Anda di halaman 1dari 27

rangkuman PENDIDIKAN IPS DI SD

MODUL 1-9
MODUL 1
HAKIKAT, LANDASAN DAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS SD
Kegiatan Belajar 1
HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS

Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk
sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini
orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan
internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan
lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi
akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang
menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”.
Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi
alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan
sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah,
dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan
penduduk yang menempatinya. Lebih jelasnya Anda dapat mencermati contoh berikut ini.
• Corak kehidupan masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang bentuknya landai dengan laut
yang tenang dan tidak begitu tinggi serta arus angin yang tidak begitu kencang, sangat
menguntungkan bagi masyarakat untuk mencari ikan. Hal ini disebabkan ikan banyak
berkumpul di kawasan laut yang dangkal yang masih tertembus sinar matahari. Oleh karena
itu mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Hampir semua
pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar terletak di pantai utara Jawa.
• Dataran rendah yang meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan
laut merupakan kawasan yang cadangan airnya cukup, didukung oleh iklimnya yang cocok,
merupakan potensi alam yang cocokuntuk dikembangkan sebagai areal pertanian, misalnya
Karawang, Bekasi, Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran tinggi yang beriklim sejuk,
dengan cadangan air yang sudah semakin berkurang maka sistem pertanian yang
dikembangkan adalah pertanian lahan kering dan holtikultura seperti sayuran, buah-buahan,
dan tanaman hias.
• Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak tersendiri. Karena sedikitnya
persediaan air tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk terpusat di lembah-lembah atau
mendekati alur sungai. Hal ini dikarenakan mereka berusaha untuk mendapatkan sumber air
yang relatif mudah. Ladang yang mereka usahakan biasanya terletak di lembah pegunungan.
Aspek pengaturan dan kebijakan ini termasuk aspek politik
Marilah kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di atas. Setelah kita pelajari
ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek:
  hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses,
faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi.
  ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan
permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.
  psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi.
  budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi.
  sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam
ilmu sejarah.
  geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia
dipelajari dalam ilmu geografi.
  politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat dipelajari dalam ilmu politik

Tujuan Pendidikan IPS


Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan
nasional, yaitu:
membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk manusia yang
sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat
mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan
penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi
pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan
yang termaksud dalam UUD 1945.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS
yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan
dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal
tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan
IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:
1)      mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2)      mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan social.
3)      membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4)      meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,
baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja.
2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi
masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan
pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan
pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan (Oemar
hamalik. 1992 : 40-41).
Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu.
Pengetahuan dan Pemahaman
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman
tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.
Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan
belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide,
konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan
datang.
Nilai-nilai sosial dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya, sehingga
mereka mampu melakukan perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di dalam
pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan
berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan pribadi/tingkah
laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadap perkembangan nilai-nilai dan sikap anak. Nilai-
nilai tersebut, meliputi nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoretis, nilai filsafat, dan nilai
ketuhanan. Dengan pengembangan nilai-nilai tersebut diharapkan sumber daya manusia
Indonesia diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, kepedulian, kesadaran, dan
tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat, bangsa, dan negaranya, bagi
pengembangan kini dan mendatang. Selanjutnya mari kita jelaskan satu per satu tentang nilai-
nilai tersebut seperti dikemukakan oleh Nursid Sumaatmadja (1997), yaitu sebagai berikut:
a.         Nilai Edukatif
Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu adanya
perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik. Perilaku tersebut, meliputi
aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan kognitif disini tidak hanya
terbatas makin meningkatnya pengetahuan sosial, melainkan pula peningkatan nalar sosial
dan kemempuan mencari alternatif-alternatif pemecahan masalah sosial. Oleh karena itu,
materi ang dibahas pada pendidikan IPS ini, jangan hanya terbatas pada kenyataan, fakta dan
data sosial, melainkan juga mengangkat masalah sosial yang terjadi sehari-hari.
Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan nilai edukatif, tidak hanya
terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih mendalam lagi berkenaan dengan perilaku
afektifnya. Justru perilaku inilah yang lebih mewarnai afpek kemanusiaan. Melalui
pendidikan IPS, perasaan, kesadaran, penghayatan, sikap, kepedulian, dan tanggung jawab
sosial peserta didik ditingkatkan. Masalh sebagai fakta sosial diprases melalui berbagai
metode dan pendekatan sampai betul-betul membangkitkan kepedulian serta tanggung jawab
peserta didik.
b.        Nilai Praktis
Pembelajaran dan pendidikan apa pun, nilainya tidak berarti apabila tidak dapat
diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial sehari-hari. Dengan kata lain, pembelajaran
dan pendidikan dianggap tidak memiliki makna yang baik, jika tidak memiliki nilai praktis.
Oleh karena itu, pokok bahasan IPS itu jangan hanya tentang pengetahuan yang konseptual-
teoretis belaka, melainkan digali dari kehidupan sehari-hari, misalnya mulai dari lingkungan
terkecil keluarga, di pasar, di jalan, di tempat-tempat bermain dan seterusnya. Dalam hal ini
nilai praktis itu disesuaikan dengan tingkat usia  dan kegiatan peserta didik sehari-hari.
Pengetahuan IPS yang praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengarkan
radio, membaca buku cerita, menghadapi permaslahan kehidupan sehari-hari sampai dengan
pengetahuan IPS yang berguna melaksanakan pekerjaan sebagai wartawan, pejabat daerah,
dan demikian selanjutnya. Pembelajaran pada pendidikan IPS tersebut diproses secara
menarik, tidak terlepas dari kehidupn sehari-hari, dan secara langsung memiliki nilai praktis
serta strategis dalam membina SDM sesuai dengan kenyataan hidup hari ini, terutama untuk
masa-masa yang akan datang.
c.         Nilai Teoretis
Membina peserta didik hari ini pada proses perjalanannya diarahkan menjadi SDM
untuk hari esok. Oleh karena itu, pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan membahas
kenyataan, fakta dan data yang terlepas-lepas, melainkan lebih jauh dari pada itu menelaah
keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lain-lainnya. Peserta didik dibina dan
dikembangkan daya nalarnya ke arah dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of
reality) dan dorongan menggali sendiri di lapangan (sense of discovery). Kemampuan
menyelidiki dan meneliti dengan mengajukan berbagai pernyataan (sense of inquiry) mereka
dibina serta dikembangkan. Dengan demikian, kemampuan mereka mengajukan hipotesis dan
dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan, juga berkembang. Dalam menghadapi kehidupan
sosial yang berkembang dengan cepat dan juga cepat berubah, kemampuan berteori ini sangat
berguna serta strategis. Melalui pendidikan IPS, nilai teoretis ini dibina dan dikembangkan.

d.        Nilai Filsafat


Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan
perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku
anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial. Melalui proses yang demikian, peserta
didik dikembangkan kesadaran dan penghayatannya terhadap keberadaannya di tengah-
tengah masyarakat, bahkan juga di tengah-tengah alam raya ini. Dari kesadaran terhadap
keberadaannya tadi, mereka disadarkan pula tentang peranannya masing-masing terhadap
masyarakat, bahkan terhadap alam lingkungan secara keseluruhan. Dengan kata lain,
kemampuan mereka merenungkan keberadaan dan peranannya di masyarakat ini, makin
dikembangkan. Atas kemampuan mereka berfilsafat, tidak luput dari jangkauan pendidikan
IPS. Dengan demikian, nilai filsafat yang demikian sangat berfaedah dalam kehidupan
bermasyrakat, tidak luput dari perhatian pendidikan IPS ini.
e.         Nilai Ketuhanan
Pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kehidupan sosial yang demikian luas
cakupannya, menjadi landasan kuat bagi penanaman dan pengembangan nilai ketuhanan yang
menjadi kunci kebahagiaan kita baik lahir maupun batin. Nilai ketuhanan ini menjadi
landasan moralitas Sumber Daya Manusia (SDM) hari ini dan terutama masa yang akan
datang. Hal ini wajib menjadi perhatian Anda dan semua selaku guru IPS bahwa materi dan
proses pembelajaran apa pun pada pendidikan IPS, wajib berlandaskan pada nilai-nilai
ketuhanan.
Keterampilan dasar IPS
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari
bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan
validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan
merumuskan kesimpulan.
Kegiatan Belajar 2
Perkembangan kurikulum Pendidikan IPS SD
A.    Perkembangan kurikulum Pendidikan IPS SD
Kurikulum IPS SD tahun 2006 ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional RI nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006, memiliki karakteristik tersendiri
karena kurikulum IPS ini tidak menganut istilah pokok bahasan, namun cukup simpel, yakni
Standar isi dan Kompetensi Dasar.
B. Perbedaan Penekanan Antara Kurikulum SD tahun 1994 dengan Kurikulum 2006
1. Kurikulum SD 1994 
     Membaca, menulis, dan berhitung  Muatan Lokal 
     IPTEK 
     Wawasan lingkungan 
     Pengembangan nilai 
     Pengembangan keterampilan 
2. Kurikulum 2006 
      Kerangka dasar kurikulum (kelompok mata pelajaran) 
     Prinsip pengembangankurikulum 
     Prinsip pelaksanaan kurikulum 
     Stuktur kurikulum pendidikan umum dikembangkan berdasarkan standar kompetensi
lulusan 
     Stuktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
pendidikan selama enam tahun mulai kelas 1sapai kelas 6 
A.Latar Belakang Pendidikan IPS di SD
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Pembukaan UUD 1945
4. Pasal 31
5. Undang-undang no 30 tahun 2003 tentang pendidikan dasar
6. Keputusan mendikdas n 023/U/2006 tentang kurikulum 2006
B.Pengertian Pendidikan IPS
Pengertian Ilmu Sosial
1. Norma Maekenzie (1975)
Ilmu Sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam
konteks sosialnya/semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
2. Sanusi (1993)
Studi social adalah semua pengetahuan dan penelaaahan gejala masalah social di
masyarakat yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan social, dalam usaha mencari jalan
dari masalah-masalah tersebuut.
C. Tujuan dan Manfaat Pendidikan IPS di SD
     a) Tujuan kulikuler
     b) Kurikulum IPS tahun 2006
     c)Ruang lingkup
 Tujuan Pendidikan IPS di SD
1.      Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak di
masyarakat.
2.      Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun
alternatif
3.      Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga
masyarakat dengan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4.      Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan
terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian bagi kehidupan tersebut.
5.      Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan keilmuan IPS
sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum IPS tahun 2006 
Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 
1)      Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.
2)      Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan
masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial
3)      Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4)      Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkomunikasi dalam masyarakat
yang majemuk, ditingkat local, nasional, global.
 Ruang Lingkup 
Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 
1)      Manusia, tempat dan lingkungan
2)      Waktu, berkelanjutan dan perubahan
3)      Sistem Sosian dan Budaya
4)      Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

MODUL 2
ESENSI KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS 3 DAN 4
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam kurikulum SD
2006 kelas 3 dan 4
Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
      Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan
      Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuilir,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
      Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
      Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan kompetensi dalam masyarakat
yang majemuk, baik ditingkat local, nasional, dan global.
Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS menjadi aspek-aspek :
  Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan
  Sejarah meliputi waktu, keberanjuran, dan perubahan
  Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya
  Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Secara lebih umum bahwa pelajaran IPS berkenaan dengan pengenalan dan
pemahaman anak tehadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kini, yaitu yang
terkenal dengan isu sosial.
Istilah isu sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa yang
terjadi dan menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia dimasyarakat serta tidak jelas
asal usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angin.  Fakta berkaitan erat data. Ada
pebedaan antara fakta dan data.
Data-data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti penafsiran
seseorang. Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam didasri oleh
pengungkapan fakta dan data untuk selanjutnya sampai kepada konsep, generalisasi, teori,
dan hokum. Jika digambarkan skematikanya sebagai berikut : 1) Peristiwa, 2) Fakta/data, 3)
Konsep, 4) Generalisasi, 5)Teori, 6) Hukum
PERISTIWA
Pengertian peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal yang  pernah terjadi.
Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah seperti gunung meletus, tsunami, gempa
bumi, gerhana matahari.
Peristiwa bersifat insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas umat
manusia seperti pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis moneter inflasi,
reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya itulah yang disebut fakta.
FAKTA
Secara harfiah kata - fakta‖ berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah  terjadi
benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga merupakan kenyataan
yang nyata.
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga merupakan alasan untuk
mempertajam rumus teori baru yang ada bahkan fakta dapat mendorong untuk
mempertajam rumusan teori yang telah ada.fakta bukan tujuan akhir dari pelajaran IPS.
Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab :
1)      Kemampuan kita untuk mengingatkan sangat terbatas
2)      Fakta itu bias berubah sesuai waktu misalnya tentang perubahan iklim suatu kota,dsb
3)      Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
KONSEP
Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan
mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari suatu benda, gagasan atau
peristiwa. Konseptualisasi adalah proses meningkatkan, mengiklasifikasi durian memberi
nama pada sekelompok objek.
GENERALISASI
Schuneke (1988 : 16) mengemukankan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan
sangat terikt konsep. Car mempermudah memahami generalisasi dalam hubungannya
dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya generalisai 2 konsep
bias dari disiplin ilmu social atau disiplin dari ilmu-ilmu sosial yang berbeda.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukn adanya
hubungn antara konsep dan berisi pernyataan bersifat umu, tidak terkait pda situasi khusus.
Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut :
Pengajaran ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial TPS yang tercakup dalam kurikulum mengikuti
konsep : kekspanding Communities of man (Hana dalam Banks,1985:11). Kepada siswa
diajarkan lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga, rumah,
kemudian berkembangan kelingkungan kehidupan yang lebih luas, sekolah RT/RW, desa,
kota dan propinsi sendiri melalui aspek sosiologi, geografis, ekonomi dan sejarah.
ASPEK LAINNYA DARI IPS MISALNYA SEJARAH
Sejarah memiliki kkonsep dasar waktu cara untuk lebih mudah memberi  pengertian
tentang konsep diajarkan juga dengan visualisasi baik terhadap konsep yng konkret maupun
konsep yang abstrak.
Konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS untuk memudahkan pemahaman
yang dikemukakan penjelasan Brank (1985: 249-404)
1)      Sosial
2)      Sosial proses yang ditempuh individu untuk menjadi anggota kelompoknya
3)      Peran-peran yang dilakukan seseorang sebagai individu
4)      Norma dan sanksi no rma adalah ukuran/tata cara yang membimbing perilaku, sedangkan
sanksi adalah ganjaran/hukuman
5)      Nilai aspek-aspek dari kehidupan masyarakat dan budaya yang dianggap berharga
6)      Gerakan nasional : gerakan yang dilakukan sejumlah besar orang untuk memperbaiki atau
melawan perubahan dimasyarakat
7)      Masyarakat unit yang merdeka dan integrase dimana interaksi dan komunikasi.
2. Ekonomi
1)      Kelangkaan keinginan manusia terbatas
2)      Produksi hasil proses pembuatan barang
3)      Saling ketergantungan ada situasi saling memerlukan
4)      Pembagian kerja berkenaan dengan pembagian garapan.
3. Geografi
1)      Lokasi indentifikasi ruang dan tempat
2)      Interksi spasi hubungan antara suatu tempat dengan lainnya
3)      Pola special kota kedudukan kota sebagai pusat layanan
4)      Difusi kebudayaan berkaitan dengan penyebab pengaruh kebudayaan, Bahasa, pendidikan,
etnik, agama, teknologi dll
4.Sejarah
1)      Kontinuitas dan prubahan kejadian secara kronologis
2)      Waktu lampau peristiwa sejarah terjadi di masa lalu
3)      Kerjasama dan konflik proses proses timbulnya kerjasama manusia dalam usaha mencapai
tujuan
4)      Nasionalisme wujud kepedulian masyarakat suatu Negara.
Kriteria memilih konsep
Taba dalam brank 1985: 43 menyebutkan kriteria pemilihan konsep sebagai berikut :
1.      Validity konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu
2.      Significance konsep yang bermakna
3.      Appropriateness konsep yang memiliki kelayakan/ kepantasan
4.      Durability tahan lama
5.      Balance memberikan keseimbangan dalam skop kedalamannya.

Kegiatan Belajar 2
NILAI DAN SIKAP SERTA KETERAMPILAN INTELEKTUAL/ KEMAMPUAN
ANALISA, PERSONAL DAN SOSIAL DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 KELAS
RENDAH
A. Nilai dan Sikap dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas 3 dan 4
Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, utuh dan abstrak Dan
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap obje dan terhadap orang lain sedangkan sikap
berkenaan dengan hak-hak yang khusus. Nilai merupakan ukuran bagi seseorang dan cita-
citanya, tujuan hidupnya, aspirasi yang dinyatakan, sikapnya yang tampak, perasaannya
yang diutarakan serta perbuatan yang dilakukannya.
Dlam pendidikan nilai menyangkut ranah afektif, ini perlu diajarkan kepada siswa
agar siswa mampu menerima nilai dengan sadar, mantap dan dengan nalar yang sehat.
Harapannya, para siswa dalam mengembangkan kepribadiannya menuju jenjang
kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih (dengan bebas) dan menentukan nilai
yang menjadi anutnnya.
Pengajaran nilai mmerlukan ―skill‖ dengan memperhatikan kesesuaian bahan
pengajarn dengan kehidupan sehari-hari. Bahan acuan bukan hnya kepada kurikulum yang
tertera dalam rencana forma tetapi juga kepada ―hidden curriculum‖ dengan
mempertimbangkan pula potensi kemampuan anak.
1. Arti sikap
Sikap memilii rumusan dan pengertian yang berbeda-beda karena sifatnya yang telah
kompleks. Menurut Thursone sikap adalah eseluruhan dari kecendrungan dan perasaan,
pemahaman, gagasan, rasa tkut, perasaan terancam dan keyakinan-keyakinan tentang
sesuatu hal. Menurut rochman Natawijaya (1984 :20) sikap adalah kesiapan seseorang
untuk memperlakukan sesuatu objek, di dalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif dan
kecenrungan bertindak. Kesiapan merupakan penilaian positif dan negative dengan
intensitas berbeda dan bias berubah ubah.
2. Kaitan Nilai dengan Sikap
Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya. Sikap juga timbul
karena banyak nilai (values).
Kaitan nilai dengan sikap terkait dengan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Dari
kajian para ahli dapat itegaskan sebagai berikut :
a.       Ada hubungan timbale balik antara nilai dengan kognitif
b.      Ada hubungan timbale balik antara afektif dengan kognitif
c.       Nilai mempengaruhi kesiapn seseorang untuk terwujudnya perilaku yang sesuai dengan
tingkat pemahamannya.
B.     Keterampilan Intelektual/ kemampuan analisis, personal dan sosial dalam kurikulum IPS di
SD tahun 2006 kelas 3 dan 4
Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tepat yang dikelola guru dengan
terencana dan terprogram diharapkan hasil belajar siswa juga menghasilkan keterampilan-
keterampilan sebagai berikut :
1. Keterampilan intelektual/ kemampuan analisis
Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Keterampilan dan kemampuan/ kecakapan ini meliputi :
a.       Keterampilan memperoleh pengetahuan dsan informasi
b.      Keterampilan berfikir, menafsirkan menganalisis dan mengoranisasikan informasi yang
dipilih dari berbagai sumber
c.       Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan fakta dan opini
d.      Kemampuan membuat keputusan
e.       Keterampilan memecahkan masalah
f.       Keterampilan menggunakan media
2. Keterampilan Personal
Keterampilan ini tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual hanya
pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri. Sifat-sifat tersebut
antara lain :
a. Bersifat praktis atau keterampilan psikomotor
b. Keterampilan stdi dan kebiasaan kerja
c. Keterampilan bekerja dalam kelompok
d. Keterampilan akademik atau keterampilan belajar (continuing learning skills)
e. Keterampilan lainnya, antara lain : 1) keterampilan fisik, 2) keterampilan politik, 3)
keterampilan pengembangan emosional (motional growth)
3.Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar member dan menerima
tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial. Dengan ni
siswa diharapkan mampu berkomnikasi dengan sesame manusia, lingkungannya di
masyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan
bermasyarakat.
Kegiatan Belajar 3
Contoh keterkaitan antara peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap
dan Keterampilan intelektual, personal, sosial dalam konteks Pendidikan IPS
SD kelas Rendah
Keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsp dan generalisasi digunakan untuk
mengorganisasikan komponen-komponen isi bahan pengajaran yang disampaikan guru
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hubungan antara peristiwa, fakta, konsep,
generalisasi dan bahan pengajaran tersebut bersifat timbale balik. Hal yang memberikan
makna kepada peristiwa, fakta, konsep dan generalsasi yaitu guru d dalam bahan pengajaran
mempersiapkan isi materi yang bersifat terperinci, contoh-contoh, gambaran-gambaran
yang member dukungan, serta aneka ragam pengalaman. Isi bahan pengajaran pun akan
lbih mudah dipahami dan lama diingat jika materi berfokus kepada gagasan-gagasan kunci,
seperti konsep dan generalisasi.
IPS memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika didukung oleh peristiwa, fakta,
konsep dan generalisasi yang meaningfui dapat dipertanggungjawabkan etika, logika, ada
gunanya (pragmatically) dan disusun/ diorganisasikan secara baik, terintegrasi dan values
based (berlandaskan nilai-nilai) penyajiannyapun harus mengandung unsure yang
―menantang‖ dan membangkitkan minat dan sikap positif serta aktivitas siswa, selain itu
IPS harus berkontribusi bagi pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa dalam
segala aspek kehidupan, baik ketrampilan intelektual, personal maupun sosial.  
Penyelenggaraan IPS harus didukung oleh fakta-fakta yang actual dan disajikan
berdasarkan konsep dan dilandasi oleh nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan masyarakat
manusia, berkontribusi bagi pembentukan sikap dan keterampilan yang mendukng
pembangunan masyarakat dan bangsanya.
Guru bertanggung jawab sebagai pengembang kurikulum untuk mengolah materi
IPS. Guru pun harus mampu menyusun bahan pengajarannya dan menyampaikannya
kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang tepat.
Dalam perkembangannya, pengajartan IPS terletak di dalam kemampuannya untuk
mengungkapkan sesuatu meaningful, vales based, terintegrasi, menantang (challenging) dan
aktiva. Artinya, materi IPS harus berlandaskan nila, mengungkapkan fakta dan materi
secara keseluruhan yang esensial, terpadu

MODUL 3
ESENSI KURIKULUM IPS SD BERDASARKAN KTSP 2006 KELAS TINGGI
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum SD
2005 Kelas Tinggi
Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam hubungannya dengan konsep dan
generalisasi. Peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi pembentukkan konsep
dan generalisasi.
Konsep dan generalisasi membantu kita untuk memperoleh pemahaman yang
komprehensif tentang kerangka berfikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur untuk
menerjemahkan apa yang terjadi didunia kita ini, didalam kehidupan manusia ini.
Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar dari kegiatan
belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa ini dan
mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam proses pengolahan menjadi
bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat
mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skkenario dari alur pengembangan
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan
pengajaran IPS. Jadi scenario dari alur pengembangan fakta, konsep, dan generalisasi,
sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebahai bahan dalam perencanaan
kegiatan belajar mengajar dikelas.
Contohnya sebagai berikut:
Topik: Zaman Pendudukan Jepang
PERISTIWA yang dapat kita ungkapkan adalah Peringatan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
FAKTA nya melalui gambar Soekarno-Hatta, foto bersejarah dll.
KONSEP nya Imperialisme, Penindasan, Ampera
GENERALISASI nya penjajahan selalu menimbulkan penderitaan bagi rakyat, tidak ada
bangsa yang senang dijajah dll.
Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis,
Personal, dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 5 dan 6
Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang,
tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan nilai dan sikap.
Suatu nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga
menilik kelakuan seseorang. Orang mendapatkan nilai dan orang lain dalam lingkungannya.
Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh, merupakan
sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi. Dengan kuat sebagai satu
kesatuan yang utuh.
Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya indicator-
indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi yang
dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang diutarakan, perubahan
yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985: 18)
         Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia
         Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan.
         Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
SIKAP
Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu tedapat berbagai rumusan tentang
sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep
yang berbeda. Menurut Thursone adalah keseluruhan dari kecenderungan perasaan,
pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang
sesuatu hal.
Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk
memperlakukan sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif, dan
kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan negatif dengan
intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu sendiri bias berubah-ubah.
Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau
kelompok memiliki cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan
anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang dapat
mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak. Dapat disimpulkan bahwa nilai
menyebabkan sikap. Yang selalu terjadi adalah satu sikap disebabkan oleh banyak nilai
(values).
Didalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan
bertindak. Dapat disimpulkan terdapat kaitan antara nilai dengan aspek-aspek kognitif,
aspek afektif, dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai
berikut :
         Adanya hubungan timbal-balik antara nilai dan kognitif
         Adanya hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif
         Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju kepada
terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan terhadap -
belief‖ (keyakinan).
         Nilai dan sikap yang terdapat pada mata pelajaran IPS berdasarkan
Disamping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan tersebut, yang perlu
dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong siswa untuk lebih gemar
membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuan siswa agar memiliki
kebiasaan untuk memahami struktur bahan pengajaran, mengerti istilah-istilah yang
sulit/baru, mengikuti perkembangan jaman, dan sebagainya.
Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka, tujuan mereka membaca/mempelajari
materi kajian. Bersikap kritis terhadap bahan kajian. Bersikap kritis terhadap apa yang
sudah dipelajarinya, sehimggaia merasa memiliki kemampuan untuk memberikan
kesimpulan dan keputusan.
Kegiatan Belajar 3
Contoh keterkaitan antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap
dan Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, Sosial dalam
Konteks Pendidikan IPS SD kelas 5 dan 6
Peristiwa, fakta,konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang tidak
mungkin dipisahkan. Kesempatannya terpadu didalam struiktur IPS. Melalui proses belajar
mengajar IPS yang demilkian itu, juga dikembangkan kemampuan siswa dalam ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik (keterampilan) dalam KBM secara jelas kemampuan guru
sebagai pengembangan kurikulum di lapangan direalisasikan dan dapat diamati seara
faktual.
Contoh KBM yang dapat mmenunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta,
konsep, generalisasi, nilai, dan keterampilan siswa.
Topik 1 : perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan jepang.
KD : mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda dan Jepang.
Indikator : siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti Sumpah Pemuda bagi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Ranah kognitif, setelah mempelajari topiK ini siswa diharapkan dapat:
1.      Menceritakan latar belakang timbulnya penrgerakan national, serta tokoh-tokohnya.
2.      Menerangkan peristiwa sumpah pemuda.
3.      Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda.
4.      Menunjukan arti pergerakkan nasional dan sumpah pemuda bagi persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia.
Ranah afektif
1.    Menghayati jasa para pelopor pergerakkan nasional.
2.    Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda.
Ranah psikomotor
1.      Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman pergerakkan nasional dan
tokoh-tokoh tertentu.
2.      Memahami makna sumpah pemuda melalui proses diskusi kelas.
Peristiwa sebagai bahan kajian:
--Peristiwa hari kebangkitan nasional dan sumpah pemuda
Fakta-fakta sebagai bahan kajian:
1.Gambar-gambardari tokoh-tokoh bersejarah
2.Naskah sumpah pemuda
3.Gambar gedung-gedung bersejarah bagi pergerakkan nasional
4.Gambaran suasana kota Jakarta pada zaman penjajahan.
Konsep:
1. Nasionalisme, imperialism, dan konolialisme
2. Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan, dominasi asing, patriotism,
organisasi politik, HAM, dan seterusnya.
Generalisasi:
1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan
2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.
Nilai:
Nilai material
Siswa merasa telah menikmati hasil kemerdekaan.
Nilai Vital:
1. Cermat dalam meneliti ulasan sejarah
2. Objektif dalam menilai informasi
3. Kreatif dalam memprediksi
Nilai Kerohanian
1. Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya
2. Rasional dalam berargumentasi.
3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4. Rasa tanggung jawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya.
Sikap:
1. Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab
2. Tanggap terhadap perkembangan zaman
3. Bersikap terbuka dan toleransi terhadap pendapat orang lain
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnyadan seterusnya
Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis:
1.      Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi, generalisasi dan
membuat keputusan.
2.      Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi, mengorganisasikan informasi,
mengkritik informasi, mengambil keputusan, menafsirkan fakta, menyusun laporan.
Keterampilan personal:
1.      Membaca peta, membuat denah, membuat peta, mengenal waktu, dan kronologis,
menterjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok
2.      Keterampilan praktis (membuat peta dan lain-lain), belajar mandiri, memimpin dalam
diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain
Keterampilan sosial:
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik, mampu
bertanya dengan baik, dll.

MODUL 4
ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS
Kegiatan Belajar 1
Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya
A. Globalisasi
Globalisasi adalah suatu gejala dimana tata hubungan internasional lebih disertakan
lagi, terutama dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan isu-isu
internasional yang bersifat lintas Negara dan lintas budaya.
Masalah dan isu globalisasi adalah persoalan yang melanda dunia dan dihadapioleh
berbagai bangsa dan Negara. Masalah ini semakin dipacu oleh kemajuan IPTEK. Contoh isu
dan masalah yang bersifat global diantaranya :Krisis energi, jarak antara Negara kaya dan
miskin, kepadatan pendudukan, populasi, perang nuklir, perdagangan internasional,
kkomunikasi dan perdagangan obat terlarang
Pengajaran globalisasi bertujuan membentuk warga Negara yang memiliki
kepedulian terhadap masalah dan isu global. Keanekaragaman budaya merupakan
ketidaksamaan budaya yang mengandung pengertian setiap bangsa ataupun memiliki
seperangkat gagasan, tindakan dan hasil karya yang berbeda.
Masalah keanekaragaman budaya yang utama adalah pembauran atau asimilasi.
Pembauran adalah suatu proses social dari golongan-golongan manusia yang
berlatabelakang yang berbeda. Sikap toleran, menghargai, dan menghormati sert peduli
terhadap kelompok yang berbeda adalah kunci berhasilnya pembauran.
Globalisasi dan keanekaragaman budaya sebagai suatu kenyataan, mendorong
perlunya memformulasikan kembali pendidikan IPS sebagai alat untuk menumbuh
kembangkan kesadaran pentingnya pendekatan keanekaragaman budaya dalam memahami
dan menyikapi globalisasi.
Kegiatan Belajar 2
Masalah – masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Lingkungan hidup (environment) menurut UU RI no 4 tahun 1982 tentang
ketentuan-ketentuan pokok lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan
prilaku yang mempengaruhi
Aspek-aspek yang termasukkedalam konsep lingkungan hidup, meliputi 5 hal yaitu:
      Lingkungan abiotic, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang bukan
berupa organisme hidup. Misalnya tanah, mineral, udara dan gas, air dll
      Lingkungan biotik yaitu: segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang berupa
organisme hidup. Misalnya mikroorganisme, binatang, tumbuhan, manusia dll.
      Lingkungan alam, yaitu: kondisi alamiah baik secara biotik amupun abiotic yang belum
banyak dipengaruhi oleh tangan tangan manusia.
      Lingkungan social, yaitu: manusia baik secara individu maupun kelompok yang ada diluar
dirinya
      Lingkungan budaya, yaitu: segala sesuatu baik secara materi maupun non materi yang
dihasilkan oleh manunsia melalui proses penciptaan rasa, karsa dan karyanya.
Menurut Nursid Sumaatmaja (1989:46-65), seorang ilmuwan yang geografi dari
FPIPS Bandung, setidaknya ada empat masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup
manusia, yaitu:
1.      Perkembangan populasi manusia yang cepat
2.      Daya dukung lingkungannya yang tidak memadai
3.      Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia
4.      Ketimpangan hidup itu sendiri
Langkah-langkah menangani masalah tersebut dapat berupa pikiran yang konsepsional
dan tindakan praktis yang professional sehingga kelestarian dan keselarasan lingkungan
dalam hubungannya dengan lingkungan hidup manusia dapat terjaga.
Pendidikan Ekologi yaitu pendidikan yang mengkaji dan memfokuskan dirinya pada
masalah lingkungan hidup. Dengan pendidikan ekologi diharapkan tumbuh kesadaran,
pengetahuan, pemahaman, sikap, perilaku yang lebih mencintai, mewarisi, memelihara dan
memanfaatkan lingkungan hidup manusia secara professional dan wajar. Tujuan Pendidikan
Ekologi yaitu untuk mengembangkan disiplin ilmu itu sendiri, dan aktualisasi yaitu
lingkungan untuk kepentingan bersama dalam hubungannya dengan lingkungan alam
sekitar.
Kegiatan Belajar 3 :
Masalah – masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum
Masalah Hukum yaitu masalah yang timbul akibat terganggunya kepentingan atau
hak salah satu individu atau kelompok lain sehingga diperlukan jalur keluar (solusi) yang
bersifat mengikat kedua belah pihak.
Ketertiban yaitu suatu keadaan yang menunjukan adanya patokan, aturan atau
pedoman maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap individu didalam pergaulan
antara pribadi atau golongan (masyarakat).
Kesadaran Hukum yaitu suatu sikap individu untuk menerima dengan rela dan
bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari peristiwa hokum yang terjadi. Peristiwa
hokum disini yaitu peristiwa yang dapat menimbulkan akibat hukum.
Hubungan masalah hokum, ketertiban, dan kesadaran hokum dengan pendidikan
IPS yaitu sangat berhubungan karena diantaranya memberikan kontribusi yang besar
terhadap pembentukan warga Negara yang baik karena pada hakikatnya IPS bertujuan
membentuk warga Negara yang baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan
kemampuannya didalam berinteraksi secara positif dan akti dengan lingkungannya.
Didalam interaksi dengan lingkungan itulah aspek-aspek tentang hokum, ketertiban dan
kesadaran hokum penting dimiliki oleh siswa sebagai anggota masyarakat.
Kegiatan Belajar 4 :
Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum
Warga Negara
Manusia meripakan makhluk social artinya makhluk yang senantiasa berhubungan
dengan yang lainnya. Kedudukan manusia sebagai makhluk social berimplikasi bahwa
manusia tidak dapat hidup menyendiri. Dalam interaksi dengan sesama, manusia akan
terbentuk menjadi sebuah kelompok yaitu masyarakat.
Dalam berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun social, manusia senantiasa ada
aturan tersebut. Hukum ini perlu diterapkan agar tercapai kehidupan yang tertib, aman,
adil, serasi, seimbang dll.
Penanaman kesadaran hukum Negara dapat dilakukan melalui proses pendidikan.
Dalam proses pendidikan dilakukan dengan mengintegrasi atara pengetahuan nilai dan skill
pada diri siswa.
Apabila dikaitakan dengan pendidikan IPS, penanaman kesadaran hokum dapat
dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Kurikulum yang diterapkan yaitu dengan
pendekatan integrase dan korilasiterhadap permasalahan-permasalahan sehari-hari yang
dianggap oleh siswa. Dengan demikian guru IPS harus memiliki pengetahuan yang luas.
MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1 (Pendekatan kognitif dalam pembelajaran IPS SD
A.    Tujuan : “Memperkenalkan dan melatih anak cara berfikir ilmu sosial”.
B.     Proses penelitian.
Proses dan produk ilmu pengetahuan selalu bersifat interaktif. Metode ilmiah memungkinkan
para ilmuwan merevisi dan menyempurnakan teorinya. Bagi siswa SD proses penelitian
berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-gejala sosial dan perkembangan masyarakat
dengan menggunakan kaca mata atau cara kerja ilmu sosial.
C.     Model-model penelitian sosial
-Model Banks (1977) : Masalah ----Hipotesis----Data----Kesimpulan
D.    Konsep : “Suatu kata atau pertanyaan abstrak yang berguna untuk mengelompokkan benda,
ide atau peristiwa (Banks, 1977:85)
E.     Generalisasi : “Pertanyaan mengenai keterkaitan dua konsep atau lebih”.
F.      Teori/Konstruk : “Bentuk pengetahuan tertinggi yang dapat digunakan untuk menerangkan
dan memperkirakan perilaku manusia”.
Kegiatan Belajar 2 (Pendekatan sosial, personal dan perilaku dalam pembelajaran IPS
SD)
A.    Emosi : “Setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental
yang hebat atau meluap-luap”.
B.     Nilai dan Sikap
-      Nilai : “Suatu jenis kepercayaan yang ada dalam keseluruhan sistem kepercayaan seseorang,
mengenai bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku atau perlu tidak
sesuatu dicapai”.
-      Sikap : “Suatu kondisi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang
memancarkan arah atau pengarah yang dinamis terhadap respon atau tanggapan individu
terhadap objek atau situasi yang dihadapinya".
C.     Perilaku Sosial
1.      Pendekatan ekspositori berorientasi nilai dan sikap
Tujuan: Menyampaikan nilai/sikap secara dialogis melalui ceramah, peragaan dan Tanya
jawab
Langkah-langkah:
-      Guru memilih suatu nilai yang bias diterima semua siswa

-      Guru menyiapkan bahan peragaan

-      Guru menyajikan konsep nilai

-      Menguasai peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai yang telah dikaji dalam kehidupan
sehari-hari
-      Pada kesempatan selanjutnya, guru meminta laporan penerapan nilai
2.      Pendekatan analitik keteladanan
Tujuan: Menerapkan nilai/sikap melalui analisis sampelketeladanan dalam masyarakat dalam
berbagai bidang, di berbagai tempat dan dalam berbagai era/kurun waktu, dan memotivasi
peseta didik untuk mengadaptasi keteladanan itu.
Langkah-langkah:
-      Guru memilih sample keteladanan dalam berbagai bidang

-      Guru membaca dan menyediakan sumber informasi

-      Guru menyajikan pertanyaan mengapa

-      Secara kelompok peserta didik mencari jawaban

-      Guru memimpin diskusi

-      Bersama peserta didik, guru mengidentifikasi ciri-ciri keteladanan

-      Bersama peserta didik, guru memilih ciri yang akan diterapkan

-      Guru menugaskan peserta didik untuk mencoba menerapkan ciri-ciri keteladanan yang dipilih

-      Pada kesempatan berikutnya, guru meminta kesan-kesan penerapan ciri keteladanan itu dari
setiap peserta didik
3.      Pendekatan kajian nilai
Tujuan: Menangkap nilai melalui kajian nilai secara sistematis dan mendasar
Langkah-langkah (Hunt and Metcalf’s Decision):
-      Membahas apa hakikat dari objek peristiwa atau kebijaksanaan yang dinilai

-      Membahas konsekuensi penerapan kriteria

-      Menguji keberlakuan kriteria

-      Memberi justifikasi kriteria


4.      Pendekatan integrative konsep dan nilai
Tujuan: Menangkap nilai yang melekat pada atau merupakan implikasi dan suatu konsep
melalui kajian akademis
Langkah-langkah:
-      Guru menerapkan suatu konsep

-      Guru bersama peserta didik membahas sebab dan akibat

-      Memusatkan perhatian pada sebab dan akibat

-      Mengangkat isu nilai/sikap/moril

-      Membahas secara analitis

-      Memusatkan perhatian pada factor


-      Memberi penguasaan

MODUL 6
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS SD KELAS
RENDAH
Kegiatan Belajar 1 (Perencanaan pembelajaran IPS serta ranah dan tingkatannya)
A.    Perencanaan pengajaran IPS
1.Sebagai teknologi 3.Sebuah disiplin 5.Sebuah proses
2.Sebagai suatu sistem 4.Sebagai sains 6.Sebuah realitas
B.     Ranah dan tingkatannya dalam pendidikan IPS SD
-      Ranah kognitif
Mengingat (recall) Aplikasi penggunaanSintesa berfikir original
informasi
Pemahaman Analisis berfikir kritis Evaluasi
-      Ranah afektif
Penerimaan Penilaian Karakteristik
Respon Pengorganisasian
C.     Unit pelajaran dalam IPS
“Bagian dari persiapan pembelajaran dalam unit yang terkecil”.
Rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran :
1.      Identitas mata pelajaran
2.      Kompetensi dasar dan indicator
3.      Materi pokok
4.      Media
5.      Strategi
Tahapan kegiatan pembelajaran:
a.Kegiatan awal b.Kegiatan inti c.Penutup

6.      Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut


7.      Sumber bahan

Kegiatan Belajar 2 (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


A.    Model Ropes (Review, overview, presentation, exercise, summary)
Langkah-langkah :
1.      Review : kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1-5 menit, yakni mencoba mengukur kesiapan
siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang sudah
dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite untuk memahami bahan yang
disampaikan.
2.      Overview : overview dilakukan 2-5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran dan
strategi dengan menyampaikan isi secara singkat.
3.      Presentation : tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena disini
guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk
pada proses telling, showing dan doing.
4.      Exercise : suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa mempraktekan apa yang
telah mereka alami.
5.      Summary : untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran.
Proses perencanaan yang sistematis dalam proses  pembelajaran memiliki keuntungan :
-      Guru akan terhindar dari keberhasilan untung-untungan

-      Setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi

-      Guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas
yang aada untuk ketercapaian tujuan
Kegiatan belajar 3 (Pembelajaran tematik)
A.    Pengertian dan ciri pembelajaran tematik.
“Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna”
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik adalah :
1.      Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia sekolah dasar
2.      Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran ini bertolak dari minat dan kebutuhan
siswa
3.      Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan
4.      Membantu mengembangkan kemampuan berfikir siswa
5.      Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatic
6.      Mengembangkan keterampilan sosial
B.     Karakteristik pembelajaran tematik
1.      Berpusat pada siswa
2.      Memberi pengalaman langsung
3.      Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas
4.      Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
5.      Bersifat fleksible
6.      Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
7.      Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
C.     Implikasi pembelajaran tematik
1.      Bagi guru: memerlukan guru yang kreatif
2.      Bagi siswa: siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk berbeda baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun
klasikal dan harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi aktif
3.      Terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: dalam pelaksanaanya memerlukan
berbagai sarana dan prasarana belajar, pemanfaatan sumber belajar dari berbagai bidang,
perlu mengoptimalkan penggunaan media dan masih dapat menggunakan buku ajar.
4.      Terhadap pengaturan ruangan: ruang perlu ditata dan disesuaikan, susunan bangku berubah-
ubah, peserta didik tidak selalu duduk dibangku, kegiatan yang bervariasi, dinding
dimanfaatkan dalam pembelajaran dan alat, sarana, sumber belajar hendaknya dikelola.
5.      Terhadap pemilihan metode: perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan
multi metode.
D.    Tahap persiapan pembelajaran tematik
1.      Pemetaan kompetensi dasar
2.      Menetapkan jaringan tema
3.      Penyusunan silabus
4.      Penyusunan rencana pembelajaran
E.     Tahap pelaksanaan pembelajaran tematik
1.      Tahapan kegiatan
-      Kegiatan pendahualuan/awal/pembukaan

-      Kegiatan inti

-      Kegiatan penutup/akhir dan tindak lanjut


MODUL 7
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS KELAS
TINGGI
Kegiatan Belajar 1 (Merancang dan menerapkan penggunaan metode, media dan
sumber belajar IPS SD kelas tinggi berdasarkan pendekatan kognitif)
A.    Pengertian metode, media dan sumber belajar
1.      Metode: kemampuan yang perlu dimiliki oleh seseorang guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran kepada anak didiknya.
Ceramah Panel Brainstorming Tanya-jawab
Diskusi Studi kasus Diskusi formal Kerja kelompok
kelompok
2.      Media
-Visual (yang -Audio -Audiovisual
diproyeksikan dan tidak)
3.      Sumber belajar: segala bentuk penyajian bahan atau materi yang dapat dijadikan sumber
untuk belajar
B.     Pengertian pendekatan kognitif
“Suatu pendekatan yang menekankan pada ketercapatan intelektual”
C.     Merancang metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif
Tahapan penerapan metode latihan inkuiri, adalah:
1.      Menyajikan masalah
2.      Mengumpulkan data dan verifikasi data
3.      Mungumpulkan unsur baru
4.      Merumuskan penjelasan
5.      Menganalisis terhadap proses inkuiri
D.    Menerapkan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif (kelas 6
semester II)
1.      Kompetensi dasar: Kemampuan memahami gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan
Negara tetangga
2.      Materi pokok: gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan negara tetangga
3.      Hasil belajar: membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara tetangga
4.      Indicator: menunjukan pada peta letak dan nama negara tetangga Indonesia
Langkah selanjutnya adalah:
1.      Menyajikan masalah
2.      Mengumpulkan data dan verifikasi data
3.      Mengumpulkan unsur baru
4.      Merumuskan penjelasan
5.      Menganalisis proses inkuiri
Kegiatan Belajar 2 (Merancang dan menerapkan penggunaan metode pembelajaran
IPS SD berdasarkan pendekatan sosial)
A.    Pengertian pendekatan sosial
“Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan memusatkan
perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negoisasi sosial”
B.     Cara merancang penggunaan metode pembelajaran IPS SD berdasarkan pendekatan sosial
yaitu : 1) Orientasi, 2) Hipotesis, 3)Definisi, 4) Eksplorasi, 5) Pembuktian hipotesis, 6)
Generalisasi
C.     Menerapkan metode pembelajaran IPS di SD berdasarkan pendekatan sosial (kelas 5
semester 1)
1.      Kompetensi dasar: kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di
Indonesia
2.      Pokok bahasan: pendudukan dan sistem pemerintahan Indonesia
3.      Hasil belajar: mengidentifikasi keadaan penduduk di indonesia
4.      Indicator: menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran dan
kepadatan penduduk di Indonesia
Kegiatan Belajar 3 (Merancang dan menerapkan metode pembelajaran IPS SD
berdasarkan pendekatan personal)
A.    Pengertian pendekatan personal
“Pendekatan ini menekankan pada proses yang membantu individu dalam membentuk dan
mengorganisasikan kenyataan yang kompleks”.
B.     Cara merancang metode pembelajaran berdasarkan pendekatan personal
Metode pertemuan kelas, dilihat dari focus pembicaraan dalam diskusi menurut Glasser
dibedakan menjadi 3, yaitu: tipe pertemuan pemecahan masalah sosial, terbuka dan terarah-
terbuka.
Langkah penerapan metode pertemuan kelas, adalah:
1.      Menciptakan iklin yang mengundang keterlibatan
2.      Menyajikan masalah untuk diskusi
3.      Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
4.      Mengidentifikasi alternative tindakan
5.      Merumuskan kesepakatan
6.      Perilaku tindak lanjut
C.     Menerapkan metode pembelajaran IPS SD berdasarkan pendekatan modifikasi personal
(kelas 5 semester 2)
1.      Kompetensi dasar: kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah
dan tokoh-tokoh pergerakan nasional
2.      Pokok bahasan: perjuangan melawan penjajah dan pergerakan nasional Indonesia
3.      Hasil belajar: mengidentifikasi tokoh-tokoh penting pergerakan nasional dan tokoh
perjuangan setempat
4.      Indicator: membuat ringkasan riwayat hidup tokoh penting pergerakan nasional (misalnya
R.A Kartini)
Kegiatan Belajar 4 (Merancang dan menerapkan metode pembelajaran IPS SD
berdasarkan pendekatan modifikasi perilaku)
A.    Pengertian pendekatan modifikasi perilaku
“Adanya kecenderungan memecahkan tugas belajar menjadi sejumlah perilaku yang kecil
yang berurutan”.
1.      Rumpun pendekatan perilaku (pengelolaan kontingensi, mawas diri, relaksasi, reduksi stress,
assertive training dan direct training)
B.     Cara merancang metode pembelajaran IPS di SD berdasarkan pendekatan modifikasi
perilaku
1.      Pengenalan prinsip tingkah laku
2.      Menetapkan data dasar
3.      Menyiapkan program yang realistis
4.      Pelaksanaan program
5.      Evaluasi dan tindak lanjut
C.     Menerapkan metode pembelajaran IPS SD berdasarkan pendekatan modifikasi perilaku
(kelas 5 semester 2)
1.      Kompetensi dasar: kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah
dan tokoh-tokoh pergerakan nasional
2.      Pokok bahasan: pendudukan jepang di Indonesia
3.      Hasil belajar: mendeskripsikan penduduk jepang di Indonesia
4.      Indicator: menceritakan pendudukan jepang di Indonesia
5.      Pelaksanaan pembelajaran: guru menjelaskan materi tersebut dengan cara yang mudah
diterima siswa
Kegiatan Belajar 5 (Merancang dan menerapkan metode pembelajaran IPS SD
berdasarkan pendekatan ekspositori)
A.    Pengertian pendekatan ekspositori
“Pendekatan yang menekankan pada pengolahan materi pelajaran yang telah jadi atau siap
disampaikan pada peserta didik”.
B.     Merancang metode pembelajaran IPS di SD berdasarkan pendekatan ekspositori
Contoh pendekatan ekspositori adalah ceramah. Pelaksanaanya adalah:
1.      Melakukan kegiatan pendahuluan
2.      Menyajikan bahan pelajaran dengan memperhatikan beberapa factor
3.      Menutup pelajaran
C.     Menerapkan metode pembelajaran IPS SD berdasarkan pendekatan ekspositori (kelas 6
semester 2)
1.      Kompetensi dasar: kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan
negara tetangga
2.      Pokok bahasan: gejala alam dan sosial Indonesia dan negara tetangga
3.      Hasil belajar: membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara tetangga
4.      Indicator: menunjukan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia

MODUL 8
EVALUASI PEMBELAJARAN IPS SD
Kegiatan Belajar 1 (Merancang dan menyusun alat evaluasi dalam pembelajaran IPS
SD)
A.    Pengertian evaluasi
“Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program”
1.      Prinsip penilaian
-Valid -Objektif -Terpadu -Menyeluruh -Sistematis
-Andal -Adil -Terbuka -Akuntable -Beracu kriteria
2.      Merancang alat evaluasi atau tes
-Tujuan tes -Penyusunan kisi-kisi tes
3.      Menyusun alat evaluasi atau tes
-      Membuat indicator test atau TIK

-      Kriteria indicator yang baik (membuat ciri dari KD/TIU, membuat satu kata kerja
operasional)
-      Kriteria pokok penulisan soal (sesuai dengan indicator, dirumuskan dengan jelas, petunjuk
arahan yang jelas)

Kegiatan Belajar 2 (Merancang dan menyusun alat evaluasi hasil belajar IPS aspek
kognitif)
A.    Pengertian aspek kognitif
Asfek kognitif dalam evaluasi belajar mempunyai tingkatan, yaitu:
1.      Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah:
a.Pengetahuan C1 b.Pemahaman C2 c.Penerapan C3

2.      Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi, yaitu:


a.Analisis C4 b.Sintesis C5 c.Evaluasi C6
B.     Merancang alat evaluasi hasil belajar
Untuk merancang alat evaluasi perlu mempelajari kurikulum yang berlaku mengenai
hal-hal berikut:
1.KD pada kurikulum 2.Materi pokok/hasil belajar 3.Indikator
C.     Menyusun alat evaluasi hasil belajar aspek kognitif
Untuk siswa SD, asfek kognitif yang dipilih cukup yang mempunyai tingkatan lebih rendah,
yaitu C1, C2 dan C3.

Kegiatan Belajar 3 (Merancang dan menyusun alat evaluasi tentang nilai dan sikap
sosial)
A.    Pengertian nilai dan sikap sosial
“Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain,
dengan kelompok atau antar kelompok”.
1.      Antar orang perorang
2.      Antar orang perorang dengan kelompok masyarakat
3.      Antar kelompok dengan kelompok
B.     Merancang alat evaluasi nilai dan sikap sosial
Untuk merancang alat evaluasi perlu mempelajari kurikulum yang berlaku mengenai
hal-hal berikut:
1.KD pada kurikulum 2.Materi pokok/hasil belajar
C.     Menyusun alat evaluasi nilai dan sikap sosial
Alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial (ranah afektif), selain daftar
pertanyaan, adalah skala penilaian, daftar cek, laporan pribadi dan wawancara.

Kegiatan Belajar 4 (Merancang dan menyusun alat evaluasi keterampilan IPS)


A.    Pengertian keterampilan IPS
“Beberapa kemampuan baik fisik maupun mental di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial”.
Adapun beberapa keterampilan IPS adalah:
1.      Mengobservasi (menghitung, mengukur, mengklasifikasikan dan mencari hubungan
ruang/waktu)
2.      Membuat hipotesis
3.      Merencanakan penelitian/eksperimen
4.      Mengendalikan variable
5.      Menginterprestasi atau mentafsirkan data
6.      Menyusun kesimpulan sementara
7.      Meramalkan, menerapkan dan mengkomunikasikan
B.     Cara merancang evaluasi keterampilan IPS (kelas 5 semester 2)
1.      Kompetensi dasar: kemampuan memahami keberagaman ketampakan alam dan buatan di
Indonesia
2.      Pokok bahasan: kemampuan alam dan buatan di indonesia
3.      Hasil belajar: mendeskripsikan keragaman ketampakan alam di Indonesia
C.     Cara menyususn alat evaluasi keterampilan IPS (kelas 5 semester 1)
1.      Materi pokok: penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia
2.      Hasil belajar: mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia
3.      Indicator materi: jumlah penduduk Indonesia menurut sensus tahun 2000

MODUL 9
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS
Kegiatan Belajar 1 (Merancang dan menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan
menggunakan pendekatan berorientasi pemecahan masalah)
A.    Pengertian pendekatan pemecahan masalah
“Setiap hal yang mengundang keragu-raguan, ketidakpastian atau kesulitan yang harus diatasi
dan diselesaikan”.
B.     Merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah
Dalam merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah, seyoginya mendasar pada pemikiran kritis dan reflektif yang mengikuti proses
kerja;
-      Menyadari adanya masalah

-      Mencari petunjuk untuk pemecahannya

-      Pergunakan suatu pemecahan yang cocok dengan kriteria tertentu dan tinggalkan
kemungkinan pemecahan lain.
1.      Model pemecahan masalah secara kelompok (Davis Johnson dan Frank Johnson dalam Udin
S.Winataputra.2003)
Langkah-langkahnya :
a.       Definisi masalah
b.      Diagnosis masalah
c.       Merumuskan alternative strategi
d.      Penentuan dan penerapan suatu strategi
e.       Evaluasi keberhasilan strategi
C.     Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah (kelas 5 semester1)
1.      Kompetensi dasar: kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di
indonesia
2.      Pokok bahasan: penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia
3.      Hasil belajar: mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia khususnya perkembangan
yang cepat
  Kegiatan Belajar 2 (Merancang dan menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan
menggunakan pendekatan humanistik (wawasan bidang interkeilmuan))
A.    Pengertian pendekatan humanistic
“Pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang menyoroti suatu topic/tema yang termasuk
bidang ilmu tertentu dengan berbagai disipilin ilmu lain yang relevan (terkait) sehingga
peserta didik dapat melihat masalah/topic tersebut lengkap dan terpadu”.
B.     Merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan humanistic
Pembelajaran IPS SD bertolak belakang dari kebutuhan dasar manusia dan dikembangkan
secara multidimensional dengan media pendekatan yang komprehensif dan terpadu.
C.     Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan humanistic
(kelas 5 semester 1)
1.      Kompetensi dasar: kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
2.      Pokok bahasan: keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
3.      Hasil belajar: mendeskripsikan keanekaragaman suku bangsa di Indonesia

Kegiatan Belajar 3 (Merancang dan menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan


menggunakan pendekatan wilayah (geografi))
A.    Pengertian pendekatan wilayah
“Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPS mengenai suatu wilayah
ditinjau dari berbagai aspek kehidupan yang ada di wilayah secara mendalam yang
merupakah kekhasan wilayah tersebut dengan menggunakan kata Tanya apa, dimana, kapan,
mengapa dan bagaimana sehingga dapat membedakan dengan wilayah di sekitarnya.
B.     Merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan wilayah
Perancangan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan wilayah dalam
menganalisis suatu gejala geografi memperhatikan penyebaran gejala dan interaksi antara
variable manusia dan lingkungan untuk dipelajari kaitanya.
C.     Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan wilayah (kelas 4
semester 1)
1.      Kompetensi dasar: kemampuan menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam seta
pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat (provinsi)
2.      Pokok bahasan: sumber daya alam dan kegiatan ekonomi
3.      Hasil belajar: menggunakan sumber daya alam yang ada di lingkungan provinsi
Kegiatan Belajar 4 (Merancang dan menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan
menggunakan pendekatan metode proyek)
A.    Pengertian pendekatan metode proyek
“Suatu jenis kegiatan memecahkan masalah yang dilakukan oleh perseorangan atau
kelompok kecil”.
B.     Merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan metode proyek
1.      Tahap perencanaan
2.      Tahap pelaksanaan
3.      Tahap tindak lanjut
4.      Tahap penilaian
C.     Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan metode proyek
(kelas 4 semester 1)
1        Kompetensi dasar: kemampuan menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta
pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat (provinsi DIY)
2        Pokok bahasan: sumber daya alam dan kegiatan ekonomi di provinsi DIY
3        Hasil belajar: menguraikan sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat

Kegiatan Belajar 5 (Merancang dan menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan


menggunakan pendekatan kurun waktu/time line)
A.    Pengertian pendekatan kurun waktu
Penerapan pendekatan waktu dalam kegiatan belajar mengajar, berarti kita mempelajari
sejarah. Di dalam sejarah ada tiga konsep mengenai waktu yang berdasarkan ruang,
matematika dan asosiasi.
B.     Merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan kurun waktu
Dalam merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan kurun
waktu, berarti kita merancang model pembelajaran untuk mengajarkan sejarah. Konsep
pokoknya adalah perubahan, kontinuitas dan waktu
C.     Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan kurun waktu
(kelas 6 semester 1)
1.      Kompetensi dasar: kemampuan menganalisis peristiwa di sekitar proklamasi
2.      Pokok bahasan: peristiwa di sekitar proklamasi
3.      Hasil belajar: menguraikan persiapan sampai dengan detik-detik proklamasi
4.      Indikator: menceritakan peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi (peristiwa
rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, detik-detik proklamasi kemerdekaan)

Anda mungkin juga menyukai