PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PERANAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR
Dosen Pengampu:
Oleh Kelompok 5:
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, utusan
dan manusia pilihan-Nya.Makalah ini penulissusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan oleh dosen pengampu Prof. Dr. Herman Nirwana, M.Pd,Kons . Tentang
Peranan Kreativitas Dalam Belajar.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan yang dirasakan,
mengingat pengetahuan dan pengalaman penulis masih terbatas. Tak ada yang sempurna di dunia
ini kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, penulis berharap agar semua pihak dapat memberikan
saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu
karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar
kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere
Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi
dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere).
Otak belahan kiri mengarah kepada cara berpikir konvergen (convergent thinking), sedangkan otak
belahan kanan mengarah kepada cara berpikir menyebar (divergent thinking).
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan sudut pandang
masing-masing. Barron (1982: 253) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru. Guilford (1970: 236) menyatakan bahwa kreativitas mengacu
pada kemampuan yang menandai ciri- ciri seorang kreatif. Guilford mengemukakan dua cara
berpikir, yaitu cara berpikir konvergen dan divergen. Cara berpikir konvergen adalah cara-cara
individu dalam memikirkan sesuatu dengan pandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar.
Sedangkan cara berpikir divergenadalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif
jawaban terhadap suatu persoalan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kreativitas?
2. Apa Saja Ciri-Ciri individu yang kreatif?
3. Apa Saja Tahapan proses kreatif?
4. Apa Saja Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan kreativitas?
5. Apa Saja Upaya Pendidik dalam mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran?
1
C. Tujuan Penulis
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu potensi yang sudah ada sejak anak dilahirkan,
namun potensi tersebut tidak akan berkembang secara optimal apabila tidak mendapatkan pendidi
-kan dan latihan dari lingkunganya. Setiap individu memiliki potensi kreatif, yang membedakanya
hanyalah besar kecilnya potensi tersebut.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan produk- produk baru. Kreativitas
menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Supriadi
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang
baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang
tealah ada.
2. Utami Munandar
Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan produk-produk baru,
meskipun komponen-komponennya tidak semuanya baru.
Sesuai dengan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan tentang makna kreatifitas adalah:
a. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan produk-produk baru.
b. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk berfikir divergen, meskipun tetap
ada kaitanya dengan kemampuan berfikir konvergen.
c. Produk dari pemikiran kreatif itru antara lain mengandung ciri adanya kelancaran
(fluency)yaitu mengandung banyak ide /pemikiran dan bersifat luas keluwesan
(fleksibelity) dapat diterapkan dalam memecahkan berbagai persoalan keaslian
bukan meniru bersifat khas dan unik dan elaborasi merupakan penyempurnaan
terhadap hal-hal yang sebelumnya telah ada sehingga dapat lebih praktis, berdaya
guna dan menimbulkan kemudahan-kemudahan untuk melakukan sesuatu.
Berpikir kreatif sebagai proses konstruksi ide yang menekankan pada aspek
kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian. Komponen kebaruan dalam berpikir
3
kreatif sebagai berpikir yang mengarah pada pemeroleha wawasan baru,
pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu (Grieshober, 2
004: 57). Kreativitas merupakan kemampuan untuk bisa memadukan berbagai informasi
dengancara baru, guna menemukan solusi bagi masalah, menciptakan temuan baru,
ataumenciptakan karya seni.
B. Ciri-Ciri individu yang kreatif
Perilaku kreatif memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan perilaku yang umum.
Perilaku kreatif seakan-akan “abnormal” karena terkadang tidak lazim ada pada lingkungan
tertentu. Hal ini yang membuat, orang kreatif mendapat stigma “gila”. Tetapi, stigma ini akan
menghilang jika sebuah perilaku kreatif sudah menjadi kebiasaan dalam suatu masayarakat
tertentu.
Ciri-ciri perilaku kreatif yang dikemukakan oleh Torrence (dalam Utami Munandar, 1988)
adalah:
1) Berani dalam pendirian, berarti ia berani mempertahankan pendiriannya meskipun tidak
sama dengan kebanyakan orang.
2) Memiliki sifat ingin tahu
3) Mandiri dalam berpikir dan menilai sesuatu
4) Menjadi orang yang berpikir dengan tugas-tugasnya
5) Bersifat intuitif atau mendasarkan pada gerak hati dalam pemenuhan kebutuhan
6) Tidak mudah menerima penilaian dari orang lain, meskipun banyak orang yang
menyetujuinya.
Sedangkan Guilford (dalam Munandar, 1988) mengemukakan ciri-ciri individu yang kreatif
ditentukan dari:
a. Flexibility, yaitu bagaimana keterbukaan seseorang pada gagasan baru, pengalaman dan
kemampuan menggabungkan ide (dengan evaluasi mingguan, bulanan, tahunan)
b. Fluency, yaitu bagaimana seseorang menuangkan ide -ide kreatif secara lancar (dengan
cara memusyawarahkan ide-ide dengan karyawan)
c. Redefinition, yaitu kemampuan seseorang dalam merespon sesuatu yang unik (seperti
seorang pimpinan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh karyawan ataupun keluarga
karyawan.
4
d. Originality, yaitu kemampuan seseorang dalam menangkap esensi dari informasi yang
ditampilkan dalam bentuk figura/yang tertuang dalam judul karya (memberikan bonus
apabila karyawan memiliki prestasi kerja)
e. Elaboration, yaitu kemampuan memperluas ide serta kemampuan asosiatif untuk mengolah
stimulus abstrak menjadi nyata.
Sedangkan menurut Mangun hardjono ciri-ciri keluarga yang melahirkan anak kreatif adalah:
1) Menghargai anak sebagai pribadi
2) Memberikan contoh tingkah laku kreatif
3) Menaruh perhatian pada pengembangan bakat anak
4) Memiliki patokan etis yang jelas seperti: kejujuran, penghargaan pada
mutu pekerjaan, memiliki keingintahuan secara intelektual, dan memiliki ambisi yang sehat
5) Kurang khawatir terhadap aktivitas yang dilakukan anak
5
b. Tahap Konsentrasi (concentration) yaitu berpikir sepenuhnya tentang masalah
tersebut.
c. Tahap inkubasi (incubation) yaitu istirahat untuk penenangan dengan cara santai
sejenak.
d. Illumination yaitu tahap “AHA” pada saat itu mendapatkan suatu ide / gagasan
tentang pemecahan masalah yang dihadapi tadi.
e. Fertifikasi / produksi yaitu tahap terakhir mulai memecahkan masalah tersebut dan
merealisasikan dalam bentuk ide-ide
D. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan kreativitas
6
e) Lingkungan perkotaan dan pedesaan
Anak-anak yang berasal dari daerah perkotaan cenderung lebih kreatif dari pada anak-
anak yang berasal dari pedesaan. Anak-anak dipedesaan kurang mendapat rangsangan,
dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari daerah perkotaan.
Sifat relasi bantuan untuk membimbing anak-anak kreatif, menurut Dedi Supriadi (1994),
sebenarnya sama saja dengan relasi untuk anak-anak pada umumnya. Hanya saja. idealnya
para guru dan pembimbing mengetahui mekanisme proses kreatif dan manifestasi perilaku
kreatif. Dalam konteks relasi dengan anak-anak kreatif ini, Torrance (1977) menamakan relasi
bantuan itu dengan istilah creative relationship yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pembimbing berusaha memahami berusaha memahami pikiran dan perasaan anak.
2. Pembimbing mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan- gagasannya tanpa
mengalami hambatan.
3. Pembimbing lebih menekankan pada proses daripada hasil sehingga Pembimbing di tuntut
mampu memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika
perkembangan dirinya.
4. Pembimbing berusaha menciptakan lingkungan yang bersahabat, bebas dari ancaman, dan
suasana saling menghargai.
5. Pembimbing tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai tertentu kepada
anak.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru
dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan kemampuan formasi yang
diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat
membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya.
Kreativitas adalah ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah
ada sebelumnya, menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan
lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya
melalui cara-cara berpikir divergen.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang hudiman bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Clark. (1988). Kreativitas dalam konteks: Pembaruan psikologi sosial kreativitas. Pers
Westview.
Mahfud, M. (2017). Berpikir dalam belajar, membentuk karakter kreatif peserta didik. Al-
Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1).