Anda di halaman 1dari 13

RESUME PEMBELAJARAN PKN DI SD

MODUL 7
“KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI”
DAN

MODUL 8
“HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA DENGAN TUNTUTAN
PERILAKU WARGA NEGARA”

DESI NILAWATI

NIM. 856197581

KELAS A S1 PGSD BI

UNIVERSITAS TERBUKA
PADANG
2019
MODUL 7
“KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI”

KEGIATAN BELAJAR I
“KONSEP DEMOKRASI”
Demokrasi ialah sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa
inggris “democracy” yang diserap dari dua kata bahasa Yunani “demos” dan ‘ratos” atau
“kratein”. Demos berarti rakyat, kratos berarti kekuasaan.
Demokrasi adalah negara dengan prinsip pemerintahannya yang ditandai oleh
adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilny yang dipilih.
Dalam penerapan dinegara kesatuan republik indonesia demokrasi dapat dipandang
sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok yang ada dalam UUD 1945
yang disebut kerakyatan. Demokrasi dapat juga dipandang sebagai pola hidup
berkelompok dalam organisasi negara, sesuai dengan keinginan orang-orang yang hidup
dalam kelompok tersebut (demos).
Keinginan orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut ditentukan oleh
pandangan hidupnya (weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche Gronslag) dan
ideologi bangsa yang bersangkutan.
Dengan demikian demokrasi atau pemerintahan rakyat di indonesia didasarkan pada :
1. Nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oloh dan untuk rakyat
berdasarkan sila-sila pancasila.
2. Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan
3. Merupakan konsekuaensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
Dengan kata lain bahwa demokrasi di samping sebagai sistem pemerintahan, juga
diperlukan proses demokrasi yang meliputi 4 hal yaitu :
1. Mengutamakan kepentingan khalayak
2. Manusia sebagai makhluk memiliki potensi untuk mengembangkan kekuasaan dan
kemampuan
3. Memperhatikan keseimbangan antara partisipasi dan apatisme
4. Untuk mencapai partisipasi perlu ada perubahan terlebih dahulu serta perubahan itu
sendiri akan terwujud jika adanya partisipasi.
Demokrasi Indonesia telah melewati berbagai macam tahap dan telah sampai pada
tingkat kedewasaan yang cukup baik, walaupun dalam faktanya demokrasi di Indonesia
masih dibatasi dengan bermacam aturan tertulis maupun tidak. Oleh karena itu perlu
diberikan pemahaman yang dapat mengantar untuk memenuhi persyaratan tersebut antara
lain melalui pemahaman wawasan nusantara.

KEGIATAN BELAJAR 2
“PENDIDIKAN DEMOKRASI SEBAGAI ESENSI PKN”

Suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi di mana pun berada pad
adasarnya untuk mlindungi hak-hak warga negaranya dan secara tidak langsung
menginginkan warga negaranya memiliki wawasan, menyadari akan keharusan serta
menampakkan partisipasinya sesuai dengan status danperannya dalam masyarakat.
Salah satu solusi strategis secara konseptual adalah dengan cara memperkuat demokrasi
dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan. Upaya itu tentu tidak semudah membalikkan
tepalak tangan di mana negaranya menganut sistem demokrasi maka warga negaranya
akan demokrastis, tetapi memerlukan proses pendidikan demokrasi.
Winaputra (2001) dalam disertasinya memberikan penjelasan bahwa pendidikan
demokrasi adalah upaya sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk
memfasilitasi individu warga negara agar memahami, menghayati, mengamalkan dan
mengembangkan konsep,prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan status perannya dalam
masyarakat.
PKN atau Civic Education adalah program pendidikan/pembelajaran yang secara
programatiK-prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudyakan
(civilizing) serta memberdayakan (empowering) manusia/anak didik (diri dan
kehidupannya) menjadi warga negara yang baik sebagaimana tuntutan keharusan/ yuridis
konstitusional bangsa/negara yang bersangkutan.
Rujukan WNI yang baik dalam NKRI ialah UUD 1945/2003 yang jabarannya
termuat dalam TAP MPR dan UU (a.l. UUSPN menjadi kiblat seluruh Program dan
Sistem pendidikan ). Menurut landasan konstitusional di atas, maka Visi PKN NKRI
lahirnya manusia/ WNI dan kehidupan masyarakat bangsa NKRI religius, cerdas,
demokratis dan lawful ness, damai – tenteram – sejahtera, moderen dan berkeribadian
Indonesia. Misi yang diembannya adalah program pendidikan; yang membelajarkan dan
melatih anak didik secara demokratis – humanistic – fungsional.
Membelajarkan hendaknya dimaknai memberi pembekalan pengetahuan melek
politik-hukum, membina jati diri WNI berkepribadian/berbudaya Indonesia, melatih
pelakonan diri/kehidupan WNI yang melek politik hukum serta berbudaya Indonesia
dalam tatanan kehidupan masyarakat – bangsa – negara yang moderen. Dari gambaran di
atas maka jelas target harapan pembelajaran PKN NKRI, yakni:
1. Secara Programatik memuat bahan ajar yang kaffah/utuh (CAP) berupa bekal
pengetahuan untuk melek politik & hukum yang ada/berlaku/imperative dalam
kehidupan bermasyarakat – berbangsa dan bernegara NKRI yang demokratis sistim
perwakilan – konstitusional.
2. Secara Prosedural target sasaran pembelajarannya ialah penyampaian bahan ajar
pilihan – fungsional kearah membina, mengembangkan dan membentuk potensi diri
anak didik secara kaffah serta kehidupan siswa & lingkungannya (fisik – non fisik)
sebagaimana diharapkan/keharusannya (6 sumber normative di Indonesia) serta
pelatihan pelakonan pemberdayaan hal tersebut dalam dunia nyata astagatranya secara
demokratis, humanis dan fungsional.
Wahab (civicus, 2001)

KEGIATAN BELAJAR 3
SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM DEMOKRASI

Sekolah dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 disebut “satuan pendidikan”


Sekolah Dasar (SD) sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity (satuan utuh)
wahana pendidikan nasional yang mencapai tujuan pendidikan nasional.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangan dalam lingkungan sekolah
adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersisi jamak. Sifat
multidimensionalnya itu antara lain terletak pada berikut ini :
1. Pandangannya yang bermacam-macam tetapi menyatu
2. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global secara harmonis
3. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasannya
4. Konteks yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka.

1. Strategi umum pengembangan warga negara yang demokrasi di lingkungan sekolah


a. Waktu untuk penghargaan merupakan strategi pengembangan demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memberikan penghargaan atau
penghormatan terhadap orang lain.
b. Waktu untuk yang terhormat merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab
c. Pertemuan perumusan tujuan merupakan strategi pengemangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan yang sengaja diadakan atas inisiatif guru
dan/atau siswa untuk merumuskan visi atau tujuan sekolah
d. Pertemuan Legislasi merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk merumuskan ataumenyusun norma
atau aturan yang akan berlaku di sekolah
e. Pertemuan evaluasi aturan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk mengevaluasi pelaksanaan norma atau
aturan yang telah disepakati dan berlaku di sekolah.
f. Pertemuan [erumusan langkah kegiatan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk menetapkan prioritas
atau tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa di bawah supervise sekolah.
g. Pertemuan refleksi belajar merupakan stretagi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan pengendapan dan evaluasi terhadap proses
dan/atau hasil belajar setelah selesai satu atau beberapa pertemuan.
h. Pertemuan pemecahan masalah merupakan strategi pengembangan sikap
demokrasi dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk
memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar atau lingkungan daerah atau
nasional yang menyangkut kehidupan siswa.
i. Pertemuan isu akdemis merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
beranggung jawab melalui pertemuan terencana untuk untuk membahas masalah
akademis
j. Pertemuan perbaikan kelas merupakan strategis pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelas untuk membahas atau
memecahkan masalah yang menyanglut kehidupan siswa di kelasnya atau
lingkungan sekolahnya
k. Pertemua tindak lanjut merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk membahas tindak lanjut
dari suatu kegiatan berseri di lingkungan sekolah
l. Pertemuan perencanaan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun rencana bersama.
m. Pertemuan pengembangan konsep merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun
suatu gagasan baru yang dimaksudkan untuk mendapatkan bantuan atau
menyarankan pemecahan atas masalah yang cukup pelik.
n. Pembahasan situasi pelik merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memecahkan masalah yang terkait
pada keadaan yang pelik.
o. Kotak saran merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan bertanggung
jawab melalui pengumpulan pendapat secara bebas dan rahasia untuk memecahkan
masalah yang ada di lingkungans ekolah dan lingkungan sekitar
p. Pertemuan dalam pertemuan merupakan strategi pengambangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelompok kecil dalam konteks
pertemuan klasikal atau pertemuan besar.
2. Fungsi dan Peran Sekolah dalam mengembangkan Warga negara Yang Demokratis
Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur. Sebagai bagian dari
struktut birokrasi pendidikan SD merupakan satuanpendidikan dalam lingkungan
pemerintah daerah kabupaten.
3. Mekanisme Kerja dalam Konteks Kesisteman Sekolah
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan harus memberdayakan
seluruh komponen-komponen yang terkait dengan struktur organisasi sekolah yaitu
sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Tata Usaha
d. Dewan Guru
e. Unit Laboratorium
f. Unit Perpustakaan
g. Osis
h. Komite Sekolah
MODUL 8
“HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA DENGAN TUNTUTAN
PERILAKU WARGA NEGARA”

KEGIATAN BELAJAR 1
“KONSEP, NILAI, MORAL DAN NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGAN
WARGA NEGARA”

Sebagai awal pembahasan awal modul ini, coba anda simak kembali Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Kurikulum di SD tahun 2006, untuk memantapkan pemahaman
mari kita mengulas kembali apa yang di maksud Konsep, Nilai, Moral dan Norma.
Konsep : pengertian yang menunjukan kepada sesuatu. pengertian tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk kata-kata, nama atau pernyataan.
Nilai : sesuatu yang merujuk pada tuntunan perilaku yang membedakan
perbuatan yang baik atau buruk.
Moral : keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
Norma : sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, perilaku,
dan moral serta perilaku yang dilakukan.
Agar dapat menguasai materi dengan baik langkah-langkah apa saja yang perlu anda
ketahui :
1. Pahami secara mantap konsep nilai, moral dan norma.
2. Lakukan kajian nilai, moral dan norma dalam kurikulum PKn 2006, termasuk cermati
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta tentukan materi atau indikator yang
dapat meletakkan dari ketiga unsur tersebut.
3. Kaitkan dengan perilaku yang diharapkan dari rumusan nilai atau kompetensi dasar
dan indikator tersebut.

Beranjak pada ketiga hal tersebut di atas, dapat kita rumuskan tiga hal sangat berkaitan
dengan perilaku yang diharapkan :
1. Coba anda tentukan berapa Standar Kompetensi dari kurikulum PKn 2006 untuk
jenjang SD, kemudian identifikasi kembali secara betul.
2. Rumuskan materi yang mencerminkan ketiga unsur nilai.
3. Apakah ada dalam contoh materi tersebut hubungan KNKM dengan tuntutan perilaku
warga Negara.
Mengubah sikap orang tertentu tidak semudah memindahkan barang dari tempet satu,
ketempat yang lain, tetapi memerlukan proses dan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung
ke arah itu pula, mengenai hal itu ada beberapa pendekatan yang kita kenal :
1. Pendekatan emosional yaitu bertujuan menggugah perasaan dan emosi siswa dalam
memahami, menghayati dan meyakini, nilai yang akan ditanamkan.
2. Pendekatan rasional yaitu bertujuan memberikan peranan kepada akal dalam
memahami dan menerima kebenaran nilai tersebut.
Tujuan pendidikan dalam pasal 36 ayat (3) undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional yang mengatur tentang kurikulum. Dinyatakan bahwa
kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam rangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan :
1. Peningkatan iman dan takwa;
2. Peningkatan akhlak mulia;
3. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik;
4. Keragaman potensi daerah dan lingkungan;
5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
6. Tuntutn dunia kerja;
7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
8. Agama;
9. Dinamika perkembngan global;
10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan;

Penjelasan pasal 37 Undang-Undang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa


pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Esensi dari rumuasan tujuan pendidikan nasional tersebut meliputi :
1. Beriman dan bertakwa pada tuhan yang maha esa,
2. Mengembangkan potensi peserta didik,
3. Berakhlak mulia,
4. Sehat,
5. Beilmu,
6. Cakap,
7. Kreatif,
8. Mandiri, dan
9. Menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggng jawab.

Kesemua itu, apabila kita cermati, meliputi dimensi spiritual, intelektual, personal dan
sosial.
Dimensi spiritual : beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Dimensi : memiliki kecakapan kreatif dan beilmu intelektual
Dimensi personal : berakhlak mulia, sehat dan mandiri
Dimensi sosial : demokratis dan bertanggung jawab
Rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut kelihatannya lebih menekankan perilaku
yang memancarkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat
yang terdiri dari berbagai golongan agama. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil
dan beradab. perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka
ragam kepentingan. Perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran dan pendapat
ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah dan mufakat serta perilaku yang
mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945 perlu lebih ditingkatan agar
rakyat sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara sehingga makin mampu
ikut berperan secara aktif dan bertanggung jawab dala kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta untuk lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
dalam pembahasan ini bahwa keikut sertaan rakyat di dalam kehidupan bernegara
merupakan hal yang mutlak, dalam pemerintah demokrasi pancasila terutama
pembangunan.
Di bidang ekonomi berlandasan pada pasal 33 UUD 1945, bahwa cara pandang
integralistik Indonesia di bidang perekonomian ini menurut beberapa unsur diantaranya :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama, maksudnya produksi dikerjakan oleh
semua di bawah pimpinan anggota masyarakat.
2. Perekonomian disusun atas kekeluargaan, maksudnya kemakmuran masyarakat di
utamakan bukan kemakmuran orang-orang.
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia indonesia yang
mengandung berikut ini :
1. Adanya keselarasan, keserasian dan kebulatan, yang utuh dalam keseuruhan
pembangunan.
2. Pembengunan merata untuk seluruh rakyat Indonesia.
3. Hal yang ingin di bangun manusia dan masyarakaat indonesia sehingga pembangunan
harus berkepribadian indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang
tetap berkepribadian indonesia pula.

KEGIATAN BELAJAR 2
“KONSEP, NILAI, MORAL DAN NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN SESAMA WARGA NEGARA”

Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
adalah membangun sutu wadah tempat mereka berlindung yang di namakan negara,
sebagai mana yang anda telah pelajari pada kegiatan dahulu bahkan telah menyangkut
kepentingan-kepentingan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Rustandi
(1988:60 ) “Warga negara ialah mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari
suatu negara. Mereka yang tidak termasuk wara negara asing di sebut orang asing (bukan
warga negara).
Pasal 26 ayat (1) menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia ialah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang orang banga lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara.
Dengan demikian, yang menjadi warga negara adalah sebagai berikut :
1. Orang-orang bangsa Indonesia asli.
2. Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara
Indonesia.
Orang-orang Indonesia asli adalah orang-orang yang dilahirkan oleh orang tua yang
berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang tersebar dari sabang sampai merauke.
Orang-orang bangsa lain adalah orang-orang peranakan (belanda, tionghoa, arab) yang
bertempat berkedudukan di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan
bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia.
Ada legalisasi bagi orang yang menjadi warga dari suatu negara membawa konsekuensi
logis bahwa orang yang menjadi warga negara setelah disahkan dengan undang-undang
akan memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagai warga negaranya.
Penanaman dan membiasakan sikap yang berlandaskan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari sangat perlu dari usia dini dalam rangka pembinaan dan
pembentukan warga Negara.
Mengapa hal itu sangat perlu! oleh karena itu lebih strategis bila diawali dengan
pendidikan dasar. Nilai tersebut, seperti tenggang rasa, tanggung jawab pengendalian diri,
tolong menolong, harga menghargai.
Pada diri manusia harus ada kemampuan untuk menyelenggarakan kerja sama akal, rasa
dan kehendak itu dalam hubungan satuan, akal ialah yang memberi pengetahuan tentang
perbuatan bagaimana yang harus di lakukan, sedangkan kehendaklah yang menentukan
sikap akan dilakukan tidaknya.
Adapun yang menjadi pertimbangan selain dari manusia- manusia Indonesia secara
pribadi- pribadi, yang memiiki nilai-nilai tersebut, landasan utamanya adalah sebagai
berikut :
1. Landasan Idiil Pancasila
Dalam hal ini pancasila mengajarkan dalam bekerja sama dengan bangsa lain untuk
menciptakan perdamaian dilandasi pertanggung jawaban kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Landasan Struktural
Dalam hal ini bidang luar negeri UUD 1945 menyebutkan pasal 11 sebagai berikut:
Presiden dengan persetujuan DPR menyataka perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain.
3. Landaasan Operasional
Sebagai realisasi dan apa yang tercantum dalam pencasila. pembukaan UUD 1945 di
atas untuk politik luar negeri Republik Indonesia bebas aktif intinya agar Bangsa
Indonesia berkawan baik dengan semua bangsa didunia dan tidak pilih kasih. selama
ada masalah masalah kehidupan masyarakat di dunia bangsa Indonesia tidak boleh
berpangku tangan, artinya harus ikut aktif mengaasinya. Penegasan tercantum pada
penetapn GBHN (ketetapan MPR No. 11 /MPR/1983).
KEGIATAN BELAJAR 3
“KONSEP, NILAI, MORAL DAN NORMA (KNMN) DALAM PENGEMBANGAN
KOMITMEN BELA NEGARA”

Wawasan nusantara ialah cara pandang bangsa indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdaasarkan ide nasionalnya, yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebgai
aspirsi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah tengah
lingkungannya dan yang menyimpang dalam tindak kebijaksanaannya dalam mencapai
tujuan persoalan nasional.
Hal tersebut mengingat letak geografis Indonesia terletak di posisi silang dalam pencaturan
lalu lintas dunia internasional, artinya Indonesia sebagai suatu negara yang terdiri dari
ribuan pulau-pulau besar dan kecil dan mempunyai wilayah perairan di kelilingi oleh
samudra-samudra yang sangat luas dan di apit oleh dua benua, yaitu benua Asia dan
Australia dan samudra-samudra Pasifik dan Indonesia sehingga dengan demikian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dapat di namakan NUSA, yang terletak 2
benua dan 2 samudra atau singkatnya NUSANTARA.
Mengapa dinamakan Nusantara? istilah tanah air tersebut dipergunakan untuk menamakan
kumpulan pulau beserta dengan perairan yang mengelilinginya.
Bagaimana upaya pemerintah untuk menggalang dan mempertahanan baik dari aspek
alamiyah maupun aspek sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam usahanya
mewujudkan tujuan negara melalui pembengunan nasional.
Upaya-upaya tersebut antara lain menciptakan ketahanan nasional, yang meliputi berikut
ini :
1. Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus
menuju ke tujuan yang ingin di capai dan agar secara efektif di hindari dari hambatan,
tantangan, ancaman dan gangguan timbal balik dari luar maupun dari dalam maka
pembangunan nasional diselenggarakan melalui pendekatan ketahanan nasioanal yang
mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan bangsa secara utuh dan
menyeluruh.
2. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. HANKAMNAS adalah upaya rakyat semesta yang merupakan salah satu fungsi utama
pemerintahan negara, dalam rangka penegakan ketahanan nasional, dengan tujuan
mencapai keamanan bangsa dan negara serta keamanan perjuangan nasional.
2. Upaya-upaya tersebut di atas dilaksanakan dalam rangka untuk mewujudkan cita-cita
perjuangan bangsa (alinea 2 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945), yaitu :
“mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.”

Anda mungkin juga menyukai