Anda di halaman 1dari 23

RESUME MODUL 3 KB 1 – 3 : KETERAMPILAN DASAR

MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

RESUME MODUL 3 KB 1 – 3 : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR


DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah dasar, seorang guru


dituntut memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan kognitif, sikap dan
keterampilan. Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual dan
kemampuan bidang sikap berkaitan dengan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai
hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Sedangkan kemampuan bidang
keterampilan berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai berbagai keterampilan
mengajar yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu.
A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian
Kemampuan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan dengan
usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup
pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaaha guru dalam mengakhiri kegiatan
pembelajaran.

2. Manfaat
Keterampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi
manfaat untuk:
a. Memantapkan mental siswa memasuki kegiatan inti pembelajaran
b. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
c. Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan dilakukan
d. Menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang sudah dimiliki dengan
tema yang akan dipelajari
Keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat
untuk:
a. Memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilaluinya
b. Mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran terpadu
c. Menetapkan kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan siswa untuk mengembangkan
kompetensi yang telah dikuasainya

3. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran


a. Menumbuhkan Perhatian Siswa
Perhatian merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam belajar. Jika ingin
berhasil dalam menarik perhatian siswa, guru bisa melakukannya dengan berbagai cara,
diantaranya:
1) Variasi gaya mengajar guru
2) Penggunaan pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa
3) Penggunaan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi
b. Membangkitkan Motivasi Siswa
1) Memperlihatkan sikap hangat dan antusias
2) Mennimbulkan rasa ingin tahu
3) Mengemukakan ide yang bertentangan
4) Memperhatikan minat siswa
c. Memberi Acuan
1) Mengemukakan tujuan dan batas tugas
2) Menjelaskan langkah pembelajaran
3) Mengingatkan inti tema yang akan diajarkan
4) Mengajukan pertanyaan
d. Membuat Kaitan

4. Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran


Untuk menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu, guru harus memperhatikan
komponen-komponen keterampilannya, yakni :
a. Meninjau kembali materi pelajaran yang telah dibahas
b. Melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa

B. Keterampilam Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran Terpadu


1. Pengertian
Keterampilan bertanya merupakan kemampuan guna untuk memperoleh informasi
tentang suatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya interaksi pembelajaran
yang efektif.

2. Manfaat
Keterampilan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya untuk:
a. Membantu siswa memahami berbagai konsep dari tema yang dipelajari
b. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah
c. Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan
d. Meningkatkan efektifitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan penjelasan
yang bermakna bagi siswa
e. Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber
f. Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar yang diperlukan
g. Menggunakan waktu secara lebih efektif dan efisien
Keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat
diantaranya untuk mengarahkan siswa lebih efektif mempelajari sesuatu tema dari berbagai
aspek yang terintegrasi:
a. Meningkatkan kegiatan belajar yang lebih bervariasi dan bermakna
b. Mendorong siswa untuk berperan sebagai sumber informasi
c. Memupuk kebiasaan siswa untuk selalu bertanya
d. Meningkatkan keterlibatan siswa secara mental
e. Menumbuhkan keberanian siswa
f. Menguji pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas

3. Komponen Keterampilan Menjelaskan


Merencanakan isi tema pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan merupakan tahap
awal keberhasilan dari kegiatan menjelaskan. Dalam merencanakan isi tema pembelajaran
terpadu ini perlu memperhatikan hal penting berikut:
a. Isi tema yang akan dijelaskan harus dianalisis secara keseluruhan termasuk unsur-unsur yang
berkait dalam isi tema tersebut
b. Isi tema mencerminkan inti atau esensi dari kompetensi dasar dan indikator-indikator pada
masing-masing mata pelajaran
c. Isi tema memiliki signifikansi atau memiliki tingkat keberatian yang tinggi bagi siswa
d. Isi tema mengandung nilai guna bagi kehidupan siswa atau menunjang kecakapan hidup
Komponen-komponen menjelaskan diantaranya:
a. Kejelasan
Kejelsan ini biasanya menyangkut hal-hal berikut: Kelancaran dan kejelasan ucapan dalam
berbicara, Susunan kalimat yang digunakan, dan Penggunaan istilah
b. Penggunaan contoh dan ilustrasi
c. Pemberian tekanan
d. Umpan balik

4. Komponen-Komponen keterampilan Bertanya


Komponen-komponen keterampilan bertanya sebagai berikut:
a. Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singkat sehingga mudah dipahami oleh para siswa.
b. Pemberan acuan. Pertanyaan yang disampaikan guru dalam suatu proses pembelajaran akan
dijawab dengan benar oleh siswa jika siswa tersebut mengetahui jal-hal yang berkaitan
dengan pertanyaan tersebut.
c. Pemusatan dalam keterampilan bertanya dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian siswa
pada inti materi pembelajaran tertentu yang dipelajari.
d. Pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan untuk penguasaan guru dalam meaksanakan
kegiatan pembelajaran terpadu.
e. Pemberian waktu belajar setelah mengajukan suatu pertanyaan, guru perlu memberikan
waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, terlebih
untuk pertanyaan-pertanyaan yang cukup kompleks.
f. Pemberian tuntunan.

C. Keterampilan Memberi penguatan dan Variasi dalam Pembelajaran Terpaduvv


1. Pengertian
Penguatan pada dasarnya merupakan suatu respon yang diberikan oleh guru terhadap
perilaku atau perbuatan siswa yang dianggap positif, dan menyebabkan kemungkinan
berulangnya kembali atau meningkatnya perilaku tersebut.

