Anda di halaman 1dari 16

TUGAS I : MODUL IV

P R O S E D U R P E M B E L A J A RA N

MATA KULIAH:
S T RAT E G I P E M B E L A J A R A N D I
SD

TUTOR :
D R. T E G U H S E T I AWA N

Mahasiswa:
Nama : Briskha Bakhrudin Hanif
NIM : 857916682
Nama : Hidayat
NIM : 857916675

Semester/Kelompok: I (I-B)
Pokjar: SDN Gentan Sleman
UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA
YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan atas karunia dan rahmat
Nya makalah ini dapat tersusun. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Strategi Pembelajaran di SD.
Materi dalam makalah ini terdiri dari tiga kegiatan belajar. Yang pertama
yaitu kegiatan pra dan awal pembelajaran, yang kedua yaitu kegiatan inti dalam
pembelajaran dan ketiga adalah kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran.
Setelah membaca makalah ini diharapakan pembaca dapat memahami tentang
prosedur pembelajaran di kelas.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena masih terkandung beberapa kekurangan. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk mengembangkan makalah
ini.
Atas perhatiannya, penyusun mengucapakan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II PROSEDUR PEMBELAJARAN
Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran
Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran
Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu prosedur pembelajaran sangat penting bagi guru untuk menghasilkan

kegiatan belajar mengajar yang berkualitas. Guru yang baik tentunya harus

memahammi kondisi di dalam kelas, dari materi yang akan disampaikan dan cara

penyampaiannya kepada siswa agar apa yang telah disiapkan dan dirancang dapat di

pahami. Guru dituntut untuk mengetahui metode pembelajaran dan keterampilan

dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif di dalam

kelas.

Dengan meguasai prosedeur pembelajaran, siswa akan lebih memhami apa

yang disampaikan oleh guru. Dan dengan beragam penyampaian, siswa tidak akan

merasa bosan, tentunya materi yang disampaikan juga akan lebih menarik, dan siswa

mudah untuk mengerti materi yang disampaikan. Cara pembelajaran yang

disampaikna secara monoton akan membuat siswa jenuh dan bosan dan ini menjadi

kendala bagi guru untuk mentransfer ilmu.


A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kegiatan pembelajaran?
2. Bagaimana kegiatan pra dan awal pembelajaran?
3. Bagaimana kegiatan ini dalam pembelajaran?
4. Bagaiman pembahasan materi awal dalama pembelajaran klasikal?
5. Bagaiman pembahasan materi awal dalama pembelajaran kelompok?
6. Bagaiman pembahasan materi awal dalama pembelajaran perseorangan?
7. Bagaimana kegiatan akhir pembelajaran?
8. Bagaimana kegiatan tindak lanjut pembelajaran?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kegiatan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui kegiatan pra dan awal pembelajaran.
3. Untuk mengetahui kegiatan ini dalam pembelajaran.
4. Untuk mengetahui pembahasan materi awal dalama pembelajaran klasikal.
5. Untuk mengetahui pembahasan materi awal dalama pembelajaran kelompok.
6. Untuk mengetahui pembahasan materi awal dalama pembelajaran perseorangan.
7. Untuk mengetahui kegiatan akhir pembelajaran.
8. Untuk mengetahui kegiatan tindak lanjut pembelajaran.
BAB II
PROSEDUR PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pra Pembelajaran


Kegiatan prapembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional adalah
kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa
mengikuti pelajaran dan biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung
dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik
Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak
merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pembelajaran. Guru juga perlu
mempersiapkan dan menata alat fasilitas kelas yang memudahkan siswa beraktivitas
belajar dalam kelas serta memberikan salam di awal pertemuan dan berdoa sebelum
pelajaran dimulai.
2. Memeriksa Kehadiran Siswa
Dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa
yang tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya.
3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa
Kesiapan (readiness) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang
sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan dalam menciptakan kesiapan dan semangat
siswa dalam mengajar, diantaranya adalah:
a. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber
belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
b. Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam
belajar.
c. Menunjukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d. Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan minat siswa.
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukannya.
g. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis
Guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani
berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide dan berani memperlihatkan unjuk
kerja (performance) serta harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk
melakukan kreativitas.

B. Kegiatan Awal Pembelajaran


Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa
dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran serta untuk membangkitkan motivasi
dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang
jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dan materi yang akan dipelajari.
1. Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa
Misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan,
menunjukkan gambar atau alat peraga.
2. Memberi Acuan
Memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara
spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang dipelajari dan kegiatan
yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung diantaranya dengan cara :
a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar
materi yang dipelajari.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
3. Membuat kaitan
Membuat kaitan adalah salah satu cara untuk menarik dan memusatkan
perhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Kegiatan membuat kaitan pada
awal pembelajaran biasanya dikenal dengan melakukan apersepsi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan diantaranya :
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya.
b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi
yang akan dibahas.
4. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh
mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa dan
digunakan oleh guru untuk menentukan darimana pembahasan materi baru akan
dimulai. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa
siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah,
khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah guru
hendaknya :
a. Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa.
b. Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa
terpusat pada pelajaran yang diikutinya.
c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu.
d. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa merasakan
adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan.
e. Memberikan penguatan pada siswa.
f. Menanamkan disiplin pada siswa.

C. Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran


Kegiatan inti pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum karena
merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses
penguasaan pengalaman belajar (learning experince) siswa.
Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses
pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang
dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.
Guru perlu mengupayakan bagaimana caranya supaya siswa dapat
mengoptimalkan kegiatan dalam belajar sehingga siswa tidak hanya diharapkan
memiliki kemampuan yang merupakan dampak instruksional (langsung berkaitan
dengan tujuan pembelajaran yang dirancang sesuai kurikulum) tetapi juga memiliki
sikap positif terhadap bahan pelajaran (sebagai dampak pengiring dari kegiatan
pembelajaran).
Proses kegiatan inti pembelajaran akan menggambarkan penggunaan strategi dan
pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada
hakikatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan implementasi strategi pendekatan
belajar.
C.1 Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal
Kegiatan Pembelajaran Klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses
pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif) dan lebih
menekankan pada kegiatan pemberian informasi atau penjelasan materi yang belum
dipahami siswa.
Keunggulannya adalah memberikan kemudahan bagi guru dalam
mengorganisasi materi pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut seragam diberikan
pada siswa dan dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif
atau fakta serta ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam
proses pembelajaran.
Alternatif yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode
ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran.
Pembelajaran klasikal dapat dimanfaatkan untuk membentuk kemampuan
siswa dalam menyimak (mendengarkan) dan bertanya.
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Klasikal
a. Sistematis
Bahan pelajaran harus disajikan berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan
yang telah ditetapkan, mulai dari yang mudah sampai pada yang sulit atau dari yang
sifatnya konkret sampai pada yang abstrak.
b. Perhatian dan aktivitas
Guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara
menyeluruh dalam kelas dan harus mampu membangkitkan perhatian siswa selama
proses pembelajaran berlangsung, juga perlu lebih banyak membimbing dan
mengarahkan aktivitas siswa serta memberikan stimulus-stimulus dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat melakukan aktivitas dan merespons semua
kegiatan yang dilakukan guru.
c. Guru Media pembelajaran
Keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi
verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran yang dianggap efektif adalah pembelajaran yang berbasis kontekstual
artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang dianggap sesuai dengan
karakteristik materi dan tujuan pembelajaran dapat digunakan guru menjadi media
maupun sumber belajar siswa.
d. Latihan atau penugasan
Guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas pada siswa tetapi tidak boleh
berlebihan karena latihan dan tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa,
akan menjadikan beban bagi siswa dan dapat menyebabkan siswa frustasi sehingga
tujuan pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.
2. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal
Setelah melakasanakan pendahuluan, tahapan selanjutnya dalam kegiatan inti
pembelajaran klasikal adalah :
a. Menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.
b. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi
yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain
atau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan
kegiatan berikut.
a. Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan
misalnya siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal atau menjawab
pertanyaan.
b. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini
sebaiknya dibuat siswa di bawah bimbingan guru.

