Anda di halaman 1dari 22

NAMA : DESRIANI H.

SAHI
NIM : 832421043
KELAS : B/2
UTS/UAS : PENGANTAR PENDIDIKAN

SOAL
1. Pendidikan merupakan proses pemberdayaan manusia.
a. Bagaimana pendapat anda, berikan alasan secara teori maupun praktis, dan apakah
landasan hukumnya, kemukakan
2. Pendidikan dalam era revormasi membangun masyarakat madani.
a. Apa yang arti masyarakat madani, apasaja ciri-ciri masyarakat madani
3. Berikut ini merupakan tantangan internal pendidikan diindonesia
Masalah kesatuan bangsa, demokratis, desentralisasi pendidikan, peningkatan kualitas
(mutu)pendidikan. Jelaskan secara rinci satu persatu tantangan tersebut, bagaimana
solusinya.
4. Pendidikan sebagai suatu sistem dituntut pengelolaan (manajemen) yang baik melalui
peningkatan manajemen mutu. Berikan penjelasan mengapa pendidikan sistem dikatan
sebagai suatu sistem, dari segi. Proses ada banyak faktor yang perlu diketahui oleh
pengelola pendidikan dalam upayamanajemen mutu. Kemukakan faktor faktor tersebut.
5. Guru dituntut dalam professional dalam jabatan/tugasnya. Anda kemukakan ciri atau
persyaratan guru yang dikatakan professional (boleh dari pendapat para ahli, dari hasil
penelitian diknas, dari NEA atau dari buku-buku lain).
6. Unsusr-unsurpendidikan terdiri dari peserta didik, materi/isi pendidikan (kurikulum),
konteks yang mempengaruhi pendidikan, alat dan metode, perbuatan pendidik, dan
evaluasi dan tujuan pendidikan. Uraikan dan antara unsur yang satu dengan yang lainnya.
7. Sistem pendidikan terdiri dari beberapa komponen yang terdiri dari imput, proses,output,
eviromental, dan outcones. Komponen-komponen tersebut mempunyai fungsi tertentu
yang menjalankan sebuah fungsi struktur mencapai tujuan sistem tersebut. Hubungkan
semua sistem pendidikan secara lengkap.
8. Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam
dunia pendidikan pemikirna tersebut berlangsungnya seperti suatu diskusi
berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan
kontra oleh pemikiran berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru.
a. Apa yang dimaksut dengan dengan aliran pendidikan moden?apa saja aliran
pendidikan yang berkembang diindonesi?
9. Masalah apa yang sulit diatasi bangsa Indonesia dibidang pendidikan? Apa saja yang
perlu ditingkatkan dari pendidikan diindonesia?
10. Kampus merdeka merupakan bagian dari kebijakan merdeka belajar oleh kementrian
pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi repoblik Indonesia yang berbasis digital
a. Bagaimana pendapat anda terhadap merdeka belajar menurut ki hadjar dewantara
b. Apa saja komponen komponen merdeka belajar uaraikan satu persatu.
JAWABAN

1. a. ● Pendidikan sebagai proses pemberdayaan


Pendidikan sebagai proses pemberdayaan maksudnya ialah manusia pada
dasarnya lemah sehingga harus diberdayakan atau diberi kemampuan, proses
pendidikan haruslah diarahkan sehingga potensi yang ada pada anak manusia dapat
dikembangkan seoptimal mungkin sesuai dengan fitrahnya,dia dapa
tmenyumbangkan kemampuannya untuk pengembangan dirinya,
masyarakatnya,negaranya, dan kehidupan manusia pada umumnya. Di dalam proses
pemberdayaan,lingkungan kehidupan anak harus bisa memeberikan kesempatan
untuk pengembangan potensi anak tersebut. Karena kita tahu bahwa pendidikan
merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan, dan dalam interaksi
tersebut manusia tidak hanya merupakan hasil interaksi tetapi juga sebagai pelaku
aktif dalam interaksitersebut

