Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LAYANAN BK DI SEKOLAH
“BK di SMA/SMK”

Dosen Pengampu:
Rahmi Dwi Febriani, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
1. Eltry Pratami Almezanda (20006137)
2. Osin Oktariani (20006099)
3. Rachmi Isnania (20006104)
4. Suci Fadilla (20006116)

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah “BK di SMA/SMK” ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada jujungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam
semesta.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berabagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terutama penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu ibuk Rahmi Dwi Febriani, S.Pd., M.Pd
Sebagaimana beliau membimbing penulis dalam menyusun makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman, penulis yang masih banyak kekuranagan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, 16 Februari 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kurikulum BK di SMA/SMK ...................................................................
B. Karakteristik Siswa SMA/SMK ................................................................
C. Tugas Perkembangan Siswa SMA/SMK ..................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan Konseling (BK) di SMA/SMK adalah salah satu layanan yang
disediakan oleh sekolah untuk membantu siswa dalam mengembangkan
potensi diri dan mengatasi masalah yang mungkin mereka hadapi selama
proses pembelajaran. Layanan BK ini bertujuan untuk membantu siswa
meraih prestasi akademik yang baik serta mengembangkan keterampilan
sosial, emosional, dan intelektual.
BK di SMA/SMK sangat penting karena masa remaja merupakan masa
yang penuh perubahan dan tantangan bagi siswa. Selama masa ini, siswa
sedang mencari identitas diri dan menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar,
termasuk dari teman sebaya, keluarga, dan masyarakat. Beberapa siswa
mungkin juga menghadapi masalah pribadi seperti kecemasan, depresi,
gangguan makan, dan lain sebagainya yang dapat mengganggu proses
pembelajaran mereka.
Layanan BK di SMA/SMK dirancang untuk membantu siswa mengatasi
masalah tersebut dan memberikan dukungan serta bimbingan dalam
mengambil keputusan yang baik. Bimbingan konseling juga dapat membantu
siswa memahami kemampuan dan minat mereka, sehingga mereka dapat
mengembangkan potensi diri dan memilih jalur karir yang tepat setelah lulus.
Selain itu, layanan BK juga membantu menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif dan aman bagi siswa. Dalam lingkungan yang kondusif
tersebut, siswa merasa lebih nyaman untuk mengekspresikan diri dan belajar
dengan lebih baik. Hal ini juga membantu mengurangi tingkat absensi dan
peningkatan prestasi akademik siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusalan masalah pada
makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimana kurikulum BK di SMA/SMK?
2. Bagaimana karakteristik siswa SMA/SMK?
3. Bagaimana tugas perkembangan siswa SMA/SMK

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kurikulum BK di SMA/SMK?
2. Untuk mengetahui karakteristik siswa SMA/SMK?
3. Untuk mengetahui perkembangan siswa SMA/SMK
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum BK di SMA/SMK
Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan Insan
Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang produktif kreatif inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat berbangsa bernegara dan peradaban dunia.
Kurikulum adalah metode untuk dapat membawa Insan Indonesia memiliki
sikap pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan
warga negara yang produktif kreatif inovatif dan efektif.
Kurikulum 2013 lebih sensitif dan respect terhadap perbedaan kemampuan
dan kecepatan belajar peserta didik dan untuk SMA dan SMK memberikan
peluang yang lebih terbuka kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran
yang diminati mendalami mata pelajaran yang diminati dan mengembangkan
berbagai potensi yang dimilikinya secara fleksibel sesuai dengan kemampuan
umum (kecerdasan) bakat minat dan karakteristik kepribadian. Dalam rangka
implementasi kurikulum 2013 yang mengamanatkan adanya peminatan
peserta didik pada kelompok mata pelajaran lintas minat dan atau pendalaman
minat maka diperlukan adanya pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan oleh guru BK atau konselor.
Kegiatan bimbingan dan konseling mengembangkan dan memberdayakan
peserta didik sesuai dengan potensi bakat dan minat mereka masing-masing.
Dengan demikian pelayanan bimbingan dan konseling memberikan pelayanan
peminatan peserta didik dengan sungguh-sungguh di satu sisi dan di sisi lain
pelayanan peminatan itu tidak boleh melemahkan pelayanan bimbingan dan
konseling secara menyeluruh. Sehubungan dengan hal tersebut maka
diperlukan pemahaman tentang pelayanan bimbingan dan konseling dalam
implementasi kurikulum 2013 khususnya pelayanan peminatan peserta didik
dengan diharapkan guru BK atau konselor dapat menjalankan peran dan
fungsinya sehingga peserta didik Mampu memilih dan menetapkan pilihan
peminatannya sesuai dengan potensi dirinya. Kesesuaian dalam memilih dan
menetapkan peminatan akan membantu dalam proses belajar dan keberhasilan
dalam belajar yang dijalaninya.

B. Karakteristik Siswa SMA/SMK


Secara harfiah menurut beberapa bahasa, karakter memiliki berbagai arti
seperti : “kharacter” (latin) berarti instrument of marking, “charessein”
(Prancis) berarti to engrove (mengukir), “watek” (Jawa) berarti ciri wanci;
“watak” (Indonesia) berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah
laku, budi pekerti, tabiat, dan peringai. Dari sudut pandang behavioral yang
menekankan unsur somatopsikis yang dimiliki sejak lahir, Sehingga Kusuma
(2007) istilah karakter dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau
sifat dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima
dari lingkungan.
1. Perkembangan Aspek Psikomotorik
Menurut Sudjana (2001) perkembangan aspek psikomotor seusia
siswa SMA ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis secara luar
biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah pertumbuhan
tinggi badan dan berat badan. Pada usia 15-17 tahun atau lebih cepat dan
lebih lambat dari itu, siswa mengalami pertumbuhan cepat. Tulang
rangka mengalami perubahan semakin keras. Bagian tubuh mengalami
pertumbuhan dan pematangan pada kecepatan yang berbeda, sehingga
proporsi antar-anggota tubuh kelihatan tidak sempurna. Kondisi ini
menyebabkan remaja mengeluh bahwa tubuhnya terlalu gemuk, sehingga
terkadang menjadi kendala partisipasinya dalam aktivitas jasmani.
2. Perkembangan Aspek Kognitif
Menurut Sudjana (2001) perkembangan kognitif pada siswa
SMAmeliputi peningkatan fungsi intelektual, kapasitas memori dan
bahasa, dan pemikiran konseptual. Siswa mengalami peningkatan
kemampuan mengekspresikan diri, kemampuan memecahkan masalah
dan membuat keputusan akan meningkat.
3. Perkembangan Aspek Afektif
Menurut Sudjana (2001) perkembangan afektif siswa
SMAmencakup proses belajar perilaku. Pihak yang berpengaruh dalam
proses sosialisasi remaja adalah keluarga, sekolah dan teman sebaya.
Dari ketiganya pihak yang sangat berpengaruh adalah teman
sebaya.Siswa juga mengalami kondisi egosentris, yaitu kondisi yang
hanya mementingkan pendapatnya sendiri dan mengabaikan pandangan
orang lain. Remaja menghabiskan waktu memikirkan penampilan,
tindakan, perasaan dan perhatian. Siswa mengalami perubahan persepsi
atas kemampuan dan keyakinan yang kuat bahwa ia mampu mengerjakan
sesuatu, sehingga timbul rasa percaya diri.

a. Sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition”, yaitu
kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain
sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-
nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini juga berkembang sikap
“conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini,
pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman
sebaya). Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap
dan perilaku yang secara moral dan agama dapat dipertanggung jawabkan
maka kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan pribadinya
yang baik. Sedangkan, apabila kelompoknya itu menampilkan dan
perilaku yang melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan
remaja akan melakukan perilaku seperti kelompoknya tersebut.
b. Emosional
Pada masa ini, tingkat karateristik emosional akan menjadi drastis
tingkat kecepatannya. Gejala-gejala emosional para remaja seperti
perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci,
harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan
baik. Sebagai calon pendidik dan pendidik kita harus mengetahui setiap
aspek yang berhubungan dengan perubahan pola tingkah laku dalam
perkembangan remaja, serta memahami aspek atau gejala tersebut
sehingga kita bisa melakukan komunikasi yang baik dengan remaja.
Perkembangan pada masa SMA (remaja) merupakan suatu titik yang
mengarah pada proses dalam mencapai kedewasaan. Meskipun sifat
kanak-kanak akan sulit dilepaskan pada diri remaja karena pengaruh
didikan orang tua.
Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada
pada tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan
individu. Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi,
yaitu dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa
tersebut mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas.
Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika
mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara riil belum siap
menyandang predikat sebagai orang dewasa.
Ada perubahan-perubahan yang bersifat universal pada masa
remaja, yaitu meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada
tingkat perubahan fisik dan psikis, perubahan tubuh, perubahan minat dan
peran yang diharapkan oleh kelompok sosial tertentu untuk dimainkannya
yang kemudian menimbulkan masalah, berubahnya minat, perilaku, dan
nilai-nilai, bersikap mendua (ambivalen) terhadap perubahan. Perubahan-
perubahan tersebut akhirnya berdampak pada perkembangan fisik,
kognitif, afektif, dan juga psikomotorik mereka.
c. Moral
Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja
adalah bahwa sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai
mencapai tahapan berfikir operasional formal, yaitu mulai mampu
berpikir abstrak dan mampu memecahkan masala-masalah yang bersifat
hipotetis maka pemikiran remaja terhadap suatu permasalahan tidak lagi
hanya terikat pada waktu, tempat, dan situasi, tetapi juga pada sumber
moral yang menjadi dasar hidup mereka (Gunarsa, 1988).
Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai tumbuh
kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang
ada karena dianggap sebagai suatu yang bernilai, walau belum mampu
mempertanggung jawabkannya secara pribadi (Monks, 1988).
Perkembangan moral remaja yang demikian, jika meminjam teori
perkembangan moral dari Kohlberg berarti sudah mencapai tahap
konvensioanl. Pada akhir masa remaja seseorang akan memasuki tahap
perkembangan pemikiran moral yang disebut tahap pascakonvensional
ketika orisinilitas pemikiran moral remaja sudah semakin jelas. Pemikiran
moral remaja berkembang sebagai pendirian pribadi yang tidak
tergantung lagi pada pendapat atau pranata yang bersifat konvensional.
Melalui pengalaman atau berinteraksi social dengan orang tua,
guru, teman sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas remaja
sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia anak. Mereka sudah
lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-konsep moralitas,
seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan. Pada masa ini
muncul dorongan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat
dinilai baik oleh orang lain. Remaja berprilaku bukan hanya untuk
memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi psikologis (rasa puas dengan adanya
penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tentang perbuatannya).
d. Karir
Karakteristik karir siswa SMA dapat bervariasi tergantung pada individu
dan konteksnya. Namun, secara umum, beberapa karakteristik karir siswa
SMA yang umum ditemukan antara lain:
1) Pengetahuan tentang Minat dan Bakat
Siswa SMA umumnya mulai mengenal minat dan bakat mereka dan
mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan karir yang sesuai dengan
minat dan bakat mereka.
2) Kesadaran tentang Perkembangan Diri
Siswa SMA mulai mempertimbangkan pilihan karir mereka secara
serius dan mencari informasi tentang jalur-jalur pendidikan dan
pelatihan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan karir mereka.
3) Tekad dan Motivasi
Siswa SMA yang memiliki tujuan karir yang jelas dan terdefinisi
dengan baik cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan
mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut.
4) Kecenderungan untuk Mengikuti Arus
Siswa SMA dapat merasa tertekan untuk mengikuti arus dan memilih
jalur karir yang dianggap "konvensional" atau sesuai dengan harapan
keluarga atau masyarakat, meskipun mungkin tidak selalu sesuai
dengan minat dan bakat mereka.
5) Keterbukaan untuk Eksplorasi
Siswa SMA yang terbuka untuk mencoba pengalaman baru dan
mengambil risiko cenderung lebih mudah menemukan karir yang
cocok dengan minat dan bakat mereka.
6) Kesadaran tentang Pasar Kerja
Siswa SMA mulai menyadari persaingan di pasar kerja dan
mengeksplorasi pilihan karir yang menjanjikan prospek kerja yang
baik.
7) Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa SMA yang mampu berpikir kritis dan analitis cenderung lebih
mudah mengevaluasi pilihan karir mereka dan menemukan cara untuk
mencapai tujuan mereka.
8) Keterampilan Interpersonal
Keterampilan interpersonal seperti kemampuan berkomunikasi,
bekerja sama, dan membangun hubungan dapat membantu siswa
SMA dalam menjalin koneksi dan membangun jaringan yang
bermanfaat dalam pencarian karir mereka.
e. Intelektual/mental
Intelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk
bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab
persoalan tentang berbagai gagasan. Pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan pada usia 12–20 tahun secara fungsional, perkembangan
kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan
abstrak.
2) Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana,
strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah.
3) Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang
konkrit dengan yang abstrak.
4) Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji
hipotesis.
5) Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif
untuk mencapainya psikologi remaja.
6) Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi.
7) Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan,
moralitas, dan identitas (jati diri).
Karakteristik perkembangan intelektual remaja digambarkan oleh
Keating (Syamsu Yusuf, 2004 : 195 - 196) sebagai berikut:
a) Kemampuan intelektual remaja telah sampai pada fase operasi formal
sebagaimana konsep Piaget. Berlainan dengan cara berpikir anak-anak
yang tekanannya kepada kesadaran sendiri di sini dan sekarang (here
and now), cara berpikir remaja berkaiatan erat dengan dunia
kemungkinan (world of possibilities).
b) Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan
nalar secara ilmiah.
c) Mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan dan
mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
d) Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yang
membuat proses kognitif tersebut efisien atau tidak efisien.
e) Cakrawala berpikirnya semakin luas.
C. Tugas Perkembangan Siswa SMA/SMK
Tugas perkembangan adalah serangkaian tugas yang harus diselesaikan
peserta didik/klien pada periode kehidupan/fase perkembangan tertentu
(Tohirin, 2013). Tugas perkembangan bersumber dari kematangan fisik,
kematangan psikis, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta
aspirasi individu.
Keberhasilan peserta didik/klien menyelesaikan tugas perkembangan dapat
membuat mereka bahagia dan akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-
tugas perkembangan fase berikutnya. Sebaliknya, kegagalan peserta
didik/klien dalam menyelesaikan tugas perkembangan akan membuat mereka
kecewa dan atau diremehkan orang lain. Kegagalan ini akan
menyulitkan/menghambat peserta didik/klien menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan fase berikutnya.
Berikut adalah tugas pekembangan siswa SMA/SMK, yaitu:
1. Memperoleh hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan anak
sebaya dari kedua jenis kelamin
2. Memperoleh peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin individu
3. Menerima fisik dan menggunakan badan secara efektif
4. Memperoleh kebebasan diri, melepaskan ketergantungan diri dari orang
tua dan orang dewasa lainnya
5. Melakukan penilaian dan persiapan untuk jabatan
6. Memperleh kebebasan ekonomi (misalnya mengatur uang jajan, uang
sekolah, san lainya secara bulanan)
7. Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan sebagai warga negara yag baik
9. Memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan
secara sosial
10. Memperoleh sperangkat nilai dan sistem etika sebagai
pedoman berperilaku.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 lebih sensitif dan respect terhadap perbedaan kemampuan
dan kecepatan belajar peserta didik dan untuk SMA dan SMK memberikan
peluang yang lebih terbuka kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran
yang diminati mendalami mata pelajaran yang diminati dan mengembangkan
berbagai potensi yang dimilikinya secara fleksibel sesuai dengan kemampuan
umum (kecerdasan) bakat minat dan karakteristik kepribadian. Kegiatan
bimbingan dan konseling mengembangkan dan memberdayakan peserta didik
sesuai dengan potensi bakat dan minat mereka masing-masing.
Kusuma (2007) menjelaskan bahwa karakter dianggap sebagai ciri atau
karakteristik atau gaya atau sifat dari diri seseorang yang bersumber dari
bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. Sedangkan tugas
perkembangan adalah serangkaian tugas yang harus diselesaikan peserta
didik/klien pada periode kehidupan/fase perkembangan tertentu. Tugas
perkembangan bersumber dari kematangan fisik, kematangan psikis, tuntutan
masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu.

B. Saran
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta memiliki
banyak kekurangan. Untuk itu penulis sangat berharap bagi pembaca
memberikan kritik maupun saran kepada penulis agar dapat memperbaiki
penulisan dalam makalah. Penulis mohon maaf dalam kesalahan maupun
kekuranagn makalah ini dan penulis mengucapkan terima kasih atas ktitikan.
DAFTAR PUSTAKA

Gunarsa, S. D. (1988). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.


Kusuma, D. (2007). Pendidikan Karakter: Mendidik Anak di Zaman Global.
Jakarta: Grasindo.
Monks, F. J. (1988). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: UGM Press.
Sudjana, N. (2001). Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Tohirin. (2013). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai