3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
REMAJA
TIDAK
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Contoh akhlak terpuji remaja kepada orang lain dan diri sendiri :
Birrul walidain, taat dan berbakti kepada kedua orang tua
Menghormati guru
Menghargai teman
Memilih pergaulan positif dan menghindari perbuatan negatif
Menghindari perilaku merusak
harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika
dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu
yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling
menolong.
Faktor Utama Dalam Pergaulan
1.
Taaruf.
Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain?
Mungkinkah mereka akan saling menyapa? Mungkinkah mereka
akan saling menolong, membantu, atau memperhatikan? Atau
mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud? Begitulah,
ternyata taaruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib
ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan
orang lain. Dengan taaruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan,
agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri
seseorang.
2.
Tafahum
Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan
ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal
seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia
benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan
memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus
menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena
mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan
oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,Bergaul dengan orang
shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu
memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya.
Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang
pandai besi yang akan memberikan bau asap.
3.
Taawun.
Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika
belum tumbuh sikap taawun (saling menolong). Karena inilah
sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri
seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada
ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa.
Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya
orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.
1.Perilaku remaja sekarang dengan media komunikasi
Masalah pergaulan remaja dewasa ini sering menjadi topik pembicaraan, dan menjadi sumber
kerisauan, atau keprihatinan para orang tua, pendidik, dan semua pihak yang mempunyai
kepedulian terhadap nasib masa depan generasi muda.
Pergaulan remaja adalah kontak sosial diantara remaja, atau dalam kelompok sebaya (Peer
Group). Kelompok sebaya ini, disamping memberikan pengaruh yang positif tehadap
perkembangan remaja sebagai anggota kelompok tersebut, juga pengaruh yang negative.
Pengaruh negative itu maksudnya, bahwa kelompok teman sebaya itu menjadi racun bagi
perkembangan remaja.
Teman sebaya adalah orang-orang seumuran dengan kita dan kelompok sosialnya, seperti teman
sekolah atau mungkin teman sekerja atau tetangga membina hubungan yang baik antar sesama
teman merupakan suatu hal yang penting dilakukan oleh setiap orang. Begitu pentingnya
membina hubungan yang baik ini, karena kita merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin
dapat dan mampu hidup sendirian tanpa bantuan orang lain
Namun dalam menjaga hubungan pertemanan terdapat banyak kejadian atau permasalahan yang
muncul dalam hubungan pertemanan atau persahabatan, bahkan hal tersebut bisa berujung pada
hubungan yang tidak hamonis lagi. Sekalipun diantara mereka telah terjalin hubungan yang
sangat dekat dan mungkin sudah terjalin begitu lama. Mungkin dalam benak sebagian orang hal
tersebut adalah hal yang wajar,tetapi tanpa kita sadari sebenarnya hal tersebut disebabkan karena
manusia pada dasarnya memiliki rasa egoisme yang tinggi.
Dalam beberapa kasus, retaknya hubungan persahabatan atau pertemanan di picu oleh rasa egois.
Perasaan ini tidak memandang status sosial, dia akan merasuki setiap hubungan yang dijalin oleh
setiap manusia baik hubungan secara individu maupun kelompok.
1. Belajar menghargai
Pada dasarnya semua orang ingin dihargai, tidak peduli apakah ia orang berpangkat atau tidak,
orang miskin atau kaya, sesama agama atau tidak seagama, sesama suku atau tidak sesama suku,
semuanya ingin dihargai secara proporsional. Namun sayangnya, banyak orang dikalangan kita
yang tidak mau menghargai orang lain. Padahal menghargai orang lain bukan berarti
memberikan sesuatu yang besar nilainya. Misalnya saja menghargai pendapat orang lain. Hal ini
sangat penting dilakukan dalam membina hubungan yang baik. Kalau kita tidak mau menghargai
orang lain, jangan berharap orang lain akan mau menghargai kita.
2. Belajar menghormati
Setiap orang selalu ingin dihormati. Oleh karena itu, janganlah kita menghormati orang lain
karena ia kebetulan punya pangkat atau kedudukan. Kita perlu menghormati orang bahkan orang
yang seumuran dengan kita, bila kita melihat orang lain tersebut melakukan sesuatu yang baik.
Dengan kata lain, ciptakan suasana saling menghormati di antara kita.
3. Mempunyai sikap mau mengerti
Sikap mau mengerti keadaan orang lain pada dasarnya merupakan perbuatan sangat terpuji.
Sebab, orang mempunyai sikap mau mengerti keadaan orang lain ini membutuhkan kesadaran
yang harus ditumbuhkan dari dalam hati nurani yang terdalam. Oleh karena itu dalam membina
hubungan yang baik, sudah seharusnya kita mau mengerti keadaan orang lain tanpa pandang
bulu. Artinya kita harus menghindari sikap acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap orang-orang
yang ada di sekitar kita
4. Mau menberikan pujian
Bila kita melihat teman kita berprestasi dalam suatu bidang apapun karena hasil keras dan jujur,
maka sebaiknya kita mau memberikan pujian terhadap teman kita tadi dengan penuh keihklasan.
Sebab, pemberian pujian yang sesuai dengan keadaannya, artinya tanpa dibuat-buat, akan
memberikan pengaruh positif bagi teman kita, meskipun pujian yang kita berikan itu dalam
bentuk sekecil apapun. Oleh karena itu, dalam rangka membina hubungan yang baik antar
sesama teman, sebaiknya kita jangan pelit memberikan pujian.
5. Mau memberikan motivasi
Perjalanan hidup seseorang tidak selamanya berjalan mulus, artinya ada kalanya ia mengalami
masalah, seperti patah semangat atau putus asa dan lain sebagainya, sehingga ia kehilangan
semangat, malas, tidak bergairah. Bila kita mempunyai teman yang mengalami demikian itu,
maka sebagai teman yang baik tentunya akan memberikan motivasi (dorongan), sehingga teman
kita tadi tumbuh kembali rasa percaya dirinya. Oleh karena itu dalam membina hubungan yang
baik, sebaiknya kita harus pandai-pandai memberikan motivasi, khususnya terhadap teman yang
sedang mengalami suatu masalah.
6. Tidak bercanda keterlaluan. Kalau kita bersenda gurau hal hal yang kecil mugkin tidak
masalah, tetapi kalau sudah diluar batas, maka hubungan itu bisa langsung retak.
7. Hal yang dapat menjaga persabahatan adalah menjadi pendengar baik dan saling
menghormati satu sama lain. Hormati saran teman dan dengarkan apa yang sahabat
ungkapkan, ambil sisi positifnya sebagai kritik yang membangun. Kepribadian yang
berbeda antara kita dan sahabat, akan dapat menjadi pelengkap satu sama lain. Tetapi
bukan berarti kita harus menceritakan segala hal kepada sahabat.
8. Jangan pernah mengkhianati kepercayaan sahabat kita. Percayalah, ketika kita
mengkhianati sebuah persahabatan, maka tidak akan mendapatkan sahabat terbaik lagi.
Beri dukungan ketika sahabat kita sukses dan selalu mengagumi prestasinya. Ketika ada
konflik di antara persahabatan dapat diselesaikan dengan saling terbuka satu sama lain.
Memaafkan memang tidak gampang, tapi memaklumi bahwa setiap orang dapat
membuat suatu kesalahan dan demi kebaikan dan menjaga persahabatan agar tetap utuh.
Diantara beberapa unsur etika yang perlu diperhatikan dalam pergaulan dengan teman sebaya itu,
adalah:
1. Pilihan teman yang berakhlak baik.
2. Bertemanlah dengan yang memiliki semangat belajar yang tinggi.
3. Kembangkanlah sikap saling membantu, dan memberi saran, dalam kelompok anda.
4. Kembangkanlah sikap saling menghormati, dan menghargai diantara teman kelompok.
5. Jadikanlah sikap solidaritas semua (buta)di antara teman, seperti solidaritas terhadap
teman yang melakukan tawuran.
6. Hindarkan pola perilaku yang melanggar norma agama (tidak normal).
7. Jadikanlah kelompok anda itu sebagai wahana untuk belajar bersama, seperti
mendiskusikan pelajaran, tugas-tugas, atau pemecahan masalah-masalah yang dihadapi,
baik oleh pribadi masing-masing, maupun oelh bersama.
8. Apabila anda sudah mempunyai kekasih, jalinlah percintaan itu dengan sebaik-baiknya,
jangan dinodai perilaku a moral, atau melanggar norma agama (seperti melakukan
perbuatan yang hanya boleh apabila telah menikah). Alangkah baiknya, apabila pacaran
itu dijadikan motivasi untuk lebih semangat belajar, saling membantu dalam
mengembangkan wawasan keilmuan, bersama-sama aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan, atau acara-acra keagamanaan. Janganlah anda menodai cinta anda,
karena cinta adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa.
SUMBER
Salah satu kecenderungan bahkan kebiasaan orang beriman adalah selalu ingin berbuat
baik kepada orang lain, baik memiliki hubungan kekerabatan atau tidak, yang dikenal maupun
tidak dikenal. Orang beriman selalu ingin berbuat baik, karena itu merupakan salah satu cara
dalam bersyukur kepada Allah Swt atas kebaikan-kebaikan yang diberikan kepadanya (QS AlQasas/28 : 77).
Kata menghargai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti bermacammacam, di antaranya memberi, menentukan, menilai, membubuhi harga, menaksir harga,
memandang penting (bermanfaat, berguna), menghormati. Karya orang lain adalah hasil
perbuatan manusia berupa suatu karya yang baik (positif) yaitu hasil dari ide, gagasan manusia
seperti seni, karya budaya, cipta lagu, mesin, atau sesuatu produk yang bermanfaat atau berguna
untuk orang lain.
Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya membina keserasian dan
kerukunan hidup antarmanusia agar terwujud suatu kehidupan masyaraakat yang saling
menghormati dan menghargai sesuai dengan harkat dan derajat seseorang sebagai manusia.
Menumbuhkan sikap menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang terpuji karena
hasil karya tersebut merupakan pencerminan pribadi penciptanya sebagai manusia yang ingin
dihargai.
Kecenderungan manusia secara alamiah adalah keinginan untuk mendapat tanggapan
atau penghargaan atas apa yang dilakukannya. Kebutuhan untuk menuangkan ekspresi diri secara
positif telah mendorong setiap orang untuk terus menghasilkan karya terbaik demi kebaikan
dirinya dan orang lain. Oleh karena itu, upaya dan hasil karya kreatif yang berguna bagi
kemaslahatan orang banyak sudah selayaknya memperoleh penghargaan yang positif pula.
Menghormati dan menghargai hasil karya orang lain harus dilakukan tanpa memandang
derajat, status, warna kulit, atau pekerjaan orang tersebut karena hasil karay merupakan
pencerminan dari pribadi seseorang. Berkarya artinya melakukan atau mengerjakan sesuatu
sampai menghasilkan sesuatu yang menimbulkan kegunaan atau manfaat dan berarti bagi semua
orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya.
Islam sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama lain. Sikap
menghargai terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu yang dapat
menumbuhkan sikap menghargai orang di luar dirinya. Kemampuan tersebut harus dilatih lebih
dahulu untuk mendidik jiwa manusia sehingga mampu bersikap penyantun. Seperti contoh,
ketika bersama-sama menghadapi persoalan tertentu, seseorang harus berusaha saling memberi
dan menerima saran, pendapat, atau nasihat dari orang lain yang pada awalnya pasti akan terasa
sulit. Sikap dan perilaku ini akan terwujud bila pribadi seseorang telah mampu menekan ego
pribadinya melalui pembiasaan dan pengasahan rasa empati melalui pendidikan akhlak.
Selanjutnya, ia akan selalu terdorong untuk berbuat yang baik kepada orang lain.
Artinya : Dari Abu Syaibah bahwa Nabi saw. bersabda Setiap perbuatan yang baik adalah
sedekah(HR Muslim)
Kita tidak dapat mengingkari bahwa keberhasilan seseorang tidak dicapai dengan mudah
dan santai, tetapi dengan perjuangan yang gigih, ulet, kerajinan, dan ketekunan serta dengan
resiko yang menyertainya. Oleh karena itu, kita patut memberikan penghargaan atas jerih payah
tersebut. Isyarat mengenai keharusan seseorang bersungguh-sungguh dalam berkarya dijelaskan
dalam Al-Quran sebagai berikut :
1. Sikap Menghormati dan Menghargai Kehidupan Keluarga
Dalam suatu keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan anak-anaknya. Bahkan dalam
keluarga di masyarakat kita, tidak jaranf ada juga anggota keluarga lain yang tinggal bersama.
Misalnya saja anggota keluarga yang lain itu seperti kakek/nenek, adik/kakak dari pihak
ibu/bapak, saudara sepupu, dan semacamnya. Di antara anggota keluarga itu harus ada
sikap/perilaku saling menghormati serta saling menghargai. Perwujudan sikap/perilaku saling
menghormati dan menghargai itu antara lain melalui sikap, ucapan, dan perbuatan yang
menyenangkan dan bermanfaat.
Dalam interaksi antara suami dan istri misalnya suami dianggap menghormati dan
menghargai istri apabila ia memenuhi hak-hak istrinya dan menjalankan kewajibannya sebagai
istri dengan sebaik-baiknya pula.
Dalam interaksi antara anak dan orangtuanya misalnua setiap anak harus menyadari bahwa
kedua orangtuanya, merupakan irang-orang yang paling berjasa. Oleh karena itu, si anak wajib
menghormati dan menghargai kedua orang tuanya dengan cara berbakti kepada mereka. Seorang
anak dianggap berbakti kepada kedua orang tuanya, apabila sikap, tutur kata, dan perbuatannya
menyenangkan serta mendatangkan manfaat bagi mereka.
Berbahagialah anak yang senantiasa menghormati dan menghargai kedua orang tuanya
dengan cara berbakti kepada mereka, karena ia akan memperoleh ridha Allah Swt dan kebaikankebaikan yang banyak. Terkait dengan iteraksi antara anak dan orangtuanya Rasulullah
bersabda :
Artinya : Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan
Allah tergantung pada kemurkaan kedua orang tuanya. (H.R. Turmidzi)
Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda :
Artinya : Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tua, maka berbahagialah ia
dan Allah akan menambahkan kebahagiaan dalam hidupnya. (H.R. Abu Yala dan Tabrani)
Bila dalam suatu keluarga sikap saling hormat-menghormati dan harga menghargai ini
diterapkan, tentu keluarga tersebut akan menjadi keluarga yang damai dan bahagia.
2. Sikap Menghormati dan Menghargai Kehidupan Bertetangga
Tetangga ialah orang-orang yang tempat tinggalnya berdekatan dengan tempat tinggal kita.
Bersikap menghormati dan menghargai tetangga termasuk akhlak mulia serta meruakan tanda
dari tanda-tanda orang beriman. Rasulullah bersabda :
Artinya : Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia
menghormtai tetangganya (H.R. Muslim)
Allah SWT berfirman, yang artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak,
karib kerabat, anak-ana yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri. (Q.S. An-Nisa, 4 :36)
Seseorang dianggap menghormati dan menghargai tetangganya, apabila sikap, ucapan, dan
perbuatannya itu baik, diridhai Allah serta mendatangkan manfaat. Termasuk ke dalam perbuatan
yang baik, apabila seseorang melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap tetangganya.
Rasulullah SAB bersabda yang artinya : Saya, (Muawiyan bin Jundup r.a, seorang sahabat
Nabi Muhammad SAW) bertanya, Wahai Rasulullah, apakah kewajiban tetangga terhadap
tetangganya? Rasulullah SAW menjawab, Jika sakit Anda jenguk, jika mati Anda antarkan
jenazahnya, jika meminjam uang Anda pinjami, jika kekurangan Anda tutupi, bila mendapat
kebaikan Anda beri selamat, bila mendapat kesusahan Anda hibur, jangan meninggikan
bangunanmu di atas bangunannya, sehingga menghalangi datangnya angin kepadanya dan
jangan diganggu dengan bau masakanmu, kecuali Anda memberi hadiah kepadanya dari
masakan itu. (H.R. Tabrani)
Juga Rasulullah bersabda :
Artinya : Wahai Abu Zar, jika Anda memasak hendaklah Anda perbanyak kuahnya dan
berilah hadiah kepada tetanggamu. (H.R. At-Tirmidzi dan Annasai)
Jika berbuat baik kepada tetangga itu, merupakan suruhan Allah SWT, karena akan
mendatangkan manfaat, maka berbuat jahat kepada tetangganya termasuk ke dalam laranganNya karena akan mendatangkan kerugian. Rasulullah bersabda :
Artinya : Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti
tetangganya, dan pesan memesan yang baiklah kamu kepada wanita. (H.R. Bukhari).
Seseorang dianggap menyakiti tetangganya apabila ia bertutur kata keji, melakukan ghibah,
fitnah, dan mengadu domba (namimah). Sedangkan perbuatan yang dianggap menyakiti tetangga
seperti melakukan penganiayaan, melakukan pencurian, dan berzina dengan tetangga.
Seseorang yang berbuat jahat pada tetangganya dengan cara-cara seperti tersebut di atas
tentu akan memperoleh kerugian-kerugian. Dia tidak akan disenangi dalam pergaulan,
memperoleh kesulitan-kesulitan dan di alam akhirat kelak akan ditempatkan di neraka.
Rasulullah SAW bersabda :
a.
b.
c.
d.
e.
Artinya : Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari
gangguannya. (Al-hadist)
Sikap Menghormati dan Menghargai Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Guru dan Ulama
Guru dan ulama merupakan orang-orang yang berjasa. Sudah selayaknya setiap orang
menghormati dan menghargai guru dan ulama. Seseorang dianggap menghormati dan
menghargai guru dan ulama apabila ia bersikap dan bertutur kata sopan yang menyenangkan hati
serta menghindarkan diri dari sikap dan tutur kata jahat yang melukai hati. Demikian juga
seorang dianggap menghormati guru dan ulama apabila dapat mengambil manfaat dari apa yang
disampaikan oleh mereka.
Orang yang Lebih Tua dan Lebih Muda
Orang yang senantiasa menghormati orang yang lebih tua atau pun sudah lanjut kelak di
masa tuanya ia akan dihormati pula oleh orang yang lebih muda.
Teman Sejawat dan Teman Sebaya
Seseorang biasanya bergaul dengan orang-orang yang sejawat atau sebaya daripada bergaul
dengan orang-orang yang tidak sejawat dan tidak sebaya. Oleh karena itu, hubungan dengan
teman sejawat hendaknya saling menghormati dan menghargai. Apabila hubungan antarteman
sejawat sudah saling menghormati dan menghargai biasanya akan diikuti oleh perilaku yang
terpuji. Misalnya, saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan dan bekerja sama untuk
kebahagiaan dan kemajuan bersama.
Kaum Dhuafa
Ada pun terhadap kaum dhuafa dari kalangan kaum fakir miskin dan anak-anak terlantar,
yang tidak mampu berusaha, tetap harus dihargai dan dihormati dengan sikap dan tuur kata yang
baik serta dengan perbuatan yang bermanfaat.
Terhadap Lawan Jenis
Dalam pergaulan antara pria dan wanita hendaknya saling menghormati dan menghargai
baik dengan sikap dan tutur kata yang sopan maupun dengan perbuatan baik yang diridhai oleh
Allah. Salah satu bentuk dari saling menghargai antara pria dan wanita adalah hendaknya mereka
berusaha agar tidak terjadi fitnah.
Dalam kehidupan selalu terjadi interaksi sosial, jadi tak ada yang namanya kesendirian karena
pasti butuh orang lain untuk melakukan suatu hal. Anda pasti sudah tahu etika dan sopan santun
ketika berbicara dengan seseorang yang lebih tua atau lebih muda apalagi seseorang yang baru
saja kita kenal. Lagi - lagi hal ini menyangkut tentang kesadaran. Kebanyakan seseorang tak
sadar dengan yang diucapkan, mereka cenderung melakukan atau mengucapkan sesuatu yang
menurut mereka nyaman, padahal belum tentu nyaman bagi orang lain. Mari Berbagi
Pengalaman disini.
Di dunia ini hanya ada 2 tipe seseorang, seseorang dengan tipikal kalem atau lembut dan
seseorang dengan tipikal keras dan otoriter. Pelajari dan kenali dahulu karakter dan tipikal anda
sebelum menilai orang lain. Jangan membuang buang waktu dengan cara menceramahi atau
mendahului orang lain. Introspeksi diri !
Baiklah, disini akan dibahas bagaimana cara menghadapi dan berbicara terhadap orang yang
lebih tua maupun yang lebih muda, berikut yang harus diperhatikan :
1. Tersenyum, ketika orang lain sedang bercerita dimana cerita tersebut mengharuskan anda
untuk menanggapi maka tersenyumlah. Entah anda menanggapi negatif atau positif, cukup
berikan senyuman maka mereka pun akan melanjutkan ceritanya ke sesi berikutnya.
2. Fokus dan Konsen, ini mungkin terdengar mudah tetapi nyatanya banyak orang yang
mengeluh dan berlalu ketika dia kehabisan bahan cerita atau terhambat karena sikap si lawan
bicara. Jadi usahakan konsentrasi pada orang yang sedang berbicara. Jangan sampai mereka
mengulang - ulangi kalimat, jangan buat mereka menunggu juga, apalagi terhadap orang yang
lebih tua karena mereka cenderung gampang tersinggung. Jika anda sedang tidak ingin diajak
bicara maka caranya adalah dengarkanlah dia sebentar, perhatikan dia lalu ketika dapat waktu
yang tepat utarakan perasaan anda dengan berkata, "Maaf pak/buk saya sedang ada ......" atau
"maaf dek aku lagi ada urusan yang harus diselesaikan ......". Jadi jangan sampai anda menolak
mentah - mentah jika sedang dicurhati orang lain.
3. Nada bicara yang sewajarnya, jangan menggunakan nada tinggi pada orang yang lebih tua
karena mereka akan menganggap anda menantang mereka, jangan miringkan kepala atau alis
naik sebelah apalagi jika anda adalah pria, berbeda pula ketika berbicara dengan wanita.
Gunakan nada bicara yang halus. Nada yang naik turun boleh juga untuk dipakai tetapi jangan
berlebihan dan jangan dibuat - buat. Jika anda pria maka berbicaralah seperti pria. Jika berbicara
dengan yang lebih muda, anda harus lebih halus lagi demi menjaga perasaanya tetapi juga harus
tetap tegas dan konsisten.
4. Tatap matanya, menatap mata seseorang merupakan sesuatu yang penting tetapi bisa juga
berbahaya jika berlebihan. Untuk itu, jika berhadapan dengan orang yang lebih tua jangan terlalu
sering menatap matanya karena mereka akan menganggap anda menantang mereka atau berani.
Jangan mengalihkan apalagi memotong pembicaraan dan pandangan kecuali pada situasi kondisi
tertentu. Jika pada orang yang lebih muda maka jangan anda meremehkan dia. Jangan
memandang dengan tatapan dingin atau tatapan tidak butuh.
5. Gerak gerik atau bahasa tubuh, ini adalah hal yang unik karena dengan bahasa tubuh anda
dapat mengetahui apakah lawan bicara anda telah nyaman atau tidak. Anda dapat mengetahui
dari tatapan matanya yang biasanya berharap anda memberikan tanggapan untuk sesuatu yang
anda sampaikan. Jika berhadapan dengan orang yang lebih tua jangan sekali kali menggunakan
telunjuk tangan untuk menunjuk sesuatu, karena disini anda akan dicap arrogan. jangan
menggerakkan tangan seperti orang yang tidak tahu menahu dan tidak mau tahu. Jangan
memakai kata "gak tau","gak bisa" karena itu jawaban orang yang tak bertanggung jawab, jawab
saja dengan "maaf kurang tahu", "maaf belum bisa" ........ Untuk orang yang lebih muda jangan
terlalu banyak memainkan tangan atau bahasa tubuh lainnya, karena anda akan dicap sebagai
orang yang arrogan, gunakan bahasa tubuh yang menarik sehingga lawan bicara anda merasa
yakin, aman, dan lega dengan cerita anda.
Masih banyak lagi hal - hal yang harus diperhatikan jika sedang berbicara pada orang yang lebih
tua ataupun lebih muda. Biasanya seseorang mengatakan ulasan ini harusnya sudah diluar
kepala, tetapi sekedar mengingatkan saja karena tak selalu anda mengingat hal ini diwaktu dan
tempat yang tepat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pergaulan yang berarti hidup bermasyarakat perlu latihan sejak dini, bahkan sejak
seseorang mengenal orang lain di luar dirinya sendiri. Sejak usia anak-anak hingga menjadi
orang dewasa, bahkan orang tua sekalipun dalam kehidupannya tidak lepas dari apa yang disebut
dengan pergaulan. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan, yaitu kemungkinan
diterima secara baik atau ditolak oleh kelompok, lingkungan, bahkan di dalam masyarakat luas
pada umumnya. Jika seseorang di dalam bergaul dapat diterima dengan baik di dalam
komunitasnya, maka seseorang itu akan lebih percaya diri, timbul semangat untuk lebih berkarya
dan berprestasi. Harga diri akan meningkat dengan sendirinya. Penghargaan demi penghargaan
akan diperoleh dan kepercayaan akan terus meningkat yang datang dari komunitasnya. Meskipun
demikian diperlukan pengendalian diri dengan: selalu mendekatkan diri kepasa Tuhan Yang
Maha Esa seraya memohon petunjukNya agar selalu diberikan bimbingan ke arah yang lebih
baik.
Lingkungan masyarakat merupakan barometer/tolak ukur seseorang, apakah sikap, tutur
kata dan perilaku seseorang dapat diterima oleh masyarakat luas atau tidak sesuai dengan norma
dan tata nilai di dalam masyarakat itu sendiri.
Keterampilan bergaul dapat dilihat sejak kanak-kanak hingga dewasa. Ketika masih
kanak-kanak seseorang suka berkenalan dengan cara yang paling sederhana, yaitu tersenyum dan
menyapa kawan-kawan yang baru dijumpainya. Ini merupakan awal terbentuknya rasa percaya
diri dengan dunia pergaulan dilingkungannya yaitu dunia anak. Sampai saatnya seseorang
memasuki dunia remaja dan dewasa, untuk belajar sesuai dengan usianya, karena pergaulan akan
membawa kesuksesan di masa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Etiket
Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok
dengan manusia lain. berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan
formal.Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau
terpencil atau di tengah hutan. Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal
suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan
pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam
pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang
harus
dipatuhi,
seperti
cara
berpakaian
(tata
busana),
cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan si kap serta perilaku yang
penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.Definisi etiket, menurut para pakar ada
beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar
manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun
yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku
sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan
2.2. Etiket Terhadap Orang Yang Lebih Tua
Yang dimaksud orang yang lebih tua disini adalah para orang tua kita, yaitu Bapak, ibu,
kakek, nenek, paman, bibi, kakak dan orang lain yang lebih tua dari kita.
Kita wajib menghormati orang tua yang telah memelihara kita dan membesarkan, mendidik
dan membiayai hidup kita, tidak sedikit pengorbanan mereka lahir dan batin, baik materi, tenaga
dan pikiran yang telah dicurahkan untuk kepentingan anak-anaknya. Walaupun mereka tidak
mengharapkan balasan atas kasih sayang dan pengorbanan kepada kita.
Namun tidak selayaknya kita mengabaikan kewajiban menghormati dan menuruti segala
nasehat dan perhatiannya. Kakek, nenek, paman, bibi, dan kerabat kita yang lebih tua juga harus
kita hormati dan kita perlakukan seperti orang tua kita. Oleh karena itu kita harus berlaku hormat
dan sopan, tidak bersikap melawan atau menentang pada saat ada perselisihan. Karena bila kita
bersikap hormat dan sopan insya Allah mereka pun akan berlaku sama.
2.3. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Sebaya
Sebaya bisa berarti sama usianya, maka dari itu pergaulan dengan orang sebaya sangat
penting. Hampir setiap hari, dikalangan masyarakat maupun di sekolah, kita sering kali
berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki kesamaan dengan kita dalam beberapa hal. Pada
saat kita kesulitan, merekalah orang yang tepat untuk m\dimintai tolong baik bersifat pribadi pun
kita lebih terbuka.
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama
lain, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan bantuan orang lain.
Dalam pergaulan sehari-hari kita sela bersama mereka, maka kita patut menghormatinya serta
menghargai kedudukan mereka, demikian pula mereka akan menghormati dan menghargai kita,
cara bergaul yang baik dengan mereka (orang sebaya) yaitu hendaknya kita turut memikirkan
dan mempedulikan persoalan dan kesulitan mereka serta turut meringankan beban
permasalahannya.
2.4. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Muda
Dalam pergaulan, tidak hanya orang yang lebih tua dan orang yang menjadi perhatian kita
untuk selalu kita hormati, tapi juga orang-orang yang lebih muda. Islam menganjurkan kita agar
bersikap merendah dan santun sesama mukmin, termasuk orang yang lebih muda dari kita.
Walau kita banyak kelebihan dibanding mereka, kita tak boleh sombong, dan congkak pada
mereka justru kita harus membantunya dengan penuh kasih sayang dan segala kecintaan.
Pergaulan dengan orang lebih muda termasuk juga terhadap orang yang keadaan
perekonomiannya rendah, pengetahuan dan pengalamannya lebih lemah dari kita, juga anak
yatim dan fakir miskin. Terhadap mereka kita wajib menyantuni dan bersikap penuh kasih
sayang, tidak berbuat dan berkata kasar, tidak menghina keadaan dan derajat mereka. Jika kita
tidak hormat dan tidak sopan terhadap mereka yang lebih muda dari kita, maka niscaya mereka
pun tidak akan menghormati kita.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan
manusia lain.
2. berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal.
3. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil
atau di tengah hutan.
4. Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang
biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan
resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan.
5. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama
yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara
berbicara, dan cara bertamu dengan si kap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam
pergaulan formal atau resmi.
6.
Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata
cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.
7.
Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh
masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota
masyarakat yang baik dan menyenangkan
3.2. Saran
Etiket pergaulan seharusnya tidak membeda-bedakan sesama
manusia sama dan kita juga harus menjunjung tinggi asas kesopanan dan kesusilaan sesuai
dengan adat ketimuran dan diisi dengan kegiatan yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan jasmani maupun rohani yang sehat.
Kata memuliakan disini maknanya adalah berbicara dengan baik dan sopan kepadanya, juga
memperlembut muamalah terhadapnya, dan akhlak akhlak baik lainnya yang patut di berikan
kepada yang lebih tua.
3. Memulai mengucapkan salam kepadanya
Rasulullah bersabda,
.
Yang lebih kecil memberikan salam kepada yang lebih tua, dan orang yang memakai kendaraan
memberikan salam kepada yang berjalan kaki. (HR. Bukhari).
Maka jika kamu bertemu seorang yang lebih tua darimu maka janganlah menunggu mereka
memberi salam kepadamu, justru yang lebih muda harus segera memberikan salam kepadanya
dengan penuh penghormatan, adab yang baik, serta kelembutan.
Juga seorang yang lebih muda harus bisa melihat kondisi seseorang yang lebih tua darinya, jika
orangtua ini mempunyai pendengaran yang baik maka ucapkanlah salam dengan suara yang
dapat dia dengar tanpa menganggunya, dan jika orangtua tersebut telah lemah pendengarannya
maka seseorang yang lebih muda harus memberikan salam sesuai dengan kondisi orang tua
tersebut.
4. Jika engkau berbicara kepadanya maka panggilah dengan panggilan yang lembut.
Panggilah orang yang lebih tua darimu dengan sebut sebutan yang sopan, seperti Paman, Kakak,
Abang atau yang semisalnya, dalam rangka penghormatan terhadap mereka.