2. Manfaat
Secara spesifik manfaat yang dapat diperoleh guru dengan menguasai keterampilan
memberi penguatan dalam pembelajaran terpadu diantaranya untuk:
a. Membangkitkan dan memelihara perhatian dan motivasi belajar siswa terhadap tema-tema
yang disajikan dalam pembelajaran
b. Memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema
c. Mengontrol dan memodofikasi tingkah laku siswa
d. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa
e. Memelihara iklim kelas yang kondusif
Sedangkan keetrampilan mengadakan variasi dalam pembalajaran terpadu dapat
memberi manfaat diantaranya untuk :
a. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa terhadap tema pembelajaran
yang dibahas dan keterkaitan-keterkaitan di dalam yang ada dalam tema tersebut
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu tentang sesuatu
yang baru dalam suatu tema yang dipelaarinya
c. Memupuk perlaku positif siswa terhadap guru yang telah melakukan proses pembelajaran
dengan lebih hidup dan bervariasi
d. Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang membosankan dan monoton
e. Meningkatkan kadar keaktifan dan keterlibatan siswa dalam berbagai pengalaman
pembelajaran yang menarik dan terarah
f. Melayani karakteristik siswa dan gaya belajarnya yang beraneka ragam.

3. Komponen Pada Keterampilan Memberi Penguatan


Keterampilan memberi penguatan bisa dilakukan dalam bentuk verbal dan non-verbal.
Penguatan verbal maksudnya adalah penguatan yang dilakukan secara verbal melalui kata-
kata atau kalimat, sebaliknya penguatan non-verbal tidak dilakukan melalui kata-kata atau
kalimat.
a. Penguatan verbal
Penguatan yang dilakukan secara verbal merupakan penguatan yang dilakukan paling
sederhana digunakan dalam kegiatan pembelajaran tepadu. Dikatakan sederhana karena
hanya menggunakan kata-kata atau kalimat saja. Namun demikian jenis penguatan ini tidak
bisa dianggap mudah, sebab jika salah dalam penerapannya akan mengakibatkan efek yang
kurang menguntungkan. Misalnya, guru menyampaikannya pada situasi yang tidak tepat atau
keliru dalam memilih kata-kata atau kalimat. Bentuk penguatan verbal ini bisa berupa kata-
kata atau kalimat pujian, dukungan, pengakuan atau dorongan yang dapat menguatkan
tingkah laku dan penampilan siswa.
b. Penguatan Non Verbal
Penguatan Non Verbal dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa ditunjukkan
dengan cara-cara seperti : raut wajah atau mimik muka, gerakan atau isyarat badan, gerak
mendekati siswa, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, symbol atau tanda dan penguatan
dengan benda-barang.
Agar penguatan yang diberikan guru dapat berfungsi secara efektif dan dapat
memperlancar pencapaian kompetensi dasar oleh siswa maka dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu guru hendaknya memperhatikan enam prinsip sebagai berikut :
1. Pemberian penguatan harus disertai sikap kehangatan dan keantusiasan dari guru yang dapat
ditunjukkan raut muka berseri dan senyuman
2. Penguatan yang diberikan harus bermakna bagi siswa sehingga siswa termotivasi untuk
meningkatkan prestasi belajarnya
3. Penguatan yang diberikan harus menghindari segala jenis respon negatif seperti kata-kata
kasar, cercaan,, hukuman, hinaan atau ejekan.
4. Penguatan yang diberikan harus memiliki sasaran yang jelas.
5. Penguatan harus diberikan dengan segera setelah siswa menunjukkan respon yang
diharapkan.
6. Penguatan yang diberikan harus bervariasi, tidak sebaliknya monoton dan membosankan.

4. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi


a. Variasi dalam Gaya Mengajar
Secara garis besar, hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat
divariasikan oleh seorang guru berkisar pada butir-butir berikut :
1) Penggunaan variasi suara
2) Variasi dengan pemusatan perhatian
3) Variasi dengan kesenyapan
4) Variasi dengan kontak pandang
5) Variasi dengan gerakan badan dan mimic
6) Variasi dengan perubahan posisi guru
b. Variasi dalam pola interaksi Pembalajaran
Variasi dalam pola interaksi guru-siswa yang bisa dikembangkan dalam pelaksanakan
pembelajaran terpadu terdiri atas.
1) Pola interaksi satu arah. Pola ini dilakukan biasanya dengan pertimbangan bahwa materi tema
tersebut dianggap cukup sulit, sehingga guru memandang perlu untuk dijelaskan secara lebih
terperinci dan tuntas. Jika tidak dijelaskan seperti itu dikhawatirkan akan terjadi kesalahan
pemahaman terhadap konsep-konsep yang ada dalam materi tema yang dibahas.
2) Pola interaksi dua arah. Pola ini merupakan pengembangkan dari pola pertama yang
divariasikan dengan metode tanya jawab.
4) Pola interaksi banyak arah. Pola ini menuntut aktivitas siswa yang lebih tinggi disbanding
kedua pola di atas, dimana interaksi yang terjadi tidak hanya guru dengan siswa, tetapi juga
interaksi antarsiswa dengan siswa-siswa.
c. Variasi dalam Penggunaan Media
Menurut hasik riset yang dilakukan oleh British Audio-Visual
Association menyatakan bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui
indera menunjukkan komposisi sebagai berikut :
- 75% melalui indera penglihatan (visual)
- 13% melalui indera pendengaran (auditori)
- 6% melalui indera sentuhan dan perabaan
- 6% melalui indera penciuman dan lidah
-
Media Visual
Media visual yakni media yang hanya dapat dilihat. Media visual terdiri atas media
yang dapat diproyeksikann dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Media visual yang
diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang menggunakan alat proyeksi di mana
gambar atau tulisan akan nampak pada layar. Media proyeksi ini bisa berbentuk media
proyeksi diam misalnya gambar diam dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak.
Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik
atau seperti fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat. Tempat atau
objek lainnya yang ada kaitannyadengan bahan/isi tema yang diajarkan. Gambar diam ada
sifatnya tunggal ada juga yang berseri, yaitu berupa sekumpulan gambar diam paling
berhubungan satu dengan lainnya. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan
media gamar diam ini, diantaranta:
a. Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkret,
b. Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender dan sebagainya
c. Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain
d. Tidak mahal bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya
e. Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan sesama tema. Gambar diam juga
merupakan media dimensi dan tidak bisa menimbulkan gerak.
Media yang tidak bisa diproyeksikan:
1) Media grafis adalah media pandang dua dimensi
2) Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran terpadu
di kelas awal sekolah dasar.
3) Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan
pengalaman langsung kepada siswa

