Anda di halaman 1dari 168

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ENRICHMENT

MODEL RENZULLI UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA KELAS X 1 SMA AN-NAJAH DALAM
MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA POKOK BAHASAN
INTERAKSI SOSIAL

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S.Pd)
pada Program Studi Pendidikan IPS Konsentrasi Sosiologi-Antropologi

Oleh :
Rino Anggara
NIM : 108015000081

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
ST]RAT PER}TYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangandi bawatrini:


Nama RinoAnggara
NIM 10801s000081
Jurusan Pendidikan
IPS(Sosiologi)
AngkatanTahun 2008
Alamat KornplekLapanBlokB.No.33RT 008RW 0M Ket.
SukamulyaKec.Rumpin.Ifub.Bogor

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwaskripsiyang berjuduls.penernpanMetode pembelajaran Enrlchment


ModelRenzulliuntuk MeningkatkanHasil Belajarsi$ryaKolasX I SmaAn-
Najah Dalam Matn Pelajaran sosiologipada pokok Bahasan Interalai
sosiel.adalahbenarhasilkaryasendiridi bawahbimbingandosen:
Nama : Dr. UlfahFqiarini,M, Si
NIP : 19670828 199303 2006

Demikian$uratpErnyataan
ini sayabuatdongansesungguhnya dansayasiap
menerimasegalakonsekuensiapabilaternyataskripsiini bukanhasilkarya
sendiri.

Jalcarta,2l
Mei 2013
LEMBAR PENGESAHAF{

Skripsi bedudul: "Penerapnn Metode Pembelajarrn Enrichment Mrodel


RenzulliUntuk Leningkatkan Hasil Bolajar SiswaKelasX 1 SMA An-Nnjah
Dalam Mata Pelajaran SosiologiPada Pokok Bahasaninteraksi Sosial.l
disusunoleh Rino AnggaraNomor Induk Mahasiswa108015000081 diajukan
kepadaFakultasllmu Tarbiyahdan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta
dantelahdinyatakanlulus dalamUjian Munaqosah padatanggal10 Mei 2013di
hadapandewanpenguji,Karenaitu,'penulisberhakmemperoleh gelarsadanaSI
(S.Pd)dalamProgramPendididkan llmu PengetahuanSosial(IPS)

Mei 2013
Jakarta,2t
']
PanitiaUjian Munaqosah

KetuaPanitia(KetuaJurusan/Prodi) Tanggal

Drs. Nurochim..MM
NIP.19590715 1 003
198403

Seketaris(Sekretaris
Jurusan/Prodi)

Dr. Ilyan Purwanto.M.Pd


NIP.r9730424 200801I 012

PengujiI
^A-t^
I
Pr, hyan Plrrwant$r,M.Pd
NIP. 19730424200801| 012 ryrr/.?..1s*za----
PengujiII

*n,nisqWi4darti. M.Sc
Nrp. 19820802
2011012005 t2./p,{tsp

19520524
ABSTRACK
Rino Anggara, Application Model Enrichment Renzulli Learning Method for
Improving Student Results X Class 1 An - Najah High School Lesson In
Sociology In Social Interaction Highlights. Department of Social Science
Education Faculty of Tarbiyah and Teaching Islamic University (UIN)
Syarif Hidayatullah. 2013.
The main issues examined in this study is the result of learning high
school sociology class X.1 An-Najah Rumpin, Bogor taught using learning model
Enrichtment Renzulli Model. The purpose in this study to determine or prove the
presence or absence of an increase in student learning outcomes X1 grade school
An-Najah Rumpin Bogor series to solve problems. This method is used to
determine the application of learning models Renzulli Enrichment Model to
improve student learning outcomes X1 grade school An-Najah Rumpin Bogor,
students who studied consisted of 24 people. Instrument used is the observation
sheets, field notes, questionnaires and tests (pre-test and post-test). The data
obtained from the instrument were analyzed using descriptive analysis of each
cycle and by using N-Gain anatara to see the difference in pre-test to post-test in
each cycle, to see the difference in learning outcomes at each cycle.
The findings of this research show that the increase in learning outcomes
High School class of An-Najah a chat, Bogor is seen in a series of cycles I and II.
In the first cycle the average value for the Pre test 66.67 on the second cycle is
more improved than the Pre Test Cycle I, which only amounted to 58.95. After
the Post test at the end of the cycle the data obtained are average results Post Test
Cycle II is more improved than the 86.46 cycle I at 69.79 with a highest score of
95 and a low of 70. Students have reached a value of 75 and only 1 KKM students
who earn below the KKM. or can be said to reach 91% success. If calculated
using the formula N-Gain the ability of students has increased by 0.59 from the
first cycle of 0.25 or entry into the medium category. The results of the second
cycle has reached 70% went on to become the most important element in
improving the learning outcomes of Sociology class X.1 An-Najah school
Rumpin, Bogor. Due to the use of Renzulli Learning Enrichment Model is trying
to make the students to think critically and creatively in solving problems and
adding insight to better student must support the achievement of the expected
learning outcomes.

i
ABSTRAK

RinoAnggara, Penerapan Metode Pembelajaran Enrichment Model Renzulli


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X 1 SMA An-Najah Dalam
Mata Pelajaran Sosiologi Pada Pokok Bahasan Interaksi Sosial .Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2013.

Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai


hasil belajar Sosiologi kelas X.1 SMA An-Najah Rumpin, Bogor yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Enrichtment Model Renzulli. Tujuan
dalam penelitian ini untuk untuk mengambarkan usaha yang dilakukan dalam
membantu peningkatan hasil belajar siswa melalui enrichment model Renzulli..
Metode ini digunakan untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran
Enrichment Model Renzulli untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X1
SMA An-Najah Rumpin Bogor, siswa yang diteliti terdiri dari 24 orang.
Instrumen yang dipakai adalah lembar observasi, catatan lapangan, lembar
wawancara, dan Tes (pre test dan post test). Data yang diperoleh dari instrumen
penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dan dengan
menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara pre test dengan post test pada
setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada setiap siklus.

Temuan hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadinya peningkatan


hasil belajar X.1 SMA An-Najah Rumpin, Bogor, ini terlihat dalam rangkaian
siklus I dan II. Pada siklus I Nilai rata-rata untuk Pretest pada siklus II adalah
66,67 lebih meningkat dibandingkan Pre Test Siklus I yang hanya sebesar 58.95.
Setelah dilakukan Post test pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-
rata hasil Post Test siklus II adalah 86.46 lebih meningkat dibandingkan Siklus I
sebesar 69,79 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 70 .Siswa telah
mencapai nilai KKM 75 dan hanya 1 orang siswa yang mendapatkan dibawah
KKM. Atau dapat dikatakan keberhasilan mencapai 91%. Jika dihitung
menggunakan rumusan N-Gain kemampuan siswa mengalami peningkatan
sebesar 0.59 dari siklus I sebesar 0,25 atau masuk ke dalam kategori rendah. Hasil
dari siklus II sudah mencapai 70% selanjutnya menjadi unsur terpenting dalam
peningkatan hasil belajar Sosiologi kelas X.1 SMA An-Najah Rumpin, Bogor.
Karena dengan penggunaan pembelajaran Enrichment Model Renzulli ini
berusaha untuk membuat siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam
memecahkan masalah serta menambahkan wawasan kepada siswa yang lebih baik
tentunya mendukung dalam tercapainya hasil belajar yang diharapkan

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran
Enrichment Model Renzulli Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
1 Sma An-Najah Dalam Mata Pelajaran Sosiologi Pada Pokok Bahasan
Interaksi Sosial . “ Pembelajaran Di SMA An-Najah Rumpin Bogor”. Shalawat
dan salam semoga selalu tercurah pada baginda alam, Rasululloh dan junjungan
Nabi besar Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak menerima saran, petunjuk,


dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga


peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar serta tepat
pada waktu dan prosedurnya.
2. Orang tua penulis Bapak Anton Sugiarmanto dan Ibu Nur Aeni yang telah
memberikan segalanya bagi peneliti hingga peneliti dapat diselesaikan
dengan baik. Semua pengorbanannya tidak akan dapat penulis dibalas oleh
apapun..
3. Bapak Drs. H. Nurochim, MM selaku ketua jurusan Pendidikan IPS dan
Ibu Dr. Ulfah Fajarini, M.Si pembimbing skripsi yang telah mengarahkan
dan membimbing peneliti sampai terselesaikannya skripsi ini.
4. Seluruh dosen yang telah mengajarkan berbagai ilmu kepada penulis.
Semoga Allah membalas dengan karunianya.
5. Bpk. Munawar, S.E selaku Kepala sekolah SMA An-Najah. Terima kasih untuk
bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.
6. Teman-teman satu perjuangan dan satu almamater PIPS angkatan 2008,
sahabat-sahabat penulis dikampus yang telah memperindah masa-masa

vi
kuliah penulis selama ini, terimakasih untuk , Rani Adabakti, Siti
Zubaidah, Moch Iqbal, Nur Asiah, Widia Astuti yang banyak membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini, teristimewa untuk Sudarsih yang
selalu memberikan bantuan dalam bentuk apapun dan memberikan
motivasi bagi peneliti sehingga sekripsi ini dapat diselesaikan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menyumbangkan sesuatu


yang bermanfaat bagi para pembaca, khususnya kepada penulis sebagai calon
guru.

Bogor, 9 April 2013

Penulis

v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRACK ............................................................................................... i
ABSTRAKSI ............................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHANPEMBIMBING ............................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4
D. Rumusan Masalah ................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI........................................................................... 7


A. Enrichhment Model Renzulli Dan Penerapannya Dalam
Pembelajaran Sosiologi ........................................................... 7
1. Model Enrichment Secara Umum ............................... 7
2. Strategi Penerapan Enrichtment .................................. 17
3. Keunggulan Dan Kelemahan Enrichment ................... 18
B. Hakikat Belajar Dan Hasil Belajar .......................................... 20
1. Pengertian Belajar ....................................................... 20
2. Prinsip – Prinsip Belajar ............................................. 21
3. Tujuan Belajar ............................................................. 22
4. Hubungan Belajar Dan Berfikir...................................24
5. Hasil Belajar ................................................................ 25

vi
C. PenelitianYang Relevan .......................................................... 26
D. Hakikat Sosiologi .................................................................... 27
E. Hakikat Interaksi Sosial .......................................................... 31
F. Kerangka Berfikir.................................................................... 38
G. Hipotesis Tindakan.................................................................. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................. 41


A. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................ 41
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ............................... 41
C. Subyek Penelitian ................................................................... 49
D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ........................... 49
E. Tahap Intervensi Tindakan ...................................................... 50
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan .......................... 53
G. Data Dan Sumber Data............................................................ 53
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 53
I. Tekhnik Pengumpulan Data ....................................................... 56
J. Teknik Pemeriksa Keterpecayaan ( Trusworthiness ) Studi ...... 57
K. Analisis Data Dan Interpretasi Hasil Analisis ......................... 63
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ........... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 65


A. Pendahuluan Penelitian .......................................................... 65
B. Interrpretasi Hasil Belajar ...................................................... 67
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ........................................ 67
a. Tahap Perencana Tindakan Siklus I ........................... 67
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan .................................... 68
c. Tahap Observasi ..................................................................... 71
1). Catatan Lapangan .................................................. 71
2). Wawancara ........................................................... 72
3). Hasil Belajar ......................................................... 73
d. Tahap Refleksi ......................................................... 75
2. Penelitian Siklus II ........................................................... 76

vii
a. Perencana Tindakan Siklus II ................................... 76
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan .................................. 77
c. Tahap Observasi ...................................................... 77
1). Catatan Lapangan ................................................ 77
2). Wawancara .................................................................. 78
3). Hasil Belajar ..................................................................... 79
d. Tahap Refleksi ......................................................... 81
C. Pembahasan Hasil Temuan ................................................. 82
D. Keterbatasan Peneliti ........................................................... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 84


A. Kesimpulan ............................................................................ 84
B. Saran ...................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Soal………………………………………...58


Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal..............................................................60
Tabel 3.3 Uji Tingkat Kesukaran………………………………………….61
Tabel 3.4 Daya Pembeda…………………………………………………. 62
Tabel 4.1 Pre Test dan Post Test Siklus I………………………………… 73
Tabel 4.2 Pre Test dan Post Test Siklus II………………………………...79

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: The Enrichment Triad Model………………………………...12


Gambar 2.2:The Three Ring Conception of Giftedness……………………13
Gambar 2.3 : The School Wide Enrichment Model………………………...14
Bagan 3.1 : Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat..45
Bagan 3.2 : Prosedur Penelitian Enrichment Model Renzulli……………48

x
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Sekolah


Lampiran2 Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP) Siklus I
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP) Siklus II
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Lampiran5 Skor Uji Coba Instrumen Menggunakan ANATEST
Lampiran6 ValiditasSoal
Lampiran7 ReliabilitasTes
Lampiran8 Tingkat Kesukaran
Lampiran9 Daya Pembeda
Lampiran10 Soal Siklus I
Lampiran11 Soal Siklus II
Lampiran12 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran13 Lembar Pengamata Siswa Siklus II
Lampiran14 Lembar Pengaktivitas Guru Dalam Prose Belajar Mengajar
Siklus I
Lampiran15 Lembar Pengaktivitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
Siklus II
Lampiran16 Catatan Lapangan Siklus I
Lampiran17 Catatan Lapangan Siklus II
Lampiran18 Profil Penulis
Lampiran19 Surat Balasan Penelitian Dari sekolah

xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi yang bersifat


timbal balik, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa untuk
mencapai tujuan pendidikan yang dimaksudkan dengan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Adapun yang dimaksudkan sebagai tujuan yang telah ditetapkan
adalah tujuan pendidikan yang telah terdapat pada kurikulum. Tujuan pendidikan
pada dasarnya untuk mengantarkan peserta didik menuju pada perubahan-perubahan
tingkah laku, baik yang bersifat intelektual, moral maupun sosial. Tujuannya adalah
supaya peserta didik dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial.1

1
Nana Sudjana.Perencanaan Pengajaran.( Bandung: Rosada Karya. 2007 ).Hal 58.

1
2

Menyatakan bahwa dalam mencapai tujuan itu maka siswa berinteraksi dengan
lingkungan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar menempatkan guru
sebagai figure yang penting untuk mendukung dan membimbing peserta didik supaya
berhasil dalam menempuh pendidikannya.2 Pendapat ini senada dengan Tim
Pengembangan MKDK Kurikulum dan pembelajaran yang menyatakan bahwa guru
menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa dapat mencapai tujuan secara
optimal.3 Selain itu terdapat pendapat yang sama dari Mulyasa yang menyatakan
bahwa guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan yang
sesuai dengan potensi – potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.4
Penjelasan sebelumnya memberi suatu pengertian bahwa guru adalah individu
yang bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.
Dalam usaha mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa. Maka
pendidik harus mampu melihat potensi masing-masing individu. Hal ini sangat
senada dengan pendapat mulyasa yang menyatakan bahwa guru perlu memperhatikan
peserta didik secara individual. Antara satu yang lain memiliki perbedaan yang
mendasar penjelasan itu menghidari supaya pendidik selayaknya dapat memberikan
layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuahan anak. Kebutuhan anak yang ingin
dikaji dalam penelitian ini adalah kebutuhan anak unggulan yang terdapat di X SMA
AN-NAJAH Rumpin Bogor umumnya pada kelas X mata pelajaran sosiologi bab
interaksi sosial. Adapun yang menjadi alasan adalah bahwa model pembelajaran yang
biasa digunakan oleh pendidik dianggap tidak sesuai.
Peneliti mulai menganalisis penyebab hal itu dengan melakukan beberapa kali
observasi ke dalam kelas. Maka ditemukan satu permasalahan yang paling mendasar
2
Asef Umar Fakhrudin, Menjadi Guru Favorit. Jogjakarta: DIVA Perss, 2009. Hal 71
3
S. Nasution. Asas – Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.2011.Hal 57.
4
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional ( MenciptakanPembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan), Bandung: Rosdakarya. Hal 33
3

yaitu siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran karena pendidik selalu


memposisikan diri sebagai pusat informasi. Model pembelajaran yang digunakan oleh
pendidik adalah metode ceramah. Metode ini menyebabkan posisi pendidik sebagai
pusat informasi dengan kata lain dikenal dengan istilah transfer of knowledge.
Akibat dari penggunaan model itu adalah sebagian besar peserta didik banyak yang
melakukan kesibukan sendiri pada saat pelajaran sedang berlangsung, bahkan ada
yang sibuk memainkan ponsel atau pun berbicara sendiri. Dalam kelas X kadang-
kadang hampir dari 50% dari siswa melakukan hal tersebut.
Masalah lain adalah pendidik hanya menuntut siswa menggunakan buku teks,
sedangkan disisi lain peserta didik dapat menggunakan sumber lain sebagai bahan
rujukan dalam pembelajaran sosiologi. Salah satu sumber yang dimaksud adalah
media elektronik yaitu internet, fasilitas itu sendiri telah disediakan oleh sekolah jadi
pada intinya adalah bagaimana pendidik memanfaatkan fasilitas tersebut dalam
memudahkan siswa dalam pembelajaran sosiologi.
Model ceramah bukanlah sesuatu model yang buruk untuk diterapkan di sekolah.
Apalagi untuk pembelajaran sosiologi yang kaya akan keterangan yang sifatnya
naratif deskriptif. Oleh karena itu sebagai pendidik sudah seharusnya mampu
menggunakan model ceramah dengan baik dalam pembelajaran sosiologi. Selain itu
pendidik harus mampu melibatkan siswa dalam pembelajaran sosiologi berlangsung
di kelas. Saat ini zaman semakin maju dan teknologi semakin canggih. Akibatnya
peserta didik semakin kritis dalam mencari informasi. Hal yang perlu dipahami
adalah bahwa peserta didik yang mengenyam pendidikan di X1 SMA AN-NAJAH
umumnya sudah terbiasa menggunakan internet.
Permasalah yang dihadapi adalah kurang mampunya guru mengelola
pembelajaran sosiologi pada pokok bahasan interaksi sosial di kelas. Oleh karena itu
peneliti menawarkan suatu model pembelajaran enrichment model renzulli.
Keberhasilan Renzulli dalam menerapkan model ini dijadikan peneliti sebagai bahan
pertimbangan. Hal yang turut mendukung adalah didasarkan pada sebuah sumber
yang menyatakan bahwa Renzulli sendiri telah melakukan penelitian dan uji coba
4

dalam beberapa kali kesempatan sehingga akhirnya dapat diterima dan diterapkan
secara fleksibel di berbagai sekolah di Amerika Serikat. Alasan lain yang turut
menguatkan peneliti untuk melaksakan penelitian ini adalah bahwa enrichment model
renzulli hanya di terapkan pada mata pelajaran sejaraha saja. Berdasarkan uraian di
atas peneliti mencoba untuk menerapkan metode Enrichment model Renzulli ini
pada mata pelajaran Sosiologi.

B. Identifikasi Masalah
1. Menurunnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sosiologi
2. Proses pembelajaran yang cendrung monoton
3. Kurangnya penanaman wawasan terhadap siswa dalam mata pelajaran
Sosiologi.
4. Guru masih menggunakan metode konvensional yang kurang membangkitkan
minat siswa.
5. Kurangnya guru dalam menggunakan teknologi

C. Pembatasan Masalah
Pembahasan masalah dalam laporan penelitian ini terarah. Berdasarkan masalah
yang dibahas akan dibatasi pada: penerapan metode pembelajaran enrichment model
renzulli untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Kelas X.1 SMA An-Najah
mata pelajaran Sosiologi pada pokok bahasan interaksi sosial.

D. Rumusan Masalah
Ada pun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini berdasarkan dari
pemaparan latar belakang sebelumnya adalah― bagaimana penerapan metode
pembelajaran enrichment model renzulli untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada Kelas X-1 SMA An-Najah mata pelajaran Sosiologi pada pokok bahasan
interaksi sosial‖?.
5

E. Tujuan Penelitian
Secara garis besar yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mengambarkan usaha yang dilakukan dalam membantu peningkatan hasil belajar
siswa melalui enrichment model renzulli.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memperdalam wawasan ke ilmuan dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai enrichment model Renzulli dalam menunjang proses belajar
mengajar di kelas.
b. Sebagai kajian bagi penelitian lebih lanjut yang berminat dalam
mengembangkan metode enrichment model Renzulli.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk sekolah, dapat dijadikan masukan dalam model–model pembelajaran di
sekolah. Terutama karena model ini masih sangat baru, sehingga tidak
menutup kemungkinan hanya dapat diterapkan dalam dalam pelajaran
sosiologi dan sejarah saja. Model ini mungkin suatu saat dapat dikembangkan
dalam pembelajaran lainnya.
b. Untuk guru, model ini sangat membantu terutama menghadapi siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dalam pembelajaran sosiologi, selain itu model
ini dapat memperkaya pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Untuk siswa.dengan memakai model pembelajaran ini diharapkan
mendapatkan informasi suasana pembelajaran yang aktif sehingga dapat
memeberikan hasil belajar yang baik dan dapat menambah wawasan terhadap
mata pelajaran sosiologi.
d. Untuk peneliti, sendiri adalah bahwa penerapan Enrichment model Renzulli
sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang model pembelajaran
di sekolah. Pengetahuan tentang model ini nantinya dapat di jadikan bekal
6

untuk diterapkan disekolah lain yang dianggap sesuai dengan enrichment


model renzulli.
7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. ENCRICHMENT MODEL RENZULLI DAN PENERAPANNYA DALAM


PEMBELAJARAN SOSIOLOGI .

1. Model Enrichment Secara Umum

Enrichment secara bahasa berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata dasar enrich
yang artinya ―memperkaya‖, mengacu pada penjelasan tersebut enrichment dapat
diartikan sebagai sebuah cara/langkah untuk memperkaya menambah sesuatu
menjadi lebih. Enrichment adalah istilah yang lebih banyak digunakan untuk
mengacu pada sebuah program pengayaan. Dalam cakupan yang lebih luas
enrichment meliputi semua modifikasi dalam praktek-praktek bidang pendidikan
standar. Sedangkan dalam cakupan yang lebih sempit enrichment hanya dimaksudkan
untuk menyediakan sesuatu yang menarik hingga akhirnya dapat membangkitkan rasa
interest siswa terhadap proses belajar di kelas.

7
8

Pada umumnya program enrichment lebih ditekankan untuk membantu


mengembangkan kemampuan kognitif yang terdapat pada siswa serta meningkatkan
proses afektif yang selama ini dialami siswa. Melalui enrichment disamping dapat
memberikan materi lebih, juga dapat memberi pengalaman baru bagi siswa, terutama
terkait dengan penerapannya ke dalam pembelajaran yang mereka lakukan selama ini.

Enrichment biasanya merupakan program penambahan/pengayaan suatu disiplin


tertentu atau materi pembelajaran tertentu di luar dari kurikulum secara normal dan
biasanya program ini hanya diberikan di tingkat persekolahan, baik tingkat dasar
maupun tingkat menengah. Enrichment dalam upaya untuk menambah pengetahuan
yang dimiliki siswa sesungguhnya berdasar pada beberapa prinsip, seperti yang
digagas oleh Renzulli berikut ini :5

1. Each learner is unique, and therefore, all learning experiences must bev
examined in ways that take into account the abilities, interests, and learning
styles of the individual.
2. Learning is more effective when students enjoy what they are doing, and
therefore, learning experiences should be constructed and assessed with as
much concern for enjoyment as for other goals.
3. Learning is more meaningful and enjoyable when content (i.e. knowledge)
and process (i.e. thinking skills, methods of inquiry) are learned within the
context of a real and present problem; and therefore, attention should be
given to opportunities to personalize student choice in problem selection, the
relevance of the problem for individual students at the time the problem is
being addressed, and authentic strategies for addressing the problem.
4. Some formal instruction may be used in enrichment learning and teaching,
but a major goal of this approach to learning is to enhance knowledge and
thinking skill acquisition that is gained through formal instruction with
applications of knowledge and skills that result from students' own
construction of meaning6.

5
http://www.org.id/EnrichmentRenzulli.com.html.
6
Abraham J. Tannebaum. Gifted Children Psychologi And Education Perspectives. ( New
York: Micmillan Publishing. 2010 ). Hal 368
9

Melihat dari kutipan di atas terdapat beberapa prinsip yang sangat diperhatikan
dalam enrichment. Adanya prinsip-prinsip ini menjadi awal pemikiran perlunya
enrichment diterapkan pada setiap pembelajaran yang dilakukan di setiap tingkat
persekolahan. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip-prinsip di atas,
diantaranya; pertama, enrichment hadir berangkat dari pemikiran bahwa setiap
pelajar/siswa itu unik, artinya setiap siswa memiliki kekhasannya masing-masing.
Begitu pula yang terjadi pada setiap pengalaman belajar yang telah mereka dapatkan,
mereka memiliki pengalaman yang berbeda-beda secara individual. kedua, setiap
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa akan lebih efektif ketika siswa merasa
nyaman dan senang dalam pembelajaran yang dilakukan, oleh karena itu setiap
pengalaman belajar harus dapat memperhatikan setiap tujuan yang akan dicapai
setiap siswa. ketiga, pembelajaran akan lebih bermakna ketika materi ajar dan
pelaksanaannya dikaitkan dengan kejadian nyata yang sedang terjadi. Selain itu untuk
lebih memberikan rasa nyaman siswa diberikan kesempatan untuk mencari setiap
masalah yang menarik bagi mereka. keempat setiap pengajaran pada umumnya bisa
saja dimasukan enrichment ke dalamnya.
Dalam penerapan enrichment, materi-materi yang diperoleh siswa biasanya
berasal dari luar kurikulum umum, yang jarang sekali didapatkan siswa dalam
kehidupan pembelajaran di sekolah. Hal itu terjadi karena dalam pelaksanaannya
Enrichment sering kali dilakukan berupa kegiatan-kegiatan di luar lingkup sekolah.
Dengan pemberian materi melalui ―pengayaan‖ ini, tentunya akan menjadi
pengalaman baru bagi setiap siswa, dan menjadi motivasi tersendiri bagi mereka
karena mendapatkan materi yang tidak biasa. Penerapan enrichment merupakan
sebuah aktifitas yang baik dalam meningkatkan kepekaan guru dalam melihat setiap
potensi yang dimiliki oleh setiap siswa, guru harus peka terhadap kebutuhan siswa
dan keunggulannya. Dengan adanya penerapan enrichment maka guru dituntut untuk
menciptakan suatu keadaan yang memperlihatkan minat siswa terhadap pelajaran,
serta dapat memberikan suatu tantangan baru bagi siswa, hingga akhirnya dianggap
10

oleh siswa sebagai sebuah petualangan yang menyenangkan. Seperti pendapat yang
diungkap Hildreth dalam John Mcleod dan Arthur Croplay berikut ini,7
Educational enrichment for the exceptionally able involves giving them the
opportunity to study in greater depth topics which are part of the curriculum of
their actual grade ; for example, undertaking original research and solving
problems which are beyond the interests and abilities a of the rest of the class, but
do not necessarily require knowledge from higher grades. Enrichment has
primarily been conceived of as being provided by the classroom teacher; for a
teacher who exudes a zest for learning and welcomes the challenge of fostering a
similar enthusiasm in an academically exceptional student, enrichment can be an
exciting adventures.8
Dalam kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa enrichment yang cukup
diperhitungkan dalam penerapannya adalah kreativitas yang harus dimiliki oleh
seorang pendidik, terutama dalam mengarahkan setiap siswa yang berbakat di
sekolah. Pemahaman yang kurang dari seorang pendidik terhadap enrichment akan
memperlihatkan bahwa enrichment hanya gambaran menambah sesuatu pada
perkembangan anak yang sesungguhnya memiliki kemampuan cukup potensial.

Renzulli has criticized overreliance or excessive reliance on programs which are


based on the popular but completely unsupported belief that the gifted person in
process oriented rather than product oriented this view has undoubtedly resulted
in gifted education’s overreliance on cute games an situational specific training
activities that purport to develop creativity and other thinking skills. Renzulli
himself has developed an integrated, progressive model for providing enrichment
activities which has been widely adopted.9
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Tipe I dan Tipe II yaitu
General Exploratory activities dan Group Training activities diarahkan pada seluruh
siswa dan memberikan dasar-dasar pada seluruh siswa untuk mengembangkan segala
potensinya. Pada fase ini dikembangkan berbagai strategi untuk menggali minat dan
ketertarikan seluruh siswa pada suatu fokus materi tertentu serta membangun sebuah

7
://www.ed.gov/pubs/toolsforSchool/enrich/gift/schoolwide_enrich_gifted.html
8
Abraham J. Tannebaum. Gifted Children Psychologi And Education Perspectives. ( New York:
Micmillan Publishing. 2010 ). Hal 367
9
Ibid. Hal 368
11

proses berpikir. Baru kemudian pada fase berikutnya Tipe III yaitu individual and
small group investigations of real problems diberikan enrichment untuk siswa
kelompok unggulan dengan memfokuskan siswa pada kegiatan inkuiri dan
mengembangkan pengalaman secara mandiri.10

Pada Tipe I merupakan fase dimana proses pemberian enrichment dirancang


untuk menggali setiap potensi yang dimiliki oleh siswa, potensi tersebut akan terkait
dengan disiplin ilmu, topik kajian, kesempatan, yang kesemuanya jarang sekali di
dapat di kelas, terlebih ketika menyangkut hobi yang selama ini siswa miliki.
Penggalian setiap potensi tersebut yang pada dasarnya merupakan sesuatu yang tidak
pernah mereka dapatkan di dalam kelas akan menjadi faktor tersendiri untuk menarik
minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

Pada Tipe II merupakan fase selanjutnya yaitu untuk lebih mengembangkan


pemikiran yang sedang siswa lakukan, sehingga pada akhirnya akan lebih
memfokuskan kajian yang sedang dilakukan. Setelah Tipe II selesai diberikan maka
akan berlanjut pada fase yang terakhir yaitu

Tipe III. Tipe III pada model enrichment ini siswa diberikan kesempatan untuk
bekerja secara mandiri dengan mengerahkan setiap potensinya masing-masing yang
nantinya akan didapat manfaat seperti yang telah dipaparkan dalam kutipan di atas
ini.

a. The Enrichment Triad Model


Model enrichment ini menurut Renzulli memiliki 2 tujuan utama yaitu Pertama,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ketertarikan mereka,
dan Kedua, Membantu siswa untuk mengidentifikasi secara realistis, dapat
memecahkan problem sesuai dengan ketertarikan mereka serta mampu menghasilkan
produk yang sesuai. Dalam Enrichment Triad Model aktifitas yang dialami siswa

10
Cony Semiawan. Perspektif Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo. 2004. Hal 83
12

dalam penerapannya terbagi menjadi Tiga tahapan, diantaranya adalah 1) Tipe I


General Exploratory, 2) Tipe II Group Training Activities, 3) Tipe III Individual And
Small Group Investigation of Real. Adapun bagan dari aktifitas yang terdapat dalam
The Enrichment Triad Model dan penjelasaannya adalah sebagai berikut

Gambar 2.1: The Enrichment Triad Model

b. The Revolving Door Identification Model

Enrichment model ini sesungguhnya dirancang sebagai program untuk mengatasi


kelemahan-kelemahan program pembelajaran riset terhadap individu yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata. Hasil penelitian ini kemudian diiringi dengan judul The
Three Ring Conception of Giftedness yang terdiri dari kemampuan di atas rata-rata,
kreativitas dan komitmen dalam tugas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar
bagan di bawah.
13

Gambar 2.2: The Three Ring Conception of Giftedness

Menurut Moch. Shoeh komponen-komponen organisasi dan administrasi dari


The Revolving door identification model didasarkan pada 5 komponen yaitu :11

1) Penilaian terhadap keunggulan siswa yang termasuk kemampuan interes dan


gaya belajar.
2) Paket kurikulum dimana paket ini merupakan modifikasi terhadap kurikulum
sekolah agar sesuai untuk siswa-siswa berbakat.
3) Pengayaan Tipe I yang disebut aktivitas eksplorasi umum. Dalam tipe ini
siswa diperkenalkan program yang berisi pengenalan topik pembelajaran
berbagai bidang yang tidak terdapat dalam pembelajaran seperti biasa.
4) Pengayaan Tipe II, enrichment ini berisi program-program untuk
pengembangan kognitif dan afektif belajar untuk memperoleh keterampilan
bagaimana belajar, keterampilan penelitian, menghubungkan dan
keterampilan komunikasi.
5) Pengayaan Tipe III yang bernama investigasi problem-problem nyata secara
individual dan kelompok kecil adalah penelitian yang dapat dilakukan secara

11
Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak Berbakat, Terj. Ati Cahayani, (Jakarta:
PT Indeks, 2012), Hal. 136-137
14

individual maupun kelompok kecil terhadap satu masalah kongkrit yang


spesifik
c. The School Wide Enrichment Model

The School Wide Enrichment Model merupakan model enrichment yang digagas
oleh Renzulli atas dasar pemikiran bahwa ‖sekolah adalah tempat untuk
mengembangkan bakat‖. Jika setiap sekolah dapat ditempatkan sebagai fasilitas untuk
mengembangkan bakat yang dimiliki oleh siswa, sangat dimungkinkan dapat
menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi setiap siswa, ketika
sekolah dirasakan menyenangkan oleh siswa tentu saja dapat memotivasi siswa untuk
memperoleh prestasi yang lebih baik. Sekolah menjadi tempat yang menyenangkan
bagi siswa adalah tujuan dari lahirnya Untuk lebih jelasnya berikut ini akan
ditampilkan bagan yang menunjukkan hubungan bagaimana komponen-komponen
yang terdapat dalam 12.

Gambar 2.3 : The School Wide Enrichment Model

Dalam setiap penerapannya The Schooll Wide Enrichment Model memiliki tujuan
dan esensi tersendiri. Adapun penjelasan mengenai kedua hal tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :

12
Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak Berbakat, Terj. Ati Cahayani, (Jakarta:
PT Indeks, 2012), hal. 217.
15

Tujuan utama The School Wide Enrichment Model dalam penerapannya model
enrichment ini memiliki beberapa tujuan utama, seperti apa yang di utarakan oleh
Cony, tujuan tersebut diantaranya:

1. Meningkatkan belajar pada tingkat tinggi dan produktifitas kreatif dengan


memberikan pengayaan dalam spektrum yang lebih luas.
2. Mengintregrasikan sebanyak mungkin layanan khusus keberbakatan dengan
kurikulum yang umum dan membangun hubungan yang kooperatif daripada
yang kompetitif antara pembelajaran anak berbakat dengan pembelajaran anak
lainnya.
3. Meminimalkan kerawanan kepedulian tentang elitisme dan sikap negatif yang
sering terungkap dalam kaitan dengan pembelajaran anak berbakat.
4. Memperluas kualitas pengayaan dan membangun radiasi keunggulan dalam
semua aspek-aspek lingkungan sekolah.
Esensi dari model enrichment ini terdapat dalam tiga elemen yaitu The Total
Talent Portfolios, Curriculum Modification Techniques dan Enrichment Learning
And Teaching. Adapun penjelasan ketiga esensi tersebut adalah sebagai berikut:13

a) The Total Talent Portofolios

Siswa melengkapi instrumen dan kontribusi contoh pekerjaan terbaik


mereka untuk mengembangkan kemampuan mereka dan menarik minat
belajar. Dokumentasi kemampuan mereka, ketertarikan dan pilihan model
belajar dibolehkan untuk menyediakan kepuasan pembantu kurikulum, di sini
informasi fokus pada kemampuan lebih siswa dibandingkan kekurangan siswa
dan digunakan sekolah untuk membantu dalam mengembangkan bakat siswa
yang mana disesuaikan dengan sarana yang diberikan siswa. Untuk lebih
jelasnya mengenai pemaparan di atas berikut akan ditampilkan tabel yang

13
Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak Berbakat, Terj. Ati Cahayani, (Jakarta:
PT Indeks, 2012), hal. 56
16

dapat menggambarkan bagaimana The Total Talent Portfolios dapat


dikembangkan dan diterapkan pada setiap pembelajaran yang sedang
dilakukan oleh setiap siswa.

b) Curriculum Modification Techniques

Model Sekolah pengayaan mendorong pada pengembangan dari tantangan


kurikulum dan sekaligus dalam memajukan dan pengalamanpembelajaran
enrichment digunakan analisis buku teks, menyusun kurikulum mengisi
kekurangan dan penggolongan pengayaan dan percepatan aktivitas dan
pengembangan dari dalam pelajaran fokus pada sifat yang mewakili tipe ide,
dan perhatian siswa pada tugas penelitian tangan pertama).

c) Enrichment Learning And Teaching

Pengembangan dari program sekolah seharusnya mengikuti prinsip dari


Enrichment learning and teaching yaitu:

1. Setiap siswa adalah unik.


2. Pelajaran akan lebih efektif ketika siswa senang dengan apa yang mereka
lakukan.
3. Pelajaran akan lebih berarti dan menyenangkan ketika isi dan proses
pelajaran berisi konteks yang nyata dan merupakan permasalahan
sekarang.
4. Beberapa pelajaran formal boleh digunakan, tetapi tujuan umum adalah
untuk mempertinggi pengetahuan dan kemahiran pengetahuan berpikir
14
siap untuk mengajar induktif dan aplikasi dari pengetahuan dan hasil
pengetahuan dari siswa disusun lebih berarti.

14
Cony Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. (Jakarta : PTGrasindo. 2007).
Hal. 39
17

2. Strategi Penerapan Enrichment

Model Enrichment yang digagas oleh Joseph S Renzulli memiliki beberapa


solusi yang dapat diterapkan dalam pengajaran di kelas. Solusi yang diajukannya
adalah berupa Out of Class Assigment dan Small Group Activities. Ada pun
penjelasan mengenai kedua solusi tersebut adalah sebagai berikut :

a). Penugasan di luar kelas (Out of Class Assigment)

Out of Class Assigment memiliki pengertian secara bahasa yaitu penugasan


di luar kelas. Terdapat beberapa keuntungan dari menggunakan Out of Class
Assigment seperti yang diungkapkan Ivor K Davies dalam bukunya, pemberian
tugas di luar kelas dapat memberikan kesempatan siswa untuk15 :

1. Practice skills, as well as increase speed and accuracy.


2. Read, absorb and summarize what they have learned.
3. Act in an honest and persevering manner.
4. Manage time effectively.
5. Develop confidence in their own ability.
Penugasan di luar kelas dapat dikerjakan secara berkelompok atau pun
secara individu. Akan tetapi jika berkelompok alangkah baiknya ketika
menambah informasi tentang suatu masalah. 16

b). Kelompok Kecil (Small Group Activities)

Small Group memiliki pengertian secara bahasa yaitu kelompok kecil, akan
tetapi dalam penelitian kali ini yang dimaksud dengan Small Group adalah
aktivitas kelompok kecil ataupun kumpulan dari beberapa orang siswa. Dimana

16
Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak Berbakat, Terj. Ati Cahayani,
(Jakarta: PT Indeks, 2012), hal. 94
18

siswa-siswi dikumpulkan dalam satu kelompok yang terdiri 3-8 orang.


Penugasan di luar/dalam kelas yang dikerjakan dengan model Small Group
dapat mencapai keberhasilan, keberhasilan dari penugasan itu dapat terlihat dari
adanya Task Commiment (tanggung jawab tugas). Menurut Renzulli kinerja
seseorang secara khusus dipengaruhi oleh motivasi yang muncul dalam
komitmen menyelesaikan tugasnya, komitmen dalam melaksanakan tugas itu
dapat dilakukan melalui diskusi kelompok.17

3. Keunggulan dan Kelemahan Enrichment

Penerapan strategi pengajaran enrichment didasarkan atas beberapa pandangan.


Pertama, model tersebut dirancang meliputi bukti penelitian yang mengindikasikan
bahwa intruksi pengajaran harus mempertimbangkan kemampuan yang berbeda –
beda, latar belakang, minat, pengalaman, dan gaya belajar setiap anak. Kedua,
belajar akan lebih bermakna dan menyenangkan jika konten dan proses dipelajari
sebuah masalah yang nyata terjadi dan ketika siswa menggunakan metode otentik
untuk mengatasi masalah. Ketiga model tersebut mengembangkan penelitian yang
mengisyaratkan bahwa semua anak, termasuk siswa yang berprestasi rendah harus
diberikan tantangan dan konten pembelajaran yang terakselerasi. Pengamalan belajar
karenanya dirancang edengan tujuan untuk, menghubungkan dan memberikan
stimulus dan kesenangan bagi semua siswa.

Berdasarkan ketiga pandangan di atas dalam penerapannya enrichment memiliki


kelemahan dan keunggulan. Beberapa keunggulannya adalah:

a. Kegiatan enrichment didasarkan pada kesenangan dan kebutuhan semua


siswa, hal ini berdampak terhadap perkembangan kreativitas siswa yang
tinggi.
17
Cony Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. (Jakarta : PTGrasindo. 2007).
Hal. 39
19

b. Melalui kegiatan enrichment kecerdasan siswa di atas rata – rata dapat


meningkatkan dan dapat memberikan kesempatan yang lebih memperdalam
konten yang menarik untuk kemudian menjadi keahlian atau keterampilan
khusus.
c. Interaksi secara intensif dan interprasional antara siswa dan pengajar
mengakibatkan hubungan emosional yang dekat, sehingga siswa lebih
percaya diri dalam mengungkapkan gagasan.
d. Dapat memasukan satu fokus keterampilan yang lebih dan standar – standar
yang tinggi kedalam kurikulum sendiri
e. Perinsip penggabungan kesempatan pengayaan dengan kurikulum yang
berjalan, dan dengan kegiatan – kegiatan di dalam dan di luar sekolah
lainnya

Kelemahannya:

Penerapan enrichment dalam kelas reguler memungkinkan kurangnya perhatian


pada siswa berkemampuan dibawah rata – rata.
a. Bagi siswa yang unggul menimbulkan egoisme tinggi dan menganggap
siswa yang lainnya rendah, sehingga siswa unggul kurang memiliki sikap
sosial yang positif.
b. Siswa yang kecerdasannya di atas rata – rata memerlukan motivasi dan
pengakuan sebagaimana halnya siswa lainnya.
c. Memerlukan pengawasan yang lebih selama kegiatan enrichment
barlansung , sehingga membutuhkan tenaga lainnya disamping pengajar
utama.
d. Membutuhkan biaya yang besar.

B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar


1. Pengertian Belajar
20

Belajar merupakan kata yang paling sering kita dengar dalam kehidupan sehari-
hari. Belajar menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan menuntut ilmu baik
di lembaga pendidikan formal maupun informal. Banyak para ahli yang
mendefinisikan tentang belajar, diantaranya :18
1. Wittig dalam bukunya Psycology of Learning yang mendefinisikan belajar
merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.19
2. Berbeda dengan Wittig, Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psycology,
mengemukakan bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku
yang relatif menetap akibat latihan dan pengalaman.20
3. Hintzman dalam bukunya The Psycology of Learning and Memory,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme, manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi organisme tersebut.21
4. Dan Skinner dalam bukunya Educational Psycology, mengemukakan
belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progresif.

Dari definisi belajar yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan suatu
perubahan tingkah laku yang berlangsung secara progresif sebagai hasil dari sebuah
pengalaman.

Secara umum belajar dapat diartikan kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis jenjang

18
Aminuddin Rasyad. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta Timur: UHAMKA Press,
2003. Hal. 22
19
Muhibbin Syach, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Logos Wacana, 2001 ), hal.61
20
Ibid …, hal.60
21
Muhibbin Syach, Psikologi …, hal.61
21

pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan
itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di
sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Belajar merupakan istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,
sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Perubahan dan
kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam
belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah, karena belajarlah maka manusia dapat
berkembang. Kualitas hasil proses perkembangan manusia banyak tergantung pada
apa dan bagaimana belajar.
Dengan demikian dengan belajar akan menghasilkan hasil belajar yang dapat
diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat
diulang-ulang dengan hasil yang sama. Suatu proses belajar harus besifat praktis dan
langsung, artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang
harus melakukannya, tanpa melalui perantara orang lain. Karena individu itu tidak
pernah lepas hubungannya dengan lingkungan.

2. Prinsip-Prinsip Belajar
Berdasarkan buku yang ditulis oleh Sumiati dan Asra yang berjudul Metode
Pembelajaran, menjelaskan prinsip belajar diantaranya adalah: Hasil belajar
sepatutnya menjangkau banyak segi.22 Maksudnya dalam suatu proses belajar,
banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar. yaitu meliputi pengetahuan
dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan
menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep,
menyenangi dan memberi respons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan
diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.

22
Sumiati, dan Asra, Metode Pembelajaran, ( Bandung : Wacana Prima 2008 ), hal.
22

Kemudian Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman.23 Maksudnya


Pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh seseorang melalui pengalaman
melakukan suatu kegiatan. Pemahaman itu sendiri bersifat abstrak. Sesuatu yang
abstrak akan mudah diperoleh dengan jalan melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata
atau kongkret, sehingga orang yang bersangkutan memperoleh pengalaman yang
menuntun pada pemahaman yang bersifat abstrak.
Lalu Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan.24 Maksudnya
dalam proses belajar, apa yang ingin dicapai sepatutnya dirasakan dan dimiliki setiap
siswa. Tujuan belajar bukan berarti tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran
merupakan tujuan dan harapan yang ingin dicapai guru dari kegiatan yang dilakukan.
Berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang telah dikemukakan secara gamblang
diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar diperoleh dari sebuah proses dari
mengenal, mengerti hingga memahami. Belajar juga diperoleh dari sebuah
pengalaman yang nantinya akan berakhir pada hasil belajar. Dengan belajar siswa
dapat mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut bersifat positif dalam
arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya.

3. Tujuan Belajar
Dalam buku yang ditulis oleh J.J Hasibuan, dan Moedjiono yang berjudul Proses
Belajar Mengajar.‖ Robert M Gagne mengelompokkan kondisi-kondisi belajar
(sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai.
Gagne mengemukakan delapan macam, yang kemudian disederhanakan menjadi lima
macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar‖.25 Kelima macam
kemampuan belajar tersebut antara lain:

23
Ibid, hal. 41
24
.Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar.( Jakarta: Rineka Cipta.
2006.). Hal 38
25
.JJ.Hasibuan, dan.Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,
2008 ), hal.4
23

Pertama, Keterampilan intelektual.26 Maksudnya adalah kecerdasan intelektual


yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik, setiap peserta didik memilki
kemampuan dan latar belakang yang berbeda-beda, oleh karena itu tugas seorang
guru adalah memahami masing-masing peserta didik, dan tidak membeda-bedakan
masing-masing peserta didik.

Kedua, Strategi Kognitif ,Mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam
arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. Masing-masing
peserta didik diberikan anugerah berupa akal dan pikiran, bagaimana mengatur
cara belajar dan berpikir seseorang adalah tergantung dari masing-masing peserta
didik, dalam pendidikan formal di sekolah seorang guru hanyalah sebagai
perantara dalam menghubungkan kemampuan yang dimiliki siswa dengan ilmu
yang di berikan.27

Ketiga, Informasi Verbal, Pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.


Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang. Yakni kemampuan siswa
dalam menangkap informasi yang disampaikan oleh guru baik secara verbal
maupun non verbal.28

Keempat, Keterampilan motorik yang diperoleh sekolah antara lain keterampilan


menulis, mengetik, dan sebagainya. Setelah seorang siswa berada di lingkungan
pendidikan formal, dapat memiliki pengetahuan, karena semua di ajarkan oleh
guru, dari jenjang pendidikan dasar, menengah, dan atas.29

26
Ibid., hal.4
27
Ibid., hal.4
28
Ibid., hal.4
29
JJ.Hasibuan, dan Drs.Moedjiono, Proses Belajar …, hal.4
24

Kelima, Sikap dan Nilai. Berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya
bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian.30

Kelima macam hasil belajar tersebut di atas menyarankan, bahkan


mempersyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingga dapat dijabarkan strategi-
strategi belajar yang sesuai. Dan pada dasarnya akan menghasilkan tujuan yang
diharapkan yakni keberhasilan dalam belajar.

4. Hubungan Belajar dan Berpikir

Belajar dan berpikir merupakan 2 proses yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun
demikian, keduanya merupakan proses-proses yang berbeda. Belajar adalah suatu
proses terjadinya perubahan perilaku, tetapi berpikir tidak selalu menghasilkan
perubahan perilaku.

