Anda di halaman 1dari 15

Nama : Dayu Sandika

NIM : 857001447

1. Jelaskan kedudukan pembelajaran IPS dalam era globalisasi dan keragaman


budaya !
Jawab :
Sepintas antara globalisasi dengan keragaman budaya tampak ada kontradiksi.
Pembelajaran keanekaragamaan dalam IPS haruslah mengandung tujuan, antara lain
sebagai berikut :
1) Mampu mentransformasikan bahwa “sekolah” akan memberikan pengalaman dan
kesempatan yang sama kepada semua peserta didik baik putra maupun putri
sekalipun mereka memiliki perbedaan budaya, sosial, ras, dan kelompok etnik.
2) Membimbing peserta didik untuk mengembangkan sikap-sikap positif dalam
mendekati masalah perbedaan budaya, ras, etnik, dan kelompok agama.
3) Mendorong peserta didik untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan, dengan cara
memberikan keterampilan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan sikap-
sikap sosial.
4) Membimbing peserta didik mengembangkan kemampuan memahami saling
keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari pandangan
yang berbeda-beda.
Sementara pembelajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan, seperti
berikut ini :
1) Mampu menanamkan pengertian bahwa sekalipun mereka berbeda, tetapi sebagai
manusia memiliki kesamaan-kesamaan.
2) Membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa
bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan dan lebih banyak
memiliki kesamaan budaya daripada perbedaannya.
3) Membantu peserta didik memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang
dihadapi bersama, yaitu masalah kelebihan penduduk bumi, pencemaran air dan
udara, kelaparan dan masalah-masalah global lainnya.
4) Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang diterimanya.
Dari tujuan-tujuan yang terumuskan di atas, jelas bahwa melalui pembelajaran
IPS diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh pengertian akan keragaman budaya
dan ikut bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah dan isu global sesuai dengan
tingkat pendidikan dan kematangan jiwa.
Dengan pendidikan globalisasi kita mengetahui bahwa masalah pembauran
berkenaan dengan adanya golongan minoritas dalam budaya mayoritas, tidak hanya
dihadapi oleh bangsa Indonesia, tetapi juga oleh beberapa negara lain di muka bumi,
seperti Amerika Serikat dengan masalah pembauran golongan kulit hitam dengan
penduduk kulit putih. Demikian pula jika menghadapi masalah adanya golongan
minoritas yang menjadi “minoritas yang dinamis” ternyata tidak sendiri, ada Malaysia,
negara-negara Timur Tengah bahkan Amerika Serikat pun menghadapi masalah
golongan Yahudi sebagai minoritas yang dinamis.
Dengan demikian, dari pendidikan globalisasi kita bisa mengambil manfaat dan
pelajaran dalam memecahkan masalah yang sama. Kita sadar tidak hanya masalah
pembauran yang dihadapi oleh beberapa negara, masih banyak masalah dan isu yang
lebih besar, seperti urbanisasi, kepadatan penduduk, pencemaran lingkungan,
perdagangan bebas, dan lain-lain yang mana petnecahan masalah dan isu-isu tersebut
dibutuhkan suatu keija sama dan saling pengertian antarnegara-negara di seluruh dunia
termasuk Indonesia.

2. Jelaskan hubungan masalah hukum, ketertiban dan kesadaran hukum dengan


pendidikan IPS!
Jawab :
Sebagai ilmu pengetahuan yang menelaah antara hubungan manusia (human
relationships) yang mencakup hubungan individu dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, serta kelompok dengan alam maka IPS akan potensial di dalam mengkaji
permasalahan yang dapat muncul dari sebab yang ditumbulkan dalam berbagai hubungan
antarmanusia tersebut.
Mengapa potensial? Sebab dari hubungan antarmanusia (human relationships)
tersebut akan bermunculan peristiwa hukum dan akibat hukum, seperti yang telah
dijelaskan, pada gilirannya akan memiliki keterhubungan di alam menanamkan nilai-
nilai tentang kesadaran hukum dalam diri peserta didik. Di samping itu, melalui
pendidikan IPS kita dapat membentuk siswa sebagai warga negara yang mendukung
ketertiban sesuai kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Misalnya, berikut ini.
1) Upaya dalam mensosialisasikan perlunya memelihara lingkungan alam yang sehat
sehingga pendirian pabrik yang tidak memenuhi persyaratan (menimbulkan polusi
dan merusak lingkungan) akan mendapat sanksi hukum.
2) Menanamkan kesadaran hukum dalam diri peserta didik sebagai wajib pajak (pajak
kendaraan, tanah, rumah, pendapatan, dan sebagainya).
3) Menanamkan saling pengertian antar individu peserta didik dalam menghormati hak
dan kewajiban masing-masing, dan sebagainya.
Demikian pentingnya mengintegrasikan atau menghubungkan antara kajian
aspek-aspek hukum dengan pendidikan sosial, antara lain dapat dilihat dari tujuan atau
fungsi dihubungkannya kedua bidang tersebut, seperti diungkapkan Cerlach and
Lamprecht’s.
1) Untuk menanamkan pemahaman peserta didik terhadap aspek-aspek sosial dan
sistem hukum yang dikandungnya, serta bagaimana peserta didik dapat berpartisipasi
secara aktif di dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum.
2) Menanamkan sikap-sikap, nilai-nilai, dan pemahaman mereka terhadap hukum dan
sistem yang berlaku.
3) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan keterampilan dalam
memecahkan permasalahan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pengkajian aspek-aspek hukum melalui pendidikan
IPS akan berkontribusi besar terhadap upaya penanaman pemahaman peserta didik di
dalam permasalahan hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum.

3. Jelaskan masing-masing karakteristik dari 5 (lima) pendekatan dalam pengajaran


IPS di SD!
Jawab :
1) Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif ini menekankan pada bagaimana cara individu memberi
respons yang datang dari lingkungan dengan cara mengorganisasikan data,
memformulasikan masalah, membangun konsep, dan rencana pemecahan masalah
dengan simbol-simbol verbal dan nonverbal atau pendekatan kognitif adalah suatu
pendekatan yang menekankan pada kecakapan intelektual.
2) Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan
memusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-masalah
sosial diidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial dan
menggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu
dikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus-
menerus.
3) Pendekatan Personal
Pendekatan personal ini lebih menekankan pada proses yang membantu
individu dalam membentuk dan mengorganisasikan kenyataan-kenyataan yang
kompleks. Keberadaan peserta didik dalam kelompok banyak mempunyai arti untuk
mengenal dirinya sebagai pribadi sehingga dapat menghasilkan hubungan
interpersonal (antarpribadi) yang cukup tinggi. Oleh karena itu, keadaan emosional
peserta didik perlu diperhatikan agar peserta dapat mengembangkan hubungan yang
produktif dengan lingkungan.
4) Pendekatan Perilaku
Salah satu ciri pendekatan ini adalah adanya kecenderungan memecah tugas
belajar menjadi sejumlah perilaku yang kecil (langkah-langkah kecil) dan berurutan.
Belajar dipandang bukan sebagai sesuatu yang menyeluruh, tetapi diuraikan ke dalam
langkah-langkah yang konkret dan dapat diamati. Jadi, mengajar pada dasarnya
adalah mengusahakan terjadinya perubahan dalam perilaku peserta didik dan
perubahan perilaku tersebut haruslah dapat diamati secara jelas.
5) Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada pengolahan
materi pelajaran yang telah jadi atau siap disampaikan kepada peserta didik. Dalam
hal ini, guru memberi pesan (materi) yang telah siap sehingga peserta didik tidak
perlu mencari, menemukan dan memecahkan sendiri.
Pendekatan ekspositori lebih menekankan pada kegiatan guru (teacher
centered). Guru berperan sebagai penyampai materi pelajaran membimbing dan
mengarahkan kegiatan kepada peserta didik serta mendukung dan memperkuat
informasi agar dipelajari peserta didik.
4. Diantara 4 model pembelajaran nilai dan sikap, model mana yang lebih mudah
digunakan dalam pembelajaran IPS di SD! Berikan alasannya!
Jawab :
Pendekatan ekspositori berorientasi nilai dan sikap, karena pendekatan ini cocok
diterapkan di kelas rendah – tinggi.
1) Tujuannya adalah menyampaikan nilai/sikap secara dialogis melalui ceramah,
peragaan dan tanya jawab.
2) Langkah-langkahnya
a) Guru memilih suatu nilai yang sudah seharusnya diterima oleh semua murid
karena memang telah diterima kebenarannya, misalnya tertib, cinta lingkungan,
tanggung jawab sosial, berdagang dengan jujur, menghargai pahlawan.
b) Guru menyiapkan bahan peragaan berupa diagram, gambar, rekaman, clipping
dan lain-lain.
c) Guru menyajikan konsep nilai dengan memanfaatkan peragaan yang lelah
disiapkan diselingi dengan dialog yang hangat mengenai pentingnya nilai.
d) Menguasai peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai yang telah dikaji dalam
kehidupannya sehari-hari, misalnya tertib di rumah, tertib di jalan raya, tertib di
sekolah, dan tertib di masyarakat.
e) Pada kesempatan selanjutnya guru meminta laporan penerapan nilai itu dan
membicarakannya kembali di kelas.

5. Bagaimana merancang dan menerapkan metode pembelajaran IPS di SD dengan


menggunakan pendekatan :
- Kognitif
- Personal
- Sosial
- Modifikasi perilaku
- Ekspositori
Jawab :
- PENDEKATAN KOGNITIF
1) Merancang Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan
Kognitif
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif
adalah latihan inkuiri (Inquiry Training). Tahap-tahap penerapan metode latihan
inkuiri adalah berikut :
a) Menyajikan Masalah
Guru mengajukan situasi yang mengandung masalah dan menentukan prosedur
inkuiri yang akan ditempuh oleh siswa.
b) Mengumpulkan Data dan Veritikasi Data
Siswa mengumpulkan informasi tentang masalah yang diajukan. Tahap ini
dimaksudkan untuk membuktikan hakikat objek dan kondisi serta menyelidiki
peristiwa situasi masalah.
c) Mengumpulkan Unsur Baru
Siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan pengumpulan data (unsur
baru). Maksud kegiatan eksperimen ini adalah memisahkan variabel yang
mendukung, mengajukan hipotesis dan mengetes sebab akibat.
d) Merumuskan Penjelasan
Siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian secara mendetail, rapi,
dan sistematis.
e) Menganalisis Terhadap Proses Inkuiri
Siswa menganalisis pola-pola penemuan. Tahapan ini sangat penting untuk
mengetahui sejauh mana proses inkuiri telah dilaksanakan dan apabila menemui
beberapa kekurangan dicoba untuk diperbaiki secara sistematis.

2) Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan


Kognitif
a) Menyajikan Masalah
Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan, seperti berikut ini.
Bagaimana gejala alam dan sosial di Indonesia jika dibandingkan dengan negara
tetangganya?
b) Mengumpulkan Data dan Verifikasi Data
Siswa mengumpulkan data melalui buku-buku sumber yang berkaitan dengan
masalah yang dirumuskan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji situasi
peristiwa Pemberontakan G30S/PKI sehingga siswa memahami situasi secara
objektif. Pada tahap verifikasi data ditanyakan situasi, kondisi, dan objek secara
sistematis.
c) Mengumpulkan Unsur Baru
Guru dan siswa mencocokkan secara langsung antara informasi dengan rumusan
masalah yang dirumuskan dan menentukan unsur-unsur baru yang dapat
digunakan untuk menjawab masalah.
d) Merumuskan Penjelasan
Guru membantu siswa dalam merumuskan penjelasan untuk menjawab atas
masalah secara mendetail, rapi, dan sistematis.
e) Menganalisis Proses Inkuiri
Siswa menganalisis pola-pola penemuannya dan siswa menilai efektivitas proses
inkuiri yang dilakukan. Kemudian, memperbaiki kekurangan yang ada.
Penerapan penggunaan metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan
kognitif ini pada dasarnya dimulai dengan konfrontasi intelektual dan diakhiri
dengan penemuan jawaban atas masalah secara ilmiah melalui metode-metode
ilmiah. Kegiatan ini menekankan pada kemampuan intelektual melalui
mengorganisasikan data, merumuskan masalah, membangun konsep dan
merumuskan pernyataan atas masalah yang ada.

- PENDEKATAN SOSIAL
1) Merancang Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan
Pendekatan Sosial
Tahap-tahap penerapan metode inkuiri sosial adalah berikut ini.
a) Tahap Orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah sosial
yang dijadikan pokok pembahasan. Masalah sosial hcndaknya masalah yang
bctul-betul menarik dan memerlukan pemecahan secepatnya. Kemudian, peserta
didik dengan bantuan guru merumuskan masalah sosial dan membatasi ruang
lingkup permasalahannya.
b) Tahap Hipotesis
Peserta didik bersama guru menyusun hipotesis. Hipotesis ini sebagai acuan
dalam usaha pemecahan masalah. Hipotesis yang baik harus memenuhi syarat
berikut ini.
 Valid (sahih), yaitu menguji apa yang seharusnya diuji.
 Kompatibilitas yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan generalisasi
pengalaman siswa/guru yang telah diperoleh sebelumnya.
 Mempunyai hubungan dengan peristiwa yang telah terjadi agar dapat
diadakan pembuktian.
c) Tahap Definisi
Peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang terdapat
pada hipotesis.
d) Tahap Eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan asumsi-asumsinya.
e) Tahap Pembuktian Hipotesis
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data
melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang
dibahas. Setelah data memenuhi syarat, kemudian dianalisis dan dihubungkan
dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Demikianlah suatu hipotesis diuji secara
empirik untuk dipastikan hipotesis diterima atau ditolak.
f) Tahap Generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang benar-benar
terbaik untuk pemecahan masalah.

2) Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Berdasarkan Pendekatan Sosial


a) Tahap Orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah yang
berkaitan dengan jumlah penduduk yang meledak, golongan penduduk muda,
persebaran tidak merata dan kepadatan yang tinggi. Salah satu akibatnya adalah
munculnya masalah sosial, yaitu kemiskinan masih ditambah penodongan,
pencurian, tuna susila dan tuna wisma. Rumusan masalahnya adalah “Faktor-
faktor apa yang menyebabkan kemiskinan di suatu daerah?” Jadi, masalah
pokoknya adalah terjadinya kerniskinan.
b) Tahap Hipotesis
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun hipotesis, yaitu berikut ini :
 Kondisi fisis suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai
hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
 Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah,
mempunyai hubungan dengan tedadinya kemiskinan.
c) Tahap Definisi
Peserta didik membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis.
 Kondisi fisis adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh
terhadap peri kehidupan manusia, misalnya keadaan sumber daya alam pada
suatu daerah.
 Kualitas sumber daya manusia adalah derajat kemampuan manusia untuk
mengolah sumber daya alam yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
 Kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan alamiah dan
kemiskinan struktural/buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang
ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung
sumber daya alam terhadap kehidupan manusia rendah. Kemiskinan
struktural/buatan adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai akibat
perubahan ekonomi, teknologi dan pembangunan itu sendiri atau karena
kelembagaan yang ada menyebabkan sebagian masyarakat tidak memperoleh
kesempatan yang sama untuk menguasai sumber daya sehingga menjadi
miskin.
 Pada golongan penduduk muda, bentuk grafik penduduknya seperti pyramid,
yaitu golongan penduduk usia muda jauh lebih besar dari pada usia dewasa
dan tua. Materi/indikator: d, e, f, dan g belum dibahas. Perlu pembahasan
tersendiri.
d) Tahap Eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasinya serta asumsi-asumsi yang
mendasarinya.
e) Tahap Pembuktian
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data
melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang
dibahas. Setelah data lengkap, kemudian diadakan analisis data dan dihubungkan
dengan hipotesisnya untuk dipastikan apakah hipotesis itu diterima atau tidak.
f) Tahap Generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan terbaik sebagai jawaban
atas masalah yang dibahas, yaitu berikut ini.
 Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan di suatu
daerah.
 Kualitas sumber daya manusia yang rendah mendukung terjadinya
kemiskinan di suatu daerah.

- PENDEKATAN PERSONAL
1) Merancang Metode Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Personal
Salah satu metode pembelajatan yang berlandaskan pendekatan personal yang
akan dipilih sebagai contoh adalah metode pertemuan kelas. Langkah-langkah
penerapan metode pertemuan kelas adalah berikut ini :
a) Menciptakan Iklim yang Mengundang Keterlibatan
Guru berupaya untuk menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan siswa.
Iklim yang mengundang keterlibatan adalah iklim yang hangat, bersifat pribadi
dan hubungan guru dan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik baik.
Tugas guru adalah berikut ini.
 Mendorong setiap peserta didik untuk berperan serta dalam kegiatan belajar
mengajar.
 Menyeleksi pendapat peserta didik tanpa disertai dengan celaan dan penilaian.
b) Menyajikan Masalah untuk Diskusi
Tugas peserta didik dibantu guru adalah berikut ini.
 Mengajukan masalah.
 Mengemukakan masalah.
 Mendeskripsikan masalah.
 Mengidentifikasi konsekuensi.
 Mengidentifikasi norma sosial.
c) Mengembangkan Pertimbangan Nilai Pribadi
Peserta didik dapat membuat pertimbangan pribadi terhadap perilakunya sendiri.
Untuk dapat melakukan tindakan tersebut peserta didik harus:
 mengidentifikasi nilai dari masalah perilaku dan norma sosial;
 membuat pertimbangan pribadi terhadap norma-norma sosial yang dapat
mengarah kepada pemilihan perilaku dan nilai-nilai perilaku yang ditemukan.
d) Mengidentifikasi Alternatif Tindakan
Siswa mengidentifikasi altematif perilaku khusus dan siswa sepakat untuk
menaatinya.
e) Merumuskan Kesepakatan
Peserta didik secara bersama merumuskan kesepakatan. Apa yang sudah
ditentukan dan dirumuskan bersama harus dipenuhi dan ditaatinya.
f) Perilaku Tindak Lanjut
Mengukur efektivitas kesepakatan dan perilaku baru.

2) Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan Pendekatan


Modifikasi Personal
a) Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan
Guru dalam iklim tahap ini berusaha mendorong peserta didik berperan serta dan
berbicara mengenai sumpali pemuda. Guru menyeleksi pendapat-pendapat
peserta didik mengenai sumpah pemuda tanpa celaan dan penilaian. Peserta didik
diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya.
b) Menyajikan masalah untuk diskusi
Penyajian masalah dapat berasal dari guru dan peserta didik dalam bentuk
pertentangan sederhana mengenai sumpah pemuda. Tindakan-tindakan yang
dapat dilakukan guru adalah:
 memberikan pembenaran perilaku peserta didik;
 turut campur tangan jika peserta didik cenderung ke arah mencela dan
mengritik;
 menugasi kelompok untuk menjelaskan sumpah pemuda.
Kemudian, guru dan peserta didik mengidentifikasi norma-norma sosial dari
peristiwa sumpah pemuda yang dapat dijadikan contoh yang baik bagi
pembentukan sikap peserta didik dalam menghadapi masalah-masalah sosial.
c) Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
Untuk dapat membuat pertimbangan nilai pribadi, peserta didik harus
mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung clalam peristiwa sumpah pemuda.
Nilai-nilai tersebut adalah berikut ini.
 Nilai kebersamaan untuk mencapai tujuan luhur.
 Nilai persatuan dan kesatuan bangsa.
 Nilai kebulatan tekad untuk mencapai kemerdekaan.
 Nilai menghargai pendapat dan karya orang lain.
d) Mengidentifikasi alternatif tindakan
Peserta didik menunjukkan nilai-nilai dari peristiwa sumpah pemuda. Kemudian,
peserta didik menyeleksi untuk dijadikan alternatif tindakan dalam memecahkan
masalah sosial sehari-hari. Nilai-nilai yang ditemukan itu merupakan suatu hasil
penggalian dari sumpah pemuda yang dapat digunakan untuk menyikapi
masalah-masalah sosial.
e) Merumuskan kesepakatan
Peserta didik merumuskan dan menyepakati sikap dan perilaku serta menaatinya.
f) Perilaku tindak lanjut
Peserta didik menilai efektivitas perilaku baru yang diperoleh dan
memperkuatnya untuk tindakan-tindakan mendatang.

- PENDEKATAN PERILAKU
1) Merancang Metode Pembelajaran IPS di SD Berdasarkan Pendekatan Perilaku
Salah satu pendekatan modifikasi perilaku adalah pendekatan mawas diri atau
model mengajar pengendalian diri. Pembelajaran dengan pendekatan mawas diri
melalui 5 tahap sebagai berikut.
a) Tahap Pengenalan Prinsip Tingkah Laku
Pada tahap ini guru memperkenalkan program dan prinsip-prinsip pengendalian
diri. Tahap ini bertujuan agar peserta didik memahami kesulitan yang dihadapi
dalam pengendalian diri, terutama yang terletak pada fungsi lingkungan yang
tidak permanen. Pada tahap ini guru membentuk peserta didik agar dapat
menunjukkan keinginan yang murni untuk berprestasi. Keinginan dan motivasi
harus dinilai dan ditonjolkan pada tahap ini. Untuk mencapai kondisi itu, guru
harus memberi petunjuk tingkah laku, seperti apa yang bermasalah.
b) Tahap Menetapkan Data Dasar
Data dasar dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti perangsang yang
terkendali, perilaku yang terbentuk dan respons yang sesuai atau tidak sesuai.
c) Tahap Menyiapkan Program yang Realistis
Dalam tahap ini guru harus membantu peserta didik dalam menyusun program
secara realistis dan seimbang. Progam yang disusun harus mempunyai tujuan
jangka pendek dan jangka panjang secara jelas. Guru harus mendorong peserta
didik untuk melaksanakan program yang telah disusunnya.
d) Tahap Pelaksanaan Program
Pada tahap ini peserta didik melaksanakan progam yang telah direncanakan.
Selama dalam jangka waktu pelaksanaan program, peserta didik mengadakan
pertemuan secara berkala dengan guru untuk menelaah kemajuan dan mengubah
program apabila diperlukan.
e) Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Pada tahap ini guru mengadakan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik,
apa sudah sesuai yang diprogramkan dan menentukan tingkah laku sebagai tindak
lanjut.

2) Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan Pendekatan Perilaku


a) Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah mempelajari kompetensi dasar, materi pokok, hasil belajar dan indikator,
guru dapat menjelaskan materi tersebut dengan cara yang mudah diterima. Pada
saat menjelaskan materi tersebut guru dapat memberikan penilaian terhadap
penjajah Jepang. Khususnya apa yang menguntungkan dan merugikan bagi
penduduk. Hal itu agar peserta didik dapat menilai secara obyektif akibat
penjajahan Jepang. Selain itu guru perlu mengomunikasikan sebab dan akibat
pergerakan tenaga romusa oleh Jepang terhadap penduduk Indonesia.

- PENDEKATAN EKSPOSITORI
1) Merancang Metode Pembelajaran IPS di SD Berdasarkan Pendekatan
Ekspositori
Dalam merancang penggunaan metode ceramah (sebagai contoh pendekatan
ekspositori). Langkah-langkah dalam melaksanakan metode ceramah adalah berikut :
a) Melakukan kegiatan pendahuluan.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran.
 Mengemukakan pokok-pokok materi yang akan disajikan.
 Memancing pengalaman peserta didik yang relevan dengan pelajaran yang
akan disampaikan.
b) Menyajikan bahan pelajaran dengan berikut ini.
 Perhatian peserta didik.
 Menjelaskan materi pelajaran.
 Kegiatan pembelajaran sedapat mungkin bervariasi.
 Umpan balik dari siswa untuk guru.
 Motivasi perlu selalu ditimbulkan.
c) Menutup pelajaran dengan kegiatan sebagai berikut.
 Menarik kesimpulan dari bahan pelajaran yang disampaikan.
 Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanggapi kembali bahan
pelajaran yang telah dipelajari dengan menghubungkan mata pelajaran lain.
 Melaksanakan penilaian akhir untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
 Tindak lanjut.

2) Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan Pendekatan


Ekspositori
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a) Melakukan kegiatan pendahuluan
 Menjelaskan tujuan pembelajaran.
 Mengemukakan pokok-pokok materi.
 Memberikan apersepsi. Misalnya guru bertanya: siapa yang pernah mencari
kota Bangkok dan Singapura dalam peta? Di negara apa kota Bangkok dan
kota Singapura? Selanjutnya, guru menjelaskan letak kota Bangkok dan
Singapura.
b) Menyajikan bahan pelajaran
Untuk menyajikan bahan di atas, guru menggunakan peta Asia Tenggara.
Dijelaskan letak negara-negara di Asia Tenggara dan ibu kotanya masing-masing.
Setelah itu dijelaskan ciri-ciri gejala alam di Indonesia dibandingkan dengan
gejala alam di negara-negara Asia Tenggara yang lain. Setelah itu, dijelaskan
pula ciri-ciri gejala sosialnya. Perlu dijelaskan kewaspadaan bagi Indonesia
terhadap gejala sosial, mengapa?
c) Menutup pelajaran dengan kegiatan
 Membuat kesimpulan.
 Memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya atau menanggapi materi
yang telah diajarkan.
 Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai