PEMBELAJARAN PKn di SD
MODUL 8
HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA
DENGAN TUNTUTAN PERILAKU WARGA NEGARA
ANGGOTA KELOMPOK :
1. HERIS APRIADI NIM 857429857
2. IMAS WIWI W NIM 857427781
3. IGIS YAZID NIM 857428325
TUJUAN PEMBELAJARAN
Secara khusus, mahasiswa diharapkan memiliki
kemampuan untuk:
1
PETA KONSEP
MODUL 8
HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA
DENGAN TUNTUTAN PERILAKU WARGA NEGARA
KB.1
KB. 2
KONSEP, NILAI, MORAL, KB. 3
DAN NORMA (KNMN) KONSEP, NILAI, MORAL,
DAN NORMA(KNMN) KONSEP, NILAI, MORAL,
DALAM HUBUNGAN DAN NORMA (KNMN)
WARGA NEGARA DALAM HUBUNGANNYA DALAM PENGEMBANGAN
DENGAN DENGAN KOMITMEN BELA NEGARA
NEGARA SESAMA WARGA NEGARA
2
KEGIATAN BELAJAR 1
3
Mengubah sikap seseorang tidaklah semudah seperti
memindahkan barang dari tempat satu ke tempat yang lain,
tetapi memerlukan proses dan kebiasaan-kebiasaan yang
mendukung kearah itu pula. Mengenai hal tersebut ada
beberapa pendekatan yang kita kenal :
1. Pendekatan emosional, bertujuan untuk menggugah
perasaan dan emosi siswa dalam pemahami, menghayati, dan
meyakini nilai yang akan ditanamkan.
2. Pendekatan rasional, bertujuan memberikan peranan
kepada akal dalam memahami dan menerima kebenaran nilai
tersebut.
4
Tujuan pendidikan nasional terdapat pada pasal 3 UU RI No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikkan Nasional, yaitu
“ Pendidikkan Nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi pesrta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertangung jawab”.
Dilihat dari sisi perilaku baik pendidikan dasar maupun
menengah adalah untuk membentuk warga negara yang
berbudi pekerti luhur, beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan
YME
5
Perlu kita pahami bahwa dalam aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara tentunya sangatlah luas dan tidak lepas dari
kehidupan yang meliputi berbagai satu kesatuan di bidang
Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hankam (GBHN 1993).
Oleh sebab itu keikutsertaan rakyat dalam kehidupan
bernegara merupakan hal yang mutlak, dalam Pemerintahan
Demokrasi Pancasila terutama dalam Pembangunan.
Partisipasi yang diberikan pada negara tersebut haruslah
partisipasi yang tumbuh karena kesadarannya sendiri, artinya
kesadaran-kesadaran tentang hak dan kewajiban sebagai
warga negara yang dilandasi oleh penghayatan nilai-nilai luhur
yang menjiwai sistem yang berlaku.
6
KEGIATAN BELAJAR 2
Secara kodrati manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai mahluk social Zoon
Politicon). Ia akan senantiasa berhubungan dengan manusia lain dan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, salah satu
upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia adalah
membangun suatu wadah tempat mereka berlindung yang dinamakan Negara.
Secara otomatis mereka-pun menjadi anggota dari organisasi keanggotaan
mereka dalam organisasi negara yang kita sebut dengan Warga Negara.
Menurut Rustandi ( 1988;60 ) “ Warga Negara ialah mereka yang
berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara. Yang tidak termasuk
Warga Negara disebut orang asing ( bukan warga negara )”. Untuk dapat
dikatakan sebagai Warga Negara seseorang harus dinyatakan secara legal ( sah )
menjadi Warga Negara.
7
Dalam Pasal 26 ayat ( 1 ) disebutkan bahwa yang
menjadi warga negara adalah :
1. Orang-orang bangsa Indonesia asli
2. Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Indonesia.
8
Penanaman dan pembiasaan sikap yang berlandaskan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangatlah
perlu dari usia dini dalam rangka pembinaan dan
Pembentukan Pribadi Warga Negara.
Hal tersebut dikatakan perlu! Oleh karena lebih strategis
atau lebih baik lagi bila diawali dari Pendidikan Dasar. Nilai-
nilai tersebut seperti tenggang rasa, tanggung jawab,
pengendalian diri, tolong menolong, harga menghargai.
Tentu saja penanaman sikap itu harus diimbangi tingkat
kecerdasan yang tinggi pula.
9
Adapun yang menjadi pertimbangan selain dari
manusia-manusia Indonesia secara pribadi-pribadi, yang
memiliki nilai-nilai tersebut landasan utamanya adalah
sebagai berikut:
1. Landasan Idiil Pancasila
Pancasila mengajarkan dalam bekerja sama dengan bangsa
lain untuk menciptakan perdamaian dilandasi
pertanggungjawaban kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada
Pembukaan UUD 1945 pada alinea IV menyebutkan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial .
10
2. Landasan Struktural
Bidang luar Negeri UUD 1945 menyebutkan pasal 11 sebagai
berikut: Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
3. Landasan Operasional
Sebagai realisasi dan apa yang tercantum dalam Pancasila,
Pembukaan UUD 1945 di atas untuk politik luar negeri Republik
Indonesia bebas aktif intinya agar bangsa Indoneasia berkawan
baik dengan semua bangsa di dunia dan tidak pilih kasih. Selama
ada masalah- masalah kehidupan masyarakat dunia bangsa
Indonesia tidak boleh berpangku tangan, artinya harus ikut aktif
mengatasinya . Penegasan tercantum di dalam GBHN ( Ketetapan
MPR No. 11 / MPR / 1983 )
11
KEGIATAN BELAJAR 3
12
WAWASAN NUSANTARA
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
indonesia tentang diri dan lingkungannya bedasarkan ide
nasionalnya, yaitu pancasila dan UUD 1945 sebagai aspirasi
suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat
ditengah-tengah lingkungannya, dan yang menyimpang
dalam tindak kebijaksanaannya, dalam mencapai tujuan
persoalan nasional (GBHN 1978).
Wawasan dalam mencapai tujuan Pembangunan Nasional
(TAP MPR/Nomor II/MPR/1993 tanggal 11 Maret 1993 tentang
BGHN Bab II sub E) adalah wawasan Nusantara yang
mencakup: satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi,
satu kesatuan sosial dan budaya serta satu kesatuan
pertahanan dan keamanan.
13
CINTA TANAH AIR
14
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
15
RELA BERKORBAN UNTUK BANGSA dan NEGARA
16
YAKIN AKAN KESAKTIAN PANCASILA
17
TERIMA
KASIH