PSIKOLOGI SOSIAL
DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Firman, M.s.
2020
TEORI – TEORI INTERAKSI SOSIAL
Arah dari perbandingan sosial dapat menunjukkan motif dari orang yang membuat
perbandingan sosial terhadap sirinya. Perbandingan ke bawah adalah perbandingan
terhadap orang lain yang performansi atau hasil yang ditunjukkan lebih buruk
dibandingkan dengan si pembanding, sehingga perbandingan ini lebih bertujuan
untuk memperkaya diri melalui peningkatan evaluasi diri. Masalah yang muncul dari
bentuk perbandingan ini adalah, terkadang seseorang dapat merasa dirinya menjadi
buruk, terutama bila orang ini memiliki kontrol diri yang rendah. Perbandingan ke
atas dengan tujuan untuk pengembangan diri cenderung dilakukan oleh individu
dengan self-esteem yang tinggi, namun perbandingan ini dapat memiliki efek negatif
seperti frustasi, kecemburuan, kekerasan dan munculnya perasaan rendah diri. Hal
tersebut akan muncul ketika individu merasa bahwa mereka kurang mampu
mengendalikan peningkatan posisi mereka (Kaplan dan Stiles, 2004).
Teori ini dikembangkan oleh Jones & Davis (1965) bermula dari asumsi
bahwa seseorang mengobservasi perilaku orang lain dan kemudian menarik
kesimpulan tentang disposisi (ciri-ciri sifat) kepribadian orang yang diamati
tersebut. Dengan kata lain, teori inferensi korespodensi ini menjelaskan
tentang bagaimana kita menarik kesimpulan tentang orang lain melalu
observasi atau pengamatan terhadap orang lain tersebut. Sifat kepribadian
tersebut (disposisi) inipun diasumsikan kehadiran/keberadaannya stabil pada
diri orang itu dan berlaku dari satu situasi ke situasi lainnya.
Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar untuk menarik suatu
kesimpulan tentang apakah suatu perbuatan disebabkan oleh sifat kepribadian
ataukah disebabkan oleh tekanan situasi. Jika faktor-faktor berikut ini hadir
(ada) di saat seseorang melakukan perbuatan atau tindakan, maka dapat
dipastikan perbuatan/tindakan tersebut disebabkan karena faktor sifat-sifat
kepribadian (disposisi) orang tersebut.
Perilaku yang timbul karena kemauan orang itu sendiri atau orang itu
bebas memilih kelakuannya sendiri perlu lebih diperhatikan dari pada
perilaku karena peraturan atau ketentuan atau tata cara atau perintah orang
lain.
Perilaku yang tidak biasa lebih mencerminkan atribusi dari pada perilaku
yang umum. Contoh: seorang pelayan toko menunjukkan toko lain kepada
pelanggannya yang menanyakan barang yang tidak tersedia di toko
tersebut.
Kaplan, H.B. dan Stiles, B.L. 2004. Adverse Social Comparison Processes and
Negative Self-Feelings: A Test Of Alternative Models. Social Behavior and
Personality.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sarlito W.Sarwono. 2008. Teori-Teori Psikologi Sosial. Rajawali Pers: Jakarta.
Shaw, M. E. dan Costanzo, P. R. 1982. Theories of Social Psychology, Second
Edition. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha.
Valk, A & Karu, K. 2001. Ethnic Attitudes in Relation To Ethnic Pride and Ethnic
Differentiation. Journal of Social Psychology. Vol. 141(5).