Disusun oleh:
1502619085
FAKULTAS TEKNIK
2021
Tugas !
Jawaban !
1.
A. DASAR PEMIKIRAN
B. Dasar Yuridis
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 40
Ayat 1 butir e. Terkait dengan visi, dan misi MBB (mata kuliah berkehidupan
bermasyarakat) tidak mungkin dicapai hanya dengan memperkenalkan konsep-
konsep teoritis tanpa memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengkaji,
mengkritisi, dan menganalisis serta ikut memberikan kontribusi pada pengambilan
kebijakan untuk memperbaiki kehidupan dan lingkungannya.
Dengan metode pembelajaran seperti tersebut diatas diharapkan pendidikan tinggi
mampu menghasilkan mahasiswa yang unggul secara intelektual, anggun secara
moral, kompeten menguasai iptek untuk berbagai peran sosial. (Hamdan Mansoer,
2001 : 3).
• Skpt dirjen dikti no. 34 /dikti-kep/2003
• Skpt dirjen dikti no. 44 /dikti-kep/2006
2. Visi, Misi dan Pendekatanya
B. VISI, MISI, TUJUAN, DAN BAHAN ISBD
Visi dari ISBD
“Agar berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka,
dan arif dalam memahami keragaman, dan kemartabatan manusia yang dilandasi
nilai-nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan kemasyarakatan”
Misi ISBD
Dalam buku Ilmu Sosial Budaya Dasar, UNJ dituliskan bahwa misi ISBD adalah
sebagai berikut : “Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta
menumbuhkan sikap kritis , peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami
keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat selaku individu dan mahluk sosial yang beradab serta bertanggung
jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya”.
Selain itu, misi isbd juga seperti berikut :
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan
dan martabat manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam
kehidupan masyarakat.
2. Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika, moral, hukum dan budaya
sebagai landasan untuk menghormati dan menghargai antara sesama
manusia sehingga akan terwujud masyarakat yang tertib, teratur dan
sejahtera.
3. Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah sosial dan budaya
serta mampu bersikap kritis, analis dan responsif untuk memecahkan
masalah tersebut secara arif di masyarakat.
Tujuan Umum ISBD sbb :
1. pengembangan kepribadian manusia sebagai manusia mahluk sosial dan
mahluk budaya
2. keampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial
budaya dan masalah lingkungan sosial budaya
3. kemampuan menyelesaikan secara halus, arif dan manusiawi masalah-masalah
tsb.
Tujuan Khusus ISBD :
1. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial budaya
terutama untuk kepentingan profesi
2. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah
kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua
masalah tersebut
3. Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang ketat dalam
menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai dalam lingkungan sosial
budaya
4. Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi
5. Membina kemampuan berpikir dan bertindak objektif untuk menangkal
pengaruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya. (sumber : buku
unj)
Selain itu :
1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk menguasai pengetahuan
tentang keragaman dan kesetaraan manusia sebagai individu dan makhluk
sosial dalam kehidupan bermasyarakat
2. Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiswa dalam
memahami dan memecahkan masalah sosial-budaya dengan landasan nilai
estetika, etika, moral, dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat
3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta
keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat, selaku
individu dan mahluk sosial yang beradab dalam mmpraktikkan
pengetahuan akademis dan keahliannya.
SEBERAPA PENDEKATAN DALAM ISBD :
Menurut Nuhman sumantri dalam ISBD diperlukan beberapa penndekatan, yaitu :
1. Pendekatan interdisipliner
“diharapkan agar mahasiswa dapat melihat masalah sosial dan budaya secara lebih
luas dan komprehensif, sehingga mereka dikemudian hari dapat berperan serta
memecahkan masalah-masalah sosial”
2. Pendekatan monodisiplin
3. Pendekatan multidisiplin
A. Tawuran
Pola pikir posdisipliner yang dapat digunakan untuk membahas masalah tawuran
adalah multidisipliner dan interdisipliner. Pola pikir multidisipliner membahas
penyebab tawuran dari tiap bidang ilmu (psikologi, pendidikan, dan sosiologi) dan
solusi mandiri atas setiap penyebab masalah tersebut. Contoh: penyebab tawuran
dari sudut pandang sosiologi adalah tingginya rasa kepemilikan terhadap
kelompok. Ada kalanya beberapa remaja yang terlibat tawuran tidak mengetahui
pasti penyebab permusuhan melainkan hanya bentuk solidaritas saja. Salah satu
solusi atas masalah ini adalah dengan mengarahkan bentuk kebutuhan
berkelompok dan rasa cinta serta kepemilikan terhadap kelompok dalam lingkup
yang lebih besar dan positif. Contohnya adalah kecintaan terhadap sekolah yang
dapat diwujudkan dalam bentuk kompetisi mengikuti lomba- lomba. Hal ini
dimaksudkan agar kebutuhan berkelompok dapat tersalurkan bersamaan dengan
kebutuhan untuk menjadi yang lebih baik dari kelompok lain.
B. Korupsi
C. Pornografi di Internet
Pornografi merupakan salah satu bentuk pelanggaran cyber ethics yang marak
terjadi tanpa kita sadari. Target konsumen dari pornografi di internet tidak lagi
orang dewasa melainkan juga anak-anak. Pendekatan posdisipliner yang dapat
digunakan untuk membahas mengenai solusi masalah pornografi adalah
crossdisipliner dan interdisipliner. Pembahasan crossdisipliner untuk
mendiskusikan masalah pornografi adalah memandang pornografi – yang
dianggap sebagai hal negatif dan membawa dampak negatif dari hampir semua
bidang ilmu (agama, sosiologi, psikologi, dan pendidikan – melalui sudut pandang
bisnis. Pornografi merupakan komoditas bagi pelaku pasar tertentu. Oleh karena
itu, pornografi tidak hanya disebarkan secara diam-diam, melainkan dipasarkan
secara global melalui berbagai media. Seringkali kita temui berbagai iklan yang
mengandung konten pornografi sudah tanpa malu disajikan sebagai konten
selayaknya konten biasa. Melalui pemahaman seperti ini, kita sebagai akademisi
maupun orang tua dapat memahami bahwa untuk menghindari pornografi tidak
bisa menggunakan cara biasa saja. Sesuatu yang menjadi komoditas bisnis tidak
dengan mudah dapat dimatikan. Cara yang lebih komprehensif dibutuhkan dalam
mengatasi dan melawan permasalahan pornografi. Pada paper ini, solusi yang
dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengatasi permasalah ini adalah
membekali diri kita dan anak-anak kita bagaimana menghalau pornografi. Cara ini
ditawarkan sebagai jawaban bahwa tindak pornografi tidak dengan mudah dapat
dimatikan.
Salah satu pendekatan yang bisa dicoba adalah membekali para target pasar
pornografi agar mampu menolak konten negatif pornografi maupun
mengantisipasi efek buruk akibat pornografi tersebut.