SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S.Pd)
pada Program Studi Pendidikan IPS Konsentrasi Sosiologi-Antropologi
Oleh :
Rino Anggara
NIM : 108015000081
Demikian$uratpErnyataan
ini sayabuatdongansesungguhnya dansayasiap
menerimasegalakonsekuensiapabilaternyataskripsiini bukanhasilkarya
sendiri.
Jalcarta,2l
Mei 2013
LEMBAR PENGESAHAF{
Mei 2013
Jakarta,2t
']
PanitiaUjian Munaqosah
KetuaPanitia(KetuaJurusan/Prodi) Tanggal
Drs. Nurochim..MM
NIP.19590715 1 003
198403
Seketaris(Sekretaris
Jurusan/Prodi)
PengujiI
^A-t^
I
Pr, hyan Plrrwant$r,M.Pd
NIP. 19730424200801| 012 ryrr/.?..1s*za----
PengujiII
*n,nisqWi4darti. M.Sc
Nrp. 19820802
2011012005 t2./p,{tsp
19520524
ABSTRACK
Rino Anggara, Application Model Enrichment Renzulli Learning Method for
Improving Student Results X Class 1 An - Najah High School Lesson In
Sociology In Social Interaction Highlights. Department of Social Science
Education Faculty of Tarbiyah and Teaching Islamic University (UIN)
Syarif Hidayatullah. 2013.
The main issues examined in this study is the result of learning high
school sociology class X.1 An-Najah Rumpin, Bogor taught using learning model
Enrichtment Renzulli Model. The purpose in this study to determine or prove the
presence or absence of an increase in student learning outcomes X1 grade school
An-Najah Rumpin Bogor series to solve problems. This method is used to
determine the application of learning models Renzulli Enrichment Model to
improve student learning outcomes X1 grade school An-Najah Rumpin Bogor,
students who studied consisted of 24 people. Instrument used is the observation
sheets, field notes, questionnaires and tests (pre-test and post-test). The data
obtained from the instrument were analyzed using descriptive analysis of each
cycle and by using N-Gain anatara to see the difference in pre-test to post-test in
each cycle, to see the difference in learning outcomes at each cycle.
The findings of this research show that the increase in learning outcomes
High School class of An-Najah a chat, Bogor is seen in a series of cycles I and II.
In the first cycle the average value for the Pre test 66.67 on the second cycle is
more improved than the Pre Test Cycle I, which only amounted to 58.95. After
the Post test at the end of the cycle the data obtained are average results Post Test
Cycle II is more improved than the 86.46 cycle I at 69.79 with a highest score of
95 and a low of 70. Students have reached a value of 75 and only 1 KKM students
who earn below the KKM. or can be said to reach 91% success. If calculated
using the formula N-Gain the ability of students has increased by 0.59 from the
first cycle of 0.25 or entry into the medium category. The results of the second
cycle has reached 70% went on to become the most important element in
improving the learning outcomes of Sociology class X.1 An-Najah school
Rumpin, Bogor. Due to the use of Renzulli Learning Enrichment Model is trying
to make the students to think critically and creatively in solving problems and
adding insight to better student must support the achievement of the expected
learning outcomes.
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran
Enrichment Model Renzulli Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
1 Sma An-Najah Dalam Mata Pelajaran Sosiologi Pada Pokok Bahasan
Interaksi Sosial . “ Pembelajaran Di SMA An-Najah Rumpin Bogor”. Shalawat
dan salam semoga selalu tercurah pada baginda alam, Rasululloh dan junjungan
Nabi besar Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.
vi
kuliah penulis selama ini, terimakasih untuk , Rani Adabakti, Siti
Zubaidah, Moch Iqbal, Nur Asiah, Widia Astuti yang banyak membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini, teristimewa untuk Sudarsih yang
selalu memberikan bantuan dalam bentuk apapun dan memberikan
motivasi bagi peneliti sehingga sekripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRACK ............................................................................................... i
ABSTRAKSI ............................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHANPEMBIMBING ............................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
vi
C. PenelitianYang Relevan .......................................................... 26
D. Hakikat Sosiologi .................................................................... 27
E. Hakikat Interaksi Sosial .......................................................... 31
F. Kerangka Berfikir.................................................................... 38
G. Hipotesis Tindakan.................................................................. 40
vii
a. Perencana Tindakan Siklus II ................................... 76
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan .................................. 77
c. Tahap Observasi ...................................................... 77
1). Catatan Lapangan ................................................ 77
2). Wawancara .................................................................. 78
3). Hasil Belajar ..................................................................... 79
d. Tahap Refleksi ......................................................... 81
C. Pembahasan Hasil Temuan ................................................. 82
D. Keterbatasan Peneliti ........................................................... 83
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Nana Sudjana.Perencanaan Pengajaran.( Bandung: Rosada Karya. 2007 ).Hal 58.
1
2
Menyatakan bahwa dalam mencapai tujuan itu maka siswa berinteraksi dengan
lingkungan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar menempatkan guru
sebagai figure yang penting untuk mendukung dan membimbing peserta didik supaya
berhasil dalam menempuh pendidikannya.2 Pendapat ini senada dengan Tim
Pengembangan MKDK Kurikulum dan pembelajaran yang menyatakan bahwa guru
menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa dapat mencapai tujuan secara
optimal.3 Selain itu terdapat pendapat yang sama dari Mulyasa yang menyatakan
bahwa guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan yang
sesuai dengan potensi – potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.4
Penjelasan sebelumnya memberi suatu pengertian bahwa guru adalah individu
yang bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.
Dalam usaha mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa. Maka
pendidik harus mampu melihat potensi masing-masing individu. Hal ini sangat
senada dengan pendapat mulyasa yang menyatakan bahwa guru perlu memperhatikan
peserta didik secara individual. Antara satu yang lain memiliki perbedaan yang
mendasar penjelasan itu menghidari supaya pendidik selayaknya dapat memberikan
layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuahan anak. Kebutuhan anak yang ingin
dikaji dalam penelitian ini adalah kebutuhan anak unggulan yang terdapat di X SMA
AN-NAJAH Rumpin Bogor umumnya pada kelas X mata pelajaran sosiologi bab
interaksi sosial. Adapun yang menjadi alasan adalah bahwa model pembelajaran yang
biasa digunakan oleh pendidik dianggap tidak sesuai.
Peneliti mulai menganalisis penyebab hal itu dengan melakukan beberapa kali
observasi ke dalam kelas. Maka ditemukan satu permasalahan yang paling mendasar
2
Asef Umar Fakhrudin, Menjadi Guru Favorit. Jogjakarta: DIVA Perss, 2009. Hal 71
3
S. Nasution. Asas – Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.2011.Hal 57.
4
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional ( MenciptakanPembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan), Bandung: Rosdakarya. Hal 33
3
dalam beberapa kali kesempatan sehingga akhirnya dapat diterima dan diterapkan
secara fleksibel di berbagai sekolah di Amerika Serikat. Alasan lain yang turut
menguatkan peneliti untuk melaksakan penelitian ini adalah bahwa enrichment model
renzulli hanya di terapkan pada mata pelajaran sejaraha saja. Berdasarkan uraian di
atas peneliti mencoba untuk menerapkan metode Enrichment model Renzulli ini
pada mata pelajaran Sosiologi.
B. Identifikasi Masalah
1. Menurunnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sosiologi
2. Proses pembelajaran yang cendrung monoton
3. Kurangnya penanaman wawasan terhadap siswa dalam mata pelajaran
Sosiologi.
4. Guru masih menggunakan metode konvensional yang kurang membangkitkan
minat siswa.
5. Kurangnya guru dalam menggunakan teknologi
C. Pembatasan Masalah
Pembahasan masalah dalam laporan penelitian ini terarah. Berdasarkan masalah
yang dibahas akan dibatasi pada: penerapan metode pembelajaran enrichment model
renzulli untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Kelas X.1 SMA An-Najah
mata pelajaran Sosiologi pada pokok bahasan interaksi sosial.
D. Rumusan Masalah
Ada pun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini berdasarkan dari
pemaparan latar belakang sebelumnya adalah― bagaimana penerapan metode
pembelajaran enrichment model renzulli untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada Kelas X-1 SMA An-Najah mata pelajaran Sosiologi pada pokok bahasan
interaksi sosial‖?.
5
E. Tujuan Penelitian
Secara garis besar yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mengambarkan usaha yang dilakukan dalam membantu peningkatan hasil belajar
siswa melalui enrichment model renzulli.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memperdalam wawasan ke ilmuan dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai enrichment model Renzulli dalam menunjang proses belajar
mengajar di kelas.
b. Sebagai kajian bagi penelitian lebih lanjut yang berminat dalam
mengembangkan metode enrichment model Renzulli.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk sekolah, dapat dijadikan masukan dalam model–model pembelajaran di
sekolah. Terutama karena model ini masih sangat baru, sehingga tidak
menutup kemungkinan hanya dapat diterapkan dalam dalam pelajaran
sosiologi dan sejarah saja. Model ini mungkin suatu saat dapat dikembangkan
dalam pembelajaran lainnya.
b. Untuk guru, model ini sangat membantu terutama menghadapi siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dalam pembelajaran sosiologi, selain itu model
ini dapat memperkaya pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Untuk siswa.dengan memakai model pembelajaran ini diharapkan
mendapatkan informasi suasana pembelajaran yang aktif sehingga dapat
memeberikan hasil belajar yang baik dan dapat menambah wawasan terhadap
mata pelajaran sosiologi.
d. Untuk peneliti, sendiri adalah bahwa penerapan Enrichment model Renzulli
sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang model pembelajaran
di sekolah. Pengetahuan tentang model ini nantinya dapat di jadikan bekal
6
BAB II
KAJIAN TEORI
Enrichment secara bahasa berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata dasar enrich
yang artinya ―memperkaya‖, mengacu pada penjelasan tersebut enrichment dapat
diartikan sebagai sebuah cara/langkah untuk memperkaya menambah sesuatu
menjadi lebih. Enrichment adalah istilah yang lebih banyak digunakan untuk
mengacu pada sebuah program pengayaan. Dalam cakupan yang lebih luas
enrichment meliputi semua modifikasi dalam praktek-praktek bidang pendidikan
standar. Sedangkan dalam cakupan yang lebih sempit enrichment hanya dimaksudkan
untuk menyediakan sesuatu yang menarik hingga akhirnya dapat membangkitkan rasa
interest siswa terhadap proses belajar di kelas.
7
8
1. Each learner is unique, and therefore, all learning experiences must bev
examined in ways that take into account the abilities, interests, and learning
styles of the individual.
2. Learning is more effective when students enjoy what they are doing, and
therefore, learning experiences should be constructed and assessed with as
much concern for enjoyment as for other goals.
3. Learning is more meaningful and enjoyable when content (i.e. knowledge)
and process (i.e. thinking skills, methods of inquiry) are learned within the
context of a real and present problem; and therefore, attention should be
given to opportunities to personalize student choice in problem selection, the
relevance of the problem for individual students at the time the problem is
being addressed, and authentic strategies for addressing the problem.
4. Some formal instruction may be used in enrichment learning and teaching,
but a major goal of this approach to learning is to enhance knowledge and
thinking skill acquisition that is gained through formal instruction with
applications of knowledge and skills that result from students' own
construction of meaning6.
5
http://www.org.id/EnrichmentRenzulli.com.html.
6
Abraham J. Tannebaum. Gifted Children Psychologi And Education Perspectives. ( New
York: Micmillan Publishing. 2010 ). Hal 368
9
Melihat dari kutipan di atas terdapat beberapa prinsip yang sangat diperhatikan
dalam enrichment. Adanya prinsip-prinsip ini menjadi awal pemikiran perlunya
enrichment diterapkan pada setiap pembelajaran yang dilakukan di setiap tingkat
persekolahan. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip-prinsip di atas,
diantaranya; pertama, enrichment hadir berangkat dari pemikiran bahwa setiap
pelajar/siswa itu unik, artinya setiap siswa memiliki kekhasannya masing-masing.
Begitu pula yang terjadi pada setiap pengalaman belajar yang telah mereka dapatkan,
mereka memiliki pengalaman yang berbeda-beda secara individual. kedua, setiap
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa akan lebih efektif ketika siswa merasa
nyaman dan senang dalam pembelajaran yang dilakukan, oleh karena itu setiap
pengalaman belajar harus dapat memperhatikan setiap tujuan yang akan dicapai
setiap siswa. ketiga, pembelajaran akan lebih bermakna ketika materi ajar dan
pelaksanaannya dikaitkan dengan kejadian nyata yang sedang terjadi. Selain itu untuk
lebih memberikan rasa nyaman siswa diberikan kesempatan untuk mencari setiap
masalah yang menarik bagi mereka. keempat setiap pengajaran pada umumnya bisa
saja dimasukan enrichment ke dalamnya.
Dalam penerapan enrichment, materi-materi yang diperoleh siswa biasanya
berasal dari luar kurikulum umum, yang jarang sekali didapatkan siswa dalam
kehidupan pembelajaran di sekolah. Hal itu terjadi karena dalam pelaksanaannya
Enrichment sering kali dilakukan berupa kegiatan-kegiatan di luar lingkup sekolah.
Dengan pemberian materi melalui ―pengayaan‖ ini, tentunya akan menjadi
pengalaman baru bagi setiap siswa, dan menjadi motivasi tersendiri bagi mereka
karena mendapatkan materi yang tidak biasa. Penerapan enrichment merupakan
sebuah aktifitas yang baik dalam meningkatkan kepekaan guru dalam melihat setiap
potensi yang dimiliki oleh setiap siswa, guru harus peka terhadap kebutuhan siswa
dan keunggulannya. Dengan adanya penerapan enrichment maka guru dituntut untuk
menciptakan suatu keadaan yang memperlihatkan minat siswa terhadap pelajaran,
serta dapat memberikan suatu tantangan baru bagi siswa, hingga akhirnya dianggap
10
oleh siswa sebagai sebuah petualangan yang menyenangkan. Seperti pendapat yang
diungkap Hildreth dalam John Mcleod dan Arthur Croplay berikut ini,7
Educational enrichment for the exceptionally able involves giving them the
opportunity to study in greater depth topics which are part of the curriculum of
their actual grade ; for example, undertaking original research and solving
problems which are beyond the interests and abilities a of the rest of the class, but
do not necessarily require knowledge from higher grades. Enrichment has
primarily been conceived of as being provided by the classroom teacher; for a
teacher who exudes a zest for learning and welcomes the challenge of fostering a
similar enthusiasm in an academically exceptional student, enrichment can be an
exciting adventures.8
Dalam kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa enrichment yang cukup
diperhitungkan dalam penerapannya adalah kreativitas yang harus dimiliki oleh
seorang pendidik, terutama dalam mengarahkan setiap siswa yang berbakat di
sekolah. Pemahaman yang kurang dari seorang pendidik terhadap enrichment akan
memperlihatkan bahwa enrichment hanya gambaran menambah sesuatu pada
perkembangan anak yang sesungguhnya memiliki kemampuan cukup potensial.
7
://www.ed.gov/pubs/toolsforSchool/enrich/gift/schoolwide_enrich_gifted.html
8
Abraham J. Tannebaum. Gifted Children Psychologi And Education Perspectives. ( New York:
Micmillan Publishing. 2010 ). Hal 367
9
Ibid. Hal 368
11
proses berpikir. Baru kemudian pada fase berikutnya Tipe III yaitu individual and
small group investigations of real problems diberikan enrichment untuk siswa
kelompok unggulan dengan memfokuskan siswa pada kegiatan inkuiri dan
mengembangkan pengalaman secara mandiri.10
Tipe III. Tipe III pada model enrichment ini siswa diberikan kesempatan untuk
bekerja secara mandiri dengan mengerahkan setiap potensinya masing-masing yang
nantinya akan didapat manfaat seperti yang telah dipaparkan dalam kutipan di atas
ini.
10
Cony Semiawan. Perspektif Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo. 2004. Hal 83
12
11
Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak Berbakat, Terj. Ati Cahayani, (Jakarta:
PT Indeks, 2012), Hal. 136-137
14
The School Wide Enrichment Model merupakan model enrichment yang digagas
oleh Renzulli atas dasar pemikiran bahwa ‖sekolah adalah tempat untuk
mengembangkan bakat‖. Jika setiap sekolah dapat ditempatkan sebagai fasilitas untuk
mengembangkan bakat yang dimiliki oleh siswa, sangat dimungkinkan dapat
menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi setiap siswa, ketika
sekolah dirasakan menyenangkan oleh siswa tentu saja dapat memotivasi siswa untuk
memperoleh prestasi yang lebih baik. Sekolah menjadi tempat yang menyenangkan
bagi siswa adalah tujuan dari lahirnya Untuk lebih jelasnya berikut ini akan
ditampilkan bagan yang menunjukkan hubungan bagaimana komponen-komponen
yang terdapat dalam 12.
Dalam setiap penerapannya The Schooll Wide Enrichment Model memiliki tujuan
dan esensi tersendiri. Adapun penjelasan mengenai kedua hal tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :
12
Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak Berbakat, Terj. Ati Cahayani, (Jakarta:
PT Indeks, 2012), hal. 217.
15
Tujuan utama The School Wide Enrichment Model dalam penerapannya model
enrichment ini memiliki beberapa tujuan utama, seperti apa yang di utarakan oleh
Cony, tujuan tersebut diantaranya:
13
Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak Berbakat, Terj. Ati Cahayani, (Jakarta:
PT Indeks, 2012), hal. 56
16
14
Cony Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. (Jakarta : PTGrasindo. 2007).
Hal. 39
17
Small Group memiliki pengertian secara bahasa yaitu kelompok kecil, akan
tetapi dalam penelitian kali ini yang dimaksud dengan Small Group adalah
aktivitas kelompok kecil ataupun kumpulan dari beberapa orang siswa. Dimana
16
Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak Berbakat, Terj. Ati Cahayani,
(Jakarta: PT Indeks, 2012), hal. 94
18
Kelemahannya:
Belajar merupakan kata yang paling sering kita dengar dalam kehidupan sehari-
hari. Belajar menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan menuntut ilmu baik
di lembaga pendidikan formal maupun informal. Banyak para ahli yang
mendefinisikan tentang belajar, diantaranya :18
1. Wittig dalam bukunya Psycology of Learning yang mendefinisikan belajar
merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.19
2. Berbeda dengan Wittig, Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psycology,
mengemukakan bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku
yang relatif menetap akibat latihan dan pengalaman.20
3. Hintzman dalam bukunya The Psycology of Learning and Memory,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme, manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi organisme tersebut.21
4. Dan Skinner dalam bukunya Educational Psycology, mengemukakan
belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progresif.
Dari definisi belajar yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan suatu
perubahan tingkah laku yang berlangsung secara progresif sebagai hasil dari sebuah
pengalaman.
Secara umum belajar dapat diartikan kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis jenjang
18
Aminuddin Rasyad. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta Timur: UHAMKA Press,
2003. Hal. 22
19
Muhibbin Syach, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Logos Wacana, 2001 ), hal.61
20
Ibid …, hal.60
21
Muhibbin Syach, Psikologi …, hal.61
21
pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan
itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di
sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Belajar merupakan istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,
sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Perubahan dan
kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam
belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah, karena belajarlah maka manusia dapat
berkembang. Kualitas hasil proses perkembangan manusia banyak tergantung pada
apa dan bagaimana belajar.
Dengan demikian dengan belajar akan menghasilkan hasil belajar yang dapat
diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat
diulang-ulang dengan hasil yang sama. Suatu proses belajar harus besifat praktis dan
langsung, artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang
harus melakukannya, tanpa melalui perantara orang lain. Karena individu itu tidak
pernah lepas hubungannya dengan lingkungan.
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Berdasarkan buku yang ditulis oleh Sumiati dan Asra yang berjudul Metode
Pembelajaran, menjelaskan prinsip belajar diantaranya adalah: Hasil belajar
sepatutnya menjangkau banyak segi.22 Maksudnya dalam suatu proses belajar,
banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar. yaitu meliputi pengetahuan
dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan
menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep,
menyenangi dan memberi respons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan
diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.
22
Sumiati, dan Asra, Metode Pembelajaran, ( Bandung : Wacana Prima 2008 ), hal.
22
3. Tujuan Belajar
Dalam buku yang ditulis oleh J.J Hasibuan, dan Moedjiono yang berjudul Proses
Belajar Mengajar.‖ Robert M Gagne mengelompokkan kondisi-kondisi belajar
(sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai.
Gagne mengemukakan delapan macam, yang kemudian disederhanakan menjadi lima
macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar‖.25 Kelima macam
kemampuan belajar tersebut antara lain:
23
Ibid, hal. 41
24
.Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar.( Jakarta: Rineka Cipta.
2006.). Hal 38
25
.JJ.Hasibuan, dan.Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,
2008 ), hal.4
23
Kedua, Strategi Kognitif ,Mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam
arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. Masing-masing
peserta didik diberikan anugerah berupa akal dan pikiran, bagaimana mengatur
cara belajar dan berpikir seseorang adalah tergantung dari masing-masing peserta
didik, dalam pendidikan formal di sekolah seorang guru hanyalah sebagai
perantara dalam menghubungkan kemampuan yang dimiliki siswa dengan ilmu
yang di berikan.27
26
Ibid., hal.4
27
Ibid., hal.4
28
Ibid., hal.4
29
JJ.Hasibuan, dan Drs.Moedjiono, Proses Belajar …, hal.4
24
Kelima, Sikap dan Nilai. Berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya
bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian.30
Belajar dan berpikir merupakan 2 proses yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun
demikian, keduanya merupakan proses-proses yang berbeda. Belajar adalah suatu
proses terjadinya perubahan perilaku, tetapi berpikir tidak selalu menghasilkan
perubahan perilaku.
Berpikir merupakan suatu proses mental yang kasat mata. Proses ini hanya dapat
diamati dari perilaku yang nampak. Dengan kata lain, proses berpikir hanya dapat
disimpulkan dari perilaku yang diperkirakan diarahkan oleh pikiran sebagai perilaku
yang terorganisasi, bukan perilaku yang terjadi sembarangan.
30
JJ.Hasibuan, dan .Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,
2008 ), hal.4
31
Zikri Neni Iska, Psikologi ( Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan ,( Jakarta : Kizi
Brother’s, 2006 ), hal. 77
25
Pada dasarnya belajar dan berpikir tidak dapat dipisahkan, belajar tidak akan
terjadi tanpa adanya berpikir, begitupun sebaliknya. Jadi keduanya sama-sama saling
berkaitan dan berhubungan.
5. Hasil Belajar
Hasil belajar atau evaluasi hasil belajar merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran. ‖Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar
yang dicapai siswa‖.33 Jadi hasil belajar adalah prestasi yang dapat dihasilkan oleh
anak dalam usaha belajarnya, dalam tingkat yang sangat meggembirakan prestasi
tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, dimana cara tersebut dapat ditempuh
melalui beberapa usaha.
33
Sumiati, dan Asra. Meode Pembelajaran, (Bandun : Wacana Prima, 2008), hal. 20
34
Dimyati, Mudjiono. Belajara Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Hal 56
26
dari factor afektif yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah (a) motivasi dan
kebutuhan, (b) minat, (c) konsep diri, (d) aspirasi, (e) kecemasan, (f) sikap.35
Dengan demikian peranan faktor-faktor kognitif dan afektif tersebut sangat
mempengaruhi dalam hasil belajar siswa dapat berbentuk pengaruh sendiri-sendiri
maupun bersama-sama dan dapat secara langsung maupun tidak langsung, bahkan
ada salah satu faktor yang mempengaruhi satu faktor yang mempengaruhi faktor lain.
Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang telah
dilakukan beberapa peneliti sebelumnya, yaitu:
D. Hakikat Sosiologi
1. Pengertian Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berart kawan, teman
sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan
diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie
35
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pebdidikan Nasional, Vol.IX Edisi Desember 2006. Hal. 897
36
Inaidi Septiar, Penerapan Enrichment Model Renzulli Sebagai Upaya
Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. (Penelitian Tindakan Kelas Di
Kelas Xi Ips 4 Sma Pasundan 2 Bandung).
27
a. Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian
dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19
mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan
perubahan sosial para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu
teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap
peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana
perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya
masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang
perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte
tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya
sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert
Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel,
Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-
masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari
masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
37
DoylePaulJhonson diterjemahkan Oleh RobrtM.Z Lawang‖Teori Sosiologi Klasik Dan
Modern”:Jakarta,1980 PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal 5.
38
http:// www.wikipedia.Indonesia/hakikatsosiologi/.org.com.
28
a. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di
luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan
individu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu,
menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-
kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi
tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah),
yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
29
Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai
ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
a. Empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang
hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
b. Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang
konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-
unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab
akibat sehingga menjadi teori.
c. Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian
diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
d. Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau
buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah
tersebut secara mendalam.
a. Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti
(eksakta) karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
b. Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu
normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa
yang seharusnya terjadi.
c. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam
perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied
science).
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan
konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa
dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
31
39
http://detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-iii-interaksi-sosial-dan-
dinamika.html
32
Syarat terjadinya interaksi sosial. terdiri atas kontak sosial dan komunikasi sosial.
Kontak sosial tidak hanya dengan bersentuhan fisik. Dengan perkembangan tehnologi
manusia dapat berhubungan tanpa bersentuhan, misalnya melalui telepon, telegrap
dan lain-lain. Komunikasi dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada
perilaku orang lain atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut.
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor
imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan empati.
Jika proses interaksi sosial tidak terjadi secara maksimal akan menyebabkan
terjadinya kehidupan yang terasing. Faktor yang menyebabkan kehidupan terasing
misalnya sengaja dikucilkan dari lingkungannya, mengalami cacat, pengaruh
perbedaan ras dan perbedaan budaya.
sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau
ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau
institusional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seorang atau segolongan
orang. Kerja sama dapat bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka waktu yang
lama mengalami kekecewaan sebagai akibat perasaan tidak puas karena keinginan-
keinginan pokoknya tak dapat terpenuhi karena adanya rintangan-rintangan yang
bersumber dari luar kelompok itu.
Dalam teori-teori sosiologi akan dapat dijumpai beberapa bentuk kerja sama yang
biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut
dibedakan lagi dengan kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama
langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual cooperation) dan
kerja sama tradisional (traditional cooperation). Kerja sama spontan adalah kerja
sama yang serta-merta. Kerja sama langsung merupakan hasil dari perintah atasan
atau penguasa, sedangkan kerja sama kontrak merupakan kerja sama atas dasar
tertentu, dan kerja sama tradisional merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau
unsur dari sistem sosial.
2. Akomodasi (Accomodation)
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu
keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada
suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi
antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan
norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sebagai
suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu
pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Giilin,'-0 akomodasi adalah suatu pengertian yar`ig
digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-
hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi (adaptation) yang
35
dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses di mana
makhluk-makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya.
Akomodasi sebenarnya rnerupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu
sebagai berikut.
a. Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh
karena adanya paksaan. ;Coercion merupakan bentuk akomodasi, di mana
salah satu pihak berada dalarn keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan
pihak lawan.
b. Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang
terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
terhadap perselisihan yang ada.
c. Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-
pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
d. Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundanglah pihak
ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
e. Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan
dari pihak-pihak yang berselisih derni tercapainya suatu persetujuan bersama.
f. Toleration juga sering dinamakan tolerant-participation. Ini merupakan suatu
bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
g. Stalemate merupakan suatu akomodasi, di mana pihak-pihak yang
bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu
titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
h. Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
36
4. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut.; ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan
atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memerhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses
asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memiliki syarat-syarat berikut ini.
a. Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, di mana
pihak yang lain tadi juga berlaku sama.
b. Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-
pembatasan.
c. Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.
d. Frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara
pola-pola asimilasi tersebut.
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah
sebagai berikut.
a. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (biasanya
golongan minoritas)
b. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan
sehubungan dengan itu sering kali menimbulkan faktor ketiga.
c. Perasaan 'takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
d. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu Iebih
tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
e. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri
dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
f. In group feelingyang kuat dapat pula menjadi penghalang berlangsungnya
asimilasi. In-group feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali
37
e. Proses Disosiatif
2. Persaingan kebudayaan
3. Persaingan kedudukan dan peranan
4. Persaingan ras:
a. Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang
kebudayaan.
b. Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa
fungsi, yaitu sebagai berikut.
F. Kerangka Berfikir
Pelajaran Sosiologi
Meningkatkan
Hasil Belajar
Siswa
G. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODOLOGI PENELITAN
41
42
dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan
pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut‖.40
Berbeda dengan Rochiati Wiriaatmadja dalam bukunya Metode Penelitian
Tindakan Kelas. ―Penelitian Tindakan Kelas yakni bagaimana sekelompok guru
dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri‖.41
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi sosiologi di
sekolah dengan pembelajaran dilakukan peneliti dan guru berperan sebagai
observer. Objek penelitian dalam hal ini adalah proses pembelajaran yang
merupakan interaksi antara guru, siswa, dan bahan belajar. Tujuan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki kondisi,
mengembangkan, dan meningkatkan mutu pembelajaran. ―Penelitian tindakan
kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yaitu dengan sistem per
siklus. Dimana setiap siklusnya mencakup empat tindakan penelitian yaitu:
perencanaan, pelaksanan (tindakan), observasi dan refleksi‖.42
―Perencanaan (Planning), pada tahapan ini terdiri dari rencana tindakan, serta
segala keperluan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mulai dari bahan
ajar, rencana pelaksanaan pengajaran yang mencakup metode mengajar serta
teknik atau instrument evaluasi, dipersiapkan pada tahap ini. Pelaksanaan
Tindakan (Acting), tahapan ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua
rencana yang telah dibuat, dan berlangsung di dalam kelas. Pengamatan
(Observing), kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan
tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan
hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan
yang dikembangkan oleh peneliti. Refleksi (Reflecting), merupakan tahapan untuk
40
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ), ( Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 13
41
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, ( Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2006 ), hal. 13
42
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ), ( Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 37
43
43
Trianto, Panduan Lengkap ..., hal. 37
44
Ibid, hal. 9
45
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2010) , hal. 24
46
Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta :
PT Permata Puri Media, 2010), cet. 2, hal. 8
44
47
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) ,
hlm, 2-3
45
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
48
Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta :
PT Permata Puri Media, 2010), cet. 2, hal. 17
49
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik ), ( Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 30
46
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaiman tindakan tersebut dilakukan. ―Dalam tahap penyusunan
rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti untuk merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung‖.50
50
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, ( Yogyakarta: DIVA Pers, 2009 ), hal. 50.
47
51
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) , hlm.16-
20
48
Tahap Perencanaan
Planning
Siklus I Merancang pembelajaran dengan
Acting
model pembelajaran Enrichment
Observing Model Renzulli
Reflecting
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan pembelajaran
Planning
Sosiologi sesuai dengan apa yang
Siklus II Acting sudah direncanakan
Observing
Tahap Observing dan Reflecting
Reflecting
Melakukan refleksi yang diperoleh
selama siklus I
Tahap Refleksi
Harapan : Meningkatkan hasil belajar Sosiologi siswa
pada materi Interaksi Sosial Mengadakan refleksiberdasarkan
analisis dan untuk perbaikan pada
pelaksanaan siklus II.
Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
pembelajaran Enrichment Model Renzulli yang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran Sosiologi.
49
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA An –Najah dengan
jumlah siswa 24 siswa. Pertimbangan pengambilan subjek penelitian ini dilakukan
pada kelas X-1 adalah pertimbangan dari nilai sosiologi yang di peroleh siswa
lebih rendah di banding kelas lainnya, selain itu menurut wawancara dengan guru
Sosiologi dan observasi langsung di kelas X-1, sebagian besar siswa sedikit nakal,
dan sulit di atur walaupun sebenarnya mereka pintar, dan memiliki kemampuan.
Dengan memilih kelas ini diharapkan pengaruh penerapan metode pembelajaran
terhadap hasil belajar Sosiologi siswa dapat signifikan terlihat dibandingkan
dengan siswa-siswa kelas lain yang memiliki kemampauan akademis yang tinggi.
Dengan hipotesis bahwa dengan menggunakan kelas yang standar diharapkan
pengaruh penerapan metode pembelajaran Sosiologi akan signifikan terlihat
hasilnya (gagal atau berhasil) dalam meningkatkan hasil belajar Sosiologi siswa.
2. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
1. Membuat RPP pada konsep ―Interaksi Sosial―.
2. Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar observasi
terhadap proses belajar yang telah ditetapkan.
3. Menyiapkan hand out wacana dan video untuk media pembelajaran siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sebelum dilaksanakan tindakan, maka terlebih dahulu dilakukan observasi
terhadap kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran melalui tanya jawab di kelas
dan kesiapan piranti dalam proses belajar sesuai dengan secenario sebagai berikut
d. Refleksi
Peneliti bersama guru mata pelajaran sosiologi yang bertugas sebagai
kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses
pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum
dengan konsep penelitian. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator
52
3. Siklus II
Tahapan kegiatan dilakukan pada siklus II sama seperti pada siklus I, hanya
saja pada siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan tindakan guna mencapai
ketuntasan yang diinginkan. Adapun tahapan pada siklus II, sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan
1. Membuat desain recana pembelajaran dengan metode Enrichment
Model Renzulli di kelas, mekanisme observasi dan tes.
2. Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar observasi
terhadap proses belajar yang ditetapkan.
3. Membuat hand out wacana untuk media pembelajaran siswa.
b. Pelaksanaan
1. Melaksanakan Pre Test
2. Penyampaian konsep ― Interaksi Sosial ― melalui demonstrasi di depan
kelas sebagai pendahuluan.
3. Pelaksanaan model Enrichment Model Renzulli dimana siswa
memecahkan masalah melalui wacana yang berisi kalimat panjang dan
gambar secara berkelompok, masing-masing anggota dalam setiap
kelompok saling bekerja sama satu sama lain untuk dapat memecahkan
permasalahan, dengan membaca, lalu menganalisis dan membuat
laporan, setelah itu dipresentasikan didepan kelas.
4. Mendokumentasikan kegiatan penelitian di dalam kelas
c. Observasi
Pencatatan aktifitas siswa pada siklus II melalui lembar observasi dan
catatan lapangan, serta pemberian tes evaluasi belajar siklus II.
53
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II, merupakan pengevaluasian hasil belajar siklus II
berupa Post Test untuk mendapatkan kesimpulan guna tercapainya
pembelajaran yang baik dan efektif.
52
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, ( Jakarta : Gaung Persada
Press, 2009 ), hal.28
55
53
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), ( Bandung : Remaja
rosdakarya, 2009 ), hal. 153
54
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur …........, hal. 15
56
1. Uji Validitas
a. Uji Validitas Untuk Hasil Belajar
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Dalam Bahasa Indonesia ―valid disebut dengan istilah sahih‖. ―Sebuah
item tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor
total. skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah‖. 55
Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang
tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran
ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item
digunakan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas instrumen tes hasil belajar
siswa , peneliti menggunakan rumus korelasi bisentral :
Keterangan :
55
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008 ),
hal.65
58
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
memberikan hasil yang tetap. untuk menghitung besarnya reliabilitas instrumen
hasil belajar peneliti menggunakan rumus kuder Richardson ( K – R 20 ) sebagai
berikut :56
56
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta :
Bumi Aksara, 2006 ), hal. 208
59
r11 = k S² – Σpq
k-1 S²
Keterangan :
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item yang benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item yang salah
( q= 1- p)
Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
S² : Varians tes
3. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang,
atau sukar digunakan rumus sebagai berikut :57
P=B
JS
Keterangan :
P: Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal
B: Jumlah siswa yang menjawab benar
JS:Jumlah siswa dari masing-masing kelompok yang menjawab
soal
Adapun Kriteria tingkat kesukaran soal :
0,00-0,30 : Sukar
0,30-0,70 : Sedang
0,70-1,00 : Mudah
57
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta :
Bumi Aksara, 2006 ), hal. 208
61
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus :
D=
Keterangan :
D : Daya Pembeda
: Banyak peserta kelompok atas yang menjawabenar
: Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
: Banyak peserta kelompok atas
: Banyak peserta kelompok bawah
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
9 6 0 6 75.00
10 8 3 5 62.50
11 7 4 3 37.50
12 5 3 2 25.00
13 8 4 4 50.00
14 6 4 2 25.00
15 8 5 3 37.50
16 8 2 6 75.00
17 8 7 1 12.50
18 8 0 8 100.00
19 8 0 8 100.00
20 7 3 4 50.00
21 8 3 5 62.50
22 8 0 8 100.00
23 8 5 3 37.50
24 5 2 3 37.50
25 7 1 6 75.00
26 6 1 5 62.50
27 8 5 3 37.50
28 8 2 6 75.00
29 7 1 6 75.00
30 7 3 4 50.00
31 7 3 4 50.00
32 6 4 2 25.00
33 7 5 2 25.00
34 7 1 6 75.00
35 7 4 3 37.50
36 4 6 -2 -25.00
37 7 3 4 50.00
38 7 6 1 12.50
63
39 5 7 -2 -25.00
40 8 3 5 62.50
5. Skor N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru.Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus
Meltzer.
Dengan kategori :
g tinggi : nilai ( g ) > 0.70
g sedang : 0.70 > ( g ) > 0.3
g rendah : nilai ( g ) < 0.3
BAB IV
A. Pendahuluan Penelitian
Sebelum peneleti melakukan model pembelajaran dan melaksanakan
penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan observasi awal di SMA An Najah
Rumpin kabupaten Bogor, untuk memenuhi kebutuhan penulis pada saat
melaksanakan penelitian. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai
situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Analisis kegiatan ini
meliputi wawancara dengan guru mata pelajaran sosiologi, dan siswa kelas X-1,
serta melakukan observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sosiologi di
kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran
ekonomi di SMA An Najah Rumpin Kabupaten Bogor khususnya pada kelas X-1.
