. Keterbukaan terhadap pengalaman.

b. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang

c. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep.

Para ahli lain seperti Torrance dan Dembo (1979), Munandar (2004),
Semiawan (1984), Cohen (1976), Siegelman(1973), mengemukakan beberapa ciri
orang kreatif antara lain sebagai berikut:

1. Suka humor, tidak kaku dan tidak tegang dalam bekerja.

2. Suka pada pekerjaan yang menantang.

3. Cukup kuat untuk memusatkan perhatian..

4. Suka mengemukakan ide-ide baru dan bersifat imajinatif.

5. Lebih sensitive terhadap keadaan orang lain.

6. Tidak banyak terikat pada kelompoknya.

7. Mampu memunculkan ie-ide aneh.

8. Terbuka terhadap ide/penemuan baru.


9. Fleksibel/tidak kaku.

10. Memiliki konsep diri positif.

Menurut Munandar (2004); perilaku kreatif tidak hanya memerlukan kemampuan


berfikir kreatif (kognitif) tetapi juga memerlukan adanya sikap kreatif (afektif), pada saat
sikap kreatif dioperasionalkan.

Sedangkan menurut Mangun hardjono ciri-ciri keluarga yang melahirkan anak kreatif
adalah :

1. Menghargai anak sebagai pribadi

2. Memberikan contoh tingkah laku kreatif

3. Menaruh perhatian pada pengembangan bakat anak.

4. Memiliki patokan etis yang jelas seperti:kejujuran, penghargaan pada mutu


pekerjaan, memiliki keingintahuan secara intelektual, dan memiliki ambisi yang
sehat.

5. Kurang khawatir terhadap aktivitas yang dilakukan anak.

6. Keluarga yang sering berpindah-pindah.

2.3 Tahap-tahap Berkembangnya Kreativitas

Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahap perkembangan kreativitas diantaranya :

a. Tahap prekonvensional (Preconventional phase)

Tahap ini terjadi pada usia 6-8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan
spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian
mengarah kepada hasil yang aestetik dan menyenangkan. Individu menghasilkan
sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.

b. Tahap konvensional (Conventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 9-12 tahun. Pada tahap ini kemampuan
berpikir seseorang dibatasi oleh aturan-aturan yang ada sehingga karya yang
dihasilkan menjadi kaku. Selain itu, pada tahap ini kemampuan kritis dan evaluatif
juga berkembang.

c. Tahap poskonvensional (Postconventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini,
individu sudah mampu menghasilkan karya-karya baru yang telah disesuaikan
dengan batasan-batasan ekstemal dan nilai-nilai konvensional yang ada di
lingkungan.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Kreatifitas

Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya variasi
kreativitas yang dimiliki individu, yaitu :

a. Jenis kelamin

Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan,
terutama setelah berlalunya masa kanak- kanak. Untuk sebagian besar hal ini
disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan.
Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk
lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih
menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.

b. Status sosioekonomi

Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif
dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi
yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.

c. Urutan kelahiran

Anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang


berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak
yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang
tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan
untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak
untuk menjadi anak yang penurut daripada pencipta.

d. Ukuran keluarga

Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif
daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang
otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih
mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.

e. Lingkungan

Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan
pedesaan.

f. Intelegensi

Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar
daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru
untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian
bagi konflik tersebut.

2.5 Hal-hal yang Menghalangi Berkembangnya Kreativitas

Ada beberapa faktor atau hal-hal yang dapat menghalangi berkembangnya kreativitas
seseorang dapat dilihat dari:

a. Rasa Takut akan Kegagalan: Ketakutan akan kegagalan atau ketidakberhasilan bisa
menjadi penghambat utama kreativitas. Orang cenderung merasa takut untuk
mencoba hal baru atau berpikir di luar kotak karena khawatir akan membuat
kesalahan.
b. Kurangnya Dukungan dan Umpan Balik Negatif: Lingkungan yang kurang
mendukung atau memberikan umpan balik negatif terhadap ide-ide kreatif dapat
meredam semangat untuk berinovasi. Kritik yang tidak konstruktif dapat
menghambat perkembangan kreativitas.
c. Keterbatasan Waktu dan Tekanan: Ketika seseorang terlalu banyak diperas oleh
batasan waktu dan tekanan, itu bisa membuatnya sulit untuk meluangkan waktu
untuk berpikir secara kreatif. Tekanan untuk menghasilkan hasil yang cepat dapat
menghambat eksplorasi ide yang mendalam.
d. Rutinitas yang Kaku: Rutinitas yang sangat kaku dan rutin dapat menghambat
kreativitas. Ketika seseorang terjebak dalam rutinitas yang monoton, mereka
mungkin kesulitan untuk memikirkan hal-hal baru.
e. Kurangnya Rangsangan atau Inspirasi: Kreativitas sering kali diperlukan
rangsangan atau inspirasi eksternal. Ketika seseorang tidak terpapar pada berbagai
pengalaman atau sumber inspirasi, kreativitas mereka dapat terhambat.
f. Keterbatasan Pengetahuan atau Pengalaman: Kreativitas sering memerlukan
pengetahuan dan pengalaman yang luas. Ketika seseorang memiliki keterbatasan
dalam hal ini, mereka mungkin merasa terbatas dalam pemikiran kreatif mereka.
g. Tuntutan Kepentingan yang Mendalam: Terlalu fokus pada hasil atau kepentingan
tertentu dapat menghambat kemampuan seseorang untuk berpikir secara bebas.
Orang mungkin merasa terikat oleh tujuan atau harapan tertentu.
h. Kurangnya Kepercayaan Diri: Kurangnya rasa percaya diri dapat menghalangi
seseorang untuk mengemukakan ide-ide kreatifnya. Rasa tidak yakin diri dalam
kemampuan kreatif bisa menghambat ekspresi diri.
i. Peraturan dan Norma Sosial yang Ketat: Beberapa masyarakat atau organisasi
memiliki aturan dan norma yang sangat ketat, yang dapat membatasi kebebasan
untuk berinovasi atau berpikir di luar batas-batas yang ditentukan.
j. Ketidakseimbangan Kehidupan: Ketidakseimbangan antara pekerjaan, kehidupan
pribadi, dan waktu untuk diri sendiri dapat menguras energi kreatif seseorang.

2.6 Upaya Guru Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik

Sifat relasi bantuan untuk membimbing anak-anak kreatif, menurut Dedi Supriadi
(1994), sebenarnya sama saja dengan relasi untuk anak-anak pada umumnya. Hanya saja,
idealnya para guru dan pembimbing mengetahui mekanisme proses kreatif dan
manifestasi perilaku kreatif. Dalam konteks relasi dengan anak-anak kreatif ini, Torrance
(1977) menamakan relasi bantuan itu dengan istilah creative relationship yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:

a. Pembimbing berusaha memahami berusaha memahami pikiran dan perasaan anak.


b. Pembimbing mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan- gagasannya tanpa
mengalami hambatan.
c. Pembimbing lebih menekankan pada proses daripada hasil sehingga Pembimbing di
tuntut mampu memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan
dinamika perkembangan dirinya.
d. Pembimbing berusaha menciptakan lingkungan yang bersahabat, bebas dari ancaman,
dan suasana saling menghargai.
e. Pembimbing tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai- nilai tertentu kepada
anak.
f. Pembimbing berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan bukan
sebaliknya mencari-cari kesalahan anak.
g. Pembimbing berusaha menempatkan aspek berpikir dan perasaan secara seimbang
dalam proses bimbingan.

Supriadi (1994) mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat digunakan untuk


membimbing perkembangan anak-anak kreatif, yaitu :

Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya yakni:

1) Mengakui dan menghargai gagasan-gagasan anak.


2) Menjadi pendorong bagi anak untuk mengomunikasikan dan mewujudkan
gagasan-gagasan nya.
3) Membantu anak memahami dalam berpikir dan bersikap, dan bukan malah
menghukumnya.
4) Memberikan peluang untuk mengomunikasikan gagasan- gagasannya.
5) Memberikan informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.

Disamping itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang desain
pembelajaran yang berpotensi mengembangkan kreatifitas siswa antara lain :

1) Proses pembelajaran dirancang untuk membangun pengalaman belajar yang


baru bagi siswa.
2) Proses pembelajaran dirancang agar siswa memperoleh informasi terbaru.
3) Proses belajar dirancang sehingga siswa dapat mengembangkan pikiran atau
ide-ide baru.
4) Proses belajar dapat mengasilkan produk belajar yang berbeda dari produk
sebelumnya.
5) Produk belajar diekspersikan dan dikomunikasi melalui media yang kreatif.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal


baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan kemampuan formasi
yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan
sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya.

Kreativitas adalah ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari
karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan
melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari
alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen.

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Barron. (1982). Kreativitas di sekolah: Ketegangan dan dilema. Routledge.

Clark. (1988). Kreativitas dalam konteks: Pembaruan psikologi sosial kreativitas. Pers
Westview.

Gowan. (1989). Yang keluar dari pikiran kita: Belajar menjadi kreatif. Capstone Publishing

Guilford. (1970). Kebijaksanaan, kecerdasan, dan kreativitas disintesis. Pers Universitas


Cambridge.

Mahfud, M. (2017). Berpikir dalam belajar; membentuk karakter kreatif peserta didik. Al-
Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1).

Sawyer, R. K. (2012). Menjelaskan kreativitas: Ilmu inovasi manusia.

Anda mungkin juga menyukai