Berpikir merupakan suatu proses mental yang kasat mata. Proses ini hanya dapat
diamati dari perilaku yang nampak. Dengan kata lain, proses berpikir hanya dapat
disimpulkan dari perilaku yang diperkirakan diarahkan oleh pikiran sebagai perilaku
yang terorganisasi, bukan perilaku yang terjadi sembarangan.

Berpikir tidak dapat diamati langsung karena merupakan suatu representasi


simbolis baik dari suatu objek, peristiwa, ide atau hubungan-hubungan antara
hal-hal tersebut. Representasi simbolis dalam kerangka mental itu kemudian
diolah sedemikian rupa sehingga terjadi suatu proses berpikir. Berpikir tidak
selalu memecahkan suatu masalah, tetapi juga untuk memebentuk suatu konsep
tertentu, serta menimbulkan ide-ide kreatif. Bila pengertian-pengertian
diperoleh dari proses berpikir, dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang
relative permanen, maka proses berpikir tersebut menimbulkan proses belajar.31

30
JJ.Hasibuan, dan .Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,
2008 ), hal.4
31
Zikri Neni Iska, Psikologi ( Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan ,( Jakarta : Kizi
Brother’s, 2006 ), hal. 77
25

Pada dasarnya belajar dan berpikir tidak dapat dipisahkan, belajar tidak akan
terjadi tanpa adanya berpikir, begitupun sebaliknya. Jadi keduanya sama-sama saling
berkaitan dan berhubungan.

5. Hasil Belajar

Setelah melakukan aktivitas belajar, seseorang berhasil atau tidaknya mengalami


suatu proses belajar, dapat diukur oleh hasil belajar. ‖Hasil belajar sangat penting
untuk diidentifikasi agar kita dapat mengetahui seberapa besar perubahan yang
dialami oleh seseorang setelah melakukan aktivitas belajar‖.32

Hasil belajar atau evaluasi hasil belajar merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran. ‖Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar
yang dicapai siswa‖.33 Jadi hasil belajar adalah prestasi yang dapat dihasilkan oleh
anak dalam usaha belajarnya, dalam tingkat yang sangat meggembirakan prestasi
tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, dimana cara tersebut dapat ditempuh
melalui beberapa usaha.

‖Dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan, yang diterbitkan oleh Badan


Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, hasil belajar tidak
semata-mata didapatkan dengan sendirinya, tetapi melalui usaha yang dilakukan oleh
seseorang, usaha yang dilakukan ada yang berasal dari dalam diri seseorang ,bahwa
secara psikologis ada dua macam faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil
belajar yakni faktor kognitif dan afektif siswa‖.34
Jika ditinjau dari faktor kognitif yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
(a) persepsi, (b) perhatian, (c) mendengarkan, (d) ingatan (e) kesiapan, (f) struktur
kognitif, (g) intelegensi, (h) kreativitas, dan (i) gaya kognitif. Sedangkan jika ditinjau

33
Sumiati, dan Asra. Meode Pembelajaran, (Bandun : Wacana Prima, 2008), hal. 20
34
Dimyati, Mudjiono. Belajara Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Hal 56
26

dari factor afektif yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah (a) motivasi dan
kebutuhan, (b) minat, (c) konsep diri, (d) aspirasi, (e) kecemasan, (f) sikap.35
Dengan demikian peranan faktor-faktor kognitif dan afektif tersebut sangat
mempengaruhi dalam hasil belajar siswa dapat berbentuk pengaruh sendiri-sendiri
maupun bersama-sama dan dapat secara langsung maupun tidak langsung, bahkan
ada salah satu faktor yang mempengaruhi satu faktor yang mempengaruhi faktor lain.

C. Penelitian Yang Relevan

Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang telah
dilakukan beberapa peneliti sebelumnya, yaitu:

Inaidi Septiar, Penerapan Enrichment Model Renzulli Sebagai Upaya


Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. (Penelitian
Tindakan Kelas Di Kelas Xi Ips 4 Sma Pasundan 2 Bandung). Menyimpulkan
bahwa siswa yang menerapkan metode Enrichment model Renzulli lebih baik
hasil belajarnya.36

D. Hakikat Sosiologi

1. Pengertian Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berart kawan, teman
sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan
diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie

35
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pebdidikan Nasional, Vol.IX Edisi Desember 2006. Hal. 897
36
Inaidi Septiar, Penerapan Enrichment Model Renzulli Sebagai Upaya
Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. (Penelitian Tindakan Kelas Di
Kelas Xi Ips 4 Sma Pasundan 2 Bandung).
27

Positive". Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi


dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.37

Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki


kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari
masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati
perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan
pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan
dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.38

a. Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian
dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19
mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan
perubahan sosial para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu
teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap
peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana
perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya
masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang
perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte
tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya
sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert
Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel,
Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-
masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari
masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.

37
DoylePaulJhonson diterjemahkan Oleh RobrtM.Z Lawang‖Teori Sosiologi Klasik Dan
Modern”:Jakarta,1980 PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal 5.
38
http:// www.wikipedia.Indonesia/hakikatsosiologi/.org.com.
28

b. Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan


Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan
fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial
sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
c. Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan
memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat
seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-
bagian yang tergantung satu sama lain.
d. Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang
menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan
perkembangan masyarakat.
e. Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang
berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi
penuntun perilaku manusia.
f. Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.

2. Pokok Bahasan Sosiologi

Pokok bahasan sosiologi ada empat:

a. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di
luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan
individu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu,
menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-
kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi
tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah),
yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
29

b. Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan


mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk
kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam
bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat
perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
c. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di
masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills,
dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat,
riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk
melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan (troubles) dan isu
(issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-
nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan
pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang
menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual
ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara
jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta
jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang
pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
d. . Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak
terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan
melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian
prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari
penilaian normatif.

3. Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari


masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan.
30

Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai
ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.

a. Empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang
hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
b. Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang
konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-
unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab
akibat sehingga menjadi teori.
c. Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian
diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
d. Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau
buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah
tersebut secara mendalam.

Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.

a. Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti
(eksakta) karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
b. Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu
normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa
yang seharusnya terjadi.
c. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam
perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied
science).
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan
konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa
dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
31

e. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta


mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia,
sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini
menyangkut metode yang digunakan.
g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai
gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.

E. Hakikat Interaksi Sosial

1. Pengertian Interaksi Sosial

Homans mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas


yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman
dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.

Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa


interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi
merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangannya.Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran
antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain
dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama
lain.‖ Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial
sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih
hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu
sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk
mempengaruhi individu lain‖.39

39
http://detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-iii-interaksi-sosial-dan-
dinamika.html
32

Pengertian Interaksi sosial menurut Bonner merupakan suatu hubungan antara


dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah
atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.

Pengertian interkasi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan


bahwa, interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam
interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat
melainkan terjadi saling mempengaruhi.

2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Syarat terjadinya interaksi sosial. terdiri atas kontak sosial dan komunikasi sosial.
Kontak sosial tidak hanya dengan bersentuhan fisik. Dengan perkembangan tehnologi
manusia dapat berhubungan tanpa bersentuhan, misalnya melalui telepon, telegrap
dan lain-lain. Komunikasi dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada
perilaku orang lain atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut.

Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor
imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan empati.

a. Imitasi merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap,


tindakan, atau tingkah laku dan penampilan fisik seseorang.
b. Sugesti merupakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan
seseorang kepada orang lain sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan
tanpa berfikir rasional.
c. Simpati merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada
orang lain karena penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
33

d. Identifikasi merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan


orang lain yang ditiru (idolanya)
e. Empati merupakan proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh
orang lain. Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang
lain.

Jika proses interaksi sosial tidak terjadi secara maksimal akan menyebabkan
terjadinya kehidupan yang terasing. Faktor yang menyebabkan kehidupan terasing
misalnya sengaja dikucilkan dari lingkungannya, mengalami cacat, pengaruh
perbedaan ras dan perbedaan budaya.

3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan


(competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian
(conflict). Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesaian. Mungkin
penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sernentara waktu, yang
dinamakan akomodasi (accomodation); dan ini berarti bahwa kedua belah pihak
belum tentu puas sepenuhnya. _ Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk
keempat dari interaksi sosial.

a. Proses-proses yang Asosiatif

1. Kerja Sama (Cooperation)

Beberapa sosiolog menganggap baliwa kerja sama merupakan bentuk interaksi


sosial yang pokok. Kerja sama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama
antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya
(yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya). Kerja
34

sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau
ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau
institusional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seorang atau segolongan
orang. Kerja sama dapat bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka waktu yang
lama mengalami kekecewaan sebagai akibat perasaan tidak puas karena keinginan-
keinginan pokoknya tak dapat terpenuhi karena adanya rintangan-rintangan yang
bersumber dari luar kelompok itu.
Dalam teori-teori sosiologi akan dapat dijumpai beberapa bentuk kerja sama yang
biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut
dibedakan lagi dengan kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama
langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual cooperation) dan
kerja sama tradisional (traditional cooperation). Kerja sama spontan adalah kerja
sama yang serta-merta. Kerja sama langsung merupakan hasil dari perintah atasan
atau penguasa, sedangkan kerja sama kontrak merupakan kerja sama atas dasar
tertentu, dan kerja sama tradisional merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau
unsur dari sistem sosial.

2. Akomodasi (Accomodation)

Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu
keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada
suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi
antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan
norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sebagai
suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu
pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Giilin,'-0 akomodasi adalah suatu pengertian yar`ig
digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-
hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi (adaptation) yang
35

dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses di mana
makhluk-makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya.
Akomodasi sebenarnya rnerupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu
sebagai berikut.
a. Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh
karena adanya paksaan. ;Coercion merupakan bentuk akomodasi, di mana
salah satu pihak berada dalarn keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan
pihak lawan.
b. Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang
terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
terhadap perselisihan yang ada.
c. Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-
pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
d. Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundanglah pihak
ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
e. Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan
dari pihak-pihak yang berselisih derni tercapainya suatu persetujuan bersama.
f. Toleration juga sering dinamakan tolerant-participation. Ini merupakan suatu
bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
g. Stalemate merupakan suatu akomodasi, di mana pihak-pihak yang
bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu
titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
h. Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
36

4. Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut.; ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan
atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memerhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses
asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memiliki syarat-syarat berikut ini.
a. Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, di mana
pihak yang lain tadi juga berlaku sama.
b. Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-
pembatasan.
c. Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.
d. Frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara
pola-pola asimilasi tersebut.
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah
sebagai berikut.
a. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (biasanya
golongan minoritas)
b. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan
sehubungan dengan itu sering kali menimbulkan faktor ketiga.
c. Perasaan 'takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
d. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu Iebih
tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
e. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri
dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
f. In group feelingyang kuat dapat pula menjadi penghalang berlangsungnya
asimilasi. In-group feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali
37

bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang


bersangkutan.
g. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas lain
yang dapat mengganggu kelancaran proses asimilasi adalah apabila golongan
minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
h. Kadangkala faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan
pertentangan-pertentangan pribadi juga dapat menyebabkan terhalangnya
proses asimilasi.

e. Proses Disosiatif

Proses-proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, yang


persis halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun
bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat
bersangkutan.Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahuan, oposisi atau proses-
proses yang disosiatif dibedakan dalarn tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.
a. Persaingan (Competition)

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, di


mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing niencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu
menjadi pusat perhatian urnum (baik perseorangan maupun kelompok
manusia) dengan cara nienarik perhatian publik atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa rnempergunakan ancaman atau
kekerasan.Tipe-tipe tersebut di atas menghasilkan beberapa bentuk
persaingan, yaitu sebagai berikut :

1. Persaingan di bidang ekononii timbul karena terbatasnya persediaan


apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen. Persaingan merupakan
salah satu cara untuk memilih produsen-produsen yang baik.
38

2. Persaingan kebudayaan
3. Persaingan kedudukan dan peranan
4. Persaingan ras:
a. Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang
kebudayaan.
b. Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa
fungsi, yaitu sebagai berikut.

F. Kerangka Berfikir

Keberhasilan belajar sosiologi bagi peserta didik sangat dipengaruhi oleh


berbagai faktor internal dan eksternal. Hasil belajar pada prakteknya selalu
mengutamakan aspek kognitif. Sehingga aspek afektif mengenai pemahaman nilai
kurang diperhatikan, oleh karaena itu penelitian ini berusaha mengevaluasi hasil
belajar secara menyeluruh. Tidak hanya aspek kognitif saja, melainkan ranah afektif
maupun aspek psikomotorik. Melalui pembelajaran sosiologi siswa memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan sosial yang dapat diaplikasikan dalam
kehidupannya, baik dalam tataran individu maupun kebutuhan untuk terlibat dan
berinteraksi dalam kehdupan masyarakat sehari hari. pembelajaran mengkalrifikasi
nilai atau Enrichment Model Renzulli model pembelajaran ini bertujuan untuk
penanaman wawasan terhadap siswa tentang pengetahuan umum yang belum mereka
dapatkan disekolah, dan membantu siswa agar mampu untuk berfikir kritis dan kreatif
dalam memecahkan sesuatu masalah.
39

Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran mengklarifikasikan


Enrichment Model Renzulli menggunakan metode diskusi dan menganalisis. Model
dari uraian diatas, secara ringkas dibuat krangka pemikiran penelitian sebagaimana
terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.4: Bagan Kerangka Berfikir

Pelajaran Sosiologi

Penanaman Model Pembelajaran


Wawasan Enrichment Model
Renzulli

Meningkatkan
Hasil Belajar
Siswa

Gambar tersebut diatas, menjelaskan dengan strategi model pembelajaran


Enrichment Model Renzulli menggunakan metode diskusi dan menganalisis
diharapkan siswa dapat bertambah wawasannya terhadap pengetahuan umum yang
belum mereka dapatkan di dalam kelas sehingga tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran Sosiologi dapat meningkat.
40

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara dan dapat dibuat


berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenaranya dalam sebuah
penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial apabila dilakukan dengan model pembelajaran Enrichment
Model Renzulli diskusi dan menganalisis dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
41

BAB III
METODOLOGI PENELITAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas An-Najah Kec. Rumpin
Kab Bogor. Penelitian ini berlangsung selama 4 minggu sejak tanggal 15
November 2012 - 10 Desember 2012. Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap
seluruh siswa kelas X-1 SMA An-Najah, sebanyak 24 siswa pada tahun ajaran
2012/2013.

B. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus


Penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan aktual
pembelajaran di kelas. ―Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang

41
42

dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan
pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut‖.40
Berbeda dengan Rochiati Wiriaatmadja dalam bukunya Metode Penelitian
Tindakan Kelas. ―Penelitian Tindakan Kelas yakni bagaimana sekelompok guru
dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri‖.41
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi sosiologi di
sekolah dengan pembelajaran dilakukan peneliti dan guru berperan sebagai
observer. Objek penelitian dalam hal ini adalah proses pembelajaran yang
merupakan interaksi antara guru, siswa, dan bahan belajar. Tujuan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki kondisi,
mengembangkan, dan meningkatkan mutu pembelajaran. ―Penelitian tindakan
kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yaitu dengan sistem per
siklus. Dimana setiap siklusnya mencakup empat tindakan penelitian yaitu:
perencanaan, pelaksanan (tindakan), observasi dan refleksi‖.42
―Perencanaan (Planning), pada tahapan ini terdiri dari rencana tindakan, serta
segala keperluan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mulai dari bahan
ajar, rencana pelaksanaan pengajaran yang mencakup metode mengajar serta
teknik atau instrument evaluasi, dipersiapkan pada tahap ini. Pelaksanaan
Tindakan (Acting), tahapan ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua
rencana yang telah dibuat, dan berlangsung di dalam kelas. Pengamatan
(Observing), kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan
tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan
hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan
yang dikembangkan oleh peneliti. Refleksi (Reflecting), merupakan tahapan untuk

40
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ), ( Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 13
41
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, ( Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2006 ), hal. 13
42
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ), ( Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 37
43

memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data kemudian


ditafsirkan, di cari eksplanasinya, di analisis, dan di sintetis‖.43

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )


Penelitian tindakan kelas adalah ―penelitian yang dilakukan oleh guru
dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3)
merefleksikan tindakan secara koloboratif dan partisipatif dengan tujuan
memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat‖.44

Menurut Kemmis, ―penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian


reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran praktik sosial mereka‖.45 Adapun McNiif memandang
―Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai bentuk penelitian refleftik yang
dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan
oleh masyarakat atau kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi,
partisipasi, dan koloboratif antara peneliti dengan kelompok sasaran‖.46

Dalam istilah bahasa Inggris penelitian tindakan kelas disebut Classroom


Action Reseach (CAR). Dari namanya sudah mengandung isi yang terkandung
didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas.
Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka da tiga
pengertian yang dapat kita terangkan .

a. Penelitian yang menunjukan pada suata kegiatan mencermati suatu obyek


dengan menggunakan cara dan aturan metodelogi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

43
Trianto, Panduan Lengkap ..., hal. 37
44
Ibid, hal. 9
45
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2010) , hal. 24
46
Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta :
PT Permata Puri Media, 2010), cet. 2, hal. 8
44

b. Tindakan menunjuk pada sutu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan


dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaan siklus unutk
kegiatan siswa.
c. Kelas dalam hal ini tidak terikan pada pengertian ruang kelas, tetapi
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istialah kelas
adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.47
Jadi PTK atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan
yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas, yang hakikatnya dilakukan dalam
rangkaian guna memecahkan masalah.

2. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Selain memiliki keunggulan, PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus


diperhatikan oleh guru disekolah. Prinsip tersebut diantaranya:

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar


b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan
sehingga mengganggu proses pembelajaran
c. Metodelogi yang digunakan harus cukup realibel sehingga hipotesis yang
dirumuskan cukup meyakinkan
d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup
merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya
e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata
krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan
sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi

47
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) ,
hlm, 2-3
45

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melaikan prespektif


misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerjasama antara guru dan
dosen).48

4. Model Penelitian Tindakan Kelas

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelelitian tindakan dengan


bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (refleksi).
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut
model penelitian tindakan kelas kemmis dan mc taggrat49

Bagan 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc


Taggrat

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

48
Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta :
PT Permata Puri Media, 2010), cet. 2, hal. 17
49
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik ), ( Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 30
46

Tahap I : Menyusun Rencana Tindakan (Planing)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaiman tindakan tersebut dilakukan. ―Dalam tahap penyusunan
rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti untuk merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung‖.50

Tahap II: Pelaksanaan Tindakan (Akting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan


implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan dikelas.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan
berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi pula harus
berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, berkaitan antara pelaksana
dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sikron dengan
maksud semula.

Tahap III: Pengamatan (observation)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.


Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan
kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya sedang terjadi. Oleh
karena itu, kepada guru pelaksana yang status sebagai pengamat agar melakukan
―pengamatan balik‖ terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
Sambil melakukan engmatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi
sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus
berikutnya.

50
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, ( Yogyakarta: DIVA Pers, 2009 ), hal. 50.
47

Tahap IV: Refleksi

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang


sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dngan peneliti
untuk mediskusikan implementasi rancangan tindakan. Apabila guru pelaksana
juga berstatus sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka
refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat
dirinya kembali melakukan ―dialog‖ untuk menemukan hal-hal yang sudah
dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara
cermat mengenali hal-hal yang msaih perlu diperbaiki. Jika penelitian tindakan
dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksasi terakhir, peneliti
menyampaikan rencana yang disarankan keppada peneliti lain apabila dia
mengentikan kegiatannya atau kepada diri sendiri apabila akan melakukan pada
kesmptan lain. Catatan-catatan penting yang dibuat sebaik rinci sehingga siapa
pun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai
kesulitan.51 Berikut adalah bagan prosedur penelitian metode pembelajaran
Enrichment Model Renzulli adapun rancangan penelitian adalah sebagai berikut

51
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) , hlm.16-
20
48

Bagan 3.2 Prosedur Penelitian Enrichment Model Renzulli

Penelitian Pendahuluan Observasi


Wawancara guru
Wawancara siswa

Sosialisasi pembelajaran dengan


Kegiatan Persiklus menggunakan metode pembelajaran
Enrichment Model Renzulli

Tahap Perencanaan
Planning
Siklus I Merancang pembelajaran dengan
Acting
model pembelajaran Enrichment
Observing Model Renzulli
Reflecting
Tahap Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan pembelajaran
Planning
Sosiologi sesuai dengan apa yang
Siklus II Acting sudah direncanakan
Observing
Tahap Observing dan Reflecting
Reflecting
Melakukan refleksi yang diperoleh
selama siklus I

Tahap Refleksi
Harapan : Meningkatkan hasil belajar Sosiologi siswa
pada materi Interaksi Sosial Mengadakan refleksiberdasarkan
analisis dan untuk perbaikan pada
pelaksanaan siklus II.
Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
pembelajaran Enrichment Model Renzulli yang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran Sosiologi.
49

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA An –Najah dengan
jumlah siswa 24 siswa. Pertimbangan pengambilan subjek penelitian ini dilakukan
pada kelas X-1 adalah pertimbangan dari nilai sosiologi yang di peroleh siswa
lebih rendah di banding kelas lainnya, selain itu menurut wawancara dengan guru
Sosiologi dan observasi langsung di kelas X-1, sebagian besar siswa sedikit nakal,
dan sulit di atur walaupun sebenarnya mereka pintar, dan memiliki kemampuan.
Dengan memilih kelas ini diharapkan pengaruh penerapan metode pembelajaran
terhadap hasil belajar Sosiologi siswa dapat signifikan terlihat dibandingkan
dengan siswa-siswa kelas lain yang memiliki kemampauan akademis yang tinggi.
Dengan hipotesis bahwa dengan menggunakan kelas yang standar diharapkan
pengaruh penerapan metode pembelajaran Sosiologi akan signifikan terlihat
hasilnya (gagal atau berhasil) dalam meningkatkan hasil belajar Sosiologi siswa.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Pada penelitian tindakan kelas, peneliti berperan sebagai pelaku penelitian.
Peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran sosiologi sebagai kolaborator
dan observer. Sebagai kolabolator yaitu membantu peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan refleksi, serta menentukan tindakan-
tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu
memberi penilalian terhadap peneliti dalam melakukan proses pengajaran dengan
menerapkan metode Enrichment Model Renzulli, mengamati aktivitas siswa
selama proses pembelajaran, dan menilai hasil belajar Sosiologi siswa setelah
diberikan Pre test dan Post test di setiap siklus. Untuk mencapai hasil penelitian
yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dibutuhkan solidaritas
yang kuat antara peneliti dengan guru mata pelajaran. Keduanya sama-sama
mempunyai peranan yang sangat penting.
50

E. Tahap Intervensi Tindakan


1. Pra Penelitian
Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan
kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya hingga
mencapai indikator keberhasilan. Adapun uraian-uraian dari tahap-tahap
penelitian diatas dimulai dengan Siklus I kemudian berlanjut ke Siklus II adalah
sebagai berikut :
a. Pengamatan keadaan kelas
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap
proses pembelajaran di kelas X-1 SMA An-Najah. Waktu pelaksanaan
observasi yakni satu minggu pada saat pembelajaran Sosiologi Observasi
awal yang diamati meliputi proses belajar mengajar, keadaan kelas,
fasilitas pembelajaran di kelas/sekolah serta strategi guru dalam
memberikan pengajaran.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran Saosiologi dan
siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai
proses pembelajaran Sosiologi, untuk mengetahui minat dan hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran Sosiologi, serta untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran
Sosiologi di kelas.
c. Refleksi
Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian pendahuluan (pra
penelitian) dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh pada
penelitian pendahuluan, setelah itu direfleksikan untuk memperoleh cara
yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat
diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran
selanjutnya.
51

2. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
1. Membuat RPP pada konsep ―Interaksi Sosial―.
2. Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar observasi
terhadap proses belajar yang telah ditetapkan.
3. Menyiapkan hand out wacana dan video untuk media pembelajaran siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan
Sebelum dilaksanakan tindakan, maka terlebih dahulu dilakukan observasi
terhadap kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran melalui tanya jawab di kelas
dan kesiapan piranti dalam proses belajar sesuai dengan secenario sebagai berikut

1. Melaksanakan Pre test


2. Penyampaian konsep ―Interaksi Sosial― melalui demonstrasi di depan
kelas sebagai pendahuluan.
3. Pelaksanaan metode Enrichment Model Renzulli, dimana siswa ,
diperkenalkan dengan penanaman wawasan yang menarik dengan
menganalisis pengetahuan umum yang dia sukai kemudian mengaitkannya
dengan materi dan selanjutnya mepresentasikannya.
4. Mendokumentasikan kegiatan penelitian di dalam kelas.

c. Observasi dan Evaluasi


Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar untuk memantau aktivitas
siswa. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat pamahaman siswa
terhadap konsep ―Interaksi Sosial melalui evaluasi Post Test pada akhir siklus.

d. Refleksi
Peneliti bersama guru mata pelajaran sosiologi yang bertugas sebagai
kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses
pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum
dengan konsep penelitian. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator
52

keberhasilan. Hasil observasi dan evaluasi tersebut selanjutnya digunakan untuk


merefleksi sampai sejauh mana kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan
pemahaman serta hasil belajar Sosiologii siswa.

3. Siklus II
Tahapan kegiatan dilakukan pada siklus II sama seperti pada siklus I, hanya
saja pada siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan tindakan guna mencapai
ketuntasan yang diinginkan. Adapun tahapan pada siklus II, sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan
1. Membuat desain recana pembelajaran dengan metode Enrichment
Model Renzulli di kelas, mekanisme observasi dan tes.
2. Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar observasi
terhadap proses belajar yang ditetapkan.
3. Membuat hand out wacana untuk media pembelajaran siswa.

b. Pelaksanaan
1. Melaksanakan Pre Test
2. Penyampaian konsep ― Interaksi Sosial ― melalui demonstrasi di depan
kelas sebagai pendahuluan.
3. Pelaksanaan model Enrichment Model Renzulli dimana siswa
memecahkan masalah melalui wacana yang berisi kalimat panjang dan
gambar secara berkelompok, masing-masing anggota dalam setiap
kelompok saling bekerja sama satu sama lain untuk dapat memecahkan
permasalahan, dengan membaca, lalu menganalisis dan membuat
laporan, setelah itu dipresentasikan didepan kelas.
4. Mendokumentasikan kegiatan penelitian di dalam kelas

c. Observasi
Pencatatan aktifitas siswa pada siklus II melalui lembar observasi dan
catatan lapangan, serta pemberian tes evaluasi belajar siklus II.
53

d. Refleksi
Refleksi pada siklus II, merupakan pengevaluasian hasil belajar siklus II
berupa Post Test untuk mendapatkan kesimpulan guna tercapainya
pembelajaran yang baik dan efektif.

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas dalam penerapan metode
pembelajaran Enrichment Model Renzulli adalah untuk meningkatkan pemahaman
dan wawasan konsep siswa sehingga hasil belajar Sosiologi siswa kelas X-1
SMAN An-Najah Rumpin Bogor meningkat. Adapun ketuntasan belajar 70%
siswa yang di harapkan yang sesuai dengan nilai KKM yaitu 75.

G. Data dan Sumber Data


Data dan sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu :
1. Data kualitatif : hasil observasi guru dalam proses belajar mengajar, hasil
wawancara responden siswa, hasil wawancara guru mata pelajaran
sosiologi hasil observasi aktivitas siswa, dan catatan lapangan.
2. Data Kuantitatif : nilai tes siswa ( pre test dan post test )
3. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru mata
pelajaran dan peneliti.

H. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian


1. Instrumen Tes
Tes tertulis ini berupa test awal (Pre Test) dan Tes Akhir (Post Test). Tes
awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada
siswa, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah. Sedangkan tes akhir
(Post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah
diajarkan kepada siswa, dan biasanya naskah post test ini dibuat sama dengan tes
awal. Soal terdiri dari beberapa kognitif yang terdiri dari :
54

―Pengetahuan (C1), jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan


kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang lebih dipelajarinya. Pemahaman
(C2), meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima. Aplikasi
atau penerapan (C3). Adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode
yang dipelajarinya pada situasi baru atau konkret. Analisis (C4), meliputi
kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-
komponenya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen
onformasi tersebut, sehingga menjadi jelas. Sintesis (C5), kemampuan untuk
mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi satu padu. Evaluasi
(C6), adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu persyaratan,
uraian, pekerjaan, berdasarkan criteria tertentu yang ditetapkan‖.52
Siklus I dan siklus II terdiri dari 40 butir soal pilihan ganda. Alasan peneliti
memilih soal pilihan ganda (PG) sebagai acuan dalam penilaian tertulis, karena
waktu jam pelajaran yang terbatas, sedangkan tes awal (pre test) dan tes akhir
(post test) harus dilaksanakan pada setiap siklus, selain itu dipilihnya alternatife
tes pilihan ganda (PG) untuk mempermudah siswa dalam menemukan jawaban,
karena terdiri dari beberapa alternatif jawaban.
Tes tertulis ini berupa tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Tes awal
(pre tets) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberkan kepada
peserta didik, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah.
Sedangkan tes akhir (post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong
penting yang telah diajarkan kepada para peserta didik dan biasanya naskah tes
akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.
Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif berbentuk pilihan ganda sebanyak 20
soal setiap siklusnya. Jika benar mendapatkan poin 1 , dan jika salah mendapatkan
poin 0.

52
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, ( Jakarta : Gaung Persada
Press, 2009 ), hal.28
55

2. Instrumen Non test

Dalam instrument non test yang digunakan adalah sebagai berikut :


a. Lembar observasi
― Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk
mencapai tujuan tertentu‖.53
Lembar observasi yang digunakan terdiri dari tes perbuatan berupa
penilaian. Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai
aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas.
b. Catatan lapangan
Catatan lapangan diperlukan untuk mengamati seluruh kegiatan selama
proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang
aspek pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi
guru dengan siswa, dan aspek lainnya yang pelu dicatat.
c. Lembar wawancara
―Wawancara adalah salah satu bentuk evaluasi jenis non tes yang
dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun
tidak langsung‖.54
Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa
serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan
pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara
setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
metode Enrichment Model Renzulli terhadap hasil belajar sosiologi pada
pokok bahsan interaksi sosial. Wawancara dilakukan kepada guru mata
pelajaran dan siswa sebelum dan sesudah penelitian.

53
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), ( Bandung : Remaja
rosdakarya, 2009 ), hal. 153
54
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur …........, hal. 15
56

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Tes yang dilakukan pada setiap siklus yaitu sebelum pembelajaran (pre
test) dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai
materi yang akan disampaikan sebelum dilakukan pembelajaran. Tes yang
dilakukan sesudah pembelajaran (Post Test) pada akhir siklus untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah dilakukan pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Enrichment Model Renzulli.
Pre Test dan Post Test dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya metode
pembelajaran Enrichment Model Renzulli
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam
pembelajaran di kelas ketika menggunakan model pembelajaran
Enrichment Model Renzulli. Lembar observasi ini berupa penilaian
aktivitas siswa di kelas ketika diterapkannya model pembelajaran
Enrichment Model Renzulli.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui keadaan siswa dan guru
ketika proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berisi tentang
pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru
dengan siswa, dan aspek lainnya yang peru dicatat.
4. Wawancara
Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa
serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan
pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara
setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran Enrichment Model Renzulli terhadap hasil belajar siswa.
57

J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan (Trusworthiness) Studi


Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel (subjek)
yang telah ditetapkan, dalam hal ini diluar subjek yang sudah ditetapkan yakni
kelas X. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen
tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.

1. Uji Validitas
a. Uji Validitas Untuk Hasil Belajar
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Dalam Bahasa Indonesia ―valid disebut dengan istilah sahih‖. ―Sebuah
item tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor
total. skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah‖. 55
Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang
tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran
ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item
digunakan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas instrumen tes hasil belajar
siswa , peneliti menggunakan rumus korelasi bisentral :

Keterangan :

= koefisen kolerasi biserial antara sekor butir soal no I


dengan sekor total
= rata-rata sekor total semua responden
= rata-rata sekor total semua responden
= standar deviasi sekor todal semua responden
= proporsi jawaban benar untuk semua butir nomor i
= proporsi jawaban salah untuk semua butir nomor i

55
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008 ),
hal.65
58

Berdasarkan uji validitas menggunakan program ANNATES untuk soal


kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran Sosiologi pada materi,
interaksi sosial, peroleh butir soal yang valid adalah 2, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15,
16,18,19, 20, 22, 24 ,25, 26 ,27, 28 ,29, 30, 31, 32,

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Soal


No Jenis Tes Jumlah Butir Jumlah Soal
Soal yang Valid

1 Tes pemahaman siswa


siklus I
40 20

2 Tes pemahaman siswa


siklus II

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
memberikan hasil yang tetap. untuk menghitung besarnya reliabilitas instrumen
hasil belajar peneliti menggunakan rumus kuder Richardson ( K – R 20 ) sebagai
berikut :56

56
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta :
Bumi Aksara, 2006 ), hal. 208
59

r11 = k S² – Σpq
k-1 S²

Keterangan :
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item yang benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item yang salah
( q= 1- p)
Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
S² : Varians tes

Adapun criteria pengujian :


rii : 0,91 – 1,00 = Sangat Tinggi
rii : 0,71-0,90 = Tinggi
rii : 0,41-0,70 = Cukup
rii : 0,21-0,41 = Rendah
rii : < 0,21 = Sangat Rendah

Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan program ANNATES untuk


soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran Sosiologi Materi
Interaksi sosial :

Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal


No Jenis Tes Reliabilitas Kategori
1 Tes pemahaman siswa
siklus I 0,90 Tinggi
2
Tes pemahaman siswa
siklus II
60

3. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang,
atau sukar digunakan rumus sebagai berikut :57

P=B
JS
Keterangan :
P: Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal
B: Jumlah siswa yang menjawab benar
JS:Jumlah siswa dari masing-masing kelompok yang menjawab
soal
Adapun Kriteria tingkat kesukaran soal :
0,00-0,30 : Sukar
0,30-0,70 : Sedang
0,70-1,00 : Mudah

Berdasarkan uji tingkat kesukaran menggunakan program ANNATES untuk


soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran Sosiologi Materi Interaksi
sosial diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3 Uji Tingkat Kesukaran


Jumlah Butir Soal
No Jenis Tes Sukar Sedang Mudah

1 Tes pemahaman siswa siklus I


0 23 17
2 Tes pemahaman siswa siklus II

57
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta :
Bumi Aksara, 2006 ), hal. 208
61

4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus :

D=

Keterangan :
D : Daya Pembeda
: Banyak peserta kelompok atas yang menjawabenar
: Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
: Banyak peserta kelompok atas
: Banyak peserta kelompok bawah
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun criteria nya sebagai berikut :


0,00-0,20 = Buruk
0,21-0,40 = Cukup
0,41-0,70 = Baik
0,71-1,00 = Baik Sekali

Tabel 3.4 Daya Pembeda

No Butir Kel. Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)


Atas
1 7 7 0 0.00
2 7 3 4 50.00
3 7 7 0 0.00
4 7 8 -1 -12.50
5 5 7 -2 -25.00
6 8 4 4 50.00
7 8 2 6 75.00
8 7 5 2 25.00
62

9 6 0 6 75.00
10 8 3 5 62.50
11 7 4 3 37.50
12 5 3 2 25.00
13 8 4 4 50.00
14 6 4 2 25.00
15 8 5 3 37.50
16 8 2 6 75.00
17 8 7 1 12.50
18 8 0 8 100.00
19 8 0 8 100.00
20 7 3 4 50.00
21 8 3 5 62.50
22 8 0 8 100.00
23 8 5 3 37.50
24 5 2 3 37.50
25 7 1 6 75.00
26 6 1 5 62.50
27 8 5 3 37.50
28 8 2 6 75.00
29 7 1 6 75.00
30 7 3 4 50.00
31 7 3 4 50.00
32 6 4 2 25.00
33 7 5 2 25.00
34 7 1 6 75.00
35 7 4 3 37.50
36 4 6 -2 -25.00
37 7 3 4 50.00
38 7 6 1 12.50
63

39 5 7 -2 -25.00
40 8 3 5 62.50

5. Skor N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru.Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus
Meltzer.

Dengan kategori :
g tinggi : nilai ( g ) > 0.70
g sedang : 0.70 > ( g ) > 0.3
g rendah : nilai ( g ) < 0.3

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis


Analisis data dari kualitas proses pembelajaran dilakukan secara deskriptif,
dengan menentukan frekuensi munculnya interaksi dari masing-masing komponen
dengan kriteria keberhasilan muncul pada masing-masing komponen minimal
pada kategori cukup. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan
peneliti untuk menguraikan data yang di peroleh agar dapat dipahami bukan hanya
oleh peneliti tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data
yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi
kegiatan siswa pada proses pembelajaran dan catatan lapangan. Dalam penelitian
tindakan kelas ini analisis data yang dilakukan berupa analisis kuantitatif.

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan


Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapan-
tahapan dalam setiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, tindakan,
64

pengamatan/pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan


perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi
peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan
tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran.
65

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN


PEMBAHASAN

A. Pendahuluan Penelitian
Sebelum peneleti melakukan model pembelajaran dan melaksanakan
penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan observasi awal di SMA An Najah
Rumpin kabupaten Bogor, untuk memenuhi kebutuhan penulis pada saat
melaksanakan penelitian. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai
situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Analisis kegiatan ini
meliputi wawancara dengan guru mata pelajaran sosiologi, dan siswa kelas X-1,
serta melakukan observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sosiologi di
kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran
ekonomi di SMA An Najah Rumpin Kabupaten Bogor khususnya pada kelas X-1.

Penulis melakukan wawancara dengan guru Sosiologi, Ibu Jahrotun Nufus ,


S.sos.I pada tanggal 15 November 2012. Pukul 09.45 bertempat di ruang guru.
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran sosiologi di
kelas X-1, dan mengetahui hasil belajar sosiologi siswa. Berdasarkan wawancara
tersebut diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran sosiologi yang selama
ini digunakan adalah dengan metode ceramah, dan kurang efektifnya diskusi

65
66

kelas, serta kurangnya penanaman wawasan terhadap siswa, pembelajaran lebih


menitikberatkan pada pengerjaan tugas LKS yang banyak. Guru menganggap
gaya belajar masing-masing siswa berbeda-beda sehingga membuat guru sukar
menemukan metode pembelajaran yang tepat yang disukai oleh siswa. Selain itu
sikap siswa cenderung pasif dalam belajar sosiologi sehingga kurang adanya
interaksi antara guru dan siswa, yang berujung pada hasil belajar sosiologi siswa
yang rendah, terutama pada materi interaksi sosial. Kemudian guru pun jarang
menggunakan media serta alat-alat yang menunjang dalam proses pembelajaran
sosiologi, salah satunya, guru tidak mampu menggunakannnya di karenakannya
minimnya pengetahuan guru mengenai Teknologi baik berupa in fokus maupun
OHP. Yang membuat para siswa dalam kondisi yang membosankan dalam proses
pembelajaran.
Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas X-1 sebagai kelas yang cocok
untuk diadakan penelitian, terkait dengan permasalahan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran sosiologi pada bab interaksi sosial. Dalam pengamatan ini terlihat
sikap siswa dari sebagian besar siswa di kelas kurang memiliki prestasi yang lebih
dibandingkan dengan kelas lain. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian sosiologi
pada bab interaksi sosial siswa masih banyak yang di bawah KKM. Dalam proses
pembelajaran, masih banyak siswa yang takut untuk bertanya pada guru,
kemudian semangat belajar siswa pun kurang, dan tidak memperhatikan guru saat
guru menerangkan.

Selanjutnya peneliti mewawancarai 12 orang siswa kelas X- 1yang dijadikan


sebagai sampel untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran sosiologi di
kelas. 15 orang siswa yang dipilih untuk di wawancarai berdasarkan peringkat di
kelas, 6 siswa peringkat teratas, dan 6 siswa peringkat terbawah, terutama pada
mata pelajaran sosiologi. Tujuan wawancara dengan siswa adalah untuk
mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sosiologi , faktor-
faktor yang mempengaruhi proses belajar serta penggalian informasi tentang
metode belajar yang diminati siswa. Dari hasil wawancara tersebut tercatat 7
orang siswa yang tidak menyukai pelajaran sosiologi, dan 5 orang siswa kurang
67

menyukai pelajaran sosiologi. Alasan dari siswa yang kurang menyukai pelajaran
sosiologi adalah karena guru menjelaskan materi tidak dimengerti oleh siswa
lainnya dan kurangnya penanaman wawasan terhadap siswa dan dari 12 siswa
tersebut mereka merasakan kejenuhan dalam belajar sosiologi dikarenakan
metode yang dipake oleh guru hanyalah metode ceramah dan kurangnya metode
diskusi terhadap siswa serta kurannya dalam menggunakan media.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada guru mata pelajaran


sosiologi, serta siswa, dapat disimpulkan bahwa beberapa hambatan yang telah di
paparkan diatas dapat menjadikan siswa menjadi malas untuk mempelajari
pelajaran sosiologi, karena pembelajaran yang dilakukan masih konvensional
dengan metode ceramah, serta pemberian tugas yang banyak, pembelajaran yang
tidak berpusat pada siswa, yang dapat mengaktifkan siswa, dan pembelajaran
bersifat text book. Serta kurangnnya wawasan guru dalam menerangkan materi
dan kurangnnya guru mengaitkan materi dengan realitas sosial yang memmbuat
hasil belajar siswa berkurang serta kurangnya penggunaan media dalam
penyampaian materi yang membuat siswa menjadi jenuh terhadap pelajaran
sosiologi.

B. Interprestasi Hasil Analisis


1. Tindakan Pembelajaran Siklus 1
a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan sklus 1 adalah peneliti


Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) dilengkapi dengan lembar
observasi untuk setiap pertemuan dan pedoman wawancara yang sebelumnya
yang sebelumnnya sudah dilakukan sebelum tindakan.

Pada siklus I ini, peneliti menanyakan kepada siswa tentang apa


kegemarannya dan kesukaannya, karena model pembelajaran yang akan peneliti
sajikan kepada siswa adalah penanaman wawasan agar selarasnya dengan model
pembelajaran yang peneliti terapkan yaitu Enrichment Model Renzulli, serta
peneliti membagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk melaksanakan diskusi
68

tentang masalah – masalah sosial yang disukainya. Penelitian dilaksanakan


dikelas X 1 yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 13 laki – laki dan 11
perempuan.

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan
menggunakan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli. Siklus pertama ini
dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26 November. Pada pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 19 November 2012 pada pukul 07.30 – 08.45 di kelas
X 1, dengan membahas materi interaksi sosial secara sistematis proses
pembelajaran siklus I dapat di gambarkan sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

Sebelum melakasanakan pembelajaran guru ( peneliti ) meminta kepada


ketua kelas menyiapkan teman – temannya untuk berdoa, setelah
berdoa guru mengabsen kehadiran siswa serta memperkenalkan diri
kepada siswa. Guru terlebih dahulu mengkondisikan kelas dengan
mengakrabkan diri kepada siswa agar terciptanya kelas yang kondusif,
kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran
yang akan di gunakan dalam proses pembelajaran. Setelah itu untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa terhadapa materi yang akan di
ajarkan, guru melakasanakan uji pre test.

2. Kegiatan Inti

Pada pertemuan awal dimulai dari guru membagi kelompok, dan


menggolongkan siswa yang unggul dalam bidang sosiologi kemudian
menggambungkannya dengan siswa – siswa lainnya, kelompok terdiri
dari 4-5 orang tergolongnya siswa biasa dengan siswa unggul . Setelah
dibagi kelompok guru menerangkan tentang pengertian interaksi
sosial, agar terciptanya suatu kelas yang aktife dan siswa mampu
menganalisis , guru menerangkannya dengan melibatkan siswa untuk
69

bertanya atau pun berargumen, dengan cara mengkaitkan topik dengan


peristiwa yang mereka suka.

Pada pertengahan pelaksanaan kegiatan, guru mengajak siswa untuk


keruang multimedia, untuk menyaksikan video dan menganalisisnya.
Kemudian guru meminta perwakilan dari kelompok untuk memilih
video yang akan diduiskusikan dan dianalisis kemudian guru
memberikan tugas kepada masing – masing kelompok siswa untuk
mencari masalah dari video yang ditayangkan kepada siswa dan
mengaitkannya dengan materi interaksi sosial, kemudian guru
menayangkan kepada siswa video yang mereka pilih . Setelah selasai
menyaksikan video guru mengarahkan kepada siswa untuk berdiskusi,
dan peran siswa unggul disini adalah sebagai tutor yang mengarahkan
teman siswa lainya untuk menganalisis dan mengaitkan masalah dengan
materi yang disajikan. Dan tugas guru ( peneliti ) disini adalah
mengawasi dan menjelaskan kepada kelompok siswa yang mengalami
kesulitan. Berhubung dengan keterbatasan waktu yang telah ditetapkan
2 x 45 menit maka proses pembelajaran di hentikan sementara dan
dilanjutkan pada pertemuan ke dua.

3. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan akhir ini,guru memberikan sedikit kesimpul mengenai


materi yang disajikan dan guru mengarahkan siswa untuk melengkapi
tugas hasil analisisnya untuk dipersentasikan pada pertemuan kedua.

Berikutnya pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26


November 2012 yang dlakukan pukul 07.30 - 08.45 yang bertempat di kelas X1.
Dengan melanjutkan kembali proses dan metode pemblajaran pada pertemuan
pertama
70

1. Kegiatan Pembuka

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu guru dan


menunjuk ketua kelas menyiapkan kawan – kawannya untuk berdoa
terlebih dahulu. Sebelum melakasanakan pembelajaran guru ( peneliti )
meminta kepada ketua kelas menyiapkan teman – temannya untuk
berdoa, setelah berdoa guru mengabsen kehadiran siswa serta dan
mengkondusifkan kelas. Sebelum melaksanakan persentasi, terlebih
dahulu siswa diarahkan untuk merapikan kelas dan duduk sesuai
kelompoknya masing - masing dan Guru menanyakan kembali kepada
siswa tentang hasil dari analisinya untuk di persiapkan untuk
dipersentasikan.

2. Kegiatan Inti

Pelaksaanaan kegiatan di pertemuan kedua ini adalah kelanjutan dari


pertemuan pertama, Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru
menanyakan hasil dari diskusi analisis video kemarin, pada pertemuan
kedua ini kelompok siswa mempersentasikan hasil analisis videonya.
Dan peran siswa unggul di sini adalah menunjuk kawannya yang
mempunyai ke unggulan yang biasa- biasa saja untuk mempersentasikan
hasil videonya , kemudian setelah itu guru memanggil kelompok siswa
yang pertama untuk mempersentasikan hasil analisis videonya.

Pada di pertengahan kegiatan ini, guru disini berperan sebagai


penengah dalam diskusi untuk tidak keluar dari pokok pembahasan dan
guru menyimpulkan hasil diskusi disetiap satu kelompok yang
mempersentasikan selesai.

3. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan akhir. Setelah presentasi siswa selesai. Guru memberikan


ulasan tentang permasalahan ketika metode pembelajaran berlangsun,
dan apa saja kekurangannya serta kelebihannya, guru bersama siswa
71

menyimpulkan inti dari enrichment model Renzulli . sebagai refleksi diri


siswa, bagaimankah langkah yang harus mereka perbuat kedepan dari
hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan mengenai interaksi sosial.
Untuk mengetahu keberhasilan dalam hasil belajar guru ( peneliti ),
mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap materi yang disampaikan
melalui post test yang dilakukan oleh seluruh siswa. Dan soal pretest
dan post test yang di ujikan sama , sehingga emungkinkan siswa untuk
memprediksi kebenaran jawabannya pada saat post test berlangsung.

Berdasarkan tindakan yang dilakukan pada siklus I, baik pada pertemuan


pertama maupun pertemuan kedua merupakan optimalisasi tindakan dari model
pembelajaran Enrichment Model Renzulli yang dilakukan pada siklus I. Agar
siswa dapat menyerap materi dengan baik dan menambah wawasan siswa
terhadap sosiologi serta terlaksananya pembelajaran yang kondusif dan aktif
dengan menggunakan model pembelajaran Enrichment Model Renzull.

c. Tahap Observasi

1. Catatan Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus I
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Enrichment Renzulli
diperoleh catatan lapangan sebagai berikut :

Pada saat pembelajaran kelompok berlangsung, suasana kelas masih kurang


kondusif. Dari pengamatan penulis, ada beberapa siswa yang tidak membantu
teman satu kelompok, jadi pekerjaan kelompok nya masih mengandalkan teman
yang pintar saja. Namun dalam kegiatannya masing-masing kelompok sudah
menganalisis Video berdasarkan ketentuan model Renzulli, misalnya memecahkan
masalah dengan cara berdiskusi .