Media Audio
Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk
mempelajari isi tema. Contoh media audio, yaitu program kaset suara dan program audio.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila kita akan
menggunakan media audio di sekolah dasar yaitu :
1. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik siswa yang sudah memiliki kemmapuan
dalam berfikir abstrak
2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibandingkan media lainnya
3. Karena sifatnya yang auditif

Media audio visual


Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut
media pandang-dengar. Contoh dari media visual ini di antaranya program televisi / video
pendidikan / intruksional, program slide suara dan sebagainya.

MODUL 4
TahapanPerencanaanPembelajaranTerpadu.
Kompetensilulusan SD dan MI adalah :
1. Mengenalidanmembiasakanberprilakusesuaidenganajaran agama yang diyakini
2. Mengenalidanmenjalankanhakdankewajibandiri, beretoskerja,
danpeduliterhadaplingkungan.
3. Berpikirlogis, kritis, dankreatifsertaberkomonikasimelaluiberbagai media
4. Menyenangikeindahan
5. Membiasakanhidupbersih, bugardansehat.
6. Memiliki rasa cintadanbanggaterhadapbangsadantanah air.

STRUKTUR KURIKULUM SD dan MI

Kelas AlokasiWaktu
I dan II III
sampaidenga
n IV
A. Mata Pendidikan Agama Pendekata 3
Pelajaran PendidikankewarganegaraandanPengetahuanso n 5
sial TEMATI
Bahasa Indonesia K 5
Matematika 5
PengetahuanAlam 4
Kerajinantangandankesenian 4
PendidikanJasmani
4
B. Pembiasaan Kegiatan yang mendorong/ 2
mendukungpembiasaan
C. MuatanLok Kegiatanataumatapelajaran -
al
Jumlah 27 32

Penjelasanuntukkelas I danII :
1. Pengelolaankegiatanpembelajarandalammatapelajarandankegiatanbelajarpembiasaanden
ganmenggunakanpendekatantematikdiorganisasikansepenuhnyaolehsekolahdan
madrasah.
2. Penjelasanteknikpendekatantematikdiaturdalampedomantersendiri.
3. Alokasiwaktu total yang disediakanadalah 27 jam pelajaranperminggu.
4. Satu jam pelajarantatapmukadilaksanakanselama 35 menit
5. Mingguefektifdalamsatutahunpelajaran (2 semester) adalah 34 – 40 minggu
6. Alokasiwaktusebanyak 27 jam pelajaranpadadasarnyadapatdiaturdenganbobotberkisar
15% Agama 50% membacadanmenulispermulaansertaberhitung 35%, IPA,
PKndanPendidikanJasmani.
7. Dapatmengenalteknologiinformasidankomunikasisesuaidengankemampuannya.
Penjelasanuntukkelas III, IV, V danVI :
1. Pengelolaankegiatanpembelajarandalammatapelajarandankegiatanbelajarpembiasaandior
ganisasikansepenuhnyaolehsekolahdan madrasah
2. Penjelasantekniskegiatanbelajarpembiasaandiaturdalampedomantersendiri
3. Alokasiwaktu total yang disediakanadalah 32 sampaidengan 34 jam pelajaran per-
minggu
4. Satu jam pelajarantatapmukadilaksanakanselama 40 menit
5. Mingguefektifsatutahunpelajaran ( 2 semester) adalah 34 sampaidengan 40 minggu
6. Mata pelajaranPKndanPengetahuanSosialdiajararkanbaiksecarasendiri-
sendirimaupunsecaraterintegrasi yang diatursepenuhnyaolehsekolah
7. Muatan local diadakandengankebutuhandankesiapansekolah
8. Sekolahdapatmemberikan Mata PelajaranBahasaInggrismulaikelas IV
sesuaidengankemampuannya.
9. Dapatmengenalkanteknologiinformasidankomunikasisesuaikemampuan
10. SekolahbertarafInternasionaldapatmenggunakanBahasaInggris,
sebagaibahasapengantarsesuaidengankebutuhandankemampuan.

Dalammerancangpembelajaranterpadudisekolahdasarterdapattujuhlangkah yang
harusdilakukan.
1. Penetapanmatapelajaran yang akandipadukan
Padapenetapanbeberapamatapelajaran yang
akandipadukansebaiknyasudahdisertaidengan alas an ataurasional yang
berkaitandenganpencapaikankompetensidasarolehsiswadankebermaknaanbelajar.
2. PenetapanKompetensiDasar
Padatahapinidilakukanidentifikasikompetemsidasarpadajenjangkelasdan semester yang
samadarisetiapmatapelajaran yang
memungkinkanuntukdiajarkansecaraterpadudenganmenggunakan paying
sebuahtemapemersatu.
3. Penetapanhasilbelajar
Mempelajaridanmenetapkanhasilbelajardarisetiapmatapelajaransehinggadapatdiketahuip
okok yang bias dibahassecaraterpadu.
4. PenetapanTema
Temaadalahpokokpikiranataugagasanpokok yang menjadipokokpembicaraan
(Poerwadarminta, 1993; Moeliono, 1989; Keraf,1991).
Dalampengembangantema-temapembelajaranterpadu di
sekolahdasarterdapatsejumlahaspek yang perlupertimbangan, diantaranya ;
a. Tema yang dipilihmemungkinkanterjadinya proses
berpikirpadadirisiswasertaterkaitdengancarakebiasaanbelajarnya
b. Ruanglingkuptemadisesuaikandenganusiadanperkembangansiswa,
termasukminatdankemampuannya
c. Penetapantemadimulaidarilingkungan yang terdekatdengansiswa
5. PemetaanKeterhubunganKompetensiDasarDenganTemaPemersatu
Padatahapinidilakukanpemetaanketerhubungankompetensidasarmasing-
masingmatapelajaran yang akandipadukandengantemapemersatu.
Pemetaantersebutdapatdibuatdalambentukbagandan/ataumatriksjaringan topic yang
memperlihatkankaitanantaratemapemersatudengankompetensidasardarisetiapmatapelajar
an.
6. PenyusunanSilabusPembelajaranTerpadu
Secaraumum, silabusinidiartikansebagaigaris-garisbesar, ringkasan, ikhtiarataupokok –
pokokisimateripembelajaranterpadu.
Silabusmerupakanpenjabaranlebihlanjutdaristandarkompetensi, kompetensidasar yang
ingindicapai.
7. PenyusunanSatuanPembelajaranTerpadu
Komponensatuanpembelajaranterpadumeliputi :
a. Identitasmatapelajaran
b. Kompetensidasar
c. Materipokokbesartauraiannya
d. Strategipembelajaran
e. Alatdan media
f. Penilaiandantindaklanjut
g. Sumbarbahan yang digunakan

KegiatanBelajar 2

SilabusdanSatuanPembelajaranTerpadu

Silabusadalahgarisbesar, ringkasan, ikhtiar, ataupokok-pokokisi/materipembelajaran


yang digunakansebagaipenjabaranlebihlanjutdaristandarkompetensi, kompetensidasar yang
ingindicapai, danpokok-pokoksertauraianmateri yang perludipelajarisiswa.
Silabusbermanfaatsebagaipedomandalampenyusunansatuanpembelajaranterpadu,
pengelolaankegiatanpembelajarandanpengembangan system penilaian.
Silabuspembelajaranterpadudikembangkandenganmenggunakanpendekatan system,
dimanakomponen-komponen yang ada di dalamnyasalingberhubungansatusama lain
dalamrangkamencapaikompetensidasar yang telahditetapkan.
Komponensilabuspembelajaranterpaduterdiriatas : (a) Identifikasimatapelajaran yang
akandipadukan, (b) Kompetensidasar, hasilbelajar, dan indicator yang harusdikuasaisiswa, (c)
Materipokok yang mengacupadasuatautema yang akandisajikan,(d)
Alternatifstrategipembelajaran yang akandigunakan, dan € Alokasiwaktu yang diperlukan.
Satuanpembelajaranterpadumerupakansatuanatau unit program
pembelajaranterkeciluntukjangkawaktumingguanatauharianyagberisirencanapencapaiansuatu
pokokatausatuanbahasantertentudalamsatutemapembelajaranterpadu yang akandibahas.
Komponensatunpembelajaranterpadumengandungunsur-unsurpokok yang meliputi ; (a)
Identitasmatapelajaran, (b) Kompetensidasar, hasilbelajar, dan indicator yang akandipadukan,
(c) pokok- pokokmateri yang akandisajikan, (d) Kegiatanbelajarmengajar yang
akandilaksanakan, (e) Alat, media, dansumberbahan yang digunakan, (f) Cara penilaian yang
akanditempuhdilengkapidenganalatpenilaian.

Rangkuman Pembelajaran Terpadu di


SD Modul 5
KB. 1
KONSEP , PRINSIP, DAN SASARAN PENILAIAN DALAM
PEMBELAJARAN TERPADU

A. KONSEP PENILAIAN
Secara umum tujuan penilaian adalah untuj menilai pembelajaran di kelas dan untuk
meningkatkan pembelajaran dan kualitas belajar siswa dan bukan sekedar menentukan skor.
Dengan demikian hasil penilaian dapat memenuhi banyak tujuan diantaranya
adalah Placement untuk memenuhi kebutuhan siswa secara tepat , Instruction untuk
membantu siswa agar pembelajaran lebih terfokus , dan Komunication untuk memberikan
informasi kepada siswa , guru , orang tua , dan sebagainya.
B. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU
Untuk memperoleh hasil penilaian yang akurat , kegiatan penilaian hendaknya didasarkan
pada :
1. Prinsip Integral / Komprehensif
2. Prinsip berkesinambungan
3. Prinsip objektif
Penialaian harus dilakukan secara formal , rasional dan tidak rancu sebagaimana
dikemukakan oleh Mathews (1989)
1. Penilaian Proses
a. Penilaian terhadap siswa yang mencakup :
Perkembangan konseptual anak
Tingkat kemampuan menghadapi tantangan
Interaksi siswa dengan siswa lainnya
Kemampuan anak berkomunikasi
Kerasionalan argument/alsan
Kerjasama dan kekompakan serta produktivitas kegiatan kelompok
Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok
Penggunaan bahasa dengan baik dan benar sesuai tingkat kemampuan siswa
b. Penilaian terhadap guru
Proses pembelajaran
Pendekatan dan metode yang digunakan
Materi peembelajaran yang mencakup : pemilihan tema, topic, dan unit
Kelengkapan pembelajaran yang disesuaikan guru
2. Penilaian Terhadap Produk Kegiatan
Penilaian terhadap produk meliputi :
a. Penilaian terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap hasil belajar anak.
b. Penilaian terhadap guru dilakukan berdasarkan hasil.
Penilaian yang dilakukan hendanya valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan
objektif , terbuka , dan berkesinambngan sebagaimana disarankan dalam Penilaian Berbasis
Kelas (PBK).
C. BENTUK ALAT PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
1. Bentuk Penilai Alternatif
a. Catatan sekolah
b. Cuplikan kerja
c. Portofolio
d. Wawancara
e. Observasi
f. Jurnal
g. Rubric
h. Catatan anecdotal ( File Card)
Dalam penilaian pembelajaran terpadu , penilaian dilakukan berkaitan dengan ranah kognitif ,
afektif , dan psikomotor (kognisi, sikap, dan keterampilan)
2. Bentuk Penilaian Konvensional
Teknik penilaian konvensional bentuk tes meliputi tes objektif dan tes subjektif yang
mengacu pada system scoring.

KB. 2
PROSEUR PENGEMBANGAN DAN FORMAT PENILAIAN
PEMBELAJARAN TERPADU DI SD

A. PROSEDUR PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU


Tahapan-tahapan penilaian :
1. Perencanaa
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai baik itu oleh guru maupun siswa.
b. Menentukan criteria keberhasilan yang ingin dicapai, baik oleh siswa maupun oleh guru.
c. Menentukan teknik dan instrument yang akan digunakan dalam proses penilaian.
2. Pelaksanaan
a. Penilaian berlangsung sejak awal sampai dengan akhir proses pembelajaran
b. Penilaian harus dilihat sebagai proses yang berkelanjutan, lebih dari sekedar salah satu aspek
belajar yang harus dicapai sebagai bagian suatu program
c. Penilaian dapat diarahkan pada proses maupun produk serta program
3. Penyusunan dan penyajian laporan
Penyusunan laporan dilakukan secara logis , sistematis , dan secara komprehensif yang
diakhiri dengan sejumlah rekomendasi dan saran-saran.
4. Tahap Tindak-lanjut
Hasil pengamatan dan saran ditindaklanjuti bsecara operasional , namun tidak semua kegiatan
akhir tindak lanjut dilakukan pada akhir kegiatan karena penilaian dilakukan secara terus
menerus , dan umpan balik dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
B. FORMAT PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU
1. Format Observasi : Penilaian dilakukan baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan
pembelajaran terpadu dengan indicator kemampuan dan penguasaan yang telah ditetapkan.
Dari segi sasarannya, penilaian difokuskan pada proses maupun produk pembelajaran.
2. Format penilaian diri siswa : Format penilaian diri dalam bentuk jurnal tulisan siswa dapat
digunakan sebagai masukan bagi guru untuk memberikan pertimbangan , motivasi, dan
penguatan kepada siswa berkaitan dengan upaya peningkatan kemajuan belajar selanjutnya.
3. Format portofolio : portofolio dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi guru untuk
memutuskan nilai setiap siswa serta penyusunan perencanaan pembelajaran selanjutnya.
4. Rubric : criteria penilaian dapat disusun secara kolaboratif dengan melibatkan siswa sehingga
anak dapat mengetahui criteria tersebut dan dapat mengukur kemampuannya.
5. Cuplikan kerja : dalam menilai performasi belajar siswa , guru dapat melakukan pemberian
tugas yang menuntut mereka untuk memperlihatkan hasil unjuk kerja mereka . Siswa diberi
kesempatan untuk memaparkan rencana kegiatannya maka guru sudah dapat memberikan
pertimbangan pencapaian kemampuan , keterampilan, sikap dan pemahaman tentang konsep
yang telah dipelajari dengan melakukan penilaian terhadap hasil unjuk kerja siswa (cuplikan
kerja siswa)
6. Masukan orang tua : masukan orang tua dimanfaatkan untuk memperbaiki pembimbingan
anak dan juga strategi belajar mengajar dikelas. Penyelenggaraan pengamatan oleh orang tua
pun memungkinkan guru dan orang tua berorientasi dalam kaitan kemajuan dan kekurangan
anak yang bersangkutan.

7. Penilaian berkala : penilaian berkala terdiri dari beberapa aspek sifat yang dinilai .
Penialiannya diubah dari kategori (data nominal) menjadi data interval dalam rentang 1-5.
Meskipun pelaksanaannya bersifat subjektif , data itu tetap penting dan bermanfaat.
Ringkasan Evaluasi Pembelajaran di SD Modul 6
PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN

Kegiatan Belajar 1
Prinsip-prinsip Pemberian Penilaian
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi.
Untuk itu guru harus mempersiapkan proses pembelajaran dengan mengembangkan acuan
sistem pembelajaran. Produk persiapan pembelajaran yang dimiliki guru sekurang-kurangnya
adalah berupa :
1. Matriks kompetensi belajar (learning competency matrik) yang menjamin pengalaman belajar
yang terarah dan
2. Program penilaian otentik berkelanjutan (Continus authentic assesment)
Sistem penilaian yang digunakan dalam KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
adalah penilaian kelas otentik (authentic assesmen) atau disebutkan sebagai penilaian kelas.
Penilaian kelas adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai
teknik yang mampu membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

A. Tujuan Penilaian Kelas


Penilaian kelas hendaknya diarahkan pada empat tujuan berikut :
1. Penelusuran (keeping track) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk meneluri agar proses
pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana
2. Pengecekan (checking-up) yaitu bahwa penilaian kelemahan-kelemahan yang dialami anak
didik dalam proses pembelajaran
3. Pencarian (Finding – out) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk mencari dan menemukan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran
4. Penyimpulan (summing-up) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk menyimpulkan apakah
anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.

B. Fungsi Penilaian Kelas


1. Fungsi motivasi, berarti bahwa penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus dapat
mendorong motivasi siswa untuk belajar
2. Fungsi belajar tuntas yaitu penilaian kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan
belajar siswa
3. Fungsi sebagai indikator efektivitas pengajaran berarti bahwa disamping untuk memantau
kemampuan siswa, penilaian kelas juga digunakan untuk melihat seberapa jauh proses
belajar-mengajar telah berhasil.
4. Fungsi umpan balik yaitu bahwa hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan
umpan balik bagi siswa dan guru.
C. Prinsip Penilaian Kelas
1. Proses penilaian merupakan bagian dari pembelajaran
Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, oleh karena itu penilaian
mencakup penilaian proses dan hasil belajar. Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk
mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur
efektifitas proses pembelajaran.
2. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata
Penilaian harus dapat mengarahkan siswa untuk memahami keterkaitan kemampuan yang
diperoleh dari proses pembelajaran dengan masalah yang dihadapi dalam masyarakat.
3. Menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria
Teknik penilaian yang dapat digunakan meliputi tes tertulis, performance test, penilaian
produk, penilaian proyek, peta perkembangan, evaluasi diri, penilaian sikap, dan protofolio.
4. Penilaian harus bersifat holistic
Penilaian harus mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran baik kognitif, afektif,
maupun sensori-motorik
5. Penilaian kelas mengacu kepada kemapuan (Comptency Referenced)
Dalam melakukuan penilaian harus sejalan dengan pelajaran yang telah diterima oleh siswa.
Materi penugasan merupakan butir-butir yang harus dicapai oleh siswa.
6. Berkelanjutan (Continuous)
Penilaian merupakan proses yang berkelanjutan dalam satu semester/ satu tahun.
7. Didaktis
Penilaian diharapkan bersifat mendidik, dapat memacu siswa untuk meningkatkan prestasi
belajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan hadiah kepada siswa yang
berprestasi.
8. Menggali informasi
Penilaian hendaknya dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil
keputusan dan umpan balik. Soal dan tugas sangat dianjurkan dalam bentuk uraian dan
pemecahan masalah.
9. Melihat yang benar dan yang salah
Dalam melakuklan penilaian hendaknya melakukan analisis terhadap hasil penilaian dan
kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada
siswa dan sekaligus hal-hal yang positif yang diberikan siswa.

D. Prosedur / Metode Penilaian


Agar tujuan penilaian dapat tercapai dengan efektif guru harus menggunakan berbagai
metode dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
karakterisitk pengalaman belajar yang dialami siswa.
Metode-metode tersebut meliputi :

1. Penilaian tertulis (paper-pencil test) baik berupa soal pilihan mapun uraian
Tes tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam kondisi tertentu. Tes
Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk
tulisan. Dalam menjawab soal siswa tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban
tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan
lain sebagainya.
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
1. Soal dengan memilih jawaban : pilihan ganda; dua pilihan (benar-salah, ya-tidak);
menjodohkan
2. Soal dengan mensuplai-jawaban, isian atau melengkapi; jawaban singkat atau pendek ;
soal uraian.
2. Tes praktek (peformance test)
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan atau
kinerja siswa dalam melakukan sesuatu Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis
karena bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Semakin
banyak kesempatan guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin reliable hasil penilaian
kemampuan siswa.
Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam
penyajian lisan (keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi, berdiskusi, dan sebagainya),
pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil,
kemampuan siswa menari, kemampuan siswa memainkan alat musik, kemampuan siswa
dalam cabang-cabang olah raga, kemampuan siswa menggunakan peralatan laboratorium,
kemampuan siswa mengoperasikan suatu alat, dan sebagainya.
3. Penilaian produk
Penilaian hasil kerja adalah penilaian terhadap kemampuan siswa membu-at produk-produk
teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, pahatan),
barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Cara ini tidak hanya melihat
hasil akhirnya saja tetapi juga dari proses pembuatannya, contoh: kemampuan siswa
menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan aman,
membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan penampilan menarik.
4. Penilaian proyek
Penilaian melalui proyek dilakukan terhadap suatu tugas atau penyelidikan yang dilakukan
siswa secara individual atau kelompok untuk periode tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data. Proyek seringkali melibatkan pencarian data primer dan sekunder,
mengevaluasi secara kritis hasil penyelidikan, dan kerjasama dengan orang lain. Oleh karena
itu, proyek sangat bermanfaat bila digunakan untuk menilai keterampilan menyelidiki secara
umum untuk segala bidang pembelajaran.

Di samping itu proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan
siswa dalam bidang tertentu, mengetahui kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan itu
dalam penyelidikan tertentu, dan mengetahui kemampuan siswa dalam menginformasikan
subyek tertentu secara jelas.
5. Peta perkembangan
6. Evaluasi diri siswa
7. Penilaian afektif
8. Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada berbagai
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.
Informasi perkembangan siswa tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik oleh siswanya, hasil tes (bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk
informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.

Kegiatan Belajar 2
Penilaian di Berbagai Jenjang Pendidikan
A. Pedoman Pelaksanaan Penilaian di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63 menyebutkan bahwa
penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
3. Penilaian hasil belajarr oleh pemerintah
Dari rincian penilain pendidikan tersebut, terdapat beberapa bentuk penilaian yang digunakan
untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu:
1. Ulangan harian
2. Tugas-tugas
3. Ulangan tengah semester
4. Ulangan akhir semester
5. Ulangan kenaikan kelas
6. Pengamatan terhadap perubahan perilaku / sikap dan psikomotorik.
7. Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan karkateristik materi yang dinilai
8. Ujian sekolah
9. Ujian nasional
10. Bentuk penilaian lain seperti penilaian diri, kuisioner, penilaian proyek, dan portofolio.
Berdasarkan pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan oleh
BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan), ditetapkan:
1. Ketuntasan Belajar
Pelaksanaan ketuntasan belajar diwujudkan dengan adanya ketentuan Standar Ketuntasan
Belajar Minimal (SKBM) untuk setiap mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
2. Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas adalah:
a. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua
semester di kelas yang diikuti.
b. Tidak terdapat nilai dibawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)
c. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti.
3. Kriteria Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran ESTETIKA, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. Lulus ujian sekolah/ madrasah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
d. Lulus Ujian Nasional

Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi :


a. Alat penilaian
1. Aspek kognitif, berupa tes objektif, tes uraian dan tes berbentuk soal terbuka.
2. Aspek Psikomotorik, berupa tes tertulis , tes simulasi, dan tes contoh kerja (work sample)
3. Aspek Afektif, non test penilaian sikap dan penilaian diri, baik berbentuk kuisioner,
pegamatan, maupun laporan diri.
b. Penyekoran
1. Skor Tes Objektif
- Tanpa menyertakan faktor koreksi

Skor =
Keterangan: B = jumlah jawaban benar
N = jumlah seluruh butir soal
K = skor maksimum skala penilaian
- Menyertakan faktor koreksi

Skor = (B-
Keterangan: B = jumlah jawaban benar
S = jumlah jawaban salah
P = banyaknya pilihan jawaban setiap butir soal
N= jumlah seluruh butir soal
K = skor maksimum skala penilaian
2. Skor Tes Uraian
Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman penyekoran. Dalam pedoman penyekoran skor
diberikan berdasarkan kecocokan jawaban terhadap “kata kunci”.
Contoh tabel penyekoran tes uraian:
No. Rambu-rambu Jawaban Skor
1. (1) 3
Cara hidup, tidak lagi mencerminkan gaya hidup
(2)
masyarakat setempat.
(3)
Makanan, masyarakat menggemari makanan cepat saji
Total skor

3. Skor Aspek Afektif


Pemberian skor didasarkan pada kriteria penilaian dalam skala tertentu.
Contoh: jawaban siswa A tentang mapel Matematika
Membosankan (1) 2 3 4 5 Menyenangkan
Tidak Bermanfaat 1 (2) 3 4 5 Bermanfaat
Tidak Menarik 1 (2) 3 4 5 Menarik
Tidak Perlu dipelajari 1 2 (3) 4 5 Perlu dipelajari
Tidak Menantang 1 (2) 3 4 5 Menantang______
Skor siswa A = 1 + 2 + 2 + 3 + 2 = 10
Kriteria penilaian dapat ditetapkan:
Rentang Skor Kriteria
5–9 Tidak baik (sangat rendah)
10 – 15 Kurang baik (rendah)
16 – 20 Baik (sedang)
21 – 25 Sangat baik (tinggi)
Dari skor yang diperoleh siswa A = 10 maka dapat disimpulkkan sikap siswa A terhadap
mapel Matematika adalah kurang baik (rendah)
4. Skor Aspek Psikomotorik

Skor =
P = skor setiap aspek penilaian/ butir soal
M= skor maksimum setiap aspek penilaian / butir soal
T = Bobot setiap aspek penilaian / butir soal
K = Maksimmum rentang skor total
Contoh:
Pedoman penyekoran
Aspek Penilaian Skor Maksimum Bobot Skor Siswa Jumlah
Kemenarikan 3 2 2 4
Ejaan/ Tanda Baca 5 3 4 12
Perwajahan 2 1 2 2
Skor total 18
Selanjutnya skor total siswa dibandingkan dengan skor maksimum penilaian.

(3 x 2) + (5 x 3) + (2 x 1) = 23. Maka nilai siswa adalah: = 78,26


B. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Perguruan Tinggi
Penilaian di perguruan tinggi dikembangkan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai
UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989; PP No. 60 Tahun 1999, dan SK Mendiknas
No. 233/U/2000 Tahun 2000. SK Mendiknas mengenai Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
Bab V Pasal 12, 14, 15 dan 16.

