Anda di halaman 1dari 14

MODUL 7

KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN


DEMOKRASI
Tutor Pembimbing : Ika Juliatiningsih, M.Pd

Di Susun Oleh : Kelompok 6


1. Tiara Nurbaeti
2. Ai Nuni Yuliani
3. Siti Aisyah

S1-PGSD MASUKAN SARJANA POKJAR CIAMIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
TERBUKA
UPBJJ BANDUNG 2023
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DEMOKRASI

Konsep demokratis Demokratis berasal dari kata democracy yang di serap dari
bahasa yunani demos dan kratos atau kratein yang berarti rakyat yang berkuasa.
Demokratis adalah negara dengan prinsip pemerintahannya yang di tandai oleh
adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi dalam
pemerintahan dalam wakilnya yang di pilih negara dengan pemerintahannya
menjamin kemerdekaan berbicara, berpendapat, berserikat dan menegakkan rule
of law (hukum ). Dengan demikian, dapatlah di ambil sebuah kesimpulan bahwa
hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermayarakat dan bernegara serta
pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat
baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan.
Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat menurut Moh. Mahfud MD
mengandung pengertian tiga hal penting: pertama, pemerintah dari rakyat
(government of the poeple); kedua pemerintahan oleh rakyat (government by
poeple); ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government for poeple). Jadi, bila
ketiga hal diatas dapat dijalankan dan ditegakkan dengan baik dalam suat tata
pemerintahan, maka akan tercapailah suatu masyarakat yang demokratis, yang
aman, tentran dan damai sesuai cita-cita rakyat bersama.

Dinamika perkembangan demokrasi di indonesia sejak proklamasi kemerdekaan


indonesia 17 agustus 1945 dengan merujuk kepada konstitusi yang pernah dan
berlaku, yaitu UUD 1945, konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950.
Tumbuh kembangnya demokrasi di indonesia yang pernah pula berlaku
adalah demokrasi terpimpin (orde lama), dan demokrasi pancasila (orde
baru). kemudian muncul era reformasi yang di tandai dengan keterbukaan
dalam kehidupan berdemokrasi seolah olah bebas segala-galanya. Demokrasi
di samping sebagai sistim pemerintahan, juga di perlukan proses demokrasi
yang meliputi 4 hal , yaitu :

1) Mengutamakan kepentingan khalayak ( pasar)


2) Manusia sebagai makhluk memiliki potensi untuk mengembangkan
kekuasaan dan kemampuan.
3) Memperhatikan keseimbangan antara partisipasi dan apatisme (tidak
memandang apapun)
4) Untuk mencapai partisipasi perlu ada perubahan terlebih dahulu
KEGIATAN BELAJAR 2
PENDIDIKAN DEMOKRASI SEBAGAI ESENSI PKN

Suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi di manapun berada, pada


dasarnya untuk melindungi hak–hak warga negaranya, dan secara tidak
langsung menginginkan warga negaranya memiliki wawasan, menyadari
akan keharusannya serta menampakkan partisipasinya sesuai dengan status
dan perannya dalam masyarakat. Sebaliknya jika sistem praktika sisem
politik dalam dalam negara demokrasi mengabaikan nilai nilai demokrasi
maka terjadilah konflik, krisis dan lemahnya pemahaman politik. Salah satu
solusi strategis secara konseptual adalah dengan cara memperkuat
demokrasi dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan.
Gandal dan Finn (1992) dalam Winataputra mengatakan :

Pendidikan bukan hanya sekadar memberikan pengetahuan dan praktik demokrasi,


tetapi juga menghasilkan warga negaranya yang berpendirian teguh, mandiri, dan
memiliki sikap selalu ingin tahu, dan berpandangan jauh ke depan.
Memahami demokrasi harus memaknai aspek demokrasi secara menyeluruh
antara lain :
a. Kecerdasan ruhaniyah.
b. Kecerdasan naqliyah.
c. Kecerdasan aqliyah.
d. Kecerdasan emosional.
e. Kecerdasan menimbang.
f. Kecerdasan membuat keputusan dan memecahkan masalah.
g. Kecerdasan membahasakan serta mengomunikasikannya.
KEGIATAN BELAJAR 3
SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM DEMOKRASI

Pengertian : sekolah sebagai wadah demokrasi secara umum, dan guru menjadikan
ruang kelas sebagai laboratorium demokrasi untuk memberikan kesempatan kepda
peserta didik untuk bisa bertanya, berpikir kritis, menelaah, menganalisis dan peserta
didik mampu menemukan jawaban dari berbagai permasalahan yang ada dikelas.
Tujuannya yaitu kelas akan berkontribusi dalam membentuk peserta didik menjadi
warga negara yang baik, kritis, bertanggung jawab dan bisa memahami hak dan
kewajiban.
Peran guru
 Sebagai fasilitator
 Mengatur dan membimbing jalannya diskusi antar peserta didik
Dalam konteks pendidikan formal khususnya pada jenjang pendidikan
dasar, sekolah seyogianya di kembangkan sebagai tatanan sosial
pedagogis yang kondusif atau memberi suasana bagi tumbuh kembangnya
berbagai kualitas pribadi peserta didik. Oleh karena itu, sekolah sebagai
sebagian integral dari masyarakat perlu di kembangkan sebagai bagian
integral dari masyarakat perlu di kembangkan sebagai pusat pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu
memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis
Paradigma pendidikan demokrasi perlu dikembangkan dalam lingkungan
sekolah adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional
( berisi jamak)

Sifat multidimensional

1. Pandangnannya yang pluralistik – uniter

2. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global

3. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan

4. koteks (settig )yang menghasilkan pengalamannya terbuka, fleksibel


dan bervariasi
Fungsi dan Peran Sekolah Dalam Mengembangkan Warga Negara Yang Demokratis
1. Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur.
2. Satuan pendidikan didalam sekolah terdapat komunitas yang terdiri dari pendidik,
peserta didik, dan tenaga pendidikan.
3. Secar struktural komunitas ini adalah komunitas kolektif.
4. Secara kultural sekolah mmerupakan komunitas yang memiliki budaya , yakni
budaya sekolah.
5. Budaya sekolah memiki sejumlah sistem antara lain:
 Sistem manajemen
 Sistem kurikulum
 Sistem teknologi
 Sistem kepercayaan
 Bahasa dan kesenian.
Mekanisme Kerja dalam konteks kesisteman sekolah
 Sebagai penyelengara pendidikan sebagaimana tertuang dalam PP RI Nomor 19
Tahun 2005tentang standar Nasional Pendidikan dalam pasal 4 ayat (3)
dinyatakn bahwa ‘’ Pendidikan diselenggarakansebagi suatu proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.”
 Pasal 4 ayat (4) dinyataka bahwa “ pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan , membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam prose pemberdayaan.
 Pasal 4 ayat ( 6) menyatakan “ pendidikan diselenggarakan dengan
memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan “.
 Sekolah sebaga lembaga penyelenggara pendidikan dan harus memberdayakan
komponen’’ yang terkait dengan struktur organisasi sekolah.

 Pasal 38 ayat (2) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas menyatakan


bahwa “ kurikulum pendididkan dasar dan menegah dikembangkan sesuai
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah / madrasah dibawah koordinasi dan superevise dinas pendidikan aatau
kantor Departemen Agama Kabupaten / kota untuk penddikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah “.

 Pasal 51 ayat (1) menyatakan “ pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.
Struktur Organisasi Sekolah
1. Kepala sekolah
2. Wakil kepala sekolah
3. Tata usaha
4. Dewan guru
5. Unit laboratorium
6. Unit perpustakan
7. Osis
8. Komite sekolah
Sekian Presentasi Dari Kelompok 6
Atas Perhatiannya Kami ucapkan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai