Anda di halaman 1dari 14

TES BAKU DALAM BIDANG PENDIDIKAN,

PELAYANAN PUBLIK, DAN MILITER

OLEH :
1.
2. DITHA PRATIWI ROMBE ALLO (4518091066)
3.
4.
5.
6.

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR


FAKULTAS PSIKOLOGI
ANGKATAN 2018
Perbandingan Tes kemampuan individual dan untuk kelompok
Tes individual memutuhkan seorang pengawas untuk stiap subjek . pengawas memberi
intruksi sesuai dengan prosedur standar dalam buku manual tes. Seorang pengawas dapat
mengadakan tes kelompok untuk lebih dari satu orang dalam waktu yang bersamaan jika ada
masalah yang mungkin dapa menghambat tercapainya nilai tersebut misalnya peserta merasa
ketakutan gugup sulit bekerja sama atau tidak bersemangat maka pegawas dapat mengambil
tindakan yang perlu untuk mengatasinya.

1. Keuntungan tes individual


Tes individual dapat memberikan informasi yang kaya mengenai peserta di luar tes. Dalam tes
ini, intruksi dan metode administrasi di upayakan semirp mungkin, sehingga peserta manapun
akan selalu mengalami kondisi yang sama,. Oleh karna itu, perbedaan dan sikap pada prilaku
dapat di pastikan bersifat personal. Satu peserta mungkin dapat menjawab degan cepat dan
atusias saat menjawabnya benar, atau ragu-ragu saat salah. Peserta lain dapat bereaksi
berbeda, gigi, daan tekun saat menjawab atau yang lainya.
2. Keuntungan tes kelompok
Tes kelompok juga menawarkan keuntungan tersendiri. Tes kelompok bersifat hemat karna
mengurangi waktu yang di butuhkan untuk addministrasi dan penilain tes. Tes ini butuh lebih
sedikit material serta biasanya tidak membutuhkan keahlian dan pelatihan khusus pengawas,
seperti dalam tes individual, system penilainan dalam tes kelompok lebih objektif , sehingga
umumnya lebih dapat diandalkn dari pada penilain subjektif dari banyak tes individual. Jika di
kombinasikan dengan data dari sumber lain, tes kelompok dapat menghasilkann informasi
yang berguna dan berarti seperti halnya informasi dari tes individual. Tes kelompok digunakan
I sekolah dalam segala tingkatan, militer, dan penelitian.

Tinjauan atas Tes kelompok

1. Karakteristik tes kelompok


secara umum, tes kelompok dapat di rincikan dengan menggunakan kertas dan pensil buklet
dan dan pensil ujian karna satu-satunya pensil material yang di buthkan adalah bahan ujian
dalam bentuk buklet tercetak., buku manal ujian, kunci penilaian, lembar jawaban, dan sebuah
pensil. Kebanyakan tes kelompokberbentuk tes pilihan ganda, tetapi beberapa membutuhkan
jawaban bebas seperti menlengkapi kalimat atau gambar, atau menulis esai.

2. Memilh tes kelompoka


Penggunaan tes dapat memeilih tes yang baik secara psikometri dan terdokumentasi dengan
baik. Seperti yang terlihat pada tes kemampuan yang di gunakan di sekolah-sekolah.