C.II Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok


Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain
dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa 4 sampai 6 orang sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan belajar. Dalam pembelajaran kelompok sangat memungkinkan
siswa untuk mengumpulkan informasi dan membangun pengetahuan secara bekerja
sama. Pembelajaran kelompok sering disebut dengan pembelajaran kooperatif
(coopertif learning). Kegiatan belajar secara kelompok perlu dikembangkan dalam
pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan sosial, seperti kemampuan bekerja
sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bermusyawarah, dan kemampuan
berinteraksi yang dibentuk melalui kelompoknya.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok, diantaranya
adalah diskusi, kerja kelompok, pemecahan masalah, inkuiri, diskaveri, simulasi, dan
penelitian sederhana (observasi).
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran kelompok
a. Adanya topik dan permasalahan
Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi pembelajaran
kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki kemampuan bekerja sama serta
memiliki sikap toleransi bertanggung jawab sehingga materi pelajarannya
mengandung permasalahan maupun proyek yang harus dipecahkan atau diselesaikan
oleh siswa melalui kerja sama.
Tugas guru pada prinsipnya adalah mengarahkan/mengkondisikan kegiatan
belajar sehingga siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan permasalahan atau
mengkaji bahan pelajaran atau dalam mengerjakan suatu tugas maupun proyek yang
ditugaskan guru.
b. Pembentukan kelompok
Pembelajaran kelompok harus didasarkan pada pengelompokan siswa sesuai
dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran.
c. Kerja sama
Kerja sama merupakan hal utama yang harus terjadi dalam pembelajaran
kelompok karena pembelajaran kelompok dilaksanakan untuk mengembangkan
kemampuan siswa bekerja sama, rasa solidaritas, rasa toleransi, dan rasa tanggung
jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
d. Perhatian
Guru harus memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan
siswa sebagai individu dalam kelompok. Setiap perhatian yang diberikan oleh guru
akan dapat membangkitkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
kelompoknya.
e. Motivasi
Guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa secara
individu dalam kelompok. Motivasi belajar belajar siswa akan muncul apabila guru
dapat memberikan suasana belajar yang kondusif.
f. Sumber belajar dan fasilitas
Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang diperlukan akan menunjang
keberhasilan pencapian tujuan pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu, sumber
belajar dan fasilitas belajar harus diupayakan oleh pihak sekolah guna menunjang
optimalisasi belajar secara kelompok.
g. Latihan dan tugas
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru harus
memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu yang di
organisasi secara efektif dalam belajar kelompok.

2. Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran Kelompok


Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok diantaranya
adalah metode diskusi karena membina siswa untuk belajar secara sistematis
berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh.
Berikut ini contoh prosedur pembelajaran kelompok dengan metode diskusi :
a. Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik pembelajaran
yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok.
b. Guru mengelompokan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan
memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar.
Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam
kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan
pembelajaran.
2) Mengidentifikasi masalah atau sub-submasalah berdasarkan permasalahan
yang telah dirumuskan.
3) Analisis masalah berdasarkan sub-submasalah.
4) Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
5) Presentasi kelompok atau melaporkan diskusi kelompok kecil pada seluruh
kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru.
6) Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan
rumusan masalah dan sub-submasalah.

C.III. Pembahasan Materi Pelajaran Dalam Pembelajaran Perseorangan


Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran
yang mengarah pada optimalisasi kemampun siswa secara individu. Kegiatan
pembelajaran perseorangan ditujukan untuk menampung kegiatan pengayaan dan
perbaikan.
Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan pada siswa yang memiliki
prestasi atau kemampuan yang melebihi dari teman sekelasnya.
Kegiatan perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang
berhasil atau yang prestasi belajarnya di bawah rata-rata teman sekelasnya. Program
perbaikan juga disediakan untuk siswa yang ketinggalan pelajarannya karena tidak
masuk dengan alasan izin atau sakit.
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam
pemberian tugas dan atau latihan. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan pengarahan tentang tahapan atau teknik yang harus ditempuh oleh siswa
(kegiatan awal pembelajaran), langkah selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran) yang
dilakukan guru adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan
atau yang akan dilatihkan pada siswa.
2) Memberikan lembaran kerja atau tugas.
3) Memantau dan menilai kegiatan siswa
4) Memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh siswa
serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa.
5) Membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pelajaran yang
telah ditugaskan.

D. Kegiatan Akhir Pembelajaran


Kegiatan akhir pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk
menutup pelajaran tetapi guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang
belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir
pembelajaran adalah memberikan tes, baik lisan maupun tulisan. Guru hendaknya
melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh
tentang pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa
kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa.
1. Meninjau Kembali Penguasaan Siswa
Meninjau kembali penguasaan siswa dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi pelajaran.
Dalam membuat rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan
kriteria :
a. Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.
b. Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.
c. Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas.
d. Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
Rangkuman/kesimpulan/ringkasan akan sangat berguna bagi siswa yang tidak
memiliki buku atau siswa yang lambat belajar karena mereka dapat mempelajarinya
kembali

.
2. Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak
yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran untuk mengetahui tercapai
tidaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa.
Guru dapat memberikan tes, atau meminta siswa untuk membuat ringkasan atau
kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post-test) yaitu
tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang
telah dipelajari.

D. Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran


Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru akan mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara individual maupun kelas.
Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran, sesuai
dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut
pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Berikut ini kegiatan tindak lanjut pembelajaran yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap kemampuan yang diharapkan dimiliki
siswa.
1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah
Dalam memberikan tugas dan latihan guru perlu memperhatikan waktu yang
tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa.
Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa, sebab memberikan
tugas yang berlebihan dapat membuat siswa frustasi, jenuh bahkan akan menurunkan
motivasi serta minat belajarnya.
Pemberian tugas pada siswa harus berdasarkan pada perencanaan yang efektif
dan terpadu, artinya setiap pemberian tugas harus berorientasi pada kompetensi yang
harus dicapai dan bermanfaat bagi siswa.
Tugas yang diberikan pada siswa harus bersifat fleksibel dan perlu
diintegrasikan (terpadu) dengan mata pelajaran yang lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada siswa
yaitu :
a. Guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik
tugas yang dikerjakan oleh siswa.
b. Guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus dikerjakan
berdasarkan lembaran tugas dan memberikan gambaran alternatif
penyelesaian tugas tersebut.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas
yang belum dipahaminya dan guru hendaknya menegaskan tentang kriteria
dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut.
d. Guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, apakah tugas dapat
dilaksanakan di rumah atau di sekolah, sesuai dengan karakteristik tugas yang
bersangkutan.
e. Siswa diminta untuk menyerahkan dan mengerjakan tugas sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan.
f. Guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.

2. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa


Ada 2 kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu
siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya yaitu :
a. Membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga,
apabila waktunya tersedia.
b. Membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya apabila
membutuhkan waktu yang relatif lama.

3. Membaca materi pelajaran tertentu


Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber pelajaran yang
lain yang membahas topik yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan kepada
siswa yang belum menguasai materi pelajaran dapat ditugaskan untuk membaca buku
lain agar dapat memahami materi yang dibahas, sementara siswa yang sudah
menguasai kompetensi ditugaskan membaca buku sumber lain untuk memperluas
wawasan siswa terhadap topik yang telah dipelajari.
4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Guru hendaknya memberikan bimbingan kepada siswa agar mereka mampu
memperbaiki kekurangannya dan dapat menjadi dorongan atau motivasi kepada
siswa untuk terus belajar.
Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk yang jelas kepada siswa
sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara optimal oleh siswa.

5. Mengemukakan tentang topik yang harus dibahas pada waktu yang akan
datang
Cara ini perlu dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam
kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran. Diharapkan siswa akan
mempelajari terlebih dahulu di rumah materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya sebelum mengikuti pelajaran di sekolah. Guru perlu memberikan
alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar jam
pelajaran. Diharapkan siswa akan mencari informasi melalui media maupun sumber
belajar lainnya untuk dibahas dalam pertemuan tersebut.

Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran selesai
dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan waktu yang direncakan maka langkah
selanjutnya guru harus menutup pelajaran. Apabila pelajaran berlangsung pada jam
yang paling akhir maka harus dibiasakan siswa menutup pelajaran dengan berdoa.
Kegiatan akhir pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk
meyakinkan guru terhadap penguasaan kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan
penguasaan kompetensi yang diharapkan. Kegiatan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran harus dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel.
Selain itu, kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian
yang utuh dengan kegiatan awal/pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mempelari tentang hakikat strategi pembelajaran. Pada hal tersebut
tentu kita mempelajari tentang konsep dan jenis-jenis strategi pembelajaran. Dengan
dikuasainya kemampuan membedakan jenis-jenis strategi pembelajaran, kemampuan
yang dapat dikuasai adalah penerapan strategi tersebut dalam proses pembelajaran.
Bahwa proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk membantu
terjadinya proses belajar pada siswa. Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang
dan dilaksanakan secara sistematis dan sistemik. Sebagai guru tentu dituntut untuk
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang tepat.
Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan
berurutan dalam membentuk kemampuan yang diharapkan dikuasai siwa. Oleh
karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran
dengan baik. Mengingat pentingnya penguasaan guru terhadap kemampuan
merancang dan melaksanakan pembelajaran.

B. Saran
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan kami, untuk itu kritik dan saran amat kami harapkan.

Anda mungkin juga menyukai