Dosen Pengampu :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga
memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dikarenakan tanpa rahmat dan hidayah-Nya, maka kami tidak akan mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa pula shalawat beserta salam tercurahkan kepada Nabi
agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh
komponen yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah dengan judul “Tahap-Tahap
Perkembangan Kreativitas Siswa di Sekolah”. Makalah ini kami susun dengan sebaik- baiknya
agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Anak Berbakat. Dengan makalah ini, kami
berharap teman-teman semua dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi membaca dan
menambah wawasan pengetahuan.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, makalah ini masih perlu
banyak kritikan dan saran dari dosen pengampu maupun teman-teman semua demi
kesempurnaan makalah ini. apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan,
penyusunan kata, penyampaian dan materi, kami meminta maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Kelompok 9
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………....4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………...5
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….....5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..6
A. Tahap Orientasi…………………………………………………………………………..6
B. Tahap Persiapan Memasuki Belajar Kreatif……………………………………………...7
C. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Belajar Kreatif………………………………………….....8
D. Tahap Pengembangan Kemampuan Memecahkan Masalah yang Lebih Nyata dan
Kompleks………………………………………………………………………………9
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………...13
B. Saran…………………………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik
berubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat
menghambat upaya kreatif. Kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ahli pendidikan modern merumuskan bahwa belajar adalah suatu bentuk pertmbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru
berkat pengalaman dan latihan.
Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia
dan berlangsung seumur hidup. Dengan demikian belajar merupakan usaha yang dilakukan
seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah prilakunya, jadi hasil dari
kegiatan belajar adalah berupa perubahan prilaku yang relatif permanen pada diri orang yang
belajar. Mengumpulkam informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau menunjukkan
(mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan
mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya .
4
dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi
yang baru dalam belajarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep dari tahap orientasi?
2. Bagamana tahapan persiapan memasuki belajar kreatif?
3. Apa saja tahap-tahap pelaksanaan kegiatan belajar kreatif
4. Bagaimana tahapan pengembangan kemampuan memecahkan masalah yang lebih
nyata dan kompleks
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A.Tahap Orientasi
Agar tahap orientasi dapat berlangsung efektif, hal-hal berikut perlu diperhatikan
yaitu sebagai berikut :
Dengan demikian, diharapkan terjadi persepsi yang sama tentang semua butir yang
dibahas selanjutnya kelompok membuat serta kesepakatan mengenai hal-hal berikut.
6
e. Hasil yang diharapkan dari setiap tahap kegiatan.
f. Prosedur dan alat evaluasi pencapaian siswa.
Wallas (Solso, 1991) mengemukakan empat tahapan memasuki belajar kreatif, yaitu
persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
1. Persiapan (Preparation)
Pada tahap ini, individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan
yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah itu. Namun pada tahap ini belum
ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternatif
pemecahan masalah.
2. Inkubasi (Incubation)
Pada tahap ini individu seolah-olah melepaskan diri untuk sementara waktu dari
masalah yang dihadapinya,dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar
melainkan” menghadapinya” dalam alam prasadar.
3. Iluminasi(Illumination)
Pada tahap ini individu sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru serta
proses-proses psikologis ysng mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau
gagasan baru.
4. Verifikasi(Verivication)
Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen
serta menghadapkannya kepada realitas. Pemikiran divergen harus diikuti dengan
pemikiran konvergen. Pemikiran dan sikap spontan harus diikuti oleh pemikiran
selektif dan sengaja. Penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik. Filsafat harus
diikuti oleh pemikiran logis. Keberanian harus diikuti oleh sikap hati-hati. Imajinasi
harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas.
7
C.Tahap Pelaksanaan Kegiatan Belajar Kreatif
Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran kreatif dan produktif dibagi menjadi empat langkah, yaitu
orientasi, eksplorasi, interpretasi, dan rekreasi
1. Orientasi
3. Interpretasi
Hasil eksplorasi, kemudian diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi, tanya
jawab, simulasi atau bahkan berupa percobaan kembali jika hal itu memang
8
diperlukan. Interpretasi sebaiknya dilakukan pada jam pelajaran (tatap muka)
meskipun persiapannya sudah dilakukan oleh siswa di luar jam pelajaran (tatap muka).
Sebaiknya jika eksplorasi dilakukan oleh kelompok, interpretasi dilakukan oleh
kelompok. Kemudian, setiap kelompok menyajikan hasil pemahamannya tersebut di
depan kelas dengan caranya masing-masing, diikuti oleh tanggapan dari siswa lain.