3. Menggunakan tes kelompok


Secara keseluruhan tes yang di bahas di sini sama dengan ke andalanya dan terstandardisasi
dengan baik, sama halnya dengan tes individual terbaik. Penggunaan tes adalah isu penting
dalam tes kelompok karna hasil dari prosedur ini akan di gunakan oleh lebih banyak orang di
bandingan dengan tes individual, penggunaan setia tes in ribuan guru, pendidik, pengelolah
sekolah staf personal an sebagainya, dan juga pengguna lainya dari informasi yang di hasilkan
tes kelompok dapat menarik keuntungan dri saran-saran berikut:
a. Gunakan hasil tes dengan hati- hati
Jangan prnah berfikir bawa hasil tes merupakan nilai absolut. Cobalah menganggap hasil
tes sebagai satu bagian ari data, diterima sementara kecuali ada data lain yang lebih
relevan,. Ekstra hati- hati dlam menggunakan hasil tes sebagai bahan untuk melakukan
prediksi, kecuali bila meramalkan factor yang relative terbatas dalam kurung waktu yang
singkat.
b. Pertanyakan hasil tes yang rendah
Penggunaan tes kelompok harus berasumsi bahawa pesta memahami tujuan dari tes dan
ingin melakukanya dengan baik, serta relative tidak mengalami masalah emsional. Banyak
tes kelompok yang menuntut kemampuan membaca juga kemampuan dalam
mememcahkan masalah. Kegagalan dalam memenuhi asumsi dan persyaratan tersebut
dapat berakibat pada skor yang rendah (bukan skor sebenarnya).
c. Pertimbangkan besarnya kesejahteraan skor sebagai tanda bahaya.
Ketika satu orang menampilkan perbedaab skor yag besar, baik pada hasil tesnya maupun
antar hasil tes dengan data lalin, bisa saja terjadi sesuatu pada individu tersebut (dengan
asumsi tidak ada kesalahan teknis). Adanya kesejahteraan berarti adanya masalah
emosional atau sters berlebihan.
d. Mencari acuan lain ketika ragu

Dengan skor yang rendah, besarnya kesenjangan skor, atau alas an yang cukup untuk
meragukan validitas ata kelayanan dari hasil tes, langka paling aman adalah merujuk
peserta untuk melakukan tes individual. Dilengkapi dengan alasan dilakukanya rujukan
tersebut, sorang prepisional yang terlatih dalam tes individual dapat memastikan penyebab
keraguan tersebut serta memberikan saran yang sesuai dan memang di butuhkan pada
kasus- kasus semacam ini. Hal yang berbaya dan ceroboh untuk mengambil alih tanggung
jawab yang seharusnya dipegang seorang spesialis yang terlatih.

Tes Kemampuan Mental (Intelegensi) untuk Kelompok

1). Kuhlman-Anderson Test (KAT)-Edisi Kedelapan


KAT adalah tes intelegensi untuk kelompok dengan delapan tingkatan terpisah yang mencakup
TK hingga kelas 12.
KAT terfokus pada kemampuan nonverbal pada tingkat rendah yang tidak terlalu menuntut
kemampuan membaca dan berbahasa. Namun, berbeda dengan kebanyakan rangkaian banyak-
tingkat rendah yang semakin tinggi verbal seiring dengan meningkatnya usia atau tingkat, KAT
bersifat nonverbal. Oleh karena itu, KAT sangat cocok tidak hanya bagi anak-anak , juga mereka
yang mengalami kesulitan mengikuti perintah verbal. Bahkan sistem ini dapat sangat cocok untuk
diadaptasi bagi populasi yang yang tidak berbahasa Inggris, tentunya dengan beberapa
penyesuaian.
2). Helmon-Nelson Test (H-NT)
Tes baku kedua yang baik, banyak digunakan, dan dirancang dengan hati-hati untuk semua
tingkatan adalah H-NT untuk kemampuan mental. Meskipun hanya menghasilkan skor tunggal
yang dipercaya mencerminkan intelegensi umum, dua deret norma tersedia. Satu deret diolah
menurut distribusi skor mentah berdsarkan usia, sedangkan deret lainnya berdasarkan tingkatan.
H-NT adalah instrumen test yang sangat baik. Test tersebeut dapat membantu memprediksi
kesuksesan akademis dengan cepat. Bagaimanapun H-NT memiliki beberapa keterbatasan yang
harus diperhatikan saat digunakan sebagai satu-satunya instrumen penyaringan ketika menyeleksi
bakat atau mengidentifikasi kesulitan belajar di kalangan anak minoritas yang berbeda budaya dan
kurang beruntung secara ekonomi.
3). Cognitive Abilities Test (COGAT)
Dari sisi rehabilitas dan validitas, COGAT dapat dibandingkan dengan H-NT. Namun tidak seperti
H-NT, COGAT menyediakan tiga skor yang berbeda.
Seleksi item COGAT mengungguli H-NT dalam hal bagaimana menyeleksi anak-anak minoritas,
dengan keragaman budaya, dan tidak beruntung secara ekonomi. Tidak seperti H-NT, COGAT
secara khusus dirancang untuk orang-orang yang jarang membaca, kurang berpendidikan, dan
tingga di negara yang bahasa Inggris merupakan bahasa kedua. Seperti, halnya KAT, tes ini
berpotensi untuk diadopsi ke negara-negara di luar Amerika Serikat
Pencipta dari tes COGAT mengambil langkah khusus untuk mengurangi sumber-sumberkesulitan
dalam tes yang tidak relevan, terutama yang menunjukkan bias budaya.
COGAT menawarkan keuntungan melebihi H-NT dalam hal mengevaluasi anak-anak minoritas,
dari budaya yang beragam, dan kurang beruntung secara ekonomi.
Kelemahan COGAT adalah masing-masing tiga subtes COGAT membutuhkan 32-34 menit waktu
untuk waktu pengerjaan aktual, di mana buku petunjuk disarankan untuk disebar dalam 2-3 hari.
Kesimpulan dari Tes Kelompok K-12
Stanford Achievment Test, MAT, KAT, H-NT, & COGAT merupakan instrumen yang baik dan
dapat digunakan. Stanfor Achievment Test & MAT menyediakan sistem pengukuran prestasi yang
unggul. Hal yang menjadikan kekuatan khusus KAT dalam mengevaluasi intelegensi adalah
rangkaian item verbalnya. H-NT menawarkan cara cepat memperkirakan g (intelegensidasar) bagi
kebanyakan anak, namun masih kurang valid dibanding COGAT jika populasi yang diukur adalah
anak-anak minoritas atau berlatar belakang budaya yang beragam. Setiap tes harus digunakan oleh
mereka yang memahami karakter, kekuatan, dan keterbatasannya secara spesifik.
TES MASUK SEKOLAH TINGGI
Tiga tes masuk yang terkenal dan paling banyak digunakan adalah SAT Reasoning Test
(sebelumnya dikenal dengan Scholastic Aptitude Test), Cooperative School and College Ability
Test (SCAT), dan American CollageTest (ACT)
1. SAT Reasoning Test
Hingga maret tahun 1995, SAT Reasoning Test (SAT-I) hingga saat ini merupakan tes yang paling
banyak digunakan sebagai tes masuk sekolah tinggi.
SAT Reasoning Test dilakukan setiap tahun dengan 1,5 juta pelajar di 5.000 tempat ujian di seluruh
negara. Pengguna tes saat ini cenderung memperoleh skor lebih rendah kira-kira 20-80 poin untuk
setiap dari dua bagian pokok tes.
2. Tes Kemampuan Sekolah dan Perguruan Tinggi yang Kooperatif
Kedua setelah SAT dalam hal penggunaan adalah SCAT yang dikembangkan pada tahun 1955.
Selain tingkat perguruan tinggi, SCAT mencakup tiga tingkat pra-perguruan tinggi dimulai dari
tingkat keempat. SCAT bertujuan untuk mengukur kemampuan yang dipelajari di sekolah serta
potensi individu untuk melakukan pendidikan tambahan..
3. American College Test (ACT)
Tes masuk perguruan tinggi lain yang telah banyak digunakan dan populer adalah ACT. Di
beberapa negara bagaian (misalnya Alabama), sebagian besar siswa mengikuti tes tersebut. ACT
memberikan skor yang spesifik dan tersusun. Skor mencakup penilaian dalam bahasa Inggris,
penggunaan matematika, membaca studi sosial, dan membaca ilmu pengetahuan alam.

TES MASUK SEKOLAH PASCASARJANA DAN SEKOLAH PROFESI

A. Graduete Record Examination Aptitude Test


Graduete Record Examination Aptitude Test atau GRE adalah salah satu tes yang paling sering d
i gunakan untuk masuk sekolah pascasajarna. GRE merupakan tes yang bertujuan untuk menguk
ur kemampuan verbal, kuantitatif, critical thinking, dan analytical writing yang kesemuanya dilak
ukan dalam Bahasa inggris. GRE ini dikelola oleh sebuah lembaga komersial yang bernama ETS
atau Educational Testing Service. Test GRE diambil oleh mereka yang mendaftar ke program-pro
gram pascasarjana di bidang ilmu alam, teknik mesin, ilmu-ilmu sosial, bisnis, pendidikan, seni, p
sikologi.
Tes ini berlangsung kurang lebih sekitar selama empat jam dan terbagi ke dalam lima sesi.
Bentuk Ujian Paper Based GRE
1. Verbal Section

Verbal section terdiri dari dua bagian untuk mengerjakan GRE test pada sesi ini. Masing-masing t
erdiri dari 20 soal. Untuk menyelesaikannya disediakan waktu 35 menit tiap bagiannya.

2. Quantitative Section

Terdiri dari dua bagian untuk mengerjakan GRE test pada sesi ini. Masing-masing terdiri dari 20
soal. Untuk menyelesaikannya disediakan waktu 35 menit tiap bagiannya

3. Analytical Writing

Terdiri dari dua bagian untuk mengerjakan GRE test pada sesi ini. Analisa issue disediakan wakt
u 30 menit dan argumentasi diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakannya.
Jenis-Jenis Ujian Computer Based GRE
1. Verbal Section

Memang GRE tak ubahnya seperti tes potensi Akademik berbahasa Inggris dan pada jenis jenis u
jian GRE Verbal Section misalnya, digunakan untuk mengukur kemampuan menganalisa dan me
ngevaluasi materi tertulis

Dan digunakan untuk menyatukan informai yang berhubungan antar komponen-komponen kalim
atnya dan mengenal hubungan antara kata-kata dan konsep.

Maka, pertanyaan dititik beratkan seputar sinonim, antonim dan lain sebagainya dan biasanya dis
ediakan waktu kurang lebih 30 menit dan terdiri dari 20 soal.

2. Quantitative Section

Kemudian GRE test untuk Quantitative Section digunakan untuk mengukur kemampuan matema
tika, namun bukan soal matematika tingkat tinggi, melainkan matematika tingkat dasar

Serta mengemukakan nalar secara kuantitatif dan memecahkan masalah-masalah yang dibutuhka
n antara lain: aritmetik, aljabar, geometri, dan analisa data dan biasanya disediakan waktu 30 men
it dalam 20 soal, terdiri dari dua bagian.

