NIM: 041201194
MODUL 1
PENGERTIAN TES, PENGUKURAN DAN PENILAIAN
Tes atau alat ukur adalah cara untuk menentukan keberhasilan pembelajaran dari peserta didik
atau dapat pula diimplementasikan sebagai alat ukur untuk mengetahui seberapa banyak
pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik sebelum mereka mengikuti pembelajaran. Tes pun
diperlukan untuk mengukur kesulitan apa yang dialami peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran, pelajaran apa yang paling cocok untuk peserta didik dan sebagainya. Guru
biasanya memiliki berbagai macam alat ukur atau tes yang dapat diterapkan kepada peseta
didiknya. Sedangkan kegiatan penilaian (evaluation) merupakan tindak lanjut dari adanya alat
ukur (tes), dan dilaksanakannya pengukuran yang membuahkan hasil pengukuran. Dalam proses
pembelajaran pun unsur pertimbangan memegang peranan dalam penentuan nilai akhir
peserta didik yang tidak dapat ditiadakan. Menurut Stock dan kawan-kawan (1987, h. 294)
terdapat perbedaan pengertian antara assessment, appraisal, dan evaluation antara lain:
1. Assessment biasanya dihubungkan dengan kemampuan seseorang, seperti
kecerdasannya, keterampilannya, kecepatannya, ketepatannya dan lain sebagainya yang
terkait dengan pekerjaan atau tugasnya.
2. Appraisal merupakan pernyataan tentang sesuatu yang tidak dapat dinyatakan dengan
angka atau huruf karena didalamnya terdapat unsur pertimbangan yang sangat terbatas.
3. Evaluation suatu proses di mana informasi dan pertimbangan diolah untuk membuat
suatu keputusan untuk kebijaksanaan yang akan datang.
Tes, Pengukuran dan Penilaian penting dilakukan untuk mengetahui kualitas setiap peserta didik
yang menjadi asuhan setiap guru. Semakin banyak yang diketahui tentang individu/kelompok,
keputusan yang diambil dan atau dilakukan semakin sesuai untuk yang bersangkutan.
Kedekatan keputusan ini tidak lepas dari:
1. Mengukur dengan tepat apa yang seharusnya diukur, artinya apa yang akan diukur dan
bagaimana cara mengukurnya
2. Diperlukan pengukuran yang akurat.
3. Tingkatan ketelitian dalam pengukuran.
MODUL 2
PENGEMBANGAN TES URAIAN
Secara garis besar alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu tes dan nontes. Tes lebih banyak digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa yang berhubungan dengan aspek kognitif sedangankan nontes lebih banyak
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berhubungan dengan aspek afektif dan
psikomotor.
Tes uraian merupakan salah satu jenis yang paling banyak digunakan oleh guru, terutama
digunakan pada saat evaluasi formatif.
Ada dua jenis tes yang sering diperdebatkan kegunaannya untuk mengukur hasil belajar siswa
yaitu tes uraian dan tes objektif.
No. Keunggulan Tes Uraian Kelemahan Tes Uraian
1. Tepat digunakan untuk mengukur proses Terbatasnya sampel
berpikir tinggi materi yang ditanyakan
2. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar Sukar memeriksa
yang kompleks yang tidak dapat diukur dengan jawaban (Adanya hallo
tes objektif effect, adanya efek
bawaan, efek urutan
pemeriksaan, pengaruh
penggunaan Bahasa,
pengaruh tulisan tangan)
3. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set
tes uraian lebih cepat daripada waktu yang
digunakan untuk menuli satu set tes objektif
4. Menulis tes uraian relative mudah
Upaya mengurangi hallo effect dapat diatasi dengan memeriksa hasil ujian siswa tanpa nama
sedangkan untuk mengurangi efek bawaan dapat diatasi dengan memeriksa nomor per nomor
butir soal untuk keseluruhan siswa. Untuk efek urutan dapat diatasi dengan tidak memaksakan
diri untuk terus memeriksa ketika sudah jenuh untuk memeriksa.
A. Bagaimana menulis tes uraian yang baik?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis tes uraian, sebagai berikut:
1. Menulis tes uraian berdasarkan perencanaan kisi-kisi yang ada
2. Menggunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang tidak dapat diukur oleh
tes objektif
3. Menggunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat ditanyakan
saat waktu ujian
4. Menggunakan tes uraian untuk mengungkapkan pendapat. Menggunakan kata tanya
seperti: jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah, dan sebagainya.
5. Merusmuskan butir soal dengan jelas
6. Mengusahakan agar jumlah butir soal dapat diselesaikan dalam waktu yang sudah
ditentukan
7. Tidak menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa
8. Menulis skor maksimal yang dapat diperloeh siswa pada setiap butir soal
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes
uraian, yaitu:
1. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan diukur
2. Menentukan sampel yang representative
3. Menentukan jenis tes yang akan digunakan
4. Menentukan tingkat kesukaran butir soal
5. Menentukan waktu ujian
6. Menentukan jumlah butir soal
MODUL 3
PENGEMBANGAN TES OBJEKTIF
Secara umum ada tiga macam tes objektif, sebagai berikut:
1. Benar – Salah
2. Menjodohkan
3. Pilihan Ganda, tes pilihan ganda terdiri dari dua hal pokok yaitu stem atau pokok soal
dengan 4 atau 5 alternatif jawaban. Satu diantaranya adalah kunci jawaban. Alternatif
jawaban selain kunci disebut dengan pengecoh. Semakin banyak alternative jawabannya
akan semakin sukar untuk menebak jawabannya yang benar. Ada lima ragam tes pilihan
ganda yang sering digunaka yaitu:
a. Melengkapi pilihan (ragam A)
b. Hubungan antarhal (ragam B)
c. Analisis kasus (ragam C)
d. Ganda kompleks (ragam D)
e. Membaca diagram, table atau grafik (ragam E)
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes objektif antara
lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan
2. Jenjang kemampuan berpikir yang ingin diuji
3. Ragam tes objektif yang digunakan
4. Sebaran tingkat kesukaran butir soal
5. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian
6. Jumlah butir soal