Setelah selesai pengajaran siswa diberikan tugas kelompok menganalisis dan


mengaitkan video dengan materi interaksi sosial, dalam pengamatan guru (
peneliti ) didapatkan beberapa kelompok siswa masih sulit untuk menganalisis
72

dan mengaitkan video dengan materi interaksi untuk di persentasi di depan


kelas pada pertemuan ke 2, pada saat pertemuan kedua berlangsung siswa diminta
untuk mempresentasikan tugas pada pertemuan pertama, dan dalam pertemuan
kedua ini pengamatan melihat masih ada perwakilan siswa unggul yang masih
terlihat malu-malu dalam mempresentasikan hasil diskusi mereka. Seharusnya
persentasi dilakukan secara bergantian. Kemudian diskusi masih terlihat pasif
karena kurangnya Tanya jawab yang diajukan oleh siswa kelompok lain kepada
kelompok siswa yang persentasi.

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan saat penelitian Siklus I


dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan dengan menerapkan model
pembelajaran Enrichment model Renzulli pada siklus I belum sesuai dengan
perencanaan yang dibuat. Hal ini disebabkan siswa bingung karena belum terbiasa
dengan langkah-langkah model pembelajaran Enrichment model Renzulli
sehingga belum menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dalam
penanaman wawasan terhadap siswa.

2. Wawancara

Setelah pelaksanaan tindakan Siklus I selesai, dilakukan wawancara, di luar


kelas pada pukul 09.40. Wawancara dilakukan kepada 5 orang siswa, yang
tergabung dalam satu kelompok dalam penelitian. Pencatatan dilakukan oleh
peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dalam satu kelompok yang
dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut di peroleh data secara garis besar :

a) Siswa masih kurang dalam menganalis permasalahan. Akan tetapi siswa


merasa senang dengan adanya pembelajaran dengan menggunakan video,
dan siswa merasa senang dengan bertambahnya wawasan yang disajikan
dalam bentuk video.
b) Sebagian besar siswa senang dengan metode pembelajaran yang santai
dan mereka lebih tertarik model pembelajaran berdiskusi serta diselipi
dengan penanaman wawasan didalamnhya.
73

c) Siswa merasa senang dengan bertambahnya wawasan mereka dalam


bidang sosiologi khusunya pada bab interaksi sosial ini, karena menurut
mereka proses pembelajarnya menarik dan tidak terlalu terpatok pada
pokok materi.
d) Masih malu-malu dalam Tanya jawab pada saat diskusi, karen
e) Merasa takut jika salah bertanya, dan menjawab pertanyaan.

Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa


menyukai model pembelajaran Enrichment Model Renzulli. Dengan pembelajaran
menggunakan model Enrichment ini siswa mampu berfikir kreatif dan kritis
dalam serta bertambahnya wawasan mereka untuk dapat meningkatkan
kemampuan kognitifnya.

3. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil test (Pre Test dan Post Test) yang diperoleh pada siklus I,
mengenai konsep Uang dan Sistem Standar Moneter dengan jumlah siswa
sebanyak 24 orang dalam satu kelas dengan menggunakan model pembelajaran
Enrichment Model Renzulli. Data nilai Pre Test , diperoleh dari hasil test sebelum
siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya model pembelajaran
Enrichment Model Renzulli, serta nilai Post Test diperoleh dari hasil belajar siswa
setelah diterapkannya model pembelajaran Enrichment. Data nilai Pre Test dan
PostTtest tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pre Test dan Post Test Siklus I


NAMA SISWA PRETES POSTES N-GAIN KATEGORI
AABDUL WAFDAN LUBIS 45 55 0.18 RENDAH
AFROH NAJIAH 70 80 0.33 SEDANG
AHMAD GUSTI SUBAGJA 70 75 0.17 RENDAH
AISYAH PUTRI UTAMI 70 75 0.17 RENDAH
AJAT SUDRAJAT 40 55 0.25 RENDAH
AKMALUDIN 45 75 0.55 SEDANG
ALIFRIZKI MAULANA 45 65 0.36 SEDANG
74

ALMA FAIRUZ 70 75 0.17 RENDAH


ARIZ ZULFIKAR 50 60 0.20 RENDAH
AYU MARIATUL QIBTIYAH 65 75 0.29 RENDAH
DEFRIZAL DERIYANA 70 80 0.33 SEDANG
DIANA KAMILA 70 75 0.17 RENDAH
GUSTIAWAN 65 70 0.14 RENDAH
HAQSIR VENNY SINTIA 50 60 0.20 RENDAH
HUSNUL KHOTIMAH 70 75 0.17 RENDAH
KHAFI SUNGKAR 50 60 0.20 RENDAH
LAILI ARFIANI 60 80 0.50 SEDANG
MONICA FITRIASIH KARTIKA
MAUNINGRUM 70 75 0.17 RENDAH
NISFAH NURFADILA 75 80 0.20 RENDAH
RIFKI AMILUDIN 55 60 0.11 RENDAH
SITI KOMALA SARI 40 70 0.50 SEDANG
SYAIFUL AMRI 45 65 0.36 SEDANG
ULFA HABIBAH 70 75 0.17 RENDAH
YUDI SUKMA PRAYOGA 55 60 0.11 RENDAH
Jumlah 1415 1675 0.25 RENDAH
Terkecil 40 55
Terbesar 75 80
Jumlah 1415 1675
Rata-rata 58.96 69.79

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai
terbesar adalah 75, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah 1415, dan rata-rata
58.96. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 80, dan nilai terkecil adalah 55
dengan jumlah 1675, dan rata-rata sebesar 69.79. Dengan begitu ketuntasan hasil
belajar dapat di lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 75 yang diperoleh
pada siklus I adalah 69.79 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran Enricment Renzulli ini meningkat. Jika diukur dengan N-Gain,
kemempuan siswa sebesar 0,25 kategori rendah. Namun penelitian ini harus
dilanjutkan pada siklus II, karena belum mencapai ketuntasan hasil belajar (70%
siswa mencapai nilai lebih dari KKM 75) yang diharapkan oleh peneliti.
75

d. Tahap Refleksi

Tahapan refleksi pada siklus I ini, bahwa kegiatan dengam model


pembelajaran Enrichment Model Renzulli dapat membantu siswa dalam
menganalisis apa yang mereka dapat informasi dari apa yang merka simak,
mereka baca, mereka dengar, dan mereka tulis sehingga menjadi satu kesatuan
yang utuh yang dapat menggabungkan sebuah ingatan yang baik dan akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya, dan mampu membiasakan siswa
untuk belajar mandiri, dan dengan model pembelajaran Enrichment Model
Renzulli ini juga dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi siswa.

Pada model pembelajaran Enrichment Model Renzulli siklus I ini masih


terdapat kekurangan, diantaranya :
1) Masih ada siswa yang tidak menyimak video yang pada saat pemutaran
oleh guru/penelit.i selanjutnya guru/peneliti mempertegas kepada siswa
agar menyimak video agar mudah untuk di analisis
2) Siswa tidak mampu untu berfikir kreatif dan kritis dikarenakan
kurangnya wawasan siswa dalam pengetahuan umum yang disukai
siswa. Selanjutnya guru/peneliti memberika arahan dan memgabungkan
materi dengan pengeahuan umum.
3) Ketika belajar kelompok suasana kelas kurang kondusif, untuk
selanjutnya guru/peneliti harus bersikap lebih tegas dan memperhatikan
gerak-gerik murid.
4) Ketika belajar kelompok maupun diskusi kelas, masih banyak siswa yang
kurang memiliki rasa tanggung jawab, adanya anggota kelompok lainnya
yang tidak aktif dalam pengerjaan tugas kelompok serta masih kurang
beraninya siswa dalam mengutarakan pendapatnya atau malu-malu, untuk
selanjutnya guru harus memotivasi siswa agar berani untuk mengutarakan
pendapatny.
5) Pada saat pengerjaan tugas kelompok, siswa mengabaikan tugasnya
kemudian mereka bercanda, selanjutnya guru/peneliti mempertegas pada
76

murid-murid untuk bergabung dengan kelompoknya dan mebantu teman


kelompoknya terlebih dahulu sebelum persentasi.
6) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat di maksimalkan agar di akhir
pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan.

Berdasarkan hasil belajar serta refleksi yang dilakukan untuk siklus II perlu
diadakan perbaikan dalam pembelajaran, diantaranya :
1) Perlu ditingkatkan penanaman wawasan dan memotivasi siswa agar
berfikir kreatif dan kritis serta berani untuk bertanya baik ketika proses
pembelajaran maupun ketika berdiskusi kelas berlangsung.
2) Diberikan ketegasan ketika berdiskusi kelompok, maupun diskusi kelas.
3) Diberikan ketegasan untuk materi setelah selesai dijelaskan.
4) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat dimaksimalkan agar di akhir
pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II

a. Tahap Perencanaan.
Kegiatan pada siklus II, dilaksanakan pada hari senin, 5 Desember – 10
Desember 2012 pembahasan masih sama dengan sklus I yaitu Interaksi Sosial,.
Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi pada
siklus I.

Tahap perencanaan pada siklus II ini tidak jauh bedanya dengan siklus I yaitu
dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ini sama dengan Siklus I dikarenakan
indikatornya sama dan dibuat 4 x pertemuan, untuk 2x pertemuan siklus1 dan 2x
siklus 2 , dilengkapi dengan lembar obsevasi, dan pedoman wawancara.

Berdasarlkan hasil dari refleksi siklus 1, pada siklus 2 proses pembelajaran


harus lebih diarahkan kepada perbaikan yang telah disusun pada siklus 1.
Perbaikan – perbaikan yang ada pada siklus 1diterapkan pada siklus 2. Dengan
merubah beberapa peraturan pembelajaran pada sisklus 1. Contohnya,
77

pengarahan kepada setiap siswa untuk tetap berfikir kreatif dan mampu berfikir
keritis dalam menganalisis dari subah permasalahan dalam berdiskusi.

Target yang ingi dicapai pada siklus2 adalah meningkatkan hasil belajar siswa
dilihat dari nilai posttest dan pretest yang dilakukan di siklus I dan siklus II.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklusII ini berlangsung selama 2 kali pertemuan.


Perbaikan – perbaikan pada siklus I mulai diterapkan pada awal pertemuan dan
perbedaanya terletak pada penggunaan media, pada siklus I siswa menganalisis
video namun pada siklus II ini siswa mengalisis tentantang artikel yang disajikan
oleh guru.

c. Tahap Observasi
1) Catatan Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus
II berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Enrichment Model
Renzulli, diperoleh catatan lapangan sebagai berikut : Pada saat pembelajaran
kelompok berlangsung suasana kelas sudah kondusif, hal ini terjadi karena siswa
sudah mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan pembelajaran sosiologi bab
interaksi social di kelas yang menggunakan model pembelajaran Enrichment
Model Renzulli. Dalam kerja kelompok terlihat masing-masing siswa dalam satu
kelompok saling bergotong royong dalam menganalisis artikel yang diberi guru
(peneliti). Semua siswa dalam kelompok saling berdiskusi untuk mencari pe
masalah dan memecahkan permasalahan dengan mengaitkannya dalam materi
interaksi social yang ada di artikelnya kemudian di presentasikan. Saat diberikan
tugas kelompok masing-masing perwakilan kelompok yaitu sebagai siswa unggul
dalam bidangnya untuk mempresentaikan maslah yang ada dalam artikel yang
mereka buat kemudian menjelaskannya kepada kelompok lainya dipertuman keII
pada siklus II.
78

2) Wawancara
Berdasarkan catatan lapangan pada Siklus II dapat diketahui bahwa tindakan
yang diberikan dengan menerapkan model pembelajaran Enrichment Model
Renzulli pada siklus II sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Suasana
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Enrichtment model
Renzulli sudah optimal. Hal ini dikarenakan siswa sudah memahami langkah-
langkah model pembelajaran Enrichtment Model Renzulli secara utuh, sehingga
mumbuat siswa mampu berfikir kreatif dan kristis dan terjadinya proses
pembelajaran yang efektif.
Setelah pelaksanaan tindakan Siklus II selesai, dilakukan wawancara, di luar
kelas pada pukul 09.45. sama pada halnya Siklus I wawancara dilakukan kepada 5
orang siswa, yang tergabung dalam satu kelompok dalam penelitian. Pencatatan
dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dalam satu
kelompok yang dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut di peroleh data
secara garis besar:
a) Siswa sudah dapat dengan mudah menerapkan dengan model
Pembelajaran Enrichment Model Renzulli dikarenakan siswa telah
bertambah wawasannya yang mereka suka untuk dikaitkan dengan materi
interaksi, tetapi meskipun awalnya masih membingungkan sedikit untuk
beberapa orang siswa karena kurangnya wawasan siswa mengenai
permasalahan – permasalahan yang ada serta wawasan pengetahuan umum
yang mereka suka, tetapi siswa merasa senang karena ada metode belajar
baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.
b) Sebagian besar siswa senang berdiskusi pada saat terjadinya proses
pembelajran dan siswa merasa senang dikarenakan pengetahuan umum
yang belum mereka ketahui di berikan oleh guru/ peneliti pada saat proses
pembelajaran dan mengaitkannya pada materi.
79

c) Siswa merasa senang, karena bertambahnya wawasan mereka tentang


pengetahuan umum yang mereka dapat pada saat proses pembelajaran
serta menganalisnya dan mengaitkannya dengan materi, tanpa harus
membuka buku dan membaca materi secara keseluruhan, karena masing-
masing kelompok mendapatkan satu materi yang nantinya akan dipelajari
oleh seluruh siswa yang mencakup materi interaksi sosial.
d) Seluruh siswa sudah aktif dalam tanya jawab pada saat diskusi, semua
siswa banyak yang bertanya pada kelompok lain, dan kelompok yang
ditanya dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik, dan benar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 8 orang siswa sebagai sampel,


dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mulai terbiasa dan menyukai model
pembelajaran Enrichment Model Renzulli. Dengan model pembelajaran
Enrichtment Model Renzulli siswa termotivasi untuk memperhatikan penjelasan
dari guru dan terbiasa untuk membaca wacana serta menulis sehingga siswa fokus
dalam mengerjakan dan menganalisis artikel yang diberikan yang akan mereka
analisis bersama-sama dalam kelompok dan mempresentasikannya pada
kelompok lain.

3) Hasil Belajar

Berdasarkan hasil test (Pre Test dan Post Test) yang diperoleh pada siklus II,
mengenai Interaksi sosial, dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang dalam satu
kelas dengan menggunakan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli.
Data nilai Pre Test , diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi
tersebut dan belum diterapkannya model pembelajaran Enrichtment, serta nilai
Post Test diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran Enrichment. Data nilai Pre Test dan Post Test tersebut sebagai
berikut.
80

Tabel 4.2: Pre Test dan Post Test Siklus II

NAMA SISWA PRETES POSTES N-GAIN KATEGORI


ABDUL WAFDAN LUBIS 55 80 0.56 SEDANG
AFROH NAJIAH 75 90 0.60 SEDANG
AHMAD GUSTI SUBAGJA 75 85 0.40 SEDANG
AISYAH PUTRI UTAMI 75 90 0.60 SEDANG
AJAT SUDRAJAT 60 70 0.25 RENDAH
AKMALUDIN 65 80 0.43 SEDANG
ALIFRIZKI MAULANA 65 85 0.57 SEDANG
ALMA FAIRUZ 45 90 0.82 TINGGI
ARIZ ZULFIKAR 75 85 0.40 SEDANG
AYU MARIATUL QIBTIYAH 75 90 0.60 SEDANG
DEFRIZAL DERIYANA 75 90 0.60 SEDANG
DIANA KAMILA 65 95 0.86 TINGGI
GUSTIAWAN 55 80 0.56 SEDANG
HAQSIR VENNY SINTIA 45 85 0.73 TINGGI
HUSNUL KHOTIMAH 80 95 0.75 TINGGI
KHAFI SUNGKAR 70 85 0.50 SEDANG
LAILI ARFIANI 70 95 0.83 TINGGI
MONICA FITRIASIH KARTIKA
MAUNINGRUM 80 95 0.75 TINGGI
NISFAH NURFADILA 70 85 0.50 SEDANG
RIFKI AMILUDIN 55 75 0.44 SEDANG
SITI KOMALA SARI 70 85 0.50 SEDANG
SYAIFUL AMRI 50 90 0.80 TINGGI
ULFA HABIBAH 80 90 0.50 SEDANG
YUDI SUKMA PRAYOGA 70 85 0.50 SEDANG
Jumlah 1600 2075 0.59 SEDANG
Terkecil 45 70
Terbesar 80. 95
Jumlah 1600 2075
Rata-rata 66.67 86.46
81

Berdasarkan hasil table 4.2 siklus II sudah mencapai kriteria yang diharapkan.
Ini terbukti dengan nilai N-Gain 0.59 pada Pre Test Siklus I sebesar 58.96
meningkat pada Post Test menjadi 69.79dan nilai N-Gain pada Pre Test Siklus II
sebesar 66.67meningkat pada Post Test menjadi 86.46. Dengan nilai terendah
pada Siklus I 40(di bawah KKM) dan tertinggi 80, sedangkan pada siklus II, nilai
terendah 70 dan tertinggi 95. Atau dapat dikatakan pada siklus II nilai yang
dicapai siswa sudah mencapai KKM sebesar 75. Oleh karena itu tidak perlu
dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran siklus III.

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan
bahwa pembelajaran sosiologi di kelas X-1 sudah mulai efektif. Siswa mulai
terbiasa menggunakan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli Dalam
proses pembelajaran, siswa nampak lebih aktif dan mampu berfikir kreatif serta
kritis dalam proses pembelajaran sehingga menciptakan keadaan pembelajaran
yang lebih efektif dibandingkan siklus I.
Nilai rata-rata untuk Pre test pada siklus II adalah 66,67 lebih meningkat
dibandingkan Pre Test Siklus I yang hanya sebesar 58.95. Setelah dilakukan Post
test pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-rata hasil Post Test
siklus II adalah 86.46 lebih meningkat dibandingkan Siklus I sebesar 69,79
dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 70 . Siswa telah mencapai nilai
KKM 75 dan hanya 2 orang siswa yang mendapatkan dibawah KKM. atau dapat
dikatakan keberhasilan mencapai 91%. Jika dihitung menggunakan rumusan N-
Gain kemampuan siswa mengalami peningkatan sebesar 0.59 atau masuk ke
dalam kategori sedang. Hasil dari siklus II sudah mencapai 70% berarti tindakan
sudah dapat dihentikan dan tidak perlu melanjutkan pada siklus selanjutnya.
82

Table 4.3
Tabel Perbedaan Signifikan Hasil Belajar Siklus I Dan Siklus II

Statistik Pre Test Postes Pre test Siklus Postes siklus II


Siklus I siklus I II
Nilai Tertinggi 75 80 80 95

Nilai Terendah 40 55 45 70
Rata-rata 58.95 69.79 66.67 86,46

N-Gain 0,25 0,59

C. Pembahasan Hasil Temuan


Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, situasi kelas X-1 SMA AN- NAJAH
Rumpin Bogor tergolong dalam kelas yang ramai, dengan kriteria siswa yang
berbeda-beda, ada yang pendiam dan ada yang aktif. Secara keseluruhan
pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dengan menerapkan model
pembelajaran Enrichtment Model Renzulli dalam kegiatan pembelajaran, telah
berpusat pada siswa atau dapat dikatakan siswa lebih aktif dibandingkan guru.
Dengan diterapkan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat telihat pada nilai Pre Test dan Post
Test pada siklus I dengan jumlah 1415 Pre Test sebesar dengan rata-rata 58.96
meningkat pada jumlah Post Test sebesar 1675 dengan rata-rata 69.79. Dan
memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,25 dengan kategori rendah. Sedangkan pada
Pre Test dan Post Test pada siklus II dengan jumlah Pre Test sebesar 1600 dengan
rata-rata 66.67 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 2075 dengan rata-rata
86.62. Dan memperoleh nilai N-Gain sebesar 0.59 dengan kategori sedang. Dari
Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
diterapkannya model pembelajaran Enrichment Model Renzulli, karena pada
model pembelajaran ini, siswa dapat berfikir kreatif dan kritis dalam proses
pembelajaran, serta bertambahnya wawsan siswa tentang pengetahuan umum,
83

kemudian masing-masing siswa dapat belajar satu sama lain, atau dalam kata lain
saling membutuhkan, memberikan motivasi, serta menciptakan situasi belajar
yang terbuka.
Adapun aktivitas pembelajaran yang ditunjukkan oleh kegiatan siswa di kelas
pada siklus I, dan II dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari setiap
pertemuan dari siklus I ke siklus II, dan setiap kelompok sudah dapat memahami
model pembelajaran Enrichment Model Renzulli ini. Pada akhir pelajaran pada
siklus I, dan siklus II guru menarik kesimpulan secara bersama-sama dengan
siswa untuk menghindari terjadinya miskonsepsi.

D. Keterbatasan Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan dalam penelitian


seperti:
1) Kurangnya biaya untuk melakukan proses pembelajaran diluar kelas,
karena dalam model pembelajaran ini akan jauh lebih bagus untuk
melaksanakannya di luar sekolah.
2) Keterbatasan peneliti dan mitra peneliti (guru mata pelajaran Ekonomi)
dalam melakukan observasi kegiatan pembelajaran secara terperinci,
mengakibatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran kurang
terkontrol dengan baik.
3) Kurangnya waktu karena kegiatan pembelajaran membutuhkan tahapan-
tahapan yang biasanya membutuhkan waktu yang lama.
4) Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung
keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Enrichment Model
Renzulli.
84

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah pelaksanaan penelitian dinyatakan berakhir terdapat beberapa
kesimpulan. Kesimpulan meliputi perencanaan, proses, evaluasi serta kesulitan-
kesulitan dalam menerapkan enrichment model Renzulli program. Ada pun
penjelasan lebih lanjut mengenai beberapa kesimpulan tersebut, diantaranya akan
dipaparkan sebagai berikut.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh berdasarkan tindakan yang
telah diberikan kepada siswa kelas X-1 SMA AN-NAJAH Rumpin Bogor. Dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dan Siklus II mengalami
peningkatan. Pada siklus I Nilai rata-rata untuk Pre test pada siklus II adalah
66,67lebih meningkat dibandingkan Pre Test Siklus I yang hanya sebesar 58.95.
Setelah dilakukan Post test pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-
rata hasil Post Test siklus II adalah 86.46 lebih meningkat dibandingkan Siklus I
sebesar 69,79 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 70 . Siswa telah
mencapai nilai KKM 75 dan hanya 1 orang siswa yang mendapatkan dibawah
KKM. atau dapat dikatakan keberhasilan mencapai 91%. Jika dihitung
menggunakan rumusan N-Gain kemampuan siswa mengalami peningkatan

84 76
85

sebesar 0.59 atau masuk ke dalam kategori sedang. Hasil dari siklus II sudah
mencapai 70% berarti tindakan Peningkatan hasil belajar yang terjadi dari Siklus I
dan Siklus II disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

Pertama, faktor siswa yang sudah mulai terbiasa menerapkan model


pembelajaran Enrichment Model Renzulli hal ini disebabkan karena penerapan
model pembelajaran Enrichment Model Renzulli dilakukan secara berulang
dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II sehingga siswa mulai terbiasa
menerapkan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli.

Kedua, penerapan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli pada siklus


II lebih bervariatif dan lebih mengaktifkan siswa. Pada siklus I penerapan model
pembelajaran Enrichment Model Renzulli hanya sebagian siswa saja dalam satu
kelompok yang menjelaskan dan mengemukakan hasil dari analisis video, karena
sebagian siswa lain masih belum paham dengan cara kerja model pembelajaran
Enrichment Model Renzulli, dan pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa
menganalisis artikel dengan menggunakan model pembelajaran Enrichment
Model Renzulli, selain itu terdapat perbaikan-perbaikan cara kerja kelompok siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli pada
siklus II. Dan siswa sudah tidak asing lagi dengan soal yang diberikan karena
soal pre test dan post test menggunakan soal yang sama, sehingga siswa mampu
memprediksi jawaban soal yang benar untuk menjawab soal post test pada tiap
siklus. Ketiga faktor inilah yang membuat hasil belajar siswa meningkat pada
siklus II.

Penggunaan model Enrichment Model Renzulli menjadi unsur paling utama


dalam belajar Sosiologi siswa kelas X-1 pada materi Interaksi Sosial. Karena
dengan menggunakan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli siswa
dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar kelompok sesuai dengan langkah-
langkah model pembelajaran Enrichment Model Renzulli. Masing-masing siswa
dapat menganalisis dan menjelaskan kepada siswa lainnya, karena dalam metode
ini siswa dituntut untuk berfikir kritis dan kreatif dalam memecahkan suatu
86

masalaha dan mampu aktif dalam penyampaian dalam hasil analisisnya.. Setelah
pembelajaran kelompok selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya, dan berlanjut pada sesi tanya jawab. Setelah itu penarikan
kesimpulan terhadap materi yang dibahas oleh siswa. Manfaat penggunaan model
pembelajaran Enrichment Model Renzulli ini adalah mengaktifkan siswa, baik
pada ranah psikomotorik (sikap, gerak, keaktifan yang ditunjukkan siswa), ranah
kognitif (nilai atau hasil belajar yang diperoleh), dan ranah afektif (keaktifan di
kelas atau dalam proses pembelajaran) karena pada dasarnya pembelajaran
berpusat pada siswa.

B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1) Bagi siswa, terkait dengan adanya program enrichment model Rezulli


yang memungkinkan bagi siswa untuk dapat lebih mengeksplorasi materi
kajian, sebaiknya kesempatan para siswa tersebut selalu mendapatkan
pantauan guru maupun sekolah dengan secara maksimal, hal ini
menimbang agar proses pembelajaran menjadi lebih terarah dan tepat
sasaran serta tidak menjadikannya menjadi hal yang sia-sia. Terlebih
ketika informasi yang di dapatkan mereka merupakan informasi yang
masih bersifat kontroversial (dalam perdebatan) yang sebagian besar
informasi tersebut mereka dapat dari media internet. Model pembelajaran
Enrichment Model Renzulli dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran di kelas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
sosiologi.
2) Bagi guru, melihat dari arahan enrichment model Renzulli yang
bertujuan untuk mengembangkan setiap potensi yang dimiliki siswa,
sudah seharusnya guru memperhatikan kelas dengan secara menyeluruh,
sehingga tidak ada satu siswa pun yang terlewat dalam pemberian
enrichment. Hal ini tentu saja dengan menimbang manfaat yang terdapat
dalam menerapkan enrichment. Oleh karena itu sebaiknya guru mampu
87

untuk menguasai kelas hingga akhirnya mengerti apa sesungguhnya yang


diinginkan kelas, tanpa meninggalkan satu siswa pun yang tertinggal
menerima enrichment. Hal ini juga memperhitungkan agar tingkat
peningkatan yang terdapat pada kelas lebih merata tanpa terkecuali.
3). Penelitian ini diharapkan dapat mendorong para pembaca khususnya
pendidik untuk melakukan penelitian sejenis pada mata pelajaran atau
konsep pelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Abraham J. Tannebaum. Gifted Children Psychologi And Education


Perspectives. ( New York: Micmillan Publishing. 2010 ).

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.


Jogjakarta: DIVA Press, 2011.

Aminuddin Rasyad. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta Timur:


UHAMKA Press, 2003

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran ( Prinsip, Teknik, Prosedur).


Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009.

Asef Umar Fakhrudin, Menjadi Guru Favorit. Jogjakarta: DIVA Perss,


2009
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ).
Jakarta: Bumi Aksara,2006.

Cony Semiawan. Perspektif Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo. 2004

Dimyati, Mudjiono. Belajara Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,


2009

Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak Berbakat, Terj. Ati
Cahayani, (Jakarta: PT Indeks, 2012),

Isjoni,M.Si. Saatnya Pendidikan Kita Bangkit. Jogjakarta: Pustaka


Pelajar,2007.

.
JJ.Hasibuan, dan Drs.Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2008 )

Kunandar , . Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali, 2008.
Masnur Muslich. KTSP ( KurikulumTingkat Satuan Pendidikan ) Dasar
Pemahaman Dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.2010

Mulyasa. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdikarya


2010
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional ( MenciptakanPembelajaran
Kreatif Dan Menyenangkan), Bandung: Rosdakarya

Nana sujana. Teori - Teori Belajar Untuk Pengajar. Jakarta: Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi. 2004.

Nasution. Asas – Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.

Omar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara,


2003

Pupuh Fathurrohman. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika


Aditama, 2007.

Robert M.Z Lawang. Teori Sosiologi Klasik Dan Modern. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama,1994

Rusman, M. Pd. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan


Professional Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010

Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta, 2010.

Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar.(


Jakarta: Rineka Cipta. 2006.)

Wina Sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2010.
Zurinal. Ilmu Pendidikan ( Pengantar Dan Dasar – Dasar Pelaksanaan
Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006

SUMBER INTERNET
http://www.aps.edu/aps/gifted/renzulli.html

http:// www.wikipedia.Indonesia/hakikatsosiologi/.org.com
UJI REFERENSI

Nama : Rino Anggara

NIM : 108015000083

Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS / Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Penerapan Metode Pembelajaran EnrichmenlModel RenailliUntuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X 1 Sma An-Najah Dalam Mata Pelajaran
SosiologiPada Pokok Bahasan Interaksi Sosial.

Abraham J: Tannebaum. Gifted Children Psychologi


And Education Perspectives.( New York: Micmillan
Publishing.20IA).

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat


Bahan $ar lnovatif. Jogjakarta:DIVA Press,2011.

Arifin, Zaenal.Evaluasi Pembelajaran ( Prinsip,


Telcnik,Prosedur). Bandung : RemajaRosdakarya,
2009.

Asef Umar Fakhrudin, Menjadi Guru Favorit.


Jogjakarta:DIVA Perss,2009

Arikunto, Suharsimi.Dasar-dasar Evaluasi


Pendidilcan( Edisi Revisi). Jakarta:Bumi
Aksara,2006.

Cony Semiawan.PerspektifAnak Berbakat. Jakarta:


Grasindo.2004
7 Drs.H. Isjoni,M.SiSaatnya Pendidikan Kita
Bangkit.JogjakartaPustakaPelajar,2007.
8 Dimyati, Mudj iono. B elajara Dan P embelajaran.
J akarta:Rineka Cipta, 2009.

9 Dr.JJ.Hasibuan,dan Drs.Moedjiono,ProsesBelajar
Mengajar, ( Bandung: RemajaRosdakdry&,2O08 )
^?r
10 Dr. Hj. Zurinal. Ilmu Pendidikan ( Pengantar Dan
Dasar - Dasar PelaksanaanPendidikan. Jakarta:
UIN JakartaPress.2006

l1 Dr. Muhibbin Syah,M.Ed. Psikologi Pendidikan.

12
Bandung: Rosdakarya.20I0

Dr. Mulyasa. StandarKompetensiDan Sertifikasi


4
Guru. Bandung: Rosdikarya 2010
l^
13 Dr. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional (
MenciptakanPembelaj aran Kreatif Dan
Menyenangkan), B andung: Rosdakarya
-V
I

t4 Dr. Rusman,M. Pd. Model - Model Pembelajaran


Mengembangkan ProfessionalGuru. Iakarta:
RajawaliPers,2011.

t5 Drs.Syaiful Bahd Djamarah,dan Drs. Aswan Zain.


Strategi Belajar Mengajar.( Jakarta: Rineka Cipta.
2006.)

l6 Drs. Slameto.Belajar Dan Fahor-Faktor Yang

t7
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 20 L0.

Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak


1/t
Berbalcat,T"rj. Ati Cahayani,(Jakarta:PT Indeks,
2012),
\-
\
\
\

18 Kunandar S.Pd.,M.Si. Langkah Mudah Penelitian


Tindakan Kelas Sebagai PengembonganProfesi
Guru. Jakarta:Rajawali, 2008.

L9 Nana sujana.Teori - Teori Belajar UntukPengajar.


Jakarta:LembagaPenerbitFakultasEkonomi. 2004.

20 Masnur Muslich. KTSP ( KurikulumTingkat Satuan


Pendidikan) Dasar PemahamanDan
Pengembangan.Jakarta:Bumi Aksara, 2007.

2l Margaret E. Bell Gredler.Belajar Dan Mengajar.


Penerjemah:,Munandir.Jakarta:Raja Grafindo
Persada

22 Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad.Teori Belajar Dan


Pembelajaran. I akartaTimur: UIIAMKA Press,
2003

23 Prof. Dr. Sugiyono.Metode PeneI iti an P endidikan.


Bandung:Alfabeta, 2010

24 Prof. Dr. H. Wina Sanjaya,M.Pd. Strategi


Pembelajaran B erorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta:Kencana. 2010.

25 Prof. Dr. Omar Hamalik. ProsesBelajar Mengajar.


Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2003.
-YV
26 Prof. Pupuh Fathurrohman. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: Refika Aditama, 2007. *Yk
t
27 Prof.Dr. S. Nasution.Asas- AsasKurikulum.
Jakarta:Bumi Aksara. 2011.

28 Robert M.ZLawang. Teori SosiologiKlasik Dan


Modern. Jakarta: GramediaPustakalJtama.lgg4
1nr
7

Menyetuju

Pembimbing

Dr. [Ilfah Fhiarini. M. Si


NIP: 196708281993032006
1 ':
l:',
l

PROFILSEKOLAHDAN BIODATAKEPALASEKOTAH
SMA ANNAJAH RUMPINBOGOR

1. Identizu
Nama Sekolah : SMA ANNAIAI{ RUMPINBOGOR
NPSN :20244436
NSS :3A2.A2$2.18.093

AlamatSekolah :
a. Jalan : [. RayaCikoleangDepanLAPAN no. 6 Rf. \L/M ].i;;,,'.:
.'
b. Kelurahan : Sukamulya
c. Kecamatan : Rumpin
d. Kabupaten : Bogor
e. Provirui :Iawa Barat
f. Kode Pos : 16350
g.alanatWebsite :http//www.an-najah.schjd

Z Biodata Kepala Sekolah


Narrra I Muflawar,SE
f"g,p1t: tgllahir : Sungai Asanr"t4Februaril969
Pendidikan : 51
Fakul.tas Ekonomi Q99g)universitasAndataspadang

Pelatihan y angpernah diikuti :

Tahun Nama Pelathan [^amaPelatihan


(hariliam)
2003 Serninar& Iokakarfa PendMtematik t hari
2004 PelatihanKBK (angkatanIf) 3 hari
2tM PeningkatanProfesionalimeGuru 4 hari
20M SeminarPendidikan t hari
2005 In House Training Kurikulum SMU 32jam
2047 In House Training GfD KTSP 2 hari
2007 Workshop KTSPMAN InsanCendekia t hari
2no7 ESQ Basic Training 2 hari
lpaining Peduli Pendidikan)
2007 Seminar Naslonal Pendidikan IpS t hari
ZUUd Workshop KTSPdinas penciiciikan i. hari
2008 ESQ Mission and Caracter Building 2 hari
20L0 Worlahop I(fSP dinas pendidikan 3 hari
201A Diklat Penguatan Kemampuan KS 25 hari
Kemenffian Pendidikan Nasional
24ft Capacity Building - EDS - IvISPDoteh 4 hari
LPMPProvinsi

3. Tarrah
a Statustanah : Milib-sendiri/ W al,at/ t&&/Yayasaq
b. Luas tanah 1500mz

4. Saratraltas;rrana
Statusgedung Milik sendiril{4hkaf/Se*nalYryeasan
b. Keadaangedung Per:nanen/Sesdf effi aaen/Darura+
c.Kondisigedung naik/ Rt$a&+ingan/ Rnsak+ena+
d. Jumlahruang belajar 9 (delapan)ruang (ufffan tidakstajdar)
e.Iumlah mang Kep ala/ Gw:u/TA ; 2 (dua) buah (ukurantidakstandar)
f.Iunlah lelajar :9 (delapan)rombel
Perpustakaan : f (satui (ukurantidakstandar)
"9.l"uog
h. Ruangfab. IpA (fu, kinr,
bio) : belumada
i. Ruanglab. Komputer 1 (satu)buah (ukurantidak standar)
j. RuangPengurusOSIS 1 (safu) (ukurantidakstandar)
k. RuangBP/nf belurr ada
k. Ruangmultimedia belum ada
I RuangPusatBelajarsiswa belumada

5. Kudkulunil yang dipergunakan Kemdiknas dan Depag (KTSP)


6. Mnlai menerimasiswabam padaTahun pelajaran20ary2los
7. Keadaansiswa KelasX

tA BanyakSiswa/IGlas
(d
o) 1 Ket
v 2 3 4 Iumlah
L P Jumlah L P Iumlah L P Tumlah L P Iumlah L P Toul
X 13 1 1 24 7 7 27 38 1 6 18 34 46 50 96
8. ]r nrlah siswa kelds )fi danXII

v) Banyakpesertadidik / trGlas
Bahasa IPA IPS Iumlah Ket.
v
L P Iml L P iml L P Iml L P Total
XI 24 44 68 13 24 37 37 68 105
ruI 8 2A 36 20 31 51 28 59 87
Iml n 0 0 32 72 104 55 8B 65
't27
JJ 192
9. Tanratrn ($ tahunterakhir)
Tahun Tasntan(%) Rata-Rata
Nilai UN SiswaMelanjutkan
Pelajaran (Y.\
]umlah Target Hasil Taget lumlah Target
20a9/201,0 92 100% 73,87 70,w 40 45
2O1o/2011 i08 100% 7,32 7rffi 45 50
2071/2Ap 165 7ffi% 7,ff2 7,ffi 35 40

1.0.Prcstasiyang peinafr dicapai oleh Sekolah (akademily'nonakademlk)


Akademik/non Prestasidi Bidang Tingkat Tahun
Akademik
Non akademik Paskibra I(abupaten 2008
Nonkademik Gerakialan Nasional 2008
Akaderdk SemifinalSfatistik PestaSainsIPB Nasional 2008
Non akadennik Paskibra Kecamribn 200E.,
2W9,
2m6,
20t1,
2otz
Akademik Semifinal Olimpiade Ekonomi UPI Provirui 2409
Akademik Juara2 dan 3 LCCM MatematikaUIN Kab Bogor 20LA
Ikt
Akademik ]uara 2 Olimpflde BahasaIndo UNJ Jabodetabe 2010
Tkt k
Akademik Juara3 MusikalisasiPuisi UNJIkt Jabodetabe 20t0
k
Akaderirik Juara2FutsaltINIIkt ]abodetabe 2010
k
Akademik fuara 3 MusikalisasiPuisi Jabodetabe 2011
MonzherCup'l1 k
Akademik Iuaral dan2LCCIvIUIN Iakarta Kab. Boeor 2471
Akademik Tuara1 Optika UIN lAkarta Kab. Boeor 2072
Akademik Perinekat9 OSN Bioloei Kab.Boeor 2012

1"1.Kegiatan Pembelajaran (Belajar Mengajar)


Waktu Kegiatan : Pagi (0d.50- 13.50)
Target :
a- Terpenuhinyatar'getkurikulum dalambentukketuntasasnbelajar.
b. Guru dapat melakukan pembelajaransecaraefektif minimal 90 o/, dart kalender
akademik.
c. Seluruh kegiatan pembelajaranberpusatpada kepentingansiswa dalam rangka
meningkatkan kemampuanindividu dan belajar
' KalenderPendidikan
i:

SMA AN-NAIAH
Semester - Tahun 20tu20t3
BUI.AN Prestasi
Kegiatan Waktu
Kegiatan
JANUARI
2013
Senin 14 21 28 awalbelaju
Selasa 1 I 15 u n UNdanSNMPTN
Soeialisasi
Rabu 2 I 16 23 30 )ptikaUINJakarta 14-19
Kamis 3 10 17 24 31 )enetapan Sementara
DaftarNominasi UN2013
Peserta to
Jum'at 4 '|.1 1B 25
Sabtu 5 12 19 26
llE=4 ,HE=26
FEBRUARI
2013
Senin 4 '11 18 25 rengolahan
nilairapountukpeserta
UN2013 1-15
idasa 5 t2 19 m )penHorce,Pentas SenidanPameran
labu 6 13 n n rekan olahraga
Karnis 7 14 21 28 :abligh
Akbar 17tentatif
Jum'at 1 I 15 n lraining Siswa
Motivasi UN
/plusPembekalan 25
Sabtu 2 I 16 n
UE=4,HE=24
MARET2013
Senin 4 11 18 % SNMPTN Undangan 11-16
Sdasa 5 12 1g % fryoutUN2013 11-11
lSu 6 13 n n JS(uiianeekolah) 2$30
(amis 7 14 21 n JlanganTengah (UTS)
Sernester 2 2$30
fum'at 1 I 15 2. n {n{.l{ahFutsalClub
Sabtu 2 9 16 23 30
U E = 4. H E = 2 5
APRIL2O13
Senin 1 8 15 n n Bogo
OSNtingkatkabupaten 10
Sdasa 2 9 16 n 30 UN(UjianNasimal) 1$18
RSU 3 10 17- 24
Kanis 4 t1 18 %
Jum'al 5 12 19 m
Sabtu 6 13 n n
M E = 4, H E = 2 4
MEt2013
ienin 6 13 n n PSBgelombang
I l8
idasa 7 14 21 28 Pengumuman
UN 25
Rabu 1 I 15 22 29 Pengumuman Undangan
SNMPTN ,0
Kamis 2 9 16 23 30
Jum'at 3 10 17 24 31
Sabtu 4 11 18 25
M E = S, H E = 2 7
JUN|2013
Senin 3 10 17 24 UKK t8
Selasa 4 11 18 25 penenluan
Rapatverifikasi nilairaport t7
Rabu 5 12 19 26 Pembagian Rapor danPerpisahan l0
Kamis 6 13 n 27 Dewan
Rekreasi Guru ,_2
Jum'at 7 14 21 28
Sabtu 1 I 15 22 29
i;,i li ii M E = 4 , H E = 1 9
DATATENAGAPENDIDIKDANKEPENDIDIKAN

NAMASMAN/S,SMKNTS : SMASAN-NAJAH
NPSN :2O2484?6
NSS :30N20218093
ALAMAT :KP. CIKOLEANGSUIGMULYA BOGOR
RUMPIN
TELEPON : Q21-7579A474

Kf
fffit
w
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

SMA : AN-NAJAH
Mata Pelajaran : Sosiologi
Siklus : I
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 1.1 Memahami Interaksi Sosial dalam
masyarakat.
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan proses interaksi sosial
sebaga dasar pengembangan pola ketaraturan
dan dinamika kehidupan sosial
Alokasi Waktu : 2x 45 menit

A. Indikator Pembelajaran.

Mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial


Menganalisis faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan dinamika sosial
Menganalisis bentuk-bentuk interaksi yang mendorong terciptanya lembaga, kelompok,
dan organisasi sosial..

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
Mendefiniisikan interaksi sosial dan dinamika sosial
Menganalisis faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan dinamika sosial
Menganalisis bentuk-bentuk interaksi yang mendorong terciptanya lembaga, kelompok, dan
organisasi sosial..

D. Materi Pembelajaran:
Hakikat Interaksi Sosial
Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial
Status, Peranan, dan Hubungan Individu dalam Interaksi Sosial
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
E. Metode
Model Pembelajaran : Enrichment Model Renzulli
Metode : Menyimak video, dan diskusi

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: (15 menit)


Kegiatan yang dilakukan Nilai Karakter
Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan
Rasa hormat
mengabsen siswa.

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan model


pembelajaran yang akan digunakanpada konsep
Perhatian
penyimpangan sosial.

Guru mengkondisikan siswa dalam beberapa


kelompok, dan meminta siswa mengatur
Disiplin
kelompok dan meja belajarnya.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang


mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
Keberanian
materi yang akan dipelajari

Guru menginformasikan hal-hal yang akan


Perhatian
dipelajari dan hasil belajar siswa yangdiharapkan

Siswa mengerjakan soal pre test Ketekuanan, ketelitian


Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
Perhatian
uraian kegiatan sesuai silabus
Kegiatan Inti 60 menit
Eksplorasi

Kegian yang dilakukan Nilai Karakter


Melibatkan peserta didik untuk mengetahui tentang
konsep Interaksi sosial Perhatian

Guru menerangkan materi tentang interaksi sosial


meliputi, Perhatian, ketekunan

Memberikan wacana atau contoh analisis video Tanggung jawab


yang relevan dengan materi yang diajarkan.

Guru membagikan video kepada seluruh siswa Tanggung jawab


yang berhubungan dengan konsep interaksi sosial

Keaktifan, kedisiplinan
Melatih siswa dalam penerapan model
pembelajaran Enrichment Model Renzulli

Elaborasi

Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan Perhatian


pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa
video.

Guru untuk Menganalisis dan menggabungkan Perhataian, keatifan


materi interaksi sosial dengan peristiwa dalam
video.

Kelompok Siswa diberi kesempatan untuk Perhatian, kebranian, Demokratis.


mendiskusikan dan menganalsis video yang

2 siswa unggul sebagai perwakilan kelompok Keberanian


untuk maju kedepan untuk mempresentasikan
hasil analisisnya terhadap video yang telah di
saksikannya.
Guru sebagai narasumber atau fasilitator Disiplin

Kofirmasi

Memberikan penghargaan kepada siswa yang Perhatian


telah maju memberikan komentar terhadap
gambar yang telah dibagikan.

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya Keberanian, keaktifan


mengenai hal-hal yang belum paham

Melakukan tanya jawab mengenai materi Perhatian, keberanian


pelajaran

Membangkitkan motivasi kepada siswa yang Kesungguhan


kurang atau belum berpartisipasi akatif

Kegiatan penutupan 15 menit


Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri Perhatian
membuat kesimpulan pelajaran

Guru memberikan review dan umpan balik Perhatian


terhadap materi yang dibahas oleh siswa

Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa, Kesungguhan


agar siswa termotivasi.

Seluruh siswa melaksanakan Post Test Tanggung jawab

Guru mengahiri kegiatan pembelajaran dengan Perhatian


mengucapkan salam kepada murid

G. Sumber dan Media Pembelajaran


1. Sutarto dkk, 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
2. Sri Sudarmi & Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu; untuk SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
H. MEDIA
Papan tulis
Lembar soal
Artikel

I. Penilaian
1. Tekhnik
Pada pembelajaran Sosiologi tentang interkasi sosial ini menggunakan teknik tes tertulis.
2. Bentuk
Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG).
3. Soal ( Terlampir lengkap ).
4. Proses
Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test) dan
tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan.
5. Penelian diskusi

Berikut ini format penilaian diskusi kelompok.


ASPEK PENILAIAN
No. Nama Sikap Keaktifan Wawas Kemampuan Kerja Total Presenta
an mengemukakan sama nilai si
pendapat

Keterangan: nilai maksimal 20

Bogor, 26 November 2012


Mengetahui,
Kepala SMA AN-NAJAH Guru Mata Pelajaran Sosiologi

( ........................................... ) ( ........................................... )
NIP. ............................... NIP. ...............................
SMA : AN-NAJAH
Mata Pelajaran : Sosiologi
Siklus : II
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 1.1 Memahami Interaksi Sosial dalam
masyarakat.
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan proses interaksi sosial
sebaga dasar pengembangan pola ketaraturan
dan dinamika kehidupan sosial
Alokasi Waktu : 2x 45 menit

A. Indikator Pembelajaran.

Menganalisis faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan dinamika sosial
Mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial Menganalisis bentuk-bentuk interaksi
yang mendorong terciptanya lembaga, kelompok, dan organisasi sosial
Mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
Mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial
Menganalisis faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan dinamika sosial
Menganalisis bentuk-bentuk interaksi yang mendorong terciptanya lembaga, kelompok, dan
organisasi sosial..

D. Materi Pembelajaran:
Hakikat Interaksi Sosial
Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial
Status, Peranan, dan Hubungan Individu dalam Interaksi Sosial
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

E. Metode
Model Pembelajaran : Enrichment Model Renzulli
Metode : menganalisis artikel, dan diskusi
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: (15 menit)


Kegiatan yang dilakukan Nilai Karakter
Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa,
Rasa hormat
dan mengabsen siswa.

