ASSESMEN TES
TES KREATIFITAS
Dosen Pengampu : Riski Putra Ayu Distira, M.Pd
Kelompok 6
1. Rinawati : 220801009
2. Syaif arasyid ahmad : 220801011
Puji dan syukur kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas mata kuliah assessment tes yang
berjudul “TES KREATIFITAS”.
Dalam penyusunan laporan ini, kami ucapkan terima kasih pada dosen pengampu mata
kuliah yaitu Bapak Riski Putra Ayu Distira, M.Pd. dan pihak lainnya, yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Tes kreatifitas dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
asasmen tes, serta menambah wawasan tentang tes kreatifitas, baik bagi pembaca maupun
penulis.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang
lebih luas bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini terdapat
kelebihan dan kekurangannya, sehingga kami mengharap kritik dan saran yang membangun.
Terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………………………..…2
Daftar isi …………………………………………………………………………………...3
Bab 1 ……………………………………………………………………………………...4
Pendahuluan ………………………………………………………………………………..4
a. Latar belakang ………………………………………………………………………4
b. Rumusan msalah …………………………………………………………………….4
c. Tujuan pembahsan ………………………………………………………………….4
Bab 2
Pembahasan ………………………………………………………………………..….5
a.pengertian kreatifitas ………………………………………………………………..5
b.ciri ciri kreatifitas …………………………………………………………….……..7
c factor factor yang mempengaruhi kreatifitas……………………………………...…7
d Teknik Teknik kreatifitas …………….…………………………………………..…9
e.cara berfikir kreatif ………………………………………………………………...10
f. Aplikasi penerapan sistem kreatifitas belajar di
sekolah…………………………..…………………………………………………....11
Bab III …………………………………………………………………………………..13
Penutup ……………………………………………………………………………….…13
Kesimpulan ……………………………………………………………………………..13
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………..14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreatifitas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi susah untuk diartikan,
bahkan susah untuk dijalankan dalam kehidupan keseharian bagi yang belum terbiasa dan yang
masih terbelenggu dengan pikiran bahwa kreativitas itu harus menghasilkan ciptaan yang luar
biasa hebat. Banyak orang mengatakan bahwa kreativitas itu suatu cara berfikir untuk keluar
dari masalah hidup keseharian yang melingkupi dan membelitnya.
Kreatifitas itu sikap dan pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru, baik
baru menurut dirinya maupun baru menurut orang lain. Kreativitas itu berhubungan penciptaan
sesuatu yang baru dan orisinal.
Kreatifitas berhubungan dengan pola pikir yang dapat menghubungan suatu
masalah atau fenomena dengan unsur-unsur yang lain sehingga menjadi sesuatu yang baru.
Bahkan kreativitas dapat diartikan sebagai pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang
baru. Nah, itu adalah tinjauan kreatifitas bagi orang awam dan orang yang tidak mau
memusingkan diri dengan definisi-definisi.
Tetapi alangkah baiknya kita juga melihat pengertian kreativitas bagi orang-orang
ahli. Kreativitas menurut Julius Chandra dalam bukunya Kreatifitas, dia mengartikan
kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan
pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan
tepat guna.
B.Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,maka yang menjadi rumusan masalah dalam
makalh ini adalah :
1.bagaimana mengenai tentang tes kreatifitas ?
2.apa saja Teknik Teknik tes kreatifitas ?
3.Bagaiman caranya berfikir kreatif ?
C Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah asesmen tes
2. Menambah pengetahuan tentang kreativitas
3. Memberi pengetahuan bagaimana cara menumbuhkan kreativitas pada anak
4
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kreatifitas
Kreatifitas kaitannya erat dengan imajinasi, karena kreatifitas
mengembangkan daya fikir, daya fantasi yang sifatnya intelektual. pengertian
kreatifitas menurut KBBI berarti hasil dari kemampuan mencipta. dengan daya
imajinasi seseorang dapat menciptakan buah fikir yang ada kaitannya dengan
kebutuhan hidup manusia. untuk mengembangkan pribadi dan intelektual manusia
perlu memiliki pengetahuan dan kreatifitas.
Menurut TORRANCE (1962), kreatifitas dapat didefinisikan secara
inklusif, yaitu meliputi semua usaha produktif yang unik dari individu. dengan kata lain
kreatifitas dapat diartikan sebagai pola berfikir yang timbul secara spontan dan
imajinatif, yang bercirikan hasil artistik, penemuan ilmiah, dan penciptaan mekanik.
dalam proses kreatifitas ada dua pandangan yaitu:
1. Pandangan Asosiasi
Menyatakan bahwa kreatifitas menyangkut pembentukan asosiasi stimulus-
respons. jadi pandangan ini menekankan pada asosiasi yang dipelajari sebelumnya yang
dihidupkan kembali kemudian dirangkaikan.
