Secara garis besar alat penilaian yang digunakan dapat digolongkan menadi dua
yakni: non tes dan tes. Selanjutnya non tes dan tes ini disebut sebagai
teknik
Teknik Tes
1. Pengertian Tes
Tes berasal dari kata testum, yang dalam bahasa Perancis kuno berarti
piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Lin dan Gronlund (dalam Cece
R. dan Didi S.), mengatakan: Test is a instrument or systematic procedure for
measuring a sample of behavior ( tes adalah sebuah alat atau prosedur
sistematik bagi pengukuran sebuah sampel perilaku). Dari definisi di atas
dapatlah kita pahami bahwa tes merupakan alat, cara, dan langkah-langkah
sistematik untuk mengukur sejumlah perilaku tertentu dari subjek uji.
Sebelum dibahas lebih jauh, dipandang perlu menjelaskan istilah-istilah
yang berkaitan dengan tes, yaitu:
Tes, adalah alat atau prosedur sistematik yang digunakan untuk mengukur
sesuatu dengan cars dan aturan tertentu yang sudah ditentukan
Testing, adalah saat pada waktu tes itu dilaksanakan, atau juga dapat
dikatakan bahwa testing adalah saat pengmbilan tes
Teste, adalah tercoba atau responden yang sedang mengerjakan tes
Tester, adalah orang yang diserahi untuk melaksanakan pembuatan tes,
terhadap para responden. Dengan kata lain tester adalah subjek penilaian.
pertanyaan secara lisan dan testi menjawab secara lisan pula. Perangkat yang
digunakan adalah pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan, dan pedoman
penyekoran.
Tes perbuatan/praktek, pads tes ini penilaian dilakukan melalui praktek.
Berbeda dengan kedua tes di atas, tes tindakan tidak disajikan dalam bentuk
pertanyaan, melakukan dalam bentuk tugas. Dalam tes ini, testi
melakukan sesuatu kegiatan berdasarkan instruksi atau petunjuk tertentu
dan tester mengamati keterampilan testi dalam menyelesaikan tuga
tersebut.
Kemampuan kognitif siswa bisa diungkap dengan tes tertulis atau
tes
lisan, sedangkan segi keterampilan siswa untuk meragakan sesuatu
kegiatan
cocok diungkap dengan tindakan
b. Tes Objektif
Berbeda dengan tes uraian, tugas-tugas dan persoalan-persoalan
dalam tes objektif sudah distruktur, sehingga jawaban terhadap soal-soal
tersebut sudah dapat ditentukan secara pasti. Dalam tes obektif, , siswa tidak
mempunyai kesempatan untuk mengorganisasikan jawabannya sendiri,
karena alternatif-alternatif jawaban sudah disediakan. Ragam soal pada
objektif tes pada umumnya adalah: (a) benar-salah (true-false), (b)
menjodohkan (maiching), dan (c) pilihan ganda (multiple choice).
Selanjutnya multiple choice dimodifikasi ke dalam 5 ragam berikut: (1)
pilihan ganda biasa, (2) pilihan ganda hubungan antar hal, (3) pilihan
ganda analisis kasus, (4) pilihan ganda kompleks, dan (5) pilihan ganda
menggunakan diagram
c. Kelemahan
-Ruang lingkup yang dapat diungkap sangat terbatas
-Memungkinkan timbulnya keragaman dalam memberikan jawaban,
sehingga tak ada rumusan jawaban yang benar yang pasti.
-Lebih memberikan peluang untuk bersifat subjektif dan kurang reliabel
dalam proses peyekoran
-Proses penyekoran sering terganggu oleh faktor-faktor lain, diluar maksud
pengukuran, misalnya, keindahan dan kerapihan tulisan.
2. Tes Objektif
a. kebaikan
Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal objektif relatif lebih singkat, sehingga
butir-butir soal dapat dibuat dalam jumlah banyak. Dengan jumlah soal yang banyak,
berarti lingkup bahan ajar yang diungkap bisa memeliki cakupan yang luas
Item-item dalam tes objektif hanya mengandung satu jawaban yang bisa
diterima.
Proses penyekoran dapat dilakukan secara mudah, karena kunci jawaban dapat
dibuat secara pasti, bahkan pemeriksaan dengan orang lainpun dapat dilakukan
secara akurat.
Proses penilaian dapat dilakukan secara objektif, karena jawaban dan kunci
jawaban sudah dapat ditentukan secara pasti.
e. Kelemahan
Persiapan penyusunannya jauh lebih sulit daripada tes essei, karena soalnya
banyak dan hares diteliti, dan hams membuat pilihan jawaban yang relatif
sesuai
Terdapat kemungkinan untuk menebak jawaban dengan tepat, karena alternatif
jawaban sudah ada, tinggal hanya memilih jawaban yang paling tepat, atau
kesempatan berspekulasi atau untung-untungan. Tidak mengetahui jalan pikiran
testi dalam menjawab suatu persoalan. Karena penguji hanya mengetahui
jawabannya, sedangkan bagaimana cara dan prosedur testi menjawab tidak
diketahui.
Bahan ajar yang diungkap dengan tes objektif pads umumnya lebih terbatas
pads hal-hal yang faktual, atau soalnya cenderung mengungkap kemampuan
ingatan
Memerlukan banyak biaya
Kesempatan siswa untuk bekerja sama lebih terbuka
S=B - G
N-I
N = jumlah soal
B = jumlah jawaban benar
G = jumlah jawaban salah
S = skor yang dapat dicapai oleh siswa.
Untuk jawaban yang benar diberi skor 1, dan yang salah dikurangi I
3.Peeskoran untuk soal yang berbentuk essei
Sistem penskoran untuk soal essei, biasanya menggunakan sistem bobot
(besamya bobot ini didasarkan atas tingkat kesukaran item yang bersangkutan).
Biasanya bobot tersebut adalah:
- Untuk soal yang mudah skor 3
- Untuk soal yang sedang skor 4
- Untuk soal yang sukar skor 5
Skor =
NA = Nilai Akhir
F
2. Nilai akhir yang diperoleh dari tugas, nilai ulangan harian dan nilai ulangan umum
dengan bobot 2, 3 dan 5
NA = 2T+3H+5U 10
T = Nilai Tugas
H = Nilai Harian
U = Nilai Ulangan Umum
N = nilai rapor
p = nilai rata-rata formatif
q = nilai rata-rata kegiatan kokurikuler = nilai tes sumatif