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan model


Enrichment model Renzulli pembelajaran yang
Perhatian
akan digunakanpada konsep penyimpangan
sosial.

Guru mengkondisikan siswa dalam beberapa


kelompok, dan meminta siswa mengatur
Disiplin
kelompok dan meja belajarnya.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang


mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
Keberanian
materi yang akan dipelajari

Guru menginformasikan hal-hal yang akan


Perhatian
dipelajari dan hasil belajar siswa
yangdiharapkan

Siswa mengerjakan soal pre test Ketekuanan, ketelitian


Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
Perhatian
uraian kegiatan sesuai silabus
Kegiatan Inti 60 menit
Eksplorasi

Kegian yang dilakukan Nilai Karakter


Melibatkan peserta didik untuk
mengetahui tentang konsep Interaksi sosial Perhatian
Guru menerangkan materi tentang interaksi sosial
meliputi, Perhatian, ketekunan

Memberikan wacana atau contoh analisis Tanggung jawab


artikel yang relevan dengan materi yang diajarkan.

Guru membagikan video kepada seluruh Tanggung jawab


siswa yang berhubungan dengan konsep interaksi
sosial

Keaktifan, kedisiplinan
Melatih siswa dalam penerapan model
pembelajaran Enrichment Model Renzulli

Elaborasi

Guru memberi petunjuk dan memberi Perhatian


kesempatan pada siswa untuk
membaca/menganalisa artikel

Guru untuk Menganalisis dan Perhataian, keatifan


menggabungkan materi interaksi sosial dengan
peristiwa dalam artikel.

Kelompok Siswa diberi kesempatan untuk Perhatian, kebranian, Demokratis.


mendiskusikan dan menganalsis artikel yang
diberi oleh guru

2 siswa unggul sebagai perwakilan Keberanian


kelompok untuk maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil analisisnya terhadap
artikel yang telah di bacanya.
Guru sebagai narasumber atau fasilitator Disiplin

Kofirmasi

Memberikan penghargaan kepada siswa yang Perhatian


telah maju memberikan komentar terhadap
gambar yang telah dibagikan.

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya Keberanian, keaktifan


mengenai hal-hal yang belum paham

Melakukan tanya jawab mengenai materi Perhatian, keberanian


pelajaran

Membangkitkan motivasi kepada siswa yang Kesungguhan


kurang atau belum berpartisipasi akatif

Kegiatan penutupan 15 menit


Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri Perhatian
membuat kesimpulan pelajaran

Guru memberikan review dan umpan balik Perhatian


terhadap materi yang dibahas oleh siswa

Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa, Kesungguhan


agar siswa termotivasi.

Seluruh siswa melaksanakan Post Test Tanggung jawab

Guru mengahiri kegiatan pembelajaran dengan Perhatian


mengucapkan salam kepada murid

G. Sumber dan Media Pembelajaran


3. Sutarto dkk, 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
4. Sri Sudarmi & Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu; untuk SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
H. MEDIA
Papan tulis
Lembar soal
Video
In Fokus

I. Penilaian
6. Tekhnik
Pada pembelajaran Sosiologi tentang interkasi sosial ini menggunakan teknik tes tertulis.
7. Bentuk
Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG).
8. Soal ( Terlampir lengkap ).
9. Proses
Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test) dan
tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan.
10. Penelian diskusi

Berikut ini format penilaian diskusi kelompok.


ASPEK PENILAIAN
No. Nama Sikap Keaktifan Kreatifi Kemampuan Kerja Total Presenta
tas mengemukakan sama nilai si
pendapat

Keterangan: nilai maksimal 20

Bogor, 5 Desember 2012


Mengetahui,
Kepala SMA AN-NAJAH Guru Mata Pelajaran Sosiologi

( ........................................... ) ( ........................................... )
NIP. ............................... NIP. ...............................
KISI-KISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR IPS

SIKLUS I

Jenis Pendidikan : SMA An-Najah

Mata Pelajaran : IPS

Kelas/Semester :XI

Konsep Bahasan : Interaksi Sosial

Subkonsep Bahasan : Pengertian Interaksi Sosial,Faktor Pendorong Interaksi Sosial, Bentuk-


Bentuk Interaksi Sosial.

Jumlah Soal : 20 Soal

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : Memahami Interaksi Sosial Dalam Masyarakat.

Kompetensi Indikator No. Soal Jumla Jenjan


Dasar h g
1. Mendeskripsi 1. Mendeinisikan 1). Pengertian interaksi sosial adalah 5
kan proses interaksi sosial a. Kerja sama antara
interaksi dan dinamika manusia
sosial sebaga sosial b. Perilaku keseharian
dasar manusia
pengembanga
c. Hubungan timbal balik
n pola
ketaraturan
antara manusia
dan dinamika d. Aturang yang
kehidupan mengatur perilaku
sosial. masyarakat
e. Pengawasan terhadap
prilaku masyarakat

Untuk nomor 2-4 perhatikan


pernyataan berikut!

1). Putri sedang asik membaca


buku bertemakan motivasi.
2). Rafta dan Firdaussedang
berdiskusi masalah pemilihan
umum
3). Rahardian sedang membuat
rencana kegiatan untuk pecan
depan
4). Asni menyampaikan presentasi
makalah sosiologi dihadapan
teman teman sekelasnya
5). Dua kelompok siswa dari kelas
XA dan XB sedang terlibat debat
pro dan kontra

2. Interaksi individu ditunjukan


oleh nomor .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
3. Interaksi antar individu dan
kelompok di tujukan oleh nomor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
4. Interaksi antar kelompok
ditunjukan oleh nomor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

5. Naluri yang dimiliki manusia


untuk selalu hidup
berkelompok dinamakan
naluri ….
a. Gregariousness
b. symbiosis
c. community
d. society
e. . group

2. Menganalisis 6. Di bawah ini adalah ciri-ciri 5


faktor yang interaksi sosial, kecuali ....
mendorong a. jumlah pelakunya lebih dari
terjadinya interaksi satu orang
sosial dan dinamika b. adanya komunikasi
sosial antarpelaku
c. adanya dimensi waktu
d. terjadi pada waktu lampau
e. adanya tujuan yang akan
dicapai

7. Ja’far mengangguk-
anggukkan kepalanya tanda
menerima nasihat yang
disampaikan oleh Ustadz
Yusuf Mansur
a. imitasi d.
identifikasi
b. empati e.
sugesti
c. simpati

8. Dina merasa sedih karena


Yulia sakit.
a. sugesti d.
empati
b. motivasi e.
imitasi
c. simpati

9. Galih prihatin dengan kondisi


yang dialami oleh warga Situ
Gintung yang terkena
musibah. Galih
menyumbangkan semua
tabungannya untuk membantu
korban.
a. empati d.
sugesti
b. motivasi e.
imitasi
c. simpati

10. Syarat terjadinya interaksi


sosial adalah kontak dan ....
a. motivasi d.
tindakan
b. komunikasi e.
sosialisasi
c. perilaku

3. Menganalisis 11. Yang bukan merupakan bentuk 10


bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat
interaksi yang asosiatif adalah ….
mendorong a. asimilasi d. Persaingan
terciptanya b. akomodasi e. kerja sama
lembaga, c. akulturasi
kelompok, dan
organisasi sosia 12. Partai Keadilan Sejahtera dan
partai Amanat Nasional
bergabung dalam menghadapi
pemilihan kepala daerah tingkat
provinsi Jawa Barat.
d. bargaining d. kerukunan
e. kooptasi e. koalisi
f. joint venture

13. Untuk memperbaiki kondisi


organisasi, pihak manajemen
mengadopsi siste1m baru dalam
pengelolaan organisasi.
a. koalisi d. joint venture
b. bargaining e. kooptasi
c. kerukunan

14. Kerja sama dua perusahaan dalam


proyek pengeboran minyak.
a. koalisi d. bargaining
b. kooptasi e. kerukunan
c. joint venture

15. Pengertian akomodasi adalah ….


a. usaha untuk mengurangi
perbedaan
b. upaya mengawasi tingkah laku
masyarakat
c. upaya mendidik masyarakat
d. usaha untuk meredakan
pertikaian
e. usaha untuk mensejahterakan
masyarakat
16. Pasangan suami istri yang sedang
konflik menemui seorang ustadz
yang bijak untuk dimintai
nasihatnya.
a. mediasi d. kompromi
b. ajudikasi e. konsiliasi
c. arbitra

17. Penyelesaian konflik melalui


pengadilan.
a. toleransi d. ajudikasi
b. konsiliasi e. kompromi
c. arbitrasi

18. Pengertian akulturasi adalah ….


a. usaha untuk mengurangi
perbedaan
b. masuknya budaya asing tanpa
menghilangkan budaya asli

c. usaha untuk menyelesaikan


konflik
d. proses percampuran budaya
e. proses bersatunya berbagai
unsur dalam masyarakat
19. Masuknya Epos Mahabarata dan
Ramayana dari kebudayaan India
dalam cerita wayang di Indonesia
merupakan contoh terjadinya ….
a. asimilasi d.
sosialisasi
b. akulturasi e.
koalisi
c. akomodasi
20. Pengertian asimilasi adalah ....
a. proses bersatunya berbagai
unsur dalam masyarakat

b. proses perubahan yang terjadi


dalam masyarakat
c. usaha yang dilakukan untuk
menyelesaikan konflik dalam
masyarakat
d. masuknya budaya asing tanpa
menghilangkan budaya asli
e. usaha untuk mengurangi
perbedaan dalam masyarakat

Keterangan :

*: Soal yang dipakai Silkus I

KISI-KISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR IPS

SIKLUS II

Jenis Pendidikan : SMA An-Najah

Mata Pelajaran : IPS

Kelas/Semester : X.1

Konsep Bahasan : Interaksi Sosial

Subkonsep Bahasan : Faktor Pendorong, Bentuk-Bentuk Interaksi Sosia, Pengertian Interaksi


Sosial.

Jumlah Soal : 10 Soal

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : Memahami Interaksi Sosial Dalam Masyarakat.

Kompetensi Indikator No. Soal Jumlah Jenjang


Dasar
1.Mendeskripsi 1.Menganalisis 1. Di bawah ini adalah ciri-ciri 4
kan proses faktor yang interaksi sosial, kecuali ....
interaksi sosial mendorong a. jumlah pelakunya lebih dari satu
sebaga dasar orang
terjadinya interaksi
pengembangan
pola sosial dan b. adanya komunikasi antarpelaku
ketaraturan dan dinamika sosial c. adanya dimensi waktu
dinamika . d. terjadi pada waktu lampau
kehidupan e. adanya tujuan yang akan dicapai
sosial.

2. Ja’far mengangguk-anggukkan
kepalanya tanda menerima nasihat
yang disampaikan oleh Ustadz
Yusuf Mansur
a. imitasi d. identifikasi
b. empati e. sugesti
c. simpati

3. Dina merasa sedih karena Yulia


sakit.
a. sugesti d. empati
b. motivasi e. imitasi
c. simpati

4. Galih prihatin dengan kondisi


yang dialami oleh warga Situ
Gintung yang terkena musibah.
Galih menyumbangkan semua
tabungannya untuk membantu
korban.
a. empati d. sugesti
b. motivasi e. imitasi
c. simpati

5. Syarat terjadinya interaksi sosial


adalah kontak dan ....
a. motivasi d. tindakan
b. komunikasi e. sosialisasi
c. perilaku

2.Menganalisis 6. Yang bukan merupakan bentuk 10


bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat
interaksi yang asosiatif adalah ….
mendorong a. asimilasi
terciptanya b. akomodasi e
lembaga, c. akulturasi
kelompok, dan d. persaingan
organisasi sosial e. kerja sama

7. Partai Keadilan Sejahtera dan


partai Amanat Nasional
bergabung dalam menghadapi
pemilihan kepala daerah tingkat
provinsi Jawa Barat.
a. bargaining
b. kooptasi
c. joint venture
d. kerukunan
e. . koalisi

8. Untuk memperbaiki kondisi


organisasi, pihak manajemen
mengadopsi siste1m baru dalam
pengelolaan organisasi.
a. koalisi d. joint venture
b. bargaining e. kooptasi
c. kerukunan

9. Kerja sama dua perusahaan dalam


proyek pengeboran minyak.
a. koalisi d. bargaining
b. kooptasi e. kerukunan
c. joint venture

10. Pengertian akomodasi adalah ….


a. usaha untuk mengurangi
perbedaan
b. upaya mengawasi tingkah laku
masyarakat
c. upaya mendidik masyarakat
d. usaha untuk meredakan pertikaian
e. usaha untuk mensejahterakan
masyarakat

11. Pasangan suami istri yang sedang


konflik menemui seorang ustadz
yang bijak untuk dimintai
nasihatnya.
a. mediasi d. kompromi
b. ajudikasi e. konsiliasi
c. arbitra

12. Penyelesaian konflik melalui


pengadilan.
a. toleransi d. ajudikasi
b. konsiliasi e. kompromi
c. arbitrasi

13. Pengertian akulturasi adalah ….


a. usaha untuk mengurangi
perbedaan
b. masuknya budaya asing tanpa
menghilangkan budaya asli

c. usaha untuk menyelesaikan


konflik
d. proses percampuran budaya
e. proses bersatunya berbagai unsur
dalam masyarakat
14. Masuknya Epos Mahabarata dan
Ramayana dari kebudayaan India
dalam cerita wayang di Indonesia
merupakan contoh terjadinya ….
a. asimilasi d.
sosialisasi
b. akulturasi e. koalisi
c. akomodasi
15. Pengertian asimilasi adalah ....
a. proses bersatunya berbagai unsur
dalam masyarakat
b. proses perubahan yang terjadi
dalam masyarakat
c. usaha yang dilakukan untuk
menyelesaikan konflik dalam
masyarakat
d. masuknya budaya asing tanpa
menghilangkan budaya asli
e. usaha untuk mengurangi
perbedaan dalam masyarakat

Mendefinis 16. Pengertian interaksi sosial adalah 5


ikan a. Kerja sama antara manusia
interaksi b. Perilaku keseharian
sosial dan manusia
dinamika c. Hubungan timbal balik
sosial antara manusia
d. Aturang yang mengatur
perilaku masyarakat
e. Pengawasan terhadap
prilaku masyarakat

Untuk nomor 2-4 perhatikan


pernyataan berikut!

1). Putri sedang asik membaca buku


bertemakan motivasi.
2). Rafta dan Firdaussedang
berdiskusi masalah pemilihan umum
3). Rahardian sedang membuat
rencana kegiatan untuk pecan depan
4). Asni menyampaikan presentasi
makalah sosiologi dihadapan teman
teman sekelasnya
5). Dua kelompok siswa dari kelas
XA dan XB sedang terlibat debat pro
dan kontra

17. Interaksi individu ditunjukan oleh


nomor .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
18. Interaksi antar individu dan
kelompok di tujukan oleh nomor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
19. Interaksi antar kelompok ditunjukan
oleh nomor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

20. Naluri yang dimiliki manusia


untuk selalu hidup berkelompok
dinamakan naluri ….
a. Gregariousness
b. symbiosis
c. community
d. society
e. . group

Keterangan :

*: Soal yang dipakai Silkus I


SKOR DATA DIBOBOT

=================

Jumlah Subyek = 30

Jumlah butir = 40

Bobot jwb benar = 1

Bobot jwb salah = 0

Nama berkas: D:\RINO.ANA

No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot

1 B1 23 17 0 23 23

2 B2 20 20 0 20 20

3 B3 25 15 0 25 25

4 B4 24 16 0 24 24

5 B5 12 28 0 12 12

6 B6 13 27 0 13 13

7 B7 18 22 0 18 18

8 B8 21 19 0 21 21

9 B9 15 25 0 15 15

10 B10 21 19 0 21 21

11 B11 34 6 0 34 34

12 B12 39 1 0 39 39

13 B13 35 5 0 35 35

14 B14 34 6 0 34 34

15 B15 29 11 0 29 29
16 B16 26 14 0 26 26

17 B17 27 13 0 27 27

18 B18 33 7 0 33 33

19 B19 30 10 0 30 30

20 B20 28 12 0 28 28

21 B21 24 16 0 24 24

22 B22 33 7 0 33 33

23 B23 31 9 0 31 31

24 B24 33 7 0 33 33

25 B25 36 4 0 36 36

26 B26 30 10 0 30 30

27 B27 29 11 0 29 29

28 B28 33 7 0 33 33

29 B29 36 4 0 36 36

30 B30 32 8 0 32 32

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 27.47

Simpang Baku= 7.14

KorelasiXY= 0.82

Reliabilitas Tes= 0.90


Nama berkas: D:\RINO.ANA

No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 B1 12 10 22

2 B2 10 9 19

3 B3 10 14 24

4 B4 9 15 24

5 B5 5 7 12

6 B6 5 8 13

7 B7 5 13 18

8 B8 8 13 21

9 B9 6 9 15

10 B10 9 11 20

11 B11 15 18 33

12 B12 19 19 38

13 B13 16 18 34

14 B14 16 17 33

15 B15 13 15 28

16 B16 11 14 25

17 B17 11 15 26

18 B18 16 16 32

19 B19 15 14 29

20 B20 14 13 27

21 B21 11 13 24

22 B22 15 17 32
23 B23 15 16 31

24 B24 17 16 33

25 B25 16 19 35

26 B26 15 14 29

27 B27 14 14 28

28 B28 15 17 32

29 B29 16 19 35

30 B30 15 16 31

Kel Unggul & Asor

=================

Kelompok Unggul

Nama berkas: D:\RINO.ANA

No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 B12 39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -

2 B25 36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 B29 36 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1

4 B13 35 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1

5 B11 34 1 - 1 1 1 1 1 - - 1 1

6 B14 34 - 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1

7 B18 33 1 1 1 1 - 1 1 1 - 1 1
8 B22 33 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar 7 7 7 7 5 8 8 7 6 8 7

No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 B12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 B25 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 B29 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 B13 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 B11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 B14 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 1

7 B18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 B22 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar 5 8 6 8 8 8 8 8 7 8 8 8

No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 B12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 B25 - 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 B29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 B13 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1

5 B11 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 B14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

7 B18 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - -

8 B22 - 1 - 1 1 - - 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 5 7 6 8 8 7 7 7 6 7 7 7

No.Urut Kode/Nama Subyek 36 37 38 39 40

1 B12 1 1 1 1 1

2 B25 1 1 1 - 1

3 B29 1 1 - - 1

4 B13 - 1 1 1 1

5 B11 - 1 1 1 1

6 B14 - - 1 1 1

7 B18 - 1 1 1 1

8 B22 1 1 1 - 1

Jml Jwb Benar 4 7 7 5 8

Kelompok Asor

Nama berkas: D:\RINO.ANA

No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 B1 23 1 - 1 1 1 1 1 1 - 1 1

2 B8 21 1 - 1 1 1 1 1 1 - - 1

3 B10 21 1 1 1 1 1 - - - - - -

4 B2 20 1 1 1 1 1 1 - 1 - 1 1

5 B7 18 1 1 1 1 1 - - - - - -
6 B9 15 - - - 1 - 1 - - - 1 1

7 B6 13 1 - 1 1 1 - - 1 - - -

8 B5 12 1 - 1 1 1 - - 1 - - -

Jml Jwb Benar 7 3 7 8 7 4 2 5 0 3 4

No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 B1 1 - - 1 - 1 - - - - - -

2 B8 1 1 1 - - 1 - - 1 1 - 1

3 B10 1 1 1 1 - - - - - - - -

4 B2 - 1 - 1 - 1 - - - - - -

5 B7 - 1 - 1 - 1 - - 1 1 - 1

6 B9 - - - 1 - 1 - - 1 1 - 1

7 B6 - - 1 - 1 1 - - - - - 1

8 B5 - - 1 - 1 1 - - - - - 1

Jml Jwb Benar 3 4 4 5 2 7 0 0 3 3 0 5

No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 B1 1 1 1 1 1 - 1 - 1 1 - -

2 B8 - - - 1 - - - 1 1 1 - -

3 B10 - - - 1 1 1 1 1 - - 1 1

4 B2 1 - - - - - 1 - 1 1 - -

5 B7 - - - 1 - - - - - 1 - 1

6 B9 - - - 1 - - - 1 1 1 - -
7 B6 - - - - - - - - - - - 1

8 B5 - - - - - - - - - - - 1

Jml Jwb Benar 2 1 1 5 2 1 3 3 4 5 1 4

No.Urut Kode/Nama Subyek 36 37 38 39 40

1 B1 1 - 1 - 1

2 B8 - - 1 1 -

3 B10 1 1 1 1 1

4 B2 1 - 1 1 1

5 B7 1 1 1 1 -

6 B9 - - 1 1 -

7 B6 1 1 - 1 -

8 B5 1 - - 1 -

Jml Jwb Benar 6 3 6 7 3

DAYA PEMBEDA

============

Jumlah Subyek= 30

Klp atas/bawah(n)= 8

Butir Soal= 40

Nama berkas: D:\RINO.ANA


No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)

1 7 7 0 0.00

2 7 3 4 50.00

3 7 7 0 0.00

4 7 8 -1 -12.50

5 5 7 -2 -25.00

6 8 4 4 50.00

7 8 2 6 75.00

8 7 5 2 25.00

9 6 0 6 75.00

10 8 3 5 62.50

11 7 4 3 37.50

12 5 3 2 25.00

13 8 4 4 50.00

14 6 4 2 25.00

15 8 5 3 37.50

16 8 2 6 75.00

17 8 7 1 12.50

18 8 0 8 100.00

19 8 0 8 100.00

20 7 3 4 50.00

21 8 3 5 62.50

22 8 0 8 100.00

23 8 5 3 37.50
24 5 2 3 37.50

25 7 1 6 75.00

26 6 1 5 62.50

27 8 5 3 37.50

28 8 2 6 75.00

29 7 1 6 75.00

30 7 3 4 50.00

31 7 3 4 50.00

32 6 4 2 25.00

33 7 5 2 25.00

34 7 1 6 75.00

35 7 4 3 37.50

36 4 6 -2 -25.00

37 7 3 4 50.00

38 7 6 1 12.50

39 5 7 -2 -25.00

40 8 3 5 62.50

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\RINO.ANA

No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 26 86.67 Sangat Mudah

2 24 80.00 Mudah

3 26 86.67 Sangat Mudah

4 26 86.67 Sangat Mudah

5 17 56.67 Sedang

6 26 86.67 Sangat Mudah

7 22 73.33 Mudah

8 25 83.33 Mudah

9 14 46.67 Sedang

10 23 76.67 Mudah

11 24 80.00 Mudah

12 12 40.00 Sedang

13 22 73.33 Mudah

14 19 63.33 Sedang

15 24 80.00 Mudah

16 22 73.33 Mudah

17 23 76.67 Mudah

18 16 53.33 Sedang

19 20 66.67 Sedang

20 17 56.67 Sedang

21 20 66.67 Sedang

22 20 66.67 Sedang
23 27 90.00 Sangat Mudah

24 13 43.33 Sedang

25 18 60.00 Sedang

26 17 56.67 Sedang

27 26 86.67 Sangat Mudah

28 20 66.67 Sedang

29 18 60.00 Sedang

30 21 70.00 Sedang

31 24 80.00 Mudah

32 17 56.67 Sedang

33 19 63.33 Sedang

34 15 50.00 Sedang

35 19 63.33 Sedang

36 18 60.00 Sedang

37 20 66.67 Sedang

38 23 76.67 Mudah

39 20 66.67 Sedang

40 21 70.00 Sedang

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL

=================================

Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40

Nama berkas: D:\RINO.ANA

No Butir Korelasi Signifikansi

1 0.026 -

2 0.555 Sangat Signifikan

3 -0.030 -

4 -0.281 -

5 -0.153 -

6 0.640 Sangat Signifikan

7 0.663 Sangat Signifikan

8 0.323 Signifikan

9 0.661 Sangat Signifikan

10 0.474 Sangat Signifikan

11 0.437 Sangat Signifikan

12 0.217 -

13 0.459 Sangat Signifikan

14 0.257 -

15 0.437 Sangat Signifikan

16 0.566 Sangat Signifikan

17 -0.019 -

18 0.833 Sangat Signifikan

19 0.832 Sangat Signifikan

20 0.432 Sangat Signifikan

21 0.299 -
22 0.832 Sangat Signifikan

23 0.291 -

24 0.392 Signifikan

25 0.694 Sangat Signifikan

26 0.556 Sangat Signifikan

27 0.557 Sangat Signifikan

28 0.671 Sangat Signifikan

29 0.597 Sangat Signifikan

30 0.572 Sangat Signifikan

31 0.520 Sangat Signifikan

32 0.355 Signifikan

33 0.346 Signifikan

34 0.655 Sangat Signifikan

35 0.257 -

36 -0.062 -

37 0.420 Sangat Signifikan

38 0.082 -

39 -0.416 -

40 0.582 Sangat Signifikan

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:


df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01

10 0,576 0,708 60 0,250 0,325

15 0,482 0,606 70 0,233 0,302

20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 0,381 0,496 90 0,205 0,267

30 0,349 0,449 100 0,195 0,254

40 0,304 0,393 125 0,174 0,228

50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

KUALITAS PENGECOH

=================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 40

Nama berkas: D:\RINO.ANA

No Butir a b c d e *

1 1++ 1++ 26** 2-- 0-- 0

2 24** 1+ 3-- 2+ 0-- 0

3 0-- 26** 0-- 3--- 1++ 0

4 4--- 0-- 0-- 26** 0-- 0

5 11--- 1- 0-- 1- 17** 0

6 1++ 0-- 2-- 26** 1++ 0


7 22** 1- 3+ 3+ 1- 0

8 0-- 25** 1++ 3--- 1++ 0

9 2- 2- 10--- 14** 2- 0

10 2++ 1+ 23** 4--- 0-- 0

11 24** 1+ 3-- 0-- 2+ 0

12 2- 12** 4++ 12--- 0-- 0

13 1- 3+ 3+ 22** 1- 0

14 4+ 4+ 19** 3++ 0-- 0

15 3-- 0-- 0-- 3-- 24** 0

16 2++ 5--- 1- 0-- 22** 0

17 1+ 0-- 23** 6--- 0-- 0

18 3++ 0-- 2+ 16** 9--- 0

19 20** 2++ 0-- 2++ 6--- 0

20 4++ 17** 6-- 3++ 0-- 0

21 5-- 0-- 3++ 20** 2++ 0

22 6--- 20** 2++ 0-- 2++ 0

23 2--- 0-- 27** 0-- 1+ 0

24 9--- 1-- 5++ 2- 13** 0

25 18** 1- 0-- 2+ 9--- 0

26 3++ 17** 7--- 3++ 0-- 0

27 1++ 26** 0-- 3--- 0-- 0

28 2++ 5-- 0-- 3++ 20** 0

29 1- 3++ 18** 6-- 2+ 0

30 1- 21** 4-- 3+ 1- 0

31 0-- 24** 0-- 2+ 4--- 0


32 3++ 17** 0-- 8--- 2+ 0

33 0-- 0-- 10--- 1- 19** 0

34 7-- 0-- 15** 4++ 4++ 0

35 19** 7--- 4+ 0-- 0-- 0

36 12--- 0-- 0-- 18** 0-- 0

37 1- 4- 20** 2++ 3++ 0

38 23** 5--- 2++ 0-- 0-- 0

39 0-- 0-- 20** 9--- 1- 0

40 1- 21** 5--- 2++ 1- 0

Keterangan:

** : Kunci Jawaban

++ : Sangat Baik

+ : Baik

- : Kurang Baik

-- : Buruk

---: Sangat Buruk


SOAL SIKLUS I

1. Pengertian interaksi sosial adalah 5. Naluri yang dimiliki manusia


a. Kerja sama antara manusia untuk selalu hidup berkelompok
b. Perilaku keseharian dinamakan naluri ….
manusia a. Gregariousness
c. Hubungan timbal balik b. symbiosis
antara manusia c. community
d. Aturang yang mengatur d. society
perilaku masyarakat e. . group
e. Pengawasan terhadap
prilaku masyarakat 6. Di bawah ini adalah ciri-ciri
Untuk nomor 2-4 perhatikan interaksi sosial, kecuali ....
pernyataan berikut! a. jumlah pelakunya lebih dari satu
orang
1). Putri sedang asik membaca buku b. adanya komunikasi antarpelaku
bertemakan motivasi. c. adanya dimensi waktu
2). Rafta dan Firdaussedang d. terjadi pada waktu lampau
berdiskusi masalah pemilihan umum e. adanya tujuan yang akan dicapai
3). Rahardian sedang membuat
rencana kegiatan untuk pecan depan 7. Ja’far mengangguk-anggukkan
4). Asni menyampaikan presentasi kepalanya tanda menerima nasihat
makalah sosiologi dihadapan teman yang disampaikan oleh Ustadz
teman sekelasnya Yusuf Mansur
5). Dua kelompok siswa dari kelas a. imitasi d. identifikasi
XA dan XB sedang terlibat debat pro b. empati e. sugesti
dan kontra c. simpati

2. Interaksi individu ditunjukan oleh 8. Dina merasa sedih karena Yulia


nomor . sakit.
a. 1 a. sugesti d. empati
b. 2 b. motivasi e. imitasi
c. 3 c. simpati
d. 4
e. 5 9. Galih prihatin dengan kondisi
3. Interaksi antar individu dan yang dialami oleh warga Situ
kelompok di tujukan oleh nomor Gintung yang terkena musibah.
a. 1 Galih menyumbangkan semua
b. 2 tabungannya untuk membantu
c. 3 korban.
d. 4 a. empati d. sugesti
e. 5 b. motivasi e. imitasi
4. Interaksi antar kelompok ditunjukan c. simpati
oleh nomor 10. Syarat terjadinya interaksi sosial
a. 1 adalah kontak dan ....
b. 2 a. motivasi d. tindakan
c. 3 b. komunikasi e. sosialisasi
d. 4 c. perilaku
e. 5
16. Pasangan suami istri yang sedang
11. Yang bukan merupakan bentuk konflik menemui seorang ustadz yang
interaksi sosial yang bersifat asosiatif bijak untuk dimintai nasihatnya.
adalah …. a. mediasi d. kompromi
a. asimilasi d. Persaingan b. ajudikasi e. konsiliasi
b. akomodasi e. kerja sama c. arbitra
c. akulturasi
17. Penyelesaian konflik melalui pengadilan.
12. Partai Keadilan Sejahtera dan partai a. toleransi d. ajudikasi
Amanat Nasional bergabung dalam b. konsiliasi e. kompromi
menghadapi pemilihan kepala daerah c. arbitrasi
tingkat provinsi Jawa Barat.
f. bargaining d. kerukunan 18. Pengertian akulturasi adalah ….
g. kooptasi e. koalisi a. usaha untuk mengurangi
h. joint venture perbedaan
b. masuknya budaya asing tanpa
menghilangkan budaya asli
13. Untuk memperbaiki kondisi
organisasi, pihak manajemen c. usaha untuk menyelesaikan
mengadopsi siste1m baru dalam konflik
pengelolaan organisasi. d. proses percampuran budaya
a. koalisi d. joint venture e. proses bersatunya berbagai unsur
b. bargaining e. kooptasi dalam masyarakat
c. kerukunan 19. Masuknya Epos Mahabarata dan
Ramayana dari kebudayaan India
14. Kerja sama dua perusahaan dalam dalam cerita wayang di Indonesia
proyek pengeboran minyak. merupakan contoh terjadinya ….
a. koalisi d. bargaining a. asimilasi d.
b. kooptasi e. kerukunan sosialisasi
c. joint venture b. akulturasi e. koalisi
c. akomodasi
15. Pengertian akomodasi adalah …. 20. Pengertian asimilasi adalah ....
a. usaha untuk mengurangi a. proses bersatunya berbagai unsur
perbedaan dalam masyarakat
b. upaya mengawasi tingkah laku b. proses perubahan yang terjadi
masyarakat dalam masyarakat
c. upaya mendidik masyarakat c. usaha yang dilakukan untuk
d. usaha untuk meredakan pertikaian menyelesaikan konflik dalam
e. usaha untuk mensejahterakan masyarakat
masyarakat d. masuknya budaya asing tanpa
menghilangkan budaya asli
e. usaha untuk mengurangi
perbedaan dalam masyarakat
SOAL SIKLUS II
1. Di bawah ini adalah ciri-ciri interaksi sosial, kecuali ....
a. jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. adanya komunikasi antarpelaku
c. adanya dimensi w
d. aktu
e. terjadi pada waktu lampau
adanya tujuan yang akan dicapai

2. Ja’far mengangguk-anggukkan kepalanya tanda menerima nasihat yang disampaikan oleh


Ustadz Yusuf Mansur
a. imitasi d. identifikasi
b. empati e. sugesti
c. simpati

3. Dina merasa sedih karena Yulia sakit.


a. sugesti d. empati
b. motivasi e. imitasi
c. simpati

4. Galih prihatin dengan kondisi yang dialami oleh warga Situ Gintung yang terkena musibah.
Galih menyumbangkan semua tabungannya untuk membantu korban.
a. empati d. sugesti
b. motivasi e. imitasi
c. simpati

5. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah kontak dan ....


a. motivasi d. tindakan
b. komunikasi e. sosialisasi
c. perilaku

6. Yang bukan merupakan bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif adalah ….
a. asimilasi
b. akomodasi e
c. akulturasi
d. persaingan
e. kerja sama
7. Partai Keadilan Sejahtera dan partai Amanat Nasional bergabung dalam menghadapi
pemilihan kepala daerah tingkat provinsi Jawa Barat.
a. bargaining
b. kooptasi
c. joint venture
d. kerukunan
e. . koalisi

8. Untuk memperbaiki kondisi organisasi, pihak manajemen mengadopsi siste1m baru dalam
pengelolaan organisasi.
a. koalisi d. joint venture
b. bargaining e. kooptasi
c. kerukunan

9. Kerja sama dua perusahaan dalam proyek pengeboran minyak.


a. koalisi d. bargaining
b. kooptasi e. kerukunan
c. joint venture

10. Pengertian akomodasi adalah ….


a. usaha untuk mengurangi perbedaan
b. upaya mengawasi tingkah laku masyarakat
c. upaya mendidik masyarakat
d. usaha untuk meredakan pertikaian
e. usaha untuk mensejahterakan masyarakat

11. Pasangan suami istri yang sedang konflik menemui seorang ustadz yang bijak untuk dimintai
nasihatnya.
a. mediasi d. kompromi
b. ajudikasi e. konsiliasi
c. arbitra

12. Penyelesaian konflik melalui pengadilan.


a. toleransi d. ajudikasi
b. konsiliasi e. kompromi
c. arbitrasi

13. Pengertian akulturasi adalah ….


a. usaha untuk mengurangi perbedaan
b. masuknya budaya asing tanpa menghilangkan budaya asli
c. usaha untuk menyelesaikan konflik
d. proses percampuran budaya
e. proses bersatunya berbagai unsur dalam masyarakat
14. Masuknya Epos Mahabarata dan Ramayana dari kebudayaan India dalam cerita wayang di
Indonesia merupakan contoh terjadinya ….
a. asimilasi d. sosialisasi
b. akulturasi e. koalisi
c. akomodasi

15. Pengertian asimilasi adalah ....


a. proses bersatunya berbagai unsur dalam masyarakat
b. proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat
c. usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik dalam masyarakat
d. masuknya budaya asing tanpa menghilangkan budaya asli
e. usaha untuk mengurangi perbedaan dalam masyarakat

16. Pengertian interaksi sosial adalah


a. Kerja sama antara manusia
b. Perilaku keseharian manusia
c. Hubungan timbal balik antara manusia
d. Aturang yang mengatur perilaku masyarakat
e. Pengawasan terhadap prilaku masyarakat

Untuk nomor 17-19 perhatikan pernyataan berikut!

1). Putri sedang asik membaca buku bertemakan motivasi.


2). Rafta dan Firdaussedang berdiskusi masalah pemilihan umum
3). Rahardian sedang membuat rencana kegiatan untuk pecan depan
4). Asni menyampaikan presentasi makalah sosiologi dihadapan teman teman sekelasnya
5). Dua kelompok siswa dari kelas XA dan XB sedang terlibat debat pro dan kontra

17. Interaksi individu ditunjukan oleh nomor .


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
18. Interaksi antar individu dan kelompok di tujukan oleh nomor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
19. Interaksi antar kelompok ditunjukan oleh nomor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
20. Naluri yang dimiliki manusia untuk selalu hidup berkelompok dinamakan naluri ….
a. Gregariousness
b. symbiosis
c. community
d. society
e. . group
-l''l
l

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

Siklus :I

Kelas :X I

Hari/Tanggal : Senin,19Novembet2012

No Aktivitas Siswa Ya Tidak Jumlah

tes awal ( Pre Test)


Melaksanakan
2 Telahrnempelajarimateriyangdiajarkan
J Mendengaikan penjelasan materi yang

disampaikanoleh guru
A
a Melakukandiskusikelompok
5 Bekerja samadalam mengerjakantugaskelopok
6 hasil diskusi
Mempresentasikan
7 Aktif mengungkapkanpendaPat
8 Aktif menanggapipendapat
9 Aktif bertanya !

l0 Menganalisis video dengan Model pembelajaran


J
penanmanwawasanmodel Renzulli
ll Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan
kesimpulan
t2 Melaksanakantes akhir ( Post Test)

Bogor, Senin 19 November2012

Observer

JahrotunNufus,S.sosI \
\

4
-:

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

Siklus : II

Kelas :X I

Hari/Tanggal : Senin,26 November2012

Aktivitas Siswa Ya Tidak Jumlah


No
I tes awal ( Pre Test)
Melaksanakan
2 rnateriyang diajarkan
Telahrnernpelajari
a
J lvlenctengarkan penjelasan materi yang

oleh guru
disampaikan
4 Mql"krk*
) neLeriuromadalammengerjakantugaskelopok
6 hasil diskusi
Mempresentasikan
7 Aktif mengungkaPkan
PendaPat
8 Aktif menanggapi
PendaPat
9 Aktif bertanya
l0 tut.trgunAitis Artikel denganModel pembelajaran
penanmanwawasanmodel Renzulli
ll Sir*" saat guru menjelaskan
"t*"perhatikan
kesimpulan
l2 Melaksanakantes akhir ( Post Test)

Bogor, Senin26 November 2012

Observer
r$n.
4W
JahrotunNufus,S.sosI
,t."/

I
LEMBAR PENGATIVITAS GURU DALAM PROSESBELAJAR
MENGAJAR

Nama Sekolah SMA AN NA.IAH

Tahun Pelajaran 2012-2013

Guru ( Peneliti) Rino Anggara

Kelas/Semester x lll

Materi Pokok TNTERAKSISOSIAL

Pertemuan :l

Hari/Tanggal : Senin,l9 Novernber2012

Berilah tanda checklist (V) pada nilai sesuaidengan pengamatananda

SB : SangatBaik, B : Baik, C : Cukup, K : Kurang

No AspekPenilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Baik

1 Me"gkondtsik"n situasipembelajarandan kesiapansiswa


untuk mengikuti prosespembelajaran
2 Apersepsi
3 I\4*b-rgkttk* -inat/rasa ingin tahusiswa( Motivasi )
4
5 Penggunaanmedia/alatpembelajaranyang sesuaidengan
indikatorbahanajar
o Metode mengajar

7 Penanarnan
WawasanSiswa

8 perhatiansiswaterhadapprosesbelajar
Pemusatan
T

Teknik menyampaikanmateri
kegiatandiskusi
Pengelolaan
Bimbingankepadakelompok
Pt"b*i." kepadasiswauntukberpikir
kesempatan
P"rnb"tn k"sempatankepadasiswauntuk bertanyadan
"
mengungkapkanpendaPat

Antusiasterhadapjawabanataupendapatsiswa
Mengamatikesulitanataukemajuanbelajarsiswa

mediavideo
Penggunaan

Keterampilanmenerangkankembali ataumenYimPulkan
materiyangdisarnPaikan

2012
Bogor,Senin19November

Observer

Nufus,S.sosI
Jahrotun
LEMBAR PENGATIVITAS GURU DALAM PROSESBELAJAR
MENGAJAR

Nama Sekolah SMAAN NAJAH

TahunPelajaran 20t2-2013

Guru ( Peneliti) Rino Anggara

Kelas/Semester xyl

Materi Pokok INTERAKSISOSIAL

l-:'ertemuan 2

Hari/Tanggal er 2012
Senin,26Novemb

Berilahtandachecklist(V) padanilai sesuaidenganpengamatananda

SB : SangatBaik,B : Baik, C : Cukup,K: Kurang

No Aspek Peniiaian Sangat tBaik Cukup Kurang


naik f
I Mengkondisikansituasipembelajarandan kesiapansiswa
untuk mengikuti prosespembelajaran
2 Apersepsi
3 Membangkitkanminat/rasaingin tahusiswa( Motivasi)
4 Menyampaikantujuan/indicator yang ingin dicapai
5 Penggunaanmedia/alat pembelajaran y angsesuaidengan
indikator bahanajar
6 Metode mengajar diskusi lempar pefianyaan.

7 PenanamanWawasanSiswa

I Pemusatanperhatian siswa terhadapprosesbelajar


"/

9 Teknik menyampaikan
materi
1 0 Pengelolaan
kegiatandiskusi
ll Bimbingankepadakelompok t/

t 2 Pemberiankesempatan
kepadasiswauntukberyikir V
l3 Pemberiankesempatan
kepadasisrvauntuk berlanyadan
V
pendapat
mengungkapkan
t 4 Antusiasterhadapjawabanataupendapatsiswa
l5 Mengamatikesulitanataukemajuanbelajarsiswa

l6 Penggunaan
mediaArtikel
tl
t7 Keterarnpilanmenerangkankernbaliatau menyimpulkan
materiyangdisampaikan

2012
Bogor,Senin26November

Obsgryer
ryL
\'/ -
I ttln-/

JahrotunNufus,S.sosI
E-*
:r:::
\ \ l !
t'l
\ l'
\
l

CATATAN LAPANGAN

TempatPenelitian/Sekolah : An-Najah

Hari/Tanggal : Senin,l9 November2012

Materi :Interaksi Sosial

Siklus :I

ProsesPembelajaran :

Sebelurnguru mengajak ke ruang multimedia unfuk memutar sebuahvideo yang berkaitan pada rnateri
interaksi, guru memotivasi siswa untuk berfikir kreatif dan kritis , serta guru melakukan pendekatan
emosional kepada siswa agar terjadinya kelas yang kondusif dan mampu menyerap materi yang
disampaikan.Kemudian gun: mengulassedikit mengenaiinteraksisosialdan rnembagikelonrpokuntuk
mengadakan metode diskusi serta memberikan tugas kepada masing-masing kelornpok untuk
menganalisisvideo. Kemudianguru mengajaksiswakeruangmultimediauntuk rnenfmak darrmenontorl
video.

Aktivitas Guru (Peneliti)

Guru membagi tugas kelompok untuk menganalisisvideo dan menceritakanvidio secarasingkat serta
mengaitkannya dengan materi interaksi sosial, kemudian guru memberikan tugas urttuk kepada
penanggungjawab kelompok agar menerangkanyakepadakelompok lainnya, dan agarterjalinnya sebuah
komunikasi timbal balik antara kelompok.

Aktivtas Sisrva r
,
Setelahdibagi kelompok,siswamendapatkan
tugasdari gurunyauntuk mendiskusikandan menceritakan
isi video serta mengaitkannyadengan materiinteraksi,dan penanggungjawab kelornpok rnenjelaskandi
depanforum tentangisi video kekelompok lainnya.

Bogor,Senin19 November2012

Observer
ATI,
dnv
JahrotunNufus,S.sosI
CATATAN LAPANGAN

TempatPenelitian/Sekolah : An-Najah

Hari/Tanggal : Senin,26 November2012

Materi :Interaksi Sosial

Siklus :I

ProsesPembelajaran :

Sebelum guru menerapakansebuahmetode diskusi untuk melaksankanproses pembelajaran,terlebih


dahulu guru mengkondisikankelas agar tejadinyaprosespembelajaranyang kondusif dan siswa dapat
-
menangkapmateri denganbaik, setelahiru siswa diarahkankepadakelornpoknyamasing masinguntuk
mengadakansebuahdiskusi berkelompok, guru menyuruh kelompok siswa untuk membukaartikel yang
dirugaskanoleh guru di pertemuanpertama,kemudiankelompoksiswa berdiskusi'mencariinti isi dari
artikel tersebut kemudian dikaitkan oleh materi interaksi, kemudian kelompok siswa membuat sebuah
pertanyaanuntuk diajukan kepadakelompok yang dipilihnya.

Aktivitas Guru (Peneliti) :

Guru mengarahkan siswa kepada kelompoknya untuk mengadakansebuah diskusi, kemudian guru
menyuruli setiap kelompok siswa untuk membuka artikel yang-ditugaskan oleh guru pada pertemuan
pertama, kemudian guru mengarahkansiswa untuk membuat tugas yaitu mencari isi inti dari artikel
tersebut kemudian kaitkan dengan materi interaksi sosial,sertamembuat pertanyaan untuk diajukan
kepadakelompok lainnya.

Aktivtas Siswa :

Setelahberadadikelompoknyamasing- masing, kelompok siswa mengadakansebuahdiskusi untuk


mencari inti isi dari artikel dan mengaitkannyadenganmateri serta membuat pertanyaanuntuk diajukan
kepada kelompok yang dipilihnya, kemudian kelompok siswa maju ke depan untuk menerangkannya
kemudianmelemparkanpertanyaankepadaklompok yang dipilihnya
Bogor, Senin26 November2012

Nufus,S.sosI
Jahrotun
YI
\--'r
\\
A AN.NAJAH EITUCATIONCENTEN
AN.NAJAHEITUCATIONCENTER I
,fi n sEKoIAHMENENcAHATAs
MENENGAHATAS
SEKOTAH II
| w J | . C i k o l e a n g R a y a L A P A N S u k a m u | y a R u m p i n B o g o Rumpin
r 1 6 $ q |Bogor16$q
Jl.Cikoleang RayaLAPANSukamulya
\7
-l Telp./Fax. : (021)lSlg Oqla,Website: www.an-najah.sch.id / E-mail: info@annajail.sch.id I

*,I I
Kamiyang bertandatangandibawahini sebagaikepalaSMA AnnajahSukamulya I
bahwa:
RumpinBogordenganini menyatakan
I
I
I
Nama
NIM
: RinoAnggara
: 108015000081
I
|
Jurusan : IPS/Sosiologi
I
Semester : lX
I
benartelah melakukan penelitiandi sekolahyang kami pimpin.dalamproses
I
telahmendapatkan
selanjutnya datasesuaidenganyangdiinginkanuntukpenulisan
I
SkripsidenganJudul:"PenerapanEnichmentModelRenzulliSebagaiUpaya
I
meningkatkanHasilBelajarSiswa kelasX DatamPelaiaranSosio/oglBab lnteraksi I
Sosia/
". I
I
ini kamiberikanuntukdipergunakan
Demikianketerangan mestinya.
sebagaimana I

2012
Desember2Q12
Bogor,14 Desember
,l |
:I
iirnqP-lli!ffir, 6.e'
iht-ry1ooees

\ i
t

\
BIODATA PENULIS

Nama lengkap penulis adalah Rino Anggara yang


biasa di panggil “Bonte”, lahir di Tangerang pada tanggal 12 Juni 1990, putra
dari pasangan Bapak Anton Sugiarmanto dan Ibu Nur A’ini. Penulis
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, adiknya bernama Anggi Tyas
Arifiany. Penulis mengenyam pendidikan diantaranya di TK LAPAN (1995-
1996), SD Negeri 1 Rahayu (1996-2002), SMP Negeri 2 Rumpin (2002-2005),
SMA Negeri 1 Rumpin 2005-2008, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2008 – 10 Mei 2013) pada Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan, Jurusan
Pendidikan IPS, Program Studi Sosiologi-Antropologi melalui jalur UMB
(Ujian Masuk Bersama).
Judul skripsi penulis “Penerapan Metode Pembelajaran Enrichment Model
Renzuli Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X1 SMA An –
Najah Dalam Mata Pelajaran Sosiologi Pada Pokok Bahasan Interaksi Sosial”.
Skripsi ini dibuat melalui bimbingan dan arahan dari Ibu Dr. Ulfah Fajarini,
M. Si

Anda mungkin juga menyukai