2. Pandangan Kognitif
Menyatakan bahwa kreatifitas melibatkan penggabungan gagasan dan
informasi dalam cara baru yang berbeda. jadi pandangan ini menekankan bahwa
analisis kognitif kreatifitas tidak semata-mata pada asosiasi yang luar biasa tetapi pada
gagasan baru yang bermakna. contohnya ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan
berfikir luwes atau fleksibel, ketrampilan berpikir orisional, ketrampilan merinci atau
mengelaborasi serta ketrampilan menilai.
Proses kreatif berlangsung mengikuti tahap-tahap tertentu. tidak mudah
mengidentifikasi secara persis pada tahap manakah suatu proses kreatif itu sedang
berlangsung dan dapat diamati adalah gejalanya berupa prilaku yang ditampilkan oleh
individu.
Menurut Wallas (1991), menemukakan empat tahapan proses kreatif yaitu:
1. Persiapan (Preparation)
Pada tahap ini individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. individu mencoba memikirkan berbagai
alternative pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai
kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah. namun pada
tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai
alternative pemecahan masalah. pada tahap ini masih amat diperlukan perkembangan
kemampuan divergen.
2. Inkubasi (incubation)
Pada tahap ini, proses pemecahan masalah “dierami” dalam alam prasadar.
individu seolah-olah melepaaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang
dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan
mengendapannya dalam alam prasadar. proses inkubasi ini dapat berlangsung lama(
5
berhari-hari atau bahkan bertahun) dan juga bisa sebentar (beberapa jam saja) kemudian
timbul inspirasi atau gagasan untuk pemecahan masalah.
3. Iluminasi (illumination)
Tahap ini sering disebut sebagai tahap timbulnya insight. pada tahap ini
sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru. ini timbul setelah diendapkan
dalam waktu yang lama atau bisa juga sebentar pada tahap inkubasi.
4. Verifikasi (Verification)
Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan
konvergen serta menghadapkannya kepada realitas. pada tahap ini pemikiran divergen
harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. penerimaan secara total harus diikuti
oleh kritik. filsafat harus diikuti oleh pemikiran logis. keberanian harus diikuti oleh
sikap hati-hati. imajinasi harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas. jadi pada tahap
preparation, incubation, dan illumination adalah proses berfikir divergen yang
menonjol maka dalam tahap verification yang lebih menonjol adalah proses berpikir
konvergen.
B Kreatifitas juga dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu :
Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam
interaksi dengan lingkungannya. setiap anak mempunyai bakat kreatif, namun masing-
masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda. kreativitas sebagai kemampuan berfikir
meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi.
Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk membangkitkan sejumlah besar ide-
ide, dengan hal tersebut akan semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang
baik.
Orisinalitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide luar biasa, memecahkan
problem dengan cara yang luar biasa atau menggunakan hal-hal atau situasi yang luar biasa.
individu yang kreatif membuahkan tanggapan yang luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh
dan membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan yang jarang dimiliki
oranglain.
Elaborasi adalah kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk
mewujudkan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam individu (berupa minat, hasrat,
dan motivasi) dan dari luar (keluarga, sekolah, masyarakat) agar bakat kreatif dapat
diwujudkan. Sehubungan dengan hal ini pendidik diharapkan dapat member dukungan,
perhatian, serta sarana prasarana yang diperlukan.
Kreatifitas sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara kreatif. Pada anak usia
prasekolah hendaknya kreatifitas sebagai proses yang diutamakan, dan jangan terlalu cepat
mengharapkan produk kreatif yang bermakna dan bermanfaat. jika pendidik terlalu cepat
menuntut produk kreatif yang memenuhi mutu tertentu, hal ini akan mengurangi kesenangan
dan keasyikan anak untuk berkreasi.
6
B.Ciri-ciri Kreatifitas
Menurut PARNES (1972) Ada 4 macam prilaku kreatif (Ciri kreatifitas), sebagai
berikut:
1.Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk
memecahkan suatu masalah.
2.Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan memberikan atau menemukan berbagai
macam ide untuk memecahkan suatu masalah diluar kategori biasa.
3.Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik, bahan ide
secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
4.Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai
tanggapan suatu situasi
Lebih lanjut, Munandar (1999) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-
ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi
atau proses berfikir adalah :
a. Ketrampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan,
jawaban , penyelesaian masalah atau pertanyaan.
b. Ketrampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban,
atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda.
c. Ketrampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru,
unik, dan asli.
d. Ketrampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan,
memperkaya, atau memperinci secara detail dari suatu gagasan sehingga menjadi
lebih menarik.
e. Ketrampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan
penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau
suatu tindakan itu bijaksana atau tidak.
Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau
perasaan. Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu:
1. Rasa ingin tahu
2. Bersifat imajinatif
3. Merasa tertantang oleh kemajemukan
4. Berani mengambil resiko
5. Sifat menghargai
Ciri kreatifitas juga digolongkan kedalam dua bagian yaitu anak yang kreatifitasnya
tinggi dan anak yang kreatifitasnya rendah. Anak yang kreatifitasnya tinggi cenderung lebih
ambisius, mandiri, otonom, cenderung percaya diri, efisien dalam berfikir, tertarik pada hal-
hal komplek dan perspektif, mampu mengambil resiko. Sedangkan anak yang rendah
kreatifitasnya kurang memiliki kesadaran diri akan arti hidup sehat dan sejahtera, kurang bisa
mengendalikan dirinya dan kurang efisien dalam berfikir.
C. Faktor-Faktor Yang Menunjang Kreatifitas
Faktor-faktor pendorong kreatifitas setiap orang memiliki potensi kreatif
dalam derajat yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat
diwujudkan. Untuk itu perlu kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan)
maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat
memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti
7
sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan).
Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang
diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta
pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983).
Tetapi ini tidak cukup , masyarakat dapat menyediakan berbagai kemudahan, sarana,
dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua
kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan
dorongan untuk bersibuk diri secara kreatif, suatu pengikatan yang melibatkan diri
dalam suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan interaktif, yang
mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.
Faktor penunjang kreatifitas yaitu :
1.Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk
mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.
2.Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi
sekolah sangat menentukan kreatifitas berkembang.
3Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda,
lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.
8
1.Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah sebagai berikut :
a. .Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
b. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
c. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
d. Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian
e. Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya,
merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan,
menguji hasil perkiraan dan mengomunikasikan.
D. Teknik-Teknik Kreatifitas
Tugas perkembangan anak yang mendukung kreatifitas adalah bahwa anak
harus mampu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru, anak diharapkan jika
berlatih dan mengembangkan ketrampilan baru sesuai dengan tuntutan hidup.
Sebaliknya anak yang tidak mampu mengembangkan kreatifitas atau ketrampilan akan
menunjukan sikap mudah putus asa, merasa tidak aman sehingga menarik diri dari
kegiatan dan takut memperlihatkan usaha-usahanya.
Seorang anak yang mampu memperhatikan kreatifitasnya akan mencapai
masa produktif dan mempunyai peluang yang baik untuk mengembangkan diri lebih
jauh yang disertai keterlibatan yang terus-menerus dalam kegiatan kreatif disegala
bidang. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreatifitas mempunyai
peran penting dalam menentukan perkembangan manusia. Karena anak yang dapat
menyalurkan kreatifitasnya akan mempunyai makna pada tahap perkembangannya.
Tehnik-tehnik menumbuhkan kreatifitas yaitu:
a. Saran dan pendapat
b. Pertanyaan yang mengubah ide
c. Daftar sifat yang dimiliki
d. Pertanyaan terbuka dan demokrasi
e. Memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat
9
Menurut klausmeir langkah-langkah yang diperlukan dalam pembentukan
ketrampilan memecahkan masalah berlaku pula untuk pembentukan kreatifitas. Sekolah dapat
menolong siswa mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah dan sekaligus
mengembangkan kreatifitas. Dari hasil-hasil penelitian tentang kreatifitas dapat dikemukakan
asas-asas pengembangan kreatifitas (klausmeier & ripple, 1971), sebagai berikut :
1. Berekspresi
2. Mendorong ekspresi kreatif. Untuk mendorong penemuan-penemuan atau tingkah
laku kreatif, Torrance (1965), mengemukakan saran tentang apa yang dapat
dilakukan guru terhadap siswanya sebagai berikut :
• Hargailah pertanyaan-pertanyaanya, termasuk yang kelihatan aneh atau luar biasa
• Peka terhadap persoalan
• Hargailah gagasan yang imajinatif dan kreatif
• Tunjukan pada siswa bahwa gagasan itu bernilai
• Kadang berikanlah kesempatan pada siswa untuk melakukan sesuatu tanpa ancaman
akan dinilai
• Masukan faktor hubungan sebab akibat didalam penilaian.
Sifat sensitive dan peka terhadap persoalan, percaya pada diri sendiri dan fleksibel
Melalui cara mengembangkan kreatifitas
E. Berfikir Kreatif
Berfikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan
ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu gagasan baru. Gagasan
baru tersebut merupakan gabungan gagasan sebelumnya yang belum pernah
diwujudkan .
Pengertian ini lebih memfokuskan pada proses individu untuk
memunculkan gagasan baru yang merupakan gabungan gagasan-gagasan sebelumnya
yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran. Pengertian berfikir ini ditandai
adanya gagasan baru yang dimunculkan sebagai hasil dari proses berfikir tersebut.
Kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat perbedaan. Sedangkan
kreatif adalah orang melihat yang sama tapi berfikir dengan cara yang berbeda. Orang
kreatif mampu stand out of the crowd tampil diantara kerumunan orang. Perbedaan
kreatifitas membuat peluang baru dan terbuka.
Berfikir kreatif berarti melibatkan diri dalam proses mental yang
dipergunakan dalam bentuk berfikir yang meliputi bidang tanggapan, asosiasi, dan
penggunaan kembali.
Tugas utama sebagai siswa kreatif dalam berfikir adalah :
• Sanggup meneriman segala uraian guru dan tugas yang harus dipecahkan
• Menyingkat pengalaman belajar
• Memberi analisis tentang pemecahan masalah
• Memberi kritik yang sehat tentang pemecahan masalah
• Dapat menggunakan ilmu yang dimiliki dalam perbuatan dan tindakan
Ciri-ciri berfikir kreatif antara lain :
• Hasil yang dicapai bersifat orisinil
• Menggunakan prosedur dengan cara-cara baru dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya.
Jadi cara berfikir kreatif dalam mengerti bentuk-bentuk perbuatan tingkah
laku dan kegiatan-kegiatan mental yang lain yang melibatkan yang melibatkan diri
dalam proses identifikasi.
Tipe-tipe manusia dan cara berfikir menurut SPRANGER :
1. Berfikir teoritis
Ciri-ciri dari orang kepribadian teori adalah seorang pemikir, suka membaca
10
2.Berfikir ekonomis
Kalau kita ingin melihat kepribadian orang yang bertipe ekonomi kita bisa melihat orang
ras china yang hidup di negara kita
3. Berfikir estetis
Untuk melihat orang memiliki kepribadian seni bagi kita tidak sulit. Kita bisa melihat
musisi, penyanyi, pelukis, dan lain sebagainya, atau kita bisa melihat orang yang dalam
kesehariannya menghabiskan waktunya untuk keindahan. Karena pada intinya orang yang
memiliki kepribadian sini adalah orang yang jiwanya dipengaruhi oleh nilai-nilai
keindahan.
4. Berfikir sosial
Orang yang supel atau mudah bergaul, inilah orang yang memiliki kepribadian sosial.
Karena orang berkepribadian sosial biasanya mudah dan suka bergaul, suka bergaul dan
suka bergaul, suka menolong, suka menolong dan rela berkorban untuk oranglain.
5. Berfikir religious
Inilah kepribadian yang dimiliki para ulama, pastur, pendeta, dan pemuka agama lainnya.
Bagi orang yang memiliki kepribadian agama yang terpenting bagi mereka adalah
menghambakan diri dan menghabiskan hidupnya demi Tuhan YME.
C. G Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari swiss, membuat pembagian tipe manusia
dengan cara lain lagi. Ia menyatakan bahwa perhatian manusia tertuju pada dua arah, yakni
keluar dirinya yang disebut extrovert dan kedalam dirinya disebut introvert. Jadi, menurut Jung,
tipe manusia dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu:
1. Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar
dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat.
2. Tipe introvert, orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya.
Orang yang tergolong tipe extrovert mempunyai sifat : berhati terbuka,
lancar dalam pergaulan, ramah penggembira, kontak dengan lingkungan besar sekali.
Mereka mudah memengaruhi , dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Adapun orang-
orang yang tergolong introvert memiliki sifat :kurang pandai bergaul, pendiam, sukar
diselami batinnya, suka menyendiri dan suka takut pada oranglain.
11
siswa. Guru dalam mengajar hendaknya menciptakan lingkungan yang merangsang
belajar kreatif, terampil mengajukan dan mengundang pertanyaan, dan dapat
memadukan perkembangan kognitif dan afektif.
Munandar (1987) Memberikan saran agar guru dapat mengajar secara
kreatif. Sara- saran tersebut adalah sebagai berikut :
a. Guru menghargai kreatifitas siswa
b. Guru bersikap terbuka terhadap gagasan
c. Guru mengakui dan menghargai adanya perbedaan individual
d. Guru bersikap menerima dan menunjang anak
e. Guru cukup memberikan struktur dalam mengajar sehingga anak tidak merasa
f. Setiap anak ikut mengambil bagian dalam merencanakan pekerjaan kelompok
g. Guru tidak bersikap sebagai tokoh yang maha mengetahui tetapi menyadari
keterbatasan sendiri
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
htps://www.educativo.marospub.com/index.php/journal/article/view/2
Jurnal_Farah Febrianingsih_Universitas Muhammadiyah Purwokerto_2022.pdf (brin.go.id)
14