Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK 8

BIMBINGAN ANAK BERBAKAT

“Konsep Kreativitas”

Dosen Pembina

Dr. Yarmis Syukur, M.Pd., Kons.

Di Susun Oleh:

Anita Zahara :20006126

Atthyana Afifah Felia :20006128

Aisyah Syakira :20006124

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah WT, sebab karna rahmat dan nikmat-Nyalah
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya dan petunjuk dari-Nya
kami mungkin tidak akan dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tersusun
secara sistematis.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang telah dititipkan oleh
Dosen pembimbing, agar memenuhi tugas yang telah di tetapkan dan juga agar setiap mahasiswa
dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini kami susun dengan menghadapi beberapa
halangan, tetapi pada akhirnya mkalah dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari berbagai buku
dan jurnal yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet. Kami
sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat
secara langsung untuk mengucapkannya.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitupun dengan kami
yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak lagi
kekurangan-kekurangan yang di temukan. Oleh karena itu, kami mengucapkan maaf yang
sebesar-besarnya, kami mengharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Padang, 18 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..4

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………4
C. Tujuan……………………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………...5

A. Pengertian Kreativitas……………………………………………………………………..5
B. Dimensi Kreativitas……..………………………………………………………………...6
C. Ciri-Ciri Siswa Kreatif…………………………………………………..………………...8
D. Pengungkapan Kreativitas……………………………………………….………………..9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….12

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………12
B. Saran .……………………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

setiap manusia pasti memiliki kreativitas baik itu kreativitas dalam bidang seni
maupun bidang keilmuan. Torrance berpendapat bahwa pengertian kreativitas adalah
sebuah proses untuk peka terhadap masalah, kelemahan atau kekurangan, gap dalam
pengetahuan, elemen-elemen yang salah, ketidakharmonisan, mengidentifikasi kesulitan,
mencari solusi, membuat pertanyaan-pertanyaan atau memformulasikan hipotesis tentang
kekurangan melalui tes dan retes yang dimodifikasi dan hasilnya dikomunikasikan.

Kreativitas berhubungan dengan pola pikir yang dapat mmenciptakan sesuatu yang
baru. Dalam belajar kreativitas berperan penting untuk membantu individu agar semakin
maju dalam belajar dan menciptakan inovasi-inovasi baru agar belajarnya lebih mudah
dipahami. Sedangkan dalam pembelajaran kreatif berperan penting membantu guru dan
yang lainnya untuk lebih memahami masalah siswa atau anak dalam belajar kemudian
mengembangkan pembelajaran yang lebih baik dan kreatif agar anak atau siswa cepat
menangkap sesuatu, memahami apa apa yang diberikan, mampu memecahkan persoalan
dan akhirnya sendiri dapat menjadi individu tyang sangat kreatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kreativitas ?
2. Apa Dimensi Kreativitas ?
3. Bagaimana Ciri-Ciri Siswa Kreatif ?
4. Bagaimana Pengungkapan Kreativitas ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kreativitas.
2. Untuk memahami dimensi kreativitas.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri siswa kreatif.
4. Untuk memahami pengungkapan kreativitas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kreativitas
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kreativitas adalah kemampuan
untuk berkreasi, kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Kreativitas juga dapat diartikan
sebagai suatu pola pikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang
merincikan hasil artistik penemuan dan penciptaan baru.
Torrance berpendapat bahwa pengertian kreativitas adalah sebuah proses
untuk peka terhadap masalah, kelemahan atau kekurangan, gap dalam pengetahuan,
elemen-elemen yang salah, ketidakharmonisan, mengidentifikasi kesulitan, mencari
solusi, membuat pertanyaan-pertanyaan atau memformulasikan hipotesis tentang
kekurangan melalui tes dan retes yang dimodifikasi dan hasilnya dikomunikasikan
(Torrance, 1974: 8).
Jamaris berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan mental untuk
menjelaskan cara memecahkan masalah melalui empat tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pematangan (inkubasi), tahap gagasan baru (iluminasi), dan tahap evaluasi (verifikasi)
(Martini Jamaris, 2010:94). Tahap persiapan yaitu pengumpulan informasiinformasi yang
berkaitan dengan masalah yang sedang dipecahkan. Tahap pematangan (inkubasi) adalah
usaha memahami keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya dalam rangka
pemecahan masalah. Tahap gagasan baru (iluminasi) yaitu penemuan cara-cara yang
perlu dilakukan untuk memecahkan masalah. Tahap evaluasi (verifikasi) yaitu kegiatan
yang berkaitan dengan usaha untuk mengevaluasi apakah langkah-langkah yang akan
digunakan dalam pemecahan masalah dapat memberikan hasil yang sesuai.
Pengertian kreativitas dapat ditinjau dari empat dimensi yakni person,
process, product dan press. Kreativitas dilihat dari dimensi person dikemukakan oleh
Sternberg (Sudarma,2013:20), seseorang yang kreatif adalah orang yang dapat berpikir
secara sintesis, artinya dapat melihat hubungan-hubungan di mana orang lain tidak
mampu melihatnya, dan mempunyai kemampuan untuk menganalisis ide-idenya sendiri
serta mengevaluasi nilai ataupun kualitas karya pribadinya, mampu menerjemahkan teori

5
dan hal-hal yang abstrak ke dalam ide-ide praktis, sehingga individu mampu meyakinkan
orang lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.
B. Dimensi Kreativitas
Kreativitas sebagai kemampuan seseorang memiliki 4 dimensi, yaitu pribadi
(person), pendorong (press), proses (process), produk (product). Berikut ini uraian lanjut
mengenai 4 (empat) dimensi tersebut yaitu:
a. Pribadi (Person)
Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi
dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalisasi dari
individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya
ide-ide baru dan produkproduk inovatif. Oleh karena itu pendidik hendaknya dapat
menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya (jangan mengharapkan semua
melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama).
Menurut Carl Rongers dalam Munandar (2009, hlm. 34) tiga kondisi dari pribadi yang
kreatif adalah sebagai berikut:
 Keterbukaan terhadap pengalaman.
 Kemampuan untuk menilai situasi dengan patokan pribadi seseorang (internal
locus of evaluation).
 Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konseokonsep.
Rencana inovatif serta produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang
lebih dahulu, dengan mempertibangkan masalah yang mungkin akan timbul dan
implikasinya.
b. Proses (Process)
Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk
bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk
melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana
dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah memberi kebebasan
kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan
persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan.

Proses kreativitas menurut Walles dalam Munandar (2009, hlm. 21) ada 4
(empat) tahap, yaitu:

6
1) Tahap persiapan, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah
dengan belajar berfikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang dan sebagainya.
2) Tahap inkubasi, adalah tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri dari
masalah tersebut atau tidak memikirkan masalah secara sadar. Mereka
melaporkan bahwa gagasan atau inspirasi yang merupakan titik mula dari suatu
penemuan atau kreasi baru berasal dari daerah pea-sadar atau timbul dalam
keadaan ketidak sadaran penuh.
3) Taham iluminasi saat timbulnya inspirasi atau gagasan pemecahan masalah baru.
4) Tahap verifikasi atau tahap ealuasi ialah tahap dimana ide atau kreasi baru
tersebut harus di uji terhadap realitas.
c. Produk (Product)

Pada pribadi kreatif, jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang
menunjang, atau lingkungan yang memberi kesempatan atau peluang untuk besibuk
diri secara kreatif maka diprediksikan bahwa produk kreativitasnya akan muncul.
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna
ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya
mendorong (press) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan,
kegiatan) kreatif.

