MODUL 1-9
MODUL 1
HAKIKAT, LANDASAN DAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS SD
Kegiatan Belajar 1
HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS
Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk
sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini
orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan
internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan
lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi
akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang
menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”.
Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi
alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan
sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah,
dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan
penduduk yang menempatinya. Lebih jelasnya Anda dapat mencermati contoh berikut ini.
• Corak kehidupan masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang bentuknya landai dengan laut
yang tenang dan tidak begitu tinggi serta arus angin yang tidak begitu kencang, sangat
menguntungkan bagi masyarakat untuk mencari ikan. Hal ini disebabkan ikan banyak
berkumpul di kawasan laut yang dangkal yang masih tertembus sinar matahari. Oleh karena
itu mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Hampir semua
pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar terletak di pantai utara Jawa.
• Dataran rendah yang meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan
laut merupakan kawasan yang cadangan airnya cukup, didukung oleh iklimnya yang cocok,
merupakan potensi alam yang cocokuntuk dikembangkan sebagai areal pertanian, misalnya
Karawang, Bekasi, Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran tinggi yang beriklim sejuk,
dengan cadangan air yang sudah semakin berkurang maka sistem pertanian yang
dikembangkan adalah pertanian lahan kering dan holtikultura seperti sayuran, buah-buahan,
dan tanaman hias.
• Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak tersendiri. Karena sedikitnya
persediaan air tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk terpusat di lembah-lembah atau
mendekati alur sungai. Hal ini dikarenakan mereka berusaha untuk mendapatkan sumber air
yang relatif mudah. Ladang yang mereka usahakan biasanya terletak di lembah pegunungan.
Aspek pengaturan dan kebijakan ini termasuk aspek politik
Marilah kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di atas. Setelah kita pelajari
ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek:
hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses,
faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi.
ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan
permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.
psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi.
budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi.
sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam
ilmu sejarah.
geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia
dipelajari dalam ilmu geografi.
politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat dipelajari dalam ilmu politik
MODUL 2
ESENSI KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS 3 DAN 4
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam kurikulum SD
2006 kelas 3 dan 4
Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuilir,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan kompetensi dalam masyarakat
yang majemuk, baik ditingkat local, nasional, dan global.
Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS menjadi aspek-aspek :
Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan
Sejarah meliputi waktu, keberanjuran, dan perubahan
Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya
Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Secara lebih umum bahwa pelajaran IPS berkenaan dengan pengenalan dan
pemahaman anak tehadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kini, yaitu yang
terkenal dengan isu sosial.
Istilah isu sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa yang
terjadi dan menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia dimasyarakat serta tidak jelas
asal usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angin. Fakta berkaitan erat data. Ada
pebedaan antara fakta dan data.
Data-data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti penafsiran
seseorang. Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam didasri oleh
pengungkapan fakta dan data untuk selanjutnya sampai kepada konsep, generalisasi, teori,
dan hokum. Jika digambarkan skematikanya sebagai berikut : 1) Peristiwa, 2) Fakta/data, 3)
Konsep, 4) Generalisasi, 5)Teori, 6) Hukum
PERISTIWA
Pengertian peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal yang pernah terjadi.
Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah seperti gunung meletus, tsunami, gempa
bumi, gerhana matahari.
Peristiwa bersifat insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas umat
manusia seperti pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis moneter inflasi,
reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya itulah yang disebut fakta.
FAKTA
Secara harfiah kata - fakta‖ berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah terjadi
benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga merupakan kenyataan
yang nyata.
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga merupakan alasan untuk
mempertajam rumus teori baru yang ada bahkan fakta dapat mendorong untuk
mempertajam rumusan teori yang telah ada.fakta bukan tujuan akhir dari pelajaran IPS.
Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab :
1) Kemampuan kita untuk mengingatkan sangat terbatas
2) Fakta itu bias berubah sesuai waktu misalnya tentang perubahan iklim suatu kota,dsb
3) Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
KONSEP
Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan
mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari suatu benda, gagasan atau
peristiwa. Konseptualisasi adalah proses meningkatkan, mengiklasifikasi durian memberi
nama pada sekelompok objek.
GENERALISASI
Schuneke (1988 : 16) mengemukankan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan
sangat terikt konsep. Car mempermudah memahami generalisasi dalam hubungannya
dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya generalisai 2 konsep
bias dari disiplin ilmu social atau disiplin dari ilmu-ilmu sosial yang berbeda.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukn adanya
hubungn antara konsep dan berisi pernyataan bersifat umu, tidak terkait pda situasi khusus.
Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut :
Pengajaran ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial TPS yang tercakup dalam kurikulum mengikuti
konsep : kekspanding Communities of man (Hana dalam Banks,1985:11). Kepada siswa
diajarkan lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga, rumah,
kemudian berkembangan kelingkungan kehidupan yang lebih luas, sekolah RT/RW, desa,
kota dan propinsi sendiri melalui aspek sosiologi, geografis, ekonomi dan sejarah.
ASPEK LAINNYA DARI IPS MISALNYA SEJARAH
Sejarah memiliki kkonsep dasar waktu cara untuk lebih mudah memberi pengertian
tentang konsep diajarkan juga dengan visualisasi baik terhadap konsep yng konkret maupun
konsep yang abstrak.
Konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS untuk memudahkan pemahaman
yang dikemukakan penjelasan Brank (1985: 249-404)
1) Sosial
2) Sosial proses yang ditempuh individu untuk menjadi anggota kelompoknya
3) Peran-peran yang dilakukan seseorang sebagai individu
4) Norma dan sanksi no rma adalah ukuran/tata cara yang membimbing perilaku, sedangkan
sanksi adalah ganjaran/hukuman
5) Nilai aspek-aspek dari kehidupan masyarakat dan budaya yang dianggap berharga
6) Gerakan nasional : gerakan yang dilakukan sejumlah besar orang untuk memperbaiki atau
melawan perubahan dimasyarakat
7) Masyarakat unit yang merdeka dan integrase dimana interaksi dan komunikasi.
2. Ekonomi
1) Kelangkaan keinginan manusia terbatas
2) Produksi hasil proses pembuatan barang
3) Saling ketergantungan ada situasi saling memerlukan
4) Pembagian kerja berkenaan dengan pembagian garapan.
3. Geografi
1) Lokasi indentifikasi ruang dan tempat
2) Interksi spasi hubungan antara suatu tempat dengan lainnya
3) Pola special kota kedudukan kota sebagai pusat layanan
4) Difusi kebudayaan berkaitan dengan penyebab pengaruh kebudayaan, Bahasa, pendidikan,
etnik, agama, teknologi dll
4.Sejarah
1) Kontinuitas dan prubahan kejadian secara kronologis
2) Waktu lampau peristiwa sejarah terjadi di masa lalu
3) Kerjasama dan konflik proses proses timbulnya kerjasama manusia dalam usaha mencapai
tujuan
4) Nasionalisme wujud kepedulian masyarakat suatu Negara.
Kriteria memilih konsep
Taba dalam brank 1985: 43 menyebutkan kriteria pemilihan konsep sebagai berikut :
1. Validity konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu
2. Significance konsep yang bermakna
3. Appropriateness konsep yang memiliki kelayakan/ kepantasan
4. Durability tahan lama
5. Balance memberikan keseimbangan dalam skop kedalamannya.
Kegiatan Belajar 2
NILAI DAN SIKAP SERTA KETERAMPILAN INTELEKTUAL/ KEMAMPUAN
ANALISA, PERSONAL DAN SOSIAL DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 KELAS
RENDAH
A. Nilai dan Sikap dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas 3 dan 4
Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, utuh dan abstrak Dan
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap obje dan terhadap orang lain sedangkan sikap
berkenaan dengan hak-hak yang khusus. Nilai merupakan ukuran bagi seseorang dan cita-
citanya, tujuan hidupnya, aspirasi yang dinyatakan, sikapnya yang tampak, perasaannya
yang diutarakan serta perbuatan yang dilakukannya.
Dlam pendidikan nilai menyangkut ranah afektif, ini perlu diajarkan kepada siswa
agar siswa mampu menerima nilai dengan sadar, mantap dan dengan nalar yang sehat.
Harapannya, para siswa dalam mengembangkan kepribadiannya menuju jenjang
kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih (dengan bebas) dan menentukan nilai
yang menjadi anutnnya.
Pengajaran nilai mmerlukan ―skill‖ dengan memperhatikan kesesuaian bahan
pengajarn dengan kehidupan sehari-hari. Bahan acuan bukan hnya kepada kurikulum yang
tertera dalam rencana forma tetapi juga kepada ―hidden curriculum‖ dengan
mempertimbangkan pula potensi kemampuan anak.
1. Arti sikap
Sikap memilii rumusan dan pengertian yang berbeda-beda karena sifatnya yang telah
kompleks. Menurut Thursone sikap adalah eseluruhan dari kecendrungan dan perasaan,
pemahaman, gagasan, rasa tkut, perasaan terancam dan keyakinan-keyakinan tentang
sesuatu hal. Menurut rochman Natawijaya (1984 :20) sikap adalah kesiapan seseorang
untuk memperlakukan sesuatu objek, di dalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif dan
kecenrungan bertindak. Kesiapan merupakan penilaian positif dan negative dengan
intensitas berbeda dan bias berubah ubah.