3. Analytical Writing

Analytical Writing dalam GRE test dilakukan guna mengukur kemampuan mengartikulasikan da
n mendukung ide-ide kompleks, menganalisa pendapat, dan mendorong diskusi yang fokus dan m
asuk akal.
B. Miller Analogies Test ( MAT )
Miller Analogies Tesadalah tes standar yang digunakan untuk mengkur bakat skolastik untuk stu
di pascasarjana .Dibuat dan masih diterbitkan oleh Harcourt Assessment (sekarang merupakan di
visi dari Pearson Education ), MAT terdiri dari 120 pertanyaan dalam 60 menit (sebelumnya 100
pertanyaan dalam 50 menit).
Tidak seperti ujian penerimaan sekolah pascasarjana lainnya seperti GRE , Miller Analogies Test
berbasis verbal atau komputer. Dari 120 pertanyaan, hanya 100 yang dihitung dalam skor peserta
tes. 20 pertanyaan yang tersisa bersifat eksperimental. Tidak ada cara bagi peserta tes untuk meng
identifikasi salah satu dari 20 pertanyaan eksperimental pada formulir tes yang diberikan, karena
kedua jenis pertanyaan itu berbaur. Seperti GRE , Miller analogies tes memilki bias usia. skor M
AT berlebihan dalam meperkirakan GPA untuk kelompok usia 25-34 tahun dan kurang mempre
diksikan GPA untuk kelompok usia 35-44 tahun. penelitian yang sama telah membuktikan bahwa
Miller analogies test kurang memprediksi GPa perempun dan berlebihan dalam memprediksi pa
da laki-laki.
secara umum, psikometri MAT adalah wajar apabila dibandingkan dengan uji kemampuan pada u
mumnya, namun skor GRE dan GPA tetap berkorelasi utama. Selanjutnya, MAT tidak mempredi
ksi kemampuan penelitian ,kreativitas, dan faktor lainya yang juga penting bagi perfroma lulusan
sekolah profesional. Namun, sebagai bantusn dalam membedakan antara pelamar lulusan sekola
h terhadap orang dewasa pada tingat tertinggi pada kemampuan verbal, MAT merupkan cara terb
aik selama masih dalam satu pemikiran.

C. Law School Admission Test


Law school admission test (LSAT) merupakan contoh tes yang cukup baik pada program profesi
hukum. soal LSAT hampir tidak memerlukan pengetahuan khusus. siswa dari berbagai jurusan d
apat mengambil ujian tersebut tanpa ragu. Namun hanya sebagian siswa yang mampu menyelesai
kan semua bagian, karena ada beberapa bagian yang merupakan bagian tersulit. LSAT terdapat ti
ga soal: mmembaca, pemahaman , penalaran logis, dan penalaran analitis. Tujuan dari LSAT ad
alah untuk membantu dalam memprediksi keberhasilan siswa di sekolah hukum.

Tes Kemampuan Nonverbal untuk kelompok


1. Raven Progressive Matrices
RPM (Raven’s Progressive Matrices)merupakan salah satu bentuk test inteligensi yang
tidak membutuhkan kemampuan verbal ataupun kemampuan dalam berhitung sama sekali.
RPM menggunakan kemampuan spasial, yaitu kemampuan dalam merangkai bentuk dan
juga ruang dalam mengerjakannya. RPM merupakan bentuk test inteligensi yang sifatnya
supplementary, atau bisa disebut sebagai test tambahan dalam rangkaian test inteligensi.
Test RPM ini bisa diberikan secara indivudal, maupun klasikan atau kelompok. Sama
seperti beberapa test inteligensi lainnya, RPM (Raven’s Progressive Matrices) merupakan
bentuk test inteligensi yang sifatnya battery test, yang artinya, pengerjaannya diberi batasan
waktu. RPM merupakan test yang cenderung umum dan universal, dan banyak digunakan
untuk mengetes kapasitas atau kategori inteligensi pada usia 16 hingga 60 tahun. Terdapat
3 bentuk RPM, yaitu APM (Advanced Progressive Matrices, CPM atau Colored
Progressive Matriced (Untuk usia anak – anak), dan juga SPM atau Standard Progressive
Matrices (untuk usia remaja). Semua test tersebut memiliki administrasi yang sama, dan
hanya berbeda dari sisi soal dan juga warna saja.

 Gambaran test RPM mengenai


Secara umum, test RPM ini terdiri dari dua buah buku soal, yaitu buku set 1 dan set 2.
Buku soal set 1 terdiri dari 12 soal, dan set 2 memiliki jumlah 36 soal. Dalam test RPM,
terdapat sebuah gambar di dalam bentuk persegi besar (bisa dianggap sebagai taplak meja,
kain, ataupun pola) dimana satu bagian dari persegi tersebut kosong (tidak memiliki pola).
Tugas dari peserta atau klien adalah mengisi pola atau bagian yang kosong tersebut, dengan
memilih satu dari 8 buah pilihan potongan pola, yang cocok dan membuat persegi atau kain
tersebut memiliki pola yang utuh. Kemampuan dalam mempersepsikan dan juga
kemampuan melihat kelangsungandari suatu pola sangat dibutuhkan dalam mengerjakan
test ini. selain itu, konsentrasi, focus dan juga problem solving juga turut berperan dalam
suksesnya test ini.

2. Goodenough-Harris Drawing Test (G-HDT)


Tes kecerdasan nonverbal yang luar biasa yang dapat dilakukan secara individual
atau kelompok adalah G-HDT. Walaupun bukanlah tes buku dalam pengertian yang kaku,
G-HDT merupakan tes yang paling cepat, paling mudah, dan paling terjangkau yang dapat
dilakukan diantara semua tes kemampuan. Oleh karena itu tes ini banyak digunakan dalam
lingkup pendidikan dan lainnya, termasuk klinis. Satu-satunya alat yang dibutuhkan dalam
tes ini adalah pensil dan kertas putih polos. Subjek diminta untuk menggambar manusia
secara utuh dan diminta melakukannya sebaik mungkin. G-HDT distandardisasi dengan
menentukan karakteristik gambar bentuk manusia yang membedakan kisaran usia subjek
dari objek lainnya. Subjek akan mendapatkan nilai dari setiap bagian (bagian
diinstruksikan untuk digambar) yang terdapat digambarnya. Aturan dalam tes ini adalah
memberikan satu poin dalam setiap detail dengan pon maksimal 70 poin. Sebagai contoh,
jika subjek hanya menggambar sebuah muka polos tanpa adanya pelengkapnya, maka
subjek akan mendapatkan satu poin. Poin ditambahkan untuk setiap pelengkap atau fitur
pada muka dan pakaian yang berhasil digambar.

G-HDT pertama kali distandardisasi pada tahun 1926 dan kemuadian


distandardisasi ulang pada tahun 1963 (Harris, 1963). Penilaian pada G-HDT didasarkan
pada prinsip perbedaan usia anak-anak yang lebih tua usianya akan mendapatkan poin lebih
untuk keakuratan dan detail pada gambar. Oleh karena itu, seseoran dapat menetukan usia
mental dengan membandingkan skor pada sampel normative yang tersedia. Skor besar
dapat dikonversasikan ke skor standar dengan rerata 100 dan simpanan buku 15.
Karena mudahnya administrasi dan singkatnya waktu administrasi, G-HDT dan tes
menggambar menggunkan bentuk manusia lainnya digunakan secara luas dalam rangkaian
tes. Tes ini memungkinkan penguji untuk mendapatkan estimasi kasar intelegensi seorang
anak dalam waktu singkat. G-HDT sangat cocok digunakan bersama informasi lainnya
yang diperoleh dari tes yang lain.Penggunaan G-HDT ini sendiri tanpa didukung dengan
tes lainnya tidak dianjurkan karena hasilnya dapat menyesatkan.

3. Culture Fair Intelligence test

CFIT atau yang merupakan kependekan dari Culture Fair Intelligence Test
merupakan test yang dikembangkan oleh salah satu tokoh inteligensi terkenal, yaitu
Raymond Cattel. Test CFIT ini dibuat dengan latar belakang test – test inteligensi lainnya
yang tidak bebas nilai dan masih terpengaruh oleh budaya budaya dan juga norma pada
masing – masing Negara. Norma dan juga nilai – nilai pada suatu kebudayaan ini, dapat
mempengaruhi hasil dari pengukuran IQ atau Inteligensi individu. Karena itu, diperlukan
sebuah test inteligensi universal, yang sifatnya :

 Bebas nilai

 Tidak terikat pada kebudayaan tertentu

 Dipahami oleh semua orang secara universal

Sedangkan di dalam tes CFIT ini Raymond ingin menciptakan instrumen yang
secara psikometrika sehat dan di dasarkan pada teori yang komprehensif dan juga memiliki
nilai reliabilitas dan validitas yang tinggi. Nilai Reliabitiasnya untuk skala 1 memiliki nilai
.91 dan untuk skala 2 memiliki nilai .87 dan skala 3 miliki .85 Untuk SMA keatas.
Sedangkan untuk Validitas konsep sebesar .92 dan validitas konkrit sebesar .69.

Test CFIT ini merupakan tes psikologi yang mana ia mengukur apa yang dikenal
sebagai fluid intelligence, yaitu kecerdasan yang meliputi kemampuan analisis dan
penalaran. Terdapat tiga jenis CFIT, yaitu :

 CFIT skala 1, yang ditujukan untuk mereka yang mengalami retardasi mental
 CFIT Skala 2, yang ditujukan untuk usia 8 hingga 13 tahun
 CFIT skala 3, yang ditujukan untuk dewasa

CFIT Skala 3 adalah bentuk test CFIT yang paling umum dan juga banyak digunakan
saat ini, terutama untuk penggunaan rekrutmen dan juga assessment awal individu atau
klien.

Administrasi dari Test CFIT

CFIT sendiri (Skala 3) terdiri dari 4 macam subtest. Berikut ini adalah ke empat macam
subtest pada CFIT:

 Subtest 1 – Series

Peserta atau klien diminta untuk melanjutkan pola yang sudah ada, dan memilih 1 dari
6 pilihan pola yang ada.

 Subtest 2 – Classification

Peserta atau klien diminta untuk memilih 2 dari 5 pilihan gambar, dengan pola ataupun
karakteristik yang sama atau memiliki kemiripan.

 Subtest 3 – Matrices
Peserta atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 pilihan jawaban, yang mampu
melengkapi gambar utama yang tersaji. Subtest ini memiliki cara kerja yang mirip
dengan APM, SPM, dan juga CPM.

 Subtest 4 – Condition / Typologi

Peserta atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 jawaban dimana jawaban tersebut
memiliki kondisi, tekstur ataupun situasi yang sama seperti pada soal yang tersaji.

CFIT merupakan bentuk battery test, karena itu membutuhkan waktu, dan peserta atau
klien dituntut untuk mampu menjawab soal pada masing – masing subtest dalam waktu
tertentu. Masing – masing subtest pada CFIT memiliki karekteristik yang berbeda –
beda, sehingga peserta atau klien nantinya harus konsentrasi dan juga focus terhadap
instruksi yang diberikan oleh tester pada saat pelaksanaan test.

4. General Aptitude Test Battery (GATB)

The general aptitude test battery (GATB) dikembangkan dalam tahun 1940 oleh united state
employment servise untuk memenuhi kebutuhan tes yang bisa dipergunakan untuk berbagai
tujuan. Tes ini adalah hasil dari penelitian yang dilaksanakan beberapa tahun dalam
karakteristik pekerja dan pengembangan tes.
Tes bakat baterai umum (GATB) adalah suatu tes yang berhubungan dengan jabatan yang
berorientasi pada beberapa tes bakat baterai yang mengukur sembilan bakat dalam delapan
tertulis serta empat perangkat tes.