Pada akhir tahap interpretasi, diharapkan semua siswa sudah memahami
konsep/topik/masalah yang dikaji.
4. Rekreasi
Pada tahap ini, siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan
pemahamannya terhadap konsep/topik/masalah yang dikaji menurut kreasinya
masing-masing. Hasil rekreasi sebagai produk kreatif dapat dipresentasikan,
didemonstrasikan, dipajang atau ditindaklanjuti. Pengalaman dalam setiap tahap,
lebih-lebih hasil rekreasi, dapat dijadikan masukan oleh guru dalam merancang
pembelajaran berikutnya dengan menggunakan model pembelajaran kreatif dan
produktif ini. Segala masukan ini dapat dikomunikasikan kepada siswa ketika
tahap orientasi kegiatan yang akan datang. Dengan demikian, tahap-tahap kegiatan
ini merupakan satu siklus yang berkaitan satu dengan yang lain.
D.Tahap Pengembangan Kemampuan Memecahkan Masalah yang Lebih Nyata dan
Kompleks
Teknik pemecahan masalah secara kreatif (Treffinger dalam S.C. Utami Munadar,
2002:276) dengan latihan-latihan:
9
1. Memberikan pemanasan (Warming Up)
a. Dalam pendidikan, pemanasan secara mental ke psoses pemikiran divergen dan
imajinatif yaitu terlebih dahulu menciptakan suasana belajar yang bebas, terbuka
dan tertantang untuk berperan aktif dengan memberanikan diri memberikan
gagasan sebanyak mungkin.
3. Pertanyaan yang Memacu Gagasan Pertanyaan Osborn ini berupa daftar pertanyaan
tertulis. Isi pertanyaan di luar kebiasaan sehari-hari atau bertentangan dengan keadaan
biasanya.
10
misalnya: menggunakan balon terbang raksasa atau peri-peri kecil yang
bersayap untuk mengangkat lemari besi itu.
Analogi langsung, misalnya: andai lemari besi berada di halaman sekolah,
bagaimana cara memindahkannya ke dalam kelas? peserta didik diminta untuk
memindahkan lemari besi ke kelas dengan cara-cara yang sebenarnya dalam
dunia nyata, misalnya dengan digotong lemari tersebut beramai-ramai atau
ditarik menggunakan tali.
Analogi pribadi, misalnya jika saya menjadi lemari besi, apa yang akan saya
lakukan untuk pindah ke dalam kelas.
11
b. Tahap persiapan: tahap pengumpulan data.
c. Tahap penggagasan: menerapkan berpikir divergen untuk mengemukakan
beberapa gagasan/alternatif pemecahan masalah
d. Tahap penilaian (evaluasi): menerapkan berpikir konvergen yaitu menyeleksi
gagasan yang paling baik untuk dilaksanakan.
e. Tahap pelaksanan atau implementasi: tahap melaksanakan atau menerapkan hasil
keputusan pemecahan masalah.
12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan.
Kreativitas adalah sebagai segala sesuatu berkaitan dengan cara atau upaya mengatasi
berbagai masalah, mencari kualitas kehidupan pribadi, masyarakat dan organisasi. Kreativitas
merupakan proses berpikir menemukan hal baru, hubungan baru, mengajukan dan menguji
hipotesis, metoda atau cara unik dalam memecahkan masalah.
Dalam kreativitas ada empat macam tahapan yang harus dijalani yaitu tahapan
persiapan, tahapan inkubasi, tahapan pencerahan, dan tahapan pelaksanaan atau pembuktian.
Orang-orang yang memiliki kreativitas tentu memiliki ciri-ciri khusus seperti kemampuan
bekerja keras, berpikir mandiri, pantang menyerah dan masih banyak lagi. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi daya kreativitas seseorang baik dari dalam maupun dari luar.
B.Saran.
Demikianlah makalah ini dapat kami susun, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
kita semua. Kami sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Demi perbaikan untuk masa yang akan datang.
13
DAFTAR PUSTAKA
DePorter, Bobby dan Mike Hernocki. 2012. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Frey, Jefrey dan Laurie Parson. 2000. The Right Brain Child in Left Brain World. Edisi
Terjemahan. Jakarta: Karisma.
Munandar, Utami. 2012. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Munandar, Utami. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pamilu, A. 2007. Mengembangkan Kreativitas dan Kecerdasan Anak. Jakarta: Buku Kita.
Rachmawati, dkk. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-
Kanak. Jakarta: Depdikbud.
14
15