Kegiatan Belajar 1
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam
ranah kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan
diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan
kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita
gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.
Kegiatan Belajar 2
MENGEMBANGKAN TES
Ada 2 jenis tes yang digunakan yaitu tes objektif contoh tes sumatif, penerimaan
siswa baru, UN dan tes uraian contoh ulangan harian.
Tes dikelompokkan menjadi 2 yaitu: Tes objektif dan Tes uraian
1. Tes Objektif
Ragam tes objektif ada 3 macam yaitu tes benar salah, menjodohkan, dan pilihan ganda
a. Tes benar salah / true false item
Fungsi:
1. Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan
mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
2. Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau
opini.
3. Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
Keunggulan:
1. Mudah dikonstruksikan.
2. Dapat menanyakan banyak sampel materi.
3. Mudah penskoran.
4. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.
Kelemahan:
1. Probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%.
2.Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang
sederhana yaitu aspek ingatan.
b. Tes menjodohkan / matching exercise yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom.
Kolom pertama adalah pokok soal/premis dan kolom kedua adalah jawaban / respons.
Keunggulan:
1. Mudah dibuat
2. Mudah penskorannya
3. Dapat menguji banyak materi yang telah diajarkan pada siswa.
Kelemahan:
1. Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
c. Tes pilihan ganda / multiple choice
Ragam tes pilihan ganda :
a. Melengkapi pilihan ( ragam A): Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima
alternatif jawaban.
b. Hubungan antar hal (ragam B): Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan
yang independen dipisahkan dengan kata sebab.
c. Analisis kasus (ragam C)
d. Ganda kompleks (ragam D)
e. Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan
selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi
inilah yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus
diupayakan serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan
apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya
harus diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang
disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir
yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada
banyaknya butir soal yang harus dibuat.
7. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada:
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Ragam soal yang akan digunakan.
Proses berpikir yang ingin diukur.
Sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.