Di riwayatkan dari Abi Umamah bin Sahl, dia berkata, Kami pernah sholat dzuhur bersama
Umar bin Abdul Aziz kemudian kami keluar, kemudian kami masuk lagi kedalam masjid,lalu
kami melihat Anas bin Malik sedang sholat asar, maka aku berkata, Wahai Paman, Shlolat apa
yang kau kerjakan?, dia berkata, Sholat Asar, dan ini adalah sholatnya Rasulullah yang dulu
kami sholat bersamanya. (HR. Bukhari)
Di riwayatkan dari jalan Abdurahman bin Auf, dia berkata, Aku pernah berdiri di barisan pada
saat perang badr, kemudian aku melihat sebelah ke kanan dan kiriku, aku mendapati ada dua
orang anak kecil dari kaum Ansor, Mereka masih sangat muda, dan aku berharap bisa lebih kuat
dari mereka, lalu satu dari mereka memanggilku, Wahai Paman, apakah engkau tahu yang
mana Abu Jahl?, Aku berkata, iya, aku tahu apa yang kau inginkan darinya?, anak itu berkata,
Aku di kabarkan bahwa dia menghina Rasulullah, Aku bersumpah dengan Dzat yang jiwa aku
ada ditanganNya, jika aku bertemu dengannya maka aku tidak akan melepaskannya samapai ada
di salah satu dari kami yang mati dahulu. (HR. Bukhari)
Dari dua hadist diatas, kita dapatkan bahwa yang lebih muda memanggil orang yang lebih tua
darinya dengan sebutan yang baik dan sopan.
Dan juga yang menjadi perhatian,adalah seorang anak yang awalnya selalu berbuat baik kepada
orangtua serta menjaganya kemudian berubah menjadi buruk muamalahnya, tak sabar menjaga
orangtuanya, bahkan sampai mengirim orangtuanya ke panti jompo, bahkan mungkin sampai
tidak menjenguknya walaupun sekali, walaupun di hari hari lebaran.
Jika anak ini di tanya apakah dia ingin diperlakukan seperti itu oleh anaknya pada saat dia tua
nanti, tentu jawabannya tidak, tidak ada manusia yang ridho diperlakukan seperti itu.
Rasulullah bersabda,
Barang siapa ingin dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaklah saat
kematian mendatanginya ia dalam keadaan beriman kepada Allahl dan hari akhir, hendaknya
pula dia mempergauli manusia dengan sikap yang dia senang untuk diperlakukan terhadap
dirinya. (HR. Muslim)
7. Mendoakannya
Mendokan orang tua, untuk dipanjangkan umurnya dalam ketaatan kepada Allah, juga doakan
mereka di beri taufiq dalam beramal sholih, serta senantiasa dalam naungan Allah, juga meminta
kepada Allah agar mereka dipakaikan pakain kesehatan, diberikan husnul khotimah, dan
dijadikan golongan orang yang berada di dalam hadist Nabi ,
Sebaik baiknya manusia adalah yang panjang umurnya serta baik amalnya (HR. Ahmad)
Diceritakan bahwa Sulaiman bin Abdul Malik menemui orang tua yang ada di dalam masjid,
kemudian bertanya kepadanya, Wahai Fulan, sekarang kau sudah tua, apakah kau ingin mati
saja?, Orang tua itu menjawab, Tidak, Kenapa? Tanya Sulaiman. Telah pergi masa mudaku
dan keburukan di dalamnya, dan datang masa tua dan kebaikannya, aku jika ingin bangun dari
tempat dudukku, aku berkata Bismillah, jika aku duduk aku katakan Alhamdulillah, maka aku
lebih suka keadaan seperti ini.
Orang tua ini lebih ingin kehidupannya berlangsung seperti masa tuanya yang di penuhi dzikir
dan syukur, dari pada masa muda yang banyak akan syahwat dan buang buang waktu.
8. Tidak ada yang dapat membalas kebaikannya
Di bab terakhir ini setelah kita berbicara tentang akhlak kepada yang lebih tua secara umum,
maka sekarang kita masuk ke bab yang lebih khusus, yaitu tentang orang tua kita sendiri.
Tak ada satupun yang dapat membalas kebaikannya, Rasulullah pernah bersabda, tidak akan
bisa seorang anak membalas budi orangtuanya, kecuali jika ia mendapati orangtua menjadi
budak kemudian memerdekannya .
Juga cerita dari Ibnu Umar bahwasannya ada seseorang tawaf di sekeliling kabah sambil
menggendong ibunya, maka orang itu berkata, wahai Ibnu Umar, lihatkah engkau apa yang aku
lakukan? Maka apakah aku telah membalas budinya?.
Ibnu umar menjawab, Tidak, walau satu hembusan nafasnya.
Dan ini adalah beberapa akhlak seorang muslim kepada yang lebih, dan beberapa peringatan
akan pentingnya hal ini.
Semoga Allah memberkahi para orangtua kaum muslimin, serta memberikan kepada kita semua
taufiq untuk berbuat baik kepada mereka.
Refrensi:
1. Buku Huquq Kibar Sin, penulis Sheikh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al Abbad.