Anda di halaman 1dari 7

TUGAS I

ASSESMEN BK TES

RESUME:
ISTILAH-ISTILAH TEKNIS DALAM TES PSIKOLOGI

DOSEN PENGAMPU:
Dina Sukma, S.Psi.,S.Pd.,M.Pd.

NAMA : AMINAH DAULAY


NIM :19006006

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
1. Pengukuran
Pengukuran adalah measurement yang artinya ukuran. Mengukur berarti
membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Pengukuran juga merupakan
perbandingan dengan standar. Pengukuran dalam tes psikologis merupakan
pengukuran dengan obyek psikologis tertentu. Objek pengukuran psikologi disebut
sebagai psychological tarits yaitu ciri yang mewarnai atau melandasi perilaku.
Pengukuran (Measurement) merupakan proses yang mendeskripsikan
performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka)
sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan
dengan angka-angka. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang
menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut
atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang
mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas.

2. Penilaian
Menilai berarti mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik
atau buruk. Menurut Firman (2000:15), penilaian merupakan proses penentuan
informasi yang dilakukan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan
pertimbangan sebelum keputusan. Penilaian merupakan istilah yang umum dan
mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan dengan
cara memberikan suatu ukuran baik atau uruk. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.

3. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh
mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan tes yang sudah tercapai. Sedangkan
Evaluasi menurut Firman (2000:18) merupakan penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur
mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Evaluasi merupakan kegiatan identifikasi utnuk melihat apakah suatu program yang
sudah direncanakan sudah tercapai atau belum. Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas dari sesuatu.
Hasil evaluasi dapat berupa nilai, baik atau buruk, indah atau jelek, tepat atau salah
sasaran,dsb.

4. Tes dan Testing


A. Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung pada petunjuk yang diberikan.
B. Testing
Testing merupakan saat pada waktu tes dilaksanakan atau saat pengambilan tes.
Testing disebut juga dengan waktu pelaksanaan tes.

5. Tes standard dan standard tes


A. Tes Standar
Tes standar adalah tes yang dibuat oleh suatu lembaga profesional untuk
keperluan tertentu. Bentuk tes standar secara umum adalah pilihan ganda. Tes standar
disusun melalui prosedur empiris dengan melibatkan beberapa ahli yang terkait
dengan bidang pengembangan tes tersebut. Prosedur empiris pada penyusunan tes
standar teruji validitas dan reabilitasnya. Tes standar disebut juga dengan tes yang
sudah di standarisasikan.
B. Standar Tes
Menurut Arikunto (2009) Standar tes merupakan etika yang terdapat dalam tes.
Standar tes merupakanetika tes, yang membedakantes yang etik dan tindakan yang
tidak etis dalam pelaksanaan tes secara profesional.

6. Tester dan testi


A. Tester
Tester dalam istilah Indonesia adalah pencoba. Tester merupakan orang yang
diserahi tugas untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden. Dengan
kata lain, tester adalah subjek evaluasi. Tapi dakalanya hanya orang yang diutunjuk
oelh subjek evaluasi untuk melaksanakan tugasnya. Tugas tester antara lain :
1) Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan yang diperlukan
2) Membagikan lembaran tes dan alat-alat lain untuk mengerjakan
3) Menerangkan cara mengerjakan tes
4) Mengawasi respinden mengerjakan tes
5) Memberikan tanda-tanda waktu
6) Mengumpulkan pekerjaan-pekerjaan responden
7) Mengisi berita acara atau laporan yang diperlukan jika ada.

B. Testi
Menurut Arikunto (2009) Testee dalam istilah Indonesia adalah mencoba. Testee
merupakan responden yang sedang mengerjakan tes . Orang-orang inilah yang akan
dinilai atau diukur, baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian, dan
sebagainya.

7. Inventory
Inventori adalah suatu alat yang digunakan untuk menaksir dan menilai ada atau
tidaknya tingkah laku, minat, sikap tertentu, dan sebagainya dalam diri individu.
Biasanya inventori ini bebentuk pertanyaan yang harus dijawab. Dengan alat ini
diharapka n individu dapat menunjukkan bagaimana biasanya ia merasa, bersikap,
berbuat, dan mengerjakan sesuatu.

8. Pengadministrasian tes
Menurut Sudjiono (1998) dalam pengadministrasian tes terdiri dari 1) setting
fisik dan 2) iklim psikologis, yang diuraikan sebagai berikut:
1. Setting Fisik
Tes akan diadministrasikan dalam kelas. Kondisi sama akan mendukung
efektifitas belajar harus dilanjutkan selama tes. Ruang harus tenang, lampu terang,
ventilasi bagus dan bebas dari interupsi.
2. Iklim Piskologis
Membuat iklim posotif dalam atmosfer kelas, sehingga siswa dapat menghadapi
situasi tes dengan tenang. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi pengertian alasan
tes dilakukan dan meyakinkan siswa bahwa persiapan tes yang bagus akan membantu
siswa. 

9. Faking
Menurut Daruma (2003) Faking atau pengelabuan jawaban biasanya terjadi saat
individu mengerjakan inventori. Faking terbagi atas dua, yaitu faking good dan faking
bad.
1. Faking good yaitu memberikan impresi yang lebih baik atau dapat dikatakan
membaik-baikkan dirinya. Tidak menggambarkan keadaan dirinya yang sebenarnya.
Tujuannya adalah agar hasil tes lebih baik dan dapat diterima dikalangan tertentu.
Contoh:
“apa yang anda lakukan ketika melihat nenek tua atau ibu hamil naik bus yang sudah
penuh sesak sementara anda sudah dapat tempat duduk yang nyaman?”
jika pertanyaan itu ditanyakan oleh seorang guru ke muridnya, atau seorang cewek ke
cowoknya. maka yang ditanya akan dengan bangga menjawab “tentu saja saya akan
mempersilahkan nenek/ibu itu menempati kursi saya, dan saya akan berdiri”.
Jawaban itu dipilih karena ia tahu itulah jawaban yang diharapkan oleh penanya. dan
dengan menjawab seperti itu ia akan dinilai sebagai orang baik. tapi pada
kenyataannya sangat sedikit orang yang bener-bener melakukannya di dunia nyata.
2. Faking bad yaitu sengaja memberikan impresi yang lebih buruk,dengan tujuan
untuk menghindari tugas-tugas tertentu yang mungkin akan diberikan kepadanya.
Contoh:
Oknum A: “besok UTS nyontek ya, kita dah spakat loh!”
sebenernya Oknum B ga mo nyontek, tapi daripada ganggu konformitas trus dia
bilang.
Oknum B: “ok, besok nyontek2an” dalam hal ini Oknum B sedang berfaking bad.
Itulah salah satu sifat asli manusia, seseorang cenderung ingin orang lain
menganggapnya sebagai orang yang baik. walaupun kadang dengan melalui
kepalsuan.

10. Kode etik tes


Menurut Sudijono (1998) kode etik tes terutama mencakup empat hal, yaitu :
A. Kerahasiaan Hasil Tes
Setiap pendidik dan pengajar wajib melindungi kerahasiaan hasil tes, baik secara
hasil individual maupun kelompok. Hasil tes hanya dapat diberitahukan kepada orang
lain apabila adaizin dari peserta didik yang bersangkutan atau orang yang
bertanggung jawab terhadap peserta didik.
B. Keamanan Tes
Tes merupakan alat pengukur yang hanya dapat digunakan secara profesional.
Dengan demikian, tes tidak dapat digunakan diluar batas-batas yang ditentukan oleh
profesionalisme pekerjaan guru. Sehingga setiap pendidik harus dapat menjamin
keamanan tes baik sebelum mauun sesudah tes digunakan.
C. Interpretasi Hasil Tes
Hal yang paling mengandung kemungkinan penyalahgunaan hasil tes ialah
penginterpretasian hasil tes secara salah. Karena itu, maka interpretasi hasil tes harus
diikuti tanggung jawab profesional.
D. Penggunaan Tes
Hasil tes haruslah digunakan secara patut. Bila hasil tes tertentu merupakan tes
baku, maka tes tersebut harus digunakan dibawah ketentuan yang berlaku bagi
pelaksaan tes tersebut.
Secara lebih mendasar, etika tes ini diatur dalam standar tes yang dikembangkan
oleh organisasi profesional. Semua standar tes mencakup dua aspek utama, yaitu tes
hasil belajar dan tes psikologi. Pelanggaran terhadap standar tes ini merupakan
pelanggaran terhadap etika profesi, yang dalam hal tertentu dapat merupakan suatu
kejahatan.

DAFTAR PUSTAKA
 Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara
 Daruma, AR.2003.Pengunaan Tes Psikologi.Maksar : Penerbit FIP UNM.
 Firman.2000. Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Jurusan
Pendidikan Kimia UPI Bandung.
 Sudijono,Anas.1998.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada

Anda mungkin juga menyukai