2. Kaitan Nilai dengan Sikap
Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya. Sikap juga timbul
karena banyak nilai (values).
Kaitan nilai dengan sikap terkait dengan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Dari
kajian para ahli dapat itegaskan sebagai berikut :
a. Ada hubungan timbale balik antara nilai dengan kognitif
b. Ada hubungan timbale balik antara afektif dengan kognitif
c. Nilai mempengaruhi kesiapn seseorang untuk terwujudnya perilaku yang sesuai dengan
tingkat pemahamannya.
B. Keterampilan Intelektual/ kemampuan analisis, personal dan sosial dalam kurikulum IPS di
SD tahun 2006 kelas 3 dan 4
Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tepat yang dikelola guru dengan
terencana dan terprogram diharapkan hasil belajar siswa juga menghasilkan keterampilan-
keterampilan sebagai berikut :
1. Keterampilan intelektual/ kemampuan analisis
Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Keterampilan dan kemampuan/ kecakapan ini meliputi :
a. Keterampilan memperoleh pengetahuan dsan informasi
b. Keterampilan berfikir, menafsirkan menganalisis dan mengoranisasikan informasi yang
dipilih dari berbagai sumber
c. Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan fakta dan opini
d. Kemampuan membuat keputusan
e. Keterampilan memecahkan masalah
f. Keterampilan menggunakan media
2. Keterampilan Personal
Keterampilan ini tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual hanya
pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri. Sifat-sifat tersebut
antara lain :
a. Bersifat praktis atau keterampilan psikomotor
b. Keterampilan stdi dan kebiasaan kerja
c. Keterampilan bekerja dalam kelompok
d. Keterampilan akademik atau keterampilan belajar (continuing learning skills)
e. Keterampilan lainnya, antara lain : 1) keterampilan fisik, 2) keterampilan politik, 3)
keterampilan pengembangan emosional (motional growth)
3.Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar member dan menerima
tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial. Dengan ni
siswa diharapkan mampu berkomnikasi dengan sesame manusia, lingkungannya di
masyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan
bermasyarakat.
Kegiatan Belajar 3
Contoh keterkaitan antara peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap
dan Keterampilan intelektual, personal, sosial dalam konteks Pendidikan IPS
SD kelas Rendah
Keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsp dan generalisasi digunakan untuk
mengorganisasikan komponen-komponen isi bahan pengajaran yang disampaikan guru
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hubungan antara peristiwa, fakta, konsep,
generalisasi dan bahan pengajaran tersebut bersifat timbale balik. Hal yang memberikan
makna kepada peristiwa, fakta, konsep dan generalsasi yaitu guru d dalam bahan pengajaran
mempersiapkan isi materi yang bersifat terperinci, contoh-contoh, gambaran-gambaran
yang member dukungan, serta aneka ragam pengalaman. Isi bahan pengajaran pun akan
lbih mudah dipahami dan lama diingat jika materi berfokus kepada gagasan-gagasan kunci,
seperti konsep dan generalisasi.
IPS memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika didukung oleh peristiwa, fakta,
konsep dan generalisasi yang meaningfui dapat dipertanggungjawabkan etika, logika, ada
gunanya (pragmatically) dan disusun/ diorganisasikan secara baik, terintegrasi dan values
based (berlandaskan nilai-nilai) penyajiannyapun harus mengandung unsure yang
―menantang‖ dan membangkitkan minat dan sikap positif serta aktivitas siswa, selain itu
IPS harus berkontribusi bagi pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa dalam
segala aspek kehidupan, baik ketrampilan intelektual, personal maupun sosial.
Penyelenggaraan IPS harus didukung oleh fakta-fakta yang actual dan disajikan
berdasarkan konsep dan dilandasi oleh nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan masyarakat
manusia, berkontribusi bagi pembentukan sikap dan keterampilan yang mendukng
pembangunan masyarakat dan bangsanya.
Guru bertanggung jawab sebagai pengembang kurikulum untuk mengolah materi
IPS. Guru pun harus mampu menyusun bahan pengajarannya dan menyampaikannya
kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang tepat.
Dalam perkembangannya, pengajartan IPS terletak di dalam kemampuannya untuk
mengungkapkan sesuatu meaningful, vales based, terintegrasi, menantang (challenging) dan
aktiva. Artinya, materi IPS harus berlandaskan nila, mengungkapkan fakta dan materi
secara keseluruhan yang esensial, terpadu
MODUL 3
ESENSI KURIKULUM IPS SD BERDASARKAN KTSP 2006 KELAS TINGGI
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum SD
2005 Kelas Tinggi
Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam hubungannya dengan konsep dan
generalisasi. Peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi pembentukkan konsep
dan generalisasi.
Konsep dan generalisasi membantu kita untuk memperoleh pemahaman yang
komprehensif tentang kerangka berfikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur untuk
menerjemahkan apa yang terjadi didunia kita ini, didalam kehidupan manusia ini.
Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar dari kegiatan
belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa ini dan
mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam proses pengolahan menjadi
bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat
mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skkenario dari alur pengembangan
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan
pengajaran IPS. Jadi scenario dari alur pengembangan fakta, konsep, dan generalisasi,
sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebahai bahan dalam perencanaan
kegiatan belajar mengajar dikelas.
Contohnya sebagai berikut:
Topik: Zaman Pendudukan Jepang
PERISTIWA yang dapat kita ungkapkan adalah Peringatan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
FAKTA nya melalui gambar Soekarno-Hatta, foto bersejarah dll.
KONSEP nya Imperialisme, Penindasan, Ampera
GENERALISASI nya penjajahan selalu menimbulkan penderitaan bagi rakyat, tidak ada
bangsa yang senang dijajah dll.
Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis,
Personal, dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 5 dan 6
Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang,
tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan nilai dan sikap.
Suatu nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga
menilik kelakuan seseorang. Orang mendapatkan nilai dan orang lain dalam lingkungannya.
Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh, merupakan
sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi. Dengan kuat sebagai satu
kesatuan yang utuh.
Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya indicator-
indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi yang
dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang diutarakan, perubahan
yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985: 18)
Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia
Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan.
Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
SIKAP
Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu tedapat berbagai rumusan tentang
sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep
yang berbeda. Menurut Thursone adalah keseluruhan dari kecenderungan perasaan,
pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang
sesuatu hal.
Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk
memperlakukan sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif, dan
kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan negatif dengan
intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu sendiri bias berubah-ubah.
Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau
kelompok memiliki cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan
anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang dapat
mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak. Dapat disimpulkan bahwa nilai
menyebabkan sikap. Yang selalu terjadi adalah satu sikap disebabkan oleh banyak nilai
(values).
Didalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan
bertindak. Dapat disimpulkan terdapat kaitan antara nilai dengan aspek-aspek kognitif,
aspek afektif, dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai
berikut :
Adanya hubungan timbal-balik antara nilai dan kognitif
Adanya hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif
Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju kepada
terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan terhadap -
belief‖ (keyakinan).
Nilai dan sikap yang terdapat pada mata pelajaran IPS berdasarkan
Disamping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan tersebut, yang perlu
dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong siswa untuk lebih gemar
membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuan siswa agar memiliki
kebiasaan untuk memahami struktur bahan pengajaran, mengerti istilah-istilah yang
sulit/baru, mengikuti perkembangan jaman, dan sebagainya.
Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka, tujuan mereka membaca/mempelajari
materi kajian. Bersikap kritis terhadap bahan kajian. Bersikap kritis terhadap apa yang
sudah dipelajarinya, sehimggaia merasa memiliki kemampuan untuk memberikan
kesimpulan dan keputusan.
Kegiatan Belajar 3
Contoh keterkaitan antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap
dan Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, Sosial dalam
Konteks Pendidikan IPS SD kelas 5 dan 6
Peristiwa, fakta,konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang tidak
mungkin dipisahkan. Kesempatannya terpadu didalam struiktur IPS. Melalui proses belajar
mengajar IPS yang demilkian itu, juga dikembangkan kemampuan siswa dalam ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik (keterampilan) dalam KBM secara jelas kemampuan guru
sebagai pengembangan kurikulum di lapangan direalisasikan dan dapat diamati seara
faktual.
Contoh KBM yang dapat mmenunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta,
konsep, generalisasi, nilai, dan keterampilan siswa.
Topik 1 : perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan jepang.
KD : mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda dan Jepang.
Indikator : siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti Sumpah Pemuda bagi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Ranah kognitif, setelah mempelajari topiK ini siswa diharapkan dapat:
1. Menceritakan latar belakang timbulnya penrgerakan national, serta tokoh-tokohnya.
2. Menerangkan peristiwa sumpah pemuda.
3. Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda.
4. Menunjukan arti pergerakkan nasional dan sumpah pemuda bagi persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia.
Ranah afektif
1. Menghayati jasa para pelopor pergerakkan nasional.
2. Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda.
Ranah psikomotor
1. Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman pergerakkan nasional dan
tokoh-tokoh tertentu.
2. Memahami makna sumpah pemuda melalui proses diskusi kelas.
Peristiwa sebagai bahan kajian:
--Peristiwa hari kebangkitan nasional dan sumpah pemuda
Fakta-fakta sebagai bahan kajian:
1.Gambar-gambardari tokoh-tokoh bersejarah
2.Naskah sumpah pemuda
3.Gambar gedung-gedung bersejarah bagi pergerakkan nasional
4.Gambaran suasana kota Jakarta pada zaman penjajahan.
Konsep:
1. Nasionalisme, imperialism, dan konolialisme
2. Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan, dominasi asing, patriotism,
organisasi politik, HAM, dan seterusnya.
Generalisasi:
1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan
2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.
Nilai:
Nilai material
Siswa merasa telah menikmati hasil kemerdekaan.
Nilai Vital:
1. Cermat dalam meneliti ulasan sejarah
2. Objektif dalam menilai informasi
3. Kreatif dalam memprediksi
Nilai Kerohanian
1. Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya
2. Rasional dalam berargumentasi.
3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4. Rasa tanggung jawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya.
Sikap:
1. Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab
2. Tanggap terhadap perkembangan zaman
3. Bersikap terbuka dan toleransi terhadap pendapat orang lain
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnyadan seterusnya
Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis:
1. Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi, generalisasi dan
membuat keputusan.
2. Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi, mengorganisasikan informasi,
mengkritik informasi, mengambil keputusan, menafsirkan fakta, menyusun laporan.
Keterampilan personal:
1. Membaca peta, membuat denah, membuat peta, mengenal waktu, dan kronologis,
menterjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok
2. Keterampilan praktis (membuat peta dan lain-lain), belajar mandiri, memimpin dalam
diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain
Keterampilan sosial:
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik, mampu
bertanya dengan baik, dll.
MODUL 4
ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS
Kegiatan Belajar 1
Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya
A. Globalisasi
Globalisasi adalah suatu gejala dimana tata hubungan internasional lebih disertakan
lagi, terutama dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan isu-isu
internasional yang bersifat lintas Negara dan lintas budaya.
Masalah dan isu globalisasi adalah persoalan yang melanda dunia dan dihadapioleh
berbagai bangsa dan Negara. Masalah ini semakin dipacu oleh kemajuan IPTEK. Contoh isu
dan masalah yang bersifat global diantaranya :Krisis energi, jarak antara Negara kaya dan
miskin, kepadatan pendudukan, populasi, perang nuklir, perdagangan internasional,
kkomunikasi dan perdagangan obat terlarang
Pengajaran globalisasi bertujuan membentuk warga Negara yang memiliki
kepedulian terhadap masalah dan isu global. Keanekaragaman budaya merupakan
ketidaksamaan budaya yang mengandung pengertian setiap bangsa ataupun memiliki
seperangkat gagasan, tindakan dan hasil karya yang berbeda.
Masalah keanekaragaman budaya yang utama adalah pembauran atau asimilasi.
Pembauran adalah suatu proses social dari golongan-golongan manusia yang
berlatabelakang yang berbeda. Sikap toleran, menghargai, dan menghormati sert peduli
terhadap kelompok yang berbeda adalah kunci berhasilnya pembauran.
Globalisasi dan keanekaragaman budaya sebagai suatu kenyataan, mendorong
perlunya memformulasikan kembali pendidikan IPS sebagai alat untuk menumbuh
kembangkan kesadaran pentingnya pendekatan keanekaragaman budaya dalam memahami
dan menyikapi globalisasi.
Kegiatan Belajar 2
Masalah – masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Lingkungan hidup (environment) menurut UU RI no 4 tahun 1982 tentang
ketentuan-ketentuan pokok lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan
prilaku yang mempengaruhi
Aspek-aspek yang termasukkedalam konsep lingkungan hidup, meliputi 5 hal yaitu:
Lingkungan abiotic, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang bukan
berupa organisme hidup. Misalnya tanah, mineral, udara dan gas, air dll
Lingkungan biotik yaitu: segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang berupa
organisme hidup. Misalnya mikroorganisme, binatang, tumbuhan, manusia dll.
Lingkungan alam, yaitu: kondisi alamiah baik secara biotik amupun abiotic yang belum
banyak dipengaruhi oleh tangan tangan manusia.
Lingkungan social, yaitu: manusia baik secara individu maupun kelompok yang ada diluar
dirinya
Lingkungan budaya, yaitu: segala sesuatu baik secara materi maupun non materi yang
dihasilkan oleh manunsia melalui proses penciptaan rasa, karsa dan karyanya.
Menurut Nursid Sumaatmaja (1989:46-65), seorang ilmuwan yang geografi dari
FPIPS Bandung, setidaknya ada empat masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup
manusia, yaitu:
1. Perkembangan populasi manusia yang cepat
2. Daya dukung lingkungannya yang tidak memadai
3. Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia
4. Ketimpangan hidup itu sendiri
Langkah-langkah menangani masalah tersebut dapat berupa pikiran yang konsepsional
dan tindakan praktis yang professional sehingga kelestarian dan keselarasan lingkungan
dalam hubungannya dengan lingkungan hidup manusia dapat terjaga.
Pendidikan Ekologi yaitu pendidikan yang mengkaji dan memfokuskan dirinya pada
masalah lingkungan hidup. Dengan pendidikan ekologi diharapkan tumbuh kesadaran,
pengetahuan, pemahaman, sikap, perilaku yang lebih mencintai, mewarisi, memelihara dan
memanfaatkan lingkungan hidup manusia secara professional dan wajar. Tujuan Pendidikan
Ekologi yaitu untuk mengembangkan disiplin ilmu itu sendiri, dan aktualisasi yaitu
lingkungan untuk kepentingan bersama dalam hubungannya dengan lingkungan alam
sekitar.
Kegiatan Belajar 3 :
Masalah – masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum
Masalah Hukum yaitu masalah yang timbul akibat terganggunya kepentingan atau
hak salah satu individu atau kelompok lain sehingga diperlukan jalur keluar (solusi) yang
bersifat mengikat kedua belah pihak.
Ketertiban yaitu suatu keadaan yang menunjukan adanya patokan, aturan atau
pedoman maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap individu didalam pergaulan
antara pribadi atau golongan (masyarakat).
Kesadaran Hukum yaitu suatu sikap individu untuk menerima dengan rela dan
bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari peristiwa hokum yang terjadi. Peristiwa
hokum disini yaitu peristiwa yang dapat menimbulkan akibat hukum.
Hubungan masalah hokum, ketertiban, dan kesadaran hokum dengan pendidikan
IPS yaitu sangat berhubungan karena diantaranya memberikan kontribusi yang besar
terhadap pembentukan warga Negara yang baik karena pada hakikatnya IPS bertujuan
membentuk warga Negara yang baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan
kemampuannya didalam berinteraksi secara positif dan akti dengan lingkungannya.
Didalam interaksi dengan lingkungan itulah aspek-aspek tentang hokum, ketertiban dan
kesadaran hokum penting dimiliki oleh siswa sebagai anggota masyarakat.
Kegiatan Belajar 4 :
Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum
Warga Negara
Manusia meripakan makhluk social artinya makhluk yang senantiasa berhubungan
dengan yang lainnya. Kedudukan manusia sebagai makhluk social berimplikasi bahwa
manusia tidak dapat hidup menyendiri. Dalam interaksi dengan sesama, manusia akan
terbentuk menjadi sebuah kelompok yaitu masyarakat.
Dalam berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun social, manusia senantiasa ada
aturan tersebut. Hukum ini perlu diterapkan agar tercapai kehidupan yang tertib, aman,
adil, serasi, seimbang dll.
Penanaman kesadaran hukum Negara dapat dilakukan melalui proses pendidikan.
Dalam proses pendidikan dilakukan dengan mengintegrasi atara pengetahuan nilai dan skill
pada diri siswa.
Apabila dikaitakan dengan pendidikan IPS, penanaman kesadaran hokum dapat
dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Kurikulum yang diterapkan yaitu dengan
pendekatan integrase dan korilasiterhadap permasalahan-permasalahan sehari-hari yang
dianggap oleh siswa. Dengan demikian guru IPS harus memiliki pengetahuan yang luas.
MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1 (Pendekatan kognitif dalam pembelajaran IPS SD
A. Tujuan : “Memperkenalkan dan melatih anak cara berfikir ilmu sosial”.
B. Proses penelitian.
Proses dan produk ilmu pengetahuan selalu bersifat interaktif. Metode ilmiah memungkinkan
para ilmuwan merevisi dan menyempurnakan teorinya. Bagi siswa SD proses penelitian
berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-gejala sosial dan perkembangan masyarakat
dengan menggunakan kaca mata atau cara kerja ilmu sosial.
C. Model-model penelitian sosial
-Model Banks (1977) : Masalah ----Hipotesis----Data----Kesimpulan
D. Konsep : “Suatu kata atau pertanyaan abstrak yang berguna untuk mengelompokkan benda,
ide atau peristiwa (Banks, 1977:85)
E. Generalisasi : “Pertanyaan mengenai keterkaitan dua konsep atau lebih”.
F. Teori/Konstruk : “Bentuk pengetahuan tertinggi yang dapat digunakan untuk menerangkan
dan memperkirakan perilaku manusia”.
Kegiatan Belajar 2 (Pendekatan sosial, personal dan perilaku dalam pembelajaran IPS
SD)
A. Emosi : “Setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental
yang hebat atau meluap-luap”.
B. Nilai dan Sikap
- Nilai : “Suatu jenis kepercayaan yang ada dalam keseluruhan sistem kepercayaan seseorang,
mengenai bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku atau perlu tidak
sesuatu dicapai”.
- Sikap : “Suatu kondisi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang
memancarkan arah atau pengarah yang dinamis terhadap respon atau tanggapan individu
terhadap objek atau situasi yang dihadapinya".
C. Perilaku Sosial
1. Pendekatan ekspositori berorientasi nilai dan sikap
Tujuan: Menyampaikan nilai/sikap secara dialogis melalui ceramah, peragaan dan Tanya
jawab
Langkah-langkah:
- Guru memilih suatu nilai yang bias diterima semua siswa
- Menguasai peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai yang telah dikaji dalam kehidupan
sehari-hari
- Pada kesempatan selanjutnya, guru meminta laporan penerapan nilai
2. Pendekatan analitik keteladanan
Tujuan: Menerapkan nilai/sikap melalui analisis sampelketeladanan dalam masyarakat dalam
berbagai bidang, di berbagai tempat dan dalam berbagai era/kurun waktu, dan memotivasi
peseta didik untuk mengadaptasi keteladanan itu.
Langkah-langkah:
- Guru memilih sample keteladanan dalam berbagai bidang
- Guru menugaskan peserta didik untuk mencoba menerapkan ciri-ciri keteladanan yang dipilih
- Pada kesempatan berikutnya, guru meminta kesan-kesan penerapan ciri keteladanan itu dari
setiap peserta didik
3. Pendekatan kajian nilai
Tujuan: Menangkap nilai melalui kajian nilai secara sistematis dan mendasar
Langkah-langkah (Hunt and Metcalf’s Decision):
- Membahas apa hakikat dari objek peristiwa atau kebijaksanaan yang dinilai
MODUL 6
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS SD KELAS
RENDAH
Kegiatan Belajar 1 (Perencanaan pembelajaran IPS serta ranah dan tingkatannya)
A. Perencanaan pengajaran IPS
1.Sebagai teknologi 3.Sebuah disiplin 5.Sebuah proses
2.Sebagai suatu sistem 4.Sebagai sains 6.Sebuah realitas
B. Ranah dan tingkatannya dalam pendidikan IPS SD
- Ranah kognitif
Mengingat (recall) Aplikasi penggunaanSintesa berfikir original
informasi
Pemahaman Analisis berfikir kritis Evaluasi
- Ranah afektif
Penerimaan Penilaian Karakteristik
Respon Pengorganisasian
C. Unit pelajaran dalam IPS
“Bagian dari persiapan pembelajaran dalam unit yang terkecil”.
Rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran :
1. Identitas mata pelajaran
2. Kompetensi dasar dan indicator
3. Materi pokok
4. Media
5. Strategi
Tahapan kegiatan pembelajaran:
a.Kegiatan awal b.Kegiatan inti c.Penutup
- Setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi
- Guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas
yang aada untuk ketercapaian tujuan
Kegiatan belajar 3 (Pembelajaran tematik)
A. Pengertian dan ciri pembelajaran tematik.
“Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna”
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik adalah :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia sekolah dasar
2. Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran ini bertolak dari minat dan kebutuhan
siswa
3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan
4. Membantu mengembangkan kemampuan berfikir siswa
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatic
6. Mengembangkan keterampilan sosial
B. Karakteristik pembelajaran tematik
1. Berpusat pada siswa
2. Memberi pengalaman langsung
3. Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
5. Bersifat fleksible
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
C. Implikasi pembelajaran tematik
1. Bagi guru: memerlukan guru yang kreatif
2. Bagi siswa: siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk berbeda baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun
klasikal dan harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi aktif
3. Terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: dalam pelaksanaanya memerlukan
berbagai sarana dan prasarana belajar, pemanfaatan sumber belajar dari berbagai bidang,
perlu mengoptimalkan penggunaan media dan masih dapat menggunakan buku ajar.
4. Terhadap pengaturan ruangan: ruang perlu ditata dan disesuaikan, susunan bangku berubah-
ubah, peserta didik tidak selalu duduk dibangku, kegiatan yang bervariasi, dinding
dimanfaatkan dalam pembelajaran dan alat, sarana, sumber belajar hendaknya dikelola.
5. Terhadap pemilihan metode: perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan
multi metode.
D. Tahap persiapan pembelajaran tematik
1. Pemetaan kompetensi dasar
2. Menetapkan jaringan tema
3. Penyusunan silabus
4. Penyusunan rencana pembelajaran
E. Tahap pelaksanaan pembelajaran tematik
1. Tahapan kegiatan
- Kegiatan pendahualuan/awal/pembukaan
- Kegiatan inti
MODUL 8
EVALUASI PEMBELAJARAN IPS SD
Kegiatan Belajar 1 (Merancang dan menyusun alat evaluasi dalam pembelajaran IPS
SD)
A. Pengertian evaluasi
“Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program”
1. Prinsip penilaian
-Valid -Objektif -Terpadu -Menyeluruh -Sistematis
-Andal -Adil -Terbuka -Akuntable -Beracu kriteria
2. Merancang alat evaluasi atau tes
-Tujuan tes -Penyusunan kisi-kisi tes
3. Menyusun alat evaluasi atau tes
- Membuat indicator test atau TIK
- Kriteria indicator yang baik (membuat ciri dari KD/TIU, membuat satu kata kerja
operasional)
- Kriteria pokok penulisan soal (sesuai dengan indicator, dirumuskan dengan jelas, petunjuk
arahan yang jelas)
Kegiatan Belajar 2 (Merancang dan menyusun alat evaluasi hasil belajar IPS aspek
kognitif)
A. Pengertian aspek kognitif
Asfek kognitif dalam evaluasi belajar mempunyai tingkatan, yaitu:
1. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah:
a.Pengetahuan C1 b.Pemahaman C2 c.Penerapan C3
Kegiatan Belajar 3 (Merancang dan menyusun alat evaluasi tentang nilai dan sikap
sosial)
A. Pengertian nilai dan sikap sosial
“Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain,
dengan kelompok atau antar kelompok”.
1. Antar orang perorang
2. Antar orang perorang dengan kelompok masyarakat
3. Antar kelompok dengan kelompok
B. Merancang alat evaluasi nilai dan sikap sosial
Untuk merancang alat evaluasi perlu mempelajari kurikulum yang berlaku mengenai
hal-hal berikut:
1.KD pada kurikulum 2.Materi pokok/hasil belajar
C. Menyusun alat evaluasi nilai dan sikap sosial
Alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial (ranah afektif), selain daftar
pertanyaan, adalah skala penilaian, daftar cek, laporan pribadi dan wawancara.
MODUL 9
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS
Kegiatan Belajar 1 (Merancang dan menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan
menggunakan pendekatan berorientasi pemecahan masalah)
A. Pengertian pendekatan pemecahan masalah
“Setiap hal yang mengundang keragu-raguan, ketidakpastian atau kesulitan yang harus diatasi
dan diselesaikan”.
B. Merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah
Dalam merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah, seyoginya mendasar pada pemikiran kritis dan reflektif yang mengikuti proses
kerja;
- Menyadari adanya masalah
- Pergunakan suatu pemecahan yang cocok dengan kriteria tertentu dan tinggalkan
kemungkinan pemecahan lain.
1. Model pemecahan masalah secara kelompok (Davis Johnson dan Frank Johnson dalam Udin
S.Winataputra.2003)
Langkah-langkahnya :
a. Definisi masalah
b. Diagnosis masalah
c. Merumuskan alternative strategi
d. Penentuan dan penerapan suatu strategi
e. Evaluasi keberhasilan strategi
C. Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah (kelas 5 semester1)
1. Kompetensi dasar: kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di
indonesia
2. Pokok bahasan: penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia
3. Hasil belajar: mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia khususnya perkembangan
yang cepat
Kegiatan Belajar 2 (Merancang dan menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan
menggunakan pendekatan humanistik (wawasan bidang interkeilmuan))
A. Pengertian pendekatan humanistic
“Pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang menyoroti suatu topic/tema yang termasuk
bidang ilmu tertentu dengan berbagai disipilin ilmu lain yang relevan (terkait) sehingga
peserta didik dapat melihat masalah/topic tersebut lengkap dan terpadu”.
B. Merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan humanistic
Pembelajaran IPS SD bertolak belakang dari kebutuhan dasar manusia dan dikembangkan
secara multidimensional dengan media pendekatan yang komprehensif dan terpadu.
C. Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan humanistic
(kelas 5 semester 1)
1. Kompetensi dasar: kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
2. Pokok bahasan: keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
3. Hasil belajar: mendeskripsikan keanekaragaman suku bangsa di Indonesia