● Landasan Hukumnya
Pasal 28I ayat (3) UUD 1945
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
Pasal 32 UUD 1945
1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
denga menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
2. a. ● Arti masyarakat madani
Masyarakat madani atau civil society merupakan bagian masyarakat yang
memiliki adab dalam membangun, memaknai, dan menjalani kehidupannya.
Masyarakat madani seringkali diartikan dengan makna yang berbeda-beda. Hal ini
merupakan salah satu konsep berwayuh wajah. Ahli filsafat Petrus mengungkapkan
bahwa masyarakat madani bisa diartikan sebagai masyarakat yang beradab dalam
memaknai kehidupan. Asal mula kata madani yaitu dari Bahasa Inggris, yang
artinya beradab atau berbudaya. Sedangkan istilah masyarakat sipil diambil dari
terjemahan masyarakat madani sendiri, yaitu masyarakat yang beradab. Konsep
terjemahan tersebut pertama kali dikenalkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim, melalui
ceramahnya di Simposium Nasional pada tahun 1995. Konsep yang diciptakan oleh
Anwar Ibrahim ini ingin menunjukkan bahwa masyarakat idealnya memiliki
peradaban yang maju. Lebih tepatnya, beliau menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan masyarakat madani adalah sebuah sistem sosial yang subur. Dimana sistem
tersebut didasarkan pada prinsip moral yang dapat menjamin keseimbangan antara
kestabilan masyarakat dan kebebasan individunya.
● Ciri-ciri masyarakat madani
1. Menjunjung Tinggi Nilai
Masyarakat madani identik dengan sifatnya yang beradab. Mereka selalu
menjunjung tinggi nilai dan norma serta hukum yang mereka topang. Semua itu
mereka pegang dengan ilmu, iman, dan juga teknologi. Hal tersebut berarti,
masyarakat madani memiliki kehidupan yang berdasarkan aturan yang sudah
berlaku. Mulai dari nilai, hukum, norma, dan lainnya.
Ketaatan mereka didasarkan pada iman, ilmu, dan teknologi yang sudah mereka
pelajari. Kemudian dikembangkan dengan kekuatan iman serta keyakinan mereka
terhadap Sang Pencipta.
2. Mempunyai Peradaban yang Tinggi
Sebagai manusia yang mempunyai keyakinan serta keimanan yang kuat
kepada Tuhan Sang Pencipta, masyarakat madani sudah membuktikan bahwa
mereka adalah masyarakat yang beradab. Dimana mereka memiliki adab yang
baik dan bertata krama. Selain itu, mereka juga mempunyai tata krama kepada
sesama manusia serta Tuhannya.
3. Memprioritaskan Kesederajatan serta Transparansi
Ciri selanjutnya yaitu masyarakat madani menilai bahwa status mereka itu
semuanya sama. Entah itu perempuan maupun laki-laki. Keterbukaan atau
transparansi itu artinya mereka akan menjalani kehidupan dengan sikap yang jujur
dan tidak memerlukan adanya hal-hal yang harus ditutupi. Sehingga hal tersebut
akan menumbuhkan rasa saling percaya antara satu anggota dengan anggota yang
lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat ini memiliki nuansa yang
demokratis. Dimana demokratisasi mereka dapat diciptakan dengan adanya
Lembaga Swadaya Masyarakat, partai politik, pers yang bebas, dan juga toleransi.
Mengapa bisa seperti itu? Karena dalam masyarakat sosial berkaitan dengan
wacana kritik sosial yang rasional. Dimana anggota masyarakat secara eksplisit
dan jelas menciptakan demokrasi. Jadi, masyarakat madani hanya dapat dijamin
oleh negara yang menganut sistem demokrasi, seperti halnya Indonesia.
Kemudian terkait toleransi yang sudah disinggung di atas, mempunyai arti yaitu
kesediaan tiap individu dalam menerima berbagai pandangan, sikap, dan juga
perbedaan politik. Toleransi yang seperti itu adalah sebuah sikap yang
dikembangkan di dalam masyarakat madani. Itu adalah sebagai bentuk dari rasa
saling menghargai dan juga menghormati antar sesama. Baik itu kelompok
maupun individu yang memiliki pendapat serta sikap yang berbeda.
4. Ruang Publik yang Bebas
Ruang publik yang bebas biasanya juga disebut sebagai free public sphere.
Ini merupakan wilayah yang memungkinkan masyarakat untuk mempunyai hak
serta kewajiban warga negara. Dimana mereka memiliki akses penuh dalam
berbagai kegiatan politik, berserikat dan juga bekerjasama, menyampaikan
pendapat yang berbeda, dan juga berkumpul serta mendapatkan informasi secara
luas.
5. Supremasi Hukum
Dalam KBBI, supremasi hukum artinya kekuasaan tertinggi di dalam
hukum yang berarti bahwa ada jaminan terciptanya keadilan yang bisa
diwujudkan. Hal ini bisa terjadi apabila sebuah negara menempatkan hukum
sebagai kekuasaan tertinggi.
Perlu digaris bawahi, bahwa keadilan yang dimaksud dapat terwujud jika hukum
yang ada diberlakukan secara netral. Ini artinya, tidak ada pengecualian untuk
mendapatkan suatu kebenaran atas nama hukum.
6. Keadilan Sosial
Keadilan sosial atau disebut juga social justice adalah sebuah
keseimbangan dan juga pembagian yang proporsional antara hak serta kewajiban
suatu warga negara dan negara itu sendiri. Dimana hal itu meliputi aspek
kehidupan. Artinya, warga negara mempunyai hak serta kewajiban atas
negaranya. Begitu juga negara, mereka juga mempunyai hak serta kewajiban atas
warganya. Hak dan kewajiban tersebut mempunyai porsi yang seimbang.
Sehingga akan menghasilkan output yang seimbang juga. Kemajemukan atau
keberagaman tentu akan terjadi di dalam masyarakat. Terlebih di dalam suatu
negara yang memiliki berjuta warga negara. Dimana mereka berasal dari berbagai
kelompok yang berbeda-beda. Jadi, yang dimaksud dengan pluralisme yaitu suatu
sikap menerima dan mengakui secara tulis bahwa masyarakat yang ada di sebuah
negara itu bersifat majemuk atau beragam. Hal ini bisa menjadi faktor
terwujudnya masyarakat yang multikultural. Mulai dari kebudayaan, nilai, adat
istiadat, norma, dan juga bahasa, suku agama, serat etnis. Sebagai anggota
masyarakat madani, seperti halnya masyarakat Indonesia. Kita memiliki beragam
bahasa, suku, agama, budaya, etnis, dan lainnya. Tentu sikap pluralisme harus kita
miliki dan juga berkeyakinan bahwa sebuah kemajemukan akan memberikan nilai
positif yang berasal dari Tuhan.
7. Partisipasi Sosial
Untuk menjalin hubungan serta kerjasama antara kelompok maupun
individu, kita perlu berpartisipasi dalam lingkungan sosial. Hal ini bertujuan
untuk mencapai dan mewujudkan tujuan tertentu. Dengan adanya partisipasi
sosial yang bersih, maka itu adalah awal dari terciptanya masyarakat madani. Hal
tersebut dapat terjadi jika ada nuansa yang bisa membuat hak serta kewajiban
individu terjaga dengan sangat baik.
3. (1) Masalah Kesatuan Bangsa
Rasa kesatuan bangsa melalui pendidikan tampaknya gagal. Tidak mungkin
peserta didik dituntut melaksanakan nilai-nilai moral sementara dia melihat dengan mata
kasat penyelewengan-penyelewengan moral tanpa ditindak yang dilakukan oleh
pemerintah dan para penegak hukum baik di lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara.
Pemerintah dan pemimpin yang korup tentunya tidak dapat mengharapkan para peserta
didik melaksanakan nilai-nilai yang baik. Apalagi ditambah dengan tidak adanya
supremasi hukum sehingga para peserta didik tidak dapat melihat dimana sebenarnya
adanhya kepastian hukum.

Nilai-nilai kesatuan bangsa hanya dapat ditanamkan dan berbuah di dalam proses
pendidikan apabila peserta didik menghayati kesatuan antara apa yang diajarkan dan apa
yang diperbuat oleh para orang tua dan para pemimpin. Solusi terbaik untuk mengatasi
masalah kesatuan bangsa adalah dengan menanamkan dan memiliki rasa bangga menjadi
orang Indonesia. Rasa bangga menjadi orang Indonesia berarti bangga dengan
kebudayaan Indonesia.
(2) Demokratisasi
Kehidupan demokrasi adalah kehidupan yang menghargai akan potensi individu
yaitu individu yang berbeda dan individu yang mau hidup bersama.Dengan demikian
segala jenis homogenisasi masyarakat yaitu menyamaratakan anggota masyarakat adalah
bertentangan denga prinsip-prinsip hidup demokrasi.Termasuk di dalamnya pengakuan
terhadap hak asasi manusia.Dalam bidang pendidikan semua warga Negara mempunyai
hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang baik, juga mempunyai kewajiban
yang sama untuk membangun pendidikan nasional yang berkualitas.
Demokrasi bukan hanya masalah prosedur atau susunan pemerintahan, tetapi
demokrasi adalah terutama merupakan nilai-nilai.Nilai-nilai tersebut tidak lain ialah nilai-
nilai yang mengakui akan kehormatan atau martabat manusia (human dignity).Oleh sebab
itu pula proses pendidikan nasional dapat dirumuskan sebagai proses hominisasi dan
proses humanisasi.Pendidikan bukan hanya sekedar menghidupi peserta didik tetapi juga
mengembangkannya sebagai manusia (human being).Pendidikan nasional bukanlah
bertujuan untuk melahirkan robot-robot yang hanya menerima petunjuk dan restu dari
atas, tetapi pendidikan yang mengembangkan pribadi-pribadi yang kreatif, kritis, dan
produktif
(3) Desentralisasi
Konsep dari desentralisasi ialah segala bentuk kehidupan di masyarakat
ditentukan oleh penguasa sehingga mengakibatkan kehidupan demokrasi tidak
berkembang. Konsekuensi dari kehidupan demokrasi ialah partisipasi dari rakyat.
Desentralisasi kekuasaan yang menitikberatkan kepada partisipasi rakyat banyak
memerlukan persiapan-persiapan yang matang antara lain tersedianyatenaga-tenaga
terampil dalam jumlah dan kualitas yang tinggi, pemberdayaan lembaga-lembaga sosial
(social institution) di daerah sebagai tempat partisipasi nyata dari rakyat di dalam
mengatur kehidupannya termasuk penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan
miliknya. Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan di daerah akan
memberikan implikasi langsung di dalam penyusunan dan penentuan kurikulum yang
dewasa ini sangat sentralis dan sangat memberatkan peserta didik. Itulah beberapa
kesulitan desentralisasi.
Oleh sebab itu kunci pokok di dalam pelaksanaan desentralisasi ialah partisipasi
penuh anggota masyarakat (grass root). Hanya dengan demikian dapat dikembangkan
anggota masyarakat yang mandiri, yang dapat berprestasi bagi kemajuan masyarakatnya
yang lebih luas tingkat provinsi dan antar provinsi atau masyarakat nasional.Hal ini
secara teknis di bidang pendidikan dapat diatur melalui penyusunan kurikulum nasional
yang berisi petunjuk-petunjuk dasar saja, kemudian diberikan isi yang nyata di dalam
kurikulum yang dilaksanakan di masing-masing daerah otonom.
(4) Peningkatan Kualitas (mutu) Pendidikan
Dari berbagai unsur penyelenggaraan pendidikan dapat diketahui betapa sulitnya
peningkatan kualitas pendidikan dengan sarana yuang terbatas, dana pendidikan yang
minim, penghargaan kepada profesi guru yang sangat rendah, dan terbatasnya berbagai
sarana penunjang pendidikan lainnya. Kunci utama di dalam peningkatan kualitas
pendidikan ialah mutu para gurunya. Sehingga bukan hanya diperlukan suatu reformasi
mendasar dari pendidikan guru tetapi sejalan dengan penghargaan yang wajar terhadap
profesi guru sebagaimana di negara-negara industri maju lainnya. Hanya dengan
peningkatan mutu serta penghargaan yang layak terhadap profesi guru dapat dibangun
suatu sistem pendidikan yang menunjang lahirnya masyarakat demokrasi, masyarakat
yang berdisiplin, masyarakat yang bersatu penuh toleransi dan penuh pengertian, serta
yang dapat bekerjasama.

4. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Pendidikan sebagai sistem adalah pendidikan sendiri terdiri dari elemen-elemen atau
unsur-unsur pendididkan yang dalam kegiatannya saling terkait secara fungsional, sehingga
merupakan satu kesatuan yang terpadu dan diharapkan dapat mencapai tujuan.dalam proses
atau kegiatan pendidikan terdapat beberapa komponen yang harus dimiliki seperti tujuan
pendidikan, pendidik, peserta didik, metode, media dan alat pendidikan, materi pendidikan,
serta lingkungan yang sangat mempengaruhi keberhasilan dari suatu pendidikan. Pada saat
sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia masih menganut sistem pendidikan nasional yang
mana pemerintah lebih memliki peran yang paling banyak dalam menjalankan sistem
pendidikan. Sistem pendidikan dikelola secara sentralistik dan berlaku untuk seluruh wilayah
Indonesia, yang mana semua komponen pendidikan dan proses pendidikannya diatur oleh
pemerintah pusat dan berlaku untuk semua sekolah di ndonesia termasuk sekolah yang di
pelosok tanah air

Faktor-Faktor Dalam Proses Upaya Manajemen Mutu Untuk Mencapai Mutu Pendidikan
Prima

1. Merancang secara terus menerus berbagai tujuan pengembangan siswa, pegawai, dan
layanan pendidikan.
2. Mengadopsi filosofi baru, yang mengedepankan kualitas pembelajaran dan kualitas
sekolah. Manajemen pendidikan harus mengambil prakarsa dalam gerakan peningkatan
mutu ini.
3. Guru harus menyediakan pengalaman pembelajaran yang menghasilkan kualitas kerja.
Peserta didik harus berusaha mengajar kualitas, dan menyadari jika tidak menghasilkan
output yang baik, customers mereka (guru, orang tua, lapangan kerja) tidak akan
menyukainya.
4. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stake holders)
untuk menjamin bahwa input yang diterima berkualitas.
5. Melakukan evaluasi secara kontinu dan mencari terobosan-terobosan pengembangan
sistem dan proses untuk meningkatkan mutu dan produktivitas.
6. Para guru, staff lain dan murid harus dilatih dan dilatih kembali dalam pengembangan
mutu. Guru harus melatih siswa agar menjadi warga dan pekerja masa depan dengan
mengembangkan kemampuan pengendalian diri, pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
7. Kepemimpinan lembaga, yang mengarahkan guru, staff dan siswa mengerjakan tugas
pekerjaannya dengan lebih baik. Di dalam mengelola kelas, guru hendaknya menerapkan
visi kepemimpinan pada kepengawasan.
8. Mengembangkan ketakutan, yakni semua staff harus merasa mereka dapat menemukan
masalah dan cara pemecahannya, guru mengembangkan kerja sama dengan siswa untuk
meningkatkan mutu.
9. Menghilangkan penghalang kerja sama diantara staff, guru dan murid atau
antarketiganya.
10. Hapus slogan, desakan atau target yang bernuansa pemaksaan dari luar.
11. Kurangi angka-angka kuota, ganti dengan penerapan kepemimpinan, karena penetapan
kuota justru akan mengurangi produktivitas dan kualitas.
12. Hilangkan perintang-perintang yang dapat menghilangkan kebanggaan para guru atau
siswa terhadap kecakapan kerjanya.
13. Sejalan dengan kebutuhan penguasaan materi baru, metode-metode atau teknik-teknik
baru, maka harus disediakan program pendidikan atau pengembangan diri bagi setiap
orang dalam lembaga sekolah tersebut.
14. Pengelola harus memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk mengambil bagian
atau peranan dalam pencapaian kualitas.
15. Lama mengajar di kelas
16. Lamanya persiapan mengajar
17. Pemilihan metode mengajar
18. Memberikan pekerjaan rumah
19. Pengalaman
20. Tingkat pendidikan

5. ● Syarat syarat Guru Profesional


1. Memiliki Kualifikasi Akademik
Seorang guru dapat disebut guru profesional jika memiliki kualifikasi akademik yang
sesuai dengan profesinya sebagai seorang guru. Kualifikasi akademik yang dimaksud terkait
dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan pada
jenjang pendidikan tempat ia mengajar. Selanjutnya, kualifikasi akademik seorang guru harus
strata satu (S1) atau diploma empat.
Kualifikasi akademik tersebut merpakan syarat pertama seorang guru dapat dikatakan
profesional berdasarkan undang-undang keguruan. Dengan demikian, guru yang mengajar
pada lembaga pendidikan yang belum memiliki kualifikasi akademik belum bisa dikatakan
profesional meskupun mereka mampu mengajar dan mendidik siswa dengan baik.

2. Memiliki Kompetensi
Syarat guru profesinal selanjutnya adalah memiliki kompetensi keguruan. Seorang guru
disebut profesional apabila memiliki empat kompetensi secara umum. Adapun kompetensi
guru profesional yang dimaksud, yaitu:
• Kompetensi paedagogik
• Kompetensi Kepribadian
• Kompetensi Profesional
• Kompetensi Sosial
Keempat kompetensi tersebut harus dimiliki oleh seorang guru jika ingin dikatakan sebagai
guru profesional.

Kompetensi paedagogik berkaitan dengan kemampuan guru dalam menerapkan teori-teori


pembelajaran terhadap siswanya. Guru harus bisa memahami kondisi siswa yang dipengaruhi
oleh lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Dengan
pemahaman tersebut, guru dapat menetapakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi siswanya tersebut yang pada prinsipnya memiliki perbedaan antara setiap siswa.
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi guru dalam memberikan keteladanan kepada
siswanya. Ada pepatah yang sering diungkapan dalam dunia pendidikan terkait dengan hal
tersebut, yaitu “Guru Kencing Berdiri Siswa Kencing Berlari”. Istilah tersebut mencerminkan
betapa pentingnya keteladanan seorang guru bagi siswanya. Seorang guru bukan hanya dilihat
ketika menyampaikan materi pembelajaran di kelas, akan tetapi pendidikan yang
sesungguhnya dari guru profesional perilaku dalam kehidupan kesehariannya yang
menumbuhkan kekaguman bagi siswanya sehingga mereka memiliki respek yang tinggi dan
ingin mencontoh gurunya.

Kompetensi profesional guru berkaitan dengan pemahaman guru terhadap profesinya sebagai
seorang pendidik. Dengan pemahaman tersebut, seorang guru akan memiliki integritas yang
kuat dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.

Selanjutnya adalah kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam menjalin hubungan
yang harmonis dengan orang-orang disekitarnya. Seorang guru tidak boleh bersikap
individualistik dan mengesampingkan kehidupan sosial. Guru profesional adalah guru yang
mampu menjadi payung untuk menyejukkan orang-orang disekitarnya.

3. Memiliki Sertifikat Pendidik


Sertifikat pendidik adalah salah satu tanda bahwa guru tersebut dapat dikatakan profesional
dalam tugasnya. Sertifikasi pendidik bisa didapatkan oleh seorang guru apabila telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Adapun syarat mendapatkan sertifikat pendidik bagi guru,
yaitu:
1. Bertugas di bawah naungan kemendiknas atau kemenag
2. Memiliki NUPTK atau Nomor Uni Pendidik dan Tenaga Kependidikan
3. Harus Strata Satu (S1) dengan program studi terakreditasi
4. Tidak sedang vakum mengajar
5. Memiliki skor Ujian Kompotensi Guru 5,5
6. Sehat jasmani dan rohani
Itulah persyaratan umum yang harus dipenuhi seorang guru untuk mendaptkan
sertifikasi pendidik bagi guru baik PNS maupun Non PNS.

4. Sehat Jasmani dan Rohani


Guru adalah profesi yang menggunakan segala daya yang terdapat pada diri seorang guru
baik yang berkaitan dengan kegiatan fisik telebih yang berhungan dengan mental. Salah satu
faktor penting agar pembelajaran berjalan dengan baik adalah keaktifan guru dalam
menyajikan materi kepada siswanya baik yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam
ruangan maupun di luar ruangan. Kondisi jasmani guru yang terganggu akan mempengaruhi
kelancaran proses belajar mengajar.

Kesehatan mental guru berkaitan dengan psikologi yang dimiliki guru. Kondisi psikologi
guru yang bermasalah akan berdampak pada penyajian materi belajar kepada siswanya,
sehingga kondisi psikologi guru harus baik dalam menyampaikan materi pembelajaran.

5. Mampu Mencapai Tujuan Pendidikan Nasional


Syarat terakhir guru profesional yaitu kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Adapun tujuan pendidikan nasional yang harus dicapai seorang guru, yaitu:
“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Tujuan pendidikan nasional tersebut dijabarkan pada setiap mata pelajaran yang diajarkan
oleh guru pada setiap jenjang pendidikan. Tugas guru sebagai perpanjangan tangan Negara
adalah mewujudkan tujuan tersebut melalui proses pengajaran dan pendidikan di kelas.
6. 1) Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung


menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau
pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki
ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus menerus
guna memecahkan masalah- masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya. Peserta
didik sebagai subyek pembelajaran merupakan individu aktif dengan berbagai
karakteristiknya, sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi timbal balik, baik
antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
2) Pendidik
Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik harus memiliki kewibawaan
(kekuasaan batin mendidik) dan menghindari penggunaan kekuasaan lahir (kekuasaan
yang semata – mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan). Kewibawaan dimiliki
oleh mereka yang sudah dewasa. Yang dimaksud adalah kedewasaan rohani yang
ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai bila individu telah mencapai
puncak perkembangan jasmani yang optimal. Kedewasaan rohani tercapai bila individu
telah memiliki cita – cita hidup dan pandangan hidup yang tetap. Pendidik menurut
(Sudhita, 2014) harus memiliki persyaratan antara lain jujur, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, tidak tercela dan tidak pernah berurusan dengan kepolisian karena
tindakan kriminal, sehat jasmani dan rohani, memiliki kualifikasi pendidikan tertentu,
mampu melaksanakan kompetensi pendidik dan memiliki sertifikat pendidik.
3) Interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta
didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan, dimana ketika proses
belajaran diruangan sedang berlangsung diharapkan antara pendidik dan murid adalah
menjadi partner yang saling berargumen logis guna mendapatkan suasana belajar yang
efektif. Ketika pendidik memberi bahan ajar berupa materi pelajaran dan contoh-contoh.
Diharapkan respon yang baik dari para peserta didik, baik dari persiapan sebelum
pembelajaran dimulai maupun ketika terlaksananya pendidikan tersebut. Saling
menghargai juga akan sangat membantu keberhasilan pembelajaran saat itu, pendidik
ingin dihargai dan peserta didik juga ingin mendapat perlakuan yang santun pula.
4) Materi/isi pendidikan (Kurikulum)
Dalam Sistem Pendidikan KKNI, perlu disesuaikan antara standar kompetensi
(profil lulusan) dengan Capaian pembelajaran yang diharapkan dari satu program studi.
Capaian pembelajaran dirinci kedalam capaian pembelajaran sikap, pengetahuan,
ketrampilan umum dan ketrampilan khusus. Dalam sistem pendidikan persekolahan,
materi telah diramu dalam kurikulum yang disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan.
Materi ini salah satunya meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat
nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Muatan lokal
misinya adalah mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi
lingkungan. Standar Nasional pendidikan tinggi (Undang-undang No 20 2003) terdiri dari
standar kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran,
standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran dan standar pembiayaan
pembelajaran. Pada perguruan tinggi, standar untuk mencapai kompetensi lulusan
dituangkan dalam kurikulum. Kurikulum terdiri dari sekelompok mata kuliah yangwajib
ditempuh oleh mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Mata kuliah
terdiri dari mata kuliah umum dan mata kuliah keahlian yaitu keahlian utama dan
keahlian khusus.
5) Konteks Yang Mempengaruhi Pendidikan
Konteks yang mempengaruhi pendidikan antara lain alat dan metode. Alat dan
metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja
untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan media sosial, misalnya IT (Internet
Technology), Hand Phone, Televisi, Radio dan lain-lain. Metode pendidikan dibedakan
menjadi dua, yaitu (a) yang bersifat preventif, yaitu mencegah terjadinya hal–hal yang
tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman, dan
(b) yang bersifat kuratif, yaitu memperbaiki, misalnya ajakan, contoh, nasihat, dorongan,
pemberian kepercayaan, saran, penjelasan, bahkan juga hukuman.
6) Perbuatan Pendidik
Perbuatan pendidik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik ketika
menghadapi peserta didik. Tata cara dan sikap seorang pendidik dalam penyampaian
pelajaran juga menunjang pekembangan peserta didik, pendidik harus menghindari sikap
menekan mental peserta didik, karena hal ini sangat berpengaruh besar terhadap
pendirian, mental, serta perkembangan pengetahuan peserta didik.
7) Tempat Pendidikan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan berpengaruh juga pada tercapainya tujuan pendidikan.
Lingkungan belajar meliputi sarana dan prasarana belajar, seperti ruangan kelas yang
memadai, tersedianya ruangan untuk pratikum, kenyamanan dalam belajar (lingkungan
luar tidak berisik).
8) Evaluasi dan tujuan pendidikan
Evaluasi dan tujuan pendidikan merupakan sikap mengulas kembali pelajaran-
pelajaran yang sudah dipelajari dalam bentuk latihan dan tugas-tugas. Sehingga materi-
materi pelajaran tetap melekat dalam diri peserta didik. Tujuannya adalah
membangkitkan, memicu, dan menyegarkan kembali materi-materi yang telah dibahas
sebelumnya, agar peserta didik semakin mantap dalam menguasai pelajaran tersebut.

7. 1.Input dalam Sistem Pendidikan


Input adalah masukan yang akan diproses dalam sebuah sistem sehingga
menghasilkan output dan outcomes nantinya. Input pada sistem pendidikan dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu raw input (input mentah), instrumental input (input alat), dan
environmental input (input lingkungan). Raw input akan diproses menjadi output,
instrumental input akan menentukan cara selama proses, dan environmental input akan
mendukung proses pendidikan. Input pokok dalam sistem pendidikan adalah dasar
pendidikan, tujuan pendidikan, dan peserta didik.

2. Proses Pendidikan
Proses pendidikan adalah kegiatan komponen pendidikan oleh pendidik yang terarah
mencapai tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan mengarah pada kedua hal, yaitu
kualitas komponen dan kualitas pengelolaan.
3.Output pada Sistem Pendidikan
Output adalah hasil keluaran dari proses yang terjadi dalam sistem pendidikan.
Output pada sistem pendidikan adalah:
a.Lulusan Pendidikan
b.Putus Sekolah

8. ● aliran pendidikan moden

a. Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan
pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-
centered).

b. Esensialisme
Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes
gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut
esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan
yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama
beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam
perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di
kelas.

c. Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-
pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama
berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di
masyarakat
d. Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai
universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman
kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan
merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir
secara induktif.

e. Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.
Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di
antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan
antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta
menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea

● Aliran Pendidikan yang berkembang di Indonesia


1. Nativisme
Aliran nativisme berasal dari kata “Natus artinya Lahir” dan “ Natavis artinya
Pembawaan” yang ajarannya memandang manusia sejak lahir telah membawa sesuatu
kekuatan yang disebut potensi dasar.
Tokoh utama pelopor aliran nativisme adalah Arthur Schopenhaur (Jerman 1788-1860).
Tokoh lain seperti J.J. Rousseau seorang ahli filsafat dan pendidikan dari Perancis. Kedua
tokoh ini berpendapat betapa pentingnya inti privasi atau jati diri manusia. Meskipun
dalam keadaan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya dan anak juga
menuruni bakat-bakat yang ada pada orang tuanya. Tetapi pembawaan itu bukanlah
merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan.

2. Naturalisme
Naturalisme merupakan aliran yang menyakini adanya pembawaan dan juga
lingkungan.
Pertama disampaikan oleh Rousseau yang berpendapat bahwa pada dasarnya manusia
baik, namun jika ada yang jahat, itu karena terpengaruh oleh lingkungannya.
Kedua, disampaikan oleh Mensius yang berpendapat bahwa pada dasarnya manusia itu
jahat. Ia menjadi manusia yang baik karena bergaul dengan lingkungannya.

3. Konvergensi (Pertemuan)
Konvergensi dipelopori oleh William Stern. Gagasan Stern mengenai konvergensi
ini didasari pada dua teori sebelumnya, yakni nativisme dan empirisme. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa konvergensi merupakan gabungan antara aliran nativisme dan
empirisme.

4. Empirisme
Aliran empirisme, bertentangan dengan paham aliran nativisme. Empirisme sama artinya
dengan pengalaman, tidak mengakui adanya pembawaan atau potensi yang dibawa lahir
manusia. Dengan kata lain bahwa manusia itu lahir dalam keadaan suci, tidak membawa
apa-apa.
Tokoh perintis aliran empirisme adalah seorang filosof Inggris bernama John Locke
(1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia
bagaikan kertas putih yang bersih.

9. ● Masalah pertama adalah bahwa pendidikan, khususnya di Indonesia, menghasilkan


“manusia robot”. Kami katakan demikian karena pendidikan yang diberikan ternyata
berat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang. Pendidikan ternyata mengorbankan
keutuhan, kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang
merasa (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah
disintegrasi. Padahal belajar tidak hanya berpikir. Sebab ketika orang sedang belajar, maka
orang yang sedang belajar tersebut melakukan berbagai macam kegiatan, seperti mengamati,
membandingkan, meragukan, menyukai, semangat, dan sebagainya.
Masalah kedua adalah sistem pendidikan yang top-down (dari atas ke bawah) atau kalau
menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin) adalah
pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta
didik (murid) dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi
mengarahkan kepada murid-murid untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang
diceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang diisi. Otak murid dipandang
sebagai safe deposit box, di mana pengetahuan dari guru ditransfer ke dalam otak murid dan
bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. Murid hanya
menampung apa saja yang disampaikan guru.

● 1. Memberikan kebebasan terhadap siswa untuk memilih pelajaran terntentu


2 Menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan
3 Memberdayakan guru honorer dengan gaji yang sesuai
4 Tidak menjadikan nilai sebagai patokan kecerdasan siswa
5 Mengurangi penggunaan kertas dengan pembelajaran berbasis digital

10. a. Menurut Ki Hajar Dewantara, Merdeka tidak hanya terlepas dari perintah, akan tetapi
jugacakap kuat memerintah diri sendiri. Dalam bahasa Jawa nya, “Mardiika iku
jawarnya, nora mung lepasing pangreh, nging uga kuwat kuwasa amandiri
pringga”.Sementara kemerdekaan dalam pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
bermakna: 1. Tidak hidup terperintah, artinya seseorang bisa menentukan arah tujuannya
sendiri atau dapat memerintah diri sendiri. 2. Berdiri tegak karena kekuatan sendiri,
merupakan kemandirian seseorang dalam mencapai tujuan dengan usaha sendiri. 3.
Cakap mengatur hidupnya dengan tertib, bahwa seseorang bisa terampil mengatur hidup
sendiri secara tertib berdasarkan nilai dan norma masyarakat.
b. Terdapat tiga komponen Merdeka Belajar, yaitu sebagai berikut.

1. Komitmen pada tujuan.


Tujuan yang dijadikan acuan utama adalah mengambil keputusan. Setiap
mengambil keputusan harus yakin dan tidak gampang terpengaruh. Selain itu, Pelajar
Merdeka juga mempunyai dedikasi atau kewajiban yang mengikat pada tindakan tertentu
untuk mencapai tujuannya.

2. Mandiri terhadap cara.


Memiliki cara dan menyusun strategi mengatasi tantangan untuk mencapai tujuan.
Pelajar Merdeka yang bisa menentukan prioritas berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,
yang memilih cara berdasarkan sumber daya yang tersedia, dan menyusun strategi yang
adaptif terhadap tantangan yang dihadapi.

3. Melakukan refleksi.

Melakukan penilaian diri dan meminta umpan balik dari orang lain untuk
mengetahui kebutuhan belajarnya. Diawali dari proses refleksi terhadap pengalaman dan
perjalanan hidup pribadi, bahwa merefleksikan adalah cermin bagi diri sendiri.

Kebiasaan Merdeka Belajar adalah melakukan evaluasi untuk menentukan


pencapaian, meminta umpan balik untuk memperbaiki diri, memulai pertemanan bukan
menceramahi, menetapkan prioritas untuk memudahkan belajar dan mengajukan
pertanyaan untuk mencari tahu agar tidak terjadi miskonsepsi belajar. Sering kali Pelajar
Merdeka mengira telah Merdeka Belajar akan tetapi, miskonsepsi merupakan tantangan
para pelajar apalagi dengan adanya situasi pandemi yang terus meningkat. Dampak
negatif dari pandemi salah satunya adalah penurunan capaian belajar, karena perbedaan
akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh. Tetapi, dampak positif dari pandemi
adalah membuat metode belajar menjadi variatif dan fleksibel.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.coursehero.com/file/46262549/johan-pengantar-pendidikandoc/
2. https://www.gramedia.com/literasi/masyarakat-madani/
3. http://dominique122.blogspot.com/2015/04/tantangan-internal-pendidikan-di.html
4. file:///C:/Users/asus/Downloads/artikel%20ddip%20ratih%20elvikha%20y-
dikonversi.pdf
http://dominique122.blogspot.com/2015/04/faktor-dalam-proses-upaya-manajemen.html
5. https://ansarbinbarani.blogspot.com/2020/02/syarat-guru-profesional.html
6. file:///C:/Users/asus/Downloads/14363-19303-1-PB%20(2).pdf
7. https://www.kompasiana.com/andreancan/54f76a90a33311b0368b47ea/sistem-
pendidikan
8. https://sosiopedia.com/macam-macam-aliran-pendidikan-modern/
http://riadestianacira.blogspot.com/2016/05/makalah-pengantar-pendidikan-aliran.html
9. https://www.kompasiana.com/elnihandayani/551fe289813311186e9de629/masalah-
pendidikan-di-indonesia-dan-solusinya
https://www.idntimes.com/life/inspiration/emma-kaes/5-hal-ini-perlu-dibenahi-dalam-
pendidikan-di-indonesia-smartfren-c1c2/5
10. https://www.brilio.net/creator/3-komponen-merdeka-belajar-dan-miskonsepsi-yang-
mengiringinya-215286.html

Anda mungkin juga menyukai