65
66
menyukai pelajaran sosiologi. Alasan dari siswa yang kurang menyukai pelajaran
sosiologi adalah karena guru menjelaskan materi tidak dimengerti oleh siswa
lainnya dan kurangnya penanaman wawasan terhadap siswa dan dari 12 siswa
tersebut mereka merasakan kejenuhan dalam belajar sosiologi dikarenakan
metode yang dipake oleh guru hanyalah metode ceramah dan kurangnya metode
diskusi terhadap siswa serta kurannya dalam menggunakan media.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan
menggunakan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli. Siklus pertama ini
dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26 November. Pada pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 19 November 2012 pada pukul 07.30 – 08.45 di kelas
X 1, dengan membahas materi interaksi sosial secara sistematis proses
pembelajaran siklus I dapat di gambarkan sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
1. Kegiatan Pembuka
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
c. Tahap Observasi
1. Catatan Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus I
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Enrichment Renzulli
diperoleh catatan lapangan sebagai berikut :
2. Wawancara
3. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil test (Pre Test dan Post Test) yang diperoleh pada siklus I,
mengenai konsep Uang dan Sistem Standar Moneter dengan jumlah siswa
sebanyak 24 orang dalam satu kelas dengan menggunakan model pembelajaran
Enrichment Model Renzulli. Data nilai Pre Test , diperoleh dari hasil test sebelum
siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya model pembelajaran
Enrichment Model Renzulli, serta nilai Post Test diperoleh dari hasil belajar siswa
setelah diterapkannya model pembelajaran Enrichment. Data nilai Pre Test dan
PostTtest tersebut sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai
terbesar adalah 75, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah 1415, dan rata-rata
58.96. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 80, dan nilai terkecil adalah 55
dengan jumlah 1675, dan rata-rata sebesar 69.79. Dengan begitu ketuntasan hasil
belajar dapat di lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 75 yang diperoleh
pada siklus I adalah 69.79 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran Enricment Renzulli ini meningkat. Jika diukur dengan N-Gain,
kemempuan siswa sebesar 0,25 kategori rendah. Namun penelitian ini harus
dilanjutkan pada siklus II, karena belum mencapai ketuntasan hasil belajar (70%
siswa mencapai nilai lebih dari KKM 75) yang diharapkan oleh peneliti.
75
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil belajar serta refleksi yang dilakukan untuk siklus II perlu
diadakan perbaikan dalam pembelajaran, diantaranya :
1) Perlu ditingkatkan penanaman wawasan dan memotivasi siswa agar
berfikir kreatif dan kritis serta berani untuk bertanya baik ketika proses
pembelajaran maupun ketika berdiskusi kelas berlangsung.
2) Diberikan ketegasan ketika berdiskusi kelompok, maupun diskusi kelas.
3) Diberikan ketegasan untuk materi setelah selesai dijelaskan.
4) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat dimaksimalkan agar di akhir
pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan.
a. Tahap Perencanaan.
Kegiatan pada siklus II, dilaksanakan pada hari senin, 5 Desember – 10
Desember 2012 pembahasan masih sama dengan sklus I yaitu Interaksi Sosial,.
Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi pada
siklus I.
Tahap perencanaan pada siklus II ini tidak jauh bedanya dengan siklus I yaitu
dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ini sama dengan Siklus I dikarenakan
indikatornya sama dan dibuat 4 x pertemuan, untuk 2x pertemuan siklus1 dan 2x
siklus 2 , dilengkapi dengan lembar obsevasi, dan pedoman wawancara.
pengarahan kepada setiap siswa untuk tetap berfikir kreatif dan mampu berfikir
keritis dalam menganalisis dari subah permasalahan dalam berdiskusi.
Target yang ingi dicapai pada siklus2 adalah meningkatkan hasil belajar siswa
dilihat dari nilai posttest dan pretest yang dilakukan di siklus I dan siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan
c. Tahap Observasi
1) Catatan Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus
II berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Enrichment Model
Renzulli, diperoleh catatan lapangan sebagai berikut : Pada saat pembelajaran
kelompok berlangsung suasana kelas sudah kondusif, hal ini terjadi karena siswa
sudah mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan pembelajaran sosiologi bab
interaksi social di kelas yang menggunakan model pembelajaran Enrichment
Model Renzulli. Dalam kerja kelompok terlihat masing-masing siswa dalam satu
kelompok saling bergotong royong dalam menganalisis artikel yang diberi guru
(peneliti). Semua siswa dalam kelompok saling berdiskusi untuk mencari pe
masalah dan memecahkan permasalahan dengan mengaitkannya dalam materi
interaksi social yang ada di artikelnya kemudian di presentasikan. Saat diberikan
tugas kelompok masing-masing perwakilan kelompok yaitu sebagai siswa unggul
dalam bidangnya untuk mempresentaikan maslah yang ada dalam artikel yang
mereka buat kemudian menjelaskannya kepada kelompok lainya dipertuman keII
pada siklus II.
78
2) Wawancara
Berdasarkan catatan lapangan pada Siklus II dapat diketahui bahwa tindakan
yang diberikan dengan menerapkan model pembelajaran Enrichment Model
Renzulli pada siklus II sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Suasana
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Enrichtment model
Renzulli sudah optimal. Hal ini dikarenakan siswa sudah memahami langkah-
langkah model pembelajaran Enrichtment Model Renzulli secara utuh, sehingga
mumbuat siswa mampu berfikir kreatif dan kristis dan terjadinya proses
pembelajaran yang efektif.
Setelah pelaksanaan tindakan Siklus II selesai, dilakukan wawancara, di luar
kelas pada pukul 09.45. sama pada halnya Siklus I wawancara dilakukan kepada 5
orang siswa, yang tergabung dalam satu kelompok dalam penelitian. Pencatatan
dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dalam satu
kelompok yang dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut di peroleh data
secara garis besar:
a) Siswa sudah dapat dengan mudah menerapkan dengan model
Pembelajaran Enrichment Model Renzulli dikarenakan siswa telah
bertambah wawasannya yang mereka suka untuk dikaitkan dengan materi
interaksi, tetapi meskipun awalnya masih membingungkan sedikit untuk
beberapa orang siswa karena kurangnya wawasan siswa mengenai
permasalahan – permasalahan yang ada serta wawasan pengetahuan umum
yang mereka suka, tetapi siswa merasa senang karena ada metode belajar
baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.
b) Sebagian besar siswa senang berdiskusi pada saat terjadinya proses
pembelajran dan siswa merasa senang dikarenakan pengetahuan umum
yang belum mereka ketahui di berikan oleh guru/ peneliti pada saat proses
pembelajaran dan mengaitkannya pada materi.
79
3) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil test (Pre Test dan Post Test) yang diperoleh pada siklus II,
mengenai Interaksi sosial, dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang dalam satu
kelas dengan menggunakan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli.
Data nilai Pre Test , diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi
tersebut dan belum diterapkannya model pembelajaran Enrichtment, serta nilai
Post Test diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran Enrichment. Data nilai Pre Test dan Post Test tersebut sebagai
berikut.
80
Berdasarkan hasil table 4.2 siklus II sudah mencapai kriteria yang diharapkan.
Ini terbukti dengan nilai N-Gain 0.59 pada Pre Test Siklus I sebesar 58.96
meningkat pada Post Test menjadi 69.79dan nilai N-Gain pada Pre Test Siklus II
sebesar 66.67meningkat pada Post Test menjadi 86.46. Dengan nilai terendah
pada Siklus I 40(di bawah KKM) dan tertinggi 80, sedangkan pada siklus II, nilai
terendah 70 dan tertinggi 95. Atau dapat dikatakan pada siklus II nilai yang
dicapai siswa sudah mencapai KKM sebesar 75. Oleh karena itu tidak perlu
dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran siklus III.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan
bahwa pembelajaran sosiologi di kelas X-1 sudah mulai efektif. Siswa mulai
terbiasa menggunakan model pembelajaran Enrichment Model Renzulli Dalam
proses pembelajaran, siswa nampak lebih aktif dan mampu berfikir kreatif serta
kritis dalam proses pembelajaran sehingga menciptakan keadaan pembelajaran
yang lebih efektif dibandingkan siklus I.
Nilai rata-rata untuk Pre test pada siklus II adalah 66,67 lebih meningkat
dibandingkan Pre Test Siklus I yang hanya sebesar 58.95. Setelah dilakukan Post
test pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-rata hasil Post Test
siklus II adalah 86.46 lebih meningkat dibandingkan Siklus I sebesar 69,79
dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 70 . Siswa telah mencapai nilai
KKM 75 dan hanya 2 orang siswa yang mendapatkan dibawah KKM. atau dapat
dikatakan keberhasilan mencapai 91%. Jika dihitung menggunakan rumusan N-
Gain kemampuan siswa mengalami peningkatan sebesar 0.59 atau masuk ke
dalam kategori sedang. Hasil dari siklus II sudah mencapai 70% berarti tindakan
sudah dapat dihentikan dan tidak perlu melanjutkan pada siklus selanjutnya.
82
Table 4.3
Tabel Perbedaan Signifikan Hasil Belajar Siklus I Dan Siklus II
Nilai Terendah 40 55 45 70
Rata-rata 58.95 69.79 66.67 86,46
kemudian masing-masing siswa dapat belajar satu sama lain, atau dalam kata lain
saling membutuhkan, memberikan motivasi, serta menciptakan situasi belajar
yang terbuka.
Adapun aktivitas pembelajaran yang ditunjukkan oleh kegiatan siswa di kelas
pada siklus I, dan II dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari setiap
pertemuan dari siklus I ke siklus II, dan setiap kelompok sudah dapat memahami
model pembelajaran Enrichment Model Renzulli ini. Pada akhir pelajaran pada
siklus I, dan siklus II guru menarik kesimpulan secara bersama-sama dengan
siswa untuk menghindari terjadinya miskonsepsi.
D. Keterbatasan Peneliti
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah pelaksanaan penelitian dinyatakan berakhir terdapat beberapa
kesimpulan. Kesimpulan meliputi perencanaan, proses, evaluasi serta kesulitan-
kesulitan dalam menerapkan enrichment model Renzulli program. Ada pun
penjelasan lebih lanjut mengenai beberapa kesimpulan tersebut, diantaranya akan
dipaparkan sebagai berikut.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh berdasarkan tindakan yang
telah diberikan kepada siswa kelas X-1 SMA AN-NAJAH Rumpin Bogor. Dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dan Siklus II mengalami
peningkatan. Pada siklus I Nilai rata-rata untuk Pre test pada siklus II adalah
66,67lebih meningkat dibandingkan Pre Test Siklus I yang hanya sebesar 58.95.
Setelah dilakukan Post test pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-
rata hasil Post Test siklus II adalah 86.46 lebih meningkat dibandingkan Siklus I
sebesar 69,79 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 70 . Siswa telah
mencapai nilai KKM 75 dan hanya 1 orang siswa yang mendapatkan dibawah
KKM. atau dapat dikatakan keberhasilan mencapai 91%. Jika dihitung
menggunakan rumusan N-Gain kemampuan siswa mengalami peningkatan
84 76
85
sebesar 0.59 atau masuk ke dalam kategori sedang. Hasil dari siklus II sudah
mencapai 70% berarti tindakan Peningkatan hasil belajar yang terjadi dari Siklus I
dan Siklus II disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
masalaha dan mampu aktif dalam penyampaian dalam hasil analisisnya.. Setelah
pembelajaran kelompok selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya, dan berlanjut pada sesi tanya jawab. Setelah itu penarikan
kesimpulan terhadap materi yang dibahas oleh siswa. Manfaat penggunaan model
pembelajaran Enrichment Model Renzulli ini adalah mengaktifkan siswa, baik
pada ranah psikomotorik (sikap, gerak, keaktifan yang ditunjukkan siswa), ranah
kognitif (nilai atau hasil belajar yang diperoleh), dan ranah afektif (keaktifan di
kelas atau dalam proses pembelajaran) karena pada dasarnya pembelajaran
berpusat pada siswa.
B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Gary A. Davis. Anak Berbakat Dan Pendidikan Anak Berbakat, Terj. Ati
Cahayani, (Jakarta: PT Indeks, 2012),
.
JJ.Hasibuan, dan Drs.Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2008 )
SUMBER INTERNET
http://www.aps.edu/aps/gifted/renzulli.html
http:// www.wikipedia.Indonesia/hakikatsosiologi/.org.com
UJI REFERENSI
NIM : 108015000083
9 Dr.JJ.Hasibuan,dan Drs.Moedjiono,ProsesBelajar
Mengajar, ( Bandung: RemajaRosdakdry&,2O08 )
^?r
10 Dr. Hj. Zurinal. Ilmu Pendidikan ( Pengantar Dan
Dasar - Dasar PelaksanaanPendidikan. Jakarta:
UIN JakartaPress.2006
12
Bandung: Rosdakarya.20I0
t7
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 20 L0.
Menyetuju
Pembimbing
PROFILSEKOLAHDAN BIODATAKEPALASEKOTAH
SMA ANNAJAH RUMPINBOGOR
1. Identizu
Nama Sekolah : SMA ANNAIAI{ RUMPINBOGOR
NPSN :20244436
NSS :3A2.A2$2.18.093
AlamatSekolah :
a. Jalan : [. RayaCikoleangDepanLAPAN no. 6 Rf. \L/M ].i;;,,'.:
.'
b. Kelurahan : Sukamulya
c. Kecamatan : Rumpin
d. Kabupaten : Bogor
e. Provirui :Iawa Barat
f. Kode Pos : 16350
g.alanatWebsite :http//www.an-najah.schjd
3. Tarrah
a Statustanah : Milib-sendiri/ W al,at/ t&&/Yayasaq
b. Luas tanah 1500mz
4. Saratraltas;rrana
Statusgedung Milik sendiril{4hkaf/Se*nalYryeasan
b. Keadaangedung Per:nanen/Sesdf effi aaen/Darura+
c.Kondisigedung naik/ Rt$a&+ingan/ Rnsak+ena+
d. Jumlahruang belajar 9 (delapan)ruang (ufffan tidakstajdar)
e.Iumlah mang Kep ala/ Gw:u/TA ; 2 (dua) buah (ukurantidakstandar)
f.Iunlah lelajar :9 (delapan)rombel
Perpustakaan : f (satui (ukurantidakstandar)
"9.l"uog
h. Ruangfab. IpA (fu, kinr,
bio) : belumada
i. Ruanglab. Komputer 1 (satu)buah (ukurantidak standar)
j. RuangPengurusOSIS 1 (safu) (ukurantidakstandar)
k. RuangBP/nf belurr ada
k. Ruangmultimedia belum ada
I RuangPusatBelajarsiswa belumada
tA BanyakSiswa/IGlas
(d
o) 1 Ket
v 2 3 4 Iumlah
L P Jumlah L P Iumlah L P Tumlah L P Iumlah L P Toul
X 13 1 1 24 7 7 27 38 1 6 18 34 46 50 96
8. ]r nrlah siswa kelds )fi danXII
v) Banyakpesertadidik / trGlas
Bahasa IPA IPS Iumlah Ket.
v
L P Iml L P iml L P Iml L P Total
XI 24 44 68 13 24 37 37 68 105
ruI 8 2A 36 20 31 51 28 59 87
Iml n 0 0 32 72 104 55 8B 65
't27
JJ 192
9. Tanratrn ($ tahunterakhir)
Tahun Tasntan(%) Rata-Rata
Nilai UN SiswaMelanjutkan
Pelajaran (Y.\
]umlah Target Hasil Taget lumlah Target
20a9/201,0 92 100% 73,87 70,w 40 45
2O1o/2011 i08 100% 7,32 7rffi 45 50
2071/2Ap 165 7ffi% 7,ff2 7,ffi 35 40
SMA AN-NAIAH
Semester - Tahun 20tu20t3
BUI.AN Prestasi
Kegiatan Waktu
Kegiatan
JANUARI
2013
Senin 14 21 28 awalbelaju
Selasa 1 I 15 u n UNdanSNMPTN
Soeialisasi
Rabu 2 I 16 23 30 )ptikaUINJakarta 14-19
Kamis 3 10 17 24 31 )enetapan Sementara
DaftarNominasi UN2013
Peserta to
Jum'at 4 '|.1 1B 25
Sabtu 5 12 19 26
llE=4 ,HE=26
FEBRUARI
2013
Senin 4 '11 18 25 rengolahan
nilairapountukpeserta
UN2013 1-15
idasa 5 t2 19 m )penHorce,Pentas SenidanPameran
labu 6 13 n n rekan olahraga
Karnis 7 14 21 28 :abligh
Akbar 17tentatif
Jum'at 1 I 15 n lraining Siswa
Motivasi UN
/plusPembekalan 25
Sabtu 2 I 16 n
UE=4,HE=24
MARET2013
Senin 4 11 18 % SNMPTN Undangan 11-16
Sdasa 5 12 1g % fryoutUN2013 11-11
lSu 6 13 n n JS(uiianeekolah) 2$30
(amis 7 14 21 n JlanganTengah (UTS)
Sernester 2 2$30
fum'at 1 I 15 2. n {n{.l{ahFutsalClub
Sabtu 2 9 16 23 30
U E = 4. H E = 2 5
APRIL2O13
Senin 1 8 15 n n Bogo
OSNtingkatkabupaten 10
Sdasa 2 9 16 n 30 UN(UjianNasimal) 1$18
RSU 3 10 17- 24
Kanis 4 t1 18 %
Jum'al 5 12 19 m
Sabtu 6 13 n n
M E = 4, H E = 2 4
MEt2013
ienin 6 13 n n PSBgelombang
I l8
idasa 7 14 21 28 Pengumuman
UN 25
Rabu 1 I 15 22 29 Pengumuman Undangan
SNMPTN ,0
Kamis 2 9 16 23 30
Jum'at 3 10 17 24 31
Sabtu 4 11 18 25
M E = S, H E = 2 7
JUN|2013
Senin 3 10 17 24 UKK t8
Selasa 4 11 18 25 penenluan
Rapatverifikasi nilairaport t7
Rabu 5 12 19 26 Pembagian Rapor danPerpisahan l0
Kamis 6 13 n 27 Dewan
Rekreasi Guru ,_2
Jum'at 7 14 21 28
Sabtu 1 I 15 22 29
i;,i li ii M E = 4 , H E = 1 9
DATATENAGAPENDIDIKDANKEPENDIDIKAN
NAMASMAN/S,SMKNTS : SMASAN-NAJAH
NPSN :2O2484?6
NSS :30N20218093
ALAMAT :KP. CIKOLEANGSUIGMULYA BOGOR
RUMPIN
TELEPON : Q21-7579A474
Kf
fffit
w
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SMA : AN-NAJAH
Mata Pelajaran : Sosiologi
Siklus : I
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 1.1 Memahami Interaksi Sosial dalam
masyarakat.
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan proses interaksi sosial
sebaga dasar pengembangan pola ketaraturan
dan dinamika kehidupan sosial
Alokasi Waktu : 2x 45 menit
A. Indikator Pembelajaran.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
Mendefiniisikan interaksi sosial dan dinamika sosial
Menganalisis faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan dinamika sosial
Menganalisis bentuk-bentuk interaksi yang mendorong terciptanya lembaga, kelompok, dan
organisasi sosial..
D. Materi Pembelajaran:
Hakikat Interaksi Sosial
Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial
Status, Peranan, dan Hubungan Individu dalam Interaksi Sosial
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
E. Metode
Model Pembelajaran : Enrichment Model Renzulli
Metode : Menyimak video, dan diskusi
Keaktifan, kedisiplinan
Melatih siswa dalam penerapan model
pembelajaran Enrichment Model Renzulli
Elaborasi
Kofirmasi
I. Penilaian
1. Tekhnik
Pada pembelajaran Sosiologi tentang interkasi sosial ini menggunakan teknik tes tertulis.
2. Bentuk
Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG).
3. Soal ( Terlampir lengkap ).
4. Proses
Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test) dan
tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan.
5. Penelian diskusi
( ........................................... ) ( ........................................... )
NIP. ............................... NIP. ...............................
SMA : AN-NAJAH
Mata Pelajaran : Sosiologi
Siklus : II
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 1.1 Memahami Interaksi Sosial dalam
masyarakat.
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan proses interaksi sosial
sebaga dasar pengembangan pola ketaraturan
dan dinamika kehidupan sosial
Alokasi Waktu : 2x 45 menit
A. Indikator Pembelajaran.
Menganalisis faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan dinamika sosial
Mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial Menganalisis bentuk-bentuk interaksi
yang mendorong terciptanya lembaga, kelompok, dan organisasi sosial
Mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
Mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial
Menganalisis faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan dinamika sosial
Menganalisis bentuk-bentuk interaksi yang mendorong terciptanya lembaga, kelompok, dan
organisasi sosial..
D. Materi Pembelajaran:
Hakikat Interaksi Sosial
Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial
Status, Peranan, dan Hubungan Individu dalam Interaksi Sosial
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
E. Metode
Model Pembelajaran : Enrichment Model Renzulli
Metode : menganalisis artikel, dan diskusi
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Keaktifan, kedisiplinan
Melatih siswa dalam penerapan model
pembelajaran Enrichment Model Renzulli
Elaborasi
Kofirmasi
I. Penilaian
6. Tekhnik
Pada pembelajaran Sosiologi tentang interkasi sosial ini menggunakan teknik tes tertulis.
7. Bentuk
Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG).
8. Soal ( Terlampir lengkap ).
9. Proses
Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test) dan
tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan.
10. Penelian diskusi
( ........................................... ) ( ........................................... )
NIP. ............................... NIP. ...............................
KISI-KISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR IPS
SIKLUS I
Kelas/Semester :XI
7. Ja’far mengangguk-
anggukkan kepalanya tanda
menerima nasihat yang
disampaikan oleh Ustadz
Yusuf Mansur
a. imitasi d.
identifikasi
b. empati e.
sugesti
c. simpati
Keterangan :
SIKLUS II
Kelas/Semester : X.1
2. Ja’far mengangguk-anggukkan
kepalanya tanda menerima nasihat
yang disampaikan oleh Ustadz
Yusuf Mansur
a. imitasi d. identifikasi
b. empati e. sugesti
c. simpati
Keterangan :
=================
Jumlah Subyek = 30
Jumlah butir = 40
1 B1 23 17 0 23 23
2 B2 20 20 0 20 20
3 B3 25 15 0 25 25
4 B4 24 16 0 24 24
5 B5 12 28 0 12 12
6 B6 13 27 0 13 13
7 B7 18 22 0 18 18
8 B8 21 19 0 21 21
9 B9 15 25 0 15 15
10 B10 21 19 0 21 21
11 B11 34 6 0 34 34
12 B12 39 1 0 39 39
13 B13 35 5 0 35 35
14 B14 34 6 0 34 34
15 B15 29 11 0 29 29
16 B16 26 14 0 26 26
17 B17 27 13 0 27 27
18 B18 33 7 0 33 33
19 B19 30 10 0 30 30
20 B20 28 12 0 28 28
21 B21 24 16 0 24 24
22 B22 33 7 0 33 33
23 B23 31 9 0 31 31
24 B24 33 7 0 33 33
25 B25 36 4 0 36 36
26 B26 30 10 0 30 30
27 B27 29 11 0 29 29
28 B28 33 7 0 33 33
29 B29 36 4 0 36 36
30 B30 32 8 0 32 32
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 27.47
KorelasiXY= 0.82
1 B1 12 10 22
2 B2 10 9 19
3 B3 10 14 24
4 B4 9 15 24
5 B5 5 7 12
6 B6 5 8 13
7 B7 5 13 18
8 B8 8 13 21
9 B9 6 9 15
10 B10 9 11 20
11 B11 15 18 33
12 B12 19 19 38
13 B13 16 18 34
14 B14 16 17 33
15 B15 13 15 28
16 B16 11 14 25
17 B17 11 15 26
18 B18 16 16 32
19 B19 15 14 29
20 B20 14 13 27
21 B21 11 13 24
22 B22 15 17 32
23 B23 15 16 31
24 B24 17 16 33
25 B25 16 19 35
26 B26 15 14 29
27 B27 14 14 28
28 B28 15 17 32
29 B29 16 19 35
30 B30 15 16 31
=================
Kelompok Unggul
1 B12 39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
2 B25 36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 B29 36 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1
4 B13 35 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1
5 B11 34 1 - 1 1 1 1 1 - - 1 1
6 B14 34 - 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1
7 B18 33 1 1 1 1 - 1 1 1 - 1 1
8 B22 33 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1
1 B12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 B25 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 B29 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 B13 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 B11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 B14 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 1
7 B18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 B22 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 B12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 B25 - 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 B29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 B13 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1
5 B11 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 B14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 B18 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - -
8 B22 - 1 - 1 1 - - 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 5 7 6 8 8 7 7 7 6 7 7 7
1 B12 1 1 1 1 1
2 B25 1 1 1 - 1
3 B29 1 1 - - 1
4 B13 - 1 1 1 1
5 B11 - 1 1 1 1
6 B14 - - 1 1 1
7 B18 - 1 1 1 1
8 B22 1 1 1 - 1
Kelompok Asor
1 B1 23 1 - 1 1 1 1 1 1 - 1 1
2 B8 21 1 - 1 1 1 1 1 1 - - 1
3 B10 21 1 1 1 1 1 - - - - - -
4 B2 20 1 1 1 1 1 1 - 1 - 1 1
5 B7 18 1 1 1 1 1 - - - - - -
6 B9 15 - - - 1 - 1 - - - 1 1
7 B6 13 1 - 1 1 1 - - 1 - - -
8 B5 12 1 - 1 1 1 - - 1 - - -
1 B1 1 - - 1 - 1 - - - - - -
2 B8 1 1 1 - - 1 - - 1 1 - 1
3 B10 1 1 1 1 - - - - - - - -
4 B2 - 1 - 1 - 1 - - - - - -
5 B7 - 1 - 1 - 1 - - 1 1 - 1
6 B9 - - - 1 - 1 - - 1 1 - 1
7 B6 - - 1 - 1 1 - - - - - 1
8 B5 - - 1 - 1 1 - - - - - 1
1 B1 1 1 1 1 1 - 1 - 1 1 - -
2 B8 - - - 1 - - - 1 1 1 - -
3 B10 - - - 1 1 1 1 1 - - 1 1
4 B2 1 - - - - - 1 - 1 1 - -
5 B7 - - - 1 - - - - - 1 - 1
6 B9 - - - 1 - - - 1 1 1 - -
7 B6 - - - - - - - - - - - 1
8 B5 - - - - - - - - - - - 1
1 B1 1 - 1 - 1
2 B8 - - 1 1 -
3 B10 1 1 1 1 1
4 B2 1 - 1 1 1
5 B7 1 1 1 1 -
6 B9 - - 1 1 -
7 B6 1 1 - 1 -
8 B5 1 - - 1 -
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
1 7 7 0 0.00
2 7 3 4 50.00
3 7 7 0 0.00
4 7 8 -1 -12.50
5 5 7 -2 -25.00
6 8 4 4 50.00
7 8 2 6 75.00
8 7 5 2 25.00
9 6 0 6 75.00
10 8 3 5 62.50
11 7 4 3 37.50
12 5 3 2 25.00
13 8 4 4 50.00
14 6 4 2 25.00
15 8 5 3 37.50
16 8 2 6 75.00
17 8 7 1 12.50
18 8 0 8 100.00
19 8 0 8 100.00
20 7 3 4 50.00
21 8 3 5 62.50
22 8 0 8 100.00
23 8 5 3 37.50
24 5 2 3 37.50
25 7 1 6 75.00
26 6 1 5 62.50
27 8 5 3 37.50
28 8 2 6 75.00
29 7 1 6 75.00
30 7 3 4 50.00
31 7 3 4 50.00
32 6 4 2 25.00
33 7 5 2 25.00
34 7 1 6 75.00
35 7 4 3 37.50
36 4 6 -2 -25.00
37 7 3 4 50.00
38 7 6 1 12.50
39 5 7 -2 -25.00
40 8 3 5 62.50
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\RINO.ANA
2 24 80.00 Mudah
5 17 56.67 Sedang
7 22 73.33 Mudah
8 25 83.33 Mudah
9 14 46.67 Sedang
10 23 76.67 Mudah
11 24 80.00 Mudah
12 12 40.00 Sedang
13 22 73.33 Mudah
14 19 63.33 Sedang
15 24 80.00 Mudah
16 22 73.33 Mudah
17 23 76.67 Mudah
18 16 53.33 Sedang
19 20 66.67 Sedang
20 17 56.67 Sedang
21 20 66.67 Sedang
22 20 66.67 Sedang
23 27 90.00 Sangat Mudah
24 13 43.33 Sedang
25 18 60.00 Sedang
26 17 56.67 Sedang
28 20 66.67 Sedang
29 18 60.00 Sedang
30 21 70.00 Sedang
31 24 80.00 Mudah
32 17 56.67 Sedang
33 19 63.33 Sedang
34 15 50.00 Sedang
35 19 63.33 Sedang
36 18 60.00 Sedang
37 20 66.67 Sedang
38 23 76.67 Mudah
39 20 66.67 Sedang
40 21 70.00 Sedang
=================================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
1 0.026 -
3 -0.030 -
4 -0.281 -
5 -0.153 -
8 0.323 Signifikan
12 0.217 -
14 0.257 -
17 -0.019 -
21 0.299 -
22 0.832 Sangat Signifikan
23 0.291 -
24 0.392 Signifikan
32 0.355 Signifikan
33 0.346 Signifikan
35 0.257 -
36 -0.062 -
38 0.082 -
39 -0.416 -
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
No Butir a b c d e *
9 2- 2- 10--- 14** 2- 0
13 1- 3+ 3+ 22** 1- 0
30 1- 21** 4-- 3+ 1- 0
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
4. Galih prihatin dengan kondisi yang dialami oleh warga Situ Gintung yang terkena musibah.
Galih menyumbangkan semua tabungannya untuk membantu korban.
a. empati d. sugesti
b. motivasi e. imitasi
c. simpati
6. Yang bukan merupakan bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif adalah ….
a. asimilasi
b. akomodasi e
c. akulturasi
d. persaingan
e. kerja sama
7. Partai Keadilan Sejahtera dan partai Amanat Nasional bergabung dalam menghadapi
pemilihan kepala daerah tingkat provinsi Jawa Barat.
a. bargaining
b. kooptasi
c. joint venture
d. kerukunan
e. . koalisi
8. Untuk memperbaiki kondisi organisasi, pihak manajemen mengadopsi siste1m baru dalam
pengelolaan organisasi.
a. koalisi d. joint venture
b. bargaining e. kooptasi
c. kerukunan
11. Pasangan suami istri yang sedang konflik menemui seorang ustadz yang bijak untuk dimintai
nasihatnya.
a. mediasi d. kompromi
b. ajudikasi e. konsiliasi
c. arbitra
Siklus :I
Kelas :X I
Hari/Tanggal : Senin,19Novembet2012
disampaikanoleh guru
A
a Melakukandiskusikelompok
5 Bekerja samadalam mengerjakantugaskelopok
6 hasil diskusi
Mempresentasikan
7 Aktif mengungkapkanpendaPat
8 Aktif menanggapipendapat
9 Aktif bertanya !
Observer
JahrotunNufus,S.sosI \
\
4
-:
Siklus : II
Kelas :X I
oleh guru
disampaikan
4 Mql"krk*
) neLeriuromadalammengerjakantugaskelopok
6 hasil diskusi
Mempresentasikan
7 Aktif mengungkaPkan
PendaPat
8 Aktif menanggapi
PendaPat
9 Aktif bertanya
l0 tut.trgunAitis Artikel denganModel pembelajaran
penanmanwawasanmodel Renzulli
ll Sir*" saat guru menjelaskan
"t*"perhatikan
kesimpulan
l2 Melaksanakantes akhir ( Post Test)
Observer
r$n.
4W
JahrotunNufus,S.sosI
,t."/
I
LEMBAR PENGATIVITAS GURU DALAM PROSESBELAJAR
MENGAJAR
Kelas/Semester x lll
Pertemuan :l
7 Penanarnan
WawasanSiswa
8 perhatiansiswaterhadapprosesbelajar
Pemusatan
T
Teknik menyampaikanmateri
kegiatandiskusi
Pengelolaan
Bimbingankepadakelompok
Pt"b*i." kepadasiswauntukberpikir
kesempatan
P"rnb"tn k"sempatankepadasiswauntuk bertanyadan
"
mengungkapkanpendaPat
Antusiasterhadapjawabanataupendapatsiswa
Mengamatikesulitanataukemajuanbelajarsiswa
mediavideo
Penggunaan
Keterampilanmenerangkankembali ataumenYimPulkan
materiyangdisarnPaikan
2012
Bogor,Senin19November
Observer
Nufus,S.sosI
Jahrotun
LEMBAR PENGATIVITAS GURU DALAM PROSESBELAJAR
MENGAJAR
TahunPelajaran 20t2-2013
Kelas/Semester xyl
l-:'ertemuan 2
Hari/Tanggal er 2012
Senin,26Novemb
7 PenanamanWawasanSiswa
9 Teknik menyampaikan
materi
1 0 Pengelolaan
kegiatandiskusi
ll Bimbingankepadakelompok t/
t 2 Pemberiankesempatan
kepadasiswauntukberyikir V
l3 Pemberiankesempatan
kepadasisrvauntuk berlanyadan
V
pendapat
mengungkapkan
t 4 Antusiasterhadapjawabanataupendapatsiswa
l5 Mengamatikesulitanataukemajuanbelajarsiswa
l6 Penggunaan
mediaArtikel
tl
t7 Keterarnpilanmenerangkankernbaliatau menyimpulkan
materiyangdisampaikan
2012
Bogor,Senin26November
Obsgryer
ryL
\'/ -
I ttln-/
JahrotunNufus,S.sosI
E-*
:r:::
\ \ l !
t'l
\ l'
\
l
CATATAN LAPANGAN
TempatPenelitian/Sekolah : An-Najah
Siklus :I
ProsesPembelajaran :
Sebelurnguru mengajak ke ruang multimedia unfuk memutar sebuahvideo yang berkaitan pada rnateri
interaksi, guru memotivasi siswa untuk berfikir kreatif dan kritis , serta guru melakukan pendekatan
emosional kepada siswa agar terjadinya kelas yang kondusif dan mampu menyerap materi yang
disampaikan.Kemudian gun: mengulassedikit mengenaiinteraksisosialdan rnembagikelonrpokuntuk
mengadakan metode diskusi serta memberikan tugas kepada masing-masing kelornpok untuk
menganalisisvideo. Kemudianguru mengajaksiswakeruangmultimediauntuk rnenfmak darrmenontorl
video.
Guru membagi tugas kelompok untuk menganalisisvideo dan menceritakanvidio secarasingkat serta
mengaitkannya dengan materi interaksi sosial, kemudian guru memberikan tugas urttuk kepada
penanggungjawab kelompok agar menerangkanyakepadakelompok lainnya, dan agarterjalinnya sebuah
komunikasi timbal balik antara kelompok.
Aktivtas Sisrva r
,
Setelahdibagi kelompok,siswamendapatkan
tugasdari gurunyauntuk mendiskusikandan menceritakan
isi video serta mengaitkannyadengan materiinteraksi,dan penanggungjawab kelornpok rnenjelaskandi
depanforum tentangisi video kekelompok lainnya.
Bogor,Senin19 November2012
Observer
ATI,
dnv
JahrotunNufus,S.sosI
CATATAN LAPANGAN
TempatPenelitian/Sekolah : An-Najah
Siklus :I
ProsesPembelajaran :
Guru mengarahkan siswa kepada kelompoknya untuk mengadakansebuah diskusi, kemudian guru
menyuruli setiap kelompok siswa untuk membuka artikel yang-ditugaskan oleh guru pada pertemuan
pertama, kemudian guru mengarahkansiswa untuk membuat tugas yaitu mencari isi inti dari artikel
tersebut kemudian kaitkan dengan materi interaksi sosial,sertamembuat pertanyaan untuk diajukan
kepadakelompok lainnya.
Aktivtas Siswa :
Nufus,S.sosI
Jahrotun
YI
\--'r
\\
A AN.NAJAH EITUCATIONCENTEN
AN.NAJAHEITUCATIONCENTER I
,fi n sEKoIAHMENENcAHATAs
MENENGAHATAS
SEKOTAH II
| w J | . C i k o l e a n g R a y a L A P A N S u k a m u | y a R u m p i n B o g o Rumpin
r 1 6 $ q |Bogor16$q
Jl.Cikoleang RayaLAPANSukamulya
\7
-l Telp./Fax. : (021)lSlg Oqla,Website: www.an-najah.sch.id / E-mail: info@annajail.sch.id I
*,I I
Kamiyang bertandatangandibawahini sebagaikepalaSMA AnnajahSukamulya I
bahwa:
RumpinBogordenganini menyatakan
I
I
I
Nama
NIM
: RinoAnggara
: 108015000081
I
|
Jurusan : IPS/Sosiologi
I
Semester : lX
I
benartelah melakukan penelitiandi sekolahyang kami pimpin.dalamproses
I
telahmendapatkan
selanjutnya datasesuaidenganyangdiinginkanuntukpenulisan
I
SkripsidenganJudul:"PenerapanEnichmentModelRenzulliSebagaiUpaya
I
meningkatkanHasilBelajarSiswa kelasX DatamPelaiaranSosio/oglBab lnteraksi I
Sosia/
". I
I
ini kamiberikanuntukdipergunakan
Demikianketerangan mestinya.
sebagaimana I
2012
Desember2Q12
Bogor,14 Desember
,l |
:I
iirnqP-lli!ffir, 6.e'
iht-ry1ooees
\ i
t
\
BIODATA PENULIS