Anda di halaman 1dari 10

METODE & TEKNIK

KEPERCAYAAN
(TRUST BUILDING)
PADA KONSELING KELOMPOK
Oleh : Helmina N & Syifa N
Trust Building
Upaya konselor untuk membangun
kepercayaan antar anggota kelompok
pada suatu kelompok konseling.

upaya ini tentunya melibatkan seluruh


anggota kelompok, dengan diiringi pula
oleh komitmen dari setiap anggota, maka
kepercayaan akan terbangun dalam
sebuah kelompok.

"kepercayaan adalah kunci


utama suksesnya sebuah
kelompok konseling."
TRUST BUILDING = SANGAT PENTING!
K O N S EL I M E R ASA AMAN
K O N S EL I M E R ASA ASING TRUST BUILDING D A N M E M I L I K I KOHESI
DAN AKAN TERTUTUP D G A N G G O T A K EL OMPOK
LAINNYA

jika sudah terbangun kepercayaan, dinamika


konseling akan berjalan dengan semestinya, dan
manfaat dari konseling kelompok pun akan terasa
dan tidak akan sia-sia.
trust building harus terus
dibangun dan di "upgrade"
pada setiap tahapan konseling.
- Corey & Corey, 2006

Konselor harus menciptakan suasana yang aman


dan memfasilitasi terbangunnya kepercayaan
para anggota kelompok.

Sebagai pribadi dan profesional,


Konselor harus memiliki beberapa keterampilan
kepemimpinan seperti keaslian, kepedulian,
keterbukaan, kesadaran diri, mendengarkan
secara aktif, menghadapi, mendukung, berempati
dan menjadi model untuk dapat memimpin
kelompok secara efektif
(Corey & Corey, 2006; Furr & Barret, 2000)
" sebuah kelompok yang didalamnya telah terbangun kepercayaan,
akan menjadi kelompok yang kooperatif dan bukan menjadi kelompok
yang penuh dengan ajang persaingan satu dengan yg lainnya. "

selain upaya dari diri konselor untuk


membangun sebuah kepercayaan antar anggota
dengan memiliki sikap yang profesional

ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk


trust building. teknik tersebut berupa ice breaking.
konselor tentunya memiliki kesempatan menggunakan
ice breaking. Ice breaking yang diberikan adalah
yang bersifat untuk membangun kepercayaan. seperti
menjadikan anggota lebih merasa aman, terbuka
dengan satu dan lainnya, menjadi ajang untuk belajar
memahami teman kelompoknya, dan bersifat kohesi.
dengan metode Ice breaking
yang bersifat membangun kohesi,

Peserta akan menemukan persamaan,


perbedaan, empati, dan rasa hormat yang
akan menciptakan terbentuknya kelompok
konseling yang memiliki suasana produktif
dan dapat dipercaya

berikut beberapa contoh Ice breaking


untuk membangun kepercayaan
antar anggota kelompok :
1. Chairs in a Circle
buat lingkaran kursi --> pilihlah satu anggota kelompok untuk
berdiri di tengah dan otomatis ia tidak memiliki kursi -->
anggota yg berada ditengah tersebut bercerita tentang
dirinya ( bisa tentang apa saja, seperti hobi, cita-cita,
karakter diri, hewan peliharaan atau apapun yang
menginfokan tentang dirinya) --> jika ada anggota yg
mengalami hal serupa / memiliki pengalaman yang sama
dengan org yg di tengah, maka harus jujur dan berdiri juga
ke tengah. --> jika sudah berkumpul ditengah, selanjutnya
mereka pun saling berlomba-lomba untuk duduk kembali di
kursi yang kosong, dan akan ada sisa anggota yang tidak
akan mendapatkan kuris kosong tersebut untuk di duduki.

setelahnya, anggota yang tidak mendapatkan kursi tersebut


mengulangi hal yang sama seperti temannya tadi
(mengemukakan sesuatu tentang dirinya) begitupun
seterusnya hingga game berakhir.
2. Common Ground
Bagilah peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil dan
minta mereka mendiskusikan kesamaan yang mereka
miliki, seperti jenis kelamin atau warna mata. Mereka
juga harus mencari kesamaan yang mereka miliki
misalnya: sama-sama memiliki saudara kembar atau
memiliki hewan peliharaan yang tidak biasa, seperti ular.

Jelaskan kepada peserta bahwa mereka memiliki waktu


15 menit untuk menemukan fakta umum sebanyak
mungkin. Tim yang menghasilkan paling banyak fakta
yang sama antar anggota kelompok kecilnya akan
memenangkan permainan.
3. Fear in a Hat
Aktivitas ini membangun empati.
perlengkapan yang dibutuhkan hanyalah topi, potongan
kertas dan alat tulis.

Minta setiap peserta untuk menuliskan ketakutan pribadi


mereka secara anonim di potongan kertas yg telah
disediakan sebelum menempatkannya di topi.
Edarkan topi dan mintalah setiap peserta mengambil
potongan kertas tsb pada topi terakhir yang mereka pegang.
Para peserta secara bergiliran membacakan ketakutan
tersebut dengan lantang kepada kelompok dan menjelaskan
bagaimana perasaan orang tersebut.

Ice breaking ini kemudian akan melahirkan diskusi reflektif


untuk melatih empati antar anggota kelompok dan semakin
terjalin kepercayaan dan saling memahami diantara mereka.
Kesimpulan
Kepercayaan adalah inti dari konseling kelompok.
Tanpa kepercayaan, konseling kelompok tidak akan meksimal dan
bahkan bisa mengalami kegagalan, manfaat dari konseling pun menjadi
sia-sia, karena masing-masing anggota kelompok itu saling curiga,
tertutup, tidak komunikatif, dan "terputus" satu sama lain.

metode dan teknik untuk membangun sebuah kepercayaan harus


diupayakan oleh konselor dengan melibatkan anggota kelompok tsb,
dari awal konseling kelompok ini berjalan, kemudian kepercayaan itu
harus terus di "upgrade" sampai konseling kelompok ini berakhir.

konselor memiliki tanggungjawab membangun kepercayaan.


harus bersikap profesional dan memfasilitasi trust building,
salah satunya dengan ice breaking yang bersifat untuk
membangun sebuah kohesi antar anggota kelompok.

Anda mungkin juga menyukai