Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lisma Dianita

NIM : 1604888
Jurusan : Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah : Superrvisi Bimbingan dan Konseling
Nama Dosen : Dr. Agus Taufiq, M. Pd.
Eka Sakti Yudha, M. Pd.

Pendekatan dalam Supervisi Bimbingan dan Konseling

Menurut Piet A. Sahertian (200: 44-45) (dalam Alfarisi, 2016: 22-24)


mengungkapkan terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam supervisi, dan
pendekatan-pendekatan ini bertitik tolak pada teori psikologi belajar, adapun pendekatan-
pendekatan tersebut adalah:

1. Pendekatan direktif (langsung), pada pendekatani ini menggunakan cara pendekatan


terhadap maslah yang bersifat langsung. Pada pendekatan ini supervisor mmberikan
arahan secara langsung, dan pada pendekatan ini pengaruh perilaku supervisor lebih
dominan. Pendekatan ini berasal atau berdasarkan dari pemahaman terhadap psikologi
behavioristik, dimana prinsip dari behaviorime ini yaitu bahwa segala perbuatan berasal
dari refleks atau respon terhadap stimulus. Sehingga pada pemahaman pendekatan ini
bahwa seorang guru tentunya memiliki kekurangan, maka dari itu perlu diberikan
stimulus agar dapat merespon atau bereaksi lebih baik. Selain itu supervisor juga dapat
memberikan penguatan atau reinforcement atau hukuman (Punishment). Pendekatan ini
dapat dilakukan dengan perilaku supervisor yang mampu menjelaskan; menyajikan;
mengarahkan; memberi contoh; menerapkan tolak kukur; dan menguatkan.
Oleh karena itu pada pendekatan ini supervisor menjadi pusat yang menentukan
perbaikan pada guru. Juga supervisor dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam
memperbaiki cara mengajar guru, sehingga guru tidak merasa di gurui atau didikte saat
mengembangkan kemampuan dan kreativitas serta kompetensi lainnya.
2. Pendekatan non-direktif (tidak langsung), maksud dari pendekatan ini yaitu cara
pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung menunjukkan
permasalahan, namun supervisor terlebih dahulu mendengarkan secara aktif yang
disampaikan oleh guru. Supervisor memberikan kesempatan yang banyak kepada guru
untuk menyampaikan atau mengemukakan setiap permasalaha yang mereka alami.
Pndekatan ini berdasarkan pendekatan psikologis humanistic. Dimana dalam psikologi
humanistik sangat menghargai orang yang akan dibantu. Karena pribadi guru yang dibina
begitu dihormati, sehingga supervisor lebih banyak mendengarkan permasalahan yang
dialami oleh para guru. Jadi, dalam pendekatan ini guru menyampaikan setiap
permasalahan-permasalahan yang mereka alami, dan supervisor berusaha menyimak serta
memahami apa yang dialami oleh para guru. Perilaku yang perlu ditunjukkan oleh
supervisor pada endekatan ini yaitu supervisor harus mampu; mendengarkan,
menjelaskan, memberikan penguatan, menyajikan dan memecahkan masalah.
3. Pendekatan kolaboratif, maksud dari pendekatan ini adalah memadukan atau
mengkolaborasi dua cara pendekatan yaitu cara pendekatan direktif dan cara pendekatan
non-direktif menjadi satu cara pendekatan yang baru. Pada pendekatan ini, baik
supervisor ataupun guru secara bersama-sama membuat kesepakatan untuk menentukan
struktur proses percakapan atau diskusi terhadap masalah yang dihadapi oleh guru.
Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa
belajar merupakan perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan yang pada
masanya akan berpengaruh pada pembentukan aktivitas individu. Maka dari itu, pada
pendekatan supervisi ini berhubungan dengan dua arah yaitu dari atas kebawah dan dar
bawah ke atas. Perilaku yang perlu ditunjukkan olh supervisor pada pendekatan ini
addalah: supervisor mampu menyajika, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan
masalah dan negosiasi.

Disini juga disebutkan bahwa pada ketiga macam pendekatan ini dilakukan dengan
melalui tahap-tahap pemberian supervisi sebagai berikut yaitu: Percakapan awal (pre-
conference); Observasi; Analisis/interpretasi; Percakapan akhir (pasconference); Analisis
akhir; dan Diskusi

Sedangkan menurut Boyd (1978) (dalam Onate, 2012: 16) menyebutkan 3 pendekatan
supervisi bimbingan dan konseling diman pendekatan-pendekatan ini masing-masing
menekankan pada tujuan dan fungsi tertentu, pendekatan-pendekatan itu yakni;

1. Pendekatan psikoterapetik, pendekatanan ini menekankan pada fungsi konseling.


2. Pendekatan perilaku, pendekatan ini menekankan pada fungsi pelatihan dan intruksional.
3. Pendekatan sistem, pendekatan ini menekankan pada fungsi evaluasi dan akuntabilitas
program.
Ketiga pendekatan ini tidaklah saling bertentangan, namun ketiga pendekatan ini
bersifat saling melengkapi sehingga perlu digunakan secara komplementer.
Barret dan Schimdt (dalam Onate, 2012: 16-17) menguraikan beberapa jenis supervisi
yaitu:
1. Supervisi klinis. Tujuan dari supervisi klinis ini yaitu meningkatkan keterampilan
professional serta fungsi-fungsi etis supervisor yang sedang menerapkan keterampilan
professional dan nilai-nilainya. Para supervisor klinis haruslah seorang guru pmbimbing
yang berkompeten serta berfungsi di dalam praktek supervisi.
2. Supervisi pengembangan. Tujuan dari supervisi pengembangan ini adalah untuk
meningkatkan program bimbingan dan konseling dan pengajaran perkembangan
professional guru pembimbing. Suber data yang mendukung pada supervisi ini adalah
rekaman tujuan-tujuan dan aktivitas yang dikerjakan untuk mencapai tujuan, rencana
program dan jawal implementasi, self report, dan survey kepuasan konseli. Supervisi
pengembangan yang terbaik diselenggarakan oleh guru pembimbing yang kompeten yang
berasal dari sistem yang sama seperti suvervisee.
3. Supervisi administratif. Tujuan dari supervisi ini adalah jaminan bahwa guru pembimbing
memiliki kebiasaan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, dapat mematuhi hukum dan
kebijakan yang ada, memiliki hubungan baik dengan staf sekolah yang lain serta orang
tua, kegiatan ini secara efektif dikerjakan di sekolah. Sumber data yang mendukung
supervisi ini ialah seperti rencana kerja, pemeliharaan arsip, dan sistem dokumentasi dan
bukti-bukti kerja tim. Supervisor dan administrator dapat menjadi provider pada supervisi
ini.

Referensi:

Alfarisi, Salman. (2016). Supervisi Kepala Sekolah terhadap Manajemen Kelas di SMP
Negeri 1 Kecamatan Hulu Kabupaten Kampar. [Tesis]. Universitas Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.

Onate, Maria. (2012). Pelaksanaan Supervisi Layanan Bimbingan dan Konseling oleh Kpala
Sekolah di Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan di Salatiga
Tahun Ajaran 2012/2013. [Skripsi]. Universitas Kristen Satya Wacana.

Anda mungkin juga menyukai