Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : DIKA WAHYU PRATAMA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856730601

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4405/MATERI DANPEMBELAJARAN IPS SD

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ 18 PALEMBANG

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
LEMBAR JAWABAN

1. Konsep IPS untuk pertama kali masuk ke dalam dunia per sekolahan terjadi pada tahun 1972-
1973. Yakni dalam kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP) IKIP Bandung.
Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP digunakan istilah "pendidikan kewargaan negara/studi sosial".
Sebagai mata pelajaran sosial terpadu. Dalam kurikulum tersebut, digunakan istilah pendidikan
kewarganegaraan yang di dalamnya tercakup sejarah Indonesia, ilmu bumi Indonesia, dan Civic
yang diartikan sebagai pengetahuan kewargaan negara. Oleh karena itu, dalam kurikulum SD
PPSP tersebut konsep IPS diartikan sama dengan pendidikan kewargaan negara.

Sedangkan dalam kurikulum sekolah menengah 4 tahun, digunakan tiga istilah yakni 1) studi
sosial sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai bendera untuk kelompok mata
pelajaran sosial yang terdiri atas geografi, sejarah, dan ekonomi sebagai mata pelajaran major
pada jurusan IPS : pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran inti bagi semua jurusan: 2)
civis dan hukum sebagai mata pelajaran major pada jurusan IPS (PPSP IKIP Bandung,
1973a,1973b), dalam kurikulum 1975 pendidikan IPS menampilkan 4 profil yakni, 1) pendidikan
moral Pancasila menggantikan pendidikan kewargaan negara sebagai suatu bentuk pendidikan
IPS khusus yang mewadahi tradisi "citizenship transmission". 2) pendidikan IPS terpadu untuk
sekolah dasar, 3) pendidikan IPS menaungi mata pelajaran geografi, sejarah, dan ekonomi
koperasi, pendidikan IPS 4) pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah,
geografi, dan ekonomi untuk SMA, atau sejarah dan geografi untuk SPG. Bila disimak dari
perkembangan pemikiran pendidikan IPS yang terwujudkan dalam kurikulum sampai dengan
dasawarsa 1990-an ini pendidikan IPS di Indonesia mempunyai dua konsep pendidikan IPS,
yakni pertama, pendidikan LPS yang diajarkan dalam tradisi"citizenship transmission" dalam
bentuk mata pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan dan sejarah nasional : kedua,
pendidikan IPS yang diajarkan dalam tradisi"social science" dalam bentuk pendidikan IPS
terpisah dari SMU, yang terkonfederasi di SITP, dan yang terintegrasi di SD. Dilihat dari
perkembangan pemikiran yang berkembang Indonesia sampai saat ini pendidikan IPS terpilih
dalam dua arah, yakni pertama, pips untuk dunia per sekolahan yang pada dasarnya merupakan
penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, dan humaniora, yang diorganisasikan secara psiko
pedagogis untuk tujuan pendidikan persekolahan, kedua pdips untuk perguruan tinggi pendidikan
guru IPS yang pada dasarnya merupakan penyeleksian dan pengorganisasian secara ilmiah dan
meta psiko pedagogis dari ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan disiplin lain yang secara relevan,
untuk tujuan pendidikan. Profesional guru IPS PIPS merupakan salah satu konten dalam PDIPS.

2. Jika dilihat dari visi misi dan strateginya Barr , dkk. (1978-1917) social studies telah dan dapat
dikembangkan dalam tiga tradisi yaitu :

 social studies taught as citizenship transmission merujuk pada suatu modus pembelajaran sosial
yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara yang baik sesuai dengan norma yang telah
diterima secara baku dalam negaranya.
 Social studies tought social science , merupakan modus pembelajaran sosial yang juga
mengembangkan karakter warga negara yang baik ditandai oleh penguasaan tradisi yang
menitikberatkan pada warga negara yang dapat mengatasi masalah-masalah sosial dan personal
dengan menggunakan visi dan cara ilmuwan sosial.
 Social studies taught we reflective inquiry merupakan modus pembelajaran sosial yang
menekankan pada hal yang sama yakni pengembangan warga negara yang baik dengan kriteria
yang berbeda yaitu dilihat dari kemampuannya dalam mengambil keputusan berdasarkan
penjelasan dari ketiga tradisi tersebut.

Maka dapat disimpulkan bahwa ketiganya saling berhubungan yaitu bertujuan untuk
mengembangkan karakter warga negara yang baik. Situasi ketergantungan antara manusia dan
lingkungan !

3. Lingkungan bagi manusia merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupannya. Tidak hanya
sebagai tempat tinggal, lingkungan juga berperan dalam mendukung berbagai aktivitas manusia.
Semua kebutuhan hidup telah tersedia sehingga upaya pemanfaatan sumber daya oleh manusia
dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan kehidupannya. Aktivitas pemanfaatan ini yang
membuat terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungannya berlangsung terus-
menerus dan ketergantungan.

Dengan melihat fenomena adanya saling ketergantungan saling membutuhkan antara manusia
dan lingkungannya tersebut maka manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya akan
menciptakan hubungan yang harmonis, tetapi kemudian yang menjadi pertanyaan
adalah"kenapa terjadi kerusakan lingkungan di bumi ini?" Pada awalnya, ketika populasi
manusia masih sedikit pemanfaatan sumber daya untuk pemenuhan kebutuhan sifatnya tidak
berlebihan sehingga tidak menimbulkan kerusakan. Namun seiring bertambahnya populasi
manusia, sementara lingkungan dan sumber dayanya tidak bertambah (terbatas) membuat
tekanan pemanfaatan sumber daya semakin meningkat. Permasalahan tentang pertambahan
populasi ini dikemukakan oleh Thomas malthus 1798. Selain pertambahan populasi
berkembangnya penggunaan teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia juga
mempengaruhi kerusakan lingkungan yang terjadi. Manusia dengan teknologinya cenderung
eksploitatif dengan mengambil sumber daya secara berlebihan menurut hardin manusia dalam
memanfaatkan sumber daya secara bersama-sama dan secara bebas maka perlahan-lahan akan
terjebak dalam sistem saling berlomba-lomba dalam mengeksploitasi sumber daya alam seiring
dengan meningkatnya populasi dan kebutuhan manusia. Lingkungan sebagai tempat
pemenuhan kebutuhan menjadi terbatas dan lambat laun tidak akan mampu lagi memenuhi
kebutuhan manusia dan menjadi rusak.

4. Dapat disimpulkan, bahwa indikator-indikator pendukung terjadinya permasalahan di atas yaitu :

a. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Faktor penyebab


yang paling utama dalam permasalahan sampah yang memenuhi sungai, tentunya adalah
karena ulah manusia masih banyak masyarakat yang belum sadar bahwa sampah yang
dibuang ke sungai akan sangat berdampak buruk bagi lingkungan dan tentunya bagi
masyarakat itu sendiri.
b. Kurangnya akses penyediaan pembuangan sampah terdekat. Jauhnya akses menuju
pembuangan sampah juga sering kali membuat masyarakat malas untuk membuang sampah
pada tempat yang semestinya dan memilih untuk membuang sampah di sungai.
c. Hujan dan arus sungai juga dapat dijadikan salah satu faktor penyebab penuhnya sampah di
sungai. Bisa jadi, masyarakat di sekitar sungai bukanlah pelakunya, mereka hanyalah korban
yang mendapat kiriman sampah dari tempat lain artinya sampah yang ada pada sungai berasal
dari tempat lain dan terbawa oleh hujan dan arus sungai hingga sampah ke sungai tempat
pemukiman mereka.

5. Kecanggihan teknologi sebenarnya sangat bermanfaat dan memudahkan kita dalam melakukan
segala hal. Namun seringkali hal tersebut juga disalahgunakan terutama pada remaja. Untuk
mengatasi hal tersebut, ada beberapa lembaga yang dapat berperan aktif. Salah satu lembaga yang
paling berperan dalam menangani kasus kenakalan remaja yaitu keluarga, keluarga tentunya
menjadi pondasi untuk membentuk karakter seseorang, karena keluarga adalah tempat pertama
seseorang mendapatkan pendidikan karakter dengan adanya bimbingan positif yang diberikan
orang tua mengakibatkan seorang anak meniru perilaku yang baik orang tua diharapkan dapat
mengontrol penggunaan teknologi pada anak-anak agar tidak disalahgunakan. Selain keluarga
lembaga yang juga sangat berperan dalam mengatasi hal tersebut yaitu lembaga pendidikan.
Semua pihak yang terkait dalam lembaga pendidikan tentunya dapat memberikan wawasan yang
luas kepada para remaja akan dampak kenakalan remaja dan memfasilitasi mereka untuk
mengembangkan minat dan bakatnya agar mereka tidak lagi menggunakan waktunya untuk
melakukan hal-hal yang menyimpang. lembaga keagamaan juga sangat berperan dalam mengatasi
kenakalan remaja. Dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan pada remaja maka mereka akan
bisa membedakan mana yang hal-hal yang baik diperbolehkan dan mana hal-hal yang dilarang
dalam agama. Selain itu lembaga pemerintahan juga sangat berperan Salah satunya yaitu peran
kementerian komunikasi dan informatika. Sejak bulan April 2015, menteri komunikasi dan
informatika melalui SK menkominfo nomor 290 tahun 2015 membentuk forum penanganan situs
internet bermuatan negatif yang terdiri atas 4 panci yaitu :

a. Panel pornografi , kekerasan pada anak, dan keamanan internet panel terorisme, unsur sara
dan kebencian
b. Panel investasi ilegal, penipuan, perjudian, Obat dan makanan, dan narkoba panel hak
kekayaan intelektual.

Anda mungkin juga menyukai