Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAYA

“Pengelolaan Konseling Sebaya Tentang Evaluasi dan Tindak


Lanjut Program Konseling Sebaya”

Dosen Pengampu:
Dr. Yeni Karneli, M.Pd., Kons.
Azmatul Khairiah Sari, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 9:

1. Arrivalona Rahma Ananda 21006047


2. Dwi Aulia Putri Wijaya 21006053

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
kelompok dapat menyelesaikanpenulisan tugas makalah ini. Makalah ini berjudul “Pengelolaan
Konseling Sebaya Tentang Evaluasi dan Tindak Lanjut Program Konseling Sebaya”. Makalah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Teknik Laboratorium Konseling. Selain
itu, kelompok berharap dengan adanya penulisan ini makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca dan juga kelompok penyaji.
Terwujudnya makalah ini tentu berkat bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan
itu, kelompok mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu Dr. Yeni Karneli, M.Pd., Kons., dan
ibu Azmatul Khairiah Sari, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik
Laboratorium Konseling. Ucapan terima kasih juga kelompok sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kelompok menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, 10 April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ....................................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
A. Konsep Dasar Evaluasi dalam Konseling Sebaya ........................................................................ 5
1. Pengertian Evaluasi ....................................................................................................................... 5
2. Tujuan Evaluasi Program Konseling Sebaya ................................................................................ 5
3. Pelaksanaan Evaluasi dalam Konseling Sebaya ........................................................................... 6
4. Jenis Evaluasi ................................................................................................................................ 6
B. Konsep Dasar Tindak Lanjut dalam Konseling Sebaya ............................................................. 9
1. Pengertian Tindak Lanjut .............................................................................................................. 9
2. Tujuan Tindak Lanjut.................................................................................................................... 9
BAB III....................................................................................................................................................... 11
PENUTUP.................................................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai suatu sistem, program layanan bimbingan dan konseling tentunya meliputi
beberapa hal diantaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Dalam hal ini ketiga
hal tersebut senantiasa saling berkaitan dan berkesinambungan. Evaluasi merupakan langkah
penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa evaluasi kita tidak mungkin dapat
mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah
direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana
pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa
keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat
lewat kegiatan penilaian.
Dan tentu Evaluasi akan di tindak lanjuti, kedua aspek ini tidak bisa dipisahkan.
Rencana program hanya dapat dibuktikan dengan evaluasi atau penilaian untuk keberhasilan
rencana kegiatan. Untuk penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dasar evaluasi dalam konseling sebaya?
2. Konsep dasar tindak lanjut dalam konseling sebaya?

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan ini sebagai berikut:
1. Mengetahui konsep dasar evaluasi dalam konseling sebaya.
2. Mengetahui Konsep dasar tindak lanjut dalam konseling sebaya.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Evaluasi dalam Konseling Sebaya
1. Pengertian Evaluasi
Konsep dasar evaluasi dipahami sebagai sebuah kegiatan dalam rangka
mengumpulkan informasi terhadap suatu objek. Evaluasi tidak hanya dijadikan sebagai
alat atau kegiatan penilaian suatu objek, namun evaluasi dapat digunakan sebagai alat
untuk memperbaiki suatu program. Secara teoritis evaluasi merupakan bagian dari
fungsi manajemen, yang secara khusus terkandung dalam fungsi pengawasan. Terdapat
beberapa pendapat yang dikemukaan oleh para ahli mengenai terminologi konsep
evaluasi. Menurut Hikmat (2009: 125), evaluasi adalah penilaian semua kegiatan untuk
menemukan indikatorindikator yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian
suatu tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian berikutnya. Pendapat diatas
memberikan sebuah point penting mengenai identifikasi faktor-faktor yang yang
muncul pada suatu program.
Hal senada juga disampaikan Widoyoko (2013:06) mengartikan evaluasi sebagai
proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
menginterpretasikan dan menyajikan tentang suatu program untuk dapat digunakan
sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program
selanjutnya. Lebih lanjut, pendapat Widoyoko tidak hanya memberikan sebuah
pemahaman bahwa evaluasi hanya sebagai kegiatan pengumpulan informasi, namun
juga sampai pada tataran pengintepretasian guna melakukan pengambilan sebuah
keputusan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi
adalah proses mengumpulkan dan menilai suatu objek kegiatan serta acuan pengambilan
keputusan, untuk menemukan penyebab-penyebab sukses gagalnya suatu tujuan,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian berikutnya.

2. Tujuan Evaluasi Program Konseling Sebaya


Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan konseling teman sebaya (peer
counseling) yang telah dilakukan beserta hambatan-hambatannya. Kegiatan evaluasi

5
merupakan usaha untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan program konseling teman
sebaya (peer counseling) dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, melalui
kegiatan evaluasi diharapkan dapat memperoleh umpan balik tentang efektivitas program
layanan konseling teman sebaya (peer counseling) berbasis life skills. Berdasarkan
informasi-informasi tersebut kemudian dapat dirancang dan disusun perbaikan,
peningkatan, serta pengembangan program konseling teman sebaya lebih lanjut. Evaluasi
dilakukan terhadap proses dan hasil dari dua kegiatan yaitu pelatihan konseling teman
sebaya dan pelaksanaan konseling teman sebaya.

3. Pelaksanaan Evaluasi dalam Konseling Sebaya


Efektivitas pelaksanaan konseling teman sebaya dilihat dari frekuensi dan
intensistas terjadinya proses konseling diantara teman sebaya, dan atau proses reveral dari
konselor sebaya kepada konselor ahli. Selain itu, munculnya sahabat yang hangat, penuh
perhatian, tulus membantu, tulus memberikan dukungan saat menghadapi situasi yang
sulit, serta dapat dipercaya juga merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan konseling
teman sebaya. Indikator tersebut, meningkatnya skor resiliensi anak yang diukur melalui
resiliensi inventori juga menjadi indikator keberhasilan.
Evaluasi dilakukan melalui refleksi baik perorangan maupun kelompok, dan
pengamatan terhadap proses interaksi yang terjadi, baik dalam forum- forum yang
sengaja didesain demi munculnya interaksi interpersonal antar anak, maupun dalam
berbagai kesempatan spontan selama anak beraktivitas. Selain pendekatan di atas,
Dougherty dan Taylor (dalam Hunainah, 2012) juga menyarankan agar mengevaluasi
efektivitas konseling sebaya dengan menganalisis data yang ada, misalnya jumlah konseli
yang meminta bantuan pada “konselor” sebaya atau konselor ahli, konsistensi “konselor”
sebaya dalam memberikan layanan bantuan kepada teman sebayanya, atau melalui
wawancara informal dengan guru, orang tua, atau staf administrasi.

4. Jenis Evaluasi
a) Evaluasi Proses
1. Pelatihan konseling teman sebaya (peer counseling)
Pelaksanaan evaluasi proses dalam pelatihan dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana proses pelaksanaan pelatihan konseling sebaya pada setiap kegiatan
yang ada pada model ini telah memenuhi harapan dan tujuan yang diinginkan.

6
Dalam evaluasi proses pelatihan konseling teman sebaya (peer counseling),
terdapat beberapa aspek yang dinilai seperti:
a. Evaluasi pelatihan konseling teman sebaya (peer counseling) dilakukan pada
saat kegiatan pelatihan berlangsung, pada akhir setiap pertemuan yang
membahas keterampilan atau teknik tertentu, serta di akhir pembahasan
tentang tugas-tugas yang diberikan guru BK atau konselor.
b. Evaluasi ditujukan terhadap aspek-aspek proses pelatihan yang meliputi
kesungguhan/antusiasme peserta mengikuti pelatihan, ketersediaan alat
bantu pelatihan, kesesuaian waktu pelatihan, serta ketepatan penggunaan
metode pelatihan yang dipilih oleh konselor.
c. Pelaksanaan konseling teman sebaya (peer counseling)
2. Evaluasi proses pelaksanaan konseling teman sebaya (peer counseling) dilihat dari
frekuensi dan intensitas terjadinya proses “konseling” diantara teman sebaya, dan
atau proses reveral (alihtangan kasus) dari konselor teman sebaya kepada guru BK
atau konselor.
3. Evaluasi dilakukan melalui refleksi baik perorangan maupun kelompok, dan
pengamatan terhadap proses interaksi yang terjadi dalam kelompok, maupun
dalam berbagai kesempatan spontan selama anak beraktivitas.
b) Evaluasi Hasil
1. Pelatihan Konseling Teman Sebaya
Evaluasi hasil dalam pelatihan konseling teman sebaya (peer counseling)
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pelatihan konseling teman
sebaya pada setiap kegiatan yang ada pada model ini telah memenuhi harapan
dan tujuan yang diinginkan. Dalam evaluasi hasil pelatihan konseling teman
sebaya (peer counseling), terdapat beberapa aspek yang dinilai seperti:
a. Penguasaan konselor teman sebaya terhadap pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dilatihkan, serta kebermanfaatan materi yang dirasakan
peserta pelatihan. Selain itu, memunculkan sikap konselor teman sebaya yang
hangat, penuh perhatian, tulus membantu, tulus memberikan dukungan saat-
saat menghadapi situasi yang sulit, serta dapat dipercaya.

7
b. Evaluasi hasil pelatihan dilakukan melalui refleksi baik perorangan maupun
kelompok, dan pengamatan terhadap proses simulasi/bermain peran yang
terjadi selama pelatihan berlangsung, serta melalui beberapa format yang
dirancang dalam pelatihan.
2. Pelaksanaan Konseling Teman Sebaya
Evaluasi hasil pelaksanaan dalam model konseling teman sebaya (peer
counseling) berkaitan dengan dampak pemberian model terhadap meningkatnya
perilaku prososial siswa. Evaluasi hasil dilaksanakan melalui tiga cara, yaitu:
a. Evaluasi hasil pada setiap sesi dengan menggunakan format penilaian segera
(laiseg) yang dikembangkan sesuai dengan model konseling teman sebaya
(peer counseling). Penilaian segera digunakan untuk mengetahui:
 pemahaman baru yang diperoleh anggota konseling teman sebaya
(peer counseling) dari topik yang dibahas
 perasaan yang dialami anggota konseling teman sebaya (peer
counseling) setelah mengikuti kegiatan
 rencana perilaku konkrit anggota konseling teman sebaya dimasa
depan.
b. Evaluasi hasil setelah seluruh langkah-langkah dan kegiatan terlaksana.
Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan perilaku
prososial pada anggota konseling teman sebaya yang terlibat dalam
implementasi model. Instrumen yang digunakan adalah skala perilaku
prososial post-test. Hasilnya kemudian akan dibandingkan dengan hasil dari
skala perilaku prososial pretest yang telah diberikan sebelumnya.
c. Evaluasi hasil jangka panjang untuk melihat sejauh mana dampak perubahan
perilaku anggota konseling teman sebaya yang terlibat dalam pelaksanaan
model. Evaluasi ini dapat dilakukan secara kolaboratif dengan konselor teman
sebaya melalui pengamatan pada perilaku sehari-hari, wawancara, maupun
laporan.

8
B. Konsep Dasar Tindak Lanjut dalam Konseling Sebaya
1. Pengertian Tindak Lanjut
Tindak lanjut berarti suatu aksi atau tindakan koreksi (corrective action) sebagai
lanjutan langkah dalam mencapai perbaikan dan atau mengembalikan segala kegiatan
pada tujuan yang seharusnya. Tindak lanjut menurut Hiro Tugiman (2006:72) merupakan
suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari
berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan
pemeriksaan audit yang dilaporkan. Sedangkan menurut Hiro Tugiman dalam Purnomo
dan Prasetyo (2016:33) adalah suatu proses untuk menetukan kecukupan, keefektifan,
dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan.
Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program.
Tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan
kegiatan layanan BK Sebaya dan atau program BK Sebaya yang diberikan. Kegiatan
tindak lanjut ini sebagai upaya menuntaskan bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan
program BK Sebaya yang akan dilakukan berikutnya. Tindak lanjut atas laporan program
dan pelaksanaan BK Sebaya akan menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk
mendukung program sejalan dengan yang direncanakan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindak lanjut merupakan
sebuah proses untuk menentukan keefektifan dan ketepatan dari tindakan yang dilakukan
atau kegiatan yang dilakukan, yang mana tindak lanjut dilakukan setelah dilakukannya
evaluasi program. Jadi dalam hal ini tindak lanjut dilakukan untuk menindaklanjuti hasil
dari evaluasi layanan BK sebaya. Kegiatan tindak lanjut dilakukan sebagai perbaikan atau
pengembangan program BK sebaya yang akan dilakukan berikutnya.

2. Tujuan Tindak Lanjut


Tujuan kegiatan tindak lanjut pelaporan hasil program BK sebaya adalah untuk
memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan
yang akan dicapai, mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa
hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program BK. Hasil
evaluasi dapat digunakan untuk kepentingan penyediaan umpan balik bagi pelaksanaan
program BK sebaya yang telah dilaksanakan, perbaikan atau peningkatan implementasi
program selanjutnya.

9
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan tindak lanjut adalah
memperbaiki hal-hal yang kurang tepat, kurang relevan, menambah serta merubah
beberapa hal yang harus ditingkatkan dalam program BK sebaya yang telah dilaksanakan.
Serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan efektivitas program BK.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi adalah proses mengumpulkan dan menilai suatu objek kegiatan serta acuan
pengambilan keputusan, untuk menemukan penyebab-penyebab sukses gagalnya suatu
tujuan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian berikutnya. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui keberhasilan konseling teman sebaya (peer counseling) yang telah dilakukan
beserta hambatan-hambatannya. Kegiatan evaluasi merupakan usaha untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan program konseling teman sebaya (peer counseling) dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jenis Evaluasi
 Evaluasi Proses
 Evaluasi Hasil
Tindak lanjut merupakan sebuah proses untuk menentukan keefektifan dan ketepatan dari
tindakan yang dilakukan atau kegiatan yang dilakukan, yang mana tindak lanjut dilakukan
setelah dilakukannya evaluasi program. Jadi dalam hal ini tindak lanjut dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil dari evaluasi layanan BK sebaya. Kegiatan tindak lanjut dilakukan
sebagai perbaikan atau pengembangan program BK sebaya yang akan dilakukan berikutnya.
Tujuan tindak lanjut adalah memperbaiki hal-hal yang kurang tepat, kurang relevan,
menambah serta merubah beberapa hal yang harus ditingkatkan dalam program BK sebaya
yang telah dilaksanakan. Serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan efektivitas
program BK

B. Saran
Guru BK harus lebih melatih diri agar dapat mengembangkan konseling sebaya, dan
lebih kreatif lagi dalam menerapkan konseling sebaya di sekolah. Sehingga konselor sebaya
memiliki antusias untuk mengikuti kegiatan konseling sebaya sebagai konselor sebaya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 2004. Pendidikan kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung: Alfabeta.
Baron, R.A., & Byrne, D. 2006. Social Psychology. New York: McGraw Hill. Carr, R.A.
(1981).Theory and Practice of Peer Counseling. Ottawa: Canada Employment and
Immigration Commission.
Depdiknas. 2010. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup. Jakarta: TIM BBE.
Eko Putro Widoyoko. 2013. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hikmat. 2009. Menejemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Hunainah. 2012. Bimbingan Teknis Implementasi Model Konseling Sebaya. Bandung: Rizki
Press.
Suwarjo. 2008. Model Konseling Sebaya Untuk Pengembangan Daya Lentur (Resiliences).
(Studi Pengembangan Modeling Teman Sebaya untuk Mengembangkan Daya Lentur
Anak Asuh Panti Sosial Asuhan Anak, Propinsi Istimewa Yogyakarta). Disertasi.
Bandung: Pasca UPI.
Tugiman, Hiro. 2006. Standar profesional audit internal. Yogyakarta : Kanisius.

12

Anda mungkin juga menyukai