Penggunaan the general aptitude test battery (GABT)


Hasil-hasil tes GATB bermanfaat dalam bermacam-macam hal untuk membantu koselor (guru
pembimbing) dalam memberikan bantuan terhadap klien, terutama untuk:
a) Pemahaman diri klien yang lebih mendalam dalam hubungannya dengan kekuatan dan
kelemahan bakatnya.
b) Menentukan di mana klien berada, yang berhubungan dengan bakat-bakatnya, dalam
berhubungan dengan orang lainnya dalam angkatan kerja (menggunakan norma-norma
populasi pekerjaan umum).
c) Menentukan potensi bakat klien untuk jabatan khusus (menggunakan norma-norma tes
bakat baterai khusus).
d) Menentukan potensi bakat-bakat klien untuk mengelompokkan jabatan (menggunakan
norma-norma pola tes bakat jabatan).
e) Menentukan potensi bakat klien dalam pendidikan dan pelatihan tertentu
(menggunakan semua norma yang telah dikemukakan dalam b,c,dan d di atas)

Karakteristik teknis tes bakat GATB


a) Kepraktisan
· Waktu pelaksanaan relative singkat dengan memperoleh informasi yang cukup
banyak.
· Pelaksanaan dan penskoran dapat dipelajari dengan mudah.
· Dua papan perlengkapan adalah kompak, mudah dibawa, dan relative murah.
· Buku tes dan papan perlengkapan dapat dipergunakan kembali.
b) Reliabilitas
Karakteristik studi ini sebagian besar memperhaitkan stabilitas atau konsistensi pengukuran dan
secara langsung dapat diperbandingkan dengan bentuk pengganti.
c) Validitas
Studi validitas telah dilaksanakan pada tes GATB lebih dari dua puluh lima tahun.
d) Standarisasi
Catatan:
a. Tes ini sangat coocok untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan psikomotor
yaitu koordinasi kecekatan jemari, misalnya : pekerjaan melinting rokok, permen,
memasak, merakit komponen – komponen dalam bidang mekanik, dan semacamnya.
b. Perlu dilakukan penelitian ulang terutama variabel umur perlu dimasukkan sehubungan
dengan kemampuan psikomotor tersebut.
c. Perlu juga standarisasi dilakukan untuk sampel jenis kelamin laki – laki.
d. Alat tes ini berguna bagi calon karyawan yang belum terlatih sebab faktor latihan
memiliki peranan yang sangat besar.
e. Ada kemungkinan tes individual ini dapat dilakukan secara klasikal.

5. Armend Service Vocational Aptitude Battery


Baterai Aptitude Kejuruan Layanan Bersenjata ( ASVAB ) adalah tes pilihan ganda ,
yang dikelola oleh Komando Pemrosesan Pintu Masuk Militer Amerika Serikat , yang
digunakan untuk menentukan kualifikasi untuk mendaftar di Angkatan Bersenjata
Amerika Serikat . Ini sering ditawarkan kepada siswa sekolah menengah Amerika ketika
mereka berada di kelas 10, 11 dan 12, meskipun siapa pun yang memenuhi syarat untuk
mendaftar dapat mengambilnya.
ASVAB pertama kali diperkenalkan pada tahun 1968 dan diadopsi oleh semua cabang
militer pada tahun 1976. ASVAB mengalami revisi besar pada tahun 2002. Pada tahun
2004, sistem penilaian peringkat persentil tes dinormalkan ulang , untuk memastikan
bahwa skor 50% benar-benar mewakili melakukan lebih baik daripada tepat 50% dari
peserta tes.
ASVAB saat ini berisi 9 bagian (kecuali tes tertulis, yang berisi 8 bagian). Durasi
masing-masing tes bervariasi mulai dari sepuluh menit hingga 36 menit untuk Penalaran
Aritmatika; seluruh ASVAB adalah tiga jam. Tes ini biasanya dilakukan dalam format
komputer di Stasiun Pemrosesan Pintu Masuk Militer, yang dikenal sebagai MEPS, atau
di lokasi satelit yang disebut situs Tes Masuk Militer (MET). ASVAB dikelola oleh
komputer di MEPS, sementara versi tertulis diberikan di sebagian besar situs
MET. Prosedur pengujian bervariasi tergantung pada mode administrasi.

Anda mungkin juga menyukai