Anda di halaman 1dari 32

KESIMPULAN

MODUL 1,2,
DAN 3
Modul I Hakikat,fungsi, dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
KB I Hakikat, Fungsi, dan Tujuan PKN di SD

 Hakikat PKN di SD yaitu Menurut kurikulum SD pada tahun


1968 Pendidikan Kewarganegaraan Negara Mencakup materi
Sejarah Indonesia, Geografi, dan Civis yang diartikan sebagai
pengetahuan kewargaan Negara. Dalam Kurikulum SMP 1968
PKN mencakup materi sejarah Indonesia dan Tata Negara,
sedangkan dalam kurikulum SMA 1968 PKN lebih banyak
berisikan materi UUD 1945. Menurut kurikulum SPG 1969
PKN mencakup sejarah Indonesia,UUD, Kemasyarakatan, dan
Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam wacana yang berkembang
selama ini ada dua istilah yang perlu di bedakan, yakni
kewargaannegara dan kewarganegaraan
Tujuan PKN di SD
 Tujuan PKN di SD yaitu sekolah sebagai wahana
pengembangan warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab, yang secara kurikuler Pendidikan
Kewarganegaraan yang harus menjadi wahana psikologis-
pedagogis yang utama.Pada UUD No.20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional yaitu pada pasal 4 pada
point pertama menyebutkan bahwa Pendidikan di
selenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia,nilai keragaman, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa.
Modul 1 KB 2
Ruang Lingkup PKN di SD

 2Ruang lingkup PKN di SD yaitu agar peserta ddidik memiliki kemampuan


yaitu:
 Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewargnegaraan.
 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta
antikorupsi.
 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
 Dan di tetapkan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud
terdiri atas standar kompetensi lulusan. Struktur kurikulum SD/MI
meliputi 8 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi daerah , termasuk keunggulan daerah, yang materinya
tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru,melainkan bertujuan untuk memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat pada setiap peserta didik
seseuai dengan kondisi sekolah. Selanjutnya ada substansi mata
pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA dan IPS terpadu.
Pembelajaran pada kelas I-III melalui pendekatan tematik sedangkan
kelas IV s/d VI melalui pendekatan mata pelajaran,setelah itu jam
pembelajaran 4 jam pembelajaran perminggu dengan alokasi waktu
satu jam pembelajaran itu adalah 35 menit
 minggu efektif dalam satu tahun pelajaran(dua semester) adalah 34-38
minggu. Berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun 2006 Ruang lingkup mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah
adalah:
 
 Persatuan dan Kesatuan Bangsa
 Norma, hukum dan peraturan
 Hak asasi manusia
 Kebutuhan warga negara
 Konstitusi Negara
 Kekuasaan dan politik
 Pancasila
 Globalisasi
 Khusus untuk SD/MI lingkup isi kewarganegaraan dikemas dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Dimana standar kompetensi contohnya
Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan,setelah itu kompetensi dasar nya
adalah salah satunya yaitu menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan
suku bangsa.
Modul I KB 3
Tuntutan Pedagogis PKN di SD
 Adapun tuntutan Pedagogis PKN di SD yaitu dimana
asal katanya paes dan ago artinya saya membimbing.
Paedagogy yang artinya ilmu mendidik atau ilmu
pendidikan, sehingga Tuntutan pedagogis diartikan
sebagai Pengalaman belajar yang bagaimana diperlukan
untuk mencapai tujuan pendidikan kewarganegaraan,
dalam pengertian ketuntasan penguasaan kompetensi
kewarganegaraan dalam pengertian ketuntasan
penguasaan kompetensi kewarganegaraan yang tersurat
dan tersirat dalam lingkup isi dan kompetensi dasar
2. Menganalisis Karakteristik PKN sebagai Pendidikan Nilai dan
Moral
Modul 2 KB 1
Pendekatan PKN sebagai pendidikan Nilai dan Moral di SD

 secara teoritik, Herman (1972) mengemukakan pronsip bahwa value is neither


taught nor cought, it is learned, yang artinya bahwa nilai tidaklah semata mata di
tangkap, diinternalisasi, dan dibakukan sebagai bagian yang melekat dalam
kualitas pribadi seseorang melalui proses belajar. Dalam latar belakang kehidupan
masyarakat, proses pendidikan nilai sudah berlangsung dalam kehidupan
masyarakat dalam berbagai bentuk seperti dongeng, nasihat, simbol-simbol,
kesenian daerah . tayangan TV yang menyuguhkan aneka ragam informasi secara
global saat ini unsur-unsur tradisional tersebut mulai terasa tersingkirkan.
Contohnya tradisi dongeng dan sejenisnya dulu biasa dilakukan oleh orang tua
terhadap anak atau cucu nya semakin lama semakin tergeser oleh film kartun atau
sinetron dalam media massa tersebut. Disitulah pendidikan nilai menghadapi
tantangan konseptual, instrumental, dan operasional. Pemanfaatan kebudayaan
daerah untuk pembelajaran mata pelajaran lain dengan tujuan untuk mendekatkan
pelajaran itu dengan lingkungan sekitar siswa menjadi sangat penting
 Pendidikan memiliki 2 tujuan yaitu mengembangkan
individu dan masyarakat yang “smart and good” (Lickona,
1992:6). Konsep tujuan tersebut mengandung arti yaitu
mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas
(smart) dan baik (good) . Dalam konteks konsepsi tersebut
maka konsep cerdas dan baik seyogiyanya diartikan sebagai
cerdas rasional, emosional, sosial dan spiritual.
 Secara konseptual pendidikan nilai merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan,
dalam UU Ri No 20 Tahun 2003 tentang sidiknas (pasal 3)
adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab
 Terdapat 3 dimensi moral yaitu :
 Dimensi wawasan moral
 Wawasan Moral
 Kesadaran moral
 Wawasan nilai Moral
 Kemampuan mengambil pandangan orang lain
 Penalaran moral
 Mengambil keputusan
 Pemahaman diri sendiri
 Dimensi perasaan moral
 Perasaan moral
 Kata hati dan nurani
 Harapan diri sendiri
 Merasakan diri orang lain
 Cinta kebaikan
 Kontrol diri
 Merasakan diri sendiri
 Dimensi perilaku moral
 Perilaku moral yang mencakup
 Kompetensi
 Kemauan
 Kebiasaan
Modul 2 KB 2
Pendidikan Nilai dan Moral dalam standar Isi PKN di SD

 Muatan materi tentang persatuan dan kesatuan bangsa meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan , cinta lingkungan, kebanggan sebagai warga negara indonesia,sumpah
pemuda, keutuhan negara kesatuan republik indonesia, partisipasi dalam pembelaan
negara. Hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak,anggota masyarakat,
instrumen nasional dan internasional HAM,pemajuan,penghormatan dan perlindungan
HAM. Adapun kebutuhan warga negara yaitu hidup gotong royong,harga diri sebagai
warga negara masyarakat, kebebbasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama,prestasi diri ,persamaan kedudukan warga
negara. konstitusi meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama dan hu
Pancasila meliputibungan dasar negara dengan konstitusi. Selanjutnya kekuasaan politik
meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, dan
pemerintah pusat. Pancasila meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila, sebagai dasar negara. Dan Globalisasi
meliputi globalisasi di lingkunannnya, politik luar negeri indonesia, dampak,hubungan
internasional dan organisasi internasional serta mengevaluasi globalisasi.
Modul 2 KB 3
Hubungan interaktif pengembangan nilai dan moral dalam
PKN SD
 Hubungan interaktif proses pengembangan nilai dan moral dengan proses pendidikan di
sekolah harus dilihat dalam paradigma pendidikan nilai secara konseptual dan operasional.
Konsep-konsep “values education, moral education, education for virtues yang secara
teoritik oleh Lickona diperkenalkan sebagai program dan proses pendidikan yang
tujuannya selain mengembangkan pikiran ,atau menurut bloom untuk mengembangkan
nilai dan sikap. Dua kutipan tersebut memberikan landasan bahwa pendidik di dunia barat
mempunyai keyakinan bahwa pendidikan nilai,etika,moral sangat penting sebagai salah
satu wahana sosiopedagogis dalam menjamin kelangsungan hidup masyarakat,bangsa dan
negara. Seperti yang di kemukakan Lickona (1992:4-5) kini semua negara bagian amerika
serikat dan semua unsur dalam masyarakat, publik dan privat sepakat dan mendorong agar
dunia persekolahan mengambil peran yang aktif dalam pendidikan nilai khususnya nilai
moral. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi melek etika, dan mampiu berperilaku
baik di dalam masyarakat. Melihat bahwa para pemikir dan pembangun demokrasi,
sebagai paradigma kehidupan di dunia barat, berpandangan bahwa pendidikan moral
merupakan aspek yang esensial bagi perkembangan dan berhasilnya kehidupan
demokrasi.
Modul 3 Menggambarkan Keterkaitan PKN dan IPS SD dan Mata
Pelajaran
Modul 3 KB 1 Gambaran umum dan Karakteristik Pendidikan
Kewarganegaraan serta Mata Pelajaran IPS dan Mata Pelajaran lainnya
di SD

 Keterkaitan antar mata pelajaran di SD khususnya keterkaitan


antarmata pelajaran lainnya melakukan upaya keterkaitan, tidak
terdapat kesan adanya keterkaitan atau hubungan yang terpaksa
atau dipaksakan sebab yang terbaik dalam melaksanakan
lketerkaitan itu adalah keterkaitan itu nampak sebagai keterkaitan
yang bersifat alami. Dalam pertimbangan tersebut sisa SD berfikir
dalam kerangka yang bersifat holistik(menyeluruh) dan belum
bersifat fragmentaris dan detail. Artinya, upaya mengaitkan secara
alami ntersebut memang sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kematangan anak, dengan demikian anak akan belajar secara lebih
wajar, bermakna, dan dalam suasana yang menantang.
 Gambaran umumnya adalah dimana pembaharuan dan
inovasi dalam pendidikan kewarganegaraan (pendidikan
kewarganegaraan) serta keterkaitan dan aplikasinya
menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif, produktif
yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, menurut
konsep pembelajaran terpadu melalui pengkajian dan
pelatihan yang berwawasan demokrasi dan HAM. Mata
pelajaran Pendidikan kewarganegaraan adalah mata
pelajaran yang memang mengalami perubahan nama
dengan sangat cepat karena mata pelajaran tersebut
sangat rentan terhadap perubahan politik,namun
ironisnya nama berubah berkali-kali, tetapi isi secara
umum serta pendekatan dan sistem penyampaiannya
kebanyakan tidak berubah
 Adapun tujuan mata pelajaran kewarganegaraan
adalah :
 Berfikir secara rasional, kritis dan kreatif.
 Berpartisipasi secara aktif dan tanggung jawab.
 Berkembang secara positif dan demokratis.
 Berinteraksi dengan bangsa bangsa lain
 Hakikat dan karakteristik pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk memperoleh
persepsi yang sama tentang bidang studi tersebut
agar pelaksanaannya oleh guru SD dapat berjalan
dengan baik. Di samping itu secara spesifik
pendidikan kewarganegaraan juga berfungsi
sebagai pendidikan politik . Pendidikan
kewarganegaraan merupakan wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan
moral yang berakar pada budaya bangsa indonesia
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam
kehidupan sehari-hari.
Modul 3 KB 2
Keterkaitan Pendidikan kewarganegaraan dengan IPS

 Bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan sesuai dengan


hakikat dan karakteristiknya memiliki keterkaitan denhgan
bidang studi lainhya khususnya IPS, pendidikan
kewarganegaraan menurut sejarah perkembangannya
sampai terbentuk bidang studi pendidikan kewarganegaraan
seperti sekarang yang memiliki keterkaitan terhadap IPS.
Bidang studi pendidikan kewarganegaraan adalah
pengajaran yang erat kaitannya dengan pancasila dan UUD
1945 dan hal hal yang menyangkut warga negara serta
pemerintahan menurut kurikulum tahun 1975 dan 1984
 Konsep pembelajaran terpadu adalah bentuk sederhana
yang dianjurkan kurikulum tahun 1968 dengan
pendekatan korelasi,yaitu dengan menghubungkan dua
atau lebih mata pelajaran saat menjelaskan mata pelajaran.
Misalnya saat menerengkan tentang konsep geografi maka
pada saat itu pula penjelasan tersebut dihubungkan dengan
konsep mata pelajaran lainnya misalnya dengan konsep
mata pelajaran sejarah ataupun ekonomi.misalnya dalam
membahas pangeran diponegoro dapat dijelaskan tentang
wilayah kekuasaan pangeran diponegoro dan lokasi
tempat istana dan pasukannya berjuang melawan belanda
dan dapat pula dilengkapi dengan penjelasan tentang
penduduk dan hasil utama daerah tersebut dan bagaimana
perkembangan wilayah itu sekarang itu adalah contoh
korelasi yang sederhana dalam pengajaran di SD.
Modul 3 KB III
Hubungan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan
dengan Mata Pelajaran Lainnya.

 Keterkaitan antara pendidikan kewarganegaraan dengan bidang studi


lain dapat di wujudkan dalam berbagai bentuk sebagaimana sudah di
kemukakan sebelumnya dimana dari beberapa model kurikulum
terpadu itu ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam model
pembelajaran itu ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran terpadu yaitu model connected, model webbed, dan
model integrated. Hubungan PKN dengan mata pelajaran lain yaitu
contoh pada kelas 1 SD , Kerapian :
 Mengenal perlunya kerapian dalam kehidupan sehari-hari dan pada
saat ibadah.
 Membiasakan diri berpenampilan rapi dan bersih dalam kehidupan
sehari hari dan pada waktu melaksanakan ibadah.
MODUL 7
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DEMOKRASI

Konsep demokrasi secara etimologi berarti rakyat berkuasa, maksud dari Konsep
demokrasi ditandai oleh adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; negara
pemerintahannya menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat dan masyarakat yang kelompok mayoritas menghargai kelompok
minoritas; dan saling memberi perlakuan yang sama.
Abraham linchon mengatakan demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
demokrasi dipandang sebagai kerangka berpikir dalam
melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip
dari, oleh dan untuk rakyat diterima baik sebagai ide,
norma, sistem sosial, maupun sebagai wawasan, sikap,
perilaku individual yang secara kontekstual diwujudkan,
dipelihara dan dikembangkan. contoh nya misalnya
pemilihan presiden rakyat memilih pemimpin yang
kemudian akan memimpin untuk rakyat.
KEGIATAN BELAJAR 2
PENDIDIKAN DEMOKRASI
SEBAGAI ESENSI PKN

pengetahuan, skill, perilaku warga negara yang


demokratis tidak akan terjadi dengan sendirinya,
tetapi harus diajarkan kepada generasi penerus.
pendidikan demokrasi adalah upaya sistematis yang
dilakukan negara dan masyarakan untuk
mempasilitasi individu warga negara agar
memahami, menhayati, mengamalkan dan
mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrai
sesuai dengan status perannya dalam masyarakat.
KEGIATAN BELAJAR 3
SEKOLAH SEBAGAI
LABORATURIUM DEMOKRASI
Pendidikan kewarganegaraan merupakan muatan-muatan kurikuler termasuk
dalam kelompok mata pelajaran dilaksanakan secara holistik atau
menyeluruh-utuh sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mata
pelajaran mempengaruhi pembelajaran dan/atau penghayatan peserta didik.
Dalam konteks itulah maka perlu dikatakan upaya sistematis dan sistematik
untuk menjadikan sekolah sebagai laboraturium demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan.
MODUL 8
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP, MORAL, NILAI, DAN NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGAN WARGA NEGARA DENGAN NEGARA

Kaitan konsep nilai, moral, dan norma (KNMN) dalam hubungan


antara warga negara dengan negara sangat erat dan mempunyai
pengaruh timbal balik. Tiap warga negara memiliki kewajiban
dan tanggung jawab terhadap negara, keutamaan peran serta
dalam pembangunan. Pembentukan perilaku seseorang
memerlukan proses, kebiasaan dan keteladanan. Kelompok
perilaku warga negara dengan negara, meliputi hal-hal yang
mencakup kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain
bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.maksudnya
setiap warga negara sejak saat lahir sudah memiliki hak dan
kewajibannya masing-masing.
KEGIATAN BELAJAR 2
KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA
(KNMN) DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN SESAMA WARGA NEGARA
Warga negara republik indonesia yang terdiri dari
beraneka ragam; suku bangsa, agama, dan keyakinan,
budaya dan adat istiadat, memerlukan adanya kesadaran
yang cukup tinggi dalam hubungannya sesama warga
negara. Ciri-ciri warga negara yang baik adalah warga
negara yang patriotik, loyal terhadap bengsa dan negara,
toleran, beragama dan demokratis. Dalam hal ini warga
negara dapat menerapkan nilai, moral dan norma dalam
hubungan antara sesama warga negara agar saling
menghargai.
KELOMPOK 3
KESIMPULAN MODUL 1-12
PEMBELAJARAN PKN di SD

NAMA KELOMPOK :
1. DEVI FADHILAH SUWARI LUBIS
2. DELFI SRI RAHAYU
3. DESI PURNAMA SARI
4. DIAH PRATIWI
KEGIATAN BELAJAR 3
KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA
(KNMN) DALAM PENGEMBANGAN
KOMITMEN BELA NEGARA.
Bela negara merupakan tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang
teratur,menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi: kecintaan
pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara indonesia,
keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan
berkorban. Hak kewajiban dan kehormatan untuk ikut serta dalam
usaha pembelaan negara bagi setiap warga negara harus dapat
dilaksanakan. Partisipasi aktif bagi setiap warga negara untuk menjaga
ketertiban dan keamanan lingkungannya masing-masing sangat
diharapkan.
MODUL 9
KEGIATAN BELAJAR 1
MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI KELA 1,2, DAN 3 SD/MI
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang
menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral pembelajaran
yang mengkomodasikan sebagai kompetensi dasar yang harus
dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran.
Sedangkan pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran
yang mengaitkan atau menghubungkan tema atau topik yang
berkaitan dalam satu mata pelajaran atau antarmata pelajaran
pada suatu kurikulum sekolah. Karakteristik model pembelajaran
terpadu adalah bermakna, otentik, dan aktif. Oleh karena itu,
pembelajaran terpadu sangat diperlukan terutama untuk sekolah
dasar karena pada jenjang ini siswa dalam menghayati
pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit
menghayati pemilahan yang arificial
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS
DI SD

Pembelajaran tematis merupakan salah satu model pembelajaran


terpadu. Karakteristik model pembelajaran terpadu adalah holistik,
bermakna, otentik, dan aktif. Pembelajaran terpadu merupakan
pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran atau
materi pokok yang terkait secara hrmonis dan memberikan
pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Dilihat dari cara
memadukan konsep/materi, keterampilan, topik, dan unit tematiknya,
terdapat sepuluh model atau cara merencanakan pembelajaran
terpadu. Dari kesepuluh cara tersebut ada beberapa cara atau model
yang dapat dan sering digunakan dalam pembelajaran di sekolah
dasar, yaitu webbwd, connected, dan integrated.
MODUL 10. Model Pembelajaran PKn
SD Berbasis Portofolio di Kelas IV,V,
Dan VI
1. Memiliki konsep Langkah-Langkah Model Pembelajaran
PKn SD Berbasis Portofolio dengan konsep sebagai wujud
nyata dari pembelajaran kontekstual.
2. Memilik Langkah-langkah model pembelajaran portofolio
dengan mengidentifikasi, memilih, mengumpulkan dan
mengembangkan suatu masalah di portofolio dalam kelas
3. Memiliki Model Pembelajaran PKn SD Berbasis Portofolio
di kelas IV , V , dan VI dengan seksi penayangan dan
dokumentasi
Modul 11
Karakteristik Warga Negara Indonesia Dalam Konteks Individu Yang Berbineka
Tunggal Ika

1. Menjadi warga negara yang cerdas dan berkarakter


serta memiliki dimensi kecerdasan warga negara
2. Menjadi warga negara yang partisipatif dalam
bidang sosial, politik, bidang ekonomi serta
kebudayaan
Modul 12. Penilaian Dalam PKn SD

1. Memilik konsep penilaian yang membentuk


warga negara menjadi lebih baik dan memiliki
prisip penilaian yaitu: valid,
mendidik,berorientasi,adil, terbuka,
berkesinambungan, menyentuh, menyeluruh dan
bermakna
2. Alat berbagai penilaian seperti tes tertulis, tes
lisan, tes perbuatan dan penilaian non tes

Anda mungkin juga menyukai