Menurut Basener dan Treffinger dalam Munandar (2009, hlm. 41)


menyarankan bahwa produk kreatif dapat dogolongkan menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Kebaruan (novelty) Sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan proses
yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru yang terlibat. Produk itu orisinal
dalam arti sangat langka di antara produk-produk yang dibuat oleh orang lain,
juga menimbulkan kejutan sebelum memberikan penilaian orang tercengang, dan
terakhir produk itu dapat menimbulkan gagasan produk orisinal lainnya.
2) Pemecahan (resolution) Menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi
kebutuhan dari situasi bermasalah. Tiga kriteria dalam dimensi ini adalah, bahwa
produk itu harus bermakna (valiable) atau memenuhi kebutuhan, logis, dengan
mengikuti aturan yang ditentukan dalam bidang tertentu, dan berguna karena
dapat diterapkan secara praktis.
3) Elaborasi dan sintesis Sejauh mana produk itu menggabung unsur-unsur yang
tidak sama atau serupa menjadi keseluruhan yang koheren (bertahan secara logis).
d. Pendorong (Press)

Bakat kreatif akan terwujud jika adanya dorongan dan dukungan dari
lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal)
untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang
menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di

7
dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku
kreatif individu atau kelompok individu.

Kategori keempat dari dimensi kreativitas ini menekankan pada dorongan baik
dorongan internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.
Mengenai press dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi atau
fantasi dan menekankan kreativitas dan inovasi. Ada beberapa faktor pendorong
kreativitas, yaitu:

 Kepekaan dalam melihat lingkungan.


 Kebebasan dalam melihat lingkungan.
 Komitmen kuat untuk maju dan berhasil.
 Optimis dan berani ambil resiko, termasuk resiko buruk.
 Ketekunan untuk berlatih.
 Hadapi masalah sebagai tantangan.
 Lingkungan yang kondusif, tidak kaku, dan otoriter.

C. Ciri-Ciri Siswa Kreatif


Ciri-ciri Kreativitas dapat dibedakan ke dalam ciri kognitif dan nonkognitif. Yang
termasuk ke dalam ciri kognitif sama dengan ciri berpikir kreatif yaitu orisinalitas,
fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan yang termasuk ke dalam ciri
nonkognitif adalah motivasi, sikap, dan kepribadian kreatif. Berikut akan diuraikan
mengenai ciri-ciri kreativitas atau sikap kreatif menurut Utami Munandar (2009:71)
sebagai berikut:
1. Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam.
2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah.
4. Bebas dalam menyatakan pendapat.
5. Mempunyai rasa keindahan yang dalam.
6. Menonjol dalam salah satu bidang seni.
7. Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang.
8. Mempunyai rasa humor yang luas.
9. Mempunyai daya imajinasi.
10. Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.

8
Di atas telah diuraikan ciri-ciri sikap kreatif, namun perlu diketahui bahwa peserta
didik yang kreatif lahir dari seorang guru yang kreatif. Beetlestone (2012:9) menguraikan
guru yang kreatif akan menunjukkan kemampuan:
1. Komitmen.
2. Pengetahuan tentang pokok bahasan.
3. Pengetahuan tentang teknik/skill.
4. Keterlibatan dengan tugas.
5. Memberikan bimbingan.
6. Memberikan pengarahan dan fokus.
7. Sensitif dan menyadari.
8. Mendengarkan secara aktif.
9. Melindungi siswa dari olok-olok dan meremehkan.
10. Mengenali kapan usahanyata memerlukan dorongan lebih jauh.
11. Menggalakkan iklim yang mendukung ide-ide kreatif.

D. Pengungkapan Kreativitas
Utami Munandar (1999) memberikan gambaran tentang cara mengukur
kreativitas anak. Cara mengukur kreativitas dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Teknik tes
Utami Munandar (1999) membagi tes menjadi 3 macam yaitu:
a) Tes mengukur kreativitas secara langsung
Menurut ranahnya, tes untuk mengukur kreativitas terdiri dari dua, yaitu:
1) Aptitude traits (ciri kognitif dari kreativitas)
Tes yang mengukur ciri kognitif dati kreativitas yaitu Tes
Kreativitas Verbal (TKV).
2) Non aptitude traits (ciri afektif dari kreativitas)
Tes yang mengukur ciri afektif dari kreativitas adalah skala sikap
kreatif.
b) Tes mengukur unsur kreativitas
Kreativitas memiliki beberapa dimensi, yaitu
1) Dimensi kognitif (berpikir kreatif)

9
2) Afektif (sikap dan kepribadian)
3) Psikomotor (keterampilan kreatif).

Masing-masing dimensi meiputi berbagai kategori, misalnya


dimensi kognitif dari kreativitas (berpikir divergen) mencakup
unsur/aspek kelancaran, kelenturan, orisinalitas dalam berpikir, dan
kemampuan untuk memperinci (elaborasi). unsur-unsur tersebut diberikan
tes masing-masing (Utami Munandar, 2002). misalnya, orisinalitas pada
usia 5-6 tahun, diberikan tes mengarang cerita dengan menggunakan
balok.
c) Tes mengukur ciri kepribadian kreatif
Ciri kepribadian kreatif diukur melalui beberapa tes dibawah ini, yaitu:
1) Tes mengajukan pertanyaan, merupakan bagian dari tes Torrance
untuk berpikir kreatif.
2) Tes risk tasking, digunakan untuk menunjukkan dampak
pengambilan resiko terhadap kreativitas,
3) Tes figure prefence
4) Tes sex role identity (Utami Munandar, 1995).
2. Non tes
Cara mengukur kreativitas melalui non tes ada 3 macam, yaitu:
a) Daftar periksa (checklist) dan kuisioner
Alat ini disusun berdasarkan penelitian karakteristik khusus yang
dimiliki pribadi kreatif.
b) Daftar pengalaman
Teknik ini menilai sesuatu yang telah dilakukan seseorang di masa
lalu. Beberapa studi menemukan kolerasi yang tinggi antara “laporan diri”
dan prestasi kreatif di masa depan. Format yang paling sederhana adalah
meminta seseorang menulis autobiografi singkat, lalu dinilai untuk
kuantitas dan kualitas perilaku kreatif.
Metode yang lebih formal adalah the state of past creative activite
yang dikembangkan oleh Bell. Bell menggunakan dokumentasi kegiatan

10
kreatif yang dilakukan selama 1-3 tahun terakhir (Munandar, 1995).
kegiatan kreatif dapat berupa kegiatan seni, sastra, dan ilmiah.
c) Pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif
Cara ini dilakukan dengan mengamati orang ketika bertindak
dalam situasi tertentu. Kelebihannya adalah paling akurat. Kekurangannya
adalah jangka waktu lama dan bersifat subyektif (Utami Munandar,
2002).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kreativitas merupakan kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak
biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik. Kreativitas sebagai kemampuan
seseorang memiliki 4 dimensi, yaitu pribadi (person), pendorong (press), proses (process),
produk (product). Ciri-ciri Kreativitas dapat dibedakan ke dalam ciri kognitif dan nonkognitif.
Yang termasuk ke dalam ciri kognitif sama dengan ciri berpikir kreatif yaitu orisinalitas,
fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan yang termasuk ke dalam ciri nonkognitif
adalah motivasi, sikap, dan kepribadian kreatif. Cara mengukur kreativitas siswa terdiri dari 2
cara, yaitu teknik tes dan non tes.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini membantu meningkatkan pengetahuan kita dan semoga bermanfaat untuk
pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asmawati, L. (2017). Peningkatan kreativitas anak usia dini melalui pembelajaran terpadu
berbasis kecerdasan jamak. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 11(1), 145-164.

Enniza, Khikmatulfalaah. 2015. Pengaruh Brain Gym Terhadap Kreativitas Anak Usia 5-6
Tahun Di TK ABA Sidoharjo, Turi, Sleman, Yogyakarta. PG Paud.

Ismayani, R. M. (2017). Kreativitas dalam pembelajaran literasi teks sastra. Semantik, 2(2), 67-
86.

Munandar, Utami. 2002. Kreativitas Dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Siswono, T. Y. E. (2007). Pembelajaran matematika humanistik yang mengembangkan


kreativitas siswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 1-16.

13

Anda mungkin juga menyukai