Anda di halaman 1dari 50

Makalah Psikodiagnostik IV

Setting Sosial

Konformitas Pada Anggota Komunitas Motor Vespa

Disusun Oleh :
Adinda Galih

111211131020

Aprilian Syifa

111211131037

Tery Nadia

111211131054

Rayvina

111211133078

Satria Kamal Agassi

111211133079

Ni Nyoman Yogiswari111211133095
Adriadi Novansyah Jauhari

111211133098

Kelas A

Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Topik
Topik pada observasi dan wawancara pada setting sosial ini, kami mengangkat topik
Konformitas Pada Anggota Komunitas Motor Vespa. Kegiatan ini kami lakukan dengan
dengan tujuan untuk memenuhi tugas observasi dan wawancara dalam mata kuliah
Psikodiagnostik IV. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana
konformitas pada anggota salah satu komunitas motor vespa yang ada di Surabaya.

1.2 Latar Belakang


Motor merupakan suatu alat bagi manusia untuk dapat melakukan aktifitas dan berpindah
dari suatu tempat, ke tempat yang lain. Oleh karena itu, fungsi awal dari alat transportasi
tersebut adalah untuk mempermudah para penggunanya dalam berpindah tempat, alat
transportasi tersebut juga digunakan untuk memberikan rasa aman bagi para penggunanya.
Namun pada saat ini, fungsi utama dari alat transportasi telah mengalami pergeseran, karena
fungsi awalnya adalah untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, telah bergeser
menjadi alat untuk meningkatkan nilai atau status social seseorang. Selain itu, juga digunakan
untuk menghemat waktu dan menghemat uang, apabila dibandingkan dengan menggunakan
sarana transportasi umum.
Tidak semua orang dapat mempunyai paradigma yang sama tentang fungsi alat
transportasi tersebut. Tidak sedikit orang yang menjadikan fungsi motor sebagai alat
transportasi tersebut sebagai suatu perantara untuk mengais rejeki dan beberapa diantaranya
menganggapnya sebagai suatu symbol atau memiliki tujuan tertentu sehingga membentuk
suatu komunitas.
Komunitas motor terbentuk berdasarkan kesamaan hobi atau karena adanya kesamaan
tertentu pada motor sehingga dengan adanya kesamaan tersebut mereka berusaha
menunjukkan jati diri dan identitas kelompok.
Tiap anggota komunitas berusaha untuk melakukan penyesuaian diri dengan anggota
lainnya dengan cara mentaati norma dan nilai-nilai masyarakat. Hal ini dapat disebut dengan
konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi yang didalamnya seseorang berperilaku
sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat dimana ia tinggal (Maryati & Suryati,
2008). Korformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara individu dengan

kelompok. Semakin besar rasa suka anggota yang satu terhadap anggota yang lain dan
semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok serta semakin
besar kesetiaan mereka maka akan semakin kompak (Sears, 1991)
Maka dari itu, kelompok kami ingin meneliti sejauh mana para anggota tersebut
melakukan konformitas terhadap nilai-nilai social yang berlaku maupun terhadap anggota
lainnya melalui proses wawancara dan observasi.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Teoriritik


2.1.1

Pengertian Konformitas
Konformitas ini berakar dari pengaruh sosial normatif (Aronson, 1980; Deustch &

Gerard, 1955; Kelley, 1952). Pada satu keadaan, individu akan merasa terpaksa untuk
bertindak sesuai dengan norma-norma kelompok karena khawatir akan memperoleh sejumlah
konsekuensi negatif dari penyimpangan tersebut. Berikut ini beberapa pengertian konformitas
dari para ahli:

Konformitas adalah suatu bentuk penyesuaian terhadap kelompok sosial karena


adanya tuntutan dari kelompok sosial untuk menyesuaikan, meskipun tuntutan
tersebut tidak terbuka (Baron dan Byrne, 1997);

Konformitas adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari pengaruh kelompok


(David W. J. & Frank P.J., 2003);

Konformitas adalah suatu bentuk perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai hasil
dari tekanan kelompok (Myers, 2008);

Konformitas terjadi di saat individu berperilaku atau memberikan suatu opini supaya
sesuai dengan kondisi tertentu atau untuk memenuhi harapan yang diinginkan oleh
kelompok (Rashotte, 2008).

2.1.2

Tipe-tipe Konformitas
Allen, Kelman dan Mascovici (dalam Brehm & Kassim, 1990) mengemukakan dua

tipe dari konformitas yaitu:


a. Private conformity (acceptance);
Yaitu perilaku konformitas yang dilakukan tidak hanya dengan merubah perilaku
luar saja, tetapi juga merubah pola pikir. Konformitas merupakan hasil dari
adanya informational influence.

b.

Public conformity (compliance);

Yaitu perilaku konformitas yang hanya dilakukan dengan merubah perilaku luar
tanpa adanya perubahan pola pikir. Perilaku konformitas tipe ini merupakan hasil
dari normative social influence.

2.1.3

Pengaruh Adanya Konformitas

Konformitas meningkat ketika:


a. Muncul tekanan dari kelompok;
b. Percaya pada kelompok;
c. Takut celaan sosial;
d. Takut dianggap menyimpang.
Efek positif konformitas:
a. Membentuk aturan dan koordinasi perilaku;
b. Tahu apa yang diharapkan orang lain atau kelompok terhadap dirinya.
Efek negatif konformitas
a. Menghilangkan individualitas;
b. Membatasi kreativitas
c. Mereduksi peran anggota menjadi mediocrity

2.1.4

Faktor Pendorong Melakukan Konformitas


Ada beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan konformitas.

Menurut Williams (2006), faktor-faktor tersebut antara lain:


1. Ukuran kelompok dan tekanan sosial;
Konformitas akan meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota
kelompok. Semakin besar kelompok tersebut maka akan semakin besar pula
kecenderungan kita untuk ikut serta, walaupun mungkin kita akan menerapkan sesuatu
yang berbeda dari yang sebenarnya kita inginkan. Misalnya di SMA, sedang tren
memakai tas ransel. Awalnya hanya beberapa orang saja yang pakai, lama kelamaan

hampir seisi kelas menggunakan tas ransel. Si A yang pada awalnya menggunakan tas
selempang akhirnya juga menggunakan tas ransel .
2. Group unanimity (adanya kebulatan suara dalam kelompok);
Hal ini juga berkaitan dengan dukungan sosial. Misalnya, sebuah kelas terdiri dari
beberapa mahasiswa ketika ada kelas asistensi satu sama lain pasti akan mencocokkan
jadwal. Sebagian besar bisa di hari selasa tapi sebagian kecil tidak bisa pada hari tersebut.
maka kesepakatan kelas asistensi diadakan pada hari selasa. Maka sebagian kecil yang
tidak bisa pada hari itu dapat mengikuti asistensi KP lain.
3.

Cohessiveness (kekompakan kelompok);


Semakin kohesif suatu kelompok, maka akan semakin kuat pula pengaruhnya
dalam membentuk pola pikir dan perilaku anggota kelompoknya. Misalnya, kita
mempunyai teman yang terdiri dari empat atau lima orang dan kita dekat dengan mereka
ketika mereka membeli barang baru maka kita secara tidak langsung mengikuti mereka
dengan membeli barang yang sama juga.

4.

Status;
Orang yang memiliki status tinggi atau rendah dari yang lain, akan membuat
seseorang lebih bebas untuk berbeda dengan orang lain. Orang yang memiliki status
menengah biasanya lebih cenderung konformis. Misalnya, kelompok pasti mempunyai
ketua dan anggota. Ketua bertanggung jawab atas anggotanya. Jika ketua memberi
peraturan pada anggotanya untuk disiplin waktu untuk mengerjakan tugas maka mau
tidak mau anggota harus menuruti peraturan tersebut.

5. Public response;
Seseorang lebih konformis bila mereka harus merespon secara umum
dibandingkan mereka merespon secara individual. Misalnya dalam suatu diskusi besar di
kelas. Ketika guru menanyakan pendapat pada si A, si A akan menjawab langsung
menurut pendapatnya sendiri meski teman-temannya menjawab berbeda dari yang
diutarakan oleh A. Namun jika guru menanyakan bagaimana pendapat kelompok, anggota
kelompok A yang lain menjawab ya, dan si A menjawab tidak, maka si A akan ikut-ikutan
menjawab ya.

6. Faktor norma dan informasi;


Meliputi keinginan untuk disukai, rasa takut akan penolakan, keinginan untuk
merasa benar. Misalnya, 4 dari 5 orang anggota kelompok memiliki sifat periang, dan 1
orang lagi pemurung. Kemudian ia berusaha menjadi periang agar diterima oleh temantemannya.

2.1.5

Faktor Pendorong Tidak Melakukan Konformitas


Pranandari (2005) menjelaskan ada pula faktor yang mendorong seseorang untuk

tidak melakukan konformitas, antara lain:


1.

Deindividuasi;
Deindividuasi terjadi ketika seseorang ingin dibedakan dari orang lain. Individu
akan

menolak

konform

karena

tidak

ingin

dianggap

sama

dengan

orang

lain. Misalnya, Blackberry sedang menjadi tren di kalangan masyarakat. Dengan


fitur blackberry messenger yang praktis membuat banyak orang memilih untuk
menggunakan BB. Ada sebab lain yang menyebabkan masyarakat memilih BB, yaitu
karena sedang tren, jadi mereka tidak mau dianggap ketinggalan zaman. Namun, ada juga
orang yang tidak mau menggunakan BB karena menganggap BB terlalu pasaran sehingga
tetap bertahan dengan HP yang dimiliki.
2.

Merasa menjadi orang bebas;


Seseorang juga menolak untuk konform karena dirinya memang tidak ingin
konform dengan orang lain. Menurutnya, tidak ada hal yang bisa memaksa dirinya untuk
mengikuti norma sosial yang ada. Misalnya, pada saat pesta, pada umumnya kaum
perempuan menggunakan dress. Orang yang merasa bahwa ia tidak ingin konform dengan
orang lain, jika ia menggunakan baju lain selain dress dia akan merasa nyaman-nyaman
saja walaupun pada akhirnya ia akan dilihat orang sebagai orang yang aneh.

2.2 Indikator
Sears (1994) mengemukakan secara eksplisit bahwa konformitas remaja ditandai dengan
adanya tiga hal sebagai berikut :
a. Kekompakan

Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan


ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok
acuan disebabkan perasaan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh
manfaat dari keanggotaannya. Semakin besar rasa suka anggota yang satu terhadap
anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari
keanggotaan kelompok serta semakin besar kesetiaan mereka, maka akan semakin
kompak kelompok tersebut.
1. Penyesuaian diri
2. Perhatian terhadap kelompok
b. Kesepakatan
Pendapat kelompok acuan yang sudah dibuat memiliki tekanan kuat sehingga
remaja harus loyal dan menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok.
1. Kepercayaan
2. Persamaan pendapat
3. Penyimpangan terhadap pendapat kelompok

c.

Ketaatan
Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela
melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkannya. Bila ketaatannya
tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga.
1. Tekanan karena ganjaran, ancaman, atau hukuman
2. Harapan orang lain

Dimensi
Kekompakan

Indikator
Memakai baju yang sama saat berkumpul
Menuruti ajakan kelompok

Melakukan kegiatan yang sama saat berkumpul


(merokok, minum, dll)
Memilih untuk berperilaku, ataupun mengikuti peran
sesuai dengan keinginan kelompok
Harus selalu bersama dengan anggota kelompok saat
mengikuti suatu acara tertentu
Anggota kelompok harus menyesuaikan pendapatnya
dengan pendapat kelompok
Cenderung untuk menerima, mengikuti pendapat, ide,
Kesepakatan

sesuai dengan keinginan dari kelompok


Dalam memberikan pendapat atau ide yaitu dengan
jalan memverifikasi pendapat yang dimilikinya dengan
kelompok.
Mematuhi semua peraturan yang ada dalam kelompok
Berusaha untuk memenuhi standar ataupun norma yang

Ketaatan

berlaku dalam kelompok


Menuruti perintah kelompok
Menaati segala peraturan yang ada di dalam kelompok

BAB III

METODE DAN INSTRUMEN

3.1 Metode
3.1.1 Metode Observasi
a. Metode observasi yang kami gunakan adalah

Naturalistic observation, dimana observasi ini akan dilakukan secara natural tanpa

adanya intervensi.
Direct observation. Observasi dilakukan secara langsung dan

akan diadakan

pencatatan perilaku secara lengkap dan detil sehingga diusahakan agar setiap target
perilaku dapat terlihat secara jelas dan tercatat dalam lembar observasi yang telah

dibuat.
Observasi non partisipan, dimana observer tidak ikut campur dalam proses observasi.
Undisguised observation. Observasi dilakukan secara terang-terangan dan subjek
mengetahui keberadaan observer disitu adalah untuk observasi. Namun subjek tidak
diberitahu mengenai topik observasi, target perilaku, serta indikator dari observasi ini.

Metode ini dipilih oleh observer agar dapat mengamati perilaku subjek dengan jelas dan
mudah. Selain itu observer juga berusaha meminimalisir adanya bias observer yang
dikarenakan salah satu observer juga bagian dari anggota komunitas tersebut,
b. Metode Perekaman Data Observasi
Metode perekaman data observasi yang kami gunakan yaitu Event Recording
dimana metode ini merupakan pengamatan dilakukan dengan memberikan turus pada
setiap kali kemunculan perilaku spesifik yaitu pada tiap indikator yang telah disusun.

3.1.2 Metode Wawancara


Metode wawancara yang kami gunakan adalah terstruktur karena metode tersebut akan
dapat mengupas informasi yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan memberikan
berbagai pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah
disesuaikan dengan indikator target perilaku observasi agar dapat memberikan informasi
yang tidak didapatkan pada saat observasi. Namun pada saat wawancara berlangsung, tidak
menutup kemungkinan untuk kami akan melakukan pengembangan dari pertanyaanpertanyaan yang telah disiapkan.

3.2 Panduan
3.2.1 Panduan Observasi

Deskripsi Subyek dan Target Observasi


Subjek merupakan salah satu anggota pada komunitas motor vespa yang
berusian 20 tahun. Target perilaku dalam observasi ini adalah konformitas pada
anggota komunitas motor vespa di Surabaya. Dimana semakin besar rasa suka
anggota yang satu terhadap anggota yang lain dan semakin besar harapan untuk
memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok serta semakin besar kesetiaan
mereka maka akan semakin kompak, dan semakin besar pula konformitas pada
suatu kelompok tersebut (Sears, 1991).

Petunjuk Pelaksanaan Observasi


1. Observer harus datang ke tempat pelaksanaan observasi minimal 30 menit
sebelum observasi dimulai.
2. Setibanya di tempat observasi, observer bertemu dengan target observasi.
3. Setelah itu, observer mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk
observasi (alat tulis, lembar observasi, notes, alat perekam).
4. Setelah semuanya siap, barulah observer memulai observasi dalam waktu
kurang lebih 60 menit.
5. Selama observasi berlangsung, observer mengamati dan mencatat setiap
perilaku yang muncul pada form pencatatan dengan cara memberikan turus
pada lembar observasi.

Panduan Observasi
Nama Observer :
NIM

Waktu Observasi

Dimensi

Perilaku

Turus

Memakai baju yang sama saat


berkumpul
Menuruti ajakan kelompok
Melakukan kegiatan yang sama
saat berkumpul (merokok, minum,
Kekompakan

dll)
Memilih untuk berperilaku,
ataupun mengikuti peran sesuai
dengan keinginan kelompok
Harus selalu bersama dengan
anggota kelompok saat mengikuti
suatu acara tertentu
Anggota kelompok harus
menyesuaikan pendapatnya
dengan pendapat kelompok
Cenderung untuk menerima,

Kesepakatan

mengikuti pendapat, ide, sesuai


dengan keinginan dari kelompok
Dalam memberikan pendapat atau
ide yaitu dengan jalan
memverifikasi pendapat yang
dimilikinya dengan kelompok.
Mematuhi semua peraturan yang
ada dalam kelompok

Ketaatan

Berusaha untuk memenuhi standar


ataupun norma yang berlaku
dalam kelompok
Menuruti perintah kelompok
Menaati segala peraturan yang ada
di dalam kelompok

Keterangan :

3.2.2 Panduan Wawancara

Petunjuk Pelaksanaan Wawancara


a. Interviewer harus datang ke tempat pelaksanaan observasi minimal 30 menit
sebelum wawancara dimulai.
b. Setibanya di tempat, interviewer menjelaskan kepada subyek tentang wawancara
yang akan dilakukan.
c. Interviewer mempersiapkan panduan wawancara dan juga alat perekam.
d. Memberikan Informed Consent kepada interviewee.
e. Jika semuanya siap dan tidak ada yang ingin ditanyakan maka interviewee siap
untuk mewawancara subyek.

Pembuka
Selamat siang/sore mbak/mas, kami dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Maksud kedatangan kami di sini adalah untuk mewawancarai mbak/mas tentang konformitas
dalam kelompok terkait dengan tugas Psikodiagnostik yang kami dapat. Sebelumnya apakah
mbak/mas bersedia?
Nama

Usia

Pekerjaan

Isi
1.
2.
3.
4.
5.

Dalam komunitas apakah anda bergabung?


Sudah berapa lama komunitas ini berdiri?
Bisa diceritakan bagaimana awalnya komunitas ini terbentuk?
Kegiatan apa saja yang biasanya dilakukan oleh komunitas ini?
Dalam melaksanakan kegiatannya, siapakah yang biasanya mengambil suatu

keputusan?
6. Jika dalam suatu keputusan suara kelompok lah yang menang, hal apa yang
biasanya anda lakukan?
7. Apakah anda sendiri pernah kalah suara oleh suara kelompok?
8. Mengapa anda pribadi masih bertahan untuk mengikuti komunitas ini?
9. Apakah ada suatu aturan yang berlaku didalam komunitas ini?
10. Jika ya, seperti apa bentuk aturannya?

Penutup
Baik, proses wawancara kali ini sudah cukup. Terimakasih banyak atas waktunya.

3.3 Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Notes
Pensil dan pulpen : sebagai alat pencatat
Stopwatch : sebagai pengukur waktu selama observasi berlangsung
Lembar observasi : sebagai media perekaman atau pencatatan data
Panduan wawancara
Informed consent
Kamera : untuk dokumentasi
Recorder HP

BAB IV
PELAKSANAAN

4.1 Deskripsi Subjek


4.1.1

Indentitas Observer dan Interviewer


a. Observer 1
Nama

: Adriadi Novansyah Jauhari

NIM

: 111211133098

Usia

: 21 tahun

b. Observer 2
Nama

: Satria K. Agassi

NIM

: 111211133079

Usia

: 20 tahun

c. Interviewer 1
Nama
: Tery Nadia
NIM
: 111211131054
Kelas
:A
d. Interviewer 2
Nama
: Aprilian Syifa
NIM
: 111211131037
Kelas
:A

4.1.2

Identitas Subjek
Nama

: Yanugroho Hartono

Jenis Kelamin

: Laki - Laki

Usia

: 20 tahun

Pekerjaan

: Mahasiswa

Karakteristik fisik

: Memakai kacamata, perawakan tubuh agak tinggi, tubuh

kurus, kulit kecoklatan, rambut lurus rapih.

4.1.3

Latar Belakang Pemilihan Subjek


Alasan kami memilih subjek ini karena subjek merupakan salah satu anggota
yang sudah cukup lama berada atau bergabung dengan komunitas motor tersebut.
Subjek selalu ikut berkumpul saat ada jadwal berkumpul dengan komunitasnya.
Selain itu subjek juga bisa dinilai banyak tahu dengan apa yang ada di dalam
komunitasnya. Jadi kami memutuskan untuk memilih subyek sebagai target observasi
dan wawacara.

4.2 Jadwal Pelaksanaan


4.2.1

Observasi

Waktu
Hari / Tanggal

: Sesi 1 : Jumat, 5 Desember 2014


Sesi 2 : Minggu, 7 Desember 2014

4.2.2

Jam

: 19:00 - selesai

Tempat

: Outdoor caf starbucks di Grand City Mall Surabaya

Frekuensi

: 2 kali

Durasi

: 60 menit

Wawancara

Waktu
Hari / Tanggal

: Minggu, 7 Desember 2014

Jam

: 20:30 20:40

Tempat

: Outdoor caf starbucks di Grand City Mall Surabaya

Frekuensi

: 1 kali

Durasi

: 10 menit

4.3 Setting Pelaksanaan Kegiatan


4.3.1

Deskripsi Tempat Observasi dan Wawancara

Deskripsi tempat observasi


Tempat observasi berada di salah satu mall di Surabaya, lebih tepatnya di depan
salah satu cafe yang menjadi tempat komunitas vespa itu berkumpul. Kami
melakukan observasi di bagian luar caf yaitu di bagian smoking free area, dan
terdapat meja bundar yang tepat menghadap pada tempat parkir komunitas vespa
itu.

Deskripsi tempat wawancara


Wawancara dilakukan di tempat yang sama dengan tempat observasi yaitu di
bagian smoking free area. Dimana tempat yang kami pilih berada cukup jauh
dengan anggota komunitas yang pada saat itu masih berada disana juga.

4.3.2

Situasi yang ada ketika observasi dan wawancara berlangsung

Situasi yang ada ketika observasi berlangsung

Ketika observasi berlangsung, caf dalam keadaan cukup ramai karena observasi
dilakukan pada hari jumat dimana banyak orang yang berkunjung ke mall untuk
menikmati weekend. Dan cukup dipenuhi dengan anggota-anggota komunitas
vespa yang datang untuk berkumpul. Akan tetapi tidak menjadi kendala bagi kami
untuk melakukan proses observasi.

Situasi yang ada ketika wawancara berlangsung


Pada saat itu hari sudah cukup malam, banyak pengunjung yang sudah pulang dan
tidak seramai saat kami melakukan observasi. Akan tetapi caf tersebut masih
diramaikan dan di dominasi oleh para anggota komunitas vespa yang masih
berkumpul bersama. Namun hal ini tidak mengganggu kami dalam melaksanakan
proses wawancara.

4.3.3

Orang orang yang ada pada situasi tersebut serta kaitannya dengan subyek
Orang-orang yang ada di dalam cafe pada saat proses observasi berlangsung
yaitu teman teman subjek yang juga merupakan anggota dari komunitas motor
vespa tersebut, dan ada beberapa customer dari cafe itu.

BAB V
HASIL DAN ANALISIS DATA

5.1 Analisis Hasil Observasi


5.1.1

Hasil Observasi
Observer I
Nama Observer

Dimensi
Kekompakan

: Adriadi Novansyah Jauhari


Turus

Turus

Hari 1

Hari 2

Perilaku

Memakai baju yang sama saat berkumpul

Menuruti ajakan kelompok

Melakukan kegiatan yang sama saat


berkumpul (merokok, minum, dll)
Memilih untuk berperilaku, ataupun
mengikuti peran sesuai dengan keinginan
kelompok

IIII

III

Harus selalu bersama dengan anggota


kelompok saat mengikuti suatu acara
tertentu
Anggota kelompok harus menyesuaikan
pendapatnya dengan pendapat kelompok

Cenderung untuk menerima, mengikuti


pendapat, ide, sesuai dengan keinginan
Kesepakatan

dari kelompok
Dalam memberikan pendapat atau ide
yaitu dengan jalan memverifikasi
pendapat yang dimilikinya dengan
kelompok.
Mematuhi semua peraturan yang ada
dalam kelompok
Berusaha untuk memenuhi standar
ataupun norma yang berlaku dalam

Ketaatan

kelompok
Menuruti perintah kelompok
Menaati segala peraturan yang ada di
dalam kelompok

Observer 2
Nama : Satria K. Agasi
Dimensi
Kekompakan

Turus

Turus

Hari 1

Hari 2

Perilaku

Memakai baju yang sama saat berkumpul

Menuruti ajakan kelompok

Melakukan kegiatan yang sama saat

IIII I

berkumpul (merokok, minum, dll)

Memilih untuk berperilaku, ataupun


mengikuti peran sesuai dengan keinginan

II

kelompok
Harus selalu bersama dengan anggota
kelompok saat mengikuti suatu acara
tertentu
Anggota kelompok harus menyesuaikan
pendapatnya dengan pendapat kelompok
Cenderung untuk menerima, mengikuti
pendapat, ide, sesuai dengan keinginan
Kesepakatan

dari kelompok
Dalam memberikan pendapat atau ide
yaitu dengan jalan memverifikasi
pendapat yang dimilikinya dengan
kelompok.
Mematuhi semua peraturan yang ada
dalam kelompok
Berusaha untuk memenuhi standar
ataupun norma yang berlaku dalam

Ketaatan

kelompok
Menuruti perintah kelompok
Menaati segala peraturan yang ada di
dalam kelompok

5.1.2

Antecedents of the problem (targeted) behavior

dan Consequences of the

problem (targeted) behavior


Antecedent

Behaviour

Consequence

Subyek di ajak berkumpul Subyek mengobrol dengan Subyek lupa waktu


oleh teman-temannya

teman-temannya

Subyek menuruti ajakan Subyek mengikuti kopdar Subyek


teman-temannya

kemanapun

sesuai

pulang

larut

keputusan kelompok
Subyek

diajak Subyek

bermusyawarah

memberi

malam
saran Subyek menerima apapun

oleh atau ide

hasil keputusan kelompok

teman-temannya
subyek

mengobrol

berkumpul

dan Mayoritas

anggota Subyek terpancing untuk

dengan komunitas merokok

merokok

komunitasnya
Terdapat peraturan safety Subyek menaati peraturan Subyek
riding

pada

komunitas yang tentukan

tidak

terkena

hukuman berupa denda

tersebut
Ada aturan yang harus di Subjek berperilaku sesuai Subjek mengikuti aturan
patuhi oleh anggota untuk dengan peran yang ada di yang ada berperilaku dan
peran dan perilaku dalam dalam
kelompok
Terdapat
untuk

kelompok

club sesuai dengan perannya

motor ini
aturan

memakai

tertulis Subjek
baju seragam

seragam ketika kopdar

dalam kelompok
memakai
anggota

baju Subjek mematuhi aturan


club yang

ada

agar

tidak

ketika kopdar pada hari terkena sanksi


pertama observasi

5.1.3

Analisis validitas dan reliabilitas observasi


a. Validitas
Pada observasi yang kami lakukan, observer memilih construct validity
untuk menetapkan ketepatan hasil observasi dengan teori konformitas yang kita
gunakan. Dalam hal ini observer akan menggunakan indikator-indikator yang
telah diturunkan dari teori konformitas Sears (1994). Indikator-indikator tersebut
berupa beberapa perilaku yang menggambarkan teori tersebut.
Cara untuk mencari validitas isi dalam proses observasi ini adalah :
1. Menemukan definisi konseptual dari teori konformitas Sears (1994)
2. Melakukan perincian terhadap teori konformitas

3. Membuat butir-butir indikator perilaku sesuai dengan konstruk teori berupa


target perilaku yang akan diobservasi
4. Melakukan analisa butir-butir indikator menurut penilain judges (dalam hal ini
adalah dosen pengajar atau dosen pembimbing)
5. Melakukan koreksi butir-butir indikator perilaku sesuai dengan feed back
judges
b. Reliabilitas
Pada observasi ini, kami menggunakan teknik inter-observer untuk
menghitung

reliabilitas

antar

observer. Penghitungan

dilakukan

dengan

menghitung frekuensi terkecil dan tertinggi dari setiap indikator antara observer 1
dan observer 2. Dengan mengetahui reliabilitas, dapat diketahui pula tingkat
konsistensi antar observer. Rumus yang kami gunakan untuk menghitung
reliabilitas observasi ini adalah :

Keterangan:
F1: Frekuensi terendah dari perilaku yang muncul
F h: Frekuensi tertinggi dari perilaku yang muncul

Dengan menggunakan rumus di atas, dapat dihitung reliabilitas setiap


indikator dengan melihat frekuensi terkecil dan tertinggi dari observer. Berikut
adalah tabel yang berisi frekuensi kemunculan perilaku dari setiap observer dan
hasil penghitungan reliabilitas antar indikator :
Hari 1
Dimensi

Perilaku Muncul

Kekompakan

Memakai baju yang sama


saat berkumpul

Reliabilitas
Frekuensi :
-

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Analisa
Kedua observer sepakat
bahwa subyek
memunculkan perilaku

Reliabilitas :

tersebut walaupun
frekuensi
kemunculannya hanya 1
kali

Frekuensi :
Menuruti ajakan

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

kelompok

Kedua observer sepakat


bahwa subyek
memunculkan perilaku
tersebut walaupun
frekuensi
kemunculannya hanya 1
kali

Frekuensi :
-

Obs 1 = 4
Obs 2 = 5

Melakukan kegiatan yang Reliabilitas :


sama saat berkumpul

Dalam hal ini juga dapat


dikatakan perilaku ini
yang dominan mereka
lakukan pada saat
berkumpul. Kedua

(merokok, minum, dll)

observer pun setuju


walau ada selisih 1
frekuensi saja
Frekuensi :

Memilih untuk
berperilaku, ataupun
mengikuti peran sesuai

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

Kedua observer
sepakat bahwa subyek
memunculkan perilaku
tersebut walaupun

dengan keinginan

frekuensi

kelompok

kemunculannnya
hanya 1 kali
Frekuensi :

Harus selalu bersama


dengan anggota
kelompok saat mengikuti
suatu acara tertentu

Obs 1 = 0
Obs 2 = 0

Reliabilitas :

Kedua observer sepakat


tidak muncul perilaku
ini karena pada saat
observasi berlangsung
hanya sedang
nongkrong bersama saja
tidak ada acara tertentu

Frekuensi :
Anggota kelompok harus
menyesuaikan
pendapatnya dengan

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

pendapat kelompok
Cenderung untuk
menerima, mengikuti
Kesepakatan

pendapat, ide, sesuai


dengan keinginan dari

pendapat atau ide yaitu


dengan jalan
memverifikasi pendapat

bahwa subyek
memunculkan perilaku
tersebut

Frekuensi :
-

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

Kedua observer sepakat


bahwa subyek
memunculkan perilaku
tersebut

kelompok
Dalam memberikan

Kedua observer sepakat

Frekuensi :
-

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

yang dimilikinya dengan

Kedua observer sepakat


bahwa subyek
memunculkan perilaku
tersebut

kelompok.
Ketaatan

Frekuensi :
Mematuhi semua
peraturan yang ada dalam
kelompok

Berusaha untuk
memenuhi standar
ataupun norma yang

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

kelompok

bahwa subyek
memunculkan perilaku
tersebut

Frekuensi :
-

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

berlaku dalam kelompok


Menuruti perintah

Kedua observer sepakat

Kedua observer sepakat


bahwa subyek
memunculkan perilaku
tersebut

Frekuensi :
-

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

Kedua observer sepakat


bahwa subyek
memunculkan perilaku
tersebut

Frekuensi :
Menaati segala peraturan
yang ada di dalam
kelompok

Obs 1 = 0
Obs 2 = 0

Reliabilitas :

Pada saat observasi


berlangsung adalah
acara santai bersama
jadi tidak ada aturan
yang ditetapkan

Hari ke 2
Dimensi

Perilaku Muncul

Kekompakan

Reliabilitas
Frekuensi :
-

Memakai baju yang sama

Obs 1 = 0
Obs 2 = 0

Reliabilitas :

saat berkumpul

Analisa
Pada saat hari kedua
tidak

semua

anggota

berkumpul

hanya

beberapa saja yang hadir


karena pada saat itu
bukan hari wajib mereka
untuk berkumpul

Frekuensi :
Menuruti ajakan

Obs 1 = 0
Obs 2 = 0

Reliabilitas :

kelompok

Perilaku ini memang


tidak muncul pada hari
ke-2

dan

kedua

observer setuju. Karena


memang

tidak

ada

ajakan tertentu untuk


melakukan sesuatu
Frekuensi :
Melakukan kegiatan yang
sama saat berkumpul

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

(merokok, minum, dll)

Pada

hari

kedua

kegiatan

ini

sebanyak

pada

pertama.

tidak
hari

Karena

memang anggota dari


mereka banyak yang
tidak hadir

Memilih untuk
berperilaku, ataupun
mengikuti peran sesuai

Frekuensi :
-

Obs 1 = 3
Obs 2 = 2

Subyek
perannya

mengikuti
sebagai

anggota club motor ini

dengan keinginan

Reliabilitas :

kelompok
Harus selalu bersama
dengan anggota
kelompok saat mengikuti

sesuai

dengan

yang

diinginkan kelompok
Frekuensi :
-

Obs 1 = 0
Obs 2 = 0

Pada saat itu tidak ada

Reliabilitas :

acara yang diadakan

Frekuensi :

Subjek

suatu acara tertentu

Anggota kelompok harus


menyesuaikan
pendapatnya dengan

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

pendapat kelompok

cenderung

mengikuti

pendapat

kelompok

kurang

menunjukkan
pendapatnya ketika ada
diskusi tentang sesuatu

Frekuensi :
Cenderung untuk
menerima, mengikuti
Kesepakatan

pendapat, ide, sesuai

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

Subyek memang ingin


benar-benar beradaptasi
dengan kelompok ini.
cenderung

dengan keinginan dari

apapun

kelompok

dilakukan

mengikuti
yang
agar

ingin
dapat

diterima dengan baik


Dalam memberikan
pendapat atau ide yaitu
dengan jalan
memverifikasi pendapat

Frekuensi :
-

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

yang dimilikinya dengan

Ketika

berpendapatpun

subjek agak ragu dan


hanya

kali

mengungkapkannya

kelompok.
Ketaatan

Mematuhi semua
peraturan yang ada dalam
kelompok

Frekuensi :
-

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Reliabilitas :

Kedua observer sepakat


bahwa
memunculkan

subyek
perilaku

tersebut hanya satu kali


dan memang tidak ada
aturan lain

Frekuensi :
Berusaha untuk

memenuhi standar
ataupun norma yang

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

Subjek berusaha untuk


beradaptasi

Reliabilitas :

kelompok ini

berlaku dalam kelompok


Frekuensi :
-

Menuruti perintah

Subjek menuruti suatu

Obs 1 = 1
Obs 2 = 1

perintah yang diminta

Reliabilitas :

kelompok

dengan

dari

pemimpin

kelompok tersebut
Frekuensi :
-

Menaati segala peraturan


yang ada di dalam
kelompok

Acara pada hari itu

Obs 1 = 0
Obs 2 = 0

acara santai jadi tidak

Reliabilitas :

ada

aturan

diberlakukan

Hari Pertama
Frekuensi Perilaku
Dimensi
Kekompakan

Perilaku Muncul
A

Memakai baju yang sama saat berkumpul

Menuruti ajakan kelompok

Melakukan kegiatan yang sama saat


berkumpul (merokok, minum, dll)
Memilih untuk berperilaku, ataupun mengikuti
peran sesuai dengan keinginan kelompok

yang

Harus selalu bersama dengan anggota


kelompok saat mengikuti suatu acara tertentu
Anggota kelompok harus menyesuaikan
pendapatnya dengan pendapat kelompok

13

14

Cenderung untuk menerima, mengikuti


Kesepakatan

pendapat, ide, sesuai dengan keinginan dari


kelompok
Dalam memberikan pendapat atau ide yaitu
dengan jalan memverifikasi pendapat yang
dimilikinya dengan kelompok.
Mematuhi semua peraturan yang ada dalam
kelompok
Berusaha untuk memenuhi standar ataupun

Ketaatan

norma yang berlaku dalam kelompok


Menuruti perintah kelompok
Menaati segala peraturan yang ada di dalam
kelompok
TOTAL

RELIABILITAS OBSERVASI PERTAMA

Hari Kedua

Dimensi
Kekompakan

Perilaku Muncul

Frekuensi Perilaku
A

Memakai baju yang sama saat berkumpul

Menuruti ajakan kelompok

Melakukan kegiatan yang sama saat


berkumpul (merokok, minum, dll)
Memilih untuk berperilaku, ataupun mengikuti
peran sesuai dengan keinginan kelompok
Harus selalu bersama dengan anggota
kelompok saat mengikuti suatu acara tertentu
Anggota kelompok harus menyesuaikan
pendapatnya dengan pendapat kelompok

10

Cenderung untuk menerima, mengikuti


Kesepakatan

pendapat, ide, sesuai dengan keinginan dari


kelompok
Dalam memberikan pendapat atau ide yaitu
dengan jalan memverifikasi pendapat yang
dimilikinya dengan kelompok.
Mematuhi semua peraturan yang ada dalam
kelompok
Berusaha untuk memenuhi standar ataupun

Ketaatan

norma yang berlaku dalam kelompok


Menuruti perintah kelompok
Menaati segala peraturan yang ada di dalam
kelompok
TOTAL

RELIABILITAS OBSERVASI KEDUA

Berdasarkan data reliabilitas diatas, dapat dilihat bahwa pada hari pertama, ada
beberapa indikator dalam dimensi kekompakan seperti memberikan memakai baju yang
sama, menuruti ajakan kelompok, dan memilih untuk berperilaku, ataupun mengikuti peran
sesuai dengan keinginan kelompok, memiliki nilai reliabilitas sebesar 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa reliabilitas hasil observasi antar observer sangat tinggi. Artinya pada
indikator ini, observer sepakat dalam melihat kemunculan perilaku. Sedangkan indikator

melakukan kegiatan yang sama saat berkumpul dalam dimensi kekompakan memiliki nilai
reliabilitas sebesar 80%. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas antar observer tinggi.
Karena semakin nilai reliabilitas mendekati 100%, maka hasil perhitungan reliabilitas
observasi antar observer semakin tinggi. Seperti hal nya indikator pada dimensi kesepakatan
yang kami temui dalam observasi yaitu anggota kelompok harus menyesuaikan pendapatnya
dengan pendapat kelompok, cenderung untuk menerima, mengikuti pendapat, ide, sesuai
dengan keinginan dari kelompok, dan dalam memberikan pendapat atau ide yaitu dengan
jalan memverifikasi pendapat yang dimilikinya dengan kelompok, memiliki nilai reliabilitas
100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas antar observer tinggi. Artinya hasil
observasi yang telah dilakukan kedua observer konsisten. Sedangkan pada dimensi ketiga
yaitu dimensi ketaatan, terdapat beberapa indikator seperti mematuhi semua peraturan yang
ada dalam kelompok, berusaha untuk memenuhi standar ataupun norma yang berlaku dalam
kelompok, dan menuruti perintah kelompok memiliki nilai reliabilitas sebesar 100%. Ini
berarti bahwa reliabilitas antar observer sangat tinggi. Sedangkan pada indikator menaati
segala peraturan yang ada di dalam kelompok, memiliki reliabilitas sebesar 0%. Hal ini
berarti bahwa reliabilitas hasil observasi antar observer tidak reliabel..
Berdasarkan data reliabilitas pada hari kedua, ada beberapa indikator dalam dimensi
kekompakan seperti memberikan memakai baju yang sama, menuruti ajakan kelompok, dan
harus selalu bersama dengan anggota kelompok saat mengikuti suatu acara tertentu memiliki
nilai reliabilitas 0%. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas hasil observasi antar observer
tidak reliabel. Artinya pada indikator ini, observer tidak sepakat dalam melihat kemunculan
perilaku. Sedangkan indikator melakukan kegiatan yang sama saat berkumpul dalam dimensi
kekompakan memiliki nilai reliabilitas sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas
antar observer tinggi. Sedangkan pada indikator memilih untuk berperilaku, ataupun
mengikuti peran sesuai dengan keinginan kelompok, didapatkan hasil reliabilitas sebesar
66,6% yang berarti reliabilitas antar observer cukup tinggi. Pada dimensi kesepakatan, hasil
observasi pada indikator anggota kelompok harus menyesuaikan pendapatnya dengan
pendapat kelompok, cenderung untuk menerima, mengikuti pendapat, ide, sesuai dengan
keinginan dari kelompok, dan dalam memberikan pendapat atau ide yaitu dengan jalan
memverifikasi pendapat yang dimilikinya dengan kelompok, memiliki nilai reliabilitas 100%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas antar observer tinggi. Artinya hasil observasi
yang telah dilakukan kedua observer konsisten. Sedangkan pada dimensi ketiga yaitu dimensi
ketaatan, terdapat beberapa indikator seperti mematuhi semua peraturan yang ada dalam

kelompok, berusaha untuk memenuhi standar ataupun norma yang berlaku dalam kelompok,
dan menuruti perintah kelompok memiliki nilai reliabilitas sebesar 100%. Ini berarti bahwa
reliabilitas antar observer sangat tinggi. Sedangkan pada indikator menaati segala peraturan
yang ada di dalam kelompok, memiliki reliabilitas sebesar 0%. Hal ini berarti bahwa
reliabilitas hasil observasi antar observer tidak reliabel.
Kemudian hasil reliabilitas untuk keseluruhan observasi dilihat dari setiap sesi
observasi. Seperti pada data yang telah dijelaskan diatas, reliabilitas observasi yang dilakukan
pada hari pertama menunjukkan nilai sebesar 92,86%. Hal ini memiliki arti bahwa pada
observasi tersebut reliabilitasnya tinggi. Sedangkan pada reliabilitas observasi yang dilakukan
pada hari kedua menunjukkan nilai sebesar 70,59%. Hal ini juga menunjukan bahwa pada
observasi tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya pada observasi tersebut, observer
sepakat dalam melihat kemunculan perilaku. Jadi secara keseluruhan, melihat data-data yang
ada, dapat disimpulkan bahwa observer mendapatkan hasil reliabilitas yang cukup baik.

5.2 Kesimpulan Hasil Observasi


Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh dua observer, didapatkan hasil yang
hampir sama dalam melihat kemunculan perilaku konformitas pada anggota komunitas motor
vespa. Kebanyakan dari mereka memang menjaga kekompakan antar anggota kelompok.
Seperti contohnya, mengikuti segala aktivitas yang dilakukan oleh kelompok. Biasanya,
komunitas motor vespa ini melakukan kopdar setiap hari Jumat. Tetapi, khusus minggu ini
mereka melakukan kopdar sebanyak dua kali, yaitu hari Jumat dan hari Minggu.
Pada hari jumatnya, para anggota memakai baju seragam yang selalu mereka gunakan
saat kopdar. Berbeda dengan hari Minggu, mereka tidak mengenakan pakaian seragam
mereka karena memang pada hari tersebut bukan jadwal pertemuan rutin mereka, tetapi lebih
ke arah hanya untuk sekedar berkumpul biasa. Selain itu, mereka juga selalu mengutamakan
pendapat kelompok daripada hanya pendapat individu.
Pada saat berkumpul, di hari pertama subyek menggunakan baju seragam seperti
anggota yang lainnya. Subyek terlihat selalu mengajak berbincang teman-teman yang ada
disekitarnya. Dan ketika teman subyek melakukan seseuatu hal seperti contohnya merokok,
subyek juga ikut terpengaruh untuk menyulutkan api dan merokok bersama. Selain itu, suyek
juga terlihat aktif dan antusias memberikan pendapatnya tentang kemana komunitas ini akan

melanjutkan perjalanannya setelah pergi dari tempat awal, dan subyek pun juga mengikuti
kegiatan yang di adakan oleh komunitas motor vespa ini.
Dapat disimpulkan bahwa, komunitas motor vespa ini memiliki tingkat konformitas
yang cukup besar terhadap sesama anggotanya. Termasuk pada subyek kami, tingkat
konformitas pada anggota yang ada di komunitas motor vespanya juga sangat tinggi.

5.3 Analisis Hasil Wawancara


Tabel 1. Penggolongan data ke dalam indikator / Tahap 1
S

: Subyek

: Interviewer

Subyek

: Yanugroho Hartono

Usia

: 20 tahun

Verbatim Hasil Wawancara


Verbatim
I

: dalam komunitas apakah anda tergabung?

S : komunitas mods mas


I

: Sudah berapa lama komunitas ini berdiri?

S : Seinget saya udah sekitar 3 tahunan kayanya


mas
I

: Apa tujuannya dibuatnya komunitas ini?

S : Sebagai wadah kumpulnya penggemar vespa


sih mas
I

: Bisa diceritakan bagaimana awalnya


komunitas ini terbentuk mas?

S : Awalnya sih karna nongkrong-nongkrong


bareng emm.. anak-anak yang suka vespa gitu,
cuman lama-lama kenapa ga dibikin organisasi
yang bener-bener berorganisir aja
I

: Kegiatan apa saja yang biasanya dilakukan

Area/Indikator
Eksistensi komunitas
Tujuan dari komunitas
Awal mula terbentuknya komunitas
Kegiatan dalam komunitas
Interaksidan hubungan antar anggota
komunitas
Peraturan dalam komunitas dan
konsekuensinya bagi anggota
Pengambilan keputusan dalam kelompok
Harapan subyek terhadap komunitasnya
Manfaat yang rasakan subyek

oleh komunitas ini?


S : Paling touring, atau ya.. kumpul-kumpul bikin
event
I

: Apakah dalam setiap kegiatan tersebut, semua


anggota kelompok ada?

S : Engga selamanya semuanya sih mas, karna


kan punya kesibukan masing-masing juga,
mungkin yang bisa aja yang datang
I

: Sejauh mana anda dekat dengan anggotaanggota kelompok yang lain?

S : .Sejauh ini sih deket, ada beberapa yang deket


banget, ada yang karna jarang datang jadi biasa
aja
I

: Dalam melaksanakan suatu kegiatan, siapakah


yang biasanya mengambil keputusan mas?

S : Emm ketua sih mas. Cuma hasil


musyawarah anggota sih
I

: Kenapa ketua yang mengambil keputusan?

S : Karna ya emang tugasnya jadi pemimpin, jadi


eemm.. ngambil keputusan dari hasil
musyawarah anak-anak
I

: Jika dalam suatu keputusan suara kelompok


lah yang menang, hal apa yang biasanya anda
lakukan?

S : ya menerima, harus nerima mau gak mau


karna mayoritas
I

: Apakah anda sendiri pernah kalah suara oleh


suara kelompok?

S : pernah
I

: apakah terdapat suatu konsekuensi jika anda


tidak mengikuti suara kelompok tersebut?

S : ada sih kaya, emm.. apa.. kasarannya kaya


dianggap ga baik gitu sama orang Cuma kalo

neglanggar ya jadi ada kaya sangsi, denda, dan


lain-lain
I

: Mengapa anda pribadi masih bertahan untuk


mengikuti komunitas ini?

S : mengisi waktu luang mas, daripada nganggur


I

: apakah terdapat suatu konsekuensi jika tidak


mengikuti suara kelompok tersebut?

S : ada, denda. Kalo udah ada peraturan jadi


denda
I

: Apakah ada suatu aturan yang berlaku


didalam komunitas ini?

S : ada jelas.
I

: Seperti apa bentuk aturannya?

S : bentuk aturannya kaya, eemm.. kewajiban


buat iuran mungkin, atau terus kewajiban
datang waktu pertemuan, atau safety reading
cuma jadi penggunan alat-alat berkendara yang
baik
I

: apakah ada hukuman tertentu jika anda


melanggar peraturan tersebut?

S : ada. Biasanya denda atau teguran


I

: menurut anda apa yang perlu di perbaiki


dalam komunitas ini?

S : eemm.. ga ada sih mas. Cuma harus lebih


kompak lagi aja. Kalo nongkrong datang
semuakaya sekarang
I

: apakah anda mendapatkan manfaat mengikuti


komunitas ini?

S : hhm.. ada sih mas. Banyak temen baru lah


jadinya terus seneng aja punya temen yang
sehobi ngobrolnya jadi enak, nyambung.

Tabel 2. Penyusunan data dan pembuatan narasi / Tahap 2.


No
1

Indikator
Memilih untuk
berperilaku, ataupun
mengikuti peran sesuai
dengan keinginan
kelompok

Anggota kelompok
harus menyesuaikan
pendapatnya dengan
pendapat kelompok
Cenderung untuk
menerima, mengikuti
pendapat, ide, sesuai
dengan keinginan dari
kelompok.
Mematuhi semua
peraturan yang ada
dalam kelompok

Data
Nongkrong bareng emm..
anak-anak yang suka vespa
gitu, cuman lama-lama kenapa
ga dibiki norganisasi yang
bener-bener berorganisir aja
Paling touring, atau ya..
kumpul kumpul bikin event
Ya menerima, harus nerima
mau gak mau karna mayoritas

Narasi (dari indikator terkait)


Dalam proses wawancara subyek
memberi
sedikit
gambaran
tentang beberapa kegiatan yang
dilakukannya
dengan
komunitasnya yaitu touring,
atauya..kumpul-kumpul
bikin
event. Mereka memilih untuk
melakukan hal yang sama antar
sesama angota kelompok. Hal itu
berawal dari kesukaan dan hobi
mereka yang juga sama hingga
Ya menerima, harus nerima komunitas ini bisa terbentuk.
Dalam
keikutsertaannya
mau gak mau karna mayoritas
bergabung dalam komunitas ini
subyek menyesuaikan dirinya
dengan pendapat yang ada dalam
kelompok. Meski keputusan
Bentuk aturannya kaya,
tertinggi biasanya dipegang oleh
eemm.. kewajiban buat iuran
mungkin, atau terus kewajiban ketua. Namun sebelum adanya
keputusan komunitas melakukan
datang waktu pertemuan, atau
musyawarah
antar
anggota
safety reading cuma jadi
disanalah keputusan ditentukan.
penggunan alat-alat berkendara Menurut subyek pengambilan
yang baik
keputusan dalam komunitasnya
itu didasarkan oleh keputusan
Ada hukuman tertentu jika
terbanyak
atau
mayoritas.
Keputusankeputusan yang sudah
anda melanggar peraturan
ada kemudian diterimanya walau
tersebut, biasanya denda atau
terkadang itu bukan sesuai
teguran
dengan pendapatnya. Nyatanya
memang subyek pernah ditolak
pendapatnya
dan
harus
menerimanya dengan besar hati
karena
demikian
harusnya.
Subyek menekankan pendapat
mayoritas sebagai suatu yang
tinggi
kedudukannya
dibandingkan mempertahankan
pendapatnya saja. hal tersebut

menjadi hal yang diharuskan


bahkan menjadi salah satu
peraturan dalam komunitasnya.
Subyek
menuturkan
bahwa
terdapat
peraturanperaturan
dalam komunitasnya dan itu
Tabel 3. Kesimpulan verbatim berdasarkan tiap indikator
Indikator :
Kekompakan
Subyek menunjukan kekompakannya terhadap komunitas dengan selalu mengikuti
jalan atau proses pengambilan keputusan dalam komunitasnya. Subyek selalu mengikuti tiap
acara komunitasnya dan perilaku yang sama dengan anggotaanggota lain di komunitasnya.
Subyek memilih untuk melakukan hal yang sama antar sesama angota kelompok. Hal itu
berawal dari kesukaan dan hobi mereka yang juga sama hingga komunitas ini bisa terbentuk.
Sehingga menurut subyek melakukan hal yang sama merupakan hal yang sesuai dengannya.
Namun bila ditanya tentang kekompakan anggota kelompoknya, subyek masih berharap agar
komunitasnya bias jauh lebih kompak lagi.
Kesepakatan
Dalam setiap pengambilan keputusan dalam komunitasnya subyek selau sepakat akan
hasil yang diputuskan. Meskipun pendapat subyek pernah tidak diterima oleh kelompok
namun subyek selalu mengikuti dan setuju dengan tipa keputusan. Menurut subyek hal
tersebut memang harus demikian karena memang kita harus mengikuti mayoritas pendapat
yang ada dalam kelompok.
Ketaatan
Subyek mentaati peraturan dalam kelompok memang karena biasanya jika tidak maka
akan ada konsekuensi berupa teguran atau bahkan denda. Dalam tiap konsekuensinya pun
subyek melakukan sesuai apa yang memang seharusnya. Subyek taat dalam menerima
konsekuensi dan jika memang ia patut diberi konsekuensi maka akan ia lalukan.

5.4 Kesimpulan Hasil Wawancara


Selama wawancara subyek tidak terlalu banyak memaparkan secara detail tentang
komunitasnya terhadap interviewer. Namun dari penuturan subyek, dapat diketahui bahwa

subyek dengan komunitasnya memiliki kesamaan yaitu sama sama menyukai vespa hal
tersebut merupakan alasan komunitas ini ada. Dalam komunitas tersebut subyek melakukan
kegiatan kegiatan yang sederhana seperti kumpul dan sharing serta kegiatan rutin seperti
kumpul, touring atau hadir dalam event tertentu. Disitu terlihat subyek mengikuti kegiatan
dan mengenal komunitasnya. Selain kegiatan kegiatan, subyek dan komunitasnya juga
dihadapkan oleh permasalahan di komunitas atau hal yang perlu ditindaklanjuti. Dalam
kaitannya komunitas membutuhkan keputusan keputusan yang harus diambil. Keputusan
itu diambil biasanya melalui ketua yang sebelumnya melalui proses musyawarah antar
anggota. Disana tiap anggota berhak memberikan pendapatnya namun biasanya pendapat
paling banyak yang dipilih. Pada tiap keputusan yang diambil subyek menerima dan
mematuhinya. Apabila subyek melanggar ia pun bersedia menerima konsekuensinya yaitu
lewat terguran ataupun denda sekalipun. Disinilah subyek menunjukan kekompakan, ketaatan
dan kesepakatannya terhadap keputusan apapun yang ada dalam komunitasnya. Dengan kata
lain subyek telah melakukan konformitas pada komunitasnya.

5.5 Integrasi Observasi-Wawancara


5.5.1

Profil Subyek
Berdasarkan data yang kami dapatkan juga dari adanya significant other yaitu teman

terdekat subyek. Subyek merupakan seorang anak laki-laki berusia 20 tahun. Subyek yang
akrab dipanggil Yanu, merupakan anak bungsu dari sebuah keluarga yang bisa dibilang
tergolong dalam ekonomi ke atas. Apapun keinginan subyek, akan dituruti oleh orang tuanya.
Namun kedua orang tua subyek yang sibuk dengan pekerjaannya, membuat subyek kurang
mendapatkan pengawasan dari orang tuanya. Orang tua subyek jarang berada dirumah, dan
kadang menjalankan tugasnya diluar kota, selain itu kakak subyek juga sudah menikah
sehingga subyek berada dirumah hanya dengan pembantunya.
Untuk mengisi waktu luangnya, subyek sering berkumpul dengan teman-temannya.
Berawal dari sering berkumpul dengan teman-temannya yang memiliki hobi yang sama,
akhirnya terbentuk suatu komunitas, dimana komunitas ini merupakan komunitas motor yang
orang-orang didalamnya menyukai motor vespa. Subyek merupakan salah satu anggota
komuitas motor vespa tersebut. Subyek sudah cukup lama berada dikomunitas ini, sehingga
subyek cukup tahu mengenai komunitas motor ini dan kapan komunitas ini terbentuk. Subyek
merasa senang dengan terbentuknya komunitas ini, karena selain subyek bisa berkumpul

dengan teman yang memiliki hobi yang sama, subyek juga bisa mendapatkan teman baru.
Subyek juga sering mengikuti kegiatan kegiatan yang di adakan oleh komunitas ini seperti
berkumpul, kopdar dan touring. Selama subyek berada di komunitas ini, ada beberapa teman
yang menjadi teman dekat subyek karena sering berkumpul bersama subyek. Walaupun
subyek sudah lama bergabung dengan komunitas tersebut, subyek merasa minoritas sehingga
subyek selalu mengikuti hasil musyawarah yang ada. Dalam komunitas ini terdapat aturan
aturan, akan tetapi subyek tidak pernah melanggarnya. Apabila subyek berkumpul dengan
komunitasnya, subyek juga selalu memakai seragam yang ada pada komunitas dan mengikuti
safety riding yang telah ditentukan. Jadi dapat diihat bahwa kekompakan dan ketaatan subyek
yang sangat tinggi memiliki pengertian bahwa subyek memiliki tingkat konformitas yang
tinggi terhadap komunitas motor vespanya.

5.5.2

Implikasi dari Hasil Analisis


Berdasarkan hasil data yang kami peroleh, adapun hasil implikasinya sebagai berikut:
Konformitas subyek terhadap komunitasnya yang cukup tinggi dimana subyek selalu

berkumpul, memakai baju yang sama, mengikuti kegiatan atau acara yang sama dengan
kelompoknya, dan menaati peraturan yang dibuat oleh kelompok motornya. Disini perlu
adanya kontrol diri untuk subyek agar subyek tidak terbawa dengan pengaruh buruk yang ada
pada komunitas tersebut. Selain itu subyek juga dapat mengisi waktu luangnya tidak hanya
untuk berkumpul dengan komunitas motornya, akan tetapi bisa mengikuti kegiatan yang lebih
positif lagi seperti kegiatan kampus.

BAB VI
PENUTUP

6.1

Evaluasi

Panduan observasi
Kelebihan
Kelemahan
Peralatan yang digunakan tidak banyak dan Beberapa target perilaku cukup sulit di
murah

Panduan wawancara

observasi dengan menggunakan metode event

Kelebihan
Kelemahan
Peralatan yang digunakan tidak banyak dan Pertanyaan kurang mendetil sehingga tidak
murah
semua pertanyaan sudah mewakili indikator
Pertanyaan untuk subjek sudah disusun sehingga
memudahkan untuk melakukan probing

Proses observasi
Kelebihan
Subyek selalu menggunakan tempat yang sama Pelaksanaan
untuk

berkumpul

observer
Observer

sehingga

Kelemahan
observasi harus

dilakukan

memudahkan beberapa kali agar mendapatkan data yang


akurat karena menggunakan metode event.

merupakan

salah

satu

anggota

komunitas tersebut, sehingga pelaksanaan dapat


dilakukan dengan leluasa tanpa ada tekanan atau
rasa tidak nyaman

Proses wawancara
Kelebihan
Kelemahan
Subyek mampu menjawab pertanyaan dengan Terdapat beberapa unsure bias karena subyek
baik

merupakan teman dekat interviee sendiri


Rekomendasi untuk kelompok kami sendiri terkait dengan kelemahan yang ada yaitu

untuk lebih mendapatkan indikator yang benar-benar mencerminkan konstruk teori


konformitas, kami perlu mendapatkan banyak referensi yang membahas tentang komunikasi
persuasi agar indikator tersebut benar-benar mencerminkan konstruk teori. Selain itu kami
juga perlu memilih metode observasi yang disesuaikan dengan indikator yang ada sehingga
data yang diperoleh pun menjadi lebih akurat dan maksimal. Selain itu terkait proses
pengambilan data, seharusnya kami mengikuti lebih lama dalam beberapa hari sehingga lebih
mengetahui dan lebih memastikan bahwa subyek menimmbulkan target perilaku.

6.2 Kesimpulan
Dari seluruh proses observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat dilihat
bahwa tingkat konformitas dari subjek yang merupakan anggota club motor vespa tergolong
tinggi. Hal ini terlihat dari angka reliabilitas yang cukup tinggi dan mendekati angka 100
yaitu 92,86% pada observasi yang dilakukan di hari pertama. Hal ini memiliki arti bahwa
pada observasi tersebut reliabilitasnya tinggi. Sedangkan pada reliabilitas observasi yang
dilakukan pada hari kedua menunjukkan nilai sebesar 70,59%. Hal ini juga menunjukan
bahwa pada observasi tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya pada observasi
tersebut, observer sepakat dalam melihat kemunculan perilaku. Selain itu, berdasarkan data,
tidak hanya subjek, anggota komunitas lainnya pun juga turut menjaga kekompakan antar
anggota. Salah satu bentuk kekompakan tersebut dapat dilihat dari kegiatan yang biasa
mereka melakukan yaitu kopdar dan selalu memakai baju seragam saat kopdar.
Selain itu, komunitas tersebut juga sering melakukan kegiatan bersama selain kumpul
yaitu seperti menghadiri event bersama, touring, dan sharing. Dalam komunitas tersebut, ada
seorang pemimpin yang biasanya mengambil keputusan. Dan dalam keputusan tersebut, jika
ada yang melanggarnya maka akan dikenakan denda atau diberikan teguran. Subjek sendiri
merasa minoritas dalam kelompok tersebut, sehingga seringkali subyek hanya menjalankan
keputusan yang dibuat oleh kelompoknya. Jika dilihat dari segi mengungkap target perilaku,
kelompok kami merasa bahwa hal tersebut perlu diperbaiki agar lebih spesifik dan benarbenar mencerminkan konstruk teori. Selain itu, target perilaku juga bisa ditambah agar
indikator-indikator yang ingin diungkap terlihat secara jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Alih bahasa Michael Adryanto dan Savitri Soekrisno. Ed. 5, Jil. 1. Jakarta: Erlangga.
Baron, R.A., & Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial. Jilid II Edisi Kesepuluh (terjemahan
Djuwita, R). Jakarta: Erlangga
Maryati, H., Alsa, A & Rohmatun. 2007. Kaitan Kematangan Emosi dengan Kesiapan
Menghadapi Perkawinan pada Wanita Dewasa Awal di Kecamatan Semarang Barat.
Jurnal Psikologi Proyeksi 2, 2, 27-35
Mutia Andriani & Ni' matuzahroh. (2013). Konsep diri dengan konformitas pada komunitas
hijabers. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan , 108-123.

Rianton. (n.d.). HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA


DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWA KAB.DHAMASRAYA DI
YOGYAKARTA.
Sears David O; Jonathan L Freedman; dan l. Anne peplau. 1991. Psikologi Sosial.
Suryanto, dkk. ( 2012). Pengantar: Psikologi Sosial. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Percetakan Unair.

Lembar Kesediaan (Informed Consent)

Panduan Observasi
Nama Observer :

NIM

Waktu Observasi

Dimensi

Perilaku
Memakai baju yang sama saat
berkumpul
Menuruti ajakan kelompok
Melakukan kegiatan yang sama
saat berkumpul (merokok, minum,

Kekompakan

dll)
Memilih untuk berperilaku,
ataupun mengikuti peran sesuai
dengan keinginan kelompok
Harus selalu bersama dengan
anggota kelompok saat mengikuti
suatu acara tertentu
Anggota kelompok harus
menyesuaikan pendapatnya
dengan pendapat kelompok
Cenderung untuk menerima,

Kesepakatan

mengikuti pendapat, ide, sesuai


dengan keinginan dari kelompok
Dalam memberikan pendapat atau
ide yaitu dengan jalan
memverifikasi pendapat yang
dimilikinya dengan kelompok.

Ketaatan

Mematuhi semua peraturan yang


ada dalam kelompok
Berusaha untuk memenuhi standar
ataupun norma yang berlaku
dalam kelompok

Turus

Menuruti perintah kelompok


Menaati segala peraturan yang ada
di dalam kelompok

Keterangan

Foto Foto saat observasi

Panduan Wawancara
Pembuka
Selamat siang/sore mbak/mas, kami dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Maksud kedatangan kami di sini adalah untuk mewawancarai mbak/mas tentang konformitas
dalam kelompok terkait dengan tugas Psikodiagnostik yang kami dapat. Sebelumnya apakah
mbak/mas bersedia?
Nama

Usia

Pekerjaan

Isi
1.
2.
3.
4.

Dalam komunitas apakah anda bergabung?


Sudah berapa lama komunitas ini berdiri?
Bisa diceritakan bagaimana awalnya komunitas ini terbentuk?
Kegiatan apa saja yang biasanya dilakukan oleh komunitas ini?

5. Dalam melaksanakan kegiatannya, siapakah yang biasanya mengambil suatu


keputusan?
6. Jika dalam suatu keputusan suara kelompok lah yang menang, hal apa yang
biasanya anda lakukan?
7. Apakah anda sendiri pernah kalah suara oleh suara kelompok?
8. Mengapa anda pribadi masih bertahan untuk mengikuti komunitas ini?
9. Apakah ada suatu aturan yang berlaku didalam komunitas ini?
10. Jika ya, seperti apa bentuk aturannya?
Penutup
Baik, proses wawancara kali ini sudah cukup. Terimakasih banyak atas waktunya.

Verbatim Wawancara

Berikut adalah verbatim dari rekaman wawancara interviewer dengan subjek.


I

: dalam komunitas apakah anda tergabung?

S : komunitas mods mas


I

: Sudah berapa lama komunitas ini berdiri?

S : Seinget saya udah sekitar 3 tahunan kayanya mas


I

: Apa tujuannya dibuatnya komunitas ini?

S : Sebagai wadah kumpulnya penggemar vespa sih mas


I

: Bisa diceritakan bagaimana awalnya komunitas ini terbentuk mas?

S : Awalnya sih karna nongkrong-nongkrong bareng emm.. anak-anak yang suka vespa gitu,
cuman lama-lama kenapa ga dibikin organisasi yang bener-bener berorganisir aja
I

: Kegiatan apa saja yang biasanya dilakukan oleh komunitas ini?

S : Paling touring, atau ya.. kumpul-kumpul bikin event


I

: Apakah dalam setiap kegiatan tersebut, semua anggota kelompok ada?

S : Engga selamanya semuanya sih mas, karna kan punya kesibukan masing-masing juga,
mungkin yang bisa aja yang datang
I

: Sejauh mana anda dekat dengan anggota-anggota kelompok yang lain?

S : .Sejauh ini sih deket, ada beberapa yang deket banget, ada yang karna jarang datang jadi
biasa aja
I

: Dalam melaksanakan suatu kegiatan, siapakah yang biasanya mengambil keputusan


mas?

S : Emm ketua sih mas. Cuma hasil musyawarah anggota sih


I

: Kenapa ketua yang mengambil keputusan?

S : Karna ya emang tugasnya jadi pemimpin, jadi eemm.. ngambil keputusan dari hasil
musyawarah anak-anak
I

: Jika dalam suatu keputusan suara kelompok lah yang menang, hal apa yang biasanya
anda lakukan?

S : ya menerima, harus nerima mau gak mau karna mayoritas


I

: Apakah anda sendiri pernah kalah suara oleh suara kelompok?

S : pernah
I

: apakah terdapat suatu konsekuensi jika anda tidak mengikuti suara kelompok tersebut?

S : ada sih kaya, emm.. apa.. kasarannya kaya dianggap ga baik gitu sama orang Cuma kalo
neglanggar ya jadi ada kaya sangsi, denda, dan lain-lain
I

: Mengapa anda pribadi masih bertahan untuk mengikuti komunitas ini?

S : mengisi waktu luang mas, daripada nganggur


I

: apakah terdapat suatu konsekuensi jika tidak mengikuti suara kelompok tersebut?

S : ada, denda. Kalo udah ada peraturan jadi denda


I

: Apakah ada suatu aturan yang berlaku didalam komunitas ini?

S : ada jelas.
I

: Seperti apa bentuk aturannya?

S : bentuk aturannya kaya, eemm.. kewajiban buat iuran mungkin, atau terus kewajiban
datang waktu pertemuan, atau safety reading cuma jadi penggunan alat-alat berkendara
yang baik
I

: apakah ada hukuman tertentu jika anda melanggar peraturan tersebut?

S : ada. Biasanya denda atau teguran


I

: menurut anda apa yang perlu di perbaiki dalam komunitas ini?

S : eemm.. ga ada sih mas. Cuma harus lebih kompak lagi aja. Kalo nongkrong datang
semuakaya sekarang
I

: apakah anda mendapatkan manfaat mengikuti komunitas ini?

S : hhm.. ada sih mas. Banyak temen baru lah jadinya terus seneng aja punya temen yang
sehobi ngobrolnya jadi enak, nyambung.

Data kasar hasil observasi


(Terlampir dalam bentuk hardcopy yang akan dikumpulkan bersama dengan laporan)

Rekaman Wawancara (Terlampir)

Anda mungkin juga menyukai