OLEH :
1.
2. DITHA PRATIWI ROMBE ALLO (4518091066)
3.
4.
5.
6.
Dengan skor yang rendah, besarnya kesenjangan skor, atau alas an yang cukup untuk
meragukan validitas ata kelayanan dari hasil tes, langka paling aman adalah merujuk
peserta untuk melakukan tes individual. Dilengkapi dengan alasan dilakukanya rujukan
tersebut, sorang prepisional yang terlatih dalam tes individual dapat memastikan penyebab
keraguan tersebut serta memberikan saran yang sesuai dan memang di butuhkan pada
kasus- kasus semacam ini. Hal yang berbaya dan ceroboh untuk mengambil alih tanggung
jawab yang seharusnya dipegang seorang spesialis yang terlatih.
Verbal section terdiri dari dua bagian untuk mengerjakan GRE test pada sesi ini. Masing-masing t
erdiri dari 20 soal. Untuk menyelesaikannya disediakan waktu 35 menit tiap bagiannya.
2. Quantitative Section
Terdiri dari dua bagian untuk mengerjakan GRE test pada sesi ini. Masing-masing terdiri dari 20
soal. Untuk menyelesaikannya disediakan waktu 35 menit tiap bagiannya
3. Analytical Writing
Terdiri dari dua bagian untuk mengerjakan GRE test pada sesi ini. Analisa issue disediakan wakt
u 30 menit dan argumentasi diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakannya.
Jenis-Jenis Ujian Computer Based GRE
1. Verbal Section
Memang GRE tak ubahnya seperti tes potensi Akademik berbahasa Inggris dan pada jenis jenis u
jian GRE Verbal Section misalnya, digunakan untuk mengukur kemampuan menganalisa dan me
ngevaluasi materi tertulis
Dan digunakan untuk menyatukan informai yang berhubungan antar komponen-komponen kalim
atnya dan mengenal hubungan antara kata-kata dan konsep.
Maka, pertanyaan dititik beratkan seputar sinonim, antonim dan lain sebagainya dan biasanya dis
ediakan waktu kurang lebih 30 menit dan terdiri dari 20 soal.
2. Quantitative Section
Kemudian GRE test untuk Quantitative Section digunakan untuk mengukur kemampuan matema
tika, namun bukan soal matematika tingkat tinggi, melainkan matematika tingkat dasar
Serta mengemukakan nalar secara kuantitatif dan memecahkan masalah-masalah yang dibutuhka
n antara lain: aritmetik, aljabar, geometri, dan analisa data dan biasanya disediakan waktu 30 men
it dalam 20 soal, terdiri dari dua bagian.
3. Analytical Writing
Analytical Writing dalam GRE test dilakukan guna mengukur kemampuan mengartikulasikan da
n mendukung ide-ide kompleks, menganalisa pendapat, dan mendorong diskusi yang fokus dan m
asuk akal.
B. Miller Analogies Test ( MAT )
Miller Analogies Tesadalah tes standar yang digunakan untuk mengkur bakat skolastik untuk stu
di pascasarjana .Dibuat dan masih diterbitkan oleh Harcourt Assessment (sekarang merupakan di
visi dari Pearson Education ), MAT terdiri dari 120 pertanyaan dalam 60 menit (sebelumnya 100
pertanyaan dalam 50 menit).
Tidak seperti ujian penerimaan sekolah pascasarjana lainnya seperti GRE , Miller Analogies Test
berbasis verbal atau komputer. Dari 120 pertanyaan, hanya 100 yang dihitung dalam skor peserta
tes. 20 pertanyaan yang tersisa bersifat eksperimental. Tidak ada cara bagi peserta tes untuk meng
identifikasi salah satu dari 20 pertanyaan eksperimental pada formulir tes yang diberikan, karena
kedua jenis pertanyaan itu berbaur. Seperti GRE , Miller analogies tes memilki bias usia. skor M
AT berlebihan dalam meperkirakan GPA untuk kelompok usia 25-34 tahun dan kurang mempre
diksikan GPA untuk kelompok usia 35-44 tahun. penelitian yang sama telah membuktikan bahwa
Miller analogies test kurang memprediksi GPa perempun dan berlebihan dalam memprediksi pa
da laki-laki.
secara umum, psikometri MAT adalah wajar apabila dibandingkan dengan uji kemampuan pada u
mumnya, namun skor GRE dan GPA tetap berkorelasi utama. Selanjutnya, MAT tidak mempredi
ksi kemampuan penelitian ,kreativitas, dan faktor lainya yang juga penting bagi perfroma lulusan
sekolah profesional. Namun, sebagai bantusn dalam membedakan antara pelamar lulusan sekola
h terhadap orang dewasa pada tingat tertinggi pada kemampuan verbal, MAT merupkan cara terb
aik selama masih dalam satu pemikiran.
CFIT atau yang merupakan kependekan dari Culture Fair Intelligence Test
merupakan test yang dikembangkan oleh salah satu tokoh inteligensi terkenal, yaitu
Raymond Cattel. Test CFIT ini dibuat dengan latar belakang test – test inteligensi lainnya
yang tidak bebas nilai dan masih terpengaruh oleh budaya budaya dan juga norma pada
masing – masing Negara. Norma dan juga nilai – nilai pada suatu kebudayaan ini, dapat
mempengaruhi hasil dari pengukuran IQ atau Inteligensi individu. Karena itu, diperlukan
sebuah test inteligensi universal, yang sifatnya :
Bebas nilai
Sedangkan di dalam tes CFIT ini Raymond ingin menciptakan instrumen yang
secara psikometrika sehat dan di dasarkan pada teori yang komprehensif dan juga memiliki
nilai reliabilitas dan validitas yang tinggi. Nilai Reliabitiasnya untuk skala 1 memiliki nilai
.91 dan untuk skala 2 memiliki nilai .87 dan skala 3 miliki .85 Untuk SMA keatas.
Sedangkan untuk Validitas konsep sebesar .92 dan validitas konkrit sebesar .69.
Test CFIT ini merupakan tes psikologi yang mana ia mengukur apa yang dikenal
sebagai fluid intelligence, yaitu kecerdasan yang meliputi kemampuan analisis dan
penalaran. Terdapat tiga jenis CFIT, yaitu :
CFIT skala 1, yang ditujukan untuk mereka yang mengalami retardasi mental
CFIT Skala 2, yang ditujukan untuk usia 8 hingga 13 tahun
CFIT skala 3, yang ditujukan untuk dewasa
CFIT Skala 3 adalah bentuk test CFIT yang paling umum dan juga banyak digunakan
saat ini, terutama untuk penggunaan rekrutmen dan juga assessment awal individu atau
klien.
CFIT sendiri (Skala 3) terdiri dari 4 macam subtest. Berikut ini adalah ke empat macam
subtest pada CFIT:
Subtest 1 – Series
Peserta atau klien diminta untuk melanjutkan pola yang sudah ada, dan memilih 1 dari
6 pilihan pola yang ada.
Subtest 2 – Classification
Peserta atau klien diminta untuk memilih 2 dari 5 pilihan gambar, dengan pola ataupun
karakteristik yang sama atau memiliki kemiripan.
Subtest 3 – Matrices
Peserta atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 pilihan jawaban, yang mampu
melengkapi gambar utama yang tersaji. Subtest ini memiliki cara kerja yang mirip
dengan APM, SPM, dan juga CPM.
Peserta atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 jawaban dimana jawaban tersebut
memiliki kondisi, tekstur ataupun situasi yang sama seperti pada soal yang tersaji.
CFIT merupakan bentuk battery test, karena itu membutuhkan waktu, dan peserta atau
klien dituntut untuk mampu menjawab soal pada masing – masing subtest dalam waktu
tertentu. Masing – masing subtest pada CFIT memiliki karekteristik yang berbeda –
beda, sehingga peserta atau klien nantinya harus konsentrasi dan juga focus terhadap
instruksi yang diberikan oleh tester pada saat pelaksanaan test.
The general aptitude test battery (GATB) dikembangkan dalam tahun 1940 oleh united state
employment servise untuk memenuhi kebutuhan tes yang bisa dipergunakan untuk berbagai
tujuan. Tes ini adalah hasil dari penelitian yang dilaksanakan beberapa tahun dalam
karakteristik pekerja dan pengembangan tes.
Tes bakat baterai umum (GATB) adalah suatu tes yang berhubungan dengan jabatan yang
berorientasi pada beberapa tes bakat baterai yang mengukur sembilan bakat dalam delapan
tertulis serta empat perangkat tes.