Pasal 12 :
1. Terhadap kegiatan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara berkala yang
dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh dosen;
2. Ujian dapat dilaksanakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian
akhir akhir program study, ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi;
3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dalam A, B, C, D, dan E yang masing-masing bernilai
4,3,2,1, dan 0.
Pasal 14:
1. Syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah SKS yang
disyaratkan dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum;
2. Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS yang harus ditempuh sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dengan berpedoman pada kisaran beban studi bagi masing-masing program
sebagaimana ditetapkan dalam pasal 5, pasal 6, pasal 8;
3. IPK minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2,00 untuk program sarjana dan program
diploma, dan sama atau lebih tinggi dari 2,75 untuk program magister.
Pasal 15:
1. Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan, dan dengan
pujian, yang dinyatakan pada transkrip akademik;
2. IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan diploma adalah:
a. IPK 2,00 – 2,75: memuaskan;
b. IPK 2,76 – 3,50: sangat memuaskan;
c. IPK 3,51 – 4,00: dengan pujian.
3. Predikat kelulusan untuk program magister;
a. IPK 2,75 – 3,40: memuaskan;
b. IPK 3, 41 – 3,70: sangat memuaskan;
c. IPK 3,71 – 4,00: dengan pujian.
4. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan pula dengan memperhatikan masa studi
maksimum, yaitu n tahun (masa studi minimum) ditambah 1 tahun untuk program sarjana dan
0,5 tahun untuk program magister;
5. Predikat kelulusan untuk program doktor diatur oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pasal 16:
1. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan yang
bersangkutan;
2. Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat dikembangkan
sistem penghargaan mahasiswa dan lulusan yang memperoleh prestasi tinggi.

Perguruan tinggi menanggapi Pasal 12 ayat (1) dengan memperhatikan pasal 5 ayat (1)
yang menyatakan bahwa beban studi program S1 ada pada rentangan 144 sampai dengan 160
SKS. Dalam hal ini perguruan tinggi (Fakultas, Jurusan, Program Studi) dapat menentukan
jumlah SKS yang harus ditempuh program sarjana.
Contoh penilaian di Universitas Terbuka:
a. Ujian Akhir Semester (UAS) minimal 40%
b. Tugas Mandiri (TM) 15%
c. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Online 15 %
d. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Tatap Muka Rancangan Khusus (TTMRK) 30%
e. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Tertulis (Tutis) 15%
f. Praktikum (termasuk bimbingan) 30%
g. Praktek 30%
h. Tugas Mata Kuliah 15% atau 30%
Contoh penilaian di salah satu Universitas di Jakarta:
1. Kehadiran 10%
2. Tugas-tugas 20%
3. Ujian Tengah Semester 30%
4. Ujuan Akhir 40%

Kegiatan Belajar 3
Pemanfaatan Hasil Tes untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran
Sebelum anda mengajar di depan kelas, satuan pembelajaran dan rencana
pembelajaran harus sudah anda persiapkan terlebih dahulu. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran adalah dengan melakukan tes,
antara lain:
A. Memanfaatkan Hasil Pre Test – Post Test
Pre Test merupakan Jenis test yang di lakukan sebelum pelajaran inti di mulai,
sedangkan Post Tes adalah penilaian yang dilakukan setelah pelajaran selesai.
Teknik pre-test dan post-test memiliki manfaat baik bagi guru, siswa, maupun program itu
sendiri.
1. Manfaat Bagi Guru
Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah diterima oleh siswa
Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa
Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang telah diberikan
2. Manfaat Bagi Siswa
Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program yang
menyeluruh
Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa
Usaha perbaikan
Sebagai diagnosis
3. Manfaat Bagi Program
Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai
dengan keakapan anak
Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum
diperhitungkan
Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan di
capai
 Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.

B. Memanfaatkan Hasil Test Formatif


Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu (Arikunto, 2002:36). Dalam
kedudukannya seperti ini tes formatif dapat dipandang sebagai tes diagnostic pada akhir
pelajaran

C. Manfaat Hasil Tes Diagnostik


Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut
berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki siswa.

1. Fungsi Tes Diagnostik?


Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:
(a) mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa,
(b) merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau
kesulitan yang telah teridentifikasi
2. Karakateristik Tes Diagnostik
Tes diagnostik memiliki karakteristik:
a) dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang
dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik,
b) dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang
mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit) siswa,
c) menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat),
sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga
mengunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan
penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban
tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, dan
d) disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang
teridentifikasi.
D. Pemanfaatan Hasil Penilaian Non Tes
Teknik non tes yang di gunakan antara lain penilaian diri, penilaian sikap, dan
portofolio.
Penilaian sikap adalah untuk memperoleh masukan dan umpan balik bagi peningkatan
profesionalisme guru, perbaikan proses pembelajaran, dan pembinaan sikap siswa. Portofolio
merupakan rangkaian atau kumpulan karya atau hasil kerja siswa yang dilakukan dalam
kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio dapat memberikan informasi yang menyeluruh
mengenai:
1. perkembangan pemahaman dan pemikiran siswa tentang konsep, topic dan isu pada kurun
waktu tertentu.
2. hasil karya siswa yang berkaitan dengan bakat dan keterampilan khusus.
3. dokumen kegiatan siswa selama periode waktu tertentu.
4.refleksi nilai siswa sebagai individu dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Manfaat bagi siswa penilaian portofolio berguna sebagai:
1. umpan balik penguasaan dan kemampuan
2. pendorong peningkatan pembelajaran
3. memahami tentang keterbatasan kemampuan di bidang tertentu
Manfaat bagi guru penilaian portofolio berguna untuk:
1. umpan balik penguasaan siswa
2. kemampuan yang belum di kuasai siswa
3. gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar
4. strategi pembelajaran dan penilaian siswa
5. pertimbangan penempatan siswa dalam jurusan atau program studi
6. kecenderungan perilaku belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai