Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI

SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI

O
L
E
H
KELOMPOK 3
 DEVI FADHILAH SUWARI LUBIS
-DIAH PRATIWI
-DELFI SEMBIRING
-DESI PURNAMA SARI
K.B 1 KONSEP DEMOKRASI

Demokrasi berasal dari bahasa inggris


“democracy” yang diserap dari 2 kata
bahasa yunani “demos” dan “kratos” atau
“kratein”. Demos berarti rakyat, kratos
kekuasaan, demokrasi berarti rakyat
berkuasa.

Jadi,demokrasi artinya negara dengan prinsip


pemerintahannya yang ditandai dengan adanya
partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya
yang dipilih , negara dengan pemerintahannya
menjamin kemerdekaan berbicara,beragama,
berpendapat , berserikat dan menegakkan rule of law.
Democracy is the government from the
people,by the people and for the people.

Center For Indonesian Civic education (CICED) bekerja sama dengan


Center For Civic Education (CCE) Colabasas USA memberikan
penjelasan bahwa Demokrasu dipandang sebagai kerangka berfikir
dalam melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari,
oleh dan untuk rakyat diterima baik sebagai ide, norma, sistem sosial,
maupun sebagai wawasan sikap perilaku individual yang secara
konsektual diwujudkan,dipelihara dan dikembangkan.
CONTOH DEMOKRASI DI RUANG
LINGKUP SEKOLAH

1. Pemilihan Ketua kelas


dengan Musyawarah atau
voting

2.Saling menghargai
Pendapat orang Lain

3. Penerapan Jadwal Piket


Bergilir

4. Tidak Adanya
Diskriminasi
KB. 2 Pendidikan Demokrasi sebagai Esensi PKn

Suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi di mana


pun berada, pada dasarnya untuk melindungi hak-hak
warga negaranya, dan secara tidak langsung menginginkan
warga negaranya memiliki wawasan, menyadari akan
keharusannya serta menampakkan partisipasinya sesuai
dengan status dan perannya dalam masyarakat.

Winataputra (2001) dalam disertasinya memberikan pendapat


bahwa pendidikan dekomrasi adalah upaya sistematis yang
dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu
warga negara agar memahami, mengahayati, mengamalkan dan
mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi sesuai
dengan status perannya dalam masyarakat.
Gandal and Finn, (1992) perlu dikembangkannya model
"school baced democracy education", dalam bentuk 4
alternatif

1) perhatian yang cermat yaitu landasan dan bentuk-bentuk


demokrasi

2)bagaimana ide demokrasi telah diterjemahkan ke


dalam bentuk kelembagaan dan praktik di berbagai
belahan bumi dalam berbagai kurun waktu.

3)adanaya kurikulum yang memungkinkan siswa dapat


mengeksplorasi sejarah demokrasi di negaranya untuk dapat
menjawab persoalan apakah kekuatan dan kelemahan
demokrasi yang diterapkan di negaranya dalam berbagai
kurun waktu,

4) tersedianya kesempatan bagi siswa untuk memahami


kondisi demokrasi yang diterapkan di negara-negara di
dunia sehingga para siswa memiliki wawasan luas
tentang aneka ragam sistem sosial demokrasi dalam
berbagai konteks.
Dalam kepustakaan asing Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) disebut civic
education yang batasannya ialah seluruh kegiatan sekolah, koma, dan
masyarakat yang dapat menumbuhkan demokrasi (Somantri,2001). artinya
bahwa PKN merupakan pendidikan demokrasi atau disebut juga pendidikan
demokrasi merupakan esensi dari pendidikan kewarganegaraan titik
pendidikan kewarganegaraan yang disusun melalui hierarki tingkat
pengetahuan ilmu sosial, yaitu fakta, konsep, generalisasi dan teori hukum
sehingga membentuk ide pundamental ilmu kewarganegaraan (IKN).

IKN bersumber kepada social studies. Social studies


merupakan turunan dari ilmu-ilmu sosial (Social Science).
Perbedaan ilmu ilmu sosial dengan social studies ( Dufty,
1967; dalam Winataputra, 2001) menjelaskan bahwa ilmu-
ilmu sosial adalah tubuh pengetahuan ilmiah yang
terorganisir mengenai hubungan manusia. Pengetahuan ini
bersifat objektif yang diperoleh melalui proses penelitian
ilmiah baku yang dilakukan para ahli ilmu ilmu sosial sesuai
bidangnya sedangkan social studies diartikan sebagai social
studies for pedagogical papers (Edgar Bruce Wesley, 1937;
Barr, Bath, dan Shermis, 1977) yakni social studies merupakan
penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial untuk tujuan
pendidikan.
sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu KB. Sekolah Sebagai Laboratorium Demokrasi

dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan


pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang
mampu memberi keteladanan, membangun kamauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran demokrasi.

Sekolah dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003


disebut “satuan pendidikan” Sekolah Dasar (SD) sebagai
satuan pendidikan merupakan suatu entity (satuan utuh)
wahana pendidikan nasional yang mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Pendidikan demokrasi yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah
yang bersifat multidimensional atau bersisi jamak antara lain :

 Pandangannya yang pluralistik-uniter


(bermacam-macam tetapi menyatu dalam
pengertian Bhinneka Tunggal Ika)

 Sikapnya dalam menempatkan individu,


negara, dan masyarakat global secara
harmonis

 Tujuannya yang diarahkan kepada semua


dimensi kecerdasan (spiritual, rasional,
emosianal, dan sosial)

 Konteks (setting) yang menghasilkan


pengalaman belajarnya yang terbuka, fleksibel
atau luwes, dan bervariasi merujuk kepada
dimensi tujuannya.
1. Strategi Umum Pengembangan Warga Negara
yang Demokratis di Lingkungan Sekolah

1. Pertemuan kelas berita baru


Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
den tanggung jawab melalui pertemuan kelas guna
membahas berita aktual yang ada di media masa.

2. Cambuk bersiklus
Merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis den tanggung jawab melalui
pertemuan saling bertanya dan menjawan secara
bergantian.

3. Waktu untuk penghargaan


Merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis den tanggung jawab melalui pertemuan
untuk memberikan penghargaan terhadap orang
lain.
4. Waktu untuk yang terhormat
Merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis den tanggung jawab melalui acara
yang secara khusus diadakan atas inisiatif
siswa untuk memberi penghargaan untuk
orang yang sangat dihormati.
5. Pertemuan perumusan tujuan
 Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab melalui
pertemuan yang sengaja diadakan atas inisiatif guru dan/atau siswa untuk
merumuskan visi atau tujuan sekolah.

6. Pertemuan legislasi
Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den
tanggung jawab melalui pertemuan untuk merumuskan
norma atau aturan yang akan dilakukan di sekolah.

7. Pertemuan evaluasi aturan


Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab melalui untuk
mengevaluasi pelaksanaan norma atau aturan yang telah disepakati yang berlaku di sekolah.

8. Pertemuan perumusan langkah kegiatan


Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung
jawab melalui pertemuan untuk menetapkan prioritas atau tahapan
kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dibawah supervisi sekolah.

9. Pertemuan refleksi belajar


Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab melalui
pertemuan pengendapan dan evaluasi terhadap proses hasil belajar setelah selesai
satu atau beberapa pertemuan.
10. Pertemuan pemecahan masalah
Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab
melalui pertemuan terencana untukmemecahkan masalah yang ada di
lingkungan sekitar yang menyangkut kehidupan siswa.
11. isu akademis
Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab
melalui pertemuan untuk membahas akademis.
.
12. Pertemuan perbaikan kelas
Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab
melalui pertemuan untuk membahas masalah yang menyangkut kehidupan
siswa.

13. Pertemuan tindak lanjut


Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab
melalui pertemuan untuk membahas tundak lanjut suatu kegiatan

14. Pertemuan perencanaan


Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab
melalui pertemuan untuk menyusun rencana bersama.
15. Pertemuan pengembangan konsep
Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab
melalui pertemuan untuk menyusun gagasan baru untuk pemecahan masalah
yang pelik

16. Pembahasan situasi pelik


Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab
melalui pertemuan untuk membahas masalah yang pelik.

17. Kotak saran


Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab
melalui pengumpulan saran secara bebas dan rahasia.

18.Pertemuan dalam pertemuan


Merupakan strategi pengembangan sikap demokratis den tanggung jawab
melalui pertemuan kelompok kecil dalam konteks pertemuan klasikal atau
pertemuan besar.
.
2. Fungsi dan Peran Sekolah dalam Mengembangkan Warga Negara
yang Demokratis

Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur.


Sebagai bagian dari struktur birokrasi pendidikan, SD
merupakan satuan pendidikan dalam linkungan Pemerintah
Daerah yang pembinaannya langsung di bawah Dinas
Pendidikan. Sekolah merupakan satuan pendidikan maka di
dalam sekolah terdapat komunitas yang terdiri dari pendidik,
peserta didik, dan tenaga kependidikan. Dalam pengembangan
sesisteman sekolah diperlukan mekanisme dan kerja sama
internal dalam organisasi sekolah, yaitu kepala sekolah, dewan
guru, peserta didik, pegawai tat usaha, sarana prasarana,
fasilitas, lingkungan, organisasi kesiswaan, dan antara
organisasi sekolah dengan komite sekolah.
3. Mekanisme Kerja dalam Konteks Kesisteman Sekolah

PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 4 ayat (3)
dinyatakan bahwa “Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat”. Selanjutnya dalam Pasal 4
ayat (4) dinyatakan bahwa “Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pemberdayaan”, dan dalam Pasal 4 ayat (6) dinyatakan bahwa “Pendidikan diselenggarakan
dengan memberdayakan seluruh komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”. Komponen-konpenen
organisasi sekolah adalah sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Tata Usaha
d. Dewan Guru
e. Unit Laboratorium
f. Unit Perpustakaan
g. Osis
h. Komite Sekolah

Secara psikopedagogis seluruh unsur yang ada dilingkungkan sekolah, terutama guru dan
kepala sekolah harus menjadi fasilitator utama dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional,
termasuk didalamnya mengembangkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai