Anda di halaman 1dari 5

ARAH PENDIDIKAN IPS DI MASA DEPAN

Kajian IPS di masa depan memang menarik untuk dibahas. Di Indonesia sendiri
tak banyak masyarakat umum yang memahami atau tertarik dengan pembahasan perihal
IPS. Pandangan IPS tentang tidak masuknya dalam instrument kemajuan dan juga
kemakmuran menjadi alasan kenapa IPS tidak menarik untuk dibahas. Bahkan bebrapa
ilmuwan beranggapan bahwa IPS adalah kajian ilmu sosial yang tidak memiliki nilai
tambahan bagi kehidupan masyarakat dan dirasa tidaklah penting.
Apabila dipertanyakan tentang mampu atau tidaknya IPS memberikan kontribusi
bagi penyelesaian masalah sosisal di Indonesia dapa dijawab dengan perbandingan
negara lain dan juga Indonesia tentang kontribusi IPS terhadap negaranya. Pada tahun
1827, Thomas Arnold melakukan eksperimen fisik dan jiwa anak-anak untuk di
rehumanisasi. Ia memilih anak-anak karena jiwanya masih mudah untuk dibentuk dan
eksperimen tersebut membuahkan hasil. Perbaikan perilaku anak-anak di lingkungan
Thomas Arnold kemudian ditiru oleh guru-guru sekolah di Inggris dan pada waktu itu
akhirnya terjadi normalisasi kehidupan bermasyarakat.
Rencana pembelajaran IPS di Indonesia juga akan dilaksanakan mengingat
keberhasilan Inggris dalam menyelesaikan masalah sosial di negaranya. Pembelajaran
IPS di Indonesia tentunya akan tetap memperhatikan kondisi sosial ekonomi Indonesia.
Trauma dari beberapa kejadian masa lalu membuat Indonesia kehilangan kepercayaan
antar sesama.
Konsep ilmu IPS berasal dari ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah sosial yang
terjadi di lingkungan masyarakat yang dipadukan menjadi satu. Ada tiga pendekatan
dalam IPS yaitu pendekatan kewarganegaraan, pendekatan dalm ilmu-ilmu sosial dan
pendekatan dalam mengembangkan dari kehidupan sosial masyarakat. Tujuan dari
pendidikan IPS ini adalah unutk mengambangkan kemampuan berfikir kritis siswa
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam IPS itu sendiri dan diharapkan dari
pikiran yang kritis tersebut, siswa mampu mengenali gejala-gejala sosial yang terjadi
diantara masyarakat. Setelah mengetahui masalah sosial di masyarakat, dengan IPS
siswa diharapkan mampu tanggap, memahami dan juga menerapkan konsep dan metode
ilmu sosial.
Peserta didik perlu diarahkan dan dibimbing melalui pendidikan dan
pembelajaran IPS. Peserta didik diajarkan untuk menjadi warga negara yang baik dan
memmiliki kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan masalah dengan cepat dan
tepat. Selain itu, peserta didik juga harus diajarkan tentang pentingnya mereka menjaga
warisan dari leluhur. Tujuan pebelajaran IPS sebenarnya adalah untuk mengembangkan
kemampuan berfikir dan memecahkan masalah sosial dan memahami tentang
kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Diharapkan dengan mengetahui hal tersebut,
peserta didik akan menjadi manusia yang baik dan bijaksana dalam mengambil sebuah
keputusan Selain itu, peserta didik dapat menjadi orang yang kritis, demokratis, dan
kreatif. Tentunya juga dapat menjadi manusia yang bertanggung jawab serta peduli
terhadap lingkungannya.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, peserta didik dituntut untuk memiliki
beberapa kompetensi antara lain dapat memahami kehidupan masyarakat dalam
berbagai aspek di lingkungannya dan sadar akan nilai-nilai sosial dan budaya yang
didasarkan pada nilai tersebut. Peserta didik juga harus memiliki kemampuan untuk
berfikir kritis dan rasa ingin tahu yang tingggi. Dengan memiliki kemampuan tersebut,
peserta didik akan lebih mudah dalam memecahkan sebuah masalah dalam kehidupan
bermasyarakat. Kemampuan dalam berkomunikasi dan juga bekerja sama dalam
masyarakat yang pluralis. Apabila dilakukan dengan cara yang susngguh-sungguh,
maka cita-cita dan tujuan pendidikan IPS akan tetap bertahan dan berkontribusi dalam
menghadapi masa depan.
Sebenarnya IPS memiliki tujuan khusus untuk mengembangkan kemampuan
generasi muda dalam menghadapi masalah-masalah di hidupnya dengan memanfaatkan
kekuatan fisik dan sosial. Maka dari itu, pendidikan IPS ditujukan kepada masyarakat
luas agar pengembangan terhadap diri masyarakat dapat berkembang dengan baik
tentang menghadapi dan juga menyadari adanya masalah. Lingkungan keluarga,
masyarakat dan juga sekolah harus bisa menanamkan nilai-nilai tersebut kepada peserta
didik. Dengan begitu peserta didik yang akan menyadari bahwa dirinya adalah seorang
warga negara yang mampu berdaptasi dan berpartisipasi dalam menyelesaikam isu dan
masalah sosial yang dihadadpi lingkungannya.
Sebagai seorang pelajar, guru harus dapat memeperbaharui dan berinovasi dalam
skill mengajarnya. Skill tersebut dapat diperbaharui dengan melakukan pelatihan atau
seminar yang dilakukan antar guru. Kemahiran guru dalam mengajar IPS sekarang ini,
guru dituntut untuk bisa mengajar IPS diiringi dengan era yang baru sekarang ini yaitu
era digital dan teknologi. Maka dari itu, guru harus dapat mengajarkan dengan
menjajikan pembelajaan IPS melalui pendekaran dan pembelajran yang relevan dengan
apa yang menjadi tujuan pembelajaran, Di era ini, guru bukan satu-satunya sumber
pembelajaran dan sumber informasi. Teknologi yang sudah canggih sekarang ini dapat
dimanfaatkan untuk ajang mencari ilmu dan mempelajari kehidupan sosial serta
masalah-masalahanya yang terbaru. Apabila sanggup, maka masalah-masalah sosial
tersebut dapat dipecahkan dengan teknologi. Peran guru hanyalah sebagai fasilitator saja
saat ini.
Pengetahuan tentang bumi kita terus bertambah seiring dengan semakin majunya
ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, kemajuan teknologi juga dapat
mendorong bertambahnya polusi dan juga limbah akibat dari kegiatan industri yang
berdampak padai pencemaran lingkungan. Maka dari iru, perlu sekli pembelajaran
terhadap siswa mengenai pentingnya dan berharganya bumi agar mereka memahami
bagaimana tetap bisa melakukan kegiatan industri yang ramah akan lingkunan. Hal
seperti ini harus dimasukkan dalam kurikulum IPS.
Pertumbuhan penduduk di dunia, globalisadi dan perkembangan IPTEK dapat
berpengaruh dengan berubahnya sosial budaya. Hal tersebut akan berdampak pada
semakin kompleksnya masyarakat dan masalah sosial budayanya. Dalam latar alamiah
yang dinamiks, paradigma ilmu-ilmu sosial diarahkan ke posisi manusia sebagai subjek.
Asumsi yang dihasilkan dari paradigma alamiah bahwa fenomena sosial sekarang
bercirikan interaktivitas. Peserta didik yang dilihat sebagai subjek dapat berifikir,
bertindak, dan kreatif dapat membangun paradigma baru IPS dan ditekankan pada
proses pembelajaran. Kebutuhan manusia berkontruksi dengan kebudayaan dan struktur
sosial. Penerapan dari proses mengkonstruksi dan pembelajaran adalah budaya dapat
menjadi sumber pembelajaran.
Sekarang ini, IPS dianggap oleh banyak kalangan sebagai ilmu yang tidak
memiliki ujung yang prospeknya bagus. Anggapan yang seperti ini perlu dirubah dalam
pandangan hdup masyarakat. Dalam praktiknya IPS taka da substansi isi yang dapat
dikatakan terpadu. Materi-materi dalam IPS dimulai dari ilmu into yaitu geografi,
ekonomi, sejaran dan sosiologi. Seharusnya IPS dapat keluar dari empat bidang tersebut
dan mulai menyesuaikan diri terhadap keadaan masyarakat yang sekarang. Masyarakat
memerlukan agar masalah-masalah sosial yang timbul pada masyarakat pada saat ini
dapat diatasi. Dengan pemecahan masalah tersebut juga siswa disadarkan dengan IPEK
yang beretika. Pembelajaran di sekolah sendiri sangat sulit terjadi perubahan yang
mengarah pada pembelajaran yang kreatif, kontekstual, dan mampu memecahkan
masalah.
Alternatif cara untuk menyelesaikan masalag tersebut adlah dengan
mengembangkan isi dari pembelajaran IPS di Indonesia. Pembelajaran IPS perlu adanya
modifikasi agar yang dibahas dalam IPS sendiri mencakup hal yang komplek dalam
berkehidupan di masyarakat. Pencapaian kemampuan diperlukan standar. IPS tidak
terbatas hanya sampai ekonomi, geografi, sejaran dan sosiologi. Akan tetapi disiplin
ilmu lain juga mencakup dalam IPS seperti ilmu humanioran dan bahkan ilmu agama
terkait kehidupan sosial masyarakat.
Kompleksnya masalah sosial saat IPS dihadapkan dengan epistemologin ilmu.
Ilmu sosial lebih banyak menguji teori dan tidak banyak membangun sebuah teori.
Padahal saat ini, ilmu IPS dapat berkembang dengan seiring berkembangnya teknologi.
Apabila teknologi digunakan dengan tepat, maslaah sosial dalam masyarakat akan
terselesaikan dengan cepat. Teknologi memberikan akses kemudahan untuk
mempelajari fenomena-fenomena sosial yang sangat kompleks dalam masyarakat luas.
Tidak hanya sebatas buku pelajarn yang dicantumkan contoh fenomena sebagian dan
hanya dalam bentuk tulisan. Teknologi dapat memebrikan saran baru bagi manusia
untuk saling mempelajari fenomensa sosial yang terjadi dalm bentuk nyata.
Contoh yang dapat diambil adalah banyaknya sosial media yang marak sekarang
disitu ada pengguna yang juga berperan sebagai warga masyarakat dengan segala
kompleksitasnya. Fenomena sosial dapat dipelajari dalam kegiatan bersosial media
tersebut. Manusia sekarang lebih ke budak tenologi yang tidak bisa memanfaatkan
peluang teknologi dengan baik. Etika dalam bersosial media juga dapat dipelajari dalam
disiplin ilmu sosial pada saat ini.
Tak hanya itu, pandangan ekstrim tentang sebuah forum dan komentar-komentar
yang berbagai macam jika diteliti lebih lanjut akan menghasilkan teori tentang cara
berperilaku manusia. Jika yang dijelaskan pada buku-buku hanya teori tingkah laku
manusia secara umum, kenyataannya dalam berinternet, manusia lebih banyak lagi jenis
dan bermacam-macam daripada teori yang ada. IPS memiliki cakupan yang luas untuk
membahas dan juga mengkaji semua ilmu yang ada pada era digital dan teknologi saat
ini.
Perubahan struktur sosial masyarakat membuat IPS mungkin dianggap tidak
penting. Apalagi pada saat kuliah jurusan sosial seperti hanya dipandang sebelah mata.
Jika dikaji lebih lanjt, kehidupan manusia sehari-hari tak lepas dari IPS itu sendiri.
Mungkin nama dari IPS yang perlu diganti agar cakupan ilmunya lebih luas. Karena
pada dasarnya dalam manusia berperilaku saja itu adalah sebagian dari ajaran IPS.

REFERENSI
Bima, T. S. JURNAL PENDIDIKAN IPS.

Marhayani, D. A. (2018). Pembentukan karakter melalui pembelajaran IPS. Edunomic:


Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 5(2), 67-
75.

Putra, E. S. I. (2021). PENDIDIKAN IPS DI ERA GLOBALISASI: SEBUAH


PENDEKATAN KURIKULUM PEMBELAJARAN. EDUKASI, 9(1), 15-31.

Pramono, S. E. (2020). INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ILMU


PENGETAHUAN SOSIAL: STRATEGI PENCAPAIAN LULUSAN
BERKUALITAS. In SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPS (Vol. 1, No. 1).

Anda mungkin juga menyukai