PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Wirdatunnisya, S. Sos.
2023
KATA PENGANTAR
Akhir kata semoga tugas makalah Psikologi ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan terutama bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
3.2 Saran.............................................................................................................................. 14
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kreativitas merupakan suatu potensi yang sudah ada sejak anak dilahirkan, namun
potensi tersebut tidak akan berkembang secara optimal apabila tidak mendapatkan
pendidikan dan latihan dari lingkunganya. Setiap individu memiliki potensi kreatif, yang
membedakanya hanyalah besar kecilnya potensi tersebut. Kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan produk- produk baru.
1. Supriadi
2. Utami Munandar
Sesuai dengan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan tentang makna
kreatifitas adalah :
c. Produk dari pemikiran kreatif itru antara lain mengandung ciri adanya
kelancaran (fluency)yaitu mengandung banyak ide /pemikiran dan bersifat
luas keluwesan (fleksibelity) dapat diterapkan dalam memecahkan berbagai
persoalan keaslian bukan meniru bersifat khas dan unik .da elaborasi
merupakan penyempurnaan terhadap hal-hal yang sebelumnya telah ada
sehingga dapat lebih praktis,berdaya guna .dan menimbulkan kemudahan-
kemudahan untuk melakukan sesuatu.
Berpikir kreatif sebagai proses konstruksi ide yang menekankan pada aspek
kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian. Komponen kebaruan dalam berpikir
kreatif sebagai berpikir yang mengarah pada pemerolehan wawasan baru, pendekatan
baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu (Grieshober, 2004: 57).
Kreativitas merupakan kemampuan untuk bisa memadukan berbagai informasi dengan
cara baru, guna menemukan solusi bagi masalah, menciptakan temuan baru, atau
menciptakan karya seni.
Menurut Rogers (munandar 2004) ada tiga kondisi dari individu yang kreatif yaitu:
Para ahli lain seperti Torrance dan Dembo (1979), Munandar (2004),
Semiawan (1984), Cohen (1976), Siegelman(1973), mengemukakan beberapa ciri
orang kreatif antara lain sebagai berikut:
Sedangkan menurut Mangun hardjono ciri-ciri keluarga yang melahirkan anak kreatif
adalah :
Tahap ini terjadi pada usia 6-8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan
spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian
mengarah kepada hasil yang aestetik dan menyenangkan. Individu menghasilkan
sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.
Tahap ini berlangsung pada usia 9-12 tahun. Pada tahap ini kemampuan
berpikir seseorang dibatasi oleh aturan-aturan yang ada sehingga karya yang
dihasilkan menjadi kaku. Selain itu, pada tahap ini kemampuan kritis dan evaluatif
juga berkembang.
Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini,
individu sudah mampu menghasilkan karya-karya baru yang telah disesuaikan
dengan batasan-batasan ekstemal dan nilai-nilai konvensional yang ada di
lingkungan.
Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya variasi
kreativitas yang dimiliki individu, yaitu :
a. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan,
terutama setelah berlalunya masa kanak- kanak. Untuk sebagian besar hal ini
disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan.
Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk
lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih
menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
b. Status sosioekonomi
Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif
dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi
yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.
c. Urutan kelahiran
d. Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif
daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang
otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih
mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.
e. Lingkungan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan
pedesaan.
f. Intelegensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar
daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru
untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian
bagi konflik tersebut.
Ada beberapa faktor atau hal-hal yang dapat menghalangi berkembangnya kreativitas
seseorang dapat dilihat dari:
a. Rasa Takut akan Kegagalan: Ketakutan akan kegagalan atau ketidakberhasilan bisa
menjadi penghambat utama kreativitas. Orang cenderung merasa takut untuk
mencoba hal baru atau berpikir di luar kotak karena khawatir akan membuat
kesalahan.
b. Kurangnya Dukungan dan Umpan Balik Negatif: Lingkungan yang kurang
mendukung atau memberikan umpan balik negatif terhadap ide-ide kreatif dapat
meredam semangat untuk berinovasi. Kritik yang tidak konstruktif dapat
menghambat perkembangan kreativitas.
c. Keterbatasan Waktu dan Tekanan: Ketika seseorang terlalu banyak diperas oleh
batasan waktu dan tekanan, itu bisa membuatnya sulit untuk meluangkan waktu
untuk berpikir secara kreatif. Tekanan untuk menghasilkan hasil yang cepat dapat
menghambat eksplorasi ide yang mendalam.
d. Rutinitas yang Kaku: Rutinitas yang sangat kaku dan rutin dapat menghambat
kreativitas. Ketika seseorang terjebak dalam rutinitas yang monoton, mereka
mungkin kesulitan untuk memikirkan hal-hal baru.
e. Kurangnya Rangsangan atau Inspirasi: Kreativitas sering kali diperlukan
rangsangan atau inspirasi eksternal. Ketika seseorang tidak terpapar pada berbagai
pengalaman atau sumber inspirasi, kreativitas mereka dapat terhambat.
f. Keterbatasan Pengetahuan atau Pengalaman: Kreativitas sering memerlukan
pengetahuan dan pengalaman yang luas. Ketika seseorang memiliki keterbatasan
dalam hal ini, mereka mungkin merasa terbatas dalam pemikiran kreatif mereka.
g. Tuntutan Kepentingan yang Mendalam: Terlalu fokus pada hasil atau kepentingan
tertentu dapat menghambat kemampuan seseorang untuk berpikir secara bebas.
Orang mungkin merasa terikat oleh tujuan atau harapan tertentu.
h. Kurangnya Kepercayaan Diri: Kurangnya rasa percaya diri dapat menghalangi
seseorang untuk mengemukakan ide-ide kreatifnya. Rasa tidak yakin diri dalam
kemampuan kreatif bisa menghambat ekspresi diri.
i. Peraturan dan Norma Sosial yang Ketat: Beberapa masyarakat atau organisasi
memiliki aturan dan norma yang sangat ketat, yang dapat membatasi kebebasan
untuk berinovasi atau berpikir di luar batas-batas yang ditentukan.
j. Ketidakseimbangan Kehidupan: Ketidakseimbangan antara pekerjaan, kehidupan
pribadi, dan waktu untuk diri sendiri dapat menguras energi kreatif seseorang.
Sifat relasi bantuan untuk membimbing anak-anak kreatif, menurut Dedi Supriadi
(1994), sebenarnya sama saja dengan relasi untuk anak-anak pada umumnya. Hanya saja,
idealnya para guru dan pembimbing mengetahui mekanisme proses kreatif dan
manifestasi perilaku kreatif. Dalam konteks relasi dengan anak-anak kreatif ini, Torrance
(1977) menamakan relasi bantuan itu dengan istilah creative relationship yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
Disamping itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang desain
pembelajaran yang berpotensi mengembangkan kreatifitas siswa antara lain :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kreativitas adalah ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari
karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan
melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari
alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Clark. (1988). Kreativitas dalam konteks: Pembaruan psikologi sosial kreativitas. Pers
Westview.
Gowan. (1989). Yang keluar dari pikiran kita: Belajar menjadi kreatif. Capstone Publishing
Mahfud, M. (2017). Berpikir dalam belajar; membentuk karakter kreatif peserta didik. Al-
Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1).