Anda di halaman 1dari 51

RESUME PENDIDIKAN IPS DI SD

MODUL 1 - 9

Disusun Oleh :
Nama : Erma Hermawati
NIM : 857091169
Kelas : IA

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JAKARTA – POKJAR SERANG BARU
2020
MODUL 1
HAKIKAT, LANDASAN DAN KURIKULUM PENDIDIKAN
IPS SD
Kegiatan belajar 1
Hakikat dan tujuan Pendidikan IPS

Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai
makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan
teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun
mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan
cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu
dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat
pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa orang yang menguasai informasi
itulah yang akan menguasai dunia.
Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh
kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari
permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti
daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan
mempengaruhi terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya.
Lebih jelasnya anda dapat mencermati contoh berikut ini:
 Corak kehidupan masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang bentuknya landai
dengan laut yang tenang dan tidak begitu tinggi serta arus angin yang tidak
begitu kencang, sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk mencari ikan.
Hal ini disebabkan ikan banyak berkumpul di kawasan laut yang dangkal yang
masih tertembus sinar matahari. Oleh karena itu mayoritas masyarakatnya
bermata pencaharian sebagai nelayan. Hampir semua pelabuhan-pelabuhan
besar di pulau Jawa sebagian besar terletak di pantai utara Jawa.
 Dataran rendah yang meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 meter di
atas permukaan laut merupakan kawasan yang cadangan airnya cukup,
didukung oleh iklimnya yang cocok, merupakan potensi alam yang cocokuntuk
dikembangkan sebagai areal pertanian, misalnya Karawang, Bekasi,
Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran tinggi yang beriklim sejuk,
dengan cadangan air yang sudah semakin berkurang maka sistem pertanian
yang dikembangkan adalah pertanian lahan kering dan holtikultura seperti
sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias.
 Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak tersendiri. Karena
sedikitnya persediaan air tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk
terpusat di lembah-lembah atau mendekati alur sungai. Hal ini dikarenakan
mereka berusaha untuk mendapatkan sumber air yang relatif mudah. Ladang
yang mereka usahakan biasanya terletak di
lembah pegunungan.
Aspek pengaturan dan kebijakan ini termasuk aspek politik
Marilah kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di atas. Setelah kita pelajari
ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek:
A. Hubungan social, semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia
tentang proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya
dipelajari dalam ilmu sosiologi.
B. Ekonomi, berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia,
perkembangan, dan
permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.
C. Psikologi, dibahas dalam ilmu psikologi.
D. Budaya, dipelajari dalam ilmu antropologi.
E. Sejarah, berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia
dipelajari dalam ilmu sejarah.
F. Geografi, hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu geografi.
G. Politik, berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik

TUJUAN PENDIDIKAN IPS


Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan
pendidikan nasional, yaitu: membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila
dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung
jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat
mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur,
mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang
termaksud dalam UUD 1945.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan
IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan
disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak.
Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan
bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:
1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan social.
3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid
Sumaatmadja. 2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik,
yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi
dirinya serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik
merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu:
1) Pengetahuan dan pemahaman
2) Sikap hidup belajar
3) Nilai-nilai sosial dan sikap
4) Keterampilan (Oemar hamalik. 1992 : 40-41).
a. Pengetahuan dan Pemahaman
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan
pemahaman
tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.
b. Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan
belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-
ide, konsep-
konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan
datang.
c. Nilai-nilai sosial dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya,
sehingga mereka mampu melakukan perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsur
penting di dalam pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam
masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga,
masyarakat, dan pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadap
perkembangan nilai-nilai dan sikap anak. Nilai-nilai tersebut, meliputi nilai edukatif,
nilai praktis, nilai teoretis, nilai filsafat, dan nilai ketuhanan. Dengan pengembangan
nilai-nilai tersebut diharapkan sumber daya manusia Indonesia diharapkan memiliki
pengetahuan, keterampilan, kepedulian, kesadaran, dan tanggung jawab sosial yang
tinggi terhadap masyarakat, bangsa, dan negaranya, bagi pengembangan kini dan
mendatang.
Selanjutnya mari kita jelaskan satu per satu tentang nilai-nilai tersebut seperti
dikemukakan
oleh Nursid Sumaatmadja (1997), yaitu sebagai berikut:
1. Nilai Edukatif
Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu adanya
perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik. Perilaku tersebut,
meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan kognitif disini
tidak hanya terbatas makin meningkatnya pengetahuan sosial, melainkan pula
peningkatan nalar sosial dan kemempuan mencari alternatif-alternatif pemecahan
masalah sosial. Oleh karena itu, materi ang dibahas pada pendidikan IPS ini, jangan
hanya terbatas pada kenyataan, fakta dan data sosial, melainkan juga mengangkat
masalah sosial yang terjadi sehari-hari.
Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan nilai edukatif, tidak
hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih mendalam lagi berkenaan
dengan perilaku afektifnya. Justru perilaku inilah yang lebih mewarnai afpek
kemanusiaan. Melalui pendidikan IPS, perasaan, kesadaran, penghayatan, sikap,
kepedulian, dan tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Masalh sebagai
fakta sosial diprases melalui berbagai metode dan pendekatan sampai betul-betul
membangkitkan kepedulian serta tanggung jawab
peserta didik.
2. Nilai Praktis
Pembelajaran dan pendidikan apa pun, nilainya tidak berarti apabila tidak dapat
diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial sehari-hari. Dengan kata lain,
pembelajaran dan pendidikan dianggap tidak memiliki makna yang baik, jika tidak
memiliki nilai praktis. Oleh karena itu, pokok bahasan IPS itu jangan hanya tentang
pengetahuan yang konseptual-teoretis belaka, melainkan digali dari kehidupan
sehari-hari, misalnya mulai dari lingkungan terkecil keluarga, di pasar, di jalan, di
tempat-tempat bermain dan seterusnya. Dalam hal ini nilai praktis itu disesuaikan
dengan tingkat usia dan kegiatan peserta didik sehari-hari. Pengetahuan IPS yang
praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengarkan radio, membaca
buku cerita, menghadapi permaslahan kehidupan sehari-hari sampai dengan
pengetahuan IPS yang berguna melaksanakan pekerjaan sebagai wartawan, pejabat
daerah, dan demikian selanjutnya. Pembelajaran pada pendidikan IPS tersebut
diproses secara menarik, tidak terlepas dari kehidupn sehari-hari, dan secara
langsung memiliki nilai praktis serta strategis dalam membina SDM sesuai dengan
kenyataan hidup hari ini, terutama untuk
masa-masa yang akan datang.
3. Nilai Teoritis
Membina peserta didik hari ini pada proses perjalanannya diarahkan menjadi SDM
untuk hari esok. Oleh karena itu, pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan
membahas kenyataan, fakta dan data yang terlepas-lepas, melainkan lebih jauh dari
pada itu menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lain-lainnya.
Peserta didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya ke arah dorongan mengetahui
sendiri kenyataan (sense of reality) dan dorongan menggali sendiri di lapangan
(sense of discovery). Kemampuan menyelidiki dan meneliti dengan mengajukan
berbagai pernyataan (sense of inquiry) mereka dibina serta dikembangkan. Dengan
demikian, kemampuan mereka mengajukan hipotesis dan dugaan-dugaan terhadap
suatu persoalan, juga berkembang. Dalam menghadapi kehidupan sosial yang
berkembang dengan cepat dan juga cepat berubah, kemampuan berteori ini sangat
berguna serta strategis. Melalui pendidikan IPS, nilai teoretis ini dibina dan
dikembangkan.

4. Nilai Filsafat
Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan
perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan kesadaran
mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial. Melalui proses
yang demikian, peserta didik dikembangkan kesadaran dan penghayatannya
terhadap keberadaannya di tengah-tengah masyarakat, bahkan juga di tengah-
tengah alam raya ini. Dari kesadaran terhadap keberadaannya tadi, mereka
disadarkan pula tentang peranannya masing-masing terhadap masyarakat, bahkan
terhadap alam lingkungan secara keseluruhan. Dengan kata lain, kemampuan
mereka merenungkan keberadaan dan peranannya di masyarakat ini, makin
dikembangkan. Atas kemampuan mereka berfilsafat, tidak luput dari jangkauan
pendidikan IPS. Dengan demikian, nilai filsafat yang demikian sangat berfaedah
dalam kehidupan
bermasyrakat, tidak luput dari perhatian pendidikan IPS ini.
5. Nilai Ketuhanan
Pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kehidupan sosial yang demikian luas
cakupannya, menjadi landasan kuat bagi penanaman dan pengembangan nilai
ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita baik lahir maupun batin. Nilai
ketuhanan ini menjadi landasan moralitas Sumber Daya Manusia (SDM) hari ini dan
terutama masa yang akan datang. Hal ini wajib menjadi perhatian Anda dan semua
selaku guru IPS bahwa materi dan proses pembelajaran apa pun pada pendidikan
IPS, wajib berlandaskan pada nilai-nilai
ketuhanan.
d. Keterampilan dasar IPS
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya
mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat,
mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan
menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.

Kegiatan Belajar 2
Perkembangan kurikulum Pendidikan IPS SD

A. Perkembangan kurikulum Pendidikan IPS SD


Kurikulum IPS SD tahun 2006 ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional RI nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006, memiliki karakteristik
tersendiri karena kurikulum IPS ini tidak menganut istilah pokok bahasan, namun
cukup simpel, yakni Standar isi dan Kompetensi Dasar.

B. Perbedaan Penekanan Antara Kurikulum SD tahun 1994 dengan Kurikulum 2006


1. Kurikulum SD 1994
 Membaca, menulis, dan berhitung Ø Muatan Lokal
 IPTEK
 Wawasan lingkungan
 Pengembangan nilai
 Pengembangan keterampilan
2. Kurikulum 2006
 Kerangka dasar kurikulum (kelompok mata pelajaran)
 Prinsip pengembangankurikulum
 Prinsip pelaksanaan kurikulum
 Stuktur kurikulum pendidikan umum dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan
 Stuktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu pendidikan selama enam tahun mulai kelas 1sapai kelas 6

 Latar Belakang Pendidikan IPS di SD


1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Pembukaan UUD 1945
4. Pasal 31
5. Undang-undang no 30 tahun 2003 tentang pendidikan dasar
6. Keputusan mendikdas n 023/U/2006 tentang kurikulum 2006
 Pengertian Pendidikan IPS
Pengertian Ilmu Sosial
1. Norma Maekenzie (1975)
Ilmu Sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia
dalam konteks sosialnya/semua bidang ilmu yang mempelajari manusia
sebagai anggota masyarakat.
2. Sanusi (1993)
Studi social adalah semua pengetahuan dan penelaaahan gejala masalah
social di masyarakat yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan social,
dalam usaha mencari jalan dari masalah-masalah tersebut.

 Tujuan dan Manfaat Pendidikan IPS di SD


1. Tujuan kulikuler
2. Kurikulum IPS tahun 2006
3. Ruang lingkup

 Tujuan Pendidikan IPS di SD


1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna bagi
kehidupannya kelak di masyarakat.
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis,
dan menyusun alternative
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama
warga masyarakat dengan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian
bagi kehidupan tersebut.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan
keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi.

 Kurikulum IPS tahun 2006


Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungan.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan social
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkomunikasi
dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local, nasional, global.

 Ruang Lingkup
Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1. Manusia, tempat dan lingkungan
2. Waktu, berkelanjutan dan perubahan
3. Sistem Sosian dan Budaya
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
MODUL 2
ESENSI KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS 3 DAN
4
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam kurikulum SD 2006
kelas
3 dan 4
Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungan
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuilir, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan kompetensi dalam
masyarakat yang majemuk, baik ditingkat local, nasional, dan global.

Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS menjadi aspek-aspek:
 Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan
 Sejarah meliputi waktu, keberanjuran, dan perubahan
 Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya
 Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Secara lebih umum bahwa pelajaran IPS berkenaan dengan pengenalan dan
pemahaman anak tehadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kini, yaitu yang
terkenal dengan isu sosial.
Istilah isu sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa yang
terjadi dan menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia dimasyarakat serta tidak
jelas asal usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angin. Fakta berkaitan
erat data. Ada pebedaan antara fakta dan data.
Data-data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti penafsiran
seseorang. Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam didasri
oleh pengungkapan fakta dan data untuk selanjutnya sampai kepada konsep,
generalisasi, teori, dan hukum.
Jika digambarkan skematikanya sebagai berikut:
1. Peristiwa
2. Fakta/data
3. Konsep
4. Generalisasi
5. Teori
6. Hukum

1. PERISTIWA
Pengertian peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal
yang pernah terjadi. Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah seperti
gunung meletus, tsunami, gempa bumi, gerhana matahari.
Peristiwa bersifat insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas umat
manusia seperti pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis moneter
inflasi, reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya itulah yang disebut
fakta.

2. FAKTA
Secara harfiah kata - fakta‖ berarti sesuatu yang telah diketahui atau
telah terjadi benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga
merupakan kenyataan yang nyata.
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga merupakan alasan untuk
mempertajam rumus teori baru yang ada bahkan fakta dapat mendorong untuk
mempertajam rumusan teori
yang telah ada.fakta bukan tujuan akhir dari pelajaran IPS.
Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab:
 Kemampuan kita untuk mengingatkan sangat terbatas
 Fakta itu bias berubah sesuai waktu misalnya tentang perubahan iklim
suatu kota,dsb
 Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus

3. KONSEP
Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk
tujuan mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari suatu benda,
gagasan atau peristiwa. Konseptualisasi adalah proses meningkatkan,
mengiklasifikasi durian memberi nama pada sekelompok objek.

4. GENERALISASI
Schuneke (1988 : 16) mengemukankan bahwa generalisasi merupakan
abstraksi dan sangat terikt konsep. Cara mempermudah memahami generalisasi
dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses
terbentuknya generalisai 2 konsep bias dari disiplin ilmu social atau disiplin dari
ilmu-ilmu sosial yang berbeda.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukn adanya
hubungn antara
konsep dan berisi pernyataan bersifat umu, tidak terkait pda situasi khusus.
Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut:
Pengajaran ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial TPS yang tercakup dalam kurikulum
mengikuti konsep : kekspanding Communities of man (Hana dalam Banks,1985:11).
Kepada siswa diajarkan lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya
yaitu keluarga, rumah, kemudian berkembangan kelingkungan kehidupan yang lebih
luas, sekolah RT/RW, desa, kota dan propinsi sendiri melalui aspek sosiologi,
geografis, ekonomi dan sejarah.

5. ASPEK LAINNYA DARI IPS MISALNYA SEJARAH


Sejarah memiliki kkonsep dasar waktu cara untuk lebih mudah
memberi pengertian tentang konsep diajarkan juga dengan visualisasi baik terhadap
konsep yng konkret maupun konsep yang abstrak.
Konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS untuk memudahkan pemahaman
yang dikemukakan penjelasan Brank (1985: 249-404)
A. Sosial
a. Sosial proses yang ditempuh individu untuk menjadi anggota kelompoknya
b. Peran-peran yang dilakukan seseorang sebagai individu
c. Norma dan sanksi norma adalah ukuran/tata cara yang membimbing
perilaku, sedangkan sanksi adalah ganjaran/hukuman
d. Nilai aspek-aspek dari kehidupan masyarakat dan budaya yang dianggap
berharga
e. Gerakan nasional : gerakan yang dilakukan sejumlah besar orang untuk
memperbaiki atau melawan perubahan dimasyarakat
f. Masyarakat unit yang merdeka dan integrase dimana interaksi dan
komunikasi.

B. Ekonomi
a. Kelangkaan keinginan manusia terbatas
b. Produksi hasil proses pembuatan barang
c. Saling ketergantungan ada situasi saling memerlukan
d. Pembagian kerja berkenaan dengan pembagian garapan.

C. Geografi
a. Lokasi indentifikasi ruang dan tempat
b. Interaksi spasi hubungan antara suatu tempat dengan lainnya
c. Pola special kota kedudukan kota sebagai pusat layanan
d. Difusi kebudayaan berkaitan dengan penyebab pengaruh kebudayaan,
Bahasa, pendidikan, etnik, agama, teknologi dll

D. Sejarah
a. Kontinuitas dan prubahan kejadian secara kronologis
b. Waktu lampau peristiwa sejarah terjadi di masa lalu
c. Kerjasama dan konflik proses proses timbulnya kerjasama manusia dalam
usaha mencapai tujuan
d. Nasionalisme wujud kepedulian masyarakat suatu Negara.

Kriteria memilih konsep


Taba dalam brank 1985: 43 menyebutkan kriteria pemilihan konsep sebagai berikut:
1. Validity konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu
2. Significance konsep yang bermakna
3. Appropriateness konsep yang memiliki kelayakan/ kepantasan
4. Durability tahan lama
5. Balance memberikan keseimbangan dalam skop kedalamannya.

Kegiatan belajar 2
Nilai dan sikap serta keterampilan intelektual/ kemampuan analisa, personal dan
sosial dalam kurikulum ips sd 2006 kelas rendah

A. Nilai dan Sikap dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas 3 dan 4


Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, utuh dan abstrak dan
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap objek dan terhadap orang lain
sedangkan sikap berkenaan dengan hak-hak yang khusus. Nilai merupakan ukuran
bagi seseorang dan cita-citanya, tujuan hidupnya, aspirasi yang dinyatakan, sikapnya
yang tampak, perasaannya yang diutarakan serta perbuatan yang dilakukannya.
Dalam pendidikan nilai menyangkut ranah afektif, ini perlu diajarkan kepada
siswa agar siswa mampu menerima nilai dengan sadar, mantap dan dengan nalar
yang sehat. Harapannya, para siswa dalam mengembangkan kepribadiannya menuju
jenjang kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih (dengan bebas) dan
menentukan nilai yang menjadi anutnnya.
Pengajaran nilai mmerlukan skill‖ dengan memperhatikan kesesuaian bahan
pengajarn dengan kehidupan sehari-hari. Bahan acuan bukan hnya kepada kurikulum
yang tertera dalam rencana forma tetapi juga kepada hidden curriculum dengan
mempertimbangkan pula potensi
kemampuan anak.
 Arti sikap
Sikap memilii rumusan dan pengertian yang berbeda-beda karena sifatnya yang
telah kompleks. Menurut Thursone sikap adalah eseluruhan dari kecendrungan dan
perasaan, pemahaman, gagasan, rasa tkut, perasaan terancam dan keyakinan-
keyakinan tentang sesuatu hal. Menurut rochman Natawijaya (1984 :20) sikap adalah
kesiapan seseorang untuk memperlakukan sesuatu objek, di dalam kesiapan itu ada
aspek kognitif, afektif dan kecenrungan bertindak. Kesiapan merupakan penilaian
positif dan negative dengan intensitas berbeda dan bias berubah ubah.

 Kaitan Nilai dengan Sikap


Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya. Sikap juga timbul
karena banyak nilai (values).

Kaitan nilai dengan sikap terkait dengan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.
Dari kajian para ahli dapat itegaskan sebagai berikut:
a. Ada hubungan timbale balik antara nilai dengan kognitif
b. Ada hubungan timbale balik antara afektif dengan kognitif
c. Nilai mempengaruhi kesiapn seseorang untuk terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan tingkat pemahamannya.

B. Keterampilan Intelektual/ kemampuan analisis, personal dan sosial dalam


kurikulum IPS di SD tahun 2006 kelas 3 dan 4
Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tepat yang dikelola guru
dengan terencana dan terprogram diharapkan hasil belajar siswa juga menghasilkan
keterampilan-keterampilan sebagai berikut:
 Keterampilan intelektual/ kemampuan analisis
Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Keterampilan dan kemampuan/ kecakapan ini meliputi:
a. Keterampilan memperoleh pengetahuan dsan informasi
b. Keterampilan berfikir, menafsirkan menganalisis dan mengoranisasikan
informasi yang dipilih dari berbagai sumber
c. Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan fakta dan opini
d. Kemampuan membuat keputusan
e. Keterampilan memecahkan masalah
f. Keterampilan menggunakan media
 Keterampilan Personal
Keterampilan ini tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual hanya
pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri. Sifat-sifat
tersebut antara lain:
a. Bersifat praktis atau keterampilan psikomotor
b. Keterampilan stdi dan kebiasaan kerja
c. Keterampilan bekerja dalam kelompok
d. Keterampilan akademik atau keterampilan belajar (continuing learning skills)
e. Keterampilan lainnya, antara lain:
- keterampilan fisik
- keterampilan politik
- keterampilan pengembangan emosional (motional growth)

 Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar member dan menerima
tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial.
Dengan ini siswa diharapkan mampu berkomnikasi dengan sesame manusia,
lingkungannya di masyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan
IPS dalam kehidupan bermasyarakat.

Kegiatan Belajar 3
Contoh keterkaitan antara peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap dan
Keterampilan intelektual, personal, sosial dalam konteks Pendidikan IPS SD kelas
Rendah

Keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi digunakan untuk


mengorganisasikan komponen-komponen isi bahan pengajaran yang disampaikan
guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hubungan antara peristiwa, fakta,
konsep, generalisasi dan bahan pengajaran tersebut bersifat timbal balik. Hal yang
memberikan makna kepada peristiwa, fakta, konsep dan generalsasi yaitu guru di
dalam bahan pengajaran mempersiapkan isi materi yang bersifat terperinci, contoh-
contoh, gambaran-gambaran yang memberi dukungan, serta aneka ragam
pengalaman. Isi bahan pengajaran pun akan lebih mudah dipahami dan lama diingat
jika materi berfokus kepada gagasan-gagasan kunci, seperti konsep dan
generalisasi.
IPS memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika didukung oleh peristiwa, fakta,
konsep dan generalisasi yang meaningful dapat dipertanggungjawabkan etika, logika,
ada gunanya (pragmatically) dan disusun/diorganisasikan secara baik, terintegrasi
dan values based (berlandaskan nilai-nilai) penyajiannya pun harus mengandung
unsur yang menantang dan membangkitkan minat dan sikap positif serta aktivitas
siswa, selain itu IPS harus berkontribusi bagi pengembangan kemampuan dan
keterampilan siswa dalam segala aspek kehidupan, baik ketrampilan intelektual,
personal maupun sosial.
Penyelenggaraan IPS harus didukung oleh fakta-fakta yang actual dan
disajikan berdasarkan konsep dan dilandasi oleh nilai-nilai yang berguna bagi
kehidupan masyarakat manusia, berkontribusi bagi pembentukan sikap dan
keterampilan yang mendukng pembangunan masyarakat dan bangsanya.
Guru bertanggung jawab sebagai pengembang kurikulum untuk mengolah
materi IPS. Guru pun harus mampu menyusun bahan pengajarannya dan
menyampaikannya kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang tepat.
Dalam perkembangannya, pengajartan IPS terletak di dalam kemampuannya
untuk mengungkapkan sesuatu meaningful, vales based, terintegrasi, menantang
(challenging) dan aktiva. Artinya, materi IPS harus berlandaskan nila,
mengungkapkan fakta dan materi secara keseluruhan yang esensial, terpadu
MODUL 3
ESENSI KURIKULUM IPS SD BERDASARKAN KTSP 2006
KELAS TINGGI

Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum SD 2005
Kelas Tinggi

Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam hubungannya dengan konsep dan
generalisasi. Peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi pembentukkan
konsep dan generalisasi.
Konsep dan generalisasi membantu kita untuk memperoleh pemahaman yang
komprehensif tentang kerangka berfikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur
untuk menerjemahkan apa yang terjadi didunia kita ini, didalam kehidupan manusia
ini.
Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar dari
kegiatan belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput
peristiwa ini dan mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam proses
pengolahan menjadi bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta, konsep, dan
generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi
skenario dari alur pengembangan peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi sehingga
guru dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skenario dari alur
pengembangan fakta, konsep, dan generalisasi, sesungguhnya sudah ditangan guru,
dan dijadikan sebahai bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar dikelas.

Contohnya sebagai berikut:


Topik: Zaman Pendudukan Jepang
PERISTIWA yang dapat kita ungkapkan adalah Peringatan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
FAKTA nya melalui gambar Soekarno-Hatta, foto bersejarah dll.
KONSEP nya Imperialisme, Penindasan, Ampera
GENERALISASI nya penjajahan selalu menimbulkan penderitaan bagi rakyat, tidak
ada bangsa yang senang dijajah dll.

Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, dan


Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 5 dan 6
Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang,
tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan nilai dan
sikap. Suatu nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk,
nilai juga menilik kelakuan seseorang. Orang mendapatkan nilai dan orang lain dalam
lingkungannya.
Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh,
merupakan sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi. Dengan
kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.
Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya indikator-
indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi yang
dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang diutarakan,
perubahan yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985:
18)
- Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia
- Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan
kegiatan.
- Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu tedapat berbagai rumusan
tentang sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang
pemikiran dan konsep yang berbeda. Menurut Thursone adalah keseluruhan dari
kecenderungan perasaan, pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan terancam,
dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal.
Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk
memperlakukan sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif, dan
kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan negatif
dengan intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu sendiri bias
berubah-ubah.
Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau
kelompok memiliki cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan
anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang
dapat mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak. Dapat disimpulkan
bahwa nilai menyebabkan sikap. Yang selalu terjadi adalah satu sikap disebabkan
oleh banyak nilai (values).
Didalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan
kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan terdapat kaitan antara nilai dengan
aspek-aspek kognitif, aspek afektif, dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para
ahli dapat ditegaskan sebagai berikut:
- Adanya hubungan timbal-balik antara nilai dan kognitif
- Adanya hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif
- Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju
kepada terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan
penghayatan terhadap - belief‖ (keyakinan).

Disamping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan tersebut, yang


perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong siswa untuk lebih
gemar membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuan siswa
agar memiliki kebiasaan untuk memahami struktur bahan pengajaran, mengerti
istilah-istilah yang sulit/baru, mengikuti perkembangan jaman, dan sebagainya.
Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka, tujuan mereka
membaca/mempelajari materi kajian. Bersikap kritis terhadap bahan kajian.
Bersikap kritis terhadap apa yang sudah dipelajarinya, sehimggaia merasa memiliki
kemampuan untuk memberikan kesimpulan dan keputusan.

Kegiatan Belajar 3
Contoh keterkaitan antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap dan
Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, Sosial dalam Konteks
Pendidikan IPS SD kelas 5 dan 6
Peristiwa, fakta,konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang tidak
mungkin dipisahkan. Kesempatannya terpadu didalam struiktur IPS. Melalui proses
belajar mengajar IPS yang demilkian itu, juga dikembangkan kemampuan siswa
dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (keterampilan) dalam KBM secara
jelas kemampuan guru sebagai pengembangan kurikulum di lapangan direalisasikan
dan dapat diamati seara faktual.
Contoh KBM yang dapat mmenunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa,
fakta, konsep, generalisasi, nilai, dan keterampilan siswa.
Topik 1 : Perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
KD : mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda dan Jepang.
Indikator : siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti Sumpah Pemuda
bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Ranah kognitif, setelah mempelajari topik ini siswa diharapkan dapat:


1. Menceritakan latar belakang timbulnya penrgerakan national, serta tokoh-
tokohnya.
2. Menerangkan peristiwa sumpah pemuda.
3. Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda.
4. Menunjukan arti pergerakkan nasional dan sumpah pemuda bagi persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.

Ranah afektif
1. Menghayati jasa para pelopor pergerakkan nasional.
2. Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda.

Ranah psikomotor
1. Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman pergerakkan
nasional dan tokoh-tokoh tertentu.
2. Memahami makna sumpah pemuda melalui proses diskusi kelas.

Peristiwa sebagai bahan kajian adalah peristiwa hari kebangkitan nasional dan
sumpah pemuda.
 Fakta-fakta sebagai bahan kajian:
1. Gambar-gambardari tokoh-tokoh bersejarah
2. Naskah sumpah pemuda
3. Gambar gedung-gedung bersejarah bagi pergerakkan nasional
4. Gambaran suasana kota Jakarta pada zaman penjajahan.
 Konsep:
1. Nasionalisme, imperialism, dan konolialisme
2. Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan, dominasi asing,
patriotism, organisasi politik, HAM, dan seterusnya.
 Generalisasi:
1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan
2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.
 Nilai:
- Nilai material, siswa merasa telah menikmati hasil kemerdekaan.
- Nilai Vital:
1. Cermat dalam meneliti ulasan sejarah
2. Objektif dalam menilai informasi
3. Kreatif dalam memprediksi
- Nilai Kerohanian
1. Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya
2. Rasional dalam berargumentasi.
3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4. Rasa tanggung jawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya.
 Sikap:
1. Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab
2. Tanggap terhadap perkembangan zaman
3. Bersikap terbuka dan toleransi terhadap pendapat orang lain
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnyadan
seterusnya
 Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis:
1. Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi,
generalisasi dan membuat keputusan.
2. Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi,
mengorganisasikan informasi, mengkritik informasi, mengambil keputusan,
menafsirkan fakta, menyusun laporan.
 Keterampilan personal:
1. Membaca peta, membuat denah, membuat peta, mengenal waktu, dan
kronologis, menterjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok
2. Keterampilan praktis (membuat peta dan lain-lain), belajar mandiri,
memimpin dalam diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain
 Keterampilan sosial:
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik,
mampu bertanya dengan baik, dll.
MODUL 4
ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM
PENGAJARAN IPS
Kegiatan belajar 1
Tren globalisasi dan keragaman budaya

A. GLOBALISASI
Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-
masalah yang ada menyangkut berbagai bangsa dan Negara atau bahkan seluruh
dunia. Pendidikan global mengangkat persamaan daripada perbedaan-
perbedaan yang dimiliki oleh berbagai bangsa. Memberikan penekanan berpikir
tentang kesetiaan kepada bumi tempat kita semua hidup.

Masalah-masalah dan isu-isu yang sifatnya global, seperti berikut:


1. Krisis energy: kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga sumber
energy pengganti.
2. Jarang antara Negara kaya dan miskin, yang melatarbelakangi lahirnya
beberapa organisasi kerja sama bilateral dan regional.
3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta kemiskinan
4. Populasi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan dan pencemaran.
5. Perang nuklir
6. Perdagangan internasional, siap dengan persaingan harga dan kualitas
7. Komunikasi. Perkembangan media komunikasi menghilangkan batas-batas
Negara. Penggunaan internet bisa memperoleh informasi tanpa ada batasan
8. Perdagangan obat terlarang.

Hidup bersama haruslah disadari oleh kesadaran di samping ada kesamaan, ada
pula perbedaan. Pendidikan global menonjolkan persamaan daripada perbedaan
yang menuju suatu konflik ataupun ketidakharmonisan di muka bumi.

B. KERAGAMAN BUDAYA
Keanekaragaman budaya sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat
memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya
(Koentjaraningrat, 1980: 193). Menurut Koentjaraningrat pembauran adalah proses
sosial yang timbul apabila ada hal-hal berikut ini:
1. Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda.
2. Saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama
3. Kebudayaan-kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya
yang khas dan unsur-unsurnya berubah wujud menjadi unsur-unsur
kebudayaan campuran.
Faktor-faktor yang menghambat proses pembauran:
1. Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi
2. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas
3. Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandang
rendah terhadap kebudayaan lain atau perasaan superioritas

C. GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA


Derasnya arus informasi ke Indonesia memberikan keuntungan-keuntungan,
misalnya penyerapan Ilmu pengetahuan lebih cepat. Peristiwa penting diseluruh
dunia bisa diketahui dengan cepat. Trend globalisasi terakhir yang melanda
Indonesia adalah penggunaan jaringan Internet dalam telekomunikasi. Media
global memberikan manfaat bagi Indonesia sekaligus dampak negatifnya
terutama dikalangan generasi muda. Dampak negative yang bisa dilihat,
diantaranya meningkatnya penggunaan obat terlarang dikalangan muda.

D. PEMBELAJARAN IPS DALAM GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA


Pelajaran IPS dalam proses pembelajarannya harus mampu mengembangkan
sikap
hormat dan menghargai akan tanggung jawab sebagai warga Negara sekaligus
menerima
keanekaragaman budaya di dalamnya.
Pengajaran keanekaragaman dalam IPS mengandung tujuan sebagai berikut:
1. Mentranformasikan bahwa sekolah memberikan pengalaman dna
kesempatan yang sama kepada semua siswa
2. Membimbing siswa mengembangkan sikap positif dalam nedekati masalah
perbedaan budaya, ras, etnik, dan kelompok agama
3. Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan dengan cara
memberikan keterampilan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan
sikap-sikap social
4. Membimbing siswa mengembangkan kemampuan memahami keterhubungan
dan ketergantungan budaya

Pengajaran globalisasi dalam IPS mengandung tujuan:


1. Menanamkan pengertian bahwa mereka berbeda tetapi memiliki kesamaan-
kesamaan.
2. Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa
bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan
3. Membantu siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang
dihadapi bersama
4. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia
Kegiatan Belajar 2
Masalah – masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Lingkungan hidup (environment) menurut UU RI no 4 tahun 1982 tentang
ketentuan-ketentuan pokok lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya
manusia dan prilaku yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Aspek-aspek yang termasuk ke dalam konsep lingkungan hidup, meliputi 5 hal yaitu:
1. Lingkungan abiotik, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup
yang bukan berupa organisme hidup. Misalnya tanah, mineral, udara dan gas,
air dll
2. Lingkungan biotik yaitu: segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang
berupa organisme hidup. Misalnya mikroorganisme, binatang, tumbuhan,
manusia dll.
3. Lingkungan alam, yaitu: kondisi alamiah baik secara biotik amupun abiotic
yang belum banyak dipengaruhi oleh tangan tangan manusia.
4. Lingkungan social, yaitu: manusia baik secara individu maupun kelompok yang
ada diluar dirinya
5. Lingkungan budaya, yaitu: segala sesuatu baik secara materi maupun non
materi yang dihasilkan oleh manunsia melalui proses penciptaan rasa, karsa
dan karyanya.
Menurut Nursid Sumaatmaja (1989:46-65), seorang ilmuwan yang geografi dari
FPIPS Bandung, setidaknya ada empat masalah yang berkaitan dengan lingkungan
hidup manusia, yaitu:
1. Perkembangan populasi manusia yang cepat
2. Daya dukung lingkungannya yang tidak memadai
3. Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia
4. Ketimpangan hidup itu sendiri
Langkah-langkah menangani masalah tersebut dapat berupa pikiran yang
konsepsional dan tindakan praktis yang professional sehingga kelestarian dan
keselarasan lingkungan dalam hubungannya dengan lingkungan hidup manusia
dapat terjaga.
Pendidikan Ekologi yaitu pendidikan yang mengkaji dan memfokuskan dirinya pada
masalah lingkungan hidup. Dengan pendidikan ekologi diharapkan tumbuh
kesadaran, pengetahuan, pemahaman, sikap, perilaku yang lebih mencintai,
mewarisi, memelihara dan memanfaatkan lingkungan hidup manusia secara
professional dan wajar. Tujuan Pendidikan Ekologi yaitu untuk mengembangkan
disiplin ilmu itu sendiri, dan aktualisasi yaitu lingkungan untuk kepentingan bersama
dalam hubungannya dengan lingkungan alam sekitar.
Kegiatan Belajar 3 :
Masalah – masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum
Masalah Hukum yaitu masalah yang timbul akibat terganggunya kepentingan
atau hak salah satu individu atau kelompok lain sehingga diperlukan jalur keluar
(solusi) yang bersifat mengikat kedua belah pihak.
Ketertiban yaitu suatu keadaan yang menunjukan adanya patokan, aturan atau
pedoman maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap individu didalam
pergaulan antara pribadi atau golongan (masyarakat).
Kesadaran Hukum yaitu suatu sikap individu untuk menerima dengan rela dan
bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari peristiwa hokum yang
terjadi. Peristiwa hukum disini yaitu peristiwa yang dapat menimbulkan akibat
hukum.
Hubungan masalah hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum dengan pendidikan IPS
yaitu sangat berhubungan karena diantaranya memberikan kontribusi yang besar
terhadap pembentukan warga Negara yang baik karena pada hakikatnya IPS
bertujuan membentuk warga Negara yang baik, melalui pemahaman terhadap
pengetahuan dan kemampuannya didalam berinteraksi secara positif dan akti dengan
lingkungannya. Didalam interaksi dengan lingkungan itulah aspek-aspek tentang
hukum, ketertiban dan kesadaran hukum penting dimiliki oleh siswa sebagai anggota
masyarakat.

Kegiatan Belajar 4 :
Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum Warga
Negara

Manusia merupakan makhluk social artinya makhluk yang senantiasa


berhubungan dengan yang lainnya. Kedudukan manusia sebagai makhluk social
berimplikasi bahwa manusia tidak dapat hidup menyendiri. Dalam interaksi dengan
sesama, manusia akan terbentuk menjadi sebuah kelompok yaitu masyarakat.
Dalam berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun social, manusia senantiasa ada
aturan tersebut. Hukum ini perlu diterapkan agar tercapai kehidupan yang tertib,
aman, adil, serasi, seimbang dll.
Penanaman kesadaran hukum Negara dapat dilakukan melalui proses
pendidikan. Dalam proses pendidikan dilakukan dengan mengintegrasi atara
pengetahuan nilai dan skill pada diri siswa.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan IPS, penanaman kesadaran hukum dapat
dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Kurikulum yang diterapkan yaitu
dengan pendekatan integrase dan korilasi terhadap permasalahan-permasalahan
sehari-hari yang dianggap oleh siswa. Dengan demikian guru IPS harus memiliki
pengetahuan yang luas.
MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI
SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1
(Pendekatan kognitif dalam pembelajaran IPS SD

A. TUJUAN
Memperkenalkan dan melatih anak cara berfikir ilmu social.

B. PROSES PENELITIAN
Proses dan produk ilmu pengetahuan selalu bersifat interaktif. Metode ilmiah
memungkinkan para ilmuwan merevisi dan menyempurnakan teorinya. Bagi siswa
SD proses penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-gejala sosial
dan perkembangan masyarakat dengan menggunakan kaca mata atau cara kerja
ilmu sosial.

C. MODEL-MODEL PENELITIAN SOSIAL


Model Banks (1977):
 Masalah
 Hipotesis
 Data
 Kesimpulan

D. KONSEP
Suatu kata atau pertanyaan abstrak yang berguna untuk mengelompokkan
benda, ide atau peristiwa (Banks, 1977:85)

E. GENERALISASI
Pertanyaan mengenai keterkaitan dua konsep atau lebih.

F. TEORI/KONSTRUK
Bentuk pengetahuan tertinggi yang dapat digunakan untuk menerangkan dan
memperkirakan perilaku manusia.

Kegiatan Belajar 2
(Pendekatan sosial, personal dan perilaku dalam pembelajaran IPS SD)
A. Emosi
Setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental
yang hebat
atau meluap-luap.
B. Nilai dan Sikap
 NilaiSuatu jenis kepercayaan yang ada dalam keseluruhan sistem
kepercayaan seseorang, mengenai bagaimana seseorang seharusnya atau
tidak seharusnya berperilaku atau perlu tidak sesuatu dicapai.
 SikapSuatu kondisi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui
pengalaman yang memancarkan arah atau pengarah yang dinamis terhadap
respon atau tanggapan
individu terhadap objek atau situasi yang dihadapinya.
C. Perilaku Sosial
1. Pendekatan ekspositori berorientasi nilai dan sikap
Tujuannya menyampaikan nilai/sikap secara dialogis melalui ceramah, peragaan dan
tanya jawab
Langkah-langkah:
- Guru memilih suatu nilai yang bias diterima semua siswa
- Guru menyiapkan bahan peragaan
- Guru menyajikan konsep nilai
- Menguasai peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai yang telah dikaji dalam
kehidupan sehari-hari
- Pada kesempatan selanjutnya, guru meminta laporan penerapan nilai
2. Pendekatan analitik keteladanan
Tujuannya menerapkan nilai/sikap melalui analisis sampelketeladanan dalam
masyarakat dalam berbagai bidang, di berbagai tempat dan dalam berbagai
era/kurun waktu, dan memotivasi peseta didik untuk mengadaptasi keteladanan itu.
Langkah-langkah:
- Guru memilih sample keteladanan dalam berbagai bidang
- Guru membaca dan menyediakan sumber informasi
- Guru menyajikan pertanyaan mengapa
- Secara kelompok peserta didik mencari jawaban
- Guru memimpin diskusi
- Bersama peserta didik, guru mengidentifikasi ciri-ciri keteladanan
- Bersama peserta didik, guru memilih ciri yang akan diterapkan
- Guru menugaskan peserta didik untuk mencoba menerapkan ciri-ciri
keteladanan yang dipilih
- Pada kesempatan berikutnya, guru meminta kesan-kesan penerapan ciri
keteladanan itu
dari setiap peserta didik
3. Pendekatan kajian nilai
Tujuannya menangkap nilai melalui kajian nilai secara sistematis dan mendasar
Langkah-langkah (Hunt and Metcalf’s Decision):
- Membahas apa hakikat dari objek peristiwa atau kebijaksanaan yang dinilai
- Membahas konsekuensi penerapan kriteria
- Menguji keberlakuan kriteria
- Memberi justifikasi kriteria
4. Pendekatan integrative konsep dan nilai
Tujuannya menangkap nilai yang melekat pada atau merupakan implikasi dan suatu
konsep melalui kajian akademis
Langkah-langkah:
- Guru menerapkan suatu konsep
- Guru bersama peserta didik membahas sebab dan akibat
- Memusatkan perhatian pada sebab dan akibat
- Mengangkat isu nilai/sikap/moril
- Membahas secara analitis
- Memusatkan perhatian pada faktor
- Memberi penguasaan
MODUL 6
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER
BELAJAR IPS SD KELAS RENDAH
Kegiatan Belajar 1
(Perencanaan pembelajaran IPS serta ranah dan tingkatannya)
A. Perencanaan pengajaran IPS
B. Ranah dan tingkatannya dalam pendidikan IPS SD
- Ranah kognitif
- Ranah afektif
C. Unit pelajaran dalam IPS
Bagian dari persiapan pembelajaran dalam unit yang terkecil.
Rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran:
1. Identitas mata pelajaran
2. Kompetensi dasar dan indikator
3. Materi pokok
4. Media
5. Strategi
Tahapan kegiatan pembelajaran:
6. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut
7. Sumber bahan

Kegiatan Belajar 2
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Model Ropes (Review, overview, presentation, exercise, summary)
Langkah-langkah :
1. Review
Kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1-5 menit, yakni mencoba mengukur
kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman
sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai
prerequisite untuk memahami bahan yang disampaikan.
2. Overview
Dilakukan 2-5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran dan strategi
dengan menyampaikan isi secara singkat.
3. Presentation
Tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena disini
guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi
sudah masuk pada proses telling, showing dan doing.
4. Exercise
Suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa mempraktekan
apa yang telah mereka alami.
5. Summary
Untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses
pembelajaran.
Proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki
keuntungan:
- Guru akan terhindar dari keberhasilan untung-untungan
- Setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan
dihadapi
- Guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai
sumber dan fasilitas yang aada untuk ketercapaian tujuan
Kegiatan belajar 3
(Pembelajaran tematik)
A. Pengertian dan ciri pembelajaran tematik.
Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik adalah:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar
2. Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran ini bertolak dari
minat dan kebutuhan siswa
3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan
4. Membantu mengembangkan kemampuan berfikir siswa
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatik
6. Mengembangkan keterampilan sosial
B. Karakteristik pembelajaran tematik
1. Berpusat pada siswa
2. Memberi pengalaman langsung
3. Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
5. Bersifat fleksible
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
C. Implikasi pembelajaran tematik
1. Bagi guru: memerlukan guru yang kreatif
2. Bagi siswa: siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya dimungkinkan untuk berbeda baik secara individual,
pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal dan harus siap mengikuti
kegiatan pembelajaran yang bervariasi aktif
3. Terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: dalam
pelaksanaanya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar,
pemanfaatan sumber belajar dari berbagai bidang, perlu mengoptimalkan
penggunaan media dan masih dapat menggunakan buku ajar.
4. Terhadap pengaturan ruangan: ruang perlu ditata dan disesuaikan, susunan
bangku berubah-ubah, peserta didik tidak selalu duduk dibangku, kegiatan
yang bervariasi, dinding dimanfaatkan dalam pembelajaran dan alat, sarana,
sumber belajar hendaknya dikelola.
5. Terhadap pemilihan metode: perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan
dengan menggunakan multi metode.
D. Tahap persiapan pembelajaran tematik
1. Pemetaan kompetensi dasar
2. Menetapkan jaringan tema
3. Penyusunan silabus
4. Penyusunan rencana pembelajaran
E. Tahap pelaksanaan pembelajaran tematik
Tahapan kegiatan
- Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan
- Kegiatan inti
- Kegiatan penutup/akhir dan tindak lanjut
MODUL 7
METODE, MEDIA, DAN PEMANFAATAN SUMBER
BELAJAR IPS KELAS TINGGI

Kegiatan belajar 1
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD
Kelas tinggi Berdasarkan Pendekatan Kognitif.
Materi ini berisi pokok-pokok bahasan sebagai berikut:
1. Pengertian metode, media, dan sumber belajar.
2. Pengertian pendekatam kognitif.
3. Cara merancang penggunaan metode Pembelajaran IPS SD yang berlandaskan
pendekatan kognitif.
4. Menerapkan penggunaan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan
pendekatam kognitif.

A. PENGERTIAN METODE, MEDIA, DAN SUMBER BELAJAR


 Metode
Metode mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya.
Dalam memilih metode, perlu memperhatikan hal-hal berikut;
a. Standar Kompetensi.
b. Kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.
c. Kemampuan guru terhadap materi dan metode yang akan dipilih.
d. Jumlah peserta didik yang belajar.
e. Situasi atau kondisi saat belajar.
f. Fasilitas yang dimiliki (media dan sumber belaja).
g. Evaluasi yang dipakai.

Dibawah ini akan diberikan beberapa penjelasan metode beserta kekurangan dan
kelebihannya.
a. Metode Ceramah
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seseorang pembicara di depan
kelompok pengunjung (siswa).
 Kelebihannya:
- Bisa digunakan dengan jumlah siswa yang banyak.
- Baik untuk menjelaskan materi yang banyak dengan waktu yang sedikit.
- Penambah bahan yang sudah pernah di baca.
 Kekurangannya:
- Kurang baik jika guru kurang menguasai materi pelajaran.
- Kurang baik jika guru kurang menarik apabila berbicara.
- Akan lebih kurang baik jika guru tidak memberikan ringkasan.

b. Metode diskusi kelompok


Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan di
antara 3 atau lebih topik tertentu dengan seorang pemimpin.
 Kelebihannya:
Memberikan kesempatan untuk saling mengemukakan pendapat, karena hal ini
akan memupuk rasa percaya diri, mengembangkan kepemimpinan dan
demokratis.
 Kekurangannya:
Kurang baik jika dipakai pada kelompok yang besar dan informasi yang diperoleh
peserta akan terbatas dan biasanya pembicaraan dikuasai oleh orang-orang
yang suka berbicara.

c. Panel
Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan pengunjung tentang
sebuah topik.
 Kelebihannya:
Dapat membangkitkan pemikiran bagi para peserta dan mendorong memberikan
analisis. Dalam diskusi panel harus diperlukan panelis yang benar-benar
menguasai masalahnya agar dapat menghasilkan yang bermanfaat bagi peserta.
 Kekurangannya:
Mudah tersesat kemasalah lain. Oleh sebab itu diperlukan moderator yang
terampil dan diskusi panel memerlukan persiapan yang cukup lama.

d. Studi kasus
Studi kasus ialah sekumpulan situasi masalah, termasuk detai-detail yang
memungkinkan kelompok menganalisa masalah itu.
 Kelebihannya:
Dapat disajikan secara tertulis, lisan, difilmkan, direkam atau diceritakan.
 Kekurangannya:
Membutuhkan keterampilan untuk menuliskan masalah, memerlukan waktu yang
lama, sulit mencari pemimpin (moderator) yang benar-benar terampil.

e. Metode brainstorming
Brainstroming adalah semacam cara pemecahan masalah, di mana anggota
mengusulkan dengan cepat semua kemungkinan pemecahan yang terpikirkan.
 Kelebihannya:
1. Dapat membangkitkan pendapat baru dan merangsang semua anggota ambil
bagian.
2. Membangkitkan reaksi berangkai dalam mengeluarkan pendapat.
3. Menghemat waktu.
4. Bisa dipakai dikelompok besar dan kecil.
5. Tidak memerlukan pemimpin diskusi yang terlalu hebat.
6. Tidak membutuhkan peralatan yang banyak.
 Kekurangannya:
1. Mudah terlepas dari kontrol.
2. Harus segera membuat evaluasi setelah pendapat diajukan.
3. Tidak semua anggota dapat menerima pendapat.

f. Diskusi formal
Diskusi formal ialah metode pemecahan masalah yang sistematis mencakup:
- Penyampaian masalah
- Pengumpulan data
- Mempertimbangkan pemecahan yang mungkin
- Memilih cara pemecahan yang terbaik.

 Kelebihannya:
1. Membangkitkan pemikiran yang logis
2. Mendorong analisis secara menyeluruh
3. Prosedur yang dipakai bisa bermacam-macam
4. Dapat membangkitkan pemusatan pikiran
5. Dapat meningkatkan keterampilan dalam mengenali problema.
 Kekurangannya:
1. Membutuhkan banyak waktu dan sulit
2. Memerlukan moderator yang benar-benar terampil
3. Kadang-kadang sulit memperoleh hasil yang tuntas sehingga perlu
dilanjutkan.

g. Metode tanya jawab


Metode ini dapat dipakai untuk hal-hal berikut:
1) Menanyakan kembali pelajaran yang telah diajarkan
2) Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama siswa
3) Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa
 Kelebihannya:
1. Siswa lebih aktif
2. Bisa memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3. Guru mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah diterangkan.
 Kekurangannya:
1. Pembicaraan kadang-kadang menyimpang dari pokok pembicaraan.
2. Membutuhkan waktu yang lama.

h. Metode kerja kelompok


Yaitu suatu kegiatan belajar mengajar yang membagi siswa dalam saatu kelas
menjadi beberapa kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode kerja kelompok digunakan dalam hal-hal berikut:
1) Mengatasi kekurangan alat dan sumber belajar.
2) Mengatasi perbedaan kemampuan belajar siswa.
3) Mengatasi adanya perbedaan minat belajar siswa.
4) Mengatasi tugas pekerjaan yang sangat banyak atau sangat luas.
 Kelebihannya:
1. Dapat memupuk rasa kerja sama.
2. Tugas dapat diselesaikan dengan cepat.
3. Timbul persaingan yang sehat.
 Kekurangannya:
1. Adanya sifat-sifat seseorang yang ingin menonjol atau sebaliknya yang lemah
merasa rendah diri dan selalu tergantung pada orang lain.
2. Orang yang kurang cakap akan menghambat kelancaran tugas.

 Media
Media adalah suatu bahan/alat yang dapat memudahkan siswa untuk memahami
materi.
Media dapat diklasifikasi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Media visual , yang terdiri atas:
1) Media visual yang tidak diproyeksikan
2) Media visual yang proyeksikan
b. Media audio
c. Media Audiovisual

A. Media visual
Media yang hanya dapat dilihat, media ini dibagi menjadi 2 bagian:
1) Media visual yang tidak dapat diproyeksikan
Adalah media yang tidak dapat dipantulkan pada layar.
Beberapa media yang termasuk jenis ini, antara lain sebagai berikut:
a. Gambar mati atau gambar diam (photo, surat kabar, majalah dll).
 Kelebihannya:
1. Mudah di cari
2. Harganya murah
3. Mudah dipakai
4. Dapat menjelaskan hal-hal yang abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata.
5. Dapat dipakai untuk berbagai jenjang sekolah dan bidaang studi.
 Kelemahannya:
1. Kurang baik untuk kelas besar
2. Sukar menggambarkan isi/ketebalan
3. Tidak dapat menunjukan gerakan
4. Kadang-kadang ada gambar yang sukar diinterprestasikan.
b. Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar atau wujud lain yang menyertai teks. Tujuannya untuk
memperjelas teks atau buku cetakan.
c. Karikatur
Karikatur adalah gambar yang disederhanakan bentuknya dan biasanya berisi
sindiran,
bisa digunakan sebagai alat komunikasi semua tingkatan sosial.
d. Foster
Foster adalah gambar yang dipadukan dengan unsur-unsur visual lain seperti
garis, gambar dan kata-kata singkat dengan maksud menarik perhatian dan
mengkomunikasikan pesan secara efektif.
e. Bagan
Bagan adalah gambaran sesuatu yang dilukiskan dengan garis, gambar, dan
kata-kata.
Tujuannya untuk memeragakan adanya hubungan, perkembangan atau
perbandingan.
Contoh-contoh bagan antara lain:
1. Bagan organisasi
2. Bagan lulusan
3. Bagan waktu
4. Bagan skematik
5. Bagan Perbandingan
6. Bagan pandangan tembus
7. Bagan petunjuk
f. Diagram
Diagram adalah suatu gambaran dari suatu objek atau proses. Contoh gambar
irisan
gigi geraham.
g. Grafik
Grafik adalah pemakaian lambang-lambang visual seperti garis-garis, titik-
titik, gambar atau bentuk-bentuk sehingga mudah dipahami.
Jenis-jenis grafik diantaranya:
1. Grafik garis atau kurva
2. Grafik batang ( diagram batang )
3. Grafik lingkaran ( diagram lingkaran )
4. Grafik gambar
h. Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi jika dilihat dari atas dengan skala
tertentu.
Beberapa macam bentuk peta, antara lain sebagai berikut:
1. Peta Umum karena memberi gambaran umum meliputi gunung, sungai dll.
2. Peta khusus karena memberi gambaran khusus.
3. Peta timbul karena memberi gambaran tinggi rendahnya permukaan bumi
4. Atlas, kumpulan berbagai macam peta yang dibukukan.
5. Bola bumi/globe, gambaran keadaan bumi yang sebenarnya.
Media visual yang tidak diproyeksikan dapat dipilih untuk mengajar kelas 3,4,5 dan
6 dan pemilihan media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,
kemampuan siswa, jumlah
siswa, situasi dan kondisi saat belajar.
2) Media visual yang diproyeksikan.
Media ini dapat diproyeksikan pada berbagai jenis proyektor, antara lain pada
OHP, slide proyektor, film strif proyektor, sedangkan yang diproyeksikan pada
layar dapat berupa tulisan, grafik , gambar, peta, diagram dll.

B. Media audio
Media ini merupakan jenis media yang hanya dapat didengar

C. Media audiovisual
Media ini selain dapat dilihat juga dapat di dengar, contohnya slide suara dan
televisi.

Sumber belajar
Sumber belajar adalah segala bentuk penyajian bahan atau materi yang dapat
dijadikan untuk sumber belajar. Contohnya: buku-buku, majalah, surat kabar,
peta, rekaman suara,
radio, televisi, youtube.
B. PENGERTIAN PENDEKATAN KOGNITIF
Aspek-aspek yang termasuk kognitif adalah pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Pendekatan kognitif adalah suatu
pendekatan yang menekankan pada kecakapan intelektual.

C. MERANCANG METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN


PENDEKATAN KOGNITIF
Metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah latihan
inkuiri (inquiry training). Metode latihan inkuiri didasarkan atas terjadinya
konfrontasi intelektua. Dalam kegiatan ini guru harus mampu menyajikan peristiwa-
peristiwa yang membangkitkan
siswa untuk terjadinya konfrontasi intelektual.
Tahap-tahap penerapan metode inkuri adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan masalah
2. Mengumpulkan data dan verifikasi data
3. Mengumpulkan unsur baru
4. Merumuskan penjelasan
5. Menganalisa terhadap proses inkuiri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan metode inkuiri adalah:
a. Merencanakan waktu yang akan digunakan.
b. Siswa melakukan secara kelompok.
c. Dilanjutkan dengan diskusi
d. Gunakan sumber-sumber yang sesuai dengan masalah sebanyak-banyaknya.

D. MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN


PENDEKATAN KOGNITIF
Contoh: Kurikulum kelas 6 semester 2, sebagai berikut:
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara
tetangga.
2. Materi Pokok
Gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
3. Hasil Belajar
a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala sosial Indonesia dan negara-negara tetangga.
4. Indikator
a. Menunjukan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
Setelah kita paham hal-hal diatas maka langkah selanjutnya adalah:
1. Menyajikan masalah
2. Mengumpulkan data dan Verifikasi data
3. Mengumpulkan unsur baru
4. Merumuskan penjelasan
5. Menganalisa proses inkuiri
Kegiatan ini menekankan pada kemampuan intelektual melalui
mengorganisasikan data, merumuskan masalah , membangun konsep dan
merumuskan pernyataan atas masalah yang ada.

Kegiatan belajar 2
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan
Pendekatan Sosial.
Kegiatan belajar 2 ini berisi pokok-pokok bahasan berikut:
1. Pengertian Pendekatan Sosial
2. Cara merancang penggunaan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan
pendekatan sosial.
3. Menerapkan penggunaan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan
pendekatan sosial.

A. PENGERTIAN PENDEKATAN SOSIAL


Pendekatan sosial yang mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat
dan memusatkan proses perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan
negoisasi sosial.
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi, yaitu:
1. Masalah-masalah sosial diidentifikasi atas dasar kesepekatan yang diperoleh
dalam proses sosial dan menggunakan prinsip sosial pula.
2. Proses-proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk memperbaiki
masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus menerus.
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan sosial adalah
metode inkuiri sosial.

Ada 3 ciri pokok metode inkuiri sosial, sebagai berikut:


 Adanya aspek-aspek sosial yang akan menumbuhkan suasana diskusi
 Adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah.
 Adanya fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis.
Ketika proses inkuiri sosial berlangsung, sebagai seorang pembimbing guru harus
melakukan:
1. Memberikan penjelasan kedudukan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Memberikan penjelasan tentang cara-cara belajar.
3. Memberikan penjelasan cara-cara menyusunrencana kegiatan yang akan
dilakukan.
4. Membantu merumuskan setiap istilah yang ada pada hipotesis.
5. Membantu memilih dan menyusun asumsi-asumsi yang akan digunakan diskusi
dan berfikir efektif dan objektif.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD
BERDASARKAN PENDEKATAN SOSIAL
Tahap-tahapannya:
1. Tahap Orientasi
Peserta didik dan guru menetapkan masalah sosial yang akan dijadikan pokok
pembahasan.
2. Tahap Hipotesis
Peserta didik dan guru menyusun hipotesis.
Hipotesis yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Valid ( sahih ), yaitu menguji apa yang harus di uji
b. Kompatibilitas, yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan generalisasi
pengalaman siswa/guru yang telah diperoleh sebelumnya.
c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa yang telah terjadi agar dapat diadakan
pembuktian.
3. Tahap Definisi
Peserta didik mengadakan pembahasan yang terdapat pada hipotesis.
4. Tahap Eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi, dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan asumsi-asumsinya.
5. Tahap pembuktian hipotesis
Peserta didik melakukan pembuktian dengan mengumpulkan data-data,
dianalisa dan dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan.
Demikianlah suatu hipotesis diuji secara empirik untuk dipastikan apa hipotesis
diterima atau ditolak.
6. Tahap generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang benar-benar
terbaik untuk pemecahan masalah.

C. MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD BERDASARKAN PENDEKATAN


SOSIAL
Contoh ; Kurikulum Sekolah Dasar kelas 5 semester 1
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonseia.
2. Pokok Bahasan
Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia.
3. Hasil belajar
a. Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia
b. Mendekskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah.
4. Indikator
a. Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk
b. Mengiterprestasi berbagai grafik penduduk
c. Menjelaskan permasalahan penduduk di Indonesia.
Setelah memahami di atas maka langkah selanjutnya adalah:
1. Tahap Orientasi
Peserta didik dan guru menetapkan masalah.
2. Tahap Hipotesis
Peserta didik dan guru menyusun hipotesis, yaitu:
a. Kondisi fisik suatu daerah
b. Kualitas sumber daya manusia
3. Tahap Definisi
Peserta didik membahas pengertian dan istilah-istilah yang ada dalam
hipotesis.
a. Kondisi fisik
b. Kualitas sumber daya manusia
c. Kemiskinan
d. Membentuk grafik golongan usia
4. Tahap Eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dan implikasinya serta asumsi-asumsi yang
mendasarinya.
5. Tahap Pembuktian
Peserta didik melakukan pembuktian dengan mengumpulkan data-data ,
dianalisa dan dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan.
Demikianlah suatu hipotesis diuji secara empirik untuk dipastikan apa
hipotesis diterima atau ditolak.
6. Tahap Generalisasi
Peserta didik dibantu guru menyusun pernyataan terbaik sebagai jawaban
masalah yang dibahas, sebagai berikut:
a. Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan.
b. Kualitas sumber daya manusia yang rendah mendukung terjadinya
kemiskinan.

Kegiatan belajar 3
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan Pendekatan
Personal.

Materi ini akan membahas:


1. Pengertian pendekatan personal
2. Cara merancang penggunaan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan
pendekatan personal.
3. Menerapkan penggunaan metode pembelajaran IPS SD yang berdasarkan
pendekatan
personal.

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PERSONAL


Pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang membantu individu dalam
membentuk dan mengorganisasikan kenyataan-kenyataan yang komplek.
Melalui metode ini diharapkan peserta didik dapat melihat diri pribadi dan sebagai
pribadi ditengah-tengah kelompok.
B. CARA MERANCANG METODE PEMBELAJARAN BERDASARKAN
PENDEKATAN PERSONAL.
Salah satu metode yang berdasrkan pendekatan personal adalah metode
pertemuan kelas.
Metode ini berdasarka pada teori Glasser yang mempunyai dua asumsi yaitu:
1. Manusia mempunya 2 kebutuhan yaitu cinta dan harga diri
2. Kebutuhan tersebut berakar dalam hubungan antar manusia.
Metode pertemuan kelas menurut Glasser dibedakan menjadi 3 tipe yaitu:
1. Tipe Pertemuam Pemecahan Masalah Sosial
Dalam pertemuan ini peserta didik berusaha mengembangkan tanggung
jawab untuk belajar dan berperilaku dengan jalan memecahkan masalahnya
di dalam kelas.
2. Tipe Pertemuan terbuka
Tipe ini peserta didik diberi kebebasan dalam menjawab pertanyaan dari guru.
Peserta didik berdiskusi dengan memunculkan suatu topik yang menarik
berdasarkan pengalamannya.
3. Tipe Pertemuan Terarah dan Terbuka
Hampir sama dengan no. 2, tetapi permasalahnnya diarahkan kepada hal-hal
yang sedang dipelajari.

Beberapa pedoman guru dalam menetapkan metode pertemuan kelas, antara lain:
1) Guru mengarahkan interaksi
2) Guru sebagai penengah
3) Guru mendorong peserta didik untuk berinisiatif
4) Guru mengembangkan hubungan yang sangat menarik dan sensitif
5) Guru mendorong peserta didik untuk bertanggung jawab mendiagnosa
perilakunya sendiri.
6) Guru mengidentifikasi, memilih dan mengamati alternatif perilaku.
7) Guru menciptakan iklim terbuka dan mengendalikan kelompok untuk menilai
perilaku, mengambil kesepakatan dan menilai tindak lanjut.

Langkah-langkah penerapan metode pertemuan kelas adalah:


1. Menciptakan keterlibatan yang mengundang keterlibatan.
Iklim yang mengundang keterlibatan adalah iklim yang hangat.
Dalam metode ii tugas guru adalah:
- Mendorong setiap peserta didik untuk berperan serta dalam kegiatan belajar.
- Menyeleksi pendapat peserta didik tanpa disertai celaan dan penilaian.
2. Menyajikan Masalah untuk Diskusi
Tugas peserta didik dibantu guru adalah ;
- Mengajukan masalah
- Mengemukakan masalah
- Mendekskripsikan masalah
- Mengidentifikasi konsekuensi
- Mengidentifikasi norma sosial
3. Mengembangkan Pertimbangan Nilai Pribadi
Untuk dapat melakukan tindakan tersebut, peserta didik harus ;
a. Mengidentifikasi nilai dari masalah prilaku dan norma sosial.
b. Memberi pertimbangan pribadi terhadap norma-norma sosial yang dapat
mengarah kepada pemilihan prilaku dan nilai-nilai prilaku yang ditemukan.
4. Mengidentifikasi Alternatif Tindakan
Siswa mengidentifikasi alternatif prilakukhusus dan siswa sepakat mentaatinya.
5. Merumuskan Kesepakatan.
Peserta didik merumuskan kesepakatan dan apa yang sudah ditentukan dan
dirumuskan harus dipenuhi dan ditaati.
6. Perilaku Tindak Lanjut
Mengukur efektifitas kesepakatan dan perilaku baru.

C. MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD BERDASARKAN PENDEKATAN


MODIFIKASI PERSONAL
Sebagai contoh , Kurikulum Sekolah Dasar kelas 5 semester 2, sebagai berikut:
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan
tokoh-tokoh Pergerakan Nasional.
2. Pokok Bahasan ( materi pokok )
Perjuangan melawan penjajah dan Pergerakan Nasional Indonesia
3. Hasil Belajar
- Mengidentifikasi tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional dan tokoh-
tokoh pejuang setempat.
- Mengidentifikasi peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam
mempersatuakan Indonesia.
- Indikator
- Membuat ringkasan tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional
- Membuat laporan tokoh pejuang yang ada di propinsinya.
- Menceritakan Sumpah Pemuda
- Menceritakan peranan masing-masing tokoh dalam peristiwa Sumpah
Pemuda
- Menceritakan peranan Sumpah Pemuda dalam mempersatukan Indonesia.

Setelah guru memahami hal-hal diatas, maka langkah selanjutnya adalah:


a. Menciptakan hal-hal yang mengundang keterlibatan
b. Menyajikan masalah untuk diskusi.
Dalam hal ini tindakan yang dapat dilakukan guru adalah:
- Memberikan peranan perilaku peserta didik
- Turut campur tangan apabila peserta didik cenderung ke arah mencela
dan mengritik.
- Menugasi kelompok untuk menjelaskan sumpah pemuda
c. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
Nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda yaitu:
- Nilai kebersamaan
- Nilai persatuan dan kesatuan
- Nilai kebulatan tekad untuk mencapai tujuan
- Nilai menghargai pendapat dan karya orang lain
d. Mengidntifikasi alternatif tindakan
Nilai-nilai yang ditemukan dari peristiwa Sumpah Pemuda dapat digunakan untuk
menyikapi masalah-masalah sosial.
e. Merumuskan kesepakatan
Peserta didik merumuskan dan menyepakati sikap dan perilaku serta
mentaatinya.
f. Perilaku tindak lanjut.
Peserta didik menilai efektivitas perilaku baru yang diperoleh dan
memperkuatnya untuk tindakan-tindakan mendatang.

Penggunaan metode pembelajaran IPS yang berlandaskan pendekatan personal


dititikberatkan pada usaha penggalian nilai-nilai peristiwa yang terjadi, kemudian
peserta didik diharapkan bisa menerapkan dalam menyikapi masalah sosial yang
ada.

Kegiatan belajar 4
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan Pendekatan
Modifikasi Perilaku

Materi kegiatan Belajar 4 berisi pokok-pokok pembahasan sebagai berikut:


1. Pengertian pendekatan modifikasi perilaku
2. Cara merancang pengguanan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan
pendekatan modifikasi perilaku.
3. Menerapkan penggunaan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan
pendekatan modifikasi perilaku.

A. PENGERTIAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU


Salah satu ciri pendekatan ini adalah adanya kecenderungan memecah tugas
belajar menjadi sejumlah perilaku yang kecil (langkah-langkah kecil ) dan berurutan.
Jadi mengajar pada dasarnya adalah mengusahakan terjadinya perubahan dalam
perilaku peserta didik dan perubahan perilaku tersebut dapat diamati secara jelas.
 Rumpun Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku dibedakan menjadi 6, yaitu:
1. Pendekatan pengelolaan kontingensi menurut Skinner lebih menekankan pada
penguasaan fakta, konsep dan skill .
2. Pendekatan mawas diri menurut Skinner, menekankan pada bentuk tingkah laku
sosial dan keterampilan mawas diri.
3. Pendekatan relaksasi menurut David C. Rimm dan Jhon C. Misters, menekankan
pada pembentukan pribadi yang dapat menanggulangi stress dan kecemasan.
4. Pendekatan reduksi stress menurut David C. Rimm dan Jhon C. Misters,
menekankan pada cara menghadapi kecemasan dalam situasi sosial.
5. Pendekatan assertive training menurut J. Welpe, Arnold A. Lazarus dan A. Salter.
Pendekatan ini mempunyai tujuan yang bersifat langsung, spontanitas, ekspresif
dalam merasakan perubahan sosial.
6. Pendekatan direct training menurut Robert Gagne, Karl. U Smith dan Margaret
Foltz Smith, pendekatan ii lebih menekankan pada pembentukan pola-pola
tingkah laku dan keterampilan.
B. CARA MERANCANG METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD BERDASARKAN
PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
Salah satu pendekatan modifikasi perilaku adalah pendekatan mawas diri atau
model pengajaran pengendalian diri.
Pendekatan mawas diri melalui 5 tahap sebagai berikut:
1. Tahap Pengenalan Prinsif Tingkah Laku
Tahap ini bertujuan untuk pesrta didik memahami kesulitan yang dihadapi dalam
pengendalian diri, terutama terletak pada fungsi lingkungan yang tidak
permanen.
Dalam metode ini guru harus memberi petunjuk tingkah laku , seperti apa yang
bermasalah.
2. Tahap menetapkan Data Dasar
Data dasar dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti perangsang yang
terkendali, perilaku yang terbentuk dan respons yang sesuai atau tidak sesuai.
3. Tahap Menyiapkan Program yang Realistis.
Program yang disusun harus mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka
panjang secara jelas serta dalam penyusunannya harus realistis dan seimbang.
4. Tahap Pelaksanaan Program
Pada tahap ini peserta didik melaksanakan program yang telah ditentukan dan
guru menelaah kemajuan dan mengubah apabila diperlukan.
5. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Pada tahap ini guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui apakah sesuai
program yang ditentukan dan menetukan tingkah laku sebagai tindak
lanjut.

D. MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD BERDASARKAN PENDEKATAN


MODIFIKASI PERILAKU
Sebagai contoh materi dari GBPP IPS Sekolah Dasar kelas 5 semester 2
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan
tokoh- tokoh Pergerakan Nasional.
2. Materi Pokok (Pokok Bahasan)
Pendudukan Jepang di Indonesia
3. Hasil Belajar
Mendeskripsikan penduduk Jepang di Indonesia
4. Indikator ( Uraian materi )
 Menceritakan pendudukan Jepang di Indonesia
 Menceritakan sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang
5. Pelaksanaan Pembelajaran
Selain menjelaskan materi, guru perlu mengkomunikasikan sebab dan akibat
pergerakan tenaga romusa oleh Jepang terhadap penduduk Indonesia.
Kegiatan belajar 5
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan Pendekatan
Ekspositori

Materi kegiatan belajar 5 ini berisi pokok bahasan sebagai berikut:


1. Pengertian Pendekatan Ekspositori.
2. Merancang pengunaan metode Pembelajaran IPS SD yang berlandaskan
Pendekatan Ekspositori.
3. Menerapkan penggunaan metode Pembelajaran IPS SD yang berlandaskan
Pendekatan Ekspositori.

A. PENGERTIAN PENDEKATAN EKSPOSITORI


Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada pengolahan
materi pelajaran yang telah jadi atau siap disampaikan kepada peserta didik.
Pendekatan ekspositori lebih menekankan pada kegiatan guru, guru harus
menentukaan informasi apa yang akan diberikan kepada peserta didik. Pendekatan
ekspositori termasuk kominikasi satu arah, salah satu metode mengajar yang
berlandasan pendekatan ekspositori adalah metode ceramah. Dalam metode ini,
gunakan alat peraga agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

B. MERANCANG METODE PEMBELAJARAN IPS SD BERDASARKAN PENDEKATAN


EKSPOSITORI
Kelemahan pendekatan ekspositori ( metode ceramah ), yaitu ;
1. Kurang memberikan kesempatan bertanya, diskusi memecahkan masalah
sehingga daya serap siswa kurang tajam.
2. Kurang memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan
kecapakannya dalam mengeluarkan pendapat.
3. Kadang-kadang pernyataan atau penjelasan lisan sukar ditangkap, apalagi jika
menggunakan kata-kata asing.
4. Kurang cock untuk anak yang abstraksinya masih kurang.
5. Dapat menimbulkan kebosanan dan verbalisme.

Metode ceramah bisa digunakan, apabila:


1. Bahan ceramah yang akan diberikan banyak
2. Banyak atau materi yang diberikan bahan baru
3. Peserta didik dapat memahami informasi melalui kata-kata.
Langkah-langkah metode ceramah:
1. Melakukan Kegiatan Pendahuluan.
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Mengemukakan pokok-pokok materi yang akan disajikan.
c. Memancing pengalaman peserta didik yang relevan dengan materi yang akan
disampaikan.
2. Menyajikan bahan pelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor berikut ;
a. Perhatian ppeserta didik
b. Menjelaskan materi pelajaran
c. Kegiatan pembelajaran yang bervariasi
d. Umpan balik
e. Ada motivasi
3. Menutup pelajaran dengan kegiatan sebagai berikut ;
a. Menarik kesimpulan dari materi
b. Memberikan kesempatan untuk tanya jawab dan menghubungkan dengan
pelajaran lain.
c. Peniaian akhir
d. Tindak lanjut

C. MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD BERDASARKAN PENDEKATAN


EKSPOSITORI
Sebagai contoh, diambil dari kurikulum Sekolah Dasar kelas 6 semester 2.
1) Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan Negara
Tetangga.
2) Materi Pokok
Gejala alam dan sosial Indonesia dan negara tetangga
3) Hasil belajar
a. Membandingkan gejala alam Indonesia dengan negara tetangga.
b. Mendekskripsikan gejala soial Indonesia dengan negara tetangga.
4) Indikator
a. Menunjukan pada peta letak dan nama negara negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri alam Idonesia dengan negara-negara tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial di Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
Dalam memilih materi seorang guru harus meemperhatikan sumber serta
fasilitas yang tersedia, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
 Melakukan kegiatan pendahuluan
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Mengemukakan pokok-pokok materi
3. Memberikan apersepsi
4. Menyajikan bahan pelajaran
 Untuk membahas materi di atas gunakan media berupa peta.
 Menutup pelajaran dengan kegiatan
1. Membuat kesimpulan
2. Tanya jawab mengenai materi
3. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut.
MODUL 8
EVALUASI PEMBELAJARAN IPS SD

Kegiatan Belajar 1
Merancang dan menyusun alat evaluasi dalam pembelajaran IPS SD

Pengertian evaluasi
Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu
program
1. Prinsip penilaian : Valid, Objektif, Terpadu, Menyeluruh, Sistematis, Andal, Adil,
Terbuka, Akuntable, Beracu kriteria
2. Merancang alat evaluasi atau tes : Tujuan tes dan Penyusunan kisi-kisi tes
3. Menyusun alat evaluasi atau tes:
- Membuat indicator test atau TIK
- Kriteria indicator yang baik (membuat ciri dari KD/TIU, membuat satu kata
kerja operasional)
- Kriteria pokok penulisan soal (sesuai dengan indicator, dirumuskan dengan
jelas, petunjuk arahan yang jelas)

Kegiatan Belajar 2
Merancang dan menyusun alat evaluasi hasil belajar IPS aspek kognitif

A. Pengertian aspek kognitif


Aspek kognitif dalam evaluasi belajar mempunyai tingkatan, yaitu:
1. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah:
- Pengetahuan C1
- Pemahaman C2
- Penerapan C3
2. Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi, yaitu:
- Analisis C4
- Sintesis C5
- Evaluasi C6

B. Merancang alat evaluasi hasil belajar


Untuk merancang alat evaluasi perlu mempelajari kurikulum yang berlaku
mengenai hal-hal berikut:
- KD pada kurikulum
- Materi pokok/hasil
- Indikator belajar

C. Menyusun alat evaluasi hasil belajar aspek kognitif


Untuk siswa SD, asfek kognitif yang dipilih cukup yang mempunyai tingkatan lebih
rendah, yaitu C1, C2 dan C3.
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan menyusun alat evaluasi tentang nilai dan sikap social

A. Pengertian nilai dan sikap social


Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang
dengan orang lain, dengan kelompok atau antar kelompok.
- Antar orang perorang
- Antar orang perorang dengan kelompok masyarakat
- Antar kelompok dengan kelompok

B. Merancang alat evaluasi nilai dan sikap social


Untuk merancang alat evaluasi perlu mempelajari kurikulum yang berlaku
mengenai hal-hal berikut:
- KD pada kurikulum
- Materi pokok/hasil belajar

C. Menyusun alat evaluasi nilai dan sikap sosial


Alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial (ranah afektif), selain
daftar pertanyaan, adalah skala penilaian, daftar cek, laporan pribadi dan
wawancara.

Kegiatan Belajar 4
Merancang dan menyusun alat evaluasi keterampilan IPS
A. Pengertian keterampilan IPS
Beberapa kemampuan baik fisik maupun mental di bidang Ilmu Pengetahuan
Sosial. Adapun beberapa keterampilan IPS adalah:
1. Mengobservasi (menghitung, mengukur, mengklasifikasikan dan mencari
hubungan ruang/waktu)
2. Membuat hipotesis
3. Merencanakan penelitian/eksperimen
4. Mengendalikan variable
5. Menginterprestasi atau mentafsirkan data
6. Menyusun kesimpulan sementara
7. Meramalkan, menerapkan dan mengkomunikasikan

B. Cara merancang evaluasi keterampilan IPS (kelas 5 semester 2)


1. Kompetensi dasar: kemampuan memahami keberagaman ketampakan alam
dan buatan di Indonesia
2. Pokok bahasan: kemampuan alam dan buatan di Indonesia
3. Hasil belajar: mendeskripsikan keragaman ketampakan alam di Indonesia

C. Cara menyususn alat evaluasi keterampilan IPS (kelas 5 semester 1)


1. Materi pokok: penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia
2. Hasil belajar: mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia
3. Indicator materi: jumlah penduduk Indonesia menurut sensus tahun 2000
MODUL 9
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS
PENDAHULUAN
Dalam proses pembelajaran banyak kita jumpai istilah yang memiliki kemiripan
makna sehingga kita merasa bingung untuk membedakannya.Istilah-istilah yang
dimaksud adalah
1. Pendekatan pembelajaran
2. Strategi Pembelajaran
3. Metode pembelajaran
4. Teknik Pembelajaran
5. Taktik Pembelajaran
6. Model Pembelajaran

Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS SD dengan Menggunakan
Pendekatan Berorientasi Pemecahan Masalah
Materi tentang kegiatan belajar 1 ini adalah tentang
1. Pengertian Pendekatan Masalah
2. Merancang Model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan
berorientasi pemecahan masalah
3. Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan
berorientasi pemecahan masalah

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH


Pada dasarnya kita tidak akan pernah dapat menyelesaikan masalah dengan
tuntas dan permanen sifatnya kita lebih menekankan pada prosesnya.secara umum
kita mengenal 3 cara pemecahan masalah diantaranya:
- Pemecahan masalah secara otoritatif yaitu pemecahan masalah yang dilakukan
oleh penguasa yang berwenang seperti pejabat, guru, hakim,
- Pemecahan masalah secara Ilmiah yaitu pemecahan masalah dengan
menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah yaitu usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan secara ilmiah.
- Pemecahan maslah secra metafisik yaitu pemecahan masalah dengan
menggunakan cara-cara yang tidak rasional misalnya secara gaib.

B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
Dalam merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah mendasarkan pada pemikiran kritis dan reflektif
yang mengikuti proses kerja sebagai berikut:
- Menyadari adanya masalah
- Mencari petunjuk untuk pemecahannya
- Pergunakan suatu pemecahan yang cocok dengan kriteria tertentu dan
tinggalkan kemungkinan pemecahan yang lain
C. MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
Dalam menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan mengunakan
pendekatan pemecahan masalah anda dapat memilih model pemecahan masalah
tersebut adalah sama yakni dari merumuskan masalah sampai pada pemecahan
masalah dengan menggunakan suatu strategi yang cocok. Langkah-langkah
pendektan pemecahan masalah dalam proses belajar mengajar secara sederhana.
Anda dapat memodifikasi langkah-langkah yang disampaikan oleh para ahli tetap
memperhatikan prinsip-prinsip yang baku sesuai dengan gaya mengajar anda serta
fasilitas yang ada.Makna pengalaman belajar dengan metode pemecahan masalah
bagi siswa adalah merangsang mereka untuk berfikir secara ilmiah dan
mengembangkan daya nalar mereka dalam menghadapi berbegai maslah kehidupan
yang menghadang di depannya.

Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menerapkan Mdel Pembelajaran IPS SD dengan Menggunakan
Pendekatan Humanistik (Wawasan Bidang Interkeilmuan)

A. PENGERTIAN PENDEKATAN HUMANISTIK


Adalah Pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang menyoroti suatu topik
atau tema yang termasuk bidang ilmu tertentu dengan berbagai disiplin ilmu lain yang
relevan (terkait) sehingga peserta didik dapat melihat masalah atau topik tersebut
lengkap dan terpadu.

B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN HUMANISTIK
Pembelajaran ips diharapkan mampu mengantarkan dan membina peserta didik
kearah hidup bermasyarakat secara baik dan fungsioanal. Kalau kita lihat manusia
drai kebutuhan dan kegiatan dasarnya secara natural manusia akan berbuat dan
mengembangkan potensi manusiawinya dalam kehidupan yang dinamis dan
multidimensional. Oleh karena itu pembelajaran ips di sd bertolak belakang dari
kebutuhan dasar manusia dan dikembangkan secara multidimensional dengan media
pendekatan yang komperhensif dan terpadu.

C. MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN HUMANISTIK
Dalam pelaksanaannya seorang guru dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikt:
- Guru memahami tujuan pembelajaran
- Guru membentuk kelompok kerja yang beranggotakan para murid
- Memberi tugas kepada kelompok yakni membahas suatu tema tertentu dari
berbagai sudut pandang disiplin ilmu yang relevan
- Mengadakan pembahasan hasil kerja kelompok atas bimbingan guru
- Hasil pembahasan tersebut disimpulkan
Dengan demikian tujuan penerapan pendekatan humanistik adalah agar peserta didik
dapat menelaah dan memahami suatu masalah dari berbagai sudut pandang yang
pada akhirnya mereka dapat menarik kesimpulan secara terpadu dan menyeluruh.

Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS SD denan Menggunakan
Pendekatan Wilayah
Materi pada kegiatan belajar 3 yaitu tentang:
1. Pengertian Wilayah (geografi)
2. Merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendektan
wilayah geografi
3. Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan
wilayah (geografi)

A. PENGERTIAN PENDEKATAN WILAYAH


Wilayah atau region adalah suatu wilayah yang memiliki karakteristik
tertentu, yang membedakan diri dengan wilayah-wilayah lain yang ada di sekitarnya.
Karakter terpenting untuk dimiliki region adalah homogenitas yang khas, dapat
berupa aspek fisik maupun kultural seperti kesamaan kegiatan ekonomi, bentuk hasil
kebudayaan, bentuk pemerintahan, warna bendera, kesamaan iklim,kesamaan
permukaaan tanah.
Untuk menentukan suatu wilayah dipergunakan kriteria geografi,yaitu hasil
relasi keruangan aspek-aspeknya yang secara umum lebih menonjol atau lebih
dominan pada wilayah yang bersangkutan seperti wilayah pertanian.

B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN WILAYAH
Dalam merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan
pendekatan wilayah perlu memperhatikan bahwa wilayah-wilayah atau gejala-gejala
yang terjadi dipermukaan bumi merupakan hasil interaksi antar wilayah.

C. MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN WILAYAH
Sebagai contoh dapat dilihat dari kurikulum kls 4 semester 1 sebagai berikut:
1. Kompeensi Dasar
Kemampuan menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta
pemanfaatannya untuk kegiiatan ekonomi dilingkungan setempat (provinsi)
2. Materi pokok
Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi
3. Hasil belajar dan indikator Materi
a. Menggunakan sumber daya alam yang ada dilingkungan provinsi
1) Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya alam dan kaitannya dengan
kegiatan ekonomi
2) Menggunakan peta provinsi untuk menunjukkan persebaran sumber
daya alam
b. Mendeskripsikan manfaat sumber daya alam yang ada dilingkungan provinsi
1) Menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada dilingkungan provinsi
2) Menjelaskan perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam
c. Menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan kegiatan ekonomi
masyarakat
1) Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi dilingkungannya
2) Membuat daftar tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam untuk
kegiatan ekonomi
3) Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi

Oleh karena itu guru harus pandai mengendalikan jalannya proses pembelajaran IPS
dengan memperhatikan tujuan, materi, fasilitas yang ada serta kondisi guru dan
peserta didik.

Kegiatan Belajar 4
Merancang dan menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan
pendekatan metode proyek
Materi kegiatan belajar 4 yaitu tentang:
1. Pengertian metode proyek
2. Merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan
metode proyek
3. Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan metode proyek

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PROYEK


Metode proyek adalah suatu jenis kegiatan memecahkan masalah yang
dilakukan oleh perseorangan atau kelompok kecil. Berbeda dengan kegiatan problem
solving dalam metode proyek ini biasanya dihasilkan produk nyata, seperti peta,
maket, model, diorama, yang mempunyai nilai intrinsik bagi peserta didik yang
menghasilkan.

B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN METODE PROYEK
Kegiatan pembelajaran IPS yang menggunakan pendekatan metode proyek
harus memperhtikan kriteria metode proyek sebagai berikut:
1. Kegiatan belajar bersifat riil atau nyata
2. Mempunyai arti dan manfaat bagi peserta didik
3. Mempunyai hubungan dan tujuan pembelajaran
4. Hasil proyek sepadan dengan waktu yang disediakan
5. Bahan dan peralatan mudah diperoleh
6. Biaya relatif murah

Tahap-tahap pelaksanaan metode proyek adalah sebagai berikut:


1. Tahap perencanaan
a. Mempelajari kompetensi dasar dalam silabus dan mata pelajaran yang
menjadi tema pokok
b. Membuat diagram kaitan antara tema pokok dengan kompetensi dasar yang
ada pada mata pelajaran lain
c. Merumuskan tujuan pembelajaran
d. Menentukan materi pelajaran dari tema pokok dengan pokok bahasan yanga
ada pada materi pelajaran yang lain yang relevan
e. Menentukan langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran
f. Merencanakan organisasi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil
g. Mererncanakan kegiatan tindak lanjut menyiapkan penilaian kegiatan
pembelajaran

2. Tahap pelaksanaan
a. Guru mengemukakan tema pokok
b. Guru mengajak peserta didik untuk mengaitkan tema proyek dengan
berbagai mata pelajaran (guru membingbing jalannya diskusi)
c. Sesudah diagram kaitan tema pokok dengan mata pelajaran lain itu
terbentuk, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok sebanyak mata
pelajaran yang tergabung dalam tema pokok tersebut
d. Tiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan pembelajaran
yang berhubungan dengan materi yang terkait dengan tema pokok.
e. Apabila tiap kelompok memmerlukan kunjungan ke tempat-tempat tetentu
agar lebih menghayati materi pelajaran guru memberitahukan hal-hal yang
perlu diamati
f. Data atau informasi yang terkumpul didiskusikan diolah dan ditulis serta siap
dilaporkan
g. Sesudah siap semuakelompok untuk melaporkna maka di tunjukklah salah
satu peserta didik yang memimpin pelaporan. Peserta didik lainnya
memberikan komentar dan saran guru juga memberikan bantuan berupa
saran seperlunya.
h. Berdasrkan komentar dan saran kelompok mendiskusikan dan bersepakat
untuk menambah dan mengurangi serta menyempurnakan laporan
i. Guru membantu peserta didik untuk memahami hubungan tema pokok
dengan mata pelajaran lain.

3. Tahap Tindak Lanjut


Untuk lebih memantapkan hasil kegiatan pembelajaran IPS maka peserta
didik dilibatkan lagi dalam kegiatan tindak lanjut. Salah satu kegiatannya adalah
pameran hasil karya peserta didik

4. Tahap Penilaian
Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran IPS dengan metode proyek. Penilaian dapat dilakuka dengan cara
berikut:
a. Secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi
b. Secara tertulis, misalnya berupa laporan, karangan, puisi, dan tes
c. Hasil karya peserta didik, seperti gambar, model,maket peta.

C. MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN METODE PROYEK
1. Kompetensi Dasar (KD)
2. Materi pokok (pokok bahasan)
3. Hasil belajar dan indikator
Kegiatan Belajar 5
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS SD dengan menggunakan
pendekatan kurun waktun (Time line)
Materi pokok kegiatan belajar 5 yaitu tentang:
1. Pengertian pendekata kurun waktu
2. Merancang model pembelajran IPS SD dengan mengguanakan pendekatan kurun
waktu
3. Menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan kurun waktu

A. PENGERTIAN PENDEKATAN KURUN WAKTU


Konsep waktu ditinjau dari segi ilmu filsafat yaitu masa lampau masa kini dan
masa depan. Kosa kata yang berkaitan dengan waktu antara lain sebelum, sesudah,
jarang, selalu, terlambat, awal, akhir, lama , pendek, sampai, menit, januari, selasa,
abad, pekan, bulan, pra, dan pasca.
Di dalam sejarah ada 3 konsep mengenai waktu yang berdasarkan ruang, berdasrkan
matematika, berdasrkan asosiasi.

1. Waktu Keruangan
Waktu erat kaitannya dengan ruang atau tempat. Jika diperluas lagi berkaitan
dengan tempat dan jarak
2. Waktu Matematis
Kalender di dinding mewujudkan sistematika waktu khas untuk diingat
manusia.misalnya seminggu ada 7 hari, sebulan ada 30-31 hari.
3. Waktu Asosiasi
Mendengar atau membaca tahun searah tertentu kita ingat peristiwa tertentu
pula. Misalnya tahun 1492 berlayarnya columbus menuju benua baru, tahun 1602
berdirinya voc dan tahun 1945 berdirinya kemerdekaan Republik Indonesia.

B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN KURUN WAKTU
Dalam merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan
pendekatan kurun waktu, berarti kita meracang model pembelajaran untuk
mengajarkan sejarah. Sejarah adalah ilmu yang mempelajari dan mengkaji kisah
perbuatan dan peristiwa manusia pada masa lampau. Unsur pokoknya adalah
manusia, ruang atau tempat, dan waktu. Sifat objeknya adalah manusia. Konsep
pokoknya adalah perubahan, kontinuitas dan waktu.
Sifat-sifat karakteristik yang perlu diperhatikan dalam sejarah adalah:
1. Kejadian itu bersifat enameling (hanya terjadi sekali dan tidak mungkinterjadi
lagi)
2. Perkembangan peristiwa atau kejadian historis itu bersifat kausual (sebab
akibat)
3. Subjektivitas dalam penilaian dan interpretasi data.

C. MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN KURUN WAKTU
Guru mengambil kurikulum sekolah Dasar kelas 6 semester 1 langkah-langkah
nya adalah sebagai berikut:
1. Memahami kompetensi dasar
Kemampuan menganalisis peristiwa di sekitar proklamasi
2. Materi pokok
Peristiwa sekitar proklamasi
3. Hasil belajar
Menguraikan persiapan sampai dengan detik-detik proklamasi
4. Indikator Materi
a. Menceritakan peristiwa penting yang terjadi disekitar proklamasi
b. Menjelaskan peranan BPUPKI dan PPKI dalam perumusan dasar negara dan
UUD 1945
c. Membuat garis waktu tentang tahapan peristiwa menjelang proklamasi
d. Melaporkan dan membicarakan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi di
daerah masing- masing dari narsumber setempat
5. Menyampaikan materi pelajaran berdasrkan indikator materi di atas dengan
cramah
6. Mengadakan tanya jawab mengenai apa yang disampaikan beserta mengamati
bukti-bukti sejarah seperti foto-foto, gambar-gambar, poster, saat proklamasi
7. Berikan tugas pada siswa untuk membuat laporan sejarah, dimana mereka
tinggal, berdasarkan informasi dan narasumber setempat
8. Menyimpulkan materi pelajaran secara garis besar
9. Mengadakan penilaian dan tindak lanjut

Dengan memahami kejadian masa lampau kita dapat engambil banyak pelajaran
kemudian kita jadikan sebagai guru untuk menghadapi masa depan. Dengan berbekal
pengalaman masa lampau kita diharapkan lebih bijaksana dalam mengambil
keputusan dan tidak mengulang kesalahan atau kegagalan yang pernah kita alami.

Anda mungkin juga menyukai