Di Susun Oleh :
SITI RIHANA
NIM : 2018.9.2.1.00090
MEGA SILVIA
NIM : 2018.9.2.1.00098
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya , yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunianya. Sholawat serta salam kita curah
dan limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada Keluarga, sahabat
dan kita para pengikutnya. Sehingga tugas makalah “Angket dan Skala Psikologi”
pada mata kuliah Asesmen Non Tes ini dapat terselesaikan.
Tugas Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya. Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan ilmu pengetahuan maupun pengalaman. Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, oleh karena
itu,diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. ANGKET.............................................................................................................................3
1. Konsep Dasar..................................................................................................................3
2. Fungsi Dan Tujuan Angket.............................................................................................4
3. Macam – Macam Jenis Angket.......................................................................................4
4. Langkah – Langkah Penyusunan Angket........................................................................7
5. Kelebihan Dan Kekurangan Angket...............................................................................8
6. Langkah Pengadministrasian..........................................................................................9
B. SKALA PSIKOLOGI..........................................................................................................9
a. Pengertian Skala Psikologi..............................................................................................9
b. Karakteristik Skala........................................................................................................13
c. Prinsip-prinsip Pembuatan Skala..................................................................................13
d. Kelebihan dan Kekurangan Skala Psikologi.................................................................14
e. Perbedaan angket dan skala psikologis menutut Syaifudin Azwar..............................14
BAB III PENUTUP...................................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................17
ii | A s e s m e n t Non Tes
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian hasil belajar tidak hanya dilakukan dengan tes, tetapi dapat juga
dilakukan melalui alat atau instrument pengukuran bukan tes, seperti pedoman
observasi baik berupa check list maupun rating scale, angket, skala sikap, dan
rubrik penilaian. Instrumen untuk memperoleh hasil belajar non tes terutama
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan keterampilan dan
sikap Instrumen hasil belajar bentuk tes uraian memiliki banyak keunggulan
seperti mudah disusun, tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi dan
mampu mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun
jawaban dalam bentuk kalimat. Namun perdebatan di kalangan guru dan bahkan
dikalangan orang tua, adalah memandang bahwa tes uraian sering tidak adil.
Bahkan ada pandangan bahwa cara pemberian skor tes uraian cukup dilihat dari
panjang pendeknya tes uraian.
Di lain pihak, penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses belajar
masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes
dalam menilai hasil dan proses belajar. Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa
terukur secara “realtime” dengan hanya menggunakan test, seperti pada mata
pelajaran matematika. Pada tes siswa dapat menjawab dengan tepat saat diberi
pertanyaan tentang langkah-langkah melukis sudut menggunakan jangka tanpa
busur, tetapi waktu diminta melukis secara langsung di kertas atau papan tulis
ternyata cara menggunakan jangka saja mereka tidak bisa. Jadi dengan teknik non
tes ini guru dapat memegang peranan penting terutama dalam rangka evaluasi
hasil belajar peserta didik dalam ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah
keterampilan (psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sering digunakan
guru untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah berfikirnya
(cognitive domain).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan karakteristik dari skala dan angket ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan karakteristik skala dan angket
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari skala dan angket
3. Mengetahui prinsip-prinsip pembuatan skala dan angket
4. Mengetahui pemberian skor atau interprestasi skala dan angket.
PEMBAHASAN
A. ANGKET
1. Konsep Dasar
Angket merupakan salah satu alat pengumpulan data dalam asesmen non tes,
berupa serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang diajukan pada responden
(peserta didik, orang tua, dan masyarakat). Winkel mendefinisikan angketsebagai
suatu daftar ataukumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis
juga (Winkel, 1987:271). Angket di kenal juga dengan sebutan kuesioner. Alat
asesmen ini secara garis besar terdiri dari tiga bagian, yaitu : 1. Judul angket, 2.
Pengantar yang berisi tujuan dan petunjuk pengisian angket dan 3. Item – item
pertanyaan, bisa juga opini atau pendapat, dan fakta. Sementara, identitas
pengisiaannya tergantung pada tujjuan angket, karena kadang – kadang identitas
tidak diperlukan.
Angket disusun dengan tujuan untuk menghimpun sejumlah sejumlah
informasi yang relevan dengan keperluan bimbingan dan konseling, seperti
identitas pribadi, peserta didik, keterangan tentang keluarga, riwayat kesehatan,
riwayat pendidikan, kebiasaan belajar di rumah, hobi atau informasi lainnya. Data
yang yang diperoleh berfungsi untuk : mengumpulkan informasi sebagai bahan
dasar dalam rangka penyusunan program, untuk menjami validitas informasi yang
diperoleh dengan metode lain, evaluasi program BK, dan untuk mengambil
samping sikap / pendapat dari responden.
Pertanyaan atau pernyataan dalam angket dapat berupa pertanyaan tertutup
atau terbukan. Pertanyaan atau pernyataan tertututp adalah pertanyaan atau
pernyataan yang telah dapat pengarahan dari penyusun angket. Responden tinggal
memilih jawaban – jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Jadi,
jawabannya terikat dan responden tidak dapat memberikan jawaban secara bebas.
Sedangkan pertanyaan atau pernyataan terbuka, yaitu menghendaki jawaban
responden sebebas – bebasnya dengan uraian yang lengkap.
Jika konselor memilih angket sebagai alat asesmen, maka penentuan
responden perlu mendapat perhatian, sebab bila salah, maka informasi yang
dibutuhkan tidak dapat diperoleh secara maksiamal.
10 | A s e s m e n t Non Tes
Menentukan jumlah gradual dan frase atau angka yang dapat menjadi
alternative pilihan
Menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi sebuah alat
penilaian
Melakukan uji coba
Membuang butir-butir pernyataan yang kurang baik
Melaksanakan penilaian
2) Skala Thurstone
Skala ini merupakan skala mirip descriptive graphic rating scale karena
merupakan suatu instrumen yang responsnya dengan memberi tanda
tertentu pada suatu kontinnum baris. Perbedaannya terletak pada jumlah
skala. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan
yang relevan dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli
(20-40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau
konstruk yang hendak diukur.
Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pertanyaan yang
ia setujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan yang
berbeda-beda. Metode pengukuran ini dikembangkan untuk menilai secara
spesifik terhadap objek atau subjek yang hendak diteliti. Skala Thurstone
dilihat dari bentuk tampilan mirip dengan skala Likert.
Contoh Skala Thurstone :
Minat terhadap pelajaran Sejarah
Skala
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1 Saya sering belajar sejarah
2 Pelajaran sejarah bermanfaat
Saya berusaha memiliki buku pelajaran
3 sejarah
4 Saya berusaha hadir tiap pelajaran sejarah
5 Pelajaran sejarah membosankan
11 | A s e s m e n t Non Tes
Instrumen yang disusun oleh Osgood dan kawan-kawan ini mengukur konsep-
konsep untuk tiga dimensi. Dimensi-dimensi yang ada diukur dalam kategori :
menyenangkan- membosankan, sulit - mudah, baik - tidak baik, kuat - lemah,
berguna – tidak berguna dan sebagainya seperti pada ontoh berikut ini :
Pelajaran Sejarah
1 2 3 4 5 6 7
Menyenangkan Membosankan
Sulit Mudah
Bermanfaat Sia-sia
Menantang Menjenuhkan
Hapalan Penalaran
4) Skala Guttman
Skala ini berupa sederetan pernyataan opini tentang sesuatu objek secara
berurutan. Responden diminta untuk menyatakan pendapatnya tentang pernyataan
itu (setuju atau tidak setuju). Bila ia setuju dengan pernyataan pada nomor urut
tertentu, maka diasumsikan juga setuju dengan pernyataan sesudahnya.
Contoh :
1. Saya mengizinkan anak saya bermain ke tetangga.
2. Saya mengizinkan anak saya pergi ken a ia mau
3. Saya mengizinkan anak saya pergi kapan saja dan kemana saja
4. Anak saya bebas pergi kemana saja tanpa meminta izin terlebih dahulu
Bila responden setuju degan pernyataan nomor 3 misalnya, maka dianggap setuju
dengan pernyataan nomor 1 dan 2 serta tidak setuju dengan pernyataan nomor 4.
Panjang instrumen berhubugan dengan masalah kebosanan, yaitu tingkat
kejemuan dalam mengisi instrument. Lama pengisian instrumen sebaiknya tidak
lebih dari 30 menit. Langkah pertama dalam menulis suatu pertanyaan atau
pernyataan adalah informasi apa yang inigin diperoleh, struktur pertanyaan, dan
pemilihan kata-kata.
b. Karakteristik Skala
Dalam bukunya, Saifuddin Azwar menyebutkan bahwa ada beberapa
karakteristik skala, yaitu :
12 | A s e s m e n t Non Tes
1. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung
mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator
perilaku dari atribut yang bersangkutan.
2. Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat
indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan
dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologis selalu berisi banyak aitem.
Jawaban subjek terhadap satu aitem baru merupakan sebagian dari banyak
indikasi mengenai atribut yang diukur.
3. Respons subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”.
Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-
sungguh.
c. Prinsip-prinsip Pembuatan Skala
Prinsip-Prinsip Pembuatan Instrumen Skala
1) Panjang instrumen berhubungan dengan masalah kebosanan, yaitu tingkat
kejemuan dalam mengisi instrumen.
2) Lama pengisian instrumen sebaiknya tidak lebih dari 30 menit.
3) Langkah pertama dalam menulis suatu pertanyaan atau pernyataan adalah
informasi apa yang ingin diperoleh, struktur pertanyaan, daan pemilihan
kata-kata.
4) Pertanyaan yang diajukan jangan sampai bias, yaitu mengarahkan jawaban
responden pada arah tertentu, positif atau negatif.
Beberapa hal yang harus diperhatikaan dalam menggunakan kata-kata untuk suatu
skala yaitu:
1) Gunakan kata-kata yang sederhana sesuai tingkat pendidikan.
2) Pertanyaannya jangan samar-samar.
3) Hindari pertanyaan yang biasa.
4) Hindari pertanyaan hipotetikal ataau pengandaian
13 | A s e s m e n t Non Tes
a) Mudah dalam pengisian instrument karena responden hanya memberikan
tanda silang (X) atau centang (V) pada kolom yang sesuai dengan keadaan
dirinya
b) Responden sudah diberikan pilihan jawaban dan hanya mengisikan satu
jawaban yang sesuai dengan keadaannya
c) Mudah dalam pemberian skor karena hanya menjumlahkan point pada
kolom yang dipilih responden.
2) Kekurangan Skala Psikologi
Skala Psikologi juga mempunyai kelemahan antara lain
a) Skala dalam penilaian dapat dikatakan subjektif, karenanya banyak
kesalahan dalam melihat rata-rata dan kesamaan dalam setiap
permasalahan. Misalnya guru menilai siswa berdasarkan interaksi
sebelumnya atau berdasarkan emosi dibandingkan dengan objektivitas.
b) Adanya perbedaan mengenai indikator penjelas. Misalnya adanya
perbedaan mengenai “kadang-kadang dan jarang” .
14 | A s e s m e n t Non Tes
4) Jawaban terhadap angket tidak dapat diberi skor. Sedangkan skala
psikologis diberi skor melalui proses penskalaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15 | A s e s m e n t Non Tes
Penelitian hasil belajar tidak hanya dilakukan dengan tes, tetapi
dapat juga dilakukan melalui alat atau instrument pengukuran bukan tes,
seperti pedoman observasi baik berupa check list maupun rating scale,
angket, skala sikap, dan rubrik penilaian. Instrumen untuk memperoleh
hasil belajar non tes terutama digunakan untuk mengukur hasil belajar
yang berkenaan dengan keterampilan dan sikap. Skala adalah instrument
pengukuran non tes yang menggunakan suatu prosedur terstruktur untuk
memperoleh informasi tentang sesuatu yang diobservasi yang menyatakan
posisi tertentu dalam hubungannya dengan yang lain. Angket atau
kuesioner merupakan salah satu bentuk instrument penilaian yang
dilakukan dengan cara memberi memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada siswa untuk diberikan respons sesuai dengan
keadaan siswa. Jenis instrument yang dikembangkan dibatasi sesuai
dengan ranah afektif yang penting di kelas, agar guru dan para pengelola
pendidikan dapat mengembangkannya.
DAFTAR PUSTAKA
16 | A s e s m e n t Non Tes
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, cet. 9,
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Teori Konseling, Suatu Uraian Ringkas, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1985.
17 | A s